You are on page 1of 11

Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,

ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950


Volume IV Nomor 2, Desember 2019
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR
MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Ari Metalin Ika Puspita¹, Agus Budi Santosa², Yudi Basuki³, Yoppy Dwi
Purnomo⁴, Ishaq Nuriadin⁵
1,2,3STKIP PGRI Trenggalek, 4,5Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA
1arimetalinikapuspita2@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of the research is to improve the creative writing skills of elementary
school students through learning based on local wisdom. The ability to write
creatively in elementary school students will increase if the material and learning
process uses learning based on local wisdom. Local wisdom-based learning will
make it easier for students to receive knowledge gained through the learning
process. The research method used in this study is the Classroom Action Research
method. The classroom action research flow consists of four main activities, namely
planning, implementing, observing, and reflecting. The data analysis technique used
in this study is a descriptive qualitative data analysis technique. Verbal data
collected during research will be analyzed by researchers. Data collected includes
data on observations, interviews, and student learning outcomes. Observations
were conducted to obtain data on student activity during the learning process, while
interviews were to obtain information about students' abilities when the process of
producing creative writing. The results of the study are based on 2 cycles that have
been found that learning based on local wisdom significantly in the learning process
can significantly improve students' creative writing skills, in the first cycle 83% of
students scored ≤ 70, whereas in the second cycle when the learning process uses
a local wisdom approach as many as 76% of students scored ≥ 70. So it can be
concluded that students' creative writing skills improve through learning based on
local wisdom

Keywords: Local wisdom; Creative Writing; Primary school

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian yaitu meningkatkan kemampuan menulis kreatif siswa


sekolah dasar melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal. Kemampuan menulis
kreatif siswa sekolah dasar akan meningkat jika materi dan proses pembelajaran
menggunakan pembelajaran berbasis kearifan lokal. Pembelajaran berbasis
kearifan lokal akan memudahkan siswa untuk menrima pengetahuan yang
diperoleh melalui proses pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan di dalam
penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas. Alur penelitian tindakan kelas
terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
teknik analisis data deskriptif kualitatif. Data-data verbal yang terkumpul ketika
penelitian akan dianalisis oleh peneliti. Data yang dikumpulkan meliputi data hasil
observasi, wawancara, dan hasil belajar siswa. Observasi dilakukan untuk

197
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
mendapatkan data aktivitas siswa selama proses pembelajaran, sedangkan
wawancara untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan siswa ketika proses
menghasilkan menulis kreatif. Hasil penelitian berdasarkan 2 siklus yang telah
didapatkan bahwa pembelajaran berbasis kearifan lokal yang diterapkan di dalam
proses pembelajaran secara signifikan mampu meningkatkan kemampuan menulis
kreatif siswa, pada siklus pertama 83 % siswa memperoleh nilai ≤ 70, sedangkan
pada siklus kedua ketika proses pembelajaran menggunakan pendekatan kearifan
lokal sebanyak 76 % siswa memperoleh nilai ≥ 70. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kemampuan menulis kreatif siswa meningkatkan melalui pembelajaran
berbasis kearifan lokal.

