You are on page 1of 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Online Journals Universitas Kristen Indonesia

Jurnal EduMatSains, 4 (1) Juli 2019, 89-98

Meningkatkan Kreatifitas Siswa melalui STEM dalam Pembelajaran IPA


Increasing Student Creativity through STEM in Science Learning

Rikardus Herak*1, Godelfridus Hadung Lamanepa2

1
Program Studi pendidikan Biologi, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang,
Jl Achmad Yani No. 50-52 Kupang, Indonesia,
2
Program Studi pendidikan Fisika, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang,
Jl Achmad Yani No. 50-52 Kupang, Indonesia,

*e-mail : rikardusherak@unwira.ac.id

Abstract
This study aims to improve students' creativity through STEM in Science Learning in Class VIII SMP
Negeri 11Kupang. The STEM approach is associated with the environment, so that a learning is
realized that presents the real world experienced by students in everyday life. This means that through
the STEM approach students are not just memorizing concepts, but rather how students understand
and understand scientific concepts and their relationships in everyday life. The problem in this study is
the low creativity of students in science learning. The subjects of this study were class VIII J students
totaling 25 people. This type of research is classroom action research (CAR). This research model is
in the form of a cycle consisting of four stages, namely: planning, action, observation and reflection.
Data collection techniques in the form of observation sheets and questionnaires. The analysis
technique uses descriptive analysis. The results of the study show that science learning with the STEM
approach can train students 'creative abilities in linking the four fields of the exact science so that they
have deep insights and can enhance students' creativity

Keywords: Creativity, STEM, Learning outcomes

PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai salah satu mampu mendukung pembangunan di masa
bentuk perwujudan kebudayaan manusia mendatang adalah pendidikan yang mampu
yang dinamis dan sarat perkembangan. mengembangkan potensi siswa, sehingga
Perubahan atau perkembangan pendidikan yang bersangkutan mampu menghadapi dan
adalah hal yang memang seharusnya terjadi memecahkan problema kehidupan yang
sejalan dengan perubahan budaya dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh
kehidupan. potensi nurani maupun potensi kompetensi
Perubahan dalam arti perbaikan siswa.
pendidikan pada semua tingkat perlu terus- Konsep pendidikan tersebut terasa
menerus dilakukan sebagai antisipasi semakin penting ketika seseorang harus
kepentingan masa depan. Pendidikan yang memasuki kehidupan di masyarakat dan

89
Rikardus Herak, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2019|Vol.4|No.1

dunia kerja, karena yang bersangkutan berbagai bidang untuk pemecahan suatu
harus mampu menerapkan apa yang masalah.
dipelajari di sekolah, untuk menghadapi Suharnan (dalam Ghufron dan
problema yang dihadapi dalam kehidupan Risnawati S, 2012) mengatakan bahwa
sehari-hari saat ini maupun kehidupan terdapat aspek-aspek pokok dalam
yang akan datang. Salah satu proses kreatifitas yaitu; aktifitas berpikir,
pembelajaran yang harus dikembangkan menemukan atau menciptakan sesuatu yang
oleh guru di sekolah saat ini adalah baru, sifat baru atau orisional, produk yang
pembelajaran yang menekankan pada upaya berguna atau bernilai. Ciri- ciri orang yang
mengembangkan kreatifitas siswa secara kreatif menurut Guilford (dalam Munandar,
optimal. 2010) dibedakan dari dua segi, yaitu
Kreatifitas merupakan kemampuan aptitude dan non- aptitude. Aptitude yaitu
seseorang dalam menuangkan ide atau aspek yang berhubungan dengan kognisi
gagasan melalui proses berpikir kreatif atau proses berpikir seperti: kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang menuntut berpikir lancar, kemampuan berpikir luwes,
pemusatan, perhatian, kemauan, kerja keras orisinil dalam berpikir sedangkan non
dan ketekunan. Kreatifitas merupakan aptitude yaitu yang berkaitan dengan sikap
tuntutan pendidikan agar siswa bisa dan perasaan seperti: kepercayaan diri,
mengenali potensi dan kemampuannya keuletan, apresiasi estetik, kemandirian.
sendiri. Faktor-faktor yang dapat
Clark Monstakis (dalam Kurniati, mempengaruhi kreatifitas adalah: a) faktor
dan Yeni 2010) mengatakan bahwa internal individu seperti; keterbukaan
kreatifitas merupakan pengalaman dalam terhadap pengalaman dan rangsangan dari
mengekspresikan dan mengaktualiasikan luar atau dalam individu, evaluasi internal,
identitas individu dalam bentuk terpadu dan kemampuan untuk bermaian dan
antara hubungan diri sendiri, alam dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-
orang lain. Kreatifitas merupakan aktifitas unsur, bentuk-bentuk, konsep atau
kognitif diri individu yang melahirkan membentuk kombinasi baru dari hal-hal
gagasan, proses, metode ataupun produk yang sudah ada sebelumnya; b) faktor
baru yang efektif yang bersifat imajinatif, eksternal (lingkungan) yang dapat
dan integrasi yang berdaya guna dalam mempengaruhi kreatifitas individu adalah

