You are on page 1of 13

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46


http://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS DISCOVERY LEARNING


PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA
KELAS XI IPA SMA
Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
E-mail: desiariana021295@gmail.com

DOI: dx.doi.org/10.26418/jpmipa.v11i1.31381

Abstract
This study aims to develop a module based on discovery learning in
improving scientific literacy skills in the 11th grade of science class in senior
high school. This study refers to the modified Borg and Gall model into 7
steps, (1) preliminary study; (2) planning; (3) preparation of modules; (4)
expert judgment; (5) revisions; (6) limited trials; (7) revision II. The research
samples are in XI MIPA 2 and XI MIPA class at 3 SMAN 1 Bringin. The
technique of collecting data using written tests, questionnaires, and
observations. Hypothesis testing to measure the increase in cognitive
learning outcomes of students using an independent t-test on n-gain students.
Assessments from material experts, subject matter teachers, colleagues, and
high school students show that the modules that have been developing
suitable for use in the learning process with an achievement level of 86%,
95%, 88%, and 90% respectively. The results of the t-test showed an increase
in students' literacy skills (p <0.05) of 0.71 (high category). It can be
concluded, the modules that have been developing become worthy to use in
the learning process and effective in enhancing the scientific literacy skills of
senior high school students in XI class.

Keywords: discovery learning, module, plant tissue-test

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul berdasarkan discovery
learning dalam meningkatkan keterampilan literasi sains di kelas XI MIPA
di Sekolah Menengah Atas. Studi ini mengacu pada model Borg dan Gall
yang dimodifikasi menjadi 7 langkah, (1) studi pendahuluan; (2)
perencanaan; (3) persiapan modul; (4) penilaian ahli; (5) revisi; (6) uji coba
terbatas; (7) revisi II. Sampel penelitian adalah kelas XI MIPA 2 dan XI
MIPA di 3 SMAN 1 Bringin. Teknik pengumpulan data menggunakan tes
tertulis, angket, dan observasi. Pengujian hipotesis untuk mengukur

Received : 21/02/2019
Revised : 06/01/2020
Accepted : 15/01/2020
35
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

peningkatan hasil belajar kognitif siswa menggunakan uji-t independen pada


siswa n-gain. Penilaian dari ahli materi, guru materi pelajaran, kolega, dan
siswa sekolah menengah menunjukkan bahwa modul yang telah
dikembangkan cocok untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tingkat pencapaian masing-masing 86%, 95%, 88%, dan 90%. Hasil uji-t
menunjukkan peningkatan keterampilan baca tulis siswa (p <0,05) dari 0,71
(kategori tinggi). Dapat disimpulkan, modul yang telah dikembangkan
menjadi layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan efektif dalam
meningkatkan keterampilan literasi ilmiah siswa SMA di kelas XI.

Kata Kunci: discovery learning, modul, uji jaringan tumbuhan

Perkembangan IPTEK pada era Data dari Kemendikbud menunjukkan


sekarang ini sangat pesat sehingga bahwa penguasaan beberapa materi
generasi muda perlu dibekali untuk ujian nasional masih tergolong
keterampilan hard skill dan soft skill rendah. Salah satunya adalah materi
yang memadai sesuai dengan kriteria mengenai jaringan tumbuhan. Data
abad ke-21 untuk mempersiapkan tersebut menunjukkan bahwa persentase
generasi yang berkualitas. Salah satu penguasaan materi jaringan tumbuahan
keterampilan yang penting untuk pada soal biologi Ujian Nasional
meningkatkan pengetahuan dan SMA/MA tahun pelajaran 2016/2017
kemampuan menyelesaikan suatu masih rendah yaitu 40 % di tingkat
masalah adalah literasi sains. Seseorang nasional, 47,13 % ditingkat Provinsi
yang memiliki literasi sains mampu Jawa Tengah dan 56,42 % di tingkat
menggunakan konsep sains, mempunyai kabupaten/kota. Selain itu, pada materi
keterampilan proses sains untuk menilai ini terdapat banyak sekali hafalan dan
dalam membuat keputusan sehari-hari terkadang siswa belum mengerti konsep
saat berhubungan dengan orang lain, dasarnya, sehingga pemahaman siswa
masyarakat dan lingkungannya. Merujuk mengenai materi ini menjadi kurang.
data PISA (2015) dalam Iswadi (2018), Memperhatikan kesulitan yang
performa siswa Indonesia dalam sains dirasakan oleh peserta didik, maka salah
masih tergolong rendah. Sejalan dengan satu solusinya adalah dengan
temuan PIRLS tahun 2006 yang memvariasikan model atau metode
menyatakan bahwa kompetensi literasi pembelajaran yang mengarahkan peserta
siswa Indonesia sangat rendah dan didik kepada pembelajaran yang
menempatkan Indonesia diperingkat 41 membantu dalam pengembangan
dari 45 negara yang disurvei. potensinya (pembelajaran bermakna).
Rendahnya pemahaman konsep Pembelajaran yang bermakna
sains sering dikaitkan pula dengan menekankan pada keterlibatan aktif dan
aktivitas pembelajaran yang masih pemberian pengalaman langsung.
berorientasi pada kegiatan menghafal Pembelajaran kontekstual salah satunya
(retensi), metode pembelajaran masih dapat dilakukan dengan model
konvensional, dan tingkat kesukaran Discovery learning. Model ini
materi yang dipelajari oleh siswa. Oleh menekankan pentingnya peserta didik
karena itu, agar siswa dapat memahami bersikap ilmiah dan berperan aktif dalam
materi maka perlu dikaji secara spesifik. menemukan konsep atau prinsip yang

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
36
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

sebelumnya belum mereka temukan dilengkapi dengan petunjuk sehingga


secara mandiri. Hal ini sependapat kegiatan belajar dapat dilakukan tanpa
dengan Joolingan et al (2007); Uside et kehadiran pengajar. Berdasarkan latar
al (2013) model discovery learning belakang masalah yang dikaji maka
dapat meningkatkan penguasaan konsep penelitian ini perlu dilakukanuntuk
dan pengetahuan siswa, Hofstein dan mengembangkan modul berbasis
Wolberg (2005); Devi (2010); Ilmi et al discovey learning dalam meningkatkan
(2012); Mahmoud (2014) model kemampuan literasi sains siswa kelas XI
discovery learning dapat IPA SMA.
mengembangkan keterampilan dan
proses sains siswa. Menurut Akinbobola METODE PENELITIAN
& Afolabi (2010) dalam Prasetyana et al Desain yang dilakukan dalam
(2016), penggunaan pendekatan penelitian ini adalah R & D (Research &
discovery dapat melibatkan siswa dalam Development). Metode penelitian dan
kegiatan pemecahan masalah, belajar pengembangan bertujuan untuk
mandiri, berpikir kritis, dan pemahaman mendapatkan suatu produk melalui
serta belajar kreatif. Istiana et al (2015), proses pengujian keefektivan yang
dalam penelitiannya juga menyatakan dikembangkan melalui beberapa aspek
model pembelajaran discovery learning sebagai dasar melakukan proses
menuntut siswa untuk lebih aktif dalam perbaikan sampai menghasilkan produk
menemukan konsep materi. yang layak pakai. Menurut Borg and
Selain itu, pengembangan bahan Gall (1983), penelitian pengembangan
ajar seperti modul juga perlu dilakukan berorientasi pada proses pengembangan
karena dapat memberi peluang bagi dan validasi produk-produk yang
siswa untuk memahami aspek sains dan digunakan dalam penelitian. Penelitian
membantu siswa dalam mencapai tujuan ini memiliki sepuluh langkah yang
belajar yang telah dirumuskan secara dikembangkan menurut teori, tetapi
spesifik dan operasional. Beberapa hasil hanya tujuh langkah yang dilakukan oleh
penelitian juga menunjukkan bahwa peneliti karena keterbatasan peneliti
penggunaan modul pada proses dalam hal waktu dan biaya. Pelaksanaan
pembelajaran dapat meningkatkan hasil penelitian dan pengembangan ini dapat
pelajaran (Esmiyati et al, 2013; Dewi et dihentikan jika telah dihasilkan draft
al, 2014). Menurut Widyaningrum et al final, tanpa pengujian hasil.
(2014), dalam hasil penelitiannya Prosedur pengembangan yang
menjelaskan bahwa penggunan modul dilakukan meliputi 1) tahap studi
berbasis model pembelajaran tertentu pendahuluan; 2) tahap perencanaan; 3)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. tahap penyusunan draft; 4) tahap validasi
Pembelajaran melalui modul memiliki produk; 5) tahap revisi I; 6) tahap uji
tujuan utama yaitu supaya dapat coba terbatas; 7) tahap revisi II. Pada
meningkatkan efisiensi dan efektifitas tahap studi pendahuluan dilakukan
pembelajaran di sekolah. Modul adalah survei lapangan dan studi pustaka. Pada
salah satu bahan ajar cetak yang tahap perencanaan dilakukan analisis
dirancang sehingga dapat dipelajari tugas yang meliputi analisis struktur isi,
secara mandiri oleh peserta didik. Selain analisis pemetaan materi, kompetensi,
itu modul dapat digunakan untuk belajar indikator dan analisis tujuan
secara mandiri karena di dalamnya pembelajaran. Pada tahap penyusunan

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
37
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

draft dilakukan penyusunan modul dan Penelitian ini dilaksanakan di


perangkat pendukungnya. Penelitian dan SMAN 1 Bringin pada bulan Agustus-
pengembangan modul mengadopsi buku Desember 2018 dengan subyek
teks SMA berbasis kurikulum 2013 yang penelitian yaitu 30 orang siswa kelas XI
disempurnakan. Pada tahap validasi IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan
produk dilakukan penilaian kelayakan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.
terhadap modul oleh tiga orang dosen Teknik yang digunakan dalam penelitian
ahli, 2 orang guru biologi, dan 2 orang pengembangan ini yaitu observasi,
teman sejawat untuk mendapatkan angket, dan tes tertulis. Instrumen yang
penilaian dan saran perbaikan. Pada digunakan dalam penelitian ini meliputi
tahap revisi I, dilakukan analisis lembar penilaian modul, lembar
penilaian dari dosen ahli, guru, dan observasi keterlaksanaan pembelajaran,
teman sejawat. Penilaian yang diberikan lembar observasi literasi sains siswa,
oleh validator berupa penilaian kualitatif angket dan soal tes literasi. Teknik
terhadap produk yang kemudian analisis data dalam penelitian ini
dijadikan sebagai dasar untuk meliputi :
melakukan revisi I. Pada tahap uji coba 1) Analisis hasil validasi perangkat
terbatas, dilakukan uji coba modul hasil dengan menggunakan rumus
revisi I kepada siswa kelas IX SMA. Teknik analisis data terhadap data
Pada tahap revisi II, dilakukan revisi validasi modul berbasis discovery
berdasarkan hasil uji coba terbatas learning dilakukan langkah-langkah
sehingga dihasilkan draft III. Desain uji sebagai berikut :
coba produk yang dilakukan meliputi uji
coba ahli dan praktisi serta uji coba a) Menghitung skor total dari setiap
terbatas yang dilakukan hanya pada komponen yang dinilai oleh
kelas XI IPA 3 SMAN 1 Bringin. validator.
Sementara uji coba keterbacaan produk b) Menghitung skor total rata-rata
dilakukan di SMAN 1 Bringin. dari setiap komponen yang dinilai
oleh validator dengan
Tabel 1. Rancangan uji coba terbatas menggunakan rumus :
X
Pre- Treat Post X 
Group n
test ment -test
Eksperimen T1 X T2 Keterangan :
Kontrol T1 Y T2 X = Skor rata-rata
Sumber : Sugiyono (2012)  X = Total skor
n = Jumlah Item dalam
Keterangan : komponen yang dinilai
T1 : Tes kemampuan awal sebelum 2) Mengkonversi skor menggunakan
perlakuan kategorisasi
T2 : Tes kemampuan akhir setelah Kategorisasi skor penilaian dilakukan
perlakuan sebagai bentuk interpretasi dalam
X : Perlakuan implementasi modul bentuk interval dan kategori.
berbasis discovery learning Kategorisasi skor penilaian modul
Y : Perlakuan implementasi tanpa oleh validator disajikan pada Tabel 2.
modul berbasis discovery
learning.

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
38
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

Tabel 2. Kategorisasi skor penilaian Keterangan:


modul oleh validator T1 = Nilai pretest
Interval Nilai Kategori T2 = Nilai postest
X ≥ Yi + 1.Sbi A Sangat Baik Is = Skor maksimal pretest atau
Yi + 1.Sbi >X ≥ Yi B Baik postest
Yi > X ≥ Yi-1.Sbi C Cukup
X < Yi – 1.Sbi D Tidak Baik Perolehan gain ternomalisasi siswa
kemudian dihitung rata-ratanya. Nilai
Keterangan : gain rata-rata masing-masing siswa
Yi = Rerata skor ideal = (S.Maks ideal dikategorikan menurut Hake (2018).
+ S. Min ideal) Tabel 4. Kategorisasi perolehan gain
Simpangan baku ideal (Sbi) = 1/6 skor siswa
(S.Maks ideal + S. Min ideal) Interval Kategori
X = Perolehan skor (g) ≥ 0,7 Tinggi
Skor maksimal ideal = Σ butir kriteria 0,7 > (g>) ≥ 0,3 Sedang
x skor tertinggi (g) < 0,3 Rendah
Skor terendah ideal = Σ butir kriteria
x skor terendah 5) Analisis efektivitas perangkat
3) Melakukan kriteria pengambilan pembelajaran.
keputusan Analisis efektivitas analisis
Kriteria pengambilan keputusan kuantitatif melalui uji kelas quasi
terhadap perbaikan produk menurut eksperimen dengan uji t. Penggunaan
Akbar (2013) disajikan pada Tabel 3. teknik statistik uji t memerlukan
prasyarat yang harus dipenuhi, antara
Tabel 3. Kriteria keputusan lain normalitas data dan homogenitas.
pengembangan perbaikan modul Uji normalitas data dilakukan untuk
Tingkat mengetahui kenormalan data dan
Kualifikasi Keterangan untuk menentukan uji selanjutnya
Pencapaian
90%-100% Sangat baik Tidak perlu apakah menggunakan statistik
direvisi parametrik atau non parametrik. Data
75%-89% Baik Tidak perlu dikatakan berdistribusi normal pada
direvisi taraf signifikansi 5% apabila harga
65%-74% Cukup Direvisi probabilitas perhitungan lebih besar
55%-64% Kurang Direvisi daripada 0,05. Uji homogenitas
baik varians digunakan untuk mengetahui
0%-54% Kurang Direvisi apakah sampel berasal dari populasi
cukup yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas yang dilakukan adalah
4) Analisis aspek konten literasi sains uji homogenitas varian. Sampel
Analisis hasil belajar peserta didik penelitian dikatakan dapat berasal
digunakan metode gain dari populasi yang homogen pada
ternormalisasi menurut Hake (2018) taraf signifikansi 5% apabila harga
yaitu sebagai berikut : probabilitas perhitungan lebih besar
daripada 0,05. Nilai pretest dan
𝑇2−𝑇1 postest akan diuji dengan Paired
(n-gain) = 𝐼𝑠−𝑇1 sampe t test untuk mengetahui ada

