Professional Documents
Culture Documents
1, Nov 2015
ISSN : 2089-1776
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
2), 3)
Dosen Pascasarjana Prodi Pendidikan Sains Univesrtitas Negeri Surabaya
E-mail: ayanadewi@gmail.com
Abstract: Teaching and learning in school only emphasizes on the aspects of knowing and understanding. An aspect of the
analysis, application, synthesis and evaluation is implemented very rarely so the teaching learning process lead to remembering
aspect. This study aims to fasilitate students' creative thinking skills using a TASC oriented learning at 29 senior high school
students at X-MIA3 class using one-group pretest-posttest design. The development of the teaching learning materials used 4D
models. Based on the validator’s result the average rating 4,24, while validity og lesson plan the validator’s give an average 4,15
(feasible). The validator’s also give the average value of materials students 4,25 (feasible). Data were analyzed qualitative
descriptively in the implementation of lesson plan was in and test of student learning outcomes good results (with range 3,7-4).
Tests of student learning outcomes with median 89,7. Creativel thinking skills of students showed an increase of the number of
relevant answers. From the response of students, generally positive response the learning with TASC approach to facility
students' creativel thinking skills. Based on the result can be concluded that the TASC oriented learning is feasible and can
facilitate students' creativel thinking skills.
Abstrak: Proses belajar mengajar di sekolah lebih banyak menekankan pada aspek mengetahui dan memahami. Aspek analisis,
aplikasi, sintesis dan evaluasi jarang sekali dilakukan sehingga mengajarkan siswa dalam belajar hafalan. Penelitian ini bertujuan
untuk melatih keterampilan berpikir kreatif siswa menggunakan perangkat pembelajaran berorientasi pendekatan TASC dengan
ujicoba pada 29 siswa SMA kelas X-MIA3 dengan rancangan one group pretest-posttest, pengembangan dengan model 4D.
Berdasarkan hasil validasi RPP para validator memberikan nilai rata-rata 4,24, sedangkan validitas LKS rata-rata 4,15 dengan
kategori layak untuk digunakan. Para validator memberikan nilai rata-rata bahan ajar siswa 4,25 dengan kategori layak
digunakan. Data hasil keterlaksanaan pembelajaran dan tes hasil belajar dianalisis dengan deskriptif kualitatif dengan hasil
keterlaksanaan pembelajaran baik (dengan rentang 3,7- 4). Tes hasil belajar siswa mengalami peningkatan rata-rata skor 89,7.
Keterampilan berpikir kreatif siswa menunjukkan adanya peningkatan dari jumlah jawaban yang relevan. Siswa memberikan
respon positif terhadap pembelajaran TASC untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Simpulan peneliti bahwa
perangkat pembelajaran berorientasi pendekatan TASC layak untuk digunakan dan dapat melatih keterampilan berpikir kreatif
siswa.
4.24
tersebut sehingga dapat dinyatakan layak untuk
4.25
digunakan.
4.2
4.15 4.15 Silabus
4.15
4.1 RPP
B. Keterlaksanaan RPP
4.1
LKS Hasil keterlaksanaan pembelajaran diperoleh
4.05
Bahan Ajar dengan melakukan pengamatan yang melibatkan
4 observer menggunakan lembar pengamatan
Rata-rata Skor
keterlaksanaan pembelajaran. Observer yang
Gambar 1. Hasil validasi perangkat pembelajaran melakukan pengamatan terdiri dua observer yang
melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran.
Seluruh prasyarat pengembangan silabus sesuai Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dapat terlaksana
dengan Permendikbud No.65 Tahun 2013 telah dengan baik. Skor 3,7 - 4 dengan kategori sangat baik
dipenuhi oleh peneliti, hal inilah yang menyebabkan ini diperoleh karena semua aktivitas yang telah
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan dituliskan pada istrumen keterlaksanaan pembelajaran
layak untuk digunakan. RPP yang dikembangkan terlaksana dengan baik pula. Keterlaksanaan kegiatan
peneliti telah memenuhi seluruh komponen dan prinsip pembelajaran yang telah dilakukan semuanya telah
pengembangan RPP sesuai dengan Permendikbud terlaksana dengan baik. Keterlaksanaan kegiatan
tentang Standar Proses No 65 Tahun 2013 yang pembelajaran yang baik ini didukung dengan respons
mengacu pada silabus dan telah memuat prinsip-prinsip siswa yang menyatakan bahwa pendekatan TASC dan
secara utuh sehingga dikategorikan layak untuk LKS yang digunakan selama pembelajaran sangat baik.
digunakan. LKS yang baik adalah LKS yang memenuhi Hasil keterlaksanaan pembelajaran dilakukan
teknik ataupun persyaratan penyusunan LKS. LKS selama tiga kali pertemuan dapat dilihat pada Gambar
yang dikembangkan peneliti telah memenuhi syarat 2 berikut ini.
4.5
PENDAHULUAN
4
3.5
KEGIATAN INTI
3
2.5
PENUTUP
2
1.5 PENGELOLAAN
WAKTU
1
0.5 PENGAMATAN
SUASANA
0 KELAS
Pertemuan ke 1 Pertemuan ke 2 Pertemuan ke 3
Gambar 2. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran
0.80
sensitif untuk mengukur efek dari pembelajaran.
0.70 0.62
0.59
0.60 0.52
0.55 Ibrahim (2005) menyatakan bahwa, soal yang sensitif
0.48
PRETES
0.50
0.45
0.41 dapat memberikan informasi bahwa hasil pengukuran
0.34
0.40 0.31 0.31 POSTES merupakan akibat dari pembelajaran yang dilakukan.
0.30
0.20 0.10 0.10
0.07
0.10 3. Aspek Keterampilan
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Secara umum telah terjadi peningkatan
INDIKATOR keterampilan berpikir kreatif siswa. Keterampilan
Gambar 3. Data Ketuntasan Indikator berpikir kreatif siswa dapat dilihat melalui empat
indikator yaitu kelancaran (fluency), keluwesan
100 (flexibility), keaslian (originality) dan memerinci
90 83.33
80
75 (elaboration). Pada masing-masing unit tes mewakili
70 58.33
indikator kemampuan berpikir kreatif siswa. Gambar 5
60 50 50 50 50
menunjukkan data hasil tes berpikir kreatif siswa.
NILAI SISWA
PRETES
50 41.67
41.67
41.67 41.67 41.67 41.67 41.67 41.67
33.33 33.33 33.33
33.33
33.33 114 118
40 120 106 107
25 25 25 101 100 103
30 POSTES 96 95 94 95 96
16.67
16.67 16.67 16.67 16.67 16.67 93
20 100
82 83 81 85 85 83 85
80
10 74 75 75 73
80 68
0 64
60
TOTAL SKOR
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 60 52 PRET
ES
SISWA 40
POST
Gambar 4. Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa 20
ES
0
Ketuntasan hasil belajar diukur berdasarkan 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Ketuntasan yang rendah yang diperoleh pada saat Gambar 5. Data Hasil Tes Keterampilan Berpikir
pelaksanaan pretest di sebabkan karena siswa sama Kreatif Siswa
sekali belum memiliki tentang pengetahuan yang akan
dipelajari. Sehingga mereka mampu mengerjakan D. Respon Siswa
beberapa soal namun jawaban mereka salah. Bahkan Penilaian hasil respons siswa terhadap
banyak siswa yang sama sekali mengkosongkan lembar pembelajaran berorientasi pendekatan TASC diperoleh
jawaban soal. Meskipun siswa berpikir secara serius setelah siswa memperoleh pembelajaran. Diperoleh
dan sungguh-sungguh mereka tetap tidak bisa frekuensi respons baik dari siswa, kemudian dilakukan
mengerjakan soal tersebut. Kondisi ini berbeda pada perhitungan persentase setiap respons terhadap aspek
saat pelaksanaan posttest. Mereka telah mendapat yang dinilai.
materi yang telah diberikan oleh peneliti. Namun hal ini Hasil menunjukkan bahwa siswa memberikan
juga tergantung pada masing-masing kemampuan respon positif terhadap pembelajaran TASC untuk
memori siswa dalam menginggat penjelasan dari guru. mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Paivio dalam Santrock (2009) berpendapat bahwa Secara keseluruhan dari pertanyaan-pertanyaan yang
memori disimpan dalam dua cara sebagai kode verbal diberikan tampak pada uji coba 1 bahwa persentase
maupun kode gambar. Semakin detail kode tersebut, siswa yang tidak setuju hanya 8%, siswa yang setuju
semakin baik memori tersebut di simpan. Selain itu 42,55%, sedangkan siswa yang sangat setuju terhadap
Omrod (2009), menyatakan memori manusia belum pembelajaran TASC dan LKS TASC sebanyak 48,8%,
diatur untuk menginggat semua yang di sajikan di kelas sedangkan tabel 4.11b pada uji coba 2 menunjukkan
atau buku teks. Para siswa harus selektif dalam persentasesiswa yang tidak setuju 4,6%, ragu-ragu
mempelajari materi pelajaran di kelas. Ide utama dan 7,2%, 50 % setuju, dan 44% sangat setuju.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi 889
Berorientasi Pendekatan TASC untuk…
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 5, No. 1, Nov 2015
ISSN : 2089-1776
4,25
4,24 Berdasarkan respon siswa bahwa pembelajaran ini Lau Y.F. Joe. (2011). An Introduction to Critical
4,5
4
4,2
4,15
3,5
4,15
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa (94%) dan
4,15
Silabus
RPP
LKS
Thinking and Creativity Think More, Think
4,1 Bahan Ajar
3
4,1
4,05
2,5
menyenangkan (98%). Hal ini dikarenakan pertanyaan-
PENDAHULUAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
Better. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Maker, C. J. and Zimmerman, R. (2008). “Problem
PENGELOLAAN WAKTU
1,5
4
Rata-rata Skor
0,5
termotivasi untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa Solving in a Complex World: Integrating
