You are on page 1of 8

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS

SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI,


MASYARAKAT) DI SMP

1)
Defrin Yuniar Kartika Sari, 2)Sri Wahyuni, 2)Bambang Supriadi
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email: defrinyks@gmail.com

Abstract

Science learning module based on Science, Environment, Technology, and


Society (SETS) is one of the teaching approach that help students and teachers in
the learning process. The study is a research development that was designed to
produce a product of Science Learning Module Based on SETS in Junior High
School. This research aims to: (1) describe validity of science learning module
based on SETS, (2) describe the student’s learning achievement in using sciense
learning module based on SETS, and (3) describe the student’s response to science
learning module based on SETS. The design development that was used in this
research is 4-D development model, which has been applied in SMP Negeri 1
Rambipuji. The result of the research are: (1) validation in instructional review is
4.08 and in technical review is 4.53, so the products is declared valid in
instructional review and in technical review, (2) student’s learning achievement is
83.51 included in the high interval and the percentage of student’s learning
achievement is 69.3% relatively high, and (3) student’s responses is categorized
positive for every aspect on the questionnaire. From the analysis, the conclusion of
this research which the product of the science learning module based on by SETS is
categorized as valid, the student’s learning achievement and student’s responses
after using this product is categorized as high interval.

Key word: science learning module, SETS, validity, student’s learning achievement,
student’s responses

PENDAHULUAN kemampuan seseorang untuk dapat


menyesuaikan diri dengan kemajuan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) teknologi (Tirtiana, 2013).
merupakan ilmu tentang alam yang Untuk menghadapi tantangan
sistematis dan dirumuskan, IPA pada perkembangan IPTEK diperlukan sumber
hakikatnya dipandang sebagai proses, daya yang memiliki keterampilan tinggi
produk, dan sebagai prosedur, dimana dan kemampuan bekerja sama yang
dalam kegiatan belajar IPA ketiga unsur efektif. Proses pembelajaran yang terjadi di
tersebut harus dipenuhi agar siswa dapat sekolah bertujuan membawa perubahan
memperoleh informasi yang utuh dan kepada siswa yang terjadi secara sistematis
bermakna. IPA sebagai bagian dari dan terprogram untuk mengembangkan
pendidikan nasional memiliki peranan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
penting dalam peningkatan mutu (Maharani et al., 2013). Akan tetapi,
pendidikan. Pendidikan pada masa kini pembelajaran IPA saat ini belum mampu
seharusnya mampu meningkatkan untuk mendukung hal tersebut,

218
Defrin, Pengembangan Modul Pembelajaran IPA... 219

kenyataannya pