Professional Documents
Culture Documents
1/April 2021
Dayu Rika Perdana1*, Muhammad Mona Adha2, Nur Ardiansyah3, Roy Kembar Habibi4
123Prodi PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung
*e-mail: dayurika.perdana@fkip.unila.ac.id
Abstract
Schools not only teach students in knowledge but teach them how to have skills in opinion because
this is very important for students. Many steps can be taken by educators to be able to improve the
opinion skills of the students themselves. Thus, the learning process in the world of education today is
faced with various choices of learning models. The existence of a learning model, demands the role of
an educator to always innovate in the classroom. Educators must be able to choose a learning model
because the model chosen will have a direct impact on students. This article aims to analyze how the
open problem learning model can improve students' speaking skills. The method used in this paper is
to use the approach to writing this article is a qualitative conceptual analysis. The results of this article
discuss the concept of open problems in elementary schools and skills in expressing students' opinions
through open problem models in low-grade PPKn subjects. Meanwhile, the recommendations of this
article can target educators because educators have a central role in selecting and applying open
problem learning models to students.
Keywords: Civic Education, Express Opinions, Open Ended Learning, Student, Subject
Page 19
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021
Page 20
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021
Page 21
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021
kelas rendah pada jenjang sekolah dasar. disampaikan, lalu terakhir menyimpulkan
Pada metode studi kepustakaan, peneliti hasil dari diskusi kelompok. Tahap yang
menggunakan sumber data yang relevan. terakhir adalah evaluasi yang dibimbing
Langkah-langkah yang digunakan oleh guru di dalam kelas. Tahapan-
diantarannya pengumpulan data pustaka, tahapan open ended learning ini saat
membaca, mencatat, serta diimplementasikan pada kelas rendah
membandingkan literatur kemudian disesuaikan dengan kondisi dan
diolah kembali oleh peneliti, lalu kemampuan siswa di dalam
menghasilkan kesimpulan mengenai melaksanakannya, agar tidak terlalu sulit
pelaksanaan model problem terbuka bagi siswa. Peran guru dan bimbingan
(open ended) dalam meningkatkan sangat dibutuhkan di dalam proses ini.
keterampilan mengemukakan pendapat Model pembelajaran Open Ended
peserta didik kelas rendah pada jenjang adalah proses kegiatan pembelajaran
sekolah dasar. Pada jenjang sekolah yang di dalamnya memiliki tujuan dan
dasar, model problem terbuka (open keinginan individu/ peserta didik untuk
ended), mulai bisa diimpelementasikan mencapai kegiatan pembelajaran secara
pada kelas rendah yaitu kelas 3. Karena terbuka (Suciawati, 2020). Hino (dalam
diusia peserta didik yang berada di kelas Fahrurrozi, 2017: 57) masalah terbuka
3, kegiatan pembelajaran mulai dilatih (open ended problem) adalah suatu
untuk interaktif antara pendidik dan masalah yang diformulasikan sedemikian
peserta didik kemudian peserta didik sehingga memiliki beberapa jawaban
dengan peserta didik. yang benar. Masalah yang diberikan
kepada peserta didik bertujuan untuk
III. TEMUAN PENELITIAN DAN membangkitkan pemahaman peserta
PEMBAHASAN didik terhadap suatu masalah,
a. Konsep Problem Terbuka (Open keingingan peserta didik untuk
Ended) di sekolah Dasar memecahkan masalah, dan adanya
Open Ended Learning melalui mindset peserta didik bahwa mereka
tahap-tahap antara lain 1) persiapan; 2) mampu untuk menyelesaikan masalah
pelaksanaan; dan 3) evaluasi (Silberman, tersebut. Masalah yang dipecahkan
2004). Pada tahap persiapan guru dalam kegiatan pemecahan masalah
mempersiapkan perangkat pembelajaran adalah permasalahan atau persoalan
dan menentukan pertanyaan yang otentik (Suwandi, 2016). Karakteristik
bersifat open ended problem. Pada model pembelajaran Open Ended hampir
tahap pelaksanaan siswa terlebih dahulu sama dengan model pembelajaran
memperhatikan penjelasan guru, berbasis masalah yaitu kegiatan
membentuk kelompok kecil, pembelajaran yang masalahnya bersifat
mendapatkan pertanyaan open ended terbuka (Suciawati, 2020).
