You are on page 1of 14

Jurnal Sinektik

Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020


Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

ANALISIS PENERAPAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH


PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF

Tabita Liana Kristianti 1, Yusuf 2, Oktiana Handini 3


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Email: tabitaliana1@gmail.com

Abstract
The purpose of this research is to find out 1) the application of the stages of the
School Literacy Movement, 2) the impact of the implementation of the School
Literacy Movement, 3) the spirit of learning of grade V learners through the
School Literacy Movement. The research was conducted in grade V of
Banjarsari Christian Elementary School Surakarta in the 2019/2020 School
Year. Data collection method in this research is through in-depth interview,
observation and documentation. Qualitative data validity checking technique is
done by source trianggulation and technical trianggulation. The data in this
study were analyzed in the order of data reduction, data presentation,
conclusion drawing and verification. The results of the study: 1) The
implementation stages of the School Literacy Movement in grade V students are
at the stage of development with literacy programs such as Daily Musings
"Quiet For a Moment", Saturday In Javanese Language, and scheduled literacy
every Tuesday and Thursday conducted by each class. 2) The impact on
integrative thematic learning of cognitive, affective, and psychomotor aspects of
V-grade learners has increased. 3) The learning spirit of grade V learners has
increased significantly.

Keywords: Literacy, School Literacy Movement, Learning Integrative


Thematic.

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) penerapan tahapan Gerakan Literasi
Sekolah, 2) dampak penerapan Gerakan Literasi Sekolah, 3) semangat belajar
peserta didik kelas V melalui Gerakan Literasi Sekolah. Penelitian dilakukan di
kelas V SD Kristen Banjarsari Surakarta pada Tahun Pelajaran 2019/2020.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data
kualitatif dilakukan dengan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Data
pada penelitian ini dianalisis dengan urutan reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian: 1) Tahapan pelaksanaan
Gerakan Literasi Sekolah pada peserta didik kelas V berada pada tahapan
pengembangan dengan program literasi seperti Renungan Harian “Hening
Sejenak”, Sabtu Berbahasa Jawa, dan literasi terjadwal setiap hari selasa dan
kamis yang dilakukan oleh setiap kelas. 2) Dampak pada pembelajaran tematik
integratif dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik kelas V
memiliki peningkatan. 3) Semangat belajar peserta didik kelas V mengalami
kenaikan yang signifikan.

Kata Kunci: Literasi, Gerakan Literasi Sekolah, Pembelajaran


Tematik Integratif.

197
PENDAHULUAN pembiasaan atau budaya membaca
Kebiasaan membaca yang kurang yang tidak diterapkan orang tua pada
sekali diminati beberapa peserta didik peserta didik sejak dini sehingga anak
di Indonesia membuat mereka tidak jaman sekarang terlihat asing dengan
memiliki budaya literasi yang baik. buku-buku dapat nyata dilihat dari
Salah satu budaya literasi yang jarang rendahnya pengenalan peserta didik
dimiliki oleh peserta didik adalah pada koran. Demikian juga dalam hal
budaya membaca. Membaca adalah membaca, jika kebiasaan membaca
salah satu bagian penting dalam benar-benar dijadikan budaya dapat
pendidikan khususnya dalam proses dipastikan setiap peserta didik pada
belajar mengajar di kelas. Melalui zaman sekarang dapat dengan mudah
kegiatan membaca banyak hal yang mencintai buku-buku walaupun
dapat diterima oleh peserta didik perkembangan teknologi semakin
banyak ilmu yang dapat diterima maju.
peserta didik dan penambahan Literasi erat kaitannya dengan
perbendaharaan informasi penunjang pengenalan dan keterampilan
keberhasilan belajar dan mengajar. terhadap bahasa. Peserta didik
Bukan hanya membaca budaya diharapkan mampu dan terampil
literasi yang lainnya adalah menulis dalam aspek bahasa ini agar dapat
dengan rendahnya melek huruf di dengan baik menerima dan berbagi
negeri ini, banyak dari anak-anak informasi. Literasi yaitu kemampuan
negeri yang masih sangat terbatas peserta didik dalam membaca,
dalam melakukan bagian yang menulis, berbicara, menghitung, dan
sederhana seperti menulis namun memecahkan masalah. Dengan
berandil besar dalam kehidupan. budaya literasi yang baik peserta
Namun, kenyataan yang kita hadapi didik dapat lebih baik dan maksimal
saat ini adalah rendahnya budaya dalam mengikuti pembelajaran di
literasi khususnya minat membaca sekolah yang sudah menerapkan
dan menulis pada peserta didik, hal Kurikulum 2013, kurikulum ini lebih
ini dapat terjadi karena berbagai ditekankan pada pendidikan karakter,
faktor salah satunya adalah tidak ada terutama pada tingkat dasar, yang

198
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

akan menjadi pondasi bagi tingkat pencapaian murid dibanding hasil


berikutnya. Menurut Mulyasa survei sebelumnya pada tahun 2012,
(2014:7) mengatakan pembelajaran dari 72 negara yang mengikuti tes
tematik integratif, yang PISA. Hasil penelitian tersebut
mengharuskan peserta didik untuk menunjukkan bahwa tingkat literasi
lebih aktif dalam pembelajaran dan peserta didik di Indonesia mewakili
tiga aspek penilaian yaitu kognitif masyarakat Indonesia pula tergolong
(pengetahuan), afektif (sikap), rendah. Banyak dari masyarakat
psikomotor (keterampilan) membuat Indonesia tidak memiliki budaya
para peserta didik didorong untuk membaca padahal didalam membaca
lebih kreatif dan inovatif, dengan ini kita bisa menerima berbagai
budaya literasi khususnya informasi. Salah satu peran serta
kemampuan bahasa membaca dan pemerintah dalam usaha
menulis sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menunjang peserta didik dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
dengan mudah mengikuti negara ini khususnya dalam
pembelajaran. menumbuhkan budaya literasi pada
Kementerian Pendidikan dan peserta didik yaitu
Kebudayaan (Kemendikbud, 2016) diselenggarakannya program Gerakan
merilis pencapaian nilai Programme Literasi Nasional yang
for International Student Assessment memungkinkan para perserta didik
(PISA), Selasa 6 Desember 2016, di untuk menumbuhkan budaya literasi.
Jakarta. Release ini dilakukan Pemerintah melaksanakan program
bersama dengan 72 negara peserta literasi tersebut melalui setiap sekolah
survei PISA. Hasil survei tahun 2015 yang ada untuk menjalankan program
yang di release hari ini menunjukkan Gerakan Literasi Sekolah demi
kenaikan pencapaian pendidikan di mempermudah dalam menjangkau
Indonesia yang signifikan yaitu anak untuk menumbuhkan budaya
sebesar 22,1 poin. Hasil tersebut literasi tersebut, karena untuk
menempatkan Indonesia pada posisi meningkatkan budaya haruslah
ke empat dalam hal kenaikan dilakukan pembiasaan demi

199
pembiasaan dan yang paling mudah Perkembangan literasi emergent
yaitu melalui sekolah. Hasil observasi merupakan proses belajar membaca
yang dilakukan banyak anak yang dan menulis secara informal di dalam
masih belum memiliki budaya literasi keluarga. Umumnya literasi emergent
khususnya membaca yang cukup mempunyai beberapa ciri-ciri seperti
baik, sedangkan lewat membaca demonstrasi baca-tulis, kerjasama
menjadi salah satu faktor yang yang interaktif antara orang tua dan
menunjang anak tersebut dalam anak, berbasis kepada kebutuhan
mengembangkan kemampuan yang sehari-hari, dan diajarkan secara
dimiliki, mendapatkan informasi yang minimal tetapi langsung dan
luas, dan membentuk ketrampilan kontekstual. Sedangkan pelatihan
yang baik melalui pengembangan literasi formal merujuk pada
budaya literasi. Gerakan Literasi pengajaran yang terjadi dalam
Sekolah (GLS) yang dilakukan di SD beragam situasi formal dan telah
Kristen Banjarsari semenjak 2016 dirancang secara spesifik dengan
sebagai upaya menumbuhkan budaya tujuan tertentu. Sedangkan menurut
literasi peserta didik terus dilakukan, Kemendikbud (2016) Gerakan
setiap hari selasa dan kamis sekolah Literasi Sekolah (GLS) adalah upaya
memiliki program literasi yang yang dilakukan secara menyeluruh
diadakan sebelum kegiatan belajar untuk membuat dan mengembangkan
mengajar dimulai. Setiap peserta suatu sekolah sebagai organisasi
didik diharapkan dapat memiliki pembelajaran yang setiap individu
budaya literasi yang baik dari didalamnya literat sepanjang hayat
sebelumnya lewat program Gerakan melalui pelibatan publik dan
Literasi Sekolah ini. masyarakat. Tujuan dari Gerakan
Menurut Mustafha (2014) pada Literasi Sekolah (GLS) menurut Buku
Muhammad Kharizmi (2019:95) Panduan GLS Kemendikbud (2016:2)
literasi secara umum dibagi menjadi yaitu:
dua kategori umum yaitu 1) Tujuan Umum Menumbuh
perkembangan literasi dini (emergent) kembangkan budi pekerti peserta
dan pelatihan literasi formal. didik melalui pembudayaan

200
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

ekosistem literasi sekolah yang Tahap ini memiliki tujuan yaitu


diwujudkan dalam Gerakan untuk mempertahankan minat
Literasi Sekolah agar mereka terhadap bacaan dan kegiatan
menjadi pembelajar sepanjang membaca yang dilakukan serta
hayat. menumbuhkan kelancaran dan
2) Tujuan Khusus: pemahaman pada peserta didik.
a) Menumbuhkembangkan budaya 3) Pembelajaran
literasi di sekolah Pada tahap pembelajaran ini
b) Meningkatkan kapasitas warga memiliki tujuan yaitu, peserta
dan lingkungan sekolah agar
didik mampu meningkatkan minat
literat
terhadap membaca dan
c) Menjadikan sekolah taman belajar
meningkatkan kemampuan literasi
yang menyenangkan dan ramah
melalui buku-buku pelajaran.
anak agar warga sekolah mampu
Tahapan ini peserta didik mampu
mengelola pengetahuan
d) Menjaga keberlangsungan meningkatkan kemampuan
pembelajaran dengan berbahasa baik membaca maupun
menghadirkan beragam buku menyimak, berbicara maupun
bacaan dan mewadahi berbagai menulis. Pada tahap ini menekan
strategi membaca. pada kegiatan membaca dan
menulis dan dilakukan secara
Kemendikbud (2016:5)
terstuktur dan berkelanjutan.
menyatakan bahwa Gerakan Literasi
Sekolah juga memiliki tahapan- Menurut Oktiana Handini
tahapan, yaitu: (2019:60) dalam Muhammad Afif
1) Pembiasaan (2019:66) yang menyatakan
Pada tahap ini memiliki tujuan pembelajaran tematik yaitu suatu
menumbuhkan minat baca peserta kegiatan pembelajaran yang
didik terhadap bacaan dan mengharapkan peserta didik memiliki
terhadap setiap kegiatan kemampuan mengidentifikasi,
membaca. mengumpulkan, menilai dan
2) Pengembangan menggunakan informasi yang tersedia

201
dilingkungan sekitar peserta didik itu terintegrasi, maka terdapat
sendiri secara lebih bermakna. pemisah antara berbagai mata
Pembelajaran Tematik memiliki pelajaran menjadi tidak jelas dan
beberapa Karakteristik menurut Abd. sukar dimengerti. Mata pelajaran
Kadir dan Hanun Asrohah (2015:22) disajikan dalam satu unit atau
yaitu: tema dan dalam satu unit atau
1) Peserta didik sebagai pusat tema mengandung banyak mata
pembelajaran pelajaran, artinya satu unit tema
Peserta didik memiliki peran ditinjau dari berbagai perspektif
sebagai pelaku utama pendidikan mata pelajaran.
dan guru sebagai fasilitator yang 4) Fleksibel (luwes)
memberikan fasilitasi dalam Dilakukan dengan cara
segala hal yang dibutuhkan menghubung-hubungkan antara
peserta didik dan membantu pengetahuan yang satu dengan
mengembangkan dirinya sesuai pengetahuan lainnya,
dengan minat dan motivasiya. dihubungkan pada pengetahuan
2) Memberikan pengalaman dan pengalaman yang sudah
langsung (direct experiences) dimiliki oleh peserta didik.
Peserta didik diharapkan 5) Hasil pembelajaran sesuai dengan
mengalami sendiri proses minat dan kebutuhan peserta didik
pembelajaran dari persiapan, Pembelajaran tematik diharapkan
proses, dan produknya. Sehingga akan memberikan dorongan
tercipta pembelajaran yang dalam mewujudkan
bermakna dalam kehidupan 6) minat dan motivasi belajar peserta
peserta didik, menanamkan sikap didik sehingga peserta didik
yang baik serta meningkatkan memperoleh banyak kesempatan
ketrampilan setiap individu. untuk mengoptimalkan potensi
3) Menghilangkan batas pemisah yang telah dimilikinya dan
antara mata pelajaran meresponi segala pengalaman
Sesuai dengan karakter belajar sesuai dengan minat dan
pembelajaran tematik yang kebutuhannya.