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
39
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

tidaknya perbedaan sebelum dan pengumpulan data, pengolahan data,


setelah pemberian perlakukan. N-gain verifikasi dan generalisasi. Materi dalam
skor kemampuan literasi sains peserta modul mecakup tiga sub pokok bahasan,
didik dianalisis dengan uji yaitu klasifikasi jaringan tumbuhan,
tmenggunakan program SPSS 18.0. organ pada tumbuhan dan sifat
N-gain skor akan diuji dengan totipotensi serta aplikasinya dalam
Independent sample t test. kultur jaringan. Modul juga telah diuji
Penerimaan atau penolakan H0 dapat kelayakannya oleh dosen ahli materi dan
dilihat melalui probabilitas guru SMA. Sedangkan uji
(signifikansi) yaitu jika probabilitas > keterbacaannya dilakukan oleh teman
0,05 maka H0 diterima, demikian sejawat dan siswa kelas XI SMA.
sebaliknya jika probabilitas Validasi oleh ahli materi, guru SMA,
(signifikansi) ≤ 0,05 maka H0 ditolak. teman sejawat dan siswa SMA
Dalam penelitian ini, data yang memberikan rata-rata tingkat kelayakan
digunakan adalah n-gain skor nilai modul masing-masing 86%, 95%, 88%
dimensi konten literasi sains siswa dan 90%. Secara lebih terperinci, hasil
yang menggunakan modul berbasis rekap angket oleh para validator
discovery learning. Adapun hipotesis disajikan pada tabel berikut:
nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1)
dalam penelitian ini adalah: Tabel 5. Hasil valuasi kelayakan modul
H0:Penerapan modul berbasis oleh para ahli materi, guru bidang studi
discovery learning pada materi biologi, teman sejawat dan siswa kelas
jaringan tumbuhan tidak efektif XI SMA
meningkatkan kemampuan No. Aspek (%) Kriteria
literasi sains siswa dalam aspek Penilaian
konten A. Ahli Materi
H1:Penerapan modul berbasis 1 Pendahuluan 85 Baik
discovery learning pada materi 2 Pembelajaran 88 Baik
jaringan tumbuhan efektif 3 Isi 86 Baik
meningkatkan kemampuan 4 Tugas/Evaluasi 87 Baik
literasi sains siswa dalam aspek 5 Rangkuman 83 Baik
konten. Rata-rata* 86 Baik
B. Guru Bidang Studi Biologi
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Fisik 95 Sangat
Kelayakan Modul baik
Hasil rekap angket menunjukkan 2 Pendahuluan 94 Sangat
bahwa modul berbasis discovery baik
learning yang telah dikembangkan layak 3 Pembelajaran 90 Sangat
untuk digunakan dalam proses Baik
pembelajaran materi struktur dan
4 Isi/Materi 96 Sangat
jaringan tumbuhan. Rata-rata tingkat
baik
kelayakannya mencapai > 80% dengan
5 Pemanfaatan 93 Sangat
kriteria baik. Modul berbasis discovery
Baik
learning dalam penelitian ini telah
6 Tugas/Evaluasi 96 Sangat
dikembangkan melalui 6 langkah yaitu
baik
stimulasi, identifikasi masalah,

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
40
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