Kata Kunci: Kearifan Lokal; Menulis Kreatif; Sekolah dasar

A. Pendahuluan Lingkungan yang berkeadaban


Pendidikan memegang peranan merupakan lingkungan belajar yang
yang pertama dan utama dalam ramah anak.
menunjang kemajuan bangsa. Lingkungan belajar sebaiknya
Bangsa yang cerdas menjadikan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
pendidikan sebagai pondasi dalam Menurut Pannen & Sardjiyo (2005)
membangun kemaslahatan mengemukaakan bahwa lingkungan
masyarakat. Pendidikan yang belajar yang disesuaikan dengan latar
bermutu akan melahirkan masyarakat budaya peserta didik akan membuat
yang tidak hanya cerdas, namun juga pembelajaran lebih aktif dan
mempunyai karakter yang luhur menyenangkan. Lingkungan
sesuai dengan kepribadian bangsa. pembelajaran yang menyenangkan
Penanaman kepribadian baik akan menjadikan kondisi belajar siswa
tidak lepas dari peran sistem lebih kondusif. Salah satu lingkungan
pendidikan yang berkualitas yang belajar yang efektif yaitu lingkungan
mana mampu meningkatkan karakter belajar yang menggunakan
baik masyarakatnya sebagai salah pendekatan kearifan lokal.
satu tujuan dari pendidikan itu sendiri. Pembelajaran berbasis kearifan
Tujuan pendidikan adalah lokal merupakan suatu pendekatan
mengemban tugas luhur untuk yang mendekatkan siswa dengan
mengembangkan peserta didik yang kehidupan sehari-hari yang siswa
seutuhnya dalam konteks lingkungan temui secara faktual. Menurut Sungsri
alamiah dan kebudayaan yang dalam Wagiran (2011) yang
berkeadaban (Tilaar: 2012). memaparkan bahwa kategoriasi

198
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
kearifan lokal meliputi: pertanian, yang dituangkan dalam bentuk tulisan
kerajinan tangan, pengobatan herbal, (Mulyani, 2011). Penulis dituntut untuk
pengelolaan sumber daya alam dan tidak hanya mampu dalam menyusun
lingkungan, perdagangan, seni dan mengorganisasi kata-kata tetapi
budaya, bahasa daerah, filosofi, juga menginformasikan hasil
agama dan budaya serta makanan gagasan, ide, perasaan, dan segala
tradisional. Menurut Sedyawati (2006) sesuatu yang ada dibenaknya dengan
menjelaskan bahwa kearifan lokal baik kepada pembaca. Anak dalam
merupakan kearifan dalam perkembangannya dapat mengalami
kebudayaan tradisional yang tidak kesulitan menulis seperti yang
hanya berupa norma-norma dan nilai- diungkapkan Hilderth (dalam Mercer &
nilai budaya tetapi segala unsur Mercer, 1985). Kesulitan dalam
gagasan yang berimplikasi pada motorik halus, kesalahan persepsi
teknologi, kesehatan dan estetika koordinasi visual motorik, dan
dalam arti lain setiap terjabar kedalam kesulitan visual memori merupakan
seluruh warisan budaya, baik yang tiga faktor yang menyebabkan anak
tangible maupun yang intangible. dalam perkembangannya mengalami
Pembelajaran berbasis kearifan lokal kesulitan dalam menulis.
efektif untuk meningkatkan Gina, dkk (2017), Mardhatillah
kemampuan menulis kreatif siswa. dan Akmalia (2017) dan Qodaroh
Menurut Susanto (2015) ada (2017) menjelaskan aspek eksternal
empat aspek keterampilan berbahasa dan internal terkait masalah yang
yaitu mendengar (menyimak), muncul dalam kemampuan menulis
berbicara, membaca, dan menulis. kreatif anak. Aspek eksternal yang
Menulis merupakan salah satu jenis mempengaruhi anak dalam menulis
keterampilan berbahasa ragam tulis menurut antara lain: (1) pembelajaran
yang bersifat produktif. Menulis dapat konvensional yang hanya
dikatakan keterampilan berbahasa menggunakan satu sumber belajar,
yang paling rumit di antara jenis-jenis (2) penggunaan media yang kurang
keterampilan berbahasa lainnya maksimal sehingga anak tidak
karena merupakan sarana untuk memiliki stimulus dalam
menuangkan gagasan, pendapat, memunculkan ide-ide, (3)
perasaan, keinginan, serta informasi pembelajaran yang cenderung

199
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
monoton dan kurang menarik, dan (4) penilaian terhadap cara serta teknik
keadaan kelas yang tidak kondusif. dalam peningkatan praktek mengajar
Masalah yang berhubungan dengan guru itu sendiri (Kemmis: 2014).
anak dalam proses menulis antara Sehingga penelitian tindakan kelas
lain: (1) kesulitan dalam menentukan (PTK) adalah penelitian yang
ide-ide pokok, (2) kurangnya motivasi dilakukan oleh guru di dalam kelas
untuk menulis, (3) berkurangnnya yang bertujuan untuk memperbaiki
perhatian anak terhadap materi, dan proses dan kinerja guru, sehingga
(4) anak bersifat pasif ketika dalam meningkatkan aktivitas dan hasil
kelas. belajar siswa.
Alur penelitian tindakan kelas
B. Metode Penelitian (PTK) terdiri dari empat kegiatan
Metode yang digunakan dalam pokok, yaitu perencanaan,
penelitian ini adalah metode pelaksanaan, pengamatan, dan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom refleksi. Model Penelitian Tindakan
Action Research). Penelitian Tindakan Kelas digambarkan pada alur di
Kelas (PTK) merupakan suatu bawah ini:
penelitian penyelidikan interpretative
kualitatif, guru sebagai pengumpul
data yang bertujuan untuk mernacang

Gambar 1 Adaptasi dari Model Spirral Kemmis-Mc Taggart (Wiraatmadja, 2012)

200
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019

Pada tahap perencanaan, diamati yaitu proses siswa dalam


beberapa tindakan yang dilakukan menghasilkan produk menulis kreatif.
oleh peneliti meliputi menetapkan Pengamatan ini untuk melihat hasil
materi pelajaran, Menyusun rencana akhir yaitu proses dan produk menulis
pelaksanaan pembelajaran dengan kreatif siswa.
menggunakan pembelajaran berbasis Tahap siklus terakhir, tahapan ini
kearifan lokal, menyiapkan materi peneliti melakukan refleksi terhadap
pretest dan posttest, menyusun pelaksanaan tindakan dalam
lembar kerja siswa, menyiapkan penelitian. Refleksi beracuan pada
perangkat pembelajaran yang hasil observasi dan produk
digunakan, menyusun lembar kemampuan menulis kreatif siswa
observasi, dan kamera yang berguna diakhir proses pembelajaran. Peneliti
untuk dokumentasi. melakukan evaluasi pada akhir
Kedua Pelaksanaan tindakan, pembelajaran setelah proses
pada proses ini disesuaikan dengan pembelajaran berakhir. Indikator
rencana pelaksanaan pembelajaran ketercapaian kemampuan menulis
yang telah disusun. Langkah-langkah kreatif siswa ditinjau berdasrkan 3
yang telah dirancang pada (tiga) kategori yaitu (1) struktur dan
pelaksanaan pembelajaran akan penggunaan kosa kata berbahasa, (2)
diimplementasikan dalam proses kemanarikan tulisan, dan (3) tingkat
pembelajaran. Proses pembelajaran kreativitas hasil tulisan.
yang dilakukan oleh guru Setelah melihat 3 kriteria
menggunakan pendekatan tersebut dapat diambil keputusan
kontekstual yang diharapkan akan akan berhenti di siklus 1 atau berlanjut
mampu meningkatkan kemampuan ke siklus selanjutnya. Namun ketika
menulis kreatif siswa. hasil penelitian belum memenuhi 3
Tahap ketiga yaitu pengamatan, (tiga) indikator tersebut akan
Peneliti melakukan proses dilanjutkan dengan perencanaan
pengamatan selama proses ulang (replanning), tindakan,
pembelajaran yang bertujuan untuk observasi, dan refleksi untuk siklus
mengetahui kemampuan menulis berikutnya, begitu seterusnya
kreatif siswa. Aktivitas siswa yang membentuk suatu spiral, hingga

201
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
pembelajaran yang dilakukan mampu Pada proses pembelajaran yang
meningkatkan kemampuan menulis dilakukan menggunakan
kreatif siswa. pembelajaran berbasis kearifan lokal.
Subjek Penelitian ini adalah Proses pembelajaran yang dilakukan
siswa Kelas II SDN Mulyosari I yaitu pada kegiatan pendahuluan
Kabupaten Tulungagung yang terdiri pembelajaran guru melakukan
dari 23 siswa. Kemampuan siswa juga apresepsi yang bertujuan untuk
heterogen, hal ini dapat dilihat dari mengetahui pengetahuan awal siswa.
hasil belajar siswa dan wawancara Kemudian pada kegiatan inti siswa
terhadap guru kelas II. diberikan buku teks yang di dalamnya
Teknik Analisis data yang berisi materi yang berkaitan tentang
digunakan dalam penelitian ini kearifan lokal. Siswa membaca setiap
merupakan teknik analisis data pokok bahasan yang ada di dalam
deskriptif kualitatif. Data-data verbal buku teks yang dibagikan. Pada tahap
yang terkumpul ketika penelitian akan penugasan siswa menulis sebuah
dianalisis oleh peneliti. Data yang cerita narasi berdasarkan dari buku
dikumpulkan meliputi data hasil yang telah dibaca oleh siswa.
observasi, wawancara, dan hasil Selanjutnya siswa mempresentasikan
belajar siswa. Observasi dilakukan hasil tulisan di depan kelas dan siswa
untuk mendapatkan data aktivitas yang lain menanyakan terkait konten
siswa selama proses pembelajaran, cerita yang ditulis. Berdasarkan
sedangkan wawancara untuk catatan observasi pada saatn proses
mendapatkan informasi tentang pembelajaran dan hasil tulisan siswa,
kemampuan siswa ketika proses peneliti melakukan diskusi dan
menghasilkan menulis kreatif. evaluasi. Tujuan diskusi dan evaluasi
yaitu untuk mengetahui sejauh mana
C. Hasil dan Pembahasan peningkatan menulis kreatif siswa
Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I.
peneliti yaitu sebanyak 2 (dua) siklus Adapun perolehan nilai menulis
yang meliputi: kreatif pada siklus I dalam tabel 1.
1. Siklus Pertama Tabel 1. Nilai Siswa Menulis Kreatif
Siklus pertama dilakukan Siklus I
sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan.

202
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
No. Nilai
Banyak Presentase rancangan pembelajaran berdasarkan
Siswa
kebutuhan siswa, skenario
1 ≤ 70 35 83 %
2 ≥ 70 7 17 % pembelajaran, media pembelajaran,
Jumlah 42 100 % waktu penelitian, dan instrument
Berdasarkan Tabel 1 di atas
penelitian. Sedangkan instrument
diperoleh bahwa nilai siswa dalam
yang disiapkan yaitu instrument
menghasilkan menulis kreatif sangat
observasi guru dan lembar penilaian
rendah. Siswa yang memperoleh nilai
menulis kreatif siswa. Siklus II
≤ 70 sebanyak 35 siswa atau 83 %
dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
dari seluruh siswa. Sedangkan siswa
pertemuan. Proses pembelajaran
yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah
mengikuti scenario yang telah disusun
7 siswa atau 17 %. Berdasarkan nilai
yaitu menggunakan pembelajaran
pada siklus I, beberapa temuan yang
berbasis kontekstual.
didapat meliputi: (1) Pemilihan kata,
Hasil pada siklus II sesuai pada Tabel
struktur kalimay, serta susunan
II di bawah ini.
paragraph dan ide pengembangan
No. NilaiBanyak Presentase
tulisan masih monoton, (2) Siswa
kemampuan siswa menulis kreatif 1. ≤ 70 10 24 %
2. ≥ 70 32 76 %
sangat rendah, dan (3) Penggunaan
Jumlah 42 100 %
tanda baca pada penulisan banyak Berdasarkan table di atas siswa
kesalahan. Sehingga dapat yang mendapatkan nilai ≤ 70
disimpulkan bahwa penelitian perlu sebanyak 10 siswa, sedangkan siswa
dilanjutkan pada siklus berikutnya yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak
hingga memenuhi target nilai yang 32 siswa atau 76 % dari keseluruhan
telah ditentukan. siswa. Berdasarkan perolehan nilai
2. Siklus Kedua pada siklus II, maka dapat ditarik
Berdasarkan permasalahan kesimpulan bahwa: (1) kemampuan
yang belum dipecahkan pada siklus II siswa dalam menulis kreatif telah
yaitu kemampuan menulis kreatif sesuai target yang direncanakan, (2)
siswa masih rendah. Pada tahap ini penggunaan huruf besar/kecil, dan
dilakukan perbaikan pada kesalahan tanda baca sudah dapat
pembalajaran yaitu penentuan diatasi. Dengan demikian, maka
metode pembelajaran, penyusunan penelitian tindakan kelas tidak perlu

