You are on page 1of 6

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS CALON GURU IPA

PADA MATERI ZAT DAN ENERGI MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO

Muh. Tawil dan Sudarto

Universitas Negeri Makassar


email: tawil_mohammad@yahoo.co.id

Abstract: The aim of study is to determine the level of critical thinking skills in
materials science teacher candidate substances and energy. The method used a one-
shot case study. The research found that (1) the average score of critical thinking skills
prospective science teachers matter and energy on the material included in the
medium category, (2) the average score of critical thinking skills in materials science
teacher candidate substance and its form is included in the medium category , the
material included in the category of low heat , and heat transfer material is low, and
(3) at the material substance and its form: the average score interpretation and
evaluation indicators included in the medium category; indicator analysis and
inference in the high category. In the heat of the material: the average score indicator
interpretation and analysis included in the low category, and the inference indicators
in the high category and evaluation indicators included in the medium category. On
the matter of heat transfer: the average score of the indicators included in the category
of high- inference, evaluation indicators included in the medium category and
indicator interpretation and analysis included in the low category. Based on these
findings concluded that through the implementation of portfolio-based learning model
critical thinking skills teacher candidates in the material substance and energy are
included in the category of medium and some indicators still require critical thinking
skills and comprehensive training on an ongoing basis.

Keywords: Learning physics-based portfolio, critical thinking skills

Jika menggunakan sudut pandang menghafal, tetapi kurang terampil dalam


yang lebih menyeluruh, sains seharusnya mengaplikasikan pengetahuan yang dimili-
dipandang sebagai cara berpikir (a way of kinya. Hal ini mungkin terkait dengan
thinking) untuk memeroleh pemahaman kecenderungan menggunakan hafalan se-
tentang alam dan sifat- sifatnya, cara untuk bagai wahana untuk menguasai ilmu pe-
menyelidiki (a way of investigating) bagai- ngetahuan, bukan kemampuan berpikir.
mana fenomena alam dapat dijelaskan, Tampaknya pendidikan sains di Indonesia
sebagai batang tubuh pengetahuan (a body lebih menekankan pada abstract concept-
of knowledge) yang dihasilkan dari keingin- ualization dan kurang mengembangkan
tahuan (inquiry) manusia. Menggunakan active experimentation, padahal seharusnya
pemahaman akan aspek-aspek yang funda- keduanya seimbang secara proporsional
mental ini, seorang guru sains (IPA) dapat (Pusbuk, 2003).
terbantu ketika mereka menyampaikan Selanjutnya Nur (1995) menekankan
kepada para siswa gambaran yang lebih bahwa cara penyajian produk saja dalam
lengkap dan menyeluruh tentang semesta buku pelajaran IPA tidak cukup. Penyajian
sains (Aswasulasikin, 2008). materi subyek dengan PKP (Pendekatan
Apabila kita melihat fakta di la- Keterampilan Proses) tidak langsung mem-
pangan; para siswa kita sangat pandai berikan jawaban atau kesimpulan di dalam
53
54 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 15, Nomor 1, April 2014

