You are on page 1of 9

Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No.

3, Mei 2019

Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Terhadap


Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kreatif
Andri Tri Nugroho*, Tri Jalmo, Arwin Surbakti
Pendidikan biologi FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri
Bojonegoro No. 1 Bandar Lampung
*e-mail: andritrinugroho123@gmail.com, Telp: +682176329565

Received: January 21, 2019 Accepted: February 8, 2019 Online Published:May 2, 2019

Abstract: The Effect of Project Based Learning (PjBL) Model toward


Communication and Creative Thinking Ability of Students in Science Learning
Material for Environmental Pollution in SMP IT Fitrah Insani. This research was
conducted to determine the effect of the Project Based Learning (PjBL) model on the
communication and creative thinking ability of SMP IT Fitrah Insani students in
Science learning material on environmental pollution. The design used in the study
was a pretest-posttest non-equivalent control group design. The subject of the
research were students of class VII A and VII C, which were 60 students that were
selected through cluster random sampling technique. The data analysis were pretest-
posttest and N-gain score were tested using the Independent sample t-Test and
Mann-Whitney U test. The results showed that there was an effect of using Project
Based Learning model toward communication and creative thinking skills

Keywords: communication skills, creative thinking, project based learning

Abstrak: Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Terhadap


Kemampuan Komunikasi Dan Berpikir Kreatif Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA Materi Pencemaran Lingkungan di SMP IT Fitrah Insani.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan komunikasi dan berpikir kreatif peserta
didik SMP IT Fitrah Insani pada pembelajaran IPA materi Pencemaran Lingkungan.
Desain yang digunakan dalam penelitian adalah pretest-posttest non-equivalent
control group design. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VII
dengan sampel penelitian adalah kelas VII A dan VII C yang berjumlah 60 peserta
didik yang dipilih melalui teknik cluster random sampling. Data analisis berupa nilai
pretes-postes dan N-gain yang di uji menggunakan Independent sample t-Test dan uji
Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari
penggunaan model Project Based Learning terhadap kemampuan komunikasi dan
berpikir kreatif.

Kata kunci: berpikir kreatif, kemampuan komunikasi, project based learning

50
Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No. 3, Mei 2019

PENDAHULUAN diterapkan secara baik karena dalam


penerapannya pendidik hanya model
Abad ke 21 merupakan tantangan
pembelajaran diskusi. Hal ini membu-
bangsa Indonesia khususnya di bidang
at peserta didik menjadikan pendidik
pendidikan dalam membentuk generasi
sebagai sumber informasi utama dalam
muda agar terampil dalam berpikir
pembelajaran, sehingga kurang mem-
kreatif, memecahkan masalah, bijak
berdayakan peserta didik dalam
dalam membuat keputusan, suka
kemampuan berpikir kreatif dan komu-
bermusyawarah, dan dapat mengomuni-
nikasi. Meskipun pembelajaran sudah
kasikan gagasannya secara efektif serta
diberikan Lembar Kegiatan Peserta
mampu bekerja efisien baik individu
Didik (LKPD), namun masih saja
maupun kelompok. Karena mengetahui
pendidik yang banyak berperan untuk
pengetahuan saja tidak cukup untuk
dalam menyelesaikan soal-soal yang
menghadapi kehidupan yang semakin
disajikan dalam LKPD. Selain itu yang
kompleks dan berubah secara cepat
menjadi kendala adalah peserta didik
(Warsono dan Haryanto, 2012: 1).
tidak secara total dalam mengikuti
Sejalan dengan itu kemampuan yang
pembelajaran dikarenakan peserta didik
harus dimiliki pada abad ke 21 menurut
kurang berusaha dalam menemukan
Trilling dan Fadel (2009: 32) seseorang
informasi sendiri, sehingga hal ini
harus memiliki keterampilan berpikir
mengurangi makna dari pembelajaran
kreatif dan inovasi, pemikiran kritis,
aktif dan efektif. Oleh karena itu
pemecahan masalah, komunikasi dan
dibutuhkan model pembelajaran efektif
kolaborasi.
yang baik dan benar untuk membentuk
Faktanya kemampuan berpikir
peserta didik dapat belajar mandiri
kreatif dan berkomunikasi individu
tanpa melupakan aspek kognitif, afektif
Indonesia masih tergolong rendah.
dan psikomotorik, salah satunya dengan
Pernyataan ini ditunjukkan dari pering-
menggunakan model project based
kat kreativitas Indonesia berdasarkan
learning (PjBL).
Global Creativity Index tahun 2010
PjBL merupakan model pembela-
bahwa Indonesia menempati peringkat
jaran berbasis proyek yang menerapkan
81 dari 82 negara. Aspek yang dinilai
pendekatan pembelajaran inovatif, pada
meliputi toleransi, talenta, dan
pembelajar kontekstual melalui kegia-
teknologi pada bidang sains dan
tan yang kompleks, lebih menekankan
teknologi, bisnis dan managemen,
pada pemberian kesempatan kepada
kesehatan, pendidikan, budaya dan
peserta didik untuk menghasilkan suatu
entertainment (Martin, 2011: 37).
karya. Karya yang dihasilkan dapat
Permasalahan ini diduga dapat terjadi
berupa suatu rancangan, model, proto-
karena pendidikan di Indonesia lebih
tipe atau produk nyata yang dapat
ditekankan pada hafalan dan mencari
diterapkan di masyarakat (Anas dan
satu jawaban yang benar terhadap soal-
Murti, 2016: 398). Fokus pembelajaran
soal yang diberikan sehingga proses
terletak pada konsep-konsep dan
pemikiran tingkat tinggi termasuk ber-
prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin
pikir kreatif dan kemampuan berkomu-
studi, melibatkan peserta didik dalam
nikasi jarang dilatih (Munandar, 2009:
investigasi pemecahan masalah dan
7).
tugas yang bermakna (Thomas, 2000)
Pemasalahan dijumpai juga pada
dan (Kamdi, 2007).
saat observasi di SMP IT Fitrah Insani,
Penelitian terdahulu tentang
pembelajaran dengan kemampuan
pengaruh model PjBL terhadap
berpikir kreatif dan komunikasi belum
51
Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No. 3, Mei 2019

kemampuan berpikir kreatif dan komu- based learning dan pada kelas kontrol
nikasi yang telah dilakukan didapatkan dilakukan dengan model pem-belajaran
hasil peserta didik menjadi lebih aktif diskusi. Pelaksanaan penelitian ini
bertanya, menjawab dan berdiskusi meliputi pemberian tes awal (prettest)
dalam kelompok untuk memecahkan pada kelas eksperimen dan kontrol.
masalah. Pembelajaran menggunakan Kemudian memberikan perla-kuan
PjBL menjadi pengalaman bermakna dengan menerapkan model PjBL di
karena memungkinkan peserta didik kelas eksperimen dan menerapkan
menguasai suatu konsep, memecahkan model diskusi di kelas kontrol. Selan-
suatu masalah melalui penyelesaian jutnya pada akhir pertemuan, masing-
proyek dan memberi kesempatan berpi- masing kelas diberikan posttest dan
kir kritis, mengomunikasikan dan krea- mengumpulkan produk pada kelas
tif, dengan aspek kognitif, kreatif dan eksperimen.
afektif serta kemampuan komunikasi Data kemampuan berpikir kreatif
peserta didik meningkat (Noviyana, peserta didik diperoleh dari pretes,
2017: 114-116). postes dan N-gain. Selanjutnya data
Berdasarkan latar belakang, kemampuan berpikir kreatif dan
peneliti tertarik melakukan penelitian berkomunikasi peserta didik baik secara
yang berjudul “Pengaruh Model Project lisan maupun tertulis diperoleh dari
Based Learning (PjBL) Terhadap presentasi dan pembuatan laporan, serta
Kemampuan Komunikasi dan Berpikir penilaian produk. Pengambilan data test
Kreatif Peserta Didik Pada Pembela- yaitu dengan soal pretes dan postest
jaran IPA Materi Pencemaran Lingku- dibuat sama yang dilakukan sebelum
ngan di SMP IT Fitrah Insani”. dan sesudah pembelajaran. Data nilai
pretes, postes, dan gain score (N-gain)
METODE pada kelompok eksperimen dan kontrol
dianalisis kemudian dilakukan uji
Penelitian ini dilaksanakan pada
prasyarat yaitu uji normalitas, uji
semester ganjil bulan Agustus-
homogenitas, pengujian hipotesis, uji
September tahun pelajaran 2018/2019
kesamaan dan perbedaan dua rata-rata
di SMP IT Fitrah Insani. Populasi
serta uji Mann-Whitney U. Kemudain
penelitian ini adalah peserta didik kelas
setelah diperoleh data lalu dikategori-
VII. Sampel yang digunakan dalam
kan disesuaikan dengan beberapa kri-
penelitian ini yakni peserta didik kelas
teria seperti Tabel 1.
VII C sebagai kelas eksperimen dan
kelas VII A sebagai kelas kontrol yang
Tabel 1. Penentuan kelompok kategori
terdiri dari masing-masing kelas
berpikir kreatif
berjumlah 30 sehingga total dari kedua Nilai Kategori
kelas adalah 60 peserta didik. Pengam-
bilan sampel pada penelitian ini 86% ≤ A ≤ 100% Sangat Baik
dilakukan berdasarkan teknik purpo-
sive sampling. Desain pada penelitian 76% ≤ B ≤ 85% Baik
ini adalah Pretest-Posttest non equi- 60% ≤ C ≤ 75% Cukup
valen Control Group Design (Arikunto,
2013: 117). 55% ≤ D ≤ 59% Kurang
Penelitin ini dilakuakan dua kali E ≤ 54% Kurang Sekali
pertemun, pada kelas ekperimen dilaku-
Sumber: Purwanto (2013: 103).
kan dengan model pembelajaran project

52
Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No. 3, Mei 2019

Tabel 2. Data hasil Kemampuan komunikasi lisan


Rata-rata per indikator
Rata-
Bertanya
rata Pandangan Penyampaian Pemahaman Penggunaan
Kelas atau
total Mata Informasi isi materi Bahasa
Menanggapi

83,55 82,22 83,33 86,66 83,33 82,22


E
(B) (B) (B) (SB) (B) (B)

75,11 76,66 74,44 68,88 78,88 76,66


K
(C) (B) (C) (C) (C) (C)

Keterangan : E = Ekeperimen, K= Kontrol, B= Baik, dan C= Cukup

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Data hasil kemampuan komu-


nikasi tertulis
Hasil penelitian diperoleh dari Rata-rata per indikator
data penilaian kemampuan komunikasi, Rata- Tekni
Bahasa
kemampuan berpikir kreatif, dan Kelas rata Isi k
Penulis
penilaian produk peserta didik. total Tulisan Penul
an
isan
Berdasarkan (Tabel 2) diketahui 85,55 86,66 85,55 84,44
bahwa hasil kemampuan komunikasi E
(SB) (SB) (SB) (B)
secara lisan pada kelas eksperimen
lebih tinggi yaitu dengan kreteria 75,18 74,44 76,66 74,44
K
“baik” dibanding dengan kelas kontrol (C) (C) (B) (C)
yang memliki kreteria “cukup”. Salain Keterangan : E= Ekeperimen,
itu pada kelas ekperimen lebih aktif K= Kontrol, SB= Sangat
pada indikator bertanya dan menang- Baik, B= Baik dan C=
gapi dengan kreteria “sangat baik” Cukup
dibanding kelas kontrol. Karena pada
kemampuan komunikasi lisan pada Berdasarkan (Tabel 3) diketahui
bertanya atau menanggapi pertanyaan bahwa hasil kemampuan komunikasi
peserta didik sering bertanya dan secara tertulis pada kelas eksperimen
menanggapi pertanyaan yang sesuai lebih baik yaitu dengan keriteria
dengan materi pembelajaran. Sejalan “sangat baik”, sedangkan pada kelas
dengan itu dijelaskan oleh Tinker kontrol lebih rendah yaitu dengan
(1992) dalam Colley (2008), bahwa kreteria “cukup”. Terutama pada isi dan
pembelajaran proyek identik dengan bahasa tulisan yaitu “sangat baik” pada
pembelajaran berbasis sains, yaitu kelas eksperimen. Karena kemampuan
sesuatu yang dikerjakan oleh para komunikasi tertulis pada isi dan bahasa
ilmuwan. Peserta didik yang terlibat penulisan, peserta didik dapat menulis-
dalam proyek secara menyeluruh akan kan sebuah gagasan solusi yang tepat
memilih topik, memutuskan pendeka- untuk menanggulangi masalah pence-
tan, melakukan eksperimen, menarik maran lingkungan.
kesimpulan dan mengomunikasikan
hasil proyek yang dikerjakan.

53
Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No. 3, Mei 2019

terlatih dalam mengungkapkan penda-


pat, memberi solusi dan dapat me-
nyelesaikan suatu permasalahan dari
sudut pandang yang berbeda dalam
bentuk produk dalam sebuah proyek.
Hasil data terlihat bahwa terdapat
Gambar 1. Contoh bahasa penulisan perbedaan yang signifikan terhadap
komunikasi tertulis kelas ekperimen. nilai pretes, postes dan produk dari
kedua kelas, yaitu kelas ekperimen
lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Sejalan dengan penelitian yang telah
diakukan sebelumnya terkait dengan
model PjBL, bahwa model PjBL dapat
Gambar 2. Contoh bahasa penulisan
komunikasi tertulis kelas kontrol. melatih dan memahami berpikir
kompleks dan mengetahui bagaimana
Pada Gambar 1 peserta didik mengintegrasikannya dalam bentuk
menuliskan penjelasan dengan meng- keterampilan. Model PjBL sering
gunakan bahasa yang baik dan benar dikaitkan dengan kehidupan nyata,
serta menggunakan tanda baca yang mampu memanfaatkan pencarian
baik. Sedangkan pada Gambar 2 peserta berbagi sumber, berpikir kritis, dan
didik hanya menjelaskan dengan sing- mempunyai keterampilan pemecahan
kat dan menggunakan bahasa yang masalah dengan baik yang akan mampu
kurang tepat. melengkapi proyek mereka (Maula,
2014 : 4).
Tabel 4. Data hasil N-gain keteram-
pilan berpikir kreatif Tabel 5. Data hasil uji statistik N-gain
setiap indikator
Nilai Kelas X ± Sd Uji t-Test Uji
Indi
X± Uji t- mann-
E 0,75 ± kato Kelas
Sd Test withney
0,089 r
N-gain Sig 0,00 U
K 0,65 ±
0,69 ±
0,095 E
0,11
Ket: X = Rata-rata, Sd = Standar deviasi, A 0,00 0,001
0,58 ±
K
E = Eksperimen, K= Kontrol 0,12
0,82 ±
E
Berdasarkan (Tabel 4) diketahui 0,27
B 0,01 0,012
bahwa N-gain pada kedua kelas 0,63 ±
K
0,24
kelompok yang dilakukan uji t- 0,79 ±
Independent Sample t-Test nilai N-gain E
0,13
C 0,26 0,047
kelompok eksperimen lebih tinggi 0,69 ±
K
dibanding kelas kontrol. Maka artinya 0,18
N-gain kedua kelompok berbeda 0,75 ±
E
0,27
signifikan. Data hasil penelitian yang D 0,05 0,036
0,62 ±
telah dilakukan diketahui bahwa model K
0,26
PjBL dapat meningkatkan kemampuan Ket. A= Berpikir lancar; B= Berpikir
berpikir kreatif. Peserta didik menjadi luwes; C= Merinci; D= Berpikir
lebih aktif ketika kegiatan belajar Orisinil; E= Eksperimen K=
mengajar, dalam hal ini peserta didik Kontrol
54
Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No. 3, Mei 2019

Berdasarkan (Tabel 5) terdapat


peningkatan pada setiap indikator yaitu
pada fluency (berpikir lancar), flexibi-
lity (berpikir luwes), elaboration
(merinci) dan originality (orisinil) pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibanding
kelas kontrol. Sehingga terdapat perbe-
daan secara signifikan antara kedua
kelompok. Penigkatan secara signifikan Gambar 4. Contoh indikator fluency kelas
kontrol
juga terjadi pada masing-masing indi-
kator dari berpikir kreatif yaitu fluency Pada Gambar 3 merupakan
(berpikir lancar), flexibility (berpikir contoh peserta didik yang menuliskan
luwes), elaboration (merinci) dan origi- sebuah gagasan atau ide yang baru dari
nality (orisinil). Peningkatan yang pemikiran sendiri yang serta memberi-
terjadi pada fluency karena adanya kan solusi pemecahan masalah.
penerapan model PjBL yaitu pada tahap Sedangkan pada Gambar 4 peserta
mendesain proyek atau pembuatan pro- didik hanya menulisakan gagasan saja
yek karena dalam tahapan ini peserta tanpa memberikan ide atau solusi untuk
didik dapat mengembangkan gagasan- memcahkan suatu masalah yang ada
gagasan proyek, mengombinasikan ide pada wacana.
yang muncul dalam kelompok, dan Pada flexibility atau berpikir
membangun suatu kreativitas proyek. luwes peserta didik dapat melihat suatu
Kreativitas tersebut dilihat dari produk
permasalahan dari sudut pandang yang
yang dihasilkan dari proyek dalam berbeda sehingga timbul kreativitas dari
bentuk produk (LapBook), serta setiap peserta didik dalam menghasil-
kreatifitas peserta didik dalam mene- kan solusi penyelesaian suatu masalah.
mukan jawaban dalam permasalahan
Hal ini terlihat pada tahap tahap
yang mereka temukan. Sesuai dengan
mendesain proyek, dimana peserta
Corebima (2009 : 16) bahwa proyek
didik dapat mengembangkan gagasanya
memfokuskan pada pengembangan
secara luwes pada saat pembuatan
produk atau unjuk kerja (performance),
produk. Sejalan dengan itu menurut
secara umum peserta didik melakukan
Isaksen dkk. dalam Mahmudi (2010: 2)
kegiatan, mengorganisasi kegiatan bela-
mendefinisikan berpikir kreatif sebagai
jar kelompok mereka, melakukan
proses konstruksi ide. Dimana
pengkajian atau penelitian, memecah-
keluwesan berpikir untuk memproduksi
kan masalah, dan mensintesis
sejumlah ide, jawaban-jawaban atau
informasi.
pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi,
dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda, mencari
alternatif atau arah yang berbeda-beda,
serta mampu menggunakan bermacam-
macam pendekatan atau cara
pemikiran.

Gambar 3. Contoh indikator fluency kelas


eksperimen.
55
Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No. 3, Mei 2019

kan kelancaran, keluwesan (fleksibili-


tas), dan orisinalitas (keaslian) dalam
berpikir, secara kemampuan untuk me-
ngelaborasi (mengembangkan, mem-
perkaya, memperinci) suatu gagasan.

Gambar 5. Contoh indikator flexibility


kelas eksperimen

Gamabr 6. Contoh indikator flexibility


kelas kontrol Gambar 7. Contoh indikator elabora-
tion kelas eksperimen
Pada Gambar 5 peserta didik
menuliskan jawaban yang sesuai
dengan sudut pandang diri sendiri
dalam menilai suatu permasalahan yang
terjadi secara luwes dan menjabarkan
terjadinya pemasalahan pada wacana
serta memberikan banyak gagasan
dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan pada Gambar 6 peserta
didik hanya menyebutkan permasala-
han yang terjadi dan siangkat sehingga
jawab pserta didik kurang jelas. Gambar 8. Contoh indikator elabora-
Pada elaboration atau kemam- tion kelas kontrol
puan berpikir rinci peserta didik
mampu menggunakan pengetahuan Selanjutnya pada originality
yang dimiliki untuk memberikan peserta didik mampu menyampaikan
penjelaskan yang rinci terhadap solusinya sendiri dalam menyelesaikan
penyelesaian suatu masalah. Pening- suatu masalah pada saat pembuatan
katan terjadi pada tahap sintak produk. Peningkatan terjadi pada tahap
menyusun jadwal, dimana peserta didik sintak melakukan evaluasi pengalaman
mampu merinci dan memperkirakan membuat proyek diamana peserta didik
untuk dapat menyelesaikan produk menyampaikan pengalamanya dengan
tanpa melawati batas waktu yang telah asli dan orisinil serta berbeda dengan
ditetapkan pada saat diskusi mengenai yang lainya. Sejalan dengan itu
jadwal penyelesaian produk. Sejalan originality (keaslian) adalah kemam-
dengan itu menurut Munandar (2009: puan untuk mencetuskan gagsan
50) mendefinisikan berpikir kreatif dengan cara-cara yang asli, tidak klise,
sebagai kemampuan yang mencermin-

56
Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No. 3, Mei 2019

dan jarang diberikan kebanyakan orang indikator novelty dan elaboration


(Supriadi, 1994: 7). memiliki persentase yang besar dengan
kreteria “sangat baik” sedangkan pada
indikator resolution memiliki kreteria
“baik”. Hal ini terlihat pada saat peserta
didik pada tahap membuat produk.
Peserta didik mampu mengembangkan
suatu gagasan atau produk menjadi
lebih menarik. Sejalan dengan itu
menurut Harris dalam Susanto (2013 :
101), menyatakan kreativitas dapat
dipandang sebagai suatu kemampuan,
sikap dan proses. Kreativitas sebagai
suatu kemampuan untuk menghasilkan
ide-ide baru dengan mengombinasi-
Gambar 9. Contoh indikator originality kan, mengubah atau menerapkan
kelas eksperimen kembali ide-ide yang telah ada.
Kreativitas sikap adalah kemampuan
diri untuk melihat perubahan atau
kebaruan.

