You are on page 1of 10

Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.

1/April 2021

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PESERTA DIDIK


MELALUI MODEL PROBLEM TERBUKA (OPEN ENDED) PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dayu Rika Perdana1*, Muhammad Mona Adha2, Nur Ardiansyah3, Roy Kembar Habibi4
123Prodi PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

4MKDU, Politeknik Negeri Lampung

*e-mail: dayurika.perdana@fkip.unila.ac.id

Abstract
Schools not only teach students in knowledge but teach them how to have skills in opinion because
this is very important for students. Many steps can be taken by educators to be able to improve the
opinion skills of the students themselves. Thus, the learning process in the world of education today is
faced with various choices of learning models. The existence of a learning model, demands the role of
an educator to always innovate in the classroom. Educators must be able to choose a learning model
because the model chosen will have a direct impact on students. This article aims to analyze how the
open problem learning model can improve students' speaking skills. The method used in this paper is
to use the approach to writing this article is a qualitative conceptual analysis. The results of this article
discuss the concept of open problems in elementary schools and skills in expressing students' opinions
through open problem models in low-grade PPKn subjects. Meanwhile, the recommendations of this
article can target educators because educators have a central role in selecting and applying open
problem learning models to students.

Keywords: Civic Education, Express Opinions, Open Ended Learning, Student, Subject

I. PENDAHULUAN menyebabkan perpecahan, permusuhan,


Pendidikan merupakan kegiatan menimbulkan kebencian, dan
yang banyak cakupannya, mulai dari menghambat pemikiran. Penanaman
perkembangan manusia secara keterampilan mengemukakan pendapat
jasmaniah maupun rohaniah, yang sejak dini dapat di mulai pada
meliputi perkembangan fisik, pikiran, pembelajaran di sekolah dasar. Hal ini
kesehatan, keterampilan dan sosial. John menjadi tantangan bagi pendidik dalam
Dewey (dalam Neolaka, 2017: 11) membangun sumber daya manusia yang
menyatakan pendidikan adalah proses berkualitas tidak hanya berfokus pada
pembentukan kecakapan-kecakapan mengembangkan kompetensi kognitif
fundamental, emosional ke arah alam, melainkan juga mengembangkan
dan sesama manusia. Dewasa ini keahlian dan keterampilan
kecakapan yang fundamental dalam berkomunikasi yang baik dan
demokrasi modern adalah keterampilan bertanggung jawab serta memperhatikan
mengemukakan pendapat. Pada suatu etika dalam berpendapat (Adha, 2010).
kegiatan berdiskusi, pendapat yang Sejalan dengan tujuan pendidikan
dikemukakan dengan baik akan nasional yang tercantum dalam Undang-
menimbulkan saling pengertian, Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
menumbuhkan toleransi, dan Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3
memelihara kasih sayang. Akan tetapi, yang menyebutkan, “Pendidikan nasional
mengemukakan pendapat dengan cara berfungsi mengembangkan dan
yang kurang baik tentu akan dapat membentuk watak serta peradaban