buku pelajaran. Siswa harus membangun topolio dalam pembelajaran terhadap hasil
sendiri kemampuan berpikir, siswa harus belajar, Budimansyah (2002) menjelaskan
menemukan sendiri dan metransformasikan bahwa peserta didik akan mampu mela-
sendiri informasi kompleks, mengecek sen- kukan asesmen diri terhadap hasil kiner-
diri informasi baru dengan aturan-aturan- janya, sehingga mampu mengetahui kele-
nya. mahan dan kelebihannya dalam menyele-
Sintaks pembelajaran berbasis por- saikan suatu tugas kinerja. Selanjutnya
tofolio terdiri: Fase-I. Guru menyampai-kan peserta didik akan memiliki sifat kejujuran,
Tujuan & Memotivasi peserta didik; Fase-II. dan interpersonal yang tinggi. Kemampuan
Guru mengidentifikasi masalah; Fase-III. semacam ini pada saat sekarang dan yang
Guru mengajukan masalah untuk kajian akan datang sangat dibutuhkan dalam
kelas dan mengarahkan peserta didik untuk menghadapi era globalisasi. Sejalan dengan
memilih masalah; Fase-IV. Guru itu, Nur (2002) juga mengemukakan bahwa
membimbing kelompok-kelompok belajar dalam pembelajaran berdasarkan portofolio
dan melatih keterampilan berpikir kreatif; dapat membawa ke arah peningkatan hasil
Fase-V. Guru mengarahkan kepada seksi belajar mereka secara nyata. Uraian-uraian
portofolio penayangan dan seksi portofolio di atas menunjukkan bahwa penerapan
dokumentasi untuk mendokumentasikan portofolio dalam pembelajaran dapat berim-
portofolionya; Fase-VI. Guru mengarahkan plikasi pada peningkatan hasil belajar.
peserta didik untuk menayangkan porto- Kemampuan berpikir kritis merupa-
folionya untuk didiskusikan; Fase-VII. Guru kan salah satu hal penting agar seseorang
mengevaluasi hasil portofolio peserta didik; dapat memiliki kreativitas. Torrance (Carin
dan Fase-VIII. Guru memberikan penghar- & Sund, 1995), dan Lawson (1979)., &
gaan upaya-upaya hasil portofolio baik Taeffinger., et al (1982), bahwa berpikir
secara individu/kelompok. kritis ... the process of 1) sensing difficulties
0HQXUXW 2¶0DOOH\ 3LHUFH problems, gapsor information, missing
portofolio sangat terpusat pada peserta di- elements, something asked; 2) making
dik, yang berarti bahwa peserta didik me- guesses and formulating ideas or
miliki masukan tidak hanya pada apa yang hypotheses about these deficiencies; 3)
dimasukkan ke dalam portofolio tersebut evaluating and testing these guesses and
tetapi juga bagaimana isi tersebut dievaluasi hypotheses; 4) possibily revising retesting
(Nur, 2005 : 19 ). Guru didorong untuk me- them, and finally; 5) communicating the
madukan peran baru untuk guru dan siswa results.
ke dalam kelas sehingga portofolio lebih Bertolak dari definisi tersebut me-
dapat menjadi suatu program kolaboratif nunjukkan bahwa berpikir kritis sebagai
yang berpusat pada peserta didik daripada sesuatu proses kritis, yaitu merasakan ada-
program yang berpusat pada guru. Berdasar- nya kesulitan, masalah kesenjangan infor-
kan dari penjelasan ini, maka dapat dikata- masi, adanya unsur yang hilang dan ketidak-
kan bahwa fitur berpusat pada peserta didik harmonisan, mendefinisikan masalah secara
GDUL SRUWRIROLR WHUVHEXW PHUXSDNDQ ´VSLULW´ jelas, membuat hipotesis, pengujian hipote-
portofolio, dimana kedudukan guru sebagai sis kembali atau bahkan mendefinisikan
fasilitator dalam pelaksanaannya. ulang masalah dan akhirnya mengkomuni-
Penelitian-penelitian mengenai stra- kasikan hasilnya.
tegi portofolio telah menemukan bahwa de- Berpikir kritis akan mudah diwujud-
ngan menerapkan strategi portopolio dalam kan dalam lingkungan belajar yang secara
pembelajaran sains, sangat efektif dalam langsung memberikan peluang bagi peserta
meningkatkan pemahaman konseptual, sikap didik untuk berpikir terbuka dan fleksibel
belajar peserta didik, dan proses kognitif tanpa adanya rasa takut atau malu. Sebagai
dalam pelajaran sains (Leonard,W, 1996: contoh, situasi belajar yang dibentuk harus
20). Mengenai pengaruh penerapan por- memfasiltasi terjadinya diskusi, mendorong
Muh Tamil dan Sudarto, Analisis Keterampilam Berrpikir Kritis 55

