You are on page 1of 7

Rizal, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi...

159
Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ Jurnal Pendidikan Sains
ISSN: 2338-9117 Vol.2, No.3, September 2014, Hal 159-165

Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi


Representasi terhadap Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep IPA Siswa SMP

Muhammad Rizal
SMP Negeri 2 Kembang Tanjong, Kab. Pidie Aceh
Jl. KB. Tanjong-Leubeue. E-mail: izal_teach@yahoo.co.id

Abstract: The aims of this study to determine the effect of guided inquiry learning with multi represen-
tations on the mastery of science process skills and sciences concept mastery in junior high school
students. This quasi experimental study use post-test only control group design involved 8th grade
students that selected by simple random sampling. Experimental class used guided inquiry learning
with multi representation and control class used guided inquiry learning. The results showed that
there are no differences science process skills between experimental class students and control
class students, while the mastery of science concept experimental class students differences than
students control class students, and science process skills students have positive correlation with
science concept mastery.

Key Words: guided inquiry, multi representation, science process skills, science concept mastery

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
multi representasi terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep IPA siswa SMP. Pe-
nelitian kuasi eksperimen ini menggunakan post-test only control group design dengan melibatkan
siswa kelas VIII yang dipilih secara simple random sampling. Kelas eksperimen menggunakan pembel-
ajaran inkuri terbimbing dengan multi representasi dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran in-
kuiri terbimbing. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen ti-
dak berbeda dengan siswa kelas kontrol, sementara penguasaan konsep IPA siswa kelas eksperimen
berbeda dari siswa kelas kontrol, dan keterampilan proses sains siswa berkorelasi positif dengan pe-
nguasaan konsep IPA.

Kata kunci: inkuiri terbimbing, multi representasi, keterampilan proses sains, penguasaan konsep
IPA

I
lmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan model pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
cara mencar i tahu tentang alam secara tersebut adalah dengan pembelajaran inkuiri terbim-
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasa- bing. Penggunaan inkuiri terbimbing disebabkan kare-
an kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, na perkembangan intelektual siswa pada usia SMP
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga menurut Piaget berada pada tingkatan operasional
merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, formal (Wood dkk, 2011:4-5). Artinya, pada periode
2006:149). IPA harus diajarkan dengan pembelajaran ini anak telah dapat berpikir logis, berpikir dengan
yang memungkinkan siswa mengembangkan ke- pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi dan
mampuan yang dimilikinya dan dapat membangun berhipotesis. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlu-
sendiri konsepnya. Dasar dari pembelajaran tersebut kan peran guru dalam pembelajaran.
adalah pembelajaran konstruktivisme. Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawan-
Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa cara yang telah dilakukan terhadap beberapa orang
diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif guru IPA SMP Negeri 2 Peukan Baro diperoleh infor-
dalam menemukan konsep dari fenomena yang ada masi bahwa pembelajaran yang selama ini dilakukan
dari lingkungan dengan bimbingan guru. Salah satu umumnya masih bersifat teacher centered ap-
159 Artikel diterima 18/02/2014; disetujui 01/06/2014
159
160 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 3, September 2014, Halaman 159-165

proach. Pada beberapa kesempatan guru pernah Multi representasi berarti mempresentasi ulang
melakukan inkuiri terbimbing. Informasi lainnya ada- konsep yang sama dengan format yang berbeda, di
lah keterampilan proses sains siswa masih rendah. antaranya secara verbal, grafik dan mode angka
Belum maksimalnya proses pembelajaran yang dila- (Waldrip dkk., 2006:87). Beberapa tujuan mengguna-
kukan seperti masih kurangnya praktikum atau perco- kan multi representasi dalam proses pembelajaran
baan untuk menguatkan konsep-konsep yang dipela- disajikan berikut ini. Pertama, untuk mempermudah
jari menjadi salah satu penyebabnya. Ketuntasan pemahaman konsep-konsep dan memecahkan masa-
pencapaian kompetensi siswa tentang beberapa kon- lah-masalah IPA yang dihadapi siswa (Yusuf dan Se-
sep IPA juga masih belum maksimal. Masih banyak tiawan, 2009:1). Kedua, untuk dapat meningkatkan
siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesai- kemampuan kognitif siswa dalam mempelajari kon-
kan dan memahami konsep-konsep IPA. sep IPA (Herawati dkk., 2013:42). Ketiga, untuk me-
Kesulitan siswa dalam pembelajaran inkuiri ter- nuntut siswa mempresentasikan konsep yang dipela-
bimbing antara lain merumuskan masalah dan hipote- jarinya dalam berbagai bentuk, misalnya dalam ben-
sis. Salah satu penyebabnya adalah siswa belum me- tuk verbal/teks, grafik, diagram, gambar maupun ma-
mahami demonstrasi yang disajikan oleh guru karena tematis sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
masih kurang bersifat multi representatif. Penyajian
yang multi representatif dapat membantu siswa me-
ngembangkan kemampuan multi representasinya METODE
yang menjadi kunci dalam pemecahan masalah mate- Penelitian metode kuantitatif ini dengan pende-
matis (Hwang dkk., 2007:1). Multi representasi diya- katan kuasi eksperimen menggunakan posttest-only
kini dapat memperkecil kesulitan-kesulitan siswa da- control group design. Populasi dalam penelitian ini
lam mempelajari konsep-konsep IPA misalnya pada adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Peukan Baro.
materi Gaya dan Hukum Newton. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas penelitian
Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih
diperoleh informasi bahwa IPA merupakan pelajaran secara simple random sampling. Kelas eksperimen
yang dianggap paling sulit. Alasan yang mereka ke- menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing de-
mukakan adalah banyaknya hafalan konsep-konsep ngan multi representasi dan kelas kontrol mengguna-
IPA dan banyaknya rumus-rumus matematis. Mere- kan pembelajaran inkuiri terbimbing. Instrumen dalam
ka mengungkapkan bahwa banyak sekali informasi penelitian ini adalah: 1) instrumen keterlaksanaan
yang harus diterima dan diolah oleh siswa. Pada da- pembelajaran yaitu Silabus, Rencana Pelaksanaan
sarnya siswa harus dapat memahami konsep atau Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa
materi yang disajikan oleh guru maupun yang dipela- (LKS), dan 2) instrumen tes tertulis keterampilan pro-
jari oleh siswa. Gejala seperti ini telah dilaporkan oleh ses sains dan penguasaan konsep IPA siswa. Pe-
Abdurrahman dkk. (2011:31). Secara umum ditemu- ngumpulan data dilakukan dengan cara 1) observasi
kan bahwa penguasaan konsep siswa rendah, ke- terhadap instrumen perlakuan, dan 2) hasil post-test
mampuan matematis lemah, dan siswa kurang mam- keterampilan proses sains dan penguasaan konsep
pu dalam mengkonversi satuan (Arief dkk., 2012:9). IPA. Data dianalisis dengan menggunakan uji inde-
Selain itu, rendahnya kemampuan verbal (menerje- pendent-sampel t test dan pearson correlation.
mahkan bahasa soal ke bahasa matematis), menggu-
nakan skema, membuat strategi, dan membuat algo-
ritma (Rusilowati, 2006:7). HASIL
Kendala-kendala lain yang dialami siswa adalah
Hasil rata-rata observasi keterlaksanaan proses
guru umumnya lebih banyak menggunakan represen-
pembelajaran terhadap aktivitas guru menunjukkan
tasi matematika dari pada representasi-representasi
persentase mencapai 93,43% dan rata-rata hasil ob-
yang lain. Berdasarkan itu siswa beranggapan bahwa
servasi keterlaksanaan pembelajaran terhadap aktivi-
rumus-rumus dan konsep-konsep tersebut harus di-
tas siswa mencapai 87,41%. Hasil analisis data pene-
hafal (Yusuf dan Setiawan, 2009:4). Oleh karena itu,
litian menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan
untuk mengoptimalkan pembelajaran inkuiri terbim-
proses sains siswa pada kelas eksperimen adalah
bing dan mengembangkan kemampuan siswa yang
78,94 dan pada kelas kontrol adalah 75,00 dengan
telah disebutkan maka dalam pembelajaran inkuiri
nilai thitung 1,235 dengan taraf signifikan 0,220. Hasil
terbimbing digunakan multi representasi.
ini menunjukkan bahwa keterampilan proses sains
Rizal, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi...161

siswa dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan tidak hanya memberikan kontribusi terhadap kete-
multi representasi tidak berbeda dengan keterampilan rampilan penyelidikan ilmiah tetapi juga pemahaman
proses sains siswa pada pembelajaran inkuiri terbim- siswa terhadap konsep sains.
bing. Nilai rata-rata penguasaan konsep IPA siswa Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan ke-
pada kelas eksperimen adalah 82,47 dan pada kelas lebihan inkuiri dalam pembelajaran sains. Penelitian
kontrol adalah 77,83 dengan nilai thitung 2,350 dengan oleh Sabahiyah dkk. (2013:6) menunjukkan bahwa
taraf signifikan 0,021. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbim-
penguasaan konsep IPA siswa kelas eksperimen ber- bing terhadap peningkatan keterampilan proses sains
beda dengan kelas kontrol. Keterampilan proses sa- dan penguasaan konsep IPA. Rokhmatika dkk.
ins siswa berkorelasi positif dengan penguasaan kon- (2012:80) menyimpulkan bahwa model pembelajaran
sep IPA dengan koefisien korelasi sebesar 0,347 de- inkuiri terbimbing dipadu kooperatif Jigsaw berpe-
ngan signifikansi 0,017. Hal ini menunjukkan bahwa ngaruh terhadap keterampilan proses sains tetapi ke-
terdapat hubungan yang positif antara keterampilan mampuan akademik tidak berpengaruh terhadap ke-
proses sains dan penguasaan konsep IPA siswa. terampilan proses sains.
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian dan
hasil penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa
PEMBAHASAN model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mening-
Pengujian hipotesis yang telah dilakukan menun- katkan keterampilan proses sains siswa dikarenakan
jukkan hasil sebagai berikut. Pertama, pengujian hipo- mengikuti langkah-langkah pembelajaran inkuiri ter-
tesis yang telah dilakukan menunjukkan hasil kete- bimbing. Melalui kegiatan keilmiahan tersebut akan
rampilan proses sains siswa yang belajar mengguna- memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa
kan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multi re- untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, konsep,
presentasi tidak berbeda secara signifikan atau sama dan prinsip melalui pengalaman secara langsung se-
dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran in- hingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal.
kuiri terbimbing. Penyebabnya adalah karena kedua Berdasarkan pengalaman proses belajar siswa
kelompok menggunakan model pembelajaran inkuiri tersebut, pembelajaran inkuiri terbimbing lebih mene-
terbimbing yang pada dasarnya memperoleh pengeta- kankan pada keaktifan belajar siswa untuk menum-
huan dengan cara melakukan kerja ilmiah terlebih buhkan kemampuan siswa dalam menggunakan kete-
dahulu sehingga siswa dapat lebih memahami kete- rampilan proses sains dengan merumuskan pertanya-
rampilan proses sains karena terintegrasi di dalam an yang mengarah pada kegiatan penyelidikan, me-
sintaks pembelajarannya. Pembelajaran inkuiri me- nyusun hipotesis, melakukan penelitian, mengumpul-
miliki hubungan dengan indikator-indikator dalam ke- kan dan mengolah data, dan mengkomukasikan hasil
terampilan proses sains. Persamaan antara sintaks temuannya dalam proses pembelajaran. Kegiatan in-
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan indikator-indi- kuiri sangat penting karena dapat mengoptimalkan
kator keterampilan proses sains yang dapat mengaki- keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam pro-
batkan tidak adanya perbedaan keterampilan proses ses pembelajaran.
sains siswa antara kelompok eksperimen dan kelom- Pembelajaran dengan multi representasi tidak
pok kontrol. terlalu memberi pengaruh terhadap keterampilan pro-
Proses pembelajaran inkuiri memberi kesempat- ses sains keterampilan proses sains. Salah satu pe-
an kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar nyebabnya adalah karena belum maksimalnya peng-
yang nyata dan aktif sehingga siswa terlatih dalam gunaan multi representasi dalam pembelajaran inkuiri
memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan. terbimbing oleh siswa dan guru yang lebih banyak
Menurut Simsek dan Kabapinar (2010:1190-1191), peran dalam menggunakan multi representasi. Selain
pembelajaran sains dengan inkuiri memberi pengaruh itu, multi representasi lebih cenderung kepada bagai-
nyata terhadap keterampilan proses sains siswa. mana menyajikan konsep-konsep dalam berbagai
Pembelajaran inkuiri lebih efektif dalam membantu bentuk supaya lebih mudah dipahami oleh siswa.
siswa untuk memperoleh keterampilan proses sains Model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
karena siswa terlibat secara langsung seperti menga- multi representasi dan pembelajaran inkuiri terbimbing
jukan pertanyaan dalam suasana informal, menguji dapat membantu siswa memperoleh keterampilan-
hipotesis, dan membangun penjelasan. Kegiatan-ke- keterampilan proses sains karena setiap siswa mela-
giatan yang berlangsung selama pembelajaran inkuiri kukan kegiatan-kegiatan ilmiah. Keterampilan terse-
162 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 3, September 2014, Halaman 159-165

but dapat dilatih secara terus menerus sehingga setiap an belajar siswa yang berdampak pada peningkatan
siswa pada akhirnya dapat melakukan kegiatan keil- hasil belajar siswa.
miahannya. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing Hasil penelitian lainnnya menunjukkan bahwa
dengan multi representasi siswa dapat merepresenta- pengaruh pembelajaran multi representasi terhadap
sikan konsep atau materi yang dipelajarinya dalam hasil belajar. Menurut Mahardika dkk. (2012:170)
berbagai cara atau bentuk untuk lebih memahamkan dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa
siswa akan konsep atau materi yang dipelajari. pembelajaran dengan model inkuiri dapat meningkat-
Kedua, pengujian hipotesis yang telah dilakukan kan kemampuan representasi verbal, matematis dan
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pe- hasil belajar siswa. Hasil penelitian Herawati dkk.
nguasaan konsep IPA siswa yang belajar mengguna- (2013:38-43) menyimpulkan bahwa prestasi belajar
kan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multi re- siswa dengan pembelajaran multipel representasi pa-
presentasi dan siswa yang belajar dengan pembelajar- da materi laju reaksi lebih tinggi daripada pembelajar-
an inkuiri terbimbing. Perbedaan ini disebabkan kare- an konvensional. Menurut Suhandi dan Wibowo
na dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dengan (2012:1-7) pendekatan multi representasi yang digu-
multi representasi siswa mendapat penjelasan dari nakan dalam pembelajaran konseptual interaktif me-
materi yang telah dipelajari dengan berbagai repre- miliki efektivitas yang tergolong tinggi dalam mena-
sentasi untuk lebih memudahkan siswa dalam mema- namkan konsep-konsep yang tercakup dalam materi
hami materi yang dipelajari dalam berbagai cara atau teorema usaha dan energi. Hasil penelitian dari Ab-
bentuk. durrahman dkk. (2011:30-45) dapat disimpulkan bah-
Penguasaan konsep sangat penting dimiliki oleh wa proses pembelajaran fisika kuantum pada kelas
setiap siswa setelah melakukan pembelajaran karena eksperimen telah berhasil melibatkan mahasiswa da-
dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu perma- lam berbagai pengalaman belajar yang memberikan
salahan yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki kesempatan kepada mereka mempelajari konsep-
oleh siswa. Penguasaan konsep oleh siswa tidak ha- konsep fisika kuantum melalui penyajian dan pengem-
nya pada mengenal sebuah konsep tetapi siswa dapat bangan berbagai format representasi. Format-format
menghubungkan antara satu konsep dengan konsep representasi tersebut adalah representasi verbal baik
lainnya dalam berbagai situasi. Penguasaan konsep oral (melalui diskusi dan presentasi) maupun tulisan
IPA siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran (menulis sejumlah argumentasi tentang hasil kajian
inkuiri terbimbing dengan multi representasi lebih ting- konsep fisika kuantum), representasi visual baik yang
gi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan pembela- bersifat statik (gambar, grafik, tabel, atau diagram)
jaran inkuiri terbimbing. maupun yang bersifat dinamik (simulasi dan animasi
Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjuk- gejala kuantum), representasi simbolik dan matemati-
kan pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terha- ka, serta aktivitas laboratorium virtual.
dap penguasaan konsep siswa. Hasil penelitian Prapti- Ainsworth (2006:183-198) menyatakan bahwa
wi dkk. (2012:8) menunjukkan bahwa penerapan mo- penggunaan multipel representasi untuk melengkapi
del pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan my informasi ketika masing-masing representasi dalam
own dictionary efektif untuk meningkatkan pengua- sistem menyajikan informasi yang berbeda. Menurut
saan konsep dan unjuk kerja siswa. Puspawati dkk. Bahri (2013:3), penggunaan multi representasi dapat
(2013:8) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa membantu siswa mengidentifikasi dan mendeskripsi-
pemahaman konsep IPA siswa pada pembelajaran kan suatu masalah secara lebih utuh dan menyelesai-
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbatuan me- kannya dengan pemahaman, nalar dan argumentasi
dia konkret lebih tinggi dari pada siswa yang mengi- yang lebih kokoh. Waldrip dkk. (2006:1) menyimpul-
kuti pembelajaran dengan model pembelajaran lang- kan bahwa untuk menumbuhkembangkan pembela-
sung. Dewi dkk. (2013:9) menunjukkan bahwa sikap jaran sains di sekolah membutuhkan pemahaman dan
ilmiah dan hasil belajar IPA yang belajar dengan model menghubungkan representasi verbal, visual, dan ma-
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik daripada tematika dalam mengembangkan pengetahuan kon-
kelompok siswa yang belajar dengan model pembela- sep dan proses ilmiah. Guru IPA idealnya memiliki
jaran konvensional. Wijayanti dkk. (2010:1-5) meng- kemampuan argumentasi ilmiah dan dapat menyam-
ungkapkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing paikan materi IPA dalam berbagai bentuk representa-
pada pokok bahasan cahaya dapat mengatasi kesulit- si (multiple representations).
Rizal, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi...163

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bah- SIMPULAN DAN SARAN


wa model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
Simpulan
multi representasi memberi pengaruh yang signifikan
terhadap penguasaan konsep IPA bila dibandingkan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji hipote-
dengan pembelajaran inkuiri terbimbing sehingga sis- sis yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan
wa dapat lebih memahami konsep IPA dalam berba- beberapa simpulan. Keterampilan proses sains siswa
gai situasi yang dihadapinya dalam kehidupan sehari- yang dibelajarkan menggunakan inkuiri terbimbing
hari. dengan multi representasi tidak berbeda secara signi-
Ketiga, berdasarkan hasil analisis hubungan ke- fikan dengan keterampilan proses sains siswa yang
terampilan proses sains dan penguasaan konsep IPA dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing.
diperoleh hasil bahwa keterampilan proses sains ber- Penguasaan konsep IPA siswa yang dibelajarkan
korelasi positif dengan penguasaan konsep IPA. Arti- menggunakan inkuiri terbimbing dengan multi repre-
nya, perubahan yang terjadi pada keterampilan pro- sentasi berbeda secara signifikan daripada penguasa-
ses sains akan diikuti secara positif oleh perubahan an konsep IPA siswa yang dibelajarkan dengan pem-
penguasaan konsep IPA siswa. Hasil penelitian yang belajaran inkuiri terbimbing. Terdapat hubungan anta-
dilakukan oleh Rahayu dkk. (2011:106-110) disimpul- ra keterampilan proses sains dan penguasaan konsep
kan bahwa penerapan pembelajaran dengan pende- IPA siswa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing de-
katan keterampilan proses pada materi kalor dapat ngan multi representasi.
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir
kreatif siswa. Wahyudi dan Supardi (2013:65) me-
nyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri Saran
terbimbing dengan melatihkan keterampilan proses Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dike-
sains dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mukakan beberapa saran, yaitu agar guru membiasa-
materi kalor. Haryono (2006:1-13) mengungkapkan kan membelajarkan siswa dengan multi representasi
dari hasil penelitiannya yaitu: 1) model pembelajaran yang terintegrasi dalam pembelajaran inkuiri terbim-
berbasis peningkatan keterampilan proses sains ada- bing sehingga siswa akan lebih mudah saat mengikuti
lah bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan kete- pembelajaran. Guru juga harus meninggalkan penggu-
rampilan proses sains ke dalam rangkaian proses bel- naan LKS individu karena dapat menyebabkan terja-
ajar mengajar guna mengarahkan siswa pada proses dinya pembelajaran yang individualis.
konstruksi pengetahuan secara mandiri, 2) model
pembelajaran berbasis keterampilan proses sains ter-
bukti cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan DAFTAR RUJUKAN
proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil belajar-
Abdurrahman, Liliasari, A., Rusli, & Waldrip, Bruce. 2011.
nya secara keseluruhan. Hasil belajar kognitif, psiko-
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multi Repre-
motorik, dan sikap pada pembelajaran sains dapat
sentasi untuk Peningkatan Penguasaan Konsep
ditingkatkan dengan pendekatan keterampilan proses
Fisika Kuantum, Cakrawala Pendidikan, (Online),
(Subagyo, 2009:44).
Pebruari 2011, Th. XXX, No. 1, (http://lppmp.uny.
Keterampilan proses sains memiliki pengaruh
ac.id/cakrawala-pendidikan-edisi-Pebruari-2011-th-
dalam pendidikan sains karena membantu siswa un-
xxx-no1, diakses 26 September 2013).
tuk mengembangkan keterampilan intelektual, kete-
Ainsworth, S. 2006b. DeFT:A Conceptual Framework For
rampilan manual dan keterampilan sosial (Rustaman,
Considering Learning With Multiple Representa-
2005:86). Keterampilan proses sains berfungsi seba-
tions. Learning and Instruction, (Online), 16(2006)
gai kompetensi yang efektif untuk mempelajari ilmu
:183-198, (www.elsevier.com/locate/learninstruc,
pengetahuan dan teknologi, pemecahan masalah, pe-
diakses 20 Pebruari 2013).
ngembangan individu dan sosial (Akinbobola dan Afo-
Akinbobola, Akinyemi O. & Afolabi, Folashade. 2010.
labi, 2010:234). Sudah sepatutnya para pendidik me- Analysis of Science Process Skills in West African
ngembangkan keterampilan proses sains siswa seba- Senior Secondary School Certificate Physics Prac-
gai pendukung dalam mengembangkan penguasaan tical Examinations in Nigeria. American-Eurasian
konsep IPA sehingga pada akhirnya akan memberi- Journal of Scientific Research, (Online), Vol. 5 No.
kan hasil belajar yang terbaik. 4: 234-240, (http://www.idosi.-org/aejsr/-5(4)10/
3.pdf, diakses 19 Januari 2014).
164 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 3, September 2014, Halaman 159-165

Arief, Meizuvan K., Langlang Handayani, L & Dwijananti, Praptiwi, L., Sarwi, & Handayani, L. 2012. Efektivitas
P. 2012. Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Model Pembelajaran Eksperimen Inkuiri Terbim-
Siswa RSBI: Studi Kasus di RSMABI Se Kota Se- bing Berbantuan My Own Dictionary untuk Me-
marang. Unnes Physics Education Journal ningkatkan Penguasaan Konsep dan Unjuk Kerja
(UPEJ), (Online), Vol. 1 No. 2:5-10, (http:// Siswa SMP RSBI. Unnes Science Education Jour-
journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej, diakses 22 nal, (Online), Vol. 1 No. 2 Tahun 2012. (http://
Januari 2014). journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej, diakses 7
Bahri, Samsul. 2012. Penggunaan Multiple Representasi Januari 2014).
dan Argumentasi Ilmiah dalam Pembelajaran Fisi- Puspawati, K., Sudarma, I.K., & Dantes, N. 2013. Pengaruh
ka. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, (Online), Vol. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berban-
12 No. 1 Juli 2012: 46-50, (http://fkip.serambimekkah tuan Media Konkret Terhadap Pemahaman Konsep
.ac.id/jurnal/­samsul­bahri.pdf, diakses 6 Januari IPA Siswa Kelas V SD Gugus V Kecamatan Bule-
2014). leng), Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika
Depdiknas. 2006. Model Silabus dan Rencana Pelaksa- (JP2F), (Online), Vol.1 No.2, (http://e-jurnal.ikip
naan Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengeta- pgrismg.ac.id, diakses 7 Januari 2014).
huan Alam. Jakarta: Badan Standar Nasional Rahayu, E., Susanto, H., & Yulianti, D. 2011. Pembelajaran
Pendidikan. Sains Dengan Pendekatan Keterampilan Proses
Dewi, N.L, Dantes, N., & Sadia, I.W. 2013. Pengaruh model untuk Meningkatkan Hasil belajar dan Kemampuan
pembelajaran inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Berpikir Kreatif Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika
Ilmiah dan Hasil Belajar IPA. E-Journal Program Indonesia, (Online), Vol. 7 No. 2 :106-110, (http://
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha journal.unnes.ac.id, diakses 31 Desember 2013).
Jurusan Pendidikan Dasar, (Online), Vol. 3 No. 1 Rokhmatika, S., Harlita, & Prayitno, B.A. 2012. Pengaruh
Tahun 2013,(http://­pasca.undiksha.ac.id/e­ Model Inkuiri Terbimbing Dipadu Kooperatif Jig-
journal/index.php/jurnal_pendas/article/view/­512, saw Berpengaruh Terhadap Keterampilan Proses
diakses 16 Desember 2013). Sains Ditinjau dari Kemampuan Akademik. Jurnal
Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Pendidikan Biologi UNNES, (Online), Vol. 4 No.
Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Da- 2: 72-83, (http://portalgaruda.org/download_
sar, (Online), Vol. 7, No.1 Tahun 2006: 1-13, (http:/ article.php?article=50686&val=4057, diakses 22
/e-journal.unesa.ac.id/article/7364/74/article.pdf, Januari 2014).
diakses 21 Desember 2013) Rusilowati, A. 2006. Profil Kesulitan Belajar Fisika Bahasan
Herawati, R.F., Mulyani, S., & Redjeki, T. 2013. Pembelajar- Kelistrikan Siswa SMA di kota Semarang. Jurnal
an Kimia Berbasis Multiple Representasi Ditinjau Pendidikan Fisika Indonesia. (Online), Vol. 4 No.
dari Kemampuan Awal terhadap Prestasi Belajar 2:100-106. (http://journal.unnes.ac.id, diakses 7
Laju Reaksi Siswa SMA Negeri I Karanganyar Ta- Januari 2014).
hun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi
(JPK), (Online), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013:38-43, (Cet. 1). Malang: Universitas Negeri Malang.
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/ Sabahiyah, Marhaeni, A.A.I.N. & Suastra, I.W. 2013. Pe-
­view/1151, diakses 9 Januari 2014). ngaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Ter-
Hwang, W.-Y., Chen, N.-S., Dung, J.-J.,& Yang, Y.-L. 2007. hadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan
Multiple Representation Skills and Creativity Ef- Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasaba
fects on Mathematical Problem Solving using a Lombok Timur. E-Journal Program Pascasarjana
Multimedia Whiteboard System. Educational Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
Technology and Society, (Online), Vol. 10 No.2: Pendidikan Dasar. (Online), Vol. 3 Tahun 2013,
191-212, (www.ifets.info/-journals/10_2/17.pdf, (http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/
diakses 20 Pebruari 2013). jurnal_pendas/article/­viewFile­­­­/784/569, diakses
Mahardika, I.K., Rofiqoh, A., & Supeno. 2012. Model Inku- 21 Desember 2013).
iri untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Bimcek, P. & Kabapinar, F. 2010. The Effects Of Inquiry-
Verbal dan Matematis pada Pembelajaran Fisika di Based Learning On Elemtary Students’ Conceptual
SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, (Online), Vol. Understanding of Matter, Scientifiec Process Skills
1 No. 2, September 2012:165-171, (www.jpf.fkip.unej and Science Attitudes. Procedia Social and Be-
.org, diakses 6 Januari 2014). havioral Sciences, (Online), Vol.2:1190-1194, (http:/
Rizal, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi...165