90
Meningkatkan Kreatifitas Siswa melalui STEM

lingkungan kebudayaan yang mengandung membantu kesuksesan keterampilan abad


keamanan dan kebebasan psikologis. ke-21 (Beers, 2011). STEM dapat
Peran kondisi lingkungan mencakup berkembang apabila dikaitkan dengan
lingkungan dalam arti kata luas yaitu lingkungan, sehingga terwujud sebuah
masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan pembelajaran yang menghadirkan dunia
dapat mengembangkan kreatifitas jika nyata yang dialami siswa dalam kehidupan
kebudayaan itu memberi kesempatan adil sehari-hari (Subramaniam et al, 2012). Hal
bagi pengembangan kreatifitas potensial ini berarti melalui pendekatanSTEM siswa
yang dimiliki anggota masyarakat.Untuk tidak hanya sekedar menghafal konsep saja,
dapat mengembangkan kreatifitas siswa tetapi lebih kepada bagaimana siswa
bergantung pada guru dalam mengetahui mengerti dan memahami konsep-konsep
bagaimana kreatifitas tersebut sains dan kaitanya dalam kehidupan sehari-
dikembangkan (Bayindir & Inan, 2008). hari.
Kebanyakan guru masih menerapkan Dewasa ini pendekatan STEM di
pembelajaran yang bersifat konvensional, adopsi oleh banyak negara sebagai inovasi
dimana proses pembelajaran pada pendidikan, sehingga muncul sebagai
umumnya hanya melatih proses berpikir gerakan global untuk menjembatani
konvergen, sehingga bila dihadapkan suatu kesenjangan antara kebutuhan dan
permasalahan, siswa akan kesulitan ketersediaan keahlian yang diperlukan
memecahkan masalah tersebut secara untuk pembangunan ekonomi di Abad ke-
kreatif (Munandar,2001). Seorang guru 21. Dalam menghadapi era persaingan
perlu menggunakan suatu pendekatan global, Indonesia pun perlu menyiapkan
pembelajaran yang dapat melatih kreatifitas sumberdaya manusia yang handal secara
siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran kualitas dan mencukupi secara kuantitas.
yang dapat digunakan untuk melatih Sebagaimana dirilis dalam Surat
kreatifitas adalah pendekatan STEM (Beers, Kabar Kompas (Juli 2015) Indonesia
2011). mengalami kendala kesenjangan antara
STEM merupakan isu penting dalam kebutuhan dan ketersediaan sumber daya
pendidikan saat ini (Becker&Park, 2011). manusia. Merujuk data Badan Pusat
Pendekatan STEM merupakan integrasi dari Statistik 2010, sumber daya manusia
pembelajaran sains, teknologi, teknik, dan Indonesia masih didominasi tenaga kerja
matematika yang disarankan untuk kurang terampil (sebanyak 88 juta), dan

91
Rikardus Herak, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2019|Vol.4|No.1

diprediksi 2020 akan ada 50% kekurangan bertujuan untuk mempersiapkan manusia
tenaga kerja untuk mengisi lowongan Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
jabatan di struktur lapangan kerja. Namun, sebagai pribadi dan warga negara yang
jalan untuk mengatasi persoalan ini beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
bukanlah perkara mudah, sebab tanpa upaya afektif serta mampu berkontribusi pada
mengembangkan kemampuan dasar, soft kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
skills (kolaborasi, komunikasi, kreatifitas, bernegara, dan peradaban dunia.
pemecahan masalah) pada jenjang Dinyatakan pula dalam dokumen tersebut
pendidikan dasar dan menengah, sukar bahwa salah satu pola pikir baru yang
untuk mengharapkan generasi muda yang digunakan sebagai dasar pengembangan
bermotivasi dan siap menekuni bidang- Kurikulum 2013 adalah pola pembelajaran
bidang STEM. ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
Kurikulum 2013 diluncurkan tidak menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan
akan dapat mengatasi permasalahan kualitas jamak (multidiscipline). Rumusan tujuan
dan kuantitas sumberdaya manusia dan pola pikir dalam pengembangan
Indonesia yang berdaya siang global, jika Kurikulum 2013 yang dikemukakan
tidak secara sistematik menyiapkan mereka tersebut mengisyaratkan bahwa Kurikulum
mengembangkan pengetahuan, 2013 memberikan ruang bagi
keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan pengembangan dan implementasi
dunia kerja Abad ke-21, sebagaimana pendekatan STEM dalam konteks
diwujudkan dalam pendekatan STEM. implementasi Kurikulum 2013, yang
Untuk mengatasi hal tersebut pendidikan mengutamakan integrasi S, T, E dan M
dengan pendekatan STEM bisa menjadi secara multi dan trans disiplin serta
kunci bagi menciptakan generasi penerus pengembangan pemikiran kritis, kreatifitas,
bangsa yang mampu bersaing di kancah inovasi, dan kemampuan memecahkan
global. Oleh sebab itu, pendekatan STEM masalah.
perlu menjadi kerangka-rujukan bagi proses
pendidikan di Indonesia ke depan. METODE PENELITIAN
Sebagaimana dinyatakan dalam Jenis penelitian ini adalah penelitian
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum tindakan kelas dengan menggunakan model
2013 Jenjang Sekolah Menengah Pertama Kemmis & McTaggart yang terdiri dari
(Kemdikbud, 2013), bahwa kurikulum 2013 empat tindakan, yaitu (1) perencanaan atau

92
Meningkatkan Kreatifitas Siswa melalui STEM

planning yaitu mengadakan observasi awal HASIL DAN PEMBAHASAN


dan melakukan wawancara untuk Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui keadaan kelas sebenarnya. meningkatakan kreatifitas siswa dalam
Setelah mengetahui permasalahan yang pembelajaran IPA . Sumber acuan
terjadi lalu menyusun rencana tindakan terjadinya peningkatan kreatifitas siswa
untuk memperbaiki, meningkatkan atau dapat di lihat dari hasil pengamatan
mengubah prilaku dan sikap siswa sehingga observasi dan pengisian angket.
dapat menjadi solusi dari permasalahan Kreatifitas siswa dapat di lihat dari
yang ada, (2) tindakan atau action, yaitu ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif
melaksanakan proses pembelajaran dengan (apttitude) serta ciri – ciri afektif (non
pendekatan STEM berdasarkan pada apttitude) yang di milikii oleh siswa.
rencana tindakan yang tertuang dalam Adapun ciri- ciri kemampuan berpikir
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kreatif ( aptitude) adalah kemampuan
sebagai upaya perbaikan, peningkatan berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes,
sesuai dengan yang diharapakan, 3) keterampilan berpikir orisinal ( rasional) ,
pengamatan atau observing yaitu untuk keterampilan menilai. Ciri-ciri afektif (non
mengamati dan mengetahui hasil dari aptitude) yaitu rasa ingin tahu, bersifat
tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa imajinatif, merasa tertantang oleh
(4) refleksi atau reflecting yaitu kemajemukan, sifat berani mengambil
menganalisa dan menginterpretasikan daan resiko dan sifat menghargai.
menyimpulkan tentang hasil dan dampak Kreatifitas tidak dapat tumbuh dengan
dari tindakan sehingga digunakan sebagai sendirinya. Sebaliknya keaktifitas harus di
acuan untuk menyusun rencana tindakan tumbuh kembangkan dalam proses
pada siklus berikutnya Teknik pendidikan. Peran guru sangat besar untuk
pengumpulan data berupa lembar observasi memicu menumbuhkan kreatifitas siswa.
dan angket/kuisioner. Teknik analisis data pemilihan metode pembelajaran menjadi
berupa analisis deskriptif melalui beberapa salah satu saran untuk menstimulus
tahap yaitu: 1) Reduksi data, 2) Triangulasi, kreatifitas siswa .
3) Display data dan 4) Kesimpulan. Berdasarkan hasil monitoring selama
proses pembelajaran dengan pendekatan
STEM di terapkan, dapat terlihat adanya
kemampuan siswa menemukan konsep dan