203
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
dilanjutkan ke siklus berikutnya Johnson (2007) menyatakan bahwa
karena sudah memenuhi target yang Pembelajaran Kontekstual adalah
diharapkan, dan (3) struktur kalimat, suatu system pengajaran yang cocok
pilihan kata, dan susunan paragraf dengan otak yang menghasilkan
dalam mengungkapkan ide dan makna dengan menghubungkan
gagasan sesuai dengan tema muatan akademik dengan konteks
karangan sudah kreatif. dari kehidupan sehari-hari siswa.
Apabila dilihat kenaikan Bahan ajar ini dapat memberikan
penilaian dari siklus I sampai siklus II, pengayaan yang berarti pada proses
maka akan terlihat seperti pada tabel pembelajaran di sekolah dasar untuk
3 berikut ini. menunjang tujuan pendidikan
Tabel 3. Perolehan Nilai Menulis nasional yang berjati diri Bangsa.
Kreatif Persiklus Sedangkan Ernawi (2009)
No. Nilai
Banyak Presentase menjelaskan bahwa kearifan lokal
Siswa
merupakan perilaku positif
1. ≥ 70 7 17 %
2. ≥ 70 32 76 % masyarakat dalam berhubungan
Pada tabel di atas, terlihat bahwa dengan alam dan lingkungan
persentase kenaikan nilai menulis sekitarnya yang dapat bersumber dari
kreatif dari siklus I ke siklus II nilai, agama, adat istiadat, petuah
mencapai 76 %. Dengan demikian nenek moyang atau budaya setempat
terjadi peningkatan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan
menulis kreatif pada setiap siklus yang di sekitarnya, yang berkembang
telah dilakukan. Peningkatan secara alamiah dalam suatu
kemampuan menulis kreatif tersebut komunitas masyarakat. Sehingga
dimana proses pembelajaran ketika siswa didekatkan dengan
menggunakan pendekatan berbasis lingkungan temapat tinggal siswa,
kearifan lokal sehingga siswa lebih siswa akan lenih mudah memahami
mudah dalam mengembangkan ide pengetahuan dan menuangkannya
atau gagasan yang akan dituangkan dalam gagasan atau ide lisan maupun
di dalam tulisannya. tertulis.
Pembelajaran berbasis kearifan Gagasan, ide, dan motivasi
lokal sangat efektif digunakan di siswa akan mempengaruhi
dalam proses pembelajaran. Menurut kemampuan menulis siswa. Menurut

204
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
Fenny Thresia (2015) dengan lingkungan faktual yang ditemui di
kesimpulan penelitiannya dalam kehidupan sehari-hari.
menunjukkan bahwa siswa memiliki Pembelajaran ini mengaitkan materi
minat dan motivasi besar dalam yang meliputi kondisi geografis,
menulis teks berdasarkan budaya ekonomi, sosial budaya, dan aktivitas
lokal mereka. Selain itu, siswa masyrakat setempat. Suatu
mendapatkan nilai moral dan karakter pembelajaran yang mengaitkan materi
dari materi yang dipelajari sehingga pembelajaran dengan kearifan lokal
mempengaruhi karakter siswa dalam budaya setempat mampu
kehidupan sehari-hari. Siswa menjadi memudahkan siswa menerima
lebih sopan, jujur, rajin, dan religious. transfer pengetahuan dari guru.
Pembelajaran tematik berbasis Kemampuan menulis kreatif harus
kearifan lokal ini dapat digunakan dirangsang dengan pemahaman
sebagai wadah siswa untuk siswa dengan berbagai informasi dan
mengenal, mengembangkan dan pengetahuan terbaru. Ketika siswa
melestarikan beragam nilai-nilai yang didekatkan dengan lingkungan
tertanam pada lingkungan sekitar sekitar, siswa akan mempunyai ide
siswa hal ini diungkapkan oleh dan gagasan mengembangkan
Pranandari (2016) lingkungan sangat tulisan, sehingga siswa akan
efektif dalam mendukung menghasilkan tulisan kreatif
keberhasilan siswa untuk mencapai berdasarkan apa yang siswa rasakan
tujuan pembelajaran. Sehingga selain dan dilihat.
menulis kreatif, suatu pembelajaran
yang diintegrasikan dengan kearifan DAFTAR PUSTAKA
lokal tidak hanya akan meningkatkan Ernawi, Imam Santoso. 2009.
kemampuan menulis kreatif siswa, Kearifan Lokal dan Perspekif
namun juga akan mempengaruhi Penataan Ruang. Dalam Respati
pembentukan karakter siswa. Wikantiyoso dan Pindo Tutuko (Ed).
Kearifan Lokal dan Perencanaan
D. Kesimpulan dan Perancangan
Pembelajaran berbasis kearifan Kota. Malang: Group Konservasi
lokal merupakan suatu pembelajaran Arsitektur Universitas Merdeka
yang mendekatakna siswa dengan Malang. Hal.7-18.