learning, berdiskusi Bersama teman- Berdasarkan pendapat yang telah
teman di dalam kelompok, maju ke dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
depan kelas (menyampaikan) hasil model pembelajaran Open Ended adalah
diskusi, memperbaiki hasil yang telah proses kegiatan pembelajaran peserta
Page 22
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021
Page 23
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021
Page 24
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021
yang telah dibaca. Diskusi sangat baik dengan urutan yang logis; (3)
diberikan sejak dini ditingkat sekolah menyampaikan dengan bahasa yang
pada kelas rendah, agar mengajarkan mudah dimengerti; (4) membiasakan
siswa yang pemalu untuk dapat berbicara mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara
serta mampu menyeimbangkan pola tepat; (5) menempatkan tekanan; nada,
pikir mereka untuk terus meningkatkan durasi yang sesuai; serta (6)
pengetahuan dan semangat dalam menggunakan pilihan kata yang tepat.
membaca. Dari pendapat di atas penjelasan
Hal yang sama disampaikan oleh yang sejalan juga dikemukakan oleh
Paterson (2009: 10) menjelaskan Krasovitskii (1991: 12) pada teori yang
mengenai keterampilan mengemukakan dijelaskan tentang keterampilan
pendapat pada mata pelajaran PKN kelas mengemukakan pendapat Krasovitskii
Dasar. Teori dasar yang dikemukakan menjelaskan bahwa dengan memiliki
yaitu tentang cara mengemukakan keterampilan mengemukakan pendapat
pendapat melalui pendidikan formal akan mengantarkan siswa siswi sekolah
dimata pelajaran PKn. Untuk memiliki dasar memiliki pemikiran yang positif
keterampilan dalam mengemukakan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
pendapat agar siswa terdorong untuk yang lebih baik. Keterampilan
memiliki semangat belajar dan berani mengemukakan pendapat harus
berbicara di depan teman kelasnya. Nilai- ditanamkan sejak dini. Seperti melatih
nilai yang diterapkan dalam pelajaran keberanian siswa, melatih mental siswa
PKn yaitu kemandirian siswa kelas rendah untuk mampu berani memberikan
pada sekolah dasar akan membawa pendapat dan memiliki rasa tanggung
perubahan yang lebih baik. Informasi jawab yang penuh. Dalam keterampilan
pendidikan yang disampaikan oleh guru mengemukakan pendapat dapat
tentunya akan dapat terserap dengan diapresiasikan dengan pembelajaran
baik oleh siswa yang nantinya mereka PPKn seperti melatih kemandirian siswa
akan mendapatkan informasi yang dapat secara ilmu pengetahuan sosial.
diulang untuk disampaikan di depan Sejalan dengan pengertiannya,
kelas (Zulyan et al., 2014). setiap individu berhak mengemukakan
Cara-cara mengemukakan pendapatnya tanpa diintimidasi atau
pendapat dapat dilakukan antara lain (a) tekanan dari anggota lain dengan prinsip
secara lisan, yakni pidato, ceramah, kebebasan yang bertanggung jawab,
berdialog, diskusi, rapat umum; (b) yaitu tidak memaksakan kehendaknya
tulisan, yakni poster, spanduk, artikel, atau menyatakan pendapatnya paling
surat; (c) lainnya, yakni foto, film, benar (Sagala, 2017: 182). Begitupun
demonstrasi (unjuk rasa), dan mogok dengan mengemukakan pendapat di
makan (Priyanto, 2008: 113). Adapun suatu pembelajaran di sekolah dasar.
langkah-langkah mengemukakan Keterampilan ini sejak dini harus
pendapat menurut Kusrini (2007: 63) ditanamkan kepada peserta didik agar
yaitu (1) menguasai topik pembicaraan; memiliki pengalaman mengenai
(2) menyampaikan usulan atau gagasan mengemukakan pendapat. Keterampilan
Page 25
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021
Page 27
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021
Page 28