202
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

7) Menggunakan prinsip PAKEM pembelajaran akan semakin


(Pembelajaran Aktif, Kreatif, meningkat apabila sesuai dengan
Efektif, dan Menyenangkan) kebutuhan peserta didik sehingga
Pembelajaran tematik yang dapat meresponi secara aktif
prinsipnya adalah membuat setiap setiap pengetahuan atau
peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran yang dialami
proses pembelajaran untuk sehingga dapat peserta didik
terciptanya pengalaman belajar berkembang lebih optimal.
yang bermakna, akhirnya Pembelajaran tematik
diharapkan akan menimbulkan integratif yang termuat pada
dorongan minat dan motivasi kurikulum 2013 yang penilaiannya
peserta didik. dipusatkan pada tiga aspek yaitu
8) Holistik aspek kognitif, aspek afektif dan
psikomotorik dalam Afif Muhammad
Pembelajaran tematik bersifat
(2019:65) dan menurut Syafruddin
integrated dan satu tema dilihat
Nurdin dan Adriantoni (2016:310)
dari berbagai pendangan. Suatu
pembelajaran tematik integratif
gejala yang menjadi pusat
dikembangkan untuk menciptakan
perhatian dalam pembelajaran
pembelajaran yang setiap peserta
terpadu diamati dan dipelajari
didiknya dapat berperan serta aktif
lebih mendalam dari beberepa
mengikuti setiap proses pembelajaran
bidang kajian sekaligus, tidak lagi
dari awal hingga akhir, sedangkan
dari sudut pandang yang terkotak-
guru sebagai fasilitator dan
kotak namun dapat
memfasilitasi setiap peserta didik
memungkinkan peserta didik
yang mengalami hambatan dalam
untuk memahami suatu
proses pembelajaran.
gejala/fenomena dari segala sisi.
9) Bermakna
METODE PENELITIAN
Meningkatkan kebermaknaan Jenis penelitian yang
(meaningfull) pembelajaran dalam dilakukan adalah penelitian kualitatif.
diri peserta didik. Kebermaknaan Subjek penelitian pada penelitian ini

203
adalah peserta didik kelas V SD Banjarsari Tahun Pelajaran
Kristen Banjarsari Surakarta Tahun 2019/2020 Surakarta.
Pelajaran 2019/2020 dan Penelitian 3) Dokumentasi dilakukan, dibuat,
ini memiliki objek yaitu penerapan dan dilampirkan sebagai
program Gerakan Literasi Sekolah penunjang segala kegiatan
atau GLS pada pembelajaran tematik penelitian yang sudah dilakukan.
integratif di kelas V SD Kristen Dokumentasi berperan penting
Banjarsari Surakarta Tahun Pelajaran supaya lebih meyakinkan pembaca
2019/2020. dan dapat lebih dipertanggung
Penelitian yang peneliti lakukan ini jawabkan setiap hasil penelitian.
menggunakan beberapa teknik
Teknik yang digunakan dalam
sebagai upaya untuk mengumpulkan
penelitian kualitataif untuk
data, yaitu:
pemeriksaan keabsahan data
1) Observasi, dilakukan untuk
dilakukan dengan teknik trianggulasi.
mencari data yang dibutuhkan
Teknik ini yaitu teknik pengumpulan
guna mencapai suatu hasil yang
data yang memiliki sifat
diharapkan. Observasi dilakukan di
menggabungkan dari berbagai teknik
kelas V SD Kristen Banjarsari Tahun
pengumpulan data dan sumber data
Pelajaran 2019/2020 Surakarta, baik
peserta didik dan wali kelas. yang telah tersedia. Teknik

