Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Belajar IPA bukan hanya menghafal konsep-konsep, akan tetapi belajar bagaimana proses
dan penguasaan sikap ilmiah. Kenyatanyaan pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga siswa
tidak dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya. Pengetahuan dan
keterampilan berpikir siswa dapat mengalami perubahan dengan cara yang tepat, salah satu cara yang
dapat dilakukan dengan menerapkan model project based learning. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif antar kelas
yang menerapkan model pembelajaran project based learning dan kelas yang bukan project based
learning pada materi daur air. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental Design yang dikhususkan ada pola Nonequivalent Control Group Design Rancangan ini
terdiri dari dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya masing-
masing kelas penelitian diberi pretest dan posttest dengan soal tes penguasan konsep menggunakan soal
pilihan ganda sebanyak 15 soal dan tes keterampilan berpikir kreatif dengan 5 soal essay pada setiap
tes. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan model project based learning dan kelas
kontrol mendapat pembelajaran dengan bukan model projet based learning. Hasil penelitian
menunjukan secara umum terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan (p= 0,00) antara kelas
eksperimen yang belajar dengan menerapkan model project based learning pada proses
pembelajarannya (rata-rata N-gain = 0,477) pada kategori sedang, dengan siswa yang belajar dengan
menerapkan bukan project based learning (rata-rata N-gain = 0,290) pada kategori rendah. Tidak ada
perbedaan kemampuan berpikir kreatif (p=0,22) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan rata-
rata N-gain pada kelas eksperimen 0,075 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,060 yang mana
keduanya berada pada kategori rendah.
Kata kunci: project based learning, penguasan konsep, kreatif
1
Mahasiswa SPs UPI Bandung, Email: lidyaarisanti@gmail.com
2
Dosen Universitas Pendidikan Indonesia, Email: wsopandi@upi.edu
Wa Ode Lidya Arisanti , Wahyu Sopandi, Ari Widodo : Analisis Penguasaan Konsep 83
maupun penerapannya dalam kehidupan dan kemudian menunjukan, dalam
sehari-hari sehingga siswa mampu pemecahan masalah, sebuah jawaban atas
membawa suatu konsep dalam bentuk lain pertanyaan atau membuat desain baru
yang tidak sama dengan dalam buku teks sendiri. Fokus dalam PjBL terletak pada
Bundu (2006). konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari
Diperlukan usaha merubah disiplin ilmu, melibatkan pembelajaran
pembelajaran yang hanya membuat siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan
hanya mendengarkan dan menghafalkan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain,
saja, menjadi proses pembelajaran yang memberi kesempatan belajar bekerja secara
menantang untuk mengembangkan otonom mengkonstruksi pengetahuan
kemampuan berpikirnya. Salah satu cara mereka sendiri, dan menciptakan produk
yang dapat dilakukan adalah belajar dengan nyata (Thomas, 2000). Project based
memecahkan masalah karena dalam belajar learning menuntut siswa untuk
memecahkan masalah selain melatih siswa mengembangkan pengetahuan konsep dan
untuk menghubungkan konsep yang keterampilan berpikir kreatif, sesuai dengan
dimiliki dengan kehidupan nyata, selain itu perinsip belajar sepanjang hidup yang
siswa dituntut untuk mampu mengacu pada empat pilar pendidikan
mengembangkan keterampilan berpikirnya universal, yaitu belajar untuk mengetahui
untuk menyelesaikan masalah yang (learning to know), belajar dengan
dihadapinya. Agar siswa dapat memiliki melakukan (learning to do), belajar untuk
kemampuan seperti yang disyaratkan dalam hidup dalam kebersamaan (learning to live
tujuan pengembangan kurikulum 2013 guru together) dan belajar menjadi diri sendiri
sebagai ujung tombak keberhasilan (learning to be).
pendidikan dan terlibat langsung dalam Banyak penelitian telah dilakukan
pembelajaran, dituntut untuk mampu berkaitan penerapan PjBL untuk melihat
mengembangkan pembelajaran yang dapat efektivitas PjBL diantaranya: A Review Of
menggali kemampuan siswa dalam The Research dari Thomas (2000)
mengembangkan penguasaan konsep dan mengungkapkan dalam studinya
keterampilan berpikir kreatif. Salah satu menemukan beberapa bukti bahwa
model pembelajaran yang disarankan untuk pendekatan project based learning
digunakan dalam penerapan kurikulum meningkatkan kualitas belajar siswa
2013 adalah project based learning atau dibandingkan dengan model pembelajaran
yang dalam kurikulum 2013 disingkat lain. Pendekatan project based learnig
PjBL. PjBL memungkinkan siswa tidak efektif untuk proses mengajar seperti
hanya mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan
intelektualnya, akan tetapi keterampilan keputusan. Penelitian Egenrieder (2010)
manualnya juga dapat berkembang. Seperti dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa
yang diungkapkan oleh Jhon Dewey (dalam PjBL dapat menumbuhkan kemandirian
Iskandar, 1997) mengungkapkan learning siswa dalam menumbuhkan minat belajar
by doing, maksudnya adalah siswa belajar dan berkarir di bidang STEM (Science,
sesuatu melalui kegiatan manual. Technology, Ergineering dan
Pembelajaran berbasis proyek Mathematics). Penelitian lain dilakukan
merupakan model pembelajaran yang Boaler (dalam Bellanca, 2012) yang
inovatif. Dengan pembelajaran berbasis melakukan studi selama tiga tahun di dua
proyek siswa dengan bantuan guru tidak sekolah menengah di Inggris mencatat
hanya mengumpulkan informasi-informasi, perbedaan penting dalam pemahaman
tapi mereka juga harus menggunakan siswa tentang data prestasi matematika.
kemampuan berfikir dan penalaran mereka, Dimana Boaler menemukan bahwa siswa
untuk memahami informasi sehingga dalam sekolah berbasis proyek memiliki
membentuk konsep-konsep mereka sendiri hasil yang lebih baik dibandingkan sekolah
Wa Ode Lidya Arisanti , Wahyu Sopandi, Ari Widodo : Analisis Penguasaan Konsep 85
tentang sebuah topik dunia nyata, hal then create representations of their
ini akan berharga bagi atensi dan usaha findings. Phase 3 : culminating and
siswa debriefing events”
Menurut Boss & Krauss (2007)
project based learning adalah model Langkah-langkah pembelajaran
yang dapat meningkatkan motivasi project based learning diungkapkan
belajar dan mengembangkan oleh The George Lucas Educational
kemampuan siswa dalam memecahkan Foundation (2007); (a) Start with the
masalah serta dapat mengembangkan essential question; (b) Design a plan
kemampuuan berpikir tingkat tinggi, for the project; (c) Create a schedule;
karena dalam proses pembelajarannya (d) Monitor the students and the
siswa melakukan investigasi terhadap progress of the project; (e) Asses the
pertanyaan terbuka dan outcome; (f) Evaluate the experience;.
mengaplikasikan pengetahuan mereka 2. Penguasaan Konsep
untuk membuat produk nyata. Menurut Anderson (2010) konsep
Roopnarine dan Johnson (2011) adalah skema, model mental, atau teori
mengungkapkan bahwa tujuan dari implisit dan eksplisit. Skema berkaitan
model project based learning adalah dengan bagaimana suatu pengetahuan
memberikan berbagai macam dihubungkan satu sama lain.
pengalaman di dalam kelas yang Sedangkan menurut Dahar (2011)
membentuk peran serta dalam proses konsep merupakan dasar bagi proses
demokratis: kerjasama, menyimak dan mental yang lebih tinggi untuk
merespon ide satu sama lain, merumuskan prinsip dan generalisasi.
mengoordasikan upaya dan kontribusi Konsep adalah kategori-kategori
yang berbeda dari anggota dan seluruh yang mengelompokan objek, kejadian
subkelompok, menyelesaikan dan karekteristik berdasarkan properti
perselisihan meraih kesepahaman umum Zacks & Tversky (Santrok,
bagaimana memecahkan masalah dan 2010). Sedangkan menurut Hahn &
menyelesaikan tugas dan sebagainya. Ramscar (Santrok, 2010)
Pendapat lain diungkapkan Katz dan mengungkapkan konsep adalah elemen
chard (1989) mengemukakan bahwa dari kognitif yang membantu
tujuan The Project Approach terdiri menyederhanakan dan meringkas
dari empat kategori 1. Memperoleh informasi.
pengetahuan dan keterampilan, 2. Penguasaan konsep menurut
Meningkatkan kompetensi sosial, 3. Bundu (2006) siswa yang dianggap
Mengembangkan disposisi atau telah mengusai konsep adalah siswa
karakter, dan 4. Mengembangkan yang dapat memberikan tanggapan
perasaan berkaitan dengan pengalaman terhadap pertanyaan/rangsangaan yang
sekolah. bervariasi pada kelompok atau kategori
Dalam pandangan Killpatrick yang sama. Penguasaan konsep
(dalam Knoll, 1997), proyek memiliki merupakan kemampuan siswa dalam
empat fase: pemaknaan, perencanaan, memahami IPA secara ilmiah, baik
pelaksanaan, dan menilai. Lebih rinci konsep secara teori maupun
Katz (dalam Clark, 2006) penerapannya dalam kehidupan sehari-
mengungkapkan: hari. Siswa dikatakan menguasai
“A Project involves three phases: konsep apabila ia mampu
Phase 1 : children and their teacher mendefinisikan konsep,
select and discuss a topic to be mengidentifikasi dan memberi contoh
explored, Phase 2 : the children atau bukan contoh dari konsep,
conduct firsthand investigation and sehingga dengan kemampuan ini ia
Wa Ode Lidya Arisanti , Wahyu Sopandi, Ari Widodo : Analisis Penguasaan Konsep 87
konstruk hipotesis kreativitas (redefinition). Torrance dalam
merupakan ranah psikologis yang Supriadi (1994) Torrance Test of
kompleks dan multidimensional yang Creative Thinking (TTCT), yang
mengandung berbagai tafsiran yang disusun oleh Paul Torrance. Mulanya
beragam. Kedua definisi-definisi berpikir kreativitas ini bernama
kreativitas memberikan tekanan yang Minnesota Test of Creative (MTCT).
berbeda-beda, bergantung dasar teori Ada empat indikator berpikir kreatif
yang menjadi acuan pembuat difinisi. yang diukur melalui tes ini, yaitu:
Berdasarkan penekanannya, orisinalitas, fleksibelitas, kelancaran
definisi-definsi kreativitas dapat (fluency), dan elaborasi dalam konsep
dibedakan ke dalam dimensi person, ini Torrance merekomendasikan teori
proses, produk, dan press. Rhodes ini bisa dipakai mulai dari Sekolah
(Supriadi, 1994) menyebut keempat Dasar hingga Perguruaan Tinggi.
dimensi tersebut sebagai “the four P’s Secara garis besar indikator
of Creativity”. Definisi kreativitsa keterampilan berpikir kreatif yang
yang menekankan dimensi person akan diamati pada penelitian ini adalah
dikemukakan oleh Guilford (1950): siswa dapat memberikan banyak
“Creativity refers to the abilities that jawaban dalam menyelesaikan
are characteristics of creative masalah, dapat mencari banyak
people”. Difinisi yang menekakan segi alternatif jawaban yang berbeda,
proses diajukan oleh Munandar (1977): mampu melahirkan ungkapan atau
“Creativity is a process that manifests jawaban yang baru dan tidak biasa,
it self in fluency, in flexibility as well in mampu membuat kombinasi yang
originality of thinking”. Barron (1976) tidak umum dan mampu memperkaya
menekankan segi produk yaitu “the dan mengembangkan gagasan yang
ability to bring something new into terjadi dilikgkungan sekitar yang
existence”. Sementara Amabile (1983) berhubungan dengan daur air dan
mengemukakan “Creativity can be kegiatan manusia yang dapat
regarded as the quality of products or mempengaruhi daur air.
responses judged to be to be creative
by appropriate observers”. METODOLOGI PENELITIAN
May (2004) menyatakan menurut Bentuk penelitian ini adalah Quasi
teori psikoanalisis kreativitas memiliki Experimental Design yaitu desain yang
dua ciri khas. Pertama, reduktif artinya mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
teori tersebut mempersempit krativitas dapat berfungsi sepenuhnya untuk
pada proses-proses tertentu. Kedua mengontrol variabel-variabel luar yang
teori tersebut pada umumnya membuat mempengaruhi pelaksanaan (Sugiyono,
kreativitas semata-mata suatu ekspresi 2009). Quasi Experimental Design yang
pola-pola neurotik. Definisi umum dikhususkan kepada pola Nonequivalent
tentang kreativitas dilingkaran Control Group Design karena baik
psikoanalisis adalah “regresi dalam kelompok kontrol maupun kelompok
pelayanan ego”. eksperimen tidak dipilih secara random
Berdasarkan analisis faktor (Sugiyono, 2009). Desain penelitian
Guilford (Kim, 2006) menemukan tersebut berbentuk:
bahwa ada empat yang menjadi ciri
kemampuan berpikir kreatif, yaitu R O1 X O2
kelancaran (fluency of thinking),
keluwesan (flexibility), keaslian R O3 O4
(originality), penguraiaan Gambar 1 Desain Penelitian
(elaboration), penyatuan kembali Eksperimen
Wa Ode Lidya Arisanti , Wahyu Sopandi, Ari Widodo : Analisis Penguasaan Konsep 89
Tabel 2. Hasil Pengolahan Data Pretest testindevendent oleh sebab itu uji yang
Penguasaan Konsep dilakukan adalah uji Mann Whitney.
Kelas Hasil uji Mann Whitney menunjukan
Data nilai < 0,05, artinya ada perbedaan
Eksperimen Kontrol
penguasaan konsep yang signifikan
N 34 34
antara kelas kontrol dan kelas
Nilai Rata-rata 38,03 34,51 eksperimen. Belajar dengan menerapkan
Std. Deviasi 11,66 12,00 model project based learning
Sig. Normalitas 0,08 0,09 memberikan pengalaman belajar yang
Sig. berbeda kepada siswa, dimana dalam
0,626
Homogenitas proses pembelajaran dengan
Uji t-testindevendent menerapkan project based learning
0,223
Sig. (2-tailed) siswa dituntut untuk berperaan aktif
untuk mencurahkan ide-ide yang
Berdasarkan tabel di atas dimilikinya serta mencurahkan seluruh
menunjukan bahwa nilai penguasan perhatianya untuk mengumpulkan
konsep pada kelas eksperimen dan kelas informasi untuk menyelesaikan proyek.
kontrol, berdistribusi normal dan Menerapkan model project based
bervariansi homogen oleh sebab itu uji learning menuntut siswa untuk
yang dilakukan untuk mengambil menyelesaikan masalah dan mengatasi
keputusan adalah uji Uji t-testindevendent masalah yang terjadi di dunia nyata yang
Sig. (2-tailed). Dari hasil uji-t berhubungan dengan konsep yang
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan diperoleh di sekolah, ketika siswa
yang signifikan penguasaan konsep merasa apa yang dipelajarinya
siswa pada kelas eksperimen dan kelas berhubungan dengan pengalaman
kontrol, oleh sebab itu selanjutnya yang sehari-hari siswa akan merasa
dianalisis adalah data nilai posttest. termotivasi untuk mencari tahu lebih
Berikut ini tabel data hasil pengolahan banyak. Hal tersebut seperti yang
nilai posttest penguasaan konsep siswa diungkapkan Klob (Abidin, 2009)
pada kelas eksperimen dan kelas mengungkapkan bahwa belajar; (a)
kontrol: Diverger yaitu belajar akan lebih baik
dengan melihat dan mengalaminya (b)
Tabel 1. Hasil Pengolahan Data Posttest Assimilator yaitu bahwa belajar akan
Penguasaan Konsep lebih baik dengan melihat dan berfikir.
Kelas (c) Converger yaitu belajar akan lebih
Data baik dengan berpikir dan melakukan. (d)
Eksperimen Kontrol
N 34 34 Accomodator yaitu bahwa belajar akan
mengalami dan melakukan. Dengan
Nilai Rata-rata 68,6 54,9
menerapkan project based learning
Std. Deviasi 11, 89 12,06
seluruh aktivitas belajar dapat
Sig. Normalitas 0,03 0,02 terfasilitasi.
Sig. Homogenitas 0,994
Uji Mann
Whitney Asymp 0,006
Sig. (2-tailed)
Wa Ode Lidya Arisanti , Wahyu Sopandi, Ari Widodo : Analisis Penguasaan Konsep 91
dimana setiap soal mengukur empat Tabel di atas menunjukan bahwa
indikator. Adapun hasil pengolahan data data hasil posttest berdisistribusi normal
pretest keterampilan berpikir kreatif dan bervariansi homogen, maka
siswa pada kedua kelas adalah sebagai selanjutnya yang dilakukan uji-t untuk
berikut: membuktikan hipotesis dari hasil hitung
menunjukan nilai 0,22 < 0,05 maka H 0
Tabel 4. Hasil Pengolahan Data Pretest diterima, artinya tidak adanya perbedaan
Keterampilan Berpikir Kreatif antara kemampuan berpikir kreatif siswa
yang menerapkan pembelajaran dengan
Kelas model project based learnig dengan
Data
Eksperimen Kontrol yang bukan project based learning pada
N 34 34 kelas kontrol. Ada beberapa hal yang
Nilai Rata-rata 19,94 19,76 menyebabkan rendahnya hasil tes
Std. Deviasi 0,034 0,028 keterampilan berpikir kreatif diantarnya;
Sig. Normalitas 0,66 0,09 (1) tidak ada latihan secara kontinu yang
Sig. Homogenitas 0,06 dilakukan siswa untuk menguasai
Uji t-testindevendent keempat aktivitas keterampilan berpikir
0,97 kreatif. (2) keterbatasan waktu sehingga
Sig. (2-tailed)
tidak ada pematauan terhadap aktivitas
Berdasarkan tabel di atas menunjukan keterampilan berpikir kreatif siswa,
bahwa nilai keterampilan berpikir kreatif karena siswa apabila sudah
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, menyelesaikan tugas proyek sudah
berdistribusi normal dan bervariansi dianggap menguasai aktivitas-aktivitas
homogen oleh sebab itu uji yang dilakukan keterampilan berpikir kreatif. (3) peran
untuk mengambil keputusan adalah uji Uji guru yang kurang maksimal melibatkan
t-testindevendent Sig. (2-tailed). Dari hasil uji- siswa untuk mengembangkan
t menunjukan bahwa tidak ada perbedaan keterampilan berpikirnya, seharusnya
yang signifikan keterampilan berpikir guru mampu melibatkan siswa dalam
kreatif siswa pada kelas eksperimen dan pemikiran yang lebih tinggi seperti yang
kelas kontrol, oleh sebab itu selanjutnya diungkapkan Vygotski (dalam Kuswana,
yang dianalisis adalah data nilai posttest. 2011) yang menyatakan bahwa pendidik
Berikut ini tabel data hasil pengolahan nilai harus mencoba untuk membantu peserta
posttest penguasaan konsep siswa pada didik terlibat dalam pemikiran tingkat
kelas eksperimen dan kelas kontrol: yang lebih tinggi melalui bantuan
terstruktur. Selain itu seperti yang
diungkapkan Ayan (2002) banyak orang
Tabel 5. Hasil Pengolahan Data Pretest tidak mengembangkan daya kreatif
Keterampilan Berpikir Kreatif mereka karena tidak diberi tahu cara
Kelas memanfaatkan keterampilan kreatif
Data alami ataupuan cara mengembangkan
Eksperimen Kontrol
berbagai teknik. Berikut ini adalah
N 34 34
grafik N-Gain pada setiap indikator pada
Nilai Rata-rata 26,02 24,61
kelas kontrol dan kelas eksperimen:
Std. Deviasi 0,034 0,028
Sig. Normalitas 0,69 0,06
Sig. Homogenitas 0,20
Uji t-testindevendent
0,22
Sig. (2-tailed)
Wa Ode Lidya Arisanti , Wahyu Sopandi, Ari Widodo : Analisis Penguasaan Konsep 93
Andriana, E. (2012) Peningkatan Hamalik, O. (2003). Kurikulum dan
Kemempuan Kerja Ilmiah Siswa dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Penguasaan Konsep Melalui Model Harlen, W. (2000). Teaching, Learning &
Pembelajaran Berbasis Proyek. Tesis Assessing Science 5-12. London:
SPs UPI: Tidak Diterbitkan. SAGE Publication
Ayan, E.J. (2002). Ways to Free your Heryadi, D. (2012). Model Pembelajran
Creative Spirit and Find Your Great Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi
Ideas. Terjermahan. Ibnu Setiawaan. untuk Meningkatkan Penguasaan
Bandung: Kaifa. Konsep Flida Statis dan Berpikir
Aziz, S. (2014). Peningkatan Keterampilan Kreatif Siswa SMA. Tesis SPs UPI:
Proses Sains dan Keterampilan Tidak Diterbitkan.
Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Iskandar, M. S. (1997). Pendidikan IPA.
Berbasis Proyek. Tesis SPs UPI: Jakarta: Depdiknas.
Tidak Dipublikasi. Katz, L.G. Dan Chard, S.C. (1991).
Badan Standar Nasional Pendidikan. Engaging Children’s Minds: The
(2006). Standar Isi. Jakarta: BSNP. Project Approach. New jersey:
Bellanca, J. (2012). Proyek Pembelajaran Norwood
Yang Diperkaya. Terjemahan. Ririn Kim, K. H. (2006). Struktur Laten dan
Sjafriani. Jakarta: Indeks. Pengukuran Invarian Dari Skor
Brookhart, S. M. (2010). How To Assess Torrance: SAGE Juornal of Psicologi
Higer-order Thinking Skills In Your and Education assesment, Vol 66,
Classroom. Virginia USA: ASCD Number 3, Pages 459-477.
Alexandria. Knoll, M. (1997). The Project Method: Its
Boss, S. & Krauss, J. (2007). Reinventing Vocational Education Origin and
Project-Based Learning: Your field Internasional Development. Journal
guide to real-world projects in the of Industrial Teacher Education, 34
digital age. Washington: (3), Pages 59-80.
International Society for technology Kuswana, W. S. (2011). Taksonomi
in Education (ISTE) Berpikir. Bandung: PT Remaja
Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Rosdakarya.
Proses dan sikap Ilmiah dalam Kwon, S.M., Dkk. (2014) Co-design of
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Interdisciplinary Projects as a
Depdiknas Direktorat Jendral Mechanism for School Capacity
Pendidikan Tinggi Growth. SAGE Journal of Improving
Clark, AM. (2006). Changing Classroom Schools, Vol 17 (1), Page 54-71.
Practice to Include the Project [Online] Diakses dari:
Approach. [Online] tersedia di: http://imp.sagepub.com/content/17/1
http://ecrp.uiuc.edu/v8n2/clark.html. /54
Diakses pada tanggal 20 Oktober
2014 May, R. (1976). The Courage to Create
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar (Apakah Anda Cukup Berani Untuk
dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Kreatif). Terjemahan 2004. Jakarta:
Egenrieder, J.A. (2010) Facilitating Teraju.
Student Autonomy in Project-Based Munandar, U. (2009). Pengembangan
Learning to Foster Interes adn Kretaivitas Anak Berbakat. Jakarta:
Resilience in STEM Education dan Rineka Cipta
STEM careers. Virginia Tech. Roopnarine, J.L. dan Johnson, J.E. (2011).
[Online] Diakses dari: PAUD: Dalam Bergabai
http://washacadsci.org/journalartices. Pendekatan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wa Ode Lidya Arisanti , Wahyu Sopandi, Ari Widodo : Analisis Penguasaan Konsep 95