Page 19
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

bangsa yang bermartabat dalam rangka digunakan dalam menumbuhkan


mencerdaskan kehidupan bangsa, keterampilan mengemukakan pendapat
bertujuan untuk berkembangnya potensi adalah model pembelajaran Problem
peserta didik agar menjadi manusia yang Terbuka (Open Ended). Pembelajaran
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Open Ended adalah strategi
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, pembelajaran yang menyajikan masalah
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan terbuka sehingga peserta didik dapat
menjadi warga negara yang demokratis mengembangkan pola pikir dan minat
serta bertanggung jawab”. Sesuai dengan masing-masing (Magelo, 2020). Open
tujuan pendidikan tersebut, keterampilan Ended merupakan pendekatan yang
mengemukakan pendapat peserta didik diformulasikan dengan masalah terbuka
di sekolah dapat dilatih melalui yang memiliki multijawaban benar dan
bagaimana cara berbicara dan mungkin juga dengan berbagai strategi/
berkomunikasi melalui mengemukakan teknik penyelesaian yang berbeda
pendapat sendiri. Peserta didik yang (Fahrurrozi, 2017: 62).
pasif dalam mengemukakan pendapat Model pembelajaran Problem
merupakan pertanda yang kurang baik Terbuka (Open Ended) dapat
dalam proses pembelajaran di sekolah. diaplikasikan pada mata pelajaran PKN di
Proses pembelajaran yang pasif akan kelas rendah. Pendidikan
berdampak di masa yang akan datang. Kewarganegaraan (PKn) merupakan
Dengan kurangnya peserta didik dalam proses pembelajaran yang berusaha
berargumen, akan berdampak pada untuk membangun civic knowledge, civic
perkembangan intelektual peserta didik, skills, dan civic dispotition peserta didik,
sehingga peserta didik menjadi malas sehingga tujuan untuk membentuk
dalam belajar, berpikir, dan malas dalam warga negara yang baik dapat terwujud
bersaing untuk ke arah yang lebih baik. (Adha, 2010; Lubis, 2020: 24). Tujuan
Penanaman keterampilan Pembelajaran PKn di sekolah dasar yaitu
mengemukakan pendapat bagi peserta (a) mempunyai kemampuan dalam
didik merupakan kegiatan yang tidak berpikir kritis, bersikap nasionalisme, dan
mudah. Peserta didik dituntut untuk berjiwa Pancasilais; (b) memiliki wawasan
memiliki keilmuan, kecakapan, mandiri, kebangsaan dalam menjunjung tinggi
kreatif, dan inovatif dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
pengembangan diri serta dengan rasa cinta tanah air; (c) memiliki
mengemukakan pendapat dengan penuh rasa persatuan dan kesatuan dalam
tanggung jawab (Adha, 2010; mempertahankan bangsa Indonesia
Ramadhani, 2020: 20). Keterampilan ini menuju lebih baik; (d) memiliki mindset
dapat diintegrasikan dalam materi dalam memecahkan masalah yang terjadi
pembelajaran. Sekolah dituntut di negara; (e) memiliki karya yang
menyiapkan strategi pembelajaran yang inovatif untuk mengangkat harkat dan
dapat menumbuhkan keterampilan martabat di depan para negara-negara
mengemukakan pendapat. Salah satu lain; dan (f) menjiwai nilai-nilai Pancasila
strategi pembelajaran yang dapat