Gambar 10. Contoh indikator originali-


ty kelas kontrol

Tabel 6. Data hasil produk peserta di-


dik
Rata-rata per indikator
Pemeca
Keterp
Rata- Keba han
Kel erincia Gambar 11. Contoh produk kelas
rata ruan Masala
as n eksperimen
total (Nov h
(Elabor
elty) (Resolu
ation)
tion) SIMPULAN
86,6 86,6 Berdasarkan hasil analisis data
84,44 86,66
E 6 6
(B) (SB) dan pembahasan dapat disimpulkan
(SB) (SB)
bahwa terdapat pengaruh yang sig-
Keterangan: E= Eksperimen
nifikan model PjBL terhadap
kemampuan komunikasi dan terdapat
Berdasarkan (Tabel 6) diketahui
pengaruh yang signifikan model PjBL
hasil menunjukan kemampuan berpikir
terhadap kemampuan berpikir kreatif
kreatif dalam pembuatan produk setiap
peserta didik di SMP IT Fitrah Insani.
indikator memilikai hasil yang berbeda
57
Jurnal Bioterdidik, Vol. 7 No. 3, Mei 2019

DAFTAR RUJUKAN Pemecahan Masalah, dan


Disposisi Matematis, serta
Anas, M. & Murti, W. 2016. Pengaruh
Persepsi terhadap Kreativitas.
Pemberian Tugas Berbasis
Bandung. Disertasi doktor
Proyek Terhadap Pengem-
Universitas Pendidikan
bangan Life Skill Dan Hasil
Indonesia (UPI).
Belajar Biologi Siswa Kelas
VIII SMP.
Munandar, U. 2009. Pengembangan
kreativitas anak berbakat.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian
Jakarta: Rineka Cipta.
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Noviyana, H. 2017. Pengaruh Model
Project Based Learning
Colley, K. 2008. Project Based Science
Terhadap Kemampuan
Instruction: A Primer An
Berpikir Kreatif Matematika
Introduction and Learning
Siswa. Bandar Lampung.
Cycle for Project Based
STKIP Pringsewu.
Science. Jurnal The Science
Teacher, Vol 75:23-28.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil
Belajar. Yogyakarta. Pustaka
Corebima, A.D. 2009. Pembelajaran
Belajar.
Berbasis Proyek. Makalah
pada Pelatihan Guru untuk
Supriadi, D. 1994. Kreativitas,
Pembelajaran PBP. Tidak
Kebudayaan dan Perkemba-
diterbitkan. Batu Malang
ngan IPTEK. Bangung:
Alfabeta
Kamdi, W dkk. 2007. Model-Model
Pembelajaran Inovatif.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan
Malang. Universitas Negeri
Pembelajaran. Jakarta.
Malang.
Prenamedia group.
Martin. 2011. Creativity and Prosperity:
Thomas, J.W. 2000. A Review on
The Global Creativity Index.
Research on Project-Based-
Canada. Universitas Toronto.
Learning.
Maula, Milla, Dkk. 2014. Pengaruh
Trilling and Fadel. 2009. 21st century
Model PjBL (Project-Based
skills: learning for life in our
Learning) terhadap Kemam-
times. USA. Jossey Bass:
puan Berpikir Kreatif dan
Hasil Belajar Siswa pada
Warsono dan Haryanto. 2012.
Materi Pengelolaan Ling-
Pembelajaran Aktif Teori dan
kungan. Jember. UNEJ.
Asesmen. Bandung. Rosda
Mahmudi, A. 2010. Pengaruh
Pembelajaran dengan Strategi
Mathematical Habits on Mind
(MHM) Berbasis Masalah
terhadap Kemampuan Ber-
pikir Kreatif, Kemampuan
58

You might also like