0
Pertemuan ke 1
dalam menyelesaikan masalah. Respon siswa juga
Pertemuan ke 2 Pertemuan ke 3
DISCOVER. TASC and PBL in a Teacher
menunjukkan bahwa siswa terbantu dalam Education Project”. Gifted Education
pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Respon International, Vol 24, pp 160-178
siswa ini meliputi dari segi materi maupun dari segi Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak
pembelajaran TASC. Ini menunjukkan bahwa Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
pembelajaran dengan pendekatan TASC mampu Munandar, U. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak
melatihkan kemampuan berpikir kreatif bukan hanya Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
terlihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif, tetapi Ormord, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan Edisi
juga terlihat dari respon siswa. Keenam Jilid 1. Jakarta. Erlangga
Jika dilihat dari LKS yang telah dikembangkan, Ormord, J. E. (2009). Psikologi Pendidikan Edisi
91% siswa menyatakan bahwa LKS yang Keenam Jilid 2. Jakarta. Erlangga
dikembangkan baru bagi siswa. Kegiatan dalam LKS Permendikbud Indonesia No 66 Tahun (2013) Tentang
dengan pendekatan TASC yang dikembangkan Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta:
membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yaitu Depdikbud
72% respon siswa. Menurut seluruh siswa bahwa LKS Permendikbud Indonesia No 81A Tahun (2013)
yang dikembangkan memberikan kebebasan dalam Tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV
mengembangkan ide. Hal ini sejalan dengan tujuan Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta:
LKS itu sendiri yaitu untuk mengembangkan ide-ide Depdikbud
kreatif siswa, sehingga mampu mengembangkan Puspita. (2010). Paradigma Mutu Pendidikan
kreativitas siswa. Hal ini didukung dengan pertanyaan Indonesia. Artikel bebas dipublikasikan dalam
yang diajukan mudah dipahami oleh siswa (92% respon http://puspita.student.umm.ac.id/2010/08/05/par
dari siswa). Didasarkan dari respon siswa tersebut dapat adigma-mutu-pendidikan-indonesia/ diakses
dikatakan bahwa perangkat pembelajaran dan kegiatan tanggal 9 Maret 2014.
pembelajaran dengan pendekatan TASC mampu Santrock, J.W. (2008). Educational Psychology 3th.
meningkatkan kemampuan bepikir kreatif siswa. USA: McGraw-Hill
Selwanus, R. A. (2010). “Pembelajaran IPS dengan
IV. KESIMPULAN
Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan
Berdasarkan paparan yang telah dicantumkan,
Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa di SD
maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
Negeri Naikoten Satu Kota Kupang”. Tesis
yang telah dikembangkan berkategori layak digunakan
Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana
serta pembelajaran biologi dengan pendekatan Thinking
Universitas Negeri Surabaya
Actively in Social Context (TASC) dapat melatihkan
Sintur, M., Ramadhan A., dan Djirimu, M. (2011).
keterampilan berpikir kreatif pada materi Menganalisis
“Penerapan Model Pembelajaran Masalah dan
Data tentang Kerusakan lingkungan dan Upaya
Keterampilan Berfikir Kreatif Terhadap
Pelestarian lingkungan.
Penguasaan Konsep Siswa tentang Biologi Kelas
REFERENSI X SMAN 1 Dolo Selatan”. Jurnal Biodikdatis.
Aryana, I. B. P. (2007). “Pengembangan Peta Pikiran Vol. 5, No. 1, pp 54-63
Untuk Peningkatan Kecakapan Berpikir Kreatif Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori
Siswa”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran dan Praktik Edisi Sembilan. Jakarta: PT Indeks
Undhiksha, No. 3. Tukan, Daniel Dike. (2010). “Peningkatan Kemampuan
Ibrahim, M. (2002). Pelatihan Terintegrasi Berbasis Berpikir Kritis Siswa dengan Model TASC
Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. (Thinking Actively in a Social Context) pada
Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan: Konsep Pembelajaran IPS”. Jurnal Ilmiah VOX Edukasi
Dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh. Vol. 1 No. 1
Surabaya: Unesa University Press. Widowati, Asri. (2008). Peningkatan Kemampuan
Krulik, S. and Rudnik, J. A. (1996). The New Source Divergent Thinking dengan Menerapkan
Book Teaching Reasoning and Problem Solving Pendekatan Modified Free Inquiry dalam
in Junior and Senior High School. Pembelajaran Sains. Tesis. Yogyakarta: Program
Massachusets: Allyn & Bacon. Pascasarjana UNY