7 Rangkuman 98 Sangat penilaian menunjukkan bahwa modul


baik yang dikembangkan layak digunakan
Rata-rata* 95 Sangat dalam proses pembelajaran. Rata-rata
baik aspek kelayakan yang diperoleh dari
C. Teman Sejawat hasil analisis angket oleh ahli materi,
1 Fisik 88 Baik guru bidang studi biologi, teman sejawat
2 Pendahuluan 90 Sangat dan siswa SMA masing-masing sebesar
baik 86%, 95%, 88% dan 90% dengan kriteria
3 Isi/Uraian 89 Baik masing-masing baik dan sangat baik.
4 Tugas/Evaluasi 88 Baik Hasil perolehan kriteria layak ini sesuai
5 Rangkuman 88 Baik dengan hasil penelitian yang dilakukan
Rata-rata* 88 Baik oleh Zainuddin et al (2012); Izzati et al
D. Siswa Kelas IX IPA SMA (2013); Septianu et al (2014) yang
1 Tampilan 90 Sangat menyatakan bahwa setelah melalui tahap
baik validasi, modul yang telah
dikembangkan layak digunakan sebagai
2 Penyajian 91 Sangat
media pembelajaran dalam hal konten,
Materi baik
penyajian dan kebahasaan. Meskipun
3 Manfaat 89 Baik
tergolong“ layak” di awal, modul yang
Rata-rata* 90 Sangat
dikembangkan tetap direvisi
baik
berdasarkan masukan dari ahli materi
* nilai rata-rata modul merupakan
serta guru bidang studi biologi. Hal ini
hasil pembulatan
bertujuan untuk perbaikan dan
penyempurnaan modul. Modul yang
Modul berbasis discovery learning
dikembangkan memiliki karakteristik
pada materi jaringan tumbuhan yang
khusus yaitu setiap kegiatannya sangat
telah dikembangkan dalam penelitian ini
menekankan kerjasama kelompok serta
menggunakan tujuh dari sepuluh
diskusi dalam menemukan konsep. Hal
langkah yang dideskripsikan dalam
ini sependapat dengan Budiono dan
model (Borg & Gall, 1983). Tahapan
Susanto (2006) yang mengemukakan
yang tidak dilakukan dalam
bahwa cara yang paling baik dalam
pengembangan modul ini adalah uji coba
menggunakan modul adalah siswa aktif
diperluas, revisi III dan diseminasi.
mempelajarinya bersama dengan teman
Ketiga tahap tersebut tidak dilakukan
dalam kelompok, sementara guru
karenakan keterbatasan biaya dan waktu.
melakukan pengecekan secara intensif
Modul pembelajaran biologi berbasis
dan memberikan bantuan kepada siswa
discovery learning pada materi jaringan
yang kesulitan dalam mempelajari
tumbuhan yang dikembangkan
modul secara individual. Model
dikatakan layak digunakan jika semua
pembelajaran dalam modul ini telah
ahli yang memvalidasi menyatakan
membantu siswa menjadi lebih
valid. Sawitri et al (2014) menyatakan
memahami materi pelajaran melalui
bahwa modul pembelajaran yang
proses mengamati, menanya, mencoba,
berkualitas dan layak digunakan jika
mengasosiasi dan mengkomunikasikan
telah memenuhi standar validitas yang
materi yang dipelajari. Model
dinilai oleh ahli dan pakar dengan
pembelajaran dalam modul discovery
kualifikasi validator adalah S1 atau S2
learning ini terbukti efektif pada
dalam bidang yang sesuai. Hasil

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
41
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

pembelajaran materi jaringan tumbuhan. pembelajaran terjadi proses konstruksi


Hal tersebut dapat dilihat dari pengetahuan pada diri siswa (McHaney,
peningkatan hasil belajar kognitif siswa. 2012). Pembelajaran dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang menggunakan modul menjadikan siswa
dilaporkan Purwanti et al (2015) bahwa kelas eksperimen aktif melakukan
modul pembelajaran berbasis NTGD kegiatan seperti yang dideskripsikan
(Numbered Team in Guided Discovery) dalam modul sehingga siswa mampu
berhasil secara nyata dalam menyusun konsep yang sesuai dengan
meningkatkan hasil belajar pada materi teori yang ada. Selama proses
struktur tumbuhan. Wenning (2005) pembelajaran berlangsung sebagian
menyatakan bahwa metode discovery besar siswa mampu memahami makna
learning dapat membantu siswa dari percobaan yang telah dilakukan
mengembangkan suatu konsep dengan bantuan modul berbasis
berdasarkan pengalaman pertama yang discovery learning. Hal tersebut
diberikan oleh guru. Batubara (2014) membantu siswa dalam menjawab soal
dalam penelitiannya menyatakan bahwa postest yang diberikan dengan baik dan
strategi pembelajaran inkuiri maupun hasil belajar kognitif siswa meningkat.
discovery dapat meningkatkan hasil Pembelajaran dengan modul membuat
belajar siswa pada materi bioteknologi. siswa aktif, berfikir kreatif dan
Julianto (2009), dalam hasil membantu siswa menemukan konsep.
penelitiannya juga menyatakan bahwa Hal ini sesuai dengan teori belajar
penggunaan metode discovery-inquiry Bruner dalam Budiningsih (2012),
dapat meningkatkan kemampuan siswa menyatakan bahwa proses belajar akan
tentang konsep hereditas. Tran (2014), berjalan dengan baik jika guru
menyimpulkan pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa
model discovery learning lebih efektif untuk menemukan konsep, teori,
daripada model pembelajaran ataupun pemahaman melalui contoh-
tradisional. Uside et al (2013) contoh yang dijumpainya.
menyatakan bahwa pencapaian belajar
siswa lebih signifikan dengan adanya Pengaruh Modul Terhadap
metode discovery. Kemendikbud juga Peningkatan Kemampuan Literasi
menyatakan bahwa belajar dengan Sains
discovery learning dapat membantu Penerapan modul berbasis
siswa untuk memperbaiki keterampilan discovery learning pada materi jaringan
dan proses kognitif siswa serta dapat tumbuhan terbukti efektif dalam
membantu memperkuat konsep dirinya meningkatkan kemampuan literasi sains
karena memperoleh kepercayaan dari siswa (p < 0.05, Tabel 6). Dalam
orang lain. penelitian ini kemampuan literasi sains
Modul berbasis discovery learning diukur berdasarkan hasil belajar kognitif
juga mendukung kegiatan-kegiatan siswa yang dievaluasi berdasarkan nilai
siswa dalam proses pembelajaran karena pretest dan postest. Tabel 6.
siswa terlibat aktif dalam melakukan menunjukkan bahwa peningkatan hasil
percobaan atau mengumpulkan belajar kognitif siswa pada kelompok
informasi serta mendiskusikan hasil eksperimen termasuk kategori tinggi
pengamatan atau analisisnya dalam (nilai n-gain = 0.71 dan gain = 42.20).
menarik kesimpulan, sehingga dalam Sedangkan peningkatan hasil belajar

