You are on page 1of 6

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 5, No.

1, Nov 2015
ISSN : 2089-1776

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN


BIOLOGI BERORIENTASI PENDEKATAN TASC
(THINKING ACTIVELY IN SOCIAL CONTEKS)
UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF SISWA

Rani Asmara1), Endang Susantini2), Yuni Sri Rahayu3)

1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
2), 3)
Dosen Pascasarjana Prodi Pendidikan Sains Univesrtitas Negeri Surabaya
E-mail: ayanadewi@gmail.com

Abstract: Teaching and learning in school only emphasizes on the aspects of knowing and understanding. An aspect of the
analysis, application, synthesis and evaluation is implemented very rarely so the teaching learning process lead to remembering
aspect. This study aims to fasilitate students' creative thinking skills using a TASC oriented learning at 29 senior high school
students at X-MIA3 class using one-group pretest-posttest design. The development of the teaching learning materials used 4D
models. Based on the validator’s result the average rating 4,24, while validity og lesson plan the validator’s give an average 4,15
(feasible). The validator’s also give the average value of materials students 4,25 (feasible). Data were analyzed qualitative
descriptively in the implementation of lesson plan was in and test of student learning outcomes good results (with range 3,7-4).
Tests of student learning outcomes with median 89,7. Creativel thinking skills of students showed an increase of the number of
relevant answers. From the response of students, generally positive response the learning with TASC approach to facility
students' creativel thinking skills. Based on the result can be concluded that the TASC oriented learning is feasible and can
facilitate students' creativel thinking skills.

Keywords: Creative Thinking Skills, TASC Approach

Abstrak: Proses belajar mengajar di sekolah lebih banyak menekankan pada aspek mengetahui dan memahami. Aspek analisis,
aplikasi, sintesis dan evaluasi jarang sekali dilakukan sehingga mengajarkan siswa dalam belajar hafalan. Penelitian ini bertujuan
untuk melatih keterampilan berpikir kreatif siswa menggunakan perangkat pembelajaran berorientasi pendekatan TASC dengan
ujicoba pada 29 siswa SMA kelas X-MIA3 dengan rancangan one group pretest-posttest, pengembangan dengan model 4D.
Berdasarkan hasil validasi RPP para validator memberikan nilai rata-rata 4,24, sedangkan validitas LKS rata-rata 4,15 dengan
kategori layak untuk digunakan. Para validator memberikan nilai rata-rata bahan ajar siswa 4,25 dengan kategori layak
digunakan. Data hasil keterlaksanaan pembelajaran dan tes hasil belajar dianalisis dengan deskriptif kualitatif dengan hasil
keterlaksanaan pembelajaran baik (dengan rentang 3,7- 4). Tes hasil belajar siswa mengalami peningkatan rata-rata skor 89,7.
Keterampilan berpikir kreatif siswa menunjukkan adanya peningkatan dari jumlah jawaban yang relevan. Siswa memberikan
respon positif terhadap pembelajaran TASC untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Simpulan peneliti bahwa
perangkat pembelajaran berorientasi pendekatan TASC layak untuk digunakan dan dapat melatih keterampilan berpikir kreatif
siswa.

Kata kunci: Keterampilan Berpikir Kreatif, Pendekatan TASC

I. PENDAHULUAN setiap orang untuk berhasil dalam kehidupannya. Slavin


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada (2011) menyatakan bahwa implikasi dari teori Piaget
Permendikbud No 54 Tahun 2013 menyatakan bahwa bahwa pembelajaran dipusatkan pada proses berpikir
lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki sikap, atau proses mental, bukan sekedar pada hasilnya. Salah
pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan satu proses berpikir atau proses mental tersebut adalah
sebagai bekal untuk mengatasi tantangan eksternal. berpikir kreatif yang merupakan aktivitas mental untuk
Keterampilan yang harus dimiliki siswa SMA adalah mengembangkan atau menemukan ide-ide asli (orisinil),
memiliki kemampuan berpikir dan tindakan yang estetis, konstruktif yang berhubungan langsung dengan
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret pandangan konsep dan menekankan pada aspek berpikir
sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah intuitif dan rasional (Krulik and Rudnick, 1996). Rogers
secara mandiri. Keterampilan berpikir diperlukan oleh (1962) dalam Munandar (2009) menekankan bahwa

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi 885


Berorientasi Pendekatan TASC untuk…
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 5, No. 1, Nov 2015
ISSN : 2089-1776
sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk ide-ide yang bervariasi, (3) originality, adalah
mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan kemampuan menghasilkan ide-ide baru atau ide yang
untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan sebelumnya tidak ada, dan (4) elaboration, adalah
untuk mengekspresikan dan mengaktifkan diri. kemampuan mengembangkan atau menambahkan ide-
Permasalahan yang ditemukan di lapangan ide sehingga dihasilkan ide yang lebih detail.
menurut Puspita (2010) bahwa salah satu masalah yang Membahas berpikir kreatif tidak akan lepas
dihadapi oleh dunia pendidikan di negara kita adalah dengan istilah kreativitas yang lebih umum dan banyak
lemahnya proses pembelajaran. Tukan (2010) juga dikaji para ahli. Lau (2011) menyebutkan kreativitas
menegaskan bahwa lemahnya proses pembelajaran di menekankan pada pembuatan sesuatu yang baru dan
Indonesia lebih mengedepankan filosofi “vocal teacher, berbeda, kreativitas adalah kemampuan seseorang
silent student (guru berbicara, murid diam)”. Pada saat untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan
proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak
mengembangkan kemampuan berpikir dan lebih dikenal pembuatnya.
menekankan pada hafalan (Sintur, dkk, 2011). Siswa Salah satu cara memupuk kreativitas siswa dalam
diminta menelan saja hal-hal yang disampaikan oleh pembelajaran biologi, terutama menyangkut
guru. Guru harus memahami makna belajar yang kemampuan cara berpikir siswa, maka perlu suatu
sesungguhnya adalah suatu proses aktif merangkai metode pembelajaran yang mendorong siswa menjadi
pengalaman, menggunakan masalah-masalah nyata pemikir yang baik, yang mampu memberikan banyak
yang terdapat di lingkungannya untuk berlatih alternatif jawaban terhadap suatu permasalahan.
keterampilan-keterampilan yang lebih spesifik Berpikir kreatif akan mudah diwujudkan dalam
(Ibrahim, 2005). Tidak mengherankan jika daya lingkungan belajar yang secara langsung memberikan
imajinasi siswa menjadi lemah karena tidak didorong peluang bagi siswa untuk berpikir terbuka dan fleksibel
untuk mengemukakan permasalahan pada dirinya, tanpa adanya rasa takut atau malu. Situasi belajar yang
mencari suatu penyelesaian dari permasalahan tersebut dibentuk harus memfasilitasi terjadinya diskusi,
dan tidak menunjukkan sifat yang inisiatif (Suyanto dan mendorong seseorang untuk mengungkapkan ide atau
Djihat, 2012). Kegiatan pembelajaran dengan sistem gagasan. Situasi belajar seperti ini dapat tercipta melalui
tuang ini dapat menyebabkan terjadinya pengerdilan pembelajaran dengan model Thinking Actively in a
potensi anak, padahal setiap anak lahir dengan Social Context (TASC).
membawa potensi yang luar biasa (Widowati, 2009). Thinking Actively in a Social Context (TASC) atau
Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian, karena berpikir aktif dalam konteks sosial menyajikan suatu
pembelajaran yang demikian dapat menyebabkan model teoritis serta kerangka kerja untuk mengajarkan
kurang berkembangnya, atau bahkan ”membunuh” keterampilan berpikir dan penyelesaian masalah. TASC
kreativitas siswa. Padahal tantangan masa depan memiliki empat elemen penting, yaitu membangun
menuntut pembelajaran yang lebih mengembangkan kemampuan berpikir (thinking), partisipasi aktif siswa
keterampilan berpikir kreatif yang termasuk high order dalam pembelajaran (actively), kerja sama sosial (social
of thinking. Higher order thinking atau yang disingkat collaboration), dan pembelajaran yang relevan/
”HOT” merupakan salah satu komponen dalam isu berhubungan (link) dengan pengalaman siswa (context)
kecerdasan abad ke-21 (The issue of 21st century (Tukan, 2010). Bedasarkan empat elemen tersebut,
literacy). Agar tujuan pendidikan dapat tercapai yaitu TASC menekankan pada pengajaran keterampilan
menjadikan siswa lebih cerdas, bukan hanya berpikir untuk menyelesaikan masalah. Keunggulan
berpengetahuan lebih luas atau terampil, tetapi siswa dari TASC adalah peserta didik lebih mungkin untuk
benar-benar lebih mampu mempelajari segala jenis mengembangkan kompetensi yang mereka butuhkan
informasi baru (Beyer, 1998 dalam Slavin, 2011), maka dan lebih efektif menyelesaikan masalah yang mereka
siswa perlu dibekali keterampilan berpikir kreatif. hadapi baik di sekolah maupun di luar sekolah dalam
Berpikir kreatif atau yang sering dikenal sebagai situasi kehidupan nyata (Zimmerman dan Marker,
berpikir divergen adalah proses berpikir yang 2008). TASC bertujuan untuk mengajarkan kepada
berorientasi pada suatu jawaban yang baik atau benar, siswa belajar berpikir secara analitik untuk
ini perlu dilatihkan kepada siswa, karena hal ini menyelesaikan permasalahan sendiri dan mampu
membantu siswa memiliki kemampuan melihat suatu mengajarkan kepada siswa lain tentang apa yang telah
masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu dipelajari sendiri secara kontekstual.
melahirkan banyak gagasan (Selwanus, 2010). Baer Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui
(1993) dalam Aryana (2007) mengemukakan bahwa wawancara dan angket guru, dari 27 guru biologi yang
dalam berpikir divergen memiliki empat indikator, yaitu terdapat pada 12 SMA negeri dan swasta di Kota
(1) fluence, adalah kemampuan menghasilkan banyak Mojokerto, belum ada yang melakukan penilaian pada
ide, (2) flexibility, adalah kemampuan menghasilkan keterampilan berpikir kreatif, hal ini terjadi karena
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi 886
Berorientasi Pendekatan TASC untuk…
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 5, No. 1, Nov 2015
ISSN : 2089-1776
keterbatasan waktu yang dimiliki dan rumitnya proses Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
asessmen yang harus dilakukan. Hal ini juga sesuai Kegiatan Siswa (LKS), Bahan Ajar, Tes Kemampuan
dengan penemuan Rofi’udin (2000), yang menyatakan Berpikir Kreatif dan Tes Hasil Belajar (THB). Selain
bahwa terjadi keluhan tentang rendahnya kemampuan perangkat pembelajaran yang dikembangkan,
berpikir kreatif yang dimiliki oleh lulusan pendidikan dilengkapi pula dengan instrument penelitian berupa
dasar sampai perguruan tinggi karena keterampilan Lembar validasi perangkat pembelajaran, Lembar
berpikir belum ditangani dengan baik. Penanganan Keterlaksaan RPP, dan Lembar Respon siswa terhadap
keterampilan berpikir kreatif sangat penting pembelajaran dengan penerapan TASC.
diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Uji coba dilaksanakan pada semester genap di
Pengembangan perangkat pembelajaran dengan SMA Negeri 2 Kota Mojokerto. Subyek penelitian ini
melatihkan keterampilan berpikir kreatif akan membuat adalah perangkat pembelajaran Biologi dengan
siswa terbiasa untuk mengembangkan atau menemukan pendekatan TASC yang dikembangkan dan
ide-ide asli (orisinil), estetis, konstruktif yang diujicobakan pada 29 siswa kelas X MIA3.
berhubungan langsung dengan pandangan konsep dan Pengembangan perangkat pembelajaran
menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional menggunakan model pengembangan 3D (Design,
(Krulik and Rudnick, 1996), dengan demikian siswa Define, Develop, Dessiminate) Model yang diadaptasi