Page 20
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

dalam kehidupan sehari-hari (Lubis, 2020: II. METODE PENELITIAN


25). Jenis penelitian ini adalah
Berdasarkan hal di atas, penelitian studi kepustakaan (library
pembelajaran PKn di sekolah dasar dapat research). Studi kepustakaan adalah
meningkatkan kecakapan keterampilan segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
mengemukakan pendapat, sesuai untuk menghimpun informasi yang
dengan tujuannya yaitu untuk relevan dengan topik atau masalah yang
mewujudkan pembelajaran yang berpikir akan atau sedang diteliti (Hermawan,
kritis, bersikap nasionalis, serta memiliki 2019: 18). Kelebihan atau peranan studi
wawasan dan karya yang inovatif. Model kepustakaan menurut Sukardi (dalam
pembelajaran yang bervariasi dari Hermawan, 2019: 21-22) adalah sebagai
sebelumnya dapat membuat open berikut: (1) peneliti mengetahui batas-
classroom climate menjadi lebih batas cakupan dari permasalahan; (2)
menyenangkan bagi siswa (Arsita et al., peneliti dapat menempatkan secara
2014; Perdana & Adha, 2020; Putri et al., perspektif; (3) peneliti dapat membatasi
2020; Wijaya et al., 2020). Pembelajaran pertanyaan dan menentukan konsep
yang berpikir kritis dimaksudkan peserta studi yang berkaitan erat dengan
didik mampu untuk mengemukakan permasalahan; (4) peneliti dapat
pendapatnya atas suatu masalah yang mengetahui dan menilai hasil-hasil
diberikan, berdasarkan diskusi yang penelitian yang sejenis yang mungkin
dilaksanakan di kelas. Selain itu, dalam kontradiktif antara satu dengan lainnya;
mengemukakan pendapat peserta didik (5) peneliti dapat menentukan pilihan
diharapkan memiliki mindset yang kuat. metode yang tepat untuk memecahkan
Keterampilan mengemukakan pendapat permasalahan; (6) studi literatur dapat
dan bekerjasama dalam pembelajaran mencegah atau mengurangi replikasi
PKn harus dikuatkan sejak dini baik di yang kurang bermanfaat dengan
kelas rendah maupun pada tingkat penelitian yang sudah dilakukan peneliti
sekolah menengah agar kedepannya lainnya; (7) peneliti lebih yakin dalam
peserta didik mampu dan sudah terbiasa menginterpretasikan hasil penelitian
mengamalkan keterampilan yang hendak dilakukannya. Studi pustaka
mengemukakan pendapat di depan atau landasan teori sangat penting dalam
umum dengan berlandaskan Pancasila sebuah penelitian, karena itu
(Adha et al., 2019; Adha & Susanto, kelemahannya adalah seorang peneliti
2020). Berdasarkan uraian tersebut, tidak bisa mengembangkan masalah jika
artikel ini disusun untuk membidik tidak memiliki acuan landasan teori yang
permasalahan mengenai peningkatan mendukungnya (Hermawan, 2019: 20).
keterampilan mengemukakan pendapat Penggunaan metode kepustakaan
melalui model problem terbuka (Open ini bertujuan untuk menemukan
Ended). bagaimana pelaksanaan model problem
terbuka (open ended) dalam
meningkatkan keterampilan
mengemukakan pendapat peserta didik

Page 21
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

kelas rendah pada jenjang sekolah dasar. disampaikan, lalu terakhir menyimpulkan
Pada metode studi kepustakaan, peneliti hasil dari diskusi kelompok. Tahap yang
menggunakan sumber data yang relevan. terakhir adalah evaluasi yang dibimbing
Langkah-langkah yang digunakan oleh guru di dalam kelas. Tahapan-
diantarannya pengumpulan data pustaka, tahapan open ended learning ini saat
membaca, mencatat, serta diimplementasikan pada kelas rendah
membandingkan literatur kemudian disesuaikan dengan kondisi dan
diolah kembali oleh peneliti, lalu kemampuan siswa di dalam
menghasilkan kesimpulan mengenai melaksanakannya, agar tidak terlalu sulit
pelaksanaan model problem terbuka bagi siswa. Peran guru dan bimbingan
(open ended) dalam meningkatkan sangat dibutuhkan di dalam proses ini.
keterampilan mengemukakan pendapat Model pembelajaran Open Ended
peserta didik kelas rendah pada jenjang adalah proses kegiatan pembelajaran
sekolah dasar. Pada jenjang sekolah yang di dalamnya memiliki tujuan dan
dasar, model problem terbuka (open keinginan individu/ peserta didik untuk
ended), mulai bisa diimpelementasikan mencapai kegiatan pembelajaran secara
pada kelas rendah yaitu kelas 3. Karena terbuka (Suciawati, 2020). Hino (dalam
diusia peserta didik yang berada di kelas Fahrurrozi, 2017: 57) masalah terbuka
3, kegiatan pembelajaran mulai dilatih (open ended problem) adalah suatu
untuk interaktif antara pendidik dan masalah yang diformulasikan sedemikian
peserta didik kemudian peserta didik sehingga memiliki beberapa jawaban
dengan peserta didik. yang benar. Masalah yang diberikan
kepada peserta didik bertujuan untuk
III. TEMUAN PENELITIAN DAN membangkitkan pemahaman peserta
PEMBAHASAN didik terhadap suatu masalah,
a. Konsep Problem Terbuka (Open keingingan peserta didik untuk
Ended) di sekolah Dasar memecahkan masalah, dan adanya
Open Ended Learning melalui mindset peserta didik bahwa mereka
tahap-tahap antara lain 1) persiapan; 2) mampu untuk menyelesaikan masalah
pelaksanaan; dan 3) evaluasi (Silberman, tersebut. Masalah yang dipecahkan
2004). Pada tahap persiapan guru dalam kegiatan pemecahan masalah
mempersiapkan perangkat pembelajaran adalah permasalahan atau persoalan
dan menentukan pertanyaan yang otentik (Suwandi, 2016). Karakteristik
bersifat open ended problem. Pada model pembelajaran Open Ended hampir
tahap pelaksanaan siswa terlebih dahulu sama dengan model pembelajaran
memperhatikan penjelasan guru, berbasis masalah yaitu kegiatan
membentuk kelompok kecil, pembelajaran yang masalahnya bersifat
mendapatkan pertanyaan open ended terbuka (Suciawati, 2020).
learning, berdiskusi Bersama teman- Berdasarkan pendapat yang telah
teman di dalam kelompok, maju ke dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
depan kelas (menyampaikan) hasil model pembelajaran Open Ended adalah
diskusi, memperbaiki hasil yang telah proses kegiatan pembelajaran peserta