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
42
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

kognitif siswa pada kelompok kontrol Pada Tabel 6., dapat dilihat juga bahwa
dikategorikan sedang (nilai n-gain terdapat perbedaan hasil belajar yang
sebesar 0.60 dan gain = 35.80). Rata-rata signifikan sebelum dan setelah
gain score pada kelompok eksperimen pemberian test pada kedua kelompok (p
lebih besar dari pada kelompok kontrol. < 0.05, Tabel 6.)

Tabel 6. Pengaruh modul berbasis discovery learning terhadap hasil belajar siswa
N- Interpretasi Sig.(2-
Kelompok Pretest Posttest Gain±SD Df
gain N-gain tailed)*
Kontrol 42 78 35.80±3.17 0.60 Sedang 29 .00
Eksperimen 40.67 82.87 42.20±3.02 0.71 Tinggi 29 .00
* uji paired sample t testpretest dan postest (p < 0.05)

Penerapan modul berbasis dalam belajar sehingga hasil belajar


discovery learning terbukti efektif siswa meningkat. Pembelajaran di dalam
meningkatkan kemampuan literasi sains. kelas berjalan dengan sangat terarah
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil sesuai dengan tahapan pada modul.
belajar kognitif siswa menunjukkan Modul ini sudah mengarah pada suatu
peningkatan rata-rata nilai n-gain. tujuan belajar tuntas dan modul memuat
Pembelajaran dengan modul berbasis petunjuk tentang apa yang harus
discovery learning dapat meningkatkan dilakukan siswa dalam pembelajaran
aktivitas dalam pembelajaran, membuat menggunakan modul. Materi pelajaran
siswa semakin bersemangat dalam dalam modul juga disusun dalam suatu
belajar dan meningkatkan hasil belajar kerangka yang memperlihatkan kaitan
(Wahyudi, 2015). Hal tersebut relevan dan urutan dalam bagian-bagiannya
dengan hasil penelitian Handoko et al sehingga memudahkan siswa untuk
(2016) yang menyatakan bahwa modul mempelajarinya. Selain itu proses
pembelajaran biologi berbasis discovery belajar mengajar dengan menggunakan
learning efektif dalam memberdayakan modul, interaksi antara guru dan siswa
hasil belajar. Triyati et al (2016), bahwa berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat
penerapan model pembelajaran dari keaktifan siswa untuk bertanya
discovery learning mampu kepada guru jika ada hal yang belum
meningkatkan hasil belajar biologi siswa dimengerti.
SMA pada materi struktur dan jaringan
tumbuhan pada siklus I sebesar 87.50 % SIMPULAN DAN SARAN
dan siklus II sebesar 97.50 %. Modul pembelajaran berbasis
Pembelajaran dengan dicovery learning pada materi jaringan
menggunakan modul berbasis discovery tumbuhan yang dikembangkan
learning pada materi jaringan tumbuhan memenuhi kategori baik sehingga layak
dapat membantu siswa dalam mencapai digunakan dalam proses pembelajaran
hasil belajar yang lebih baik. Modul ini biologi. Penggunaan modul berbasis
memberikan dorongan dan rangsangan discovery learning pada materi jaringan
kepada siswa untuk mempelajari bahan tumbuhan dalam pembelajaran juga
pelajaran dan menyelesaikan tugas yang dapat meningkatkan kemampuan literasi
ada di dalam modul. Modul ini membuat sains kelas XI MIPA SMA pada dimensi
siswa lebih senang dan termotivasi konten dengan kategori tinggi.

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
43
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