/www.sciencedirect.com/­science/article/pii/ sentations. Electronic Journal of Science Educa-


s1877042810002107, diakses 21 Nopember 2012). tion (Southwestern University). (Online), Vol.11,
Subagyo, Y., Wiyanto, & Marwoto, P. 2009. Pembelajaran No.1, (http://­ejse.southwestern.edu, diakses 22 Pe­
dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains un- bruari 2013).
tuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu dan Wijayanti, P.I., Mosik & Hindarto, N. 2010. Eksplorasi
Pemuaian. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia( Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Caha-
JPFI). (Online), Vol.5, No.1:42-46, (http://journal.un ya dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui
nes.ac.id, diakses 21 Januari 2014). Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pendidik-
Suhandi, A & Wibowo, F.C. 2012. Pendekatan Multi Re- an Fisika Indonesia, (Online), Vol.6 No.1:1-5, (http:
presentasi Dalam Pembelajaran Usaha-Energi dan //journal.unnes.­ac.id/­nju/­index.php/JPFI/article/
Dampak Terhadap Pemahaman Konsep Mahasis- view/1093/1003, diakses 31 Desember 2013).
wa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. (Online), Wood, K.C., Smith, H., & Grossniklaus, D. 2011. Piaget’s
Vol.8, No.1 Tahun 2012:1-7, (http://journal.unnes.ac. Stages of Cognitive Development. Department of
id/index.php/jpfi, diakses 31 Desember 2013). Educational Psychology and Instructional Tech-
Wahyudi, L.E. & Supardi, Z.A.I. 2013. Penerapan Model nology, University of Georgia. (Online), (http://
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Pokok Ba- ­www.saylor.org/site/wp­content/uploads/2011/
hasan Kalor untuk Melatihkan Keterampilan Proses 07/psych406-5.3.2.pdf, diakses 23 Januari 2014).
Sains terhadap Hasil Belajar di SMAN 1 Sumenep. Yusuf, M. & Setiawan, W. 2009. Studi Kompetensi Multire-
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. (Online), Vol.2, presentasi Mahasiswa pada Topik Elektrostatika.
No.2:62-65, (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/ Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Ko-
inovasi-pendidikan-fisika/article/-view/-3007/0, munikasi. (Online), Vol. 2 No. 1:1-10, (http://file.upi.
diakses 12 Desember 2013). edu/Direktori/­FPMIPA/prodi._ilmu_komputer/
Waldrip, B., Prain, V. & Carolan, J. 2006. Learning Junior 196601011991031-wawan_setiawan/-18._Studi
Secondary Science Through Multi-Modal Repre- _Kompetensi.pdf, diakses 11 Januari 2014).

You might also like