93
Rikardus Herak, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2019|Vol.4|No.1

dapat menerapkannya dengan memberikan banyak yang berani mengajukan pertanyaan


contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. dan mengembangkan gagasan. Guru masih
Siswa lebih berani mengajukan gagasan harus memotivasi atau menyuruh siswa
maupun pertanyaan dari proses teretentu untuk maju ke depan kelas.
mengerjakan LKS , terdapat variasi Kerjasama dengan teman sekelomppk saat
pengerjaanya, namun secara umum hasilnya mengerjakan LKS masih belum terlihat
sama. Siswa juga dilibatkan untuk dengan baik. Ada beberapa kelompok yang
mengoreksi pekerjaan sehingga dapat di dominasi oleh satu atau dua siswa dalam
mengetahui jawaban yang benar atau yang penyelesaian LKS. Kreatifitas mengalami
salah. Disini guru juga diminta aktif agar peningkatan pada siklus kedua . kerjasama
dapat memotivasi siswa agar berani, dengan antar anggota kelompok sudah meningkat
memberikan reward dan kata-kata positif tampak dengan keterlibatan siswa dalam
yang mendorong siswa untuk lebih aktif. menyelesaikan LKS lebih banyak di
Selain itu, guru membangkitkan rasa ingin bandingkan pada siklus I. Jumlah siswa
tahu siswa, dengan memberikan beberapa yang mau menyampaikan gagasan juga
pertanyaan pengantar sebelum memberikan meningkat, banyak siswa yang aktif
materi. Guru juga mengarahkan siswa mengerjakan soal di depan kelas. Pada
untuk berpikir kreatif. Upaya guru dalam siklus ini, siswa dapat membuat soal latihan
meningkatkan kreatifitas siswa dapat di yang berasal dari sumber lain, sehingga soal
lihat juga dari hasil pengisian aktifitas yang di buat lebih variatif.
siswa. Berdasarkan angket yang telah di Berdasarkan hasil pengisian angket siswa
berikan, terdapat peningkatan aktifitas pda setiap siklus, dapat di lihat adanya
siswa. Siklus I siswa melakukan aktifitas peningkatan kretifitas siswa dalam
85%, sedangkan pada siklus II aktifitas pembelajaran IPA. Untuk lebih jelas dapat
yang terpenuhi meningkat menjadi 97%. dilihat pada Tabel berikut berikut :
Kreatifitas pada siklus I tampak
ketika siswa berani mengajukan pertanyaan,
mengemukakan gagasan dan memberikan
komentar terhadap siswa lain, menghargai
temanya serta keberanian siswa utuk
mempresentasikan hasil kelompok di depan
kelas. Pada siklus pertama ini belum

