Professional Documents
Culture Documents
1)
Defrin Yuniar Kartika Sari, 2)Sri Wahyuni, 2)Bambang Supriadi
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email: defrinyks@gmail.com
Abstract
Key word: science learning module, SETS, validity, student’s learning achievement,
student’s responses
218
Defrin, Pengembangan Modul Pembelajaran IPA... 219
belajar yaitu kegiatan belajar 1 (alat optik Berdasarkan analisis hasil validasi
mata), kegiatan belajar 2 (kamera dan lup), ahli kajian instruksional dan kajian teknis
dan kegiatan belajar 3 (mikroskop dan terhadap modul pembelajaran IPA berbasis
teropong). Pada masing-masing kegiatan Salingtemas di SMP telah memenuhi
belajar, terdapat berbagai bagian kategori valid. Hal ini ditunjukkan dengan
pendukung seperti jelajah konsep, info nilai validasi kajian instruksional sebesar
Salingtemas, diskusi Salingtemas, warta 4,08 dan nilai validasi kajian teknis sebesar
IPA, asah otak, ringkasan, dan soal 4,53, hal ini sesuai dengan rujukan pada
evaluasi. Contoh modul pembelajaran IPA interval penentuan tingkat kevalidan suatu
berbasis Salingtemas di SMP yang produk (Hobri, 2010:52) yaitu rentang
dikembangkan dapat dilihat pada gambar 4 ≤ Va < 5, termasuk dalam kategori valid.
di bawah ini. Modul pembelajaran IPA berbasis
Salingtemas di SMP yang sudah tervalidasi
selanjutnya dapat dilakukan tahap
berikutnya yaitu uji pengembangan. Data
hasil belajar siswa diperoleh dari
akumulasi nilai hasil belajar siswa pada
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
dengan persentase yang ditetapkan.
Adapun hasil belajar siswa akumulatif
siswa dapat dilihat pada tabel 3.
Hasil belajar siswa pada ranah dengan kategori tinggi. Tingginya hasil
afektif yang tinggi ini menunjukkan bahwa belajar siswa yang diperoleh, tidak terlepas
sesuai dengan salah satu fungsi utama dari peranan modul pembelajaran IPA
modul yaitu sebagai bahan ajar mandiri berbasis Salingtemas yang digunakan oleh
sehingga dalam pembelajaran dengan siswa. Hasil ini didukung oleh pendapat
modul pembelajaran IPA berbasis Nugraheni et al. (2013) bahwa dengan
Salingtemas siswa dituntut belajar secara pembelajaran Salingtemas dapat diperoleh
aktif dan mandiri. Hal ini didukung oleh pemahaman lebih mendalam, dengan
pendapat Purnomo et al. (2013) bahwa pemahaman yang lebih mendalam tersebut
pembelajaran dengan modul hasil belajar siswa juga akan meningkat.
memungkinkan siswa untuk melakukan Selain mengukur hasil belajar siswa,
pembelajaran secara aktif, tidak sekedar pada penelitian ini juga diperoleh data
membaca dan mendengar tetapi juga respon siswa guna mengetahui dampak
memberikan kesempatan untuk bermain dari modul pembelajaran IPA berbasis
peran, simulasi, dan berdiskusi. Salingtemas di SMP yang telah
Hasil belajar siswa pada ranah dikembangkan. Data respon siswa terhadap
kognitif yang tinggi didukung dari modul modul yang dikembangkan dapat dilihat
yang didesain sesuai dengan pada tabel 4.
karakteristiknya yaitu self instructional
sehingga dapat memudahkan siswa belajar Tabel 4. Data Angket Respon Siswa
secara tuntas dengan menggunakan modul
pembelajaran IPA berbasis Salingtemas. Percentage of Kategori
Aspek
Pengemasan modul pembelajaran IPA agreement respon
berbasis Salingtemas yang demikian Senang 100% Positif
Paham 97,22% Positif
menjadi salah satu faktor pendukung hasil
Mengerti 93,05% Positif
belajar ranah kognitif yang tinggi. Hal ini
Tertarik 94,4% Positif
didukung pernyataan Pummawan (dalam
Rosa, 2015) bahwa penggunaan modul
Berdasarkan tabel 4 dapat
adalah salah satu sarana untuk
diketahui bahwa setiap aspek mendapat
mengembangkan kemampuan kognitif.
respon positif dari siswa. Respon positif
Selanjutnya, hasil belajar ranah
yang ditunjukkan siswa dipengaruhi oleh
psikomotor yang tinggi didukung pula oleh
kegiatan-kegiatan yang ada dalam
modul pembelajaran IPA berbasis
modul berbasis Salingtemas. Isi dari modul
Salingtemas, dimana di dalamnya terdapat
berbasis Salingtemas ini mampu
lembaran kerja yang harus diisi oleh siswa
memberikan pengalaman belajar yang
melalui kegiatan praktikum sederhana
menarik dan menyenangkan bagi siswa.