2) Wawancara, dilakukan untuk trianggulasi dibagi menjadi dua yaitu,

mendapat hasil yang lebih trianggulasi teknik dimana peneliti

kongkret dan valid, sehingga hasil menggunakan teknik pengumpulan

dapat dipercaya dan dipertanggung data yang berbeda-beda untuk

jawabkan kepada semua pihak mendapatkan data dari sumber yang

yang bersangkutan dengan sama dan Trianggulasi Sumber

penelitian. Wawancara dalam peneliti mandapatkan hasil yang

penelitian ini dilakukan dengan diinginkan dengan teknik yang sama

mewawancarai kepala sekolah, namun melalui berbagai sumber yang

wali kelas yaitu kelas V dan berbeda-beda.

peserta didik kelas V SD Kristen

204
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

Penelitian ini menggunakan analisis bernama “Hening Sejenak” yang


data menurut Miles dan Huberman dilakukan oleh setiap guru atau wali
(1984) dalam Sugiyono (2017:132) kelas, kegiatan tersebut yaitu
yang mengatakan analisis dilakukan membacakan renungan kerohanian
saat pegumpulan data berlangsung. selama 10-15 menit sebelum jam
Seperti pada saat wawancara peneliti pembelajaran dimulai bacaan yang
bisa langsung melakukan analisis data dibacakan oleh guru diambil dari
terhadap jawaban subjek yang buku renungan harian yang diberikan
diwawancarai. Analisis data dalam oleh yayasan sekolah. Kegiatan ini
penelitian kualitatif dapat dilakukan dilakukan dengan maksud untuk
secara interaktif (interactive) dan membekali setiap peserta didik dalam
dilakukan secara berkesinambungan aspek spiritual seperti menumbuhkan
atau terus menerus, sehingga datanya rasa empati, mengasihi sesama,
sudah jenuh. Bermula dari data menghormatisemua orang, taat
collection (pengumpulan data-data), beribadah dan rasa takut akan Tuhan.
data reduction (data yang sudah Tanpa disadari sejak lama atau
didapatkan diolah sedemikian rupa), sebelum pemerintah memutuskan
lalu data display atau disajikan, dan untuk membuat Gerakan Literasi
yang terakhir data verification Nasional (GLN) melalui Gerakan
(diverifikasi). Literasi Sekolah (GLS) pada setiap
jenjang pendidikan di Indonesia, SD
HASIL DAN PEMBAHASAN Kristen Banjarsari Surakarta sudah
Berdasarkan hasil pengamatan memulai menumbuhkan budaya
yang sudah dilakukan khususnya pada literasi dengan mengajak peserta
guru atau wali kelas V SD Kristen didik untuk menyimak bacaan yang
Banjarsari Tahun Pelajaran dibacakan oleh guru atau wali kelas
2019/2020, pada awalnya sebelum melalui buku renungan harian
sekolah memutuskan untuk sehingga budaya literasi peserta didik
menyelenggarakan program Gerakan sudah mulai tertanam.
Literasi Sekolah sudah berjalan suatu Berdasarkan hasil observasi
kegiatan rutin yaitu renungan harian yang dilakukan terhadap keseluruhan