akan selalu menemukan solusi setiap permasalahan menjadi Model 4P, yaitu Pendefinisian, Perancangan,
dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan dan Penyebaran (Ibrahim, 2002: 6). Di
Salah satu permasalahan yang paling dekat dengan dalam pengembangan ini tidak sampai pada tahap
siswa adalah permasalahan lingkungan. Permasalahan penyebaran sehingga model pengembangan yang
lingkungan yang paling banyak diungkapkan dalam digunakan adalah 3P, yaitu Pendefinisian, Perancangan
kajian biologi adalah permasalahan pencemaran dan Pengembangan.
lingkungan. Berbagai jenis polutan ini harus dikenal Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri
oleh siswa sehingga siswa mampu mengatasinya. dari lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar
Cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, dua belas
bagaimana siswa memecahkan masalah lingkungan butir soal tes uraian, lembar pengamatan sikap, butir
adalah dengan membuat desain produk daur ulang soal tes keterampilan berpikir kreatif, dan lembar
limbah dan upaya pelestarian lingkunga, ini dapat angket respon siswa. Data hasil validasi perangkat
dilakukan melalui pembelajaran biologi dengan pembelajaran, dan pengamatan keterlaksanaan RPP
pendekatan TASC. Siswa diajarkan bagaimana dianalisis secara kualitatif, hasil belajar siswa, hasil tes
menganalisis dan membangun ide-ide kreatif dalam keterampilan berpikir kreatif siswa, dan respon siswa
menyelesaikan masalah di sekitar melalui pendekatan dianalisis secara kuantitatif.
TASC, sehingga mampu mengatasi permasalahan
lingkungan yang ada di sekitar siswa. Untuk keperluan III. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
itu diperlukan perangkat pembelajaran yang dapat A. Validitas Perangkat Pembelajaran
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Validasi perangkat pembelajaran meliputi Silabus,
Hal ini terjadi karena perangkat yang dikembangkan RPP, LKS, Bahan Ajar, dan Tes Hasil Belajar,
oleh guru dalam MGMP di kota Mojokerto pada materi dilakukan oleh pakar dan praktisi pendidikan sebelum
tersebut hanya menggunakan metode ceramah dan diimplentasikan dalam pembelajaran. Hasil validasi
diskusi, sedangkan asessmen yang dilakukan hanya Silabus diperoleh skor rata-rata 4,15 dengan kategori
mengases hasil belajar tanpa melakukan asessmen pada layak digunakan, hasil validasi RPP diperoleh skor rata-
tingkat berpikir kreatif. rata 4,24 dengan kategori layak untuk digunakan, skor
Berdasarkan uraian di atas maka penulis validasi LKS rata-rata 4,15 dengan kategori layak
bermaksud melakukan penelitian yang berjudul digunakan, skor validasi Bahan Ajar rata-rata 4,25
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi dengan kategori layak digunakan, dan hasil validasi tes
Berorientasi Pendekatan TASC (Thinking Actively in hasil belajar rata-rata valid.
Social Context) untuk Melatihkan Keterampilan Berdasarkan data tersebut perangkat pembelajaran
Berpikir Kreatif Siswa”. yang dikembangkan layak digunakan dalam
pembelajaran. Hasil validasi perangkat pembelajaran
II. METODE PENELITIAN dianalisis dan digambarkan masing-masing seperti
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Gambar 1
pengembangan perangkat pembelajaran untuk melatih
kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pendekatan
Thinking Actively in Social Context (TASC). Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan meliputi Silabus,
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi 887
Berorientasi Pendekatan TASC untuk…
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 5, No. 1, Nov 2015
ISSN : 2089-1776

4.24
tersebut sehingga dapat dinyatakan layak untuk
4.25
digunakan.
4.2
4.15 4.15 Silabus
4.15
4.1 RPP
B. Keterlaksanaan RPP
4.1
LKS Hasil keterlaksanaan pembelajaran diperoleh
4.05
Bahan Ajar dengan melakukan pengamatan yang melibatkan
4 observer menggunakan lembar pengamatan
Rata-rata Skor
keterlaksanaan pembelajaran. Observer yang
Gambar 1. Hasil validasi perangkat pembelajaran melakukan pengamatan terdiri dua observer yang
melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran.
Seluruh prasyarat pengembangan silabus sesuai Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dapat terlaksana
dengan Permendikbud No.65 Tahun 2013 telah dengan baik. Skor 3,7 - 4 dengan kategori sangat baik
dipenuhi oleh peneliti, hal inilah yang menyebabkan ini diperoleh karena semua aktivitas yang telah
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan dituliskan pada istrumen keterlaksanaan pembelajaran
layak untuk digunakan. RPP yang dikembangkan terlaksana dengan baik pula. Keterlaksanaan kegiatan
peneliti telah memenuhi seluruh komponen dan prinsip pembelajaran yang telah dilakukan semuanya telah
pengembangan RPP sesuai dengan Permendikbud terlaksana dengan baik. Keterlaksanaan kegiatan
tentang Standar Proses No 65 Tahun 2013 yang pembelajaran yang baik ini didukung dengan respons
mengacu pada silabus dan telah memuat prinsip-prinsip siswa yang menyatakan bahwa pendekatan TASC dan
secara utuh sehingga dikategorikan layak untuk LKS yang digunakan selama pembelajaran sangat baik.
digunakan. LKS yang baik adalah LKS yang memenuhi Hasil keterlaksanaan pembelajaran dilakukan
teknik ataupun persyaratan penyusunan LKS. LKS selama tiga kali pertemuan dapat dilihat pada Gambar
yang dikembangkan peneliti telah memenuhi syarat 2 berikut ini.
4.5
PENDAHULUAN
4