SARAN Semester I SMA. Jurnal


Peneliti lain dalam Pendidikan Fisika Indonesia,
mengembangkan model penemuan pada Vol.1, No.2,79-87. Diambil dari
materi-materi pelajaran lain, https://journal.unnes.ac.id/nju/ind
menggunakan sampel yang lebih besar, ex.php/JPFI/article/view/166.
dengan tujuan memperkecil kesalahan
dan mendapatkan generalisasi yang lebih Devi, K. (2010). Implementasi Metode
akurat. Selain itu, perlu diperhatikan Guided Discovery dalam
alokasi waktunya, sehingga guru dapat Pembelajaran Matematika untuk
mengelola waktu sesuai dengan Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
perencanaan. Belajar Siswa Kelas IXB SMP N 1
Punung Kabupaten Pacitan.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. UNY.
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat
Pembelajaran. Bandung: Remaja Dewi, A. P., Sarwanto, & Prayitno, B. A.
Ro, W. (2002). Konsep Penelitian (2014). Pengembangan Modul IPA
Pengembangan dalam Bidang Terpadu Untuk SMP/MTs
Pendidikan dan Pembelajaran. Berbasis Eksperimen Pada Tema
Malang: Universitas Negeri Fotosintesis Untuk
Malang. Memberdayakan Keterampilan
Proses Sains. Jurnal Inkuiri,Vol. 3,
Batubara, A. E. (2014). Pengaruh No.3, 30-40. Diambil dari
Strategi Pembelajaran Inkuiri dan https://media.neliti.com/media/pu
Discovery Terhadap Kemampuan blications/65789-ID-none.pdf
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Biologi Siswa pada Topik Esmiyati, Haryani, S., & Purwantoyo, E.
Bioteknologi di MAN 1 (2013). Pengembangan Modul IPA
Padangsidimpuan. Tesis Program Terpadu Bervisi SETS (Science,
Pascasarjana Universitas Negeri Environment, Technology, And
Medan. Medan. Society) Pada Tema Ekosistem.
Unnes Science Education
Borg, W.R., & Gall, M.D. (1983). Journal,Vol.2,No.1,180-187.
Educational Research. New York Diambil dari
London: Longman. https://journal.unnes.ac.id/sju/inde
x.php/usej/article/view/1821
Budiningsih, A. (2012). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Istiana,G.A., Catur, A.N.S., &
Cipta. Sukarddjo, J. (2015). Penerapan
Model Pembelajaran Discovery
Budiono, E., & Susanto, H. (2006). Learning untuk Meningkatkan
Penyusunan dan Penggunaan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Modul Pembelajaran Berdasar Pokok Bahasan Larutan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Penyangga pada Siswa Kelas XI
Sub Pokok Bahasa Analisa IPA Semester II SMA Negeri I
Kuantitatif untuk Soal-Soal Ngemplak Tahun Pelajaran
Dinamika Sederhana pada Kelas X 2013/2014. Jurnal Pendidikan

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
44
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

Kimia, Vol.4, No.2, 65-73. Diambil Ilmi, Abrari, N. A., Indrowati, Meti, &
dari Probosari, R.M. (2012). Pengaruh
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index. Penerapan Metode Pembelajaran
php/kimia Guided Discovery Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa
Iswadi, H. (2018). Sekelumit Dari Hasil Kelas X SMA Negeri 1 Teras
PISA 2015 Yang Baru Dirilis. Boyolali Tahun Pelajaran
Diambil pada tanggal 19 Mei 2011/2012. J. Pendidikan Biologi
2018, dari UNS,Vol 4, No.2, 44-52. Diambil
http://www.ubaya.ac.id/2014/cont dari
ent/articles_detail/230/Sekelumit- https://jurnal.uns.ac.id/bio/article/
Dari-Hasil-PISA-2015-Yang- view/5562.
Baru-Dirilis.html.
Izzati, N, Hindarto, N, dan Pamelasari,
Hake, R. R. (2018). Design-Based S.D. (2013). Pengembangan
Research In Physics Education. Modul Tematik dan Inovatif
Diambil pada tanggal 8 Juni 2018, Berkarakter Pada Tema
dari Pencemaran Lingkungan Untuk
http://www.physics.indiana.edu/~ Siswa Kelas VII SMP. Jurnal
hake/DBR Physics3.pdf Pendidikan IPA
Indonesia,Vol.2,No.2,183-188.
Handoko, A., Sajidan, & Maridi. (2016). Diambil dari
Pengembangan Modul Biologi https://journal.unnes.ac.id/nju/ind
Berbasis Discovery learning (Part ex.php/jpii/article/view/2721/2785
of Inquiry Spectrum Learning-
Wennig) Pada Materi Joolingan, W. V. (2007). Cognitive tools
Bioteknologi Kelas XII IPA Di forDiscovery learning.
SMA Negeri 1 Magelang Tahun International Journal of Artificial
Ajaran 2014/2015. Jurnal Inkuiri, Intelegence in Education
Vol.5, No.3,144-154. Diambil dari (IJAIED). 1998. Vol.10, 385-397.
https://media.neliti.com/media/pu Diambil dari
blications/65303-ID- https://telearn.archives-
pengembangan-modul-biologi- ouvertes.fr/hal-
berbasis-disc.pdf. 00197349/document

Hofstein & Wolberg. (2005). Julianto, T. (2009). Improving


Developing students ability to ask Knowledge of Heredity Concept
more and better question resulting Using Discovery-Inquiry Metrod:
inquiry type chemistry an Example of Class-Room Action
laboratories. Journal of Science Research. International Journal
Teaching, Vol.42, No.7, 791-806. for Educational Studies. Vol. 1,
Diambil dari No.2, 187-194.Diambil dari
https://onlinelibrary.wiley.com/do http://journals.mindamas.com/ind
i/pdf/10.1002/tea.20072 ex.php/educare/article/view/201.