Page 22
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

didik dalam memecahkan masalah, yang yakni peserta didik menyelesaikan


memiliki tujuan untuk mencapai kegiatan masalah dengan berbagai cara melalui
pembelajaran bersifat terbuka. Kegiatan kegiatan eksplorasi; (d) Presentation,
pembelajaran disebut terbuka yakni yakni peserta didik memaparkan/
kegiatan pembelajaran dimana peserta menyajikan hasil temuannya.
didik menggunakan kesempatan untuk Menurut Holmes (2012)
melakukan segala sesuatu sesuai pembelajaran dengan sistem terbuka
kehendak peserta didik. Pokok pikiran yaitu bentuk dan tujuan seorang guru
pembelajaran Open Ended yaitu dalam memberikan kesempatan bagi
mengundang peserta didik untuk peserta didik atau siswanya untuk berani
membangun kegiatan interaktif dengan memberikan pendapat yang mereka
materi pembelajaran, sehingga peserta ingin sampaikan. Pembelajaran dengan
didik mampu menjawab permasalahan sistem terbuka ini missal dapat
melalui berbagai metode atau strategi dicontohkan dengan diajarkannya
penyelesaian masalah. presentasi kecil atau mengejarkan siswa
Sintak pendekatan open ended untuk membaca kemudian apa yangtelah
problem menurut Huda (dalam mereka baca dapat disampaikan kembali
Fahrurrozi, 2017: 60) bisa dilakukan tanpa adanya keraguan. Dengan sistem
dengan: (a) menyajikan masalah; (b) pembelajaran terbuka, peserta didik atau
mendesain pembelajaran; (c) siswa dapat memiliki peran aktif dalam
memperhatikan dan mencatat respon pembelajran yang baik diruang kelas.
peserta didik; (d) membimbing dan Kemudian akan lahirnya sebuah ide tau
mengarahkan peserta didik; (e) membuat gagasan oleh siswa sehingga siswa
kesimpulan. Pendekatan open ended memiliki pengetahuan yang luas tentang
memberikan kesempatan dan ilmu pendidikan yang diperoleh.
keleluasaan kepada peserta didik untuk Benson menjelaskan (2002:2)
memperoleh pengetahuan, pengalaman, konsep problem terbuka atau open
menemukan, dan menyelesaikan masalah ended pada sekolah yaitu untuk
dengan cara berbeda (Atiaturrahmaniah, meningkatkan peserta didik memiliki
2017: 76). Pendekatan open ended partisipasi dan peran aktif dalam
menganut teori belajar kontruktivisme pembelajaran. Tujuannya yaitu utuk
yang lebih mengutamakan proses melatih peserta didik memiliki keputusan
kegiatan pembelajaran daripada hasil serta keputusan tersebut dapat
belajar. Fase pembelajaran dengan open disampaikan dalam pembelajaran. Dalam
ended menurut Zarkasyi & Lestari (dalam pembelajaran ini siswa atau peserta didik
Atiaturrahmaniah, 2017: 74) adalah (a) dilatih untuk mampu mengemukakan
Problems, yakni peserta didik dihadapkan pendapat baik secara kelompok maupun
pada masalah terbuka yang memiliki individu. Dengan diajarkannya konsep
lebih dari satu metode penyelesaian; (b) pembelajaran terbuka dapat melatih
Contructivism, yakni peserta didik siswa atau peserta didik untuk membuat
menemukan pola untuk mengkontruksi sebuah keputusan dalam kelas dan dapat
permasalahan sendiri; (c) Exploration, disampaikan secara terbuka. Dengan