94
Meningkatkan Kreatifitas Siswa melalui STEM

Tabel 1. Peningkatan Hasil Kreativitas Siswa

Pernyataan Persentase
Siklus I Siklus
II
Siswa yang dapat mengajukan beberapa pertanyaan 9, 2 21,5
Siswa yang dapat menyampaikann ide atau gagasan 5,5 9,5
Siswa yang mencoba untuk menemukan konsep 10,5 18,3
Siswa yang mampu mengkolaborasi konsep yang satu dengan 2,5 15,2
konsep yang lainnya
Siswa yang dapat mengaplikasikan konsep dalam contoh 26,2 38,6
pemecahan masalah
Siswa yang dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan 21,1 32,4
banyak cara
Siswa yang mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari- 18,3 47,2
hari
Siswa yang berani mengerjakan soal dan tidak takut kalau 38,7 54,2
jawabannya salah
Siswa banyak membaca banyak buku IPA sebagai referensi 16,5 28,6
selain buku yang digunakan oleh guru
Siswa yang berani mengerjakan soal selain yang diberikan oleh 18,2 32,4
guru
Siswa yang berani bertanya kepada guru/teman jika belum ada 66,2 77,2
materi yang belum dipahami
Siswa berani mengerjakan soal di depan kelas 32,4 43,2
Siswa yang mampu memahami materi dengan menggunakan 31,3 45,2
media
Siswa mampu mengoreksi pekerjaan siswa lain 58,4 80,2
Siswa yang menghargai pendapat siswa lain 88,5 94,5

95
Rikardus Herak, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2019|Vol.4|No.1

Dari tabel di atas dapat di lihat berjumlah 16,5%, pada siklus II jumlahnya
peningkatan hasil kreatifitas siswa dari 28,6%, 10) Siswa yang berani mengerjakan
siklus I ke siklus II sebagai berikut : 1) soal selain yang diberikan oleh guru pada
Siswa yang dapat mengajukan beberapa siklus I jumlahnya 18,2%, pada siklus II
pertanyaan pada siklus I sejumlah 9,2%, jumlahnya menjadi 32,4%, 11) Siswa yang
pada siklus II meningkat menjadi 21,5%, 2) berani bertanya kepada guru/teman jika
Siswa yang dapat menyampaikann ide atau belum ada materi yang belum dipahami
gagasan pada siklus I jumlahnya 5,5%, pada pada siklus I jumlahnya 66,2%, pada siklus
siklus II meningkat menjadi 9,5%, 3) II sejumlah 77,2%, 12) Siswa berani
Siswa yang mencoba untuk menemukan mengerjakan soal di depan kelas pada siklus
konsep pada siklus I jumlahnya 10,5% , I berjumlah 32,4%, pada siklus II sebanyak
pada siklus II menjadi 18,3%, 4) Siswa 43,2%, 13) Siswa yang mampu memahami
yang mampu mengkolaborasi konsep yang materi dengan menggunakan media pada
satu dengan konsep yang lainnya pada siklus I berjumlah 31,3%, pada siklus II
siklus I 2,5, pada siklus II jumlahnya 15,2%, 45,2%, 14) Siswa mampu mengoreksi
5) Siswa yang dapat mengaplikasikan pekerjaan siswa lain pada sisklus I
konsep dalam contoh pemecahan masalah sebanyak 58,4%, pada siklus II jumlahnya
pada siklus I jumlahnya 26,2 %, pada siklus 80,2%, dan 15) Siswa yang menghargai
II meningkat menjadi 38,6%, 6) Siswa pendapat siswa lain pada siklus I berjumlah
yang dapat menyelesaikan masalah dengan 88,5%, pada siklus II berjumlah 94,5%.
menggunakan banyak cara pada siklus I Berdasarkan data diatas (hasil observasi,
terdapat 21,1%, dan pada siklus II pengisian angket) dapat terlihat bahwa
jumlahnya 32,4%, 7) Siswa yang mampu dengan menerapkan pendekatan STEM
mengaitkan materi dengan kehidupan terdapat peningkatan kreatifitas siswa.
sehari-hari pada siklus I jumlahnya 18,3%,
pada siklus II jumlahnya 47,2%, 8) Siswa Berdasarkan hasil penelitian dan
yang berani mengerjakan soal dan tidak Pembahasan maka, di simpulkan bahwa, 1)
takut kalau jawabannya salah pada siklus I Pendekatan STEM dikaitkan dengan
jumlahnya 38,7% pada siklus II jumlahnya lingkungan, sehingga terwujud sebuah
54,2%, 9) Siswa banyak membaca banyak pembelajaran yang menghadirkan dunia
buku IPA sebagai referensi selain buku nyata yang dialami siswa dalam kehidupan
yang digunakan oleh guru pada siklus I sehari-hari. Hal ini berarti melalui