205
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
Gina A. M., dkk. (2017). Meningkatkan Eksperimen pada Siswa SMPN 2
Keterampilan Menulis Karangan Kelas VII, Windusari, Magelang.
Narasi Melalui Model PWIM Jurnal Pena Vol. 01 N0. 01
(Picture Word Inductive Model) Desember 2011.
Siswa Kelas IV B SD Negeri Pranandari, I. W., Degeng, I Nyoman
KETIB Kecamatan Sumedang Sudana., & Hanurawan, F. (2016).
Utara Kabupaten Sumedang. Korelasi Antara Persepsi
Jurnal Pena Ilmiah Vol. 02 No. 01 Siswa Tentang Pengelolaan Kelas,
Tahun 2017. Hubungan Teman Sebaya (Peer
H.A.R Tilaar. (2012), Pengembangan Relationships), Dan
Kreativitas dan Enttrepreneurship Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD
dalam Pendidikan Negeri Kecamatan Sananwetan
Nasional. Jakarta, Kompas Kota Blitar. Jurnal
Kemmis & Mc. Taggart. (2014). The Pendidikan:Teori, Penelitian, dan
Action Research Planner. Pengembangan Volume I No 3.
Geelong: Deaken Univercity Qodaroh (2017). Peningkatan
Press Keterampilan Menulis Permulaan
Johnson, Elaine B. PH.D. (2007). dengan Menggunakan Media
Contextual Teaching and Kartu Huruf pada Siswa Kelas 1
Learning. Mizan Learning Center SD Negeri Gamer 02 Kota
(MLC). Bandung. Pekalongan. Jurnal Cakrawala
Mardhatillah & Akmalia N. (2017). Pendas Vol. 03 No. 02 Juli 2017.
Upaya Meningkatkan Sardiyo & Pannen. (2005).
Kemampuan Menulis Karangan Pembelajaran Berbasis Budaya:
Melalui Metode Image Streaming Model Inovasi Pembelajaran dan
dengan Media Gambar Seri. Implementasi Kurikulum Berbasis
Jurnal Pendidikan dan Kompetensi. Jurnal Pendidikan: 6
Kependidikan Vol. 02 No. 02 (2) , 83-98.
Desember 2017. Sedyawati. (2006). Budaya Indonesia:
Mulyani M. (2011). Model Kajian Arkeologi, Seni dan
Pembelajaran Menulis Berbasis Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo
Kearifan Lokal yang Berorientasi Persada.
Pendidikan Karakter: Studi Kuasi

206
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume IV Nomor 2, Desember 2019
Susanto, A. (2015). Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Wagiran. (2011). Pengembangan
Model Pendidikan Kearifan Lokal
Dalam Mendukung
VisiPembangunan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta 2020(Tahun
Kedua). Jurnal
Penelitian dan Pengembangan,
Volume III, Nomor 3.

207

You might also like