Page 23
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

sistem ini akan melatih peserta didik b. Keterampilan Mengemukakan


memiliki bakat untuk berfikir secara baik Pendapat Peserta Didik Melalui
dengan tuntunan akademisi yang Model Problem Terbuka (Open
mungkin akan meningkatkan kecerdasan Ended) Pada Mata Pelajaran PKN
dari setiap peserta didik. di Kelas Rendah
Suciawati (2020) menyatakan Pendapat merupakan gagasan
model pembelajaran Open Ended atau pikiran. Mengemukakan pendapat
memiliki keunggulan antara lain (a) berarti mengemukakan gagasan atau
peserta didik harus berpartisipasi lebih mengeluarkan pikiran (Adha, 2010;
aktif dalam pembelajaran dan lebih Priyanto, 2008: 112). Selanjutnya
sering mengekspresikan ide-ide mengemukakan pendapat dijelaskan
kreatifnya; (b) peserta didik memiliki pada Undang-Undang No. 9 Tahun 1998
sebuah kesempatan yang lebih banyak Pasal 1 Ayat 1 menyatakan
dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan “Kemerdekaan menyampaikan pendapat
dan keterampilan secara komprehensif; adalah hak setiap warga negara untuk
(c) peserta didik dengan kemampuan menyampaikan pikiran dengan lisan,
pembelajaran yang rendah dapat tulisan, dan sebagainya secara bebas dan
merespon segala permasalahan dengan bertanggung jawab sesuai dengan
cara mereka sendiri; (d) peserta didik ketentuan peraturan perundang-
secara intrinsik termotivasi untuk undangan yang berlaku”. Kemudian
memberikan bukti atau penjelasan; (e) Murtono (2007: 105) menyatakan
peserta didik memiliki pengalaman mengemukakan pendapat adalah
banyak untuk menemukan sesuatu dalam kebebasan seseorang untuk
menjawab permasalahan. Model menyampaikan apa yang dipikirkan dan
pembelajaran Open Ended juga memiliki diinginkan tanpa paksaan atau tekanan
kelemahan antara lain (a) untuk dari pihak lain. Berdasarkan pendapat
membuat dan menyiapkan masalah yang telah dikemukakan, dapat
pembelajaran yang bermakna bagi disimpulkan bahwa mengemukakan
peserta didik bukanlah pekerjaan yang pendapat adalah hak setiap individu
mudah; (b) menyelesaikan masalah yang dalam menyampaikan gagasan yang
bisa langsung dipahami peserta didik dipikirkan dan diinginkan tanpa paksaan
sangat sulit sehingga banyak peserta dari pihak lain secara bebas dan
didik yang mengalami berbagai kesulitan bertanggung jawab.
untuk bagaimana merespon sebuah Menurut Althof & Berkowitz
permasalahan yang diberikan; (c) peserta (2006:8) pendidikan Kewarganegaraan
didik dengan kemampuan tinggi bisa mampu membentuk siswa atau pelajar
memiliki rasa ragu akan kesalahan atau untuk mengemukakan pendapat baik
kecemasan jawaban mereka; (d) mungkin secara lisan, kelompok serta tanya jawab.
ada kegiatan belajar mereka tidak Tujuan pembelajaran yang terbuka dalam
menyenangkan karena kesulitan yang kelas rendah pada mata pelajaran PPKn
mereka hadapi (Suciawati, 2020). menyajikan sebuah diskusi dasar untuk
melatih siswa berani menyampaikan apa

Page 24
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

yang telah dibaca. Diskusi sangat baik dengan urutan yang logis; (3)
diberikan sejak dini ditingkat sekolah menyampaikan dengan bahasa yang
pada kelas rendah, agar mengajarkan mudah dimengerti; (4) membiasakan
siswa yang pemalu untuk dapat berbicara mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara
serta mampu menyeimbangkan pola tepat; (5) menempatkan tekanan; nada,
pikir mereka untuk terus meningkatkan durasi yang sesuai; serta (6)
pengetahuan dan semangat dalam menggunakan pilihan kata yang tepat.
membaca. Dari pendapat di atas penjelasan
Hal yang sama disampaikan oleh yang sejalan juga dikemukakan oleh
Paterson (2009: 10) menjelaskan Krasovitskii (1991: 12) pada teori yang
mengenai keterampilan mengemukakan dijelaskan tentang keterampilan
pendapat pada mata pelajaran PKN kelas mengemukakan pendapat Krasovitskii
Dasar. Teori dasar yang dikemukakan menjelaskan bahwa dengan memiliki
yaitu tentang cara mengemukakan keterampilan mengemukakan pendapat
pendapat melalui pendidikan formal akan mengantarkan siswa siswi sekolah
dimata pelajaran PKn. Untuk memiliki dasar memiliki pemikiran yang positif
keterampilan dalam mengemukakan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
pendapat agar siswa terdorong untuk yang lebih baik. Keterampilan
memiliki semangat belajar dan berani mengemukakan pendapat harus
berbicara di depan teman kelasnya. Nilai- ditanamkan sejak dini. Seperti melatih
nilai yang diterapkan dalam pelajaran keberanian siswa, melatih mental siswa
PKn yaitu kemandirian siswa kelas rendah untuk mampu berani memberikan
pada sekolah dasar akan membawa pendapat dan memiliki rasa tanggung
perubahan yang lebih baik. Informasi jawab yang penuh. Dalam keterampilan
pendidikan yang disampaikan oleh guru mengemukakan pendapat dapat
tentunya akan dapat terserap dengan diapresiasikan dengan pembelajaran
baik oleh siswa yang nantinya mereka PPKn seperti melatih kemandirian siswa
akan mendapatkan informasi yang dapat secara ilmu pengetahuan sosial.
diulang untuk disampaikan di depan Sejalan dengan pengertiannya,
kelas (Zulyan et al., 2014). setiap individu berhak mengemukakan
Cara-cara mengemukakan pendapatnya tanpa diintimidasi atau
pendapat dapat dilakukan antara lain (a) tekanan dari anggota lain dengan prinsip
secara lisan, yakni pidato, ceramah, kebebasan yang bertanggung jawab,
berdialog, diskusi, rapat umum; (b) yaitu tidak memaksakan kehendaknya
tulisan, yakni poster, spanduk, artikel, atau menyatakan pendapatnya paling
surat; (c) lainnya, yakni foto, film, benar (Sagala, 2017: 182). Begitupun
demonstrasi (unjuk rasa), dan mogok dengan mengemukakan pendapat di
makan (Priyanto, 2008: 113). Adapun suatu pembelajaran di sekolah dasar.
langkah-langkah mengemukakan Keterampilan ini sejak dini harus
pendapat menurut Kusrini (2007: 63) ditanamkan kepada peserta didik agar
yaitu (1) menguasai topik pembicaraan; memiliki pengalaman mengenai
(2) menyampaikan usulan atau gagasan mengemukakan pendapat. Keterampilan