yang berkaitan dengan konsep
Hal ini didukung oleh pendapat
Salingtemas. Penjelasan tersebut sesuai
Nugraha et al. (2013) bahwa pembelajaran
dengan pendapat Azizahwati et al. (2011)
Salingtemas merupakan suatu bentuk
bahwa melalui pendekatan Salingtemas
upaya pembelajaran yang bersifat nyata
yaitu dengan dikaitkannya materi terhadap
dan kontekstual sehingga pembelajaran
lingkungan, teknologi, dan masyarakat
akan terasa lebih menyenangkan dan
membuat siswa dapat berperan aktif dalam
membuat siswa ingin mengetahui lebih
melakukan percobaan dan lebih mudah
jauh mengenai materi yang sedang
memahami konsep sekaligus terlatih
dipelajari. Selain itu, pembelajaran
keterampilan psikomotornya.
Salingtemas berkaitan dengan kehidupan
Selain itu, pengkategorian hasil
nyata, sehingga siswa memiliki perasaan,
belajar siswa juga dianalisis secara
perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
individu. Sebagian besar yaitu sebanyak
yang mengalami perubahan berkat
69,83% siswa memperoleh hasil belajar
pengalaman hidup (Humairoh, 2015).
224 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 218 - 225
Siswa Kelas VIII Mts Nurul Falah Purnomo, et al. 2013. Pengaruh
Air Molek. Jurnal Geliga Sains. Penggunaan Modul Hasil Penelitian
Vol. 1(2): 1-7 Pencemaran di Sungai Pepe
Surakarta sebagai Sumber Belajar
Maharani, et al. 2013. Pengembangan Biologi Pokok Bahasan Pencemaran
Modul Elektronik dengan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar
Pendekatan Salingtemas Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi.
Kompetensi Ekosistem Siswa Kelas Vol. 5 (1): 59-69.
X SMA Negeri 8 Malang. Jurnal
Pendidikan Hayati. Vol. 2 (1): 1-9. Rosa, F. 2015. Pengembangan Modul
Pembelajaran IPA SMP Pada Materi
Minarti. 2012. Perangkat Pembelajaran Tekanan Berbasis Keterampilan
IPA Terpadu Bervisi SETS Berbasis Keterampilan Proses Sains.
Berbasis Edutainment Pada Tema Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 3 (1):
Pencernaan. Unnes Science 49-63.
Education Journal. Vol. 1 (2): 105-
111. Setyati, R. 2012. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran IPA Berpendekatan
Munawaroh, I. 2014. Penerapan SETS Berkarakter. Journal of
Pendekatan SETS Pada Tema Primary Education. Vol. 1(2): 103-
“Media Tanam Arang Sekam Padi” 111.
Untuk Meningkatkan Kinerja Ilmiah
dan Penguasaan Konsep Pada Siswa Thiagarajan, et al. 1974. Instructional
SMP. Jurnal Pendidikan Sains E- Developmentfor Training Teachers
Pensa. Vol. 2(2): 317-324. of Exceptional Children.
Washington, D.C.:National Center
Nugraha, et al. 2013. Pengembangan for Improvement of Educational
Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi System.
Sets, Berorientasi Konstruktivistik.
Journal of Innovative Science Tirtiana, C. 2013. Pengaruh Kreativitas
Education. Vol. 2 (1): 27-34. Belajar, Penggunaan Media
Pembelajaran Power Point, dan
Nugraheni, et al. 2013. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap
Pembelajaran Bervisi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Berpendekatan SETS Terhadap Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akt
Prestasi Belajar Ditinjau dari SMK Negeri 2 Blora Tahun Ajaran
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 2012/2013. Economic Education
Kelas X SMAN 2 Sukoharjo Pada Analysis Journal. Vol. 2 (2): 15-23.
Materi Minyak Bumi Tahun
Pelajaran 2011/2012. Jurnal Trianto. 2010. Model Pembelajaran
Pendidikan Kimia. Vol. 2 (3): 34-41. Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Pratama, H. 2015. Pengembangan Modul Wenno, I.H. 2010. Pengembangan
Pembelajaran IPA Fisika SMP Kelas
Model Modul IPA Berbasis
IX Berbasis Pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) Pada Materi Problem Solving Method
Gerakan Bumi dan Bulan yang Berdasarkan Karakteristik Siswa
Terintegrasi Budaya Jawa. Vol. 4 dalam Pembelajaran IPA di
(1): 1-9. SMP/MTs. Jurnal Cakrawala
Pendidikan. Vol. 2 (2): 176-188.