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
45
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

Mahmoud, A.K.A. (2014). The Effect of Sawitri, D. W., Ambarwati, R., &
Using Discovery learning Strategi Wisanti. (2014). Pengembangan
in Teaching Grammatical Rules to Modul Keanekaragaman Hayati
First Yaer General Secondary Berbasis Pendekatan Saintifik
Student on Developing Their Untuk Siswa Kelas X SMA.
Achievemant and Metacognitive BioEdu Berkala Ilmiah
Skills. International Journal of Pendidikan Biologi, Vol.3, No.3.
Innovation and Scientific Research Diambil dari
(IJISR,Vol. 2,No.2,146- http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
153.Diambil dari /index.php/bioedu/article/view/95
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdo 51.
c/download?doi=10.1.1.680.7755
&rep=rep1&type=pdf Septianu, Edo, Sindarmin dan
Widiyatmoko, Arif. (2014).
McHaney, R. W. (2012). Knowledge Pengembangan Modul IPA
Spaces for Online Discovery Terpadu Tema Perubahan Zat
learning. USA: Constructing Self- Berbasis Discovery Untuk
Discovery learning Spaces Online. Meningkatkan Keterampilan
Generik dan Hasil Belajar Siswa.
Prasetyana, S.D., Sajidan & Unne Science Education Journal
Maridi.(2015). Pengembangan (USEJ). Vol 3, No3, 53-661.
Model Pembelajaran Discovery Diambil dari
Learning yang diintegrasikan https://journal.unnes.ac.id/sju/inde
dengan Group Investigation pada x.php/usej/article/view/4283.
Materi Protista Kelas X SMA
Negeri Karangpandan. Jurnal Tran,T. (2014). Discovery Learning with
Inkuiri,Vol.4, No.4, 135-148. the Help of the Geogebra Dynamic
Diambil dari Geometry Software. International
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.p Journal of Learning, Teaching and
hp/sains. Educational Research (IJLTER).
Vol. 7,No.1, 44-57. Diambil dari
Purwanti, E., Sajidan, & Prayitno, A.B. https://www.ijlter.org/index.php/ij
(2015). Pengembangan dan lter/article/view/120
Implementasi Modul
Pembelajaran Berbasis Numbered Triyati, U.S.U., Syamswisna, &
Team In Guided Discovery Yokhebed. (2016). Meningkatkan
(NTGD) Pada Materi Struktur Hasil Belajar Pada Materi Struktur
Tumbuhan dan Pemanfaatannya dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
dalam Teknologi di SMPN 4 Dengan Model Discovery. Jurnal
Karanganyar. Jurnal Ikuiri, Vol., Pendidikan Indonesia, Vol. 5, No.
No.4,121-128. Diambil dari 2. Diambil dari
https://media.neliti.com/media/pu http://jurnal.untan.ac.id/index.php
blications/68013-ID- /jpdpb/article/view/13674.
pengembangan-dan-
implementasi-modul-pemb.pdf. Uside, Otiende Noel. Barcbok, K. H. dan
Abura, O.(2013). Effect of

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma
46
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 34-46

Discovery Method on Secondary No.3, 3-11. Diambil dari


School Student’s Achievment in http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdo
Physics in Kenya. Asian Journal of c/download?doi=10.1.1.583.2818
Social Sciences and Humanities &rep=rep1&type=pdf.
(AJSSH).Vol 2, No.3,351-
358.Diambil dari Widyaningrum, Tri, Sarwanto, dan
https://pdfs.semanticscholar.org/7 Puguh. (2014). Pengembangan
83d/98e09f854593333e44ad7cd2 Modul Berorientasi Poe (Predict,
93e06b3eb3d7.pdf Observe, Explain) Pada Materi
Pencemaran Untuk Meningkatkan
Wahyudi, E. (2015). Penerapan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Discovery learning dalam Inkuiri. Vol. 3, No.2,249-258.
Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Diambil dari
untuk Meningkatkan Hasil Belajar https://jurnal.uns.ac.id/bioedukasi/
Siswa Kelas IX I di SMP Negeri 1 article/view/3920/3394.
Kalianget. LENSA (Lentera Sains).
Jurnal Pendidikan IPA, Vol.5, Zainuddin, Mustikawati, & Suyidno.
No.1. Diambil dari 2012. Pengembangan Modul
http://artikel.dikti.go.id/pelatihan/i Fisika Bumi-Antariksa untuk
ndex.php/pojs04/article/view/571. Meningkatkan Prestasi Belajar
Mahasiswa Prodi Pendidikan
Wenning, C. J. (2005). Levels of Fisika FKIP Unlam. Jurnal Vidya
Inquiry: hierarchies of Karya, Vol. 1, No.1, 63-70.
Pedagogical Practices and Inquiry Diambil dari
Processes. Journal of Phisics https://ppjp.ulm.ac.id/journal/inde
Theacher Education Online, Vol.2, x.php/JVK/article/view/974.

Desi Ariana, Risya Pramana Situmorang, Agna Sulis Krave


Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Pada Materi Jaringan Tumbuhan Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sma

You might also like