205
peserta didik kelas V SD Kristen pemerintah angkat untuk
Banjarsari Surakarta Tahun Pelajaran meningkatkan budaya literasi. Peran
2019/2020 terlihat setiap peserta didik orang tua juga nampak terlihat
sangat aktif dan antusias terhadap dengan memfasilitasi peserta didik
kegiatan Gerakan Literasi Sekolah dan tetap membimbing saat peserta
(GLS). Seperti pada saat renungan didik berada dirumah.
pagi hari yang dibacakan oleh guru, SD Kristen Banjarsari
peserta didik sangat antusias untuk Surakarta sebelumnya sudah memiliki
mendengarkan serta menyimak apa kegiatan literasi yang rutin dilakukan
yang dibacakan oleh guru dan pada yaitu renungan harian “Hening
saat guru selesai membacakan Sejenak, dimana guru membacakan
renungan pagi dan memberikan buku renungan 10-15 menit sebelum
pertanyaan mengenai cerita dari pembelajaran dimulai. Kegiatan
renungan tersebut para peserta didik literasi renungan harian ini dilakukan
dapat menjawab semua pertanyaan untuk meningkatkan aspek Spiritual
dengan baik dan benar. peserta didik. Dalam segi penilai
Selain observasi yang afektif yang menjadi salah satu aspek
dilakukan, peneliti juga melakukan penilaian dipembelajaran tematik
wawancara mendalam dengan kepala yang diimplementasikan pada kelas
sekolah, guru kelas V dan peserta V, melalui kegiatan ini guru dapat
didik kelas V sehingga membuahkan melihat sikap peserta didik serta
hasil yaitu, Budaya literasi yang memberikan motivasi peserta didik
terjadi pada peserta didik kelas V pula. Selain program literasi terjadwal
sudah terbentuk dan tertanam dengan yang dilaksanakan setiap hari selasa
baik. Terbentuknya budaya literasi dan kamis oleh setiap kelas, terdapat
tidak terlepas dari peran sekolah dan program literasi “Sabtu Berbahasa
guru yang membentuk budaya Jawa” dimana setiap hari sabtu akan
tersebut di sekolah. SD Kristen dilakukan renungan harian berbahasa
Banjarsari sudah menanamkan jawa yang dilakukan central
budaya literasi sejak lama bahkan dilapangan seperti upacara bendera
sebelum ada program yang hari senin.

206
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

Pemerintah melalui adalah tahap pengetahuan. Ketiga


Kementerian Pendidikan dan tahapan pelaksanaan tersebut
Kebudayaan mencanagkan program memiliki indikator tersendiri dan
untuk meningkatkan budaya literasi berbeda pada setiap tahapannya.
pada peserta didik yaitu Gerakan Berdasarkan penelitian yang
Literasi Sekolah (GLS). SD Kristen sudah berlangsung menyatakan
Banjarsari Surakarta meresponi peserta didik dan guru kelas V SD
dengan baik dengan melaksanakan Kristen Banjarsari Surakarta
program GLS tersebut dengan buku didukung oleh orang tua serta kepala
panduan yang dikeluarkan oleh sekolah, peneliti melihat bahwa
Kemendikbud. SD Kristen Banjarsari tahapan pelaksanaan GLS pada
Surakarta mempersiapkan dengan peserta didik kelas V SD Kristen
baik segala hal yang berkaitan untuk Banjarsari Surakarta Tahun Pelajaran
terselenggarakannya gerakan tersebut. 2019/2020 sudah ada pada tahap
Baik secara fasilitas ataupun sarana pengembangan, terbukti dengan
prasarana serta para pendidik yaitu indikator yang nampak jelas terlihat
guru-guru dalam memberikan pada peserta didik kelas V
bimbingan kepada peserta didik. berdasarkan penelitian dengan subjek
Gerakan Literasi Sekolah 4 (empat) peserta didik yang
(GLS) pada peserta didik kelas V menerangkan bahwa mereka dapat
sudah berjalan dengan baik dan menyimak bacaan yang dibacakan,
lancar. Kegiatan literasi terjadwal membaca buku bacaan denga suara
setiap hari selasa dan kamis menjadi nyaring dan membaca dalam hati,
salah satu bukti tersenggarakannya menulis kembali isi bacaanyang dari
gerakan literasi tersebut. Pada buku buku yang sudah peserta didik
panduan GLS untuk sekolah dasar tersebut baca dan bahkan menulis
yang dikeluarkan oleh Kemndikbud cerita baru dengan ide-ide meraka
terdapat 3 (tiga) tahapan pelaksanaan sendiri.
GLS disekolah dasar yang pertama Berdasarkan hasil dari
adalah tahap pembiasaan, kedua observasi dan wawancara yang
adalah tahap pengembangan, ketiga dilakukan oleh peneliti dengan 4