3.5
KEGIATAN INTI
3

2.5
PENUTUP
2

1.5 PENGELOLAAN
WAKTU
1

0.5 PENGAMATAN
SUASANA
0 KELAS
Pertemuan ke 1 Pertemuan ke 2 Pertemuan ke 3
Gambar 2. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran

C. Hasil Belajar Siswa 2. Aspek pengetahuan


Hasil belajar pada penelitian ini diperoleh melalui Skor tes hasil belajar diperoleh dari pemberian tes
skor pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum hasil belajar pengetahuan di awal pembelajaran (pre
siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan test) dan diakhir pembelajaran (post test) dengan dua
diberikan lembar soal pre-test. Pre-test dan post-test belas butir soal. Hasil belajar menujukkan bahwa hasil
pada materi kerusakan lingkungan terdapat dua belas belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan
butir soal. Penilaian hasil belajar meliputi aspek sikap pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini dapat
spiritual dan sosial, aspek pengetahuan dan aspek dilihat dari hasil pre-test dan post-test siswa yang
keterampilan. mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Hasil
1. Aspek Spiritual dan Sosial belajar pada materi kerusakan lingkungan mengalami
Pengukuran aspek spiritual dilakukan peningkatan skor hasil belajar yang persentase
menggunakan lembar observasi sikap selama proses ketercapaiannya hanya 6,8% pada pre-test menjadi 97%
pembelajaran. Guru menjelaskan sebuah hadist bahwa pada post-test. Indikator pembelajaranpun mengalami
kebersihan adalah sebagian dari iman, guru peningkatan yang cukup baik yang ditunjukkan oleh
menekankan selama pembelajaran dan akhir persentase ketercapaian indikator pada pre-test 0%
pembelajaran siswa menjaga kebersihan lingkungan menjadi 100% pada post-test.
belajar dengan mengambil sampah yang masih ada. Tes tulis dengan dua belas butir soal digunakan
Hasil pengamatan aspek sikap menunjukkan terdapat untuk mengetahui proporsi siswa dalam mencapai
peningkatan kecenderungan melakukan sesuatu. tujuan pembelajaran sebagai dasar untuk menghitung
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi 888
Berorientasi Pendekatan TASC untuk…
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 5, No. 1, Nov 2015
ISSN : 2089-1776
ketuntasan ketercapaian tujuan pembelajaran khusus bagian-bagian penting dari suatu informasi
dan sensitivitas tiap butir soal menggunakan tes hasil mempengaruhi prestasi belajar mereka. Siswa-siswa
belajar yang telah diadaptasi dan dikembangkan. terutama yang kurang berprestasi, biasanya enderung
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai mempelajari poin-poin penting saja. Hal ini yang
hasil tes. Data ketuntasan indikator dan peningkatan mengakibatkan nilai yang didapat siswa kurang bisa
hasil belajar pengetahuan disajikan pada Gambar 3 dan memuaskan.
Gambar 4. Sensitivitas soal yang dikembangkan dari 12 soal
seluruhnyanya tergolong soal yang sensitif. Sensitivitas
1.00 1.00
1.00 0.93
0.97
0.90 0.90
0.97 butir soal berkisar antara 0,31 – 0,72. Rata-rata butir
0.86
0.90 0.83 0.83 0.83 soal yang digunakan dalam penelitian ini termasuk
KETUNTASAN INDIKATOR

0.80
sensitif untuk mengukur efek dari pembelajaran.
0.70 0.62
0.59
0.60 0.52
0.55 Ibrahim (2005) menyatakan bahwa, soal yang sensitif
0.48
PRETES
0.50
0.45
0.41 dapat memberikan informasi bahwa hasil pengukuran
0.34
0.40 0.31 0.31 POSTES merupakan akibat dari pembelajaran yang dilakukan.
0.30
0.20 0.10 0.10
0.07
0.10 3. Aspek Keterampilan
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Secara umum telah terjadi peningkatan
INDIKATOR keterampilan berpikir kreatif siswa. Keterampilan
Gambar 3. Data Ketuntasan Indikator berpikir kreatif siswa dapat dilihat melalui empat
indikator yaitu kelancaran (fluency), keluwesan
100 (flexibility), keaslian (originality) dan memerinci
90 83.33

80
75 (elaboration). Pada masing-masing unit tes mewakili
70 58.33
indikator kemampuan berpikir kreatif siswa. Gambar 5
60 50 50 50 50
menunjukkan data hasil tes berpikir kreatif siswa.
NILAI SISWA

PRETES
50 41.67
41.67
41.67 41.67 41.67 41.67 41.67 41.67
33.33 33.33 33.33
33.33
33.33 114 118
40 120 106 107
25 25 25 101 100 103
30 POSTES 96 95 94 95 96
16.67
16.67 16.67 16.67 16.67 16.67 93
20 100
82 83 81 85 85 83 85
80
10 74 75 75 73
80 68
0 64
60
TOTAL SKOR

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 60 52 PRET
ES
SISWA 40
POST
Gambar 4. Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa 20
ES

0
Ketuntasan hasil belajar diukur berdasarkan 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

indikator dan tujuan pembelajaran yang dikembangkan. SISWA

Ketuntasan yang rendah yang diperoleh pada saat Gambar 5. Data Hasil Tes Keterampilan Berpikir
pelaksanaan pretest di sebabkan karena siswa sama Kreatif Siswa
sekali belum memiliki tentang pengetahuan yang akan
dipelajari. Sehingga mereka mampu mengerjakan D. Respon Siswa
beberapa soal namun jawaban mereka salah. Bahkan Penilaian hasil respons siswa terhadap
banyak siswa yang sama sekali mengkosongkan lembar pembelajaran berorientasi pendekatan TASC diperoleh
jawaban soal. Meskipun siswa berpikir secara serius setelah siswa memperoleh pembelajaran. Diperoleh
dan sungguh-sungguh mereka tetap tidak bisa frekuensi respons baik dari siswa, kemudian dilakukan
mengerjakan soal tersebut. Kondisi ini berbeda pada perhitungan persentase setiap respons terhadap aspek
saat pelaksanaan posttest. Mereka telah mendapat yang dinilai.
materi yang telah diberikan oleh peneliti. Namun hal ini Hasil menunjukkan bahwa siswa memberikan
juga tergantung pada masing-masing kemampuan respon positif terhadap pembelajaran TASC untuk
memori siswa dalam menginggat penjelasan dari guru. mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Paivio dalam Santrock (2009) berpendapat bahwa Secara keseluruhan dari pertanyaan-pertanyaan yang
memori disimpan dalam dua cara sebagai kode verbal diberikan tampak pada uji coba 1 bahwa persentase
maupun kode gambar. Semakin detail kode tersebut, siswa yang tidak setuju hanya 8%, siswa yang setuju
semakin baik memori tersebut di simpan. Selain itu 42,55%, sedangkan siswa yang sangat setuju terhadap
Omrod (2009), menyatakan memori manusia belum pembelajaran TASC dan LKS TASC sebanyak 48,8%,
diatur untuk menginggat semua yang di sajikan di kelas sedangkan tabel 4.11b pada uji coba 2 menunjukkan
atau buku teks. Para siswa harus selektif dalam persentasesiswa yang tidak setuju 4,6%, ragu-ragu
mempelajari materi pelajaran di kelas. Ide utama dan 7,2%, 50 % setuju, dan 44% sangat setuju.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi 889
Berorientasi Pendekatan TASC untuk…
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 5, No. 1, Nov 2015
ISSN : 2089-1776

4,25
4,24 Berdasarkan respon siswa bahwa pembelajaran ini Lau Y.F. Joe. (2011). An Introduction to Critical
4,5

4
4,2

4,15

3,5
4,15
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa (94%) dan
4,15
Silabus
RPP
LKS
Thinking and Creativity Think More, Think
4,1 Bahan Ajar

3
4,1

4,05

2,5
menyenangkan (98%). Hal ini dikarenakan pertanyaan-
PENDAHULUAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
Better. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Maker, C. J. and Zimmerman, R. (2008). “Problem
PENGELOLAAN WAKTU

1,5
4
Rata-rata Skor

pertanyaan dalam LKS yang membuat siswa


PENGAMATAN SUASANA KELAS

0,5
termotivasi untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa Solving in a Complex World: Integrating
0
Pertemuan ke 1
dalam menyelesaikan masalah. Respon siswa juga
Pertemuan ke 2 Pertemuan ke 3
DISCOVER. TASC and PBL in a Teacher
menunjukkan bahwa siswa terbantu dalam Education Project”. Gifted Education
pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Respon International, Vol 24, pp 160-178
siswa ini meliputi dari segi materi maupun dari segi Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak
pembelajaran TASC. Ini menunjukkan bahwa Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
pembelajaran dengan pendekatan TASC mampu Munandar, U. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak
melatihkan kemampuan berpikir kreatif bukan hanya Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
terlihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif, tetapi Ormord, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan Edisi
juga terlihat dari respon siswa. Keenam Jilid 1. Jakarta. Erlangga
Jika dilihat dari LKS yang telah dikembangkan, Ormord, J. E. (2009). Psikologi Pendidikan Edisi
91% siswa menyatakan bahwa LKS yang Keenam Jilid 2. Jakarta. Erlangga
dikembangkan baru bagi siswa. Kegiatan dalam LKS Permendikbud Indonesia No 66 Tahun (2013) Tentang
dengan pendekatan TASC yang dikembangkan Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta:
membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yaitu Depdikbud
72% respon siswa. Menurut seluruh siswa bahwa LKS Permendikbud Indonesia No 81A Tahun (2013)
yang dikembangkan memberikan kebebasan dalam Tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV
mengembangkan ide. Hal ini sejalan dengan tujuan Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta:
LKS itu sendiri yaitu untuk mengembangkan ide-ide Depdikbud
kreatif siswa, sehingga mampu mengembangkan Puspita. (2010). Paradigma Mutu Pendidikan
kreativitas siswa. Hal ini didukung dengan pertanyaan Indonesia. Artikel bebas dipublikasikan dalam
yang diajukan mudah dipahami oleh siswa (92% respon http://puspita.student.umm.ac.id/2010/08/05/par
dari siswa). Didasarkan dari respon siswa tersebut dapat adigma-mutu-pendidikan-indonesia/ diakses
dikatakan bahwa perangkat pembelajaran dan kegiatan tanggal 9 Maret 2014.
pembelajaran dengan pendekatan TASC mampu Santrock, J.W. (2008). Educational Psychology 3th.
meningkatkan kemampuan bepikir kreatif siswa. USA: McGraw-Hill
Selwanus, R. A. (2010). “Pembelajaran IPS dengan
IV. KESIMPULAN
Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan
Berdasarkan paparan yang telah dicantumkan,
Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa di SD
maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
Negeri Naikoten Satu Kota Kupang”. Tesis
yang telah dikembangkan berkategori layak digunakan
Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana
serta pembelajaran biologi dengan pendekatan Thinking
Universitas Negeri Surabaya
Actively in Social Context (TASC) dapat melatihkan
Sintur, M., Ramadhan A., dan Djirimu, M. (2011).
keterampilan berpikir kreatif pada materi Menganalisis
“Penerapan Model Pembelajaran Masalah dan
Data tentang Kerusakan lingkungan dan Upaya
Keterampilan Berfikir Kreatif Terhadap
Pelestarian lingkungan.
Penguasaan Konsep Siswa tentang Biologi Kelas
REFERENSI X SMAN 1 Dolo Selatan”. Jurnal Biodikdatis.
Aryana, I. B. P. (2007). “Pengembangan Peta Pikiran Vol. 5, No. 1, pp 54-63
Untuk Peningkatan Kecakapan Berpikir Kreatif Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori
Siswa”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran dan Praktik Edisi Sembilan. Jakarta: PT Indeks
Undhiksha, No. 3. Tukan, Daniel Dike. (2010). “Peningkatan Kemampuan
Ibrahim, M. (2002). Pelatihan Terintegrasi Berbasis Berpikir Kritis Siswa dengan Model TASC
Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. (Thinking Actively in a Social Context) pada
Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan: Konsep Pembelajaran IPS”. Jurnal Ilmiah VOX Edukasi
Dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh. Vol. 1 No. 1
Surabaya: Unesa University Press. Widowati, Asri. (2008). Peningkatan Kemampuan
Krulik, S. and Rudnik, J. A. (1996). The New Source Divergent Thinking dengan Menerapkan
Book Teaching Reasoning and Problem Solving Pendekatan Modified Free Inquiry dalam
in Junior and Senior High School. Pembelajaran Sains. Tesis. Yogyakarta: Program
Massachusets: Allyn & Bacon. Pascasarjana UNY

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi 890


Berorientasi Pendekatan TASC untuk…

You might also like