Page 25
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

mengemukakan pendapat peserta didik didik mampu mengemukakan


dapat diaplikasikan melalui model pendapat untuk menyelesaikan suatu
pembelajaran Open Ended pada mata masalah antara kelompok diskusi
pelajaran PKn. Pada proses kegiatan maupun materi pada pembelajaran
pembelajaran, peserta didik disajikan
PKn di sekolah dasar.
oleh masalah. Dalam hal ini, diharapkan
peserta didik mampu menyampaikan
DAFTAR PUSTAKA
gagasan atau mengemukakan
Adha, M. M. (2010). Model Project Citizen
pendapatnya terhadap suatu masalah.
untuk Meningkatkan Kecakapan
Pada proses ini peserta didik
Warga Negara Pada Konsep
menggunakan kesempatan ini untuk
Kemerdekaan Mengemukakan
mengasah keterampilan mengemukakan
Pendapat. Jurnal Kultur
pendapat dengan membangun kegiatan
Demokrasi, 1 (8), 44-52.
yang interaktif antara kelompok diskusi
Adha, M. M., Ulpa, E. P., Yanzi, H.,
dan materi pembelajaran PKn di kelas.
Nurmalisa, Y., Hidayat, O. T., &
Putri, D. S. (2019). Relevansi
IV. KESIMPULAN
Pembelajaran Project Citizen
Pendidikan merupakan usaha
“Memproduksi” Pengetahuan dan
sadar dalam proses pembentukan Keterampilan Pembelajar Masa
kecakapan-kecakapan fundamental, Kini dan Masa Depan. Prosiding
emosional ke arah alam sekitar, dan Seminar Pendidikan Nasional
sesama manusia. Untuk mewujudkan Fakultas Keguruan dan Ilmu
pembentukan kecakapan Pendidikan Universitas Lampung
fundamental salah satunya yaitu 2019.
penanaman keterampilan Adha, M. M & Susanto, E. (2020).
Kekuatan Nilai-nilai Pancasila
mengemukakan pendapat sejak dini
dalam Membangun Kepribadian
di sekolah dasar. Sekolah dituntut
Masyarakat Indonesia. Al-
menyiapkan strategi pembelajaran
Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan
yang dapat menumbuhkan
Keagamaan, 15 (1), 121-138.
keterampilan mengemukakan Arsita, M., Hasyim, A., & Adha, M. M.
pendapat. Salah satu strategi (2014). Pengaruh Tayangan Film
pembelajaran yang dapat digunakan Kartun Terhadap Pola Tingkah
dalam menumbuhkan keterampilan Laku Anak Usia Sekolah Dasar.
mengemukakan pendapat adalah Jurnal Kultur Demokrasi, 2 (7).
model pembelajaran Problem Atiaturrahmaniah. dkk. (2017).
Terbuka (Open Ended). Penyajian Pengembangan Pendidikan

model yang berbasis masalah terbuka Matematika SD. Lombok:


Universitas Hamzanwadi Press.
di kegiatan pembelajaran, mampu
Althof, W & Berkowitz, M. (2006). Moral
meningkatkan tingkat berpikir kritis
education and character
peserta didik. Dalam hal ini peserta
education: their relationship and
Page 26
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