207
(empat) peserta didik, wali kelas V (GLS) dan menarik kimpulan sebagai
dan kepala sekolah membuahkan berikut:
hasil bahwa menguatkan dengan teori 1. Program Gerakan Literasi Sekolah
literasi yang mengatakan bahwa (GLS) SD Kristen Banjarsari
semua proses pembelajaran baca tulis Surakarta tahun pelajaran
yang dipelajari seseorang termasuk 2019/2020 berada pada tahap
didalammnya empat keterampilan pengembangan.
berbahasa seperti mendengar, 2. Adapun beberapa program yang
berbicara, membaca dan menulis dilakukan SD Kristen Banjarsari
(Kuder dan Hasit dalam Muhammad dalam pelaksanaan Gerakan
Kharizmi, 2019) benar terjadi pada Literasi Sekolah (GLS) yaitu:
peserta didik SD Kristen Banjarsari a. Program Renungan Harian
Surakarta, khususnya pada peserta “Hening Sejenak”, yang
didik kelas V dimana mereka dilakukan 10-15 menit
memiliki budaya literasi yang cukup sebelum pelajaran dimulai.
baik dan didukung pula dengan Kegiatan dilaksanakan
program Gerakan Literasi Sekolah untuk membekali peserta
(GLS) sebagai salah satu program didik dalam aspek spiritual
pemerintah sebagai upaya mereka.
menubuhkan budaya literasi sehingga b. Program “Sabtu Berbahasa
menghasilkan anak-anak Indonesia Jawa”, menggunakan
sebagai individu yang literasi pengantar bahasa jawa saat
sepanjang hayat. Kegiatan Belajar dan
Mengajar (KBM) maupun
SIMPULAN berkomunikasi antar warga
Setelah peneliti melakukan sekolah.
penelitian dengan observasi, c. Program Literasi terjadwal,
wawancara dan didukung pemberian kegiatan literasi
dokumentasi sehingga, penulis dapat setiap hari Selasa dan
menulis hasil penelitian mengenai Kamis.
program Gerakan Literasi Sekolah

208
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

d. Upaya yang dilakukan diri memiliki budaya literasi yang


sekolah untuk menunjang baik dirumah.
pengimplementasian 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Gerakan Literasi Sekolah Lebih meningkatkan lagi semangat
(GLS) dengan bekerjasama dalam mencari data saat
dengan komite dan orang melakukan observasi maupun
tua peserta didik dalam wawancara, sehingga mendapatkan
hasil dan data yang lebih
Saran yang dapat diberikan
mendalam pengadaan buku-buku
dalam penelitian antara lain adalah
bacaan terbaru selain dana dari
sebagai berikut:
sekolah yang sudah dianggarkan
1. Bagi Sekolah
serta membekali guru mengenai
a. Lebih meningkatkan lagi
kegiatan literasi sesuai panduan
sarana dan prasarana yang
Kemendikbud.
mendukung Gerakan Literasi
3. Dampak pada pembelajaran
Sekolah (GLS) sehingga
tematik integratif dari aspek
peserta didik lebih kompeten
kognitif, afektif, dan psikomotor
dan mampu menguasai setiap
peserta didik kelas V SD Kristen
tahapan literasi sesuai dengan
Banjarsari Surakarta Tahun
buku panduan.
Pelajaran 2019/2020 memiliki
b. Menambah koleksi buku-buku
peningkatan
bacaan yang ada
4. Kendala yang dihadapi sekolah
diperpustakaan sekolah,
dalam pelaksanaan Gerakan
sehingga peserta didik lebih
Literasi Sekolah yaitu terbatasnya
memiliki minat yang tinggi
buku-buku bacaan terbaru yang
untuk mengunjungi
perpustakaan sekolah miliki.
perpustakaan.
2. Bagi Peserta Didik
Dapat meningkatkan budaya
literasi bukan hanya disekolah
melalui GLS namun juga melatih

209
DAFTAR PUSTAKA
Abd.Kadir. Hanun Asrohah. 2015.
Pembelajaran Tematik.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Kemendikbud. 2016. Panduan


Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah
Dasar, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Muh.Kharizmi. 2019. Kesulitan


Siswa SD dalam Meningkatkan
Kemampuan Literasi. Jurnal
Pendidikan Almuslim. 7(2). 94-
102.

Muhammad Afif dkk. 2019. Pengaruh


Metode Demonstrasi didukung
Video Terhadap Hasil Belajar
Pembelajaran Tematik
Integratif. Jurnal Sinektik. 2(1).
64-76.

Mulyasa. 2014. Pengembangan dan


Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian


Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Syafruddin Nurdin. Adriantoni.2016.


Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

210

You might also like