96
Meningkatkan Kreatifitas Siswa melalui STEM

pendekatan STEM siswa tidak hanya DAFTAR PUSTAKA


sekedar menghafal konsep saja, tetapi lebih Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
kepada bagaimana siswa mengerti dan Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
memahami konsep-konsep sains dan Jakarta: PT. Rineka Cipta
kaitanya dalam kehidupan sehari-hari, 2) Bayindir, N., & Inan, H. Z. 2008. Theory
Pelaksanaan pembelajaran IPA melalui into practice: Examination of
pendekatan STEM pada siswa kelas VIII teacher practices in supporting
SMP Negeri 11 Kupang dengan materi children's creativity and creative
sistem ekskresi dapat meningkatkan thinking. Ozean Journal of Social
kreatifitas siswa. Indikator dari Science, 1 (1).
peningkatan kreatifitas dapat dilihat dari Beers, S. 2011. 21st Century Skills:
aktifitas siswa berupa keterampilan Preparing Students For Their Future.
berpikir lancar, keterampilan berpikir Diakses dari
luwes, keterampilan berpikir orisinil, http://www.yinghuaacademy.org/wp
keterampilan merinci, keterampilan -
menilai, rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, content/uploads/2014/10/21st_centu
merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat ry_skills.pdf
berani mengambil resiko dan sikap Becker, K.,& Park, K. 2011. Effects
menghargai. ofintegrative
approachesamongscience,
UCAPAN TERIMAKASIH technology,engineering,and
Penelitian ini masuk dalam skim mathematics (STEM) subjects on
penelitian hibah bersaing penelitian dosen students' learning: A
pemula (PDP) ristekdikti yang didanai preliminarymeta-analysis.Journal
Tahun Anggaran 2019. Untuk itu, ofSTEMEducation: Innovations and
diucapkan terima kasih kepada: 1) LPPM Research, 12(5/6), 23.
UNWIRA Kupang sebagai lembaga yang Ghufron,M.Nur dan Risnawati S.Rini.2012.
memfalitasi penelitian ini. 2) Ristekdikti Gaya Belajar:Kajian
yang telah mendanai penelitian ini. Teoretik.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Inovasi pendidikan tingkatkan daya saing
(2015, July 15). Kompas, p.12.

97
Rikardus Herak, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2019|Vol.4|No.1

Kemmis & Mc. Taggart. 2010. The Action Rahmawati, Yeni dan Kurniati, Euis. 2010.
Research Planner. Geelong: Strategi Pengembangan Kreatifitas
DeakenUnivercity Press. Pada Anak Usia Taman Kanak -
kanak. Jakarta: Kencana.
Kemdikbud 2013. Lampiran Peraturan
Subramaniam, M. M., Ahn, J., Fleischmann,
menteri pendidikan dan kebudayaan
K. R., & Druin, A. 2012.
Nomor 68 tahun 2013 tentang
Reimagining the role of school
Kerangka dasar dan struktur
libraries in STEM education:
kurikulum sekolah menengah
Creating hybrid spaces for
pertama/madrasah tsanawiyah.
exploration. The Library Quarterly,
Jakarta: Kemdikbud.
82 (2), 161-182
Munandar, Utami. 2001. Mengembangakan
Yunianto, B. & Sari. 2009. Kajian
Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah.
problema pertambangan timah di
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Provinsi Kepulauan Bangka
Munandar, M. 2010. Budgeting
Belitung sebagai masukan kebijakan
Perencanaan Kerja
pertimahan nasional. Jurnal
Pengkoordinasian Kerja
Teknologi Mineral dan Batubara
Pengawasan Kerja. Yogyakarta :
5(3): 97-113.
BPFE

98

You might also like