roles in citizenship education. Motivasi Belajar. Jambura J. Math.,


Journal of Moral Education, 35 (4), 2 (1), 15-21.
495-518, DOI: Murtono, Sri. dkk. (2007). Pendidikan
10.1080/03057240601012204. Kewarganegaraan 1. Jakarta:
Benson, L. (2002). Serving Gifted Yudhistira.
Students Through Inclusion: A Neolaka, A & Neolaka, Grace. A. A.
Teacher's Perspective. DOI: (2017). Landasan Pendidikan:
10.1080/02783190209554151. Dasar Pengenalan Diri Sendiri
Fahrurrozi & Hamdi, S. (2017). Metode Menuju Perubahan Hidup. Depok:
Pembelajaran Matematika. Kencana.
Lombok: Universitas Hamzanwadi Paterson, L. (2009). Civic values and the
Press. Subject Matter of Educational
Hermawan, I. (2019). Metodologi Courses. Oxford Review of
Penelitian Pendidikan (Kualitatif, Education, 35 (1), 81–98.
Kuantitatif dan Mixed Method). Perdana, D. R & Adha, M. M. (2020).
Kuningan: Hidayatul Quran Implementasi Blended Learning
Kuningan. Untuk Penguatan Pendidikan
Holmes, W. H. (2012). Plans of Karakter Pada Pembelajaran
Classification in the Public Pendidikan Kewarganegaraan.
Schools. The Pedagogical Citizenship Jurnal Pancasila dan
Seminary, Kewarganegaraan, 8 (2), 89-101.
18 (4), DOI: Priyanto, S. A. T. dkk. (2008). Contextual
10.1080/08919402.1911.10532797 Teaching Learning Pendidikan
. Kewarganegaraan. Jakarta:
Kusrini, I, A. (2007). Bahasa Indonesia 2. Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta: Yudhistira. Putri, D. S., Adha, M. M., & Pitoewas, B.
Krasovitskii, M. (1991). The School (2020). The Problems of
Student's Personal Opinion: Implementing Blended Learning
Making It Effective. Soviet Class in Civic Education Students,
Education, 33 (9), 48-64, DOI: University of Lampung. Universal
doi.org/10.2753/RES1060- Journal of Educational Research,
9393330948. 8(3D): 106-114.
Lubis, M, A. (2020). Pembelajaran Ramadhani, Rahmi. dkk. (2020). Belajar
Pendidikan Pancasila dan dan Pembelajaran: Konsep dan
Kewarganegaraan (PPKN) di Pengembangan. Jakarta: Yayasan
SD/MI: Peluang dan Tantangan di Kita Menulis.
Era Industri 4.0. Jakarta: Kencana. Sagala. Syaiful. (2017). Human Caspital:
Magelo, Caicy. dkk. (2020). Pengaruh Membangun Modal Sumber Daya
Model Pembelajaran Open-Ended Manusia Berkarakter Unggul
terhadap Kemampuan Berpikir Melalui Pendidikan Berkualitas.
Kreatif Matematik Ditinjau dari Depok: Kencana.

Page 27
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.7/No.1/April 2021

Silberman, Melvin L. (2004). Active Undang-Undang Republik Indonesia


Learning: 101 Cara Belajar Siswa Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Aktif. Bandung: Nusa Media dan Sistem Pendidikan Nasional.
Nuansa. Wijaya, A. K., Giyono, U., & Adha, M. M.
Suciawati, Hasni. (2020). Meningkatkan (2020). Integrasi Model Role
Hail Belajar Siswa Pada Pokok Playing dengan Multimedia
Bahasan Bilangan Pangkat Dua Terhadap Keterampilan Partisipasi
dengan Model Pembelajaran Sosial Peserta Didik. Jurnal
Open Ended. Jurnal Mathematics Pendidikan PKN (Pancasila dan
Paedagogic, IV (2), 153-163. Kewarganegaraan), 1 (2), 130-139.
Suwandi, Tri. dkk. (2016). Pengaruh Yusuf, Muri., A. (2014). Metode Penelitian:
Pembelajaran Berbasis Masalah Kuantitatif, Kualitatif, dan
Open Ended terhadap Penelitian Gabungan. Jakarta:
Peningkatan Kemampuan Kencana.
Pemecahan Masalah Oleh Siswa. Zulyan, S. V., Pitoewas, B., & Adha, M. M.
Jurnal Pendidikan Progesif, VI (2), (2014). Pengaruh Keteladanan
167-173. Guru Terhadap Sikap Belajar
Undang-Undang Republik Indonesia Peserta Didik. Jurnal Kultur
Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Demokrasi, 2 (2).
Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum.

Page 28

You might also like