seseorang untuk mengungkapkan ide atau METODE


gagasan. Menurut Carin & Sund (1995) Metode penelitian yang digunakan
untuk menimbulkan kreativitas dalam adalah one-shot case study seperti yang di-
pembelajaran perlu memperhatikan aspek- tunjukkan pada Gambar 1.
aspek (1) mengembangkan kepercayaan
yang tinggi dan meminimalisir ketakutan;
(2) mendorong terjadinya komunikasi secara X O
bebas; (3) mengadakan pembatasan tujuan Gambar 1. one-shot case study
dan penilaian secara individu oleh siswa; Keterangan:
dan (4) pengendalian tidak terlalu ketat.
X = Pembelajaran yang menggunakan model
Berpikir kritis dapat terjadi secara pembelajaran berbasis portofolio dan
sengaja dan tidak sengaja (tiba-tiba). Ber- O = Pengukuran keterampilan proses dan
pikir kritis secara tidak sengaja dapat pengukuran keterampilan berpikir kritis
berlangsung walaupun tidak menggunakan
teknik khusus, seperti suatu kesempatan Subjek dalam penelitian ini semua
yang menyebabkan Anda berpikir tentang calon guru IPA yang memprogramkan mata
sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda kulaih zat dan energi tahun akademik
dan selanjutnya Anda menemukan suatu 2012/2013. Data keterampilan berpikir
perubahan yang menguntungkan. Perubahan kritis dengan menggunakan tes keteram-
yang lainnya dapat terjadi perlahan karena pilan kritis. Teknik pengolahan data de-
semata-mata menggunakan perkembangan ngan menggunakan analisis deskriptif.
kecerdasan dan logika. Jika mengunakan
pemikiran kritis secara tidak sengaja atau
perkembangan logika akan memerlukan HASIL DAN PEMBAHASAN
waktu lama untuk menghasilkan kemajuan Rata-rata skor keterampilan berpikir
dan peningkatan. Mengingat pesatnya per- kritis calon guru IPA pada materi zat dan
saingan dunia maka hal tersebut sangat tidak energi sebesar 6,0 termasuk dalam kategori
menguntungkan. Lain halnya dengan ber- sedang. Berdasarkan dari Tabel 1 tersebut
pikir kritis secara sengaja. Berpikir kritis menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kri-
secara sengaja dapat dikembangkan dengan tis calon guru IPA pada topik zat dan wujud-
menggunakan teknik-teknik tertentu untuk nya termasuk dalam kategori sedang, dan kete-
mengembangkan ide baru. Teknik-teknik rampilan berpikir kritis calon guru pada materi
tersebut menyebabkan penggabungan dari kalor dan perpindahan kalor masih rendah.
ide-ide untuk memunculkan gagasan-gagas- Hasil ini menunjukkan bahwa calon guru IPA
an dan proses-proses baru. Pembelajaran yang mengikuti pembelajaran berbasis porto-
berbasis portofolio merupakan salah satu folio keterampilan berpikir kritisnya masih
teknik khusus yang dapat mengembangkan perlu dilatihkan, khususnya pada materi kalor
keterampilan berpikir kritis. dan perpindahan kalor.
Berpikir kritis dapat berkembang Rata-rata skor pada setiap indikator
pesat dengan menggunakan pembelajaran keterampilan berpikir kritis calon guru IPA
berbasis portofolio karena model pembel- pada setiap materi zat dan energi seperti yang
ajaran ini mampu memfasilitasi hampir ditunjukkan oleh Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4.
keseluruhan kemampuan siswa, yakni Pada Tabel 2 ditemukan bahwa keterampilan
keterampilan mengembangkan pengetahuan calon guru IPA dalam menganalisis dan
yang sudah dimiliki oleh peserta didik, menginferensi sudah tinggi dan indikator
keterampilan menginterpretasi, keterampilan interpretasi dan evaluasi termasuk dalam
menginferensi, keterampilan analisis, kete- kategori sedang. Hal itu berarti bahwa calon
rampilan mengevaluasi. guru IPA dalam menginterpretasi dan meng-
evaluasi pada materi zat dan wujudnya masih
membutuhkan pelatihan yang berkelanjutan.
56 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 15, Nomor 1, April 2014

Pelatihan ini terutama ditekankan pada Pada Tabel 3 ditemukan bahwa kete-
keterampilan membaca grafik perubahan rampilan calon guru dalam menginter-pretasi
wujud zat baik perubahan wujud cair menjadi dan menganalisis gejala kalor pada zat masih
membeku atau sebaliknya, perubahan cair rendah. dan inferensi termasuk dalam kategori
menjadi wujud gas dan sebaliknya, dan tinggi dan indikator evaluasi termasuk dalam
mengevaluasi gejala perubahan wujud zat baik kategori sedang. Hal itu berarti bahwa ke-
perubahan dari wujud padat ke cair dan seba- terampilan calon guru IPA menginterpretasi
liknya, perubahan gas ke wujud padat dan dan analisis pada materi kalor masih
sebaliknya, perubahan wujud cair ke wujud gas membutuhkan pelatihan yang berkelanjutan.
dan sebaliknya. Pelatihan ini terutama ditekankan pada kete-

Tabel 1. Rata-Rata Skor Keterampilan Berpikir Kritis Topik Zat dan Energi
No Topik Rata-rata N-gain Keterampilan Berpikir Kritis Pada
Topik
T S R
1. zat dan wujudnya - 7,6 -
2. Kalor - - 5,5
3. Perpindahan Kalor - - 4,9
Keterangan T=tinggi, S= sedang, R=rendah

Tabel 2. Rata-Rata Skor Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Materi Zat dan Wujudnya
No Indikator Keterampilan Rata-rata Skor Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis T S R
1. Interpretasi 7,0 -
2. Analisis 8,3 - -
3. Inferensi 8,3 - -
4. Evaluasi 7,2 -
Keterangan : T= tinggi; S = sedang; dan R=rendah

Tabel 3. Rata-Rata Skor Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Materi Kalor
No. Indikator Keterampilan Rata-rata Skor Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis T S R
1. Interpretasi - - 3,6
2. Analisis - - 2,6
3. Inferensi 8,6 - -
4. Evaluasi 7,4 -
Keterangan : T= tinggi; S = sedang; dan R=rendah

Tabel 4. Rata-Rata Skor Pada Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Materi Perpindahan Kalor
No. Indikator Keterampilan Rata-rata Skor Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis T S R

1. Interpretasi - - 2,9
2. Analisis - - 1,1
3. Inferensi 8,6 - -
4. Evaluasi 7,4 -
Keterangan : T= tinggi; S = sedang; dan R=rendah
1
Muh Tamil dan Sudarto, Analisis Keterampilam Berrpikir Kritis 57

rampilan menginterprretasi dan menganalisis kitkan keterampilan berpikir kritis calon


grafik dan data-data hasil per-cobaan terkait guru IPA dalam mempelajari fisika, sehing-
dengan kalor yang dibutuhkan benda untuk ga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
merubah wujud. belajar calon guru IPA dan memiliki ke-
Pada Tabel 4 ditemukan bahwa terampilan berpikir kritis yang dapat
keterampilan calon guru dalam menginter- diterapkan pada saat mengajar di kelas.
pretasi dan menganalisis gejala perpin- Dosen atau Guru memiliki semangat yang
dahan kalor pada zat masih rendah. dan in- tinggi dalam melaksanakan pembelajaran,
ferensi termasuk dalam kategori tinggi dan karena guru dalam hal ini sangat berperan
indikator evaluasi termasuk dalam kategori sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan
sedang. Hal itu berarti bahwa keterampilan perangkat pembelajaran sangat membantu
calon guru IPA menginterpretasi dan dalam melaksanakan proses pembelajaran
menganalsis pada materi perpindahan kalor di kelas. Perangkat pembelajaran yang dite-
masih membutuhkan pelatihan yang ber- rapkan dalam pembelajaran ini memudah-
kelanjutan. Pelatihan ini terutama dite- kan siswa dan guru melaksanakan seluruh
kankan pada keterampilan menginterpre- fase-fase pembel
tasi dan menganalisis grafik dan data-data
hasil percobaan pada gejala perpindahan
SIMPULAN DAN SARAN
kalor baik sistem konduksi, radiasi dan Penerapan pembelajaran berbasis porto-
konveksi. Temuan ini menunjukkan bahwa folio dalam pembelajaran zat dan energi
calon guru IPA yang mengikuti pembel- dapat mengembangkan keterampilan ber-
ajaran berbasis portofolio keterampilan pikir kritis calon guru IPA. Beberapa indi-
1berpikir kritisnya masih membutuhkan kator keterampilan berpikir kreatif yang
pelatihan secara berkelanjutan dan masih perlu diteliti yakni interpretasi,
k1omprehensif. analisis, dan inferensi dalam materi zat dan
Dengan by desian semacam ini
wujudnya, kalor dan perpindahan kalor.
akan meningkatkan aktivitas calon guru
IPA dalam menemukan konsep, prinsip
dan teori fisika yang dipelajarinya. Demi- DAFTAR RUJUKAN
kian pula dengan guru akan lebih kritis
menyajikan materi pelajaran dan mela- Aswasulasikin. (2008). Hakekat IPA.
kukan bimbingan dalam pembelajaran. Hal [Online].Tersedia: www.uny.ac.id/
ini disebabkan karena dalam model pem- akademik/sharefile/files/10092007
belajaran berbasis portofolio ini calon guru 234451_Hakikat_IPA.doc [6 Okto-
IPA dilatihkan berpikir kritis terutama da- ber 2013].
lam hal menginterpretasi, analisis dan in-
ferensi dalam menyelidiki masalah melalui Budimansyah,D.(2002). Model Pembel-
percobaan. Calon guru IPA dapat menge- ajaran dan Penilaian Portopolio.
tahui tingkat keterampilan berpikir kritis- Bandung: PT. Genesindo.
nya melalui asesmen portofolio, informasi
ini akan lebih memotivasi calon guru IPA Carin, A., & Sun,R.B. (1995). Teching
belajar zat dan energi dan pada akhirnya Scinece Through Discovery. Co-
akan meningkatkan keterampilan berpikir lumbus. Charles,E. Merril Publish-
kritis mereka. Hal ini sesuai dengan teori ing company. Abell & Howell
pembelajaran siswa aktif yang menenkan Company.
pada aspek peserta didik mengkonstruk
sendiri keterampilan dan pengetahuannya. Joyce, Bruce., Weil, Marsha; & Showers,
B. (1992). Models of Teaching.
Hal ini menunjukkan bahwa pem- Fourth Edition. Boston: Allyn &
belajaran berbasis portofolio yang disertai Bacon.
dengan pendukungnya dapat membang-
58 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 15, Nomor 1, April 2014

Leonard, W. (2005) The Effectiveness of Nur, M. (1995). Pemahaman tentang IPA


Portfolio Assessment in Science. dan Keterampilan Proses Sains
Journal of College Scinece Teach- Mahasiswa Jurusan Biologi, Fisika
ing-appeared 2005 (1-18). Tim dan Kimia FPMIPA IKIP.
6ODWHU¶V 3UH-print Publications. Disertasi doktor. Bandung: SPS
IKIP
Lawson, A.E. (1979). 1980 AETS Year-
book The Psychology of Teaching Pusat Perbukuan Depdiknas. (2003). Stan-
for Thinking and Creativity. Clear- dar Penilaian Buku Pelajaran
inghouse for Science, Mathema- Sains. [Online]. Tersedia: http/
tics, and Environmental Education www.dikdaski.go.id. [6 Oktober
:The Ohio State University Col- 2013].
lege of Education.

Nur,M. (2002). Assesmen Komprehensif


dan Berkelanjutan. Surabaya : Pu-
sat Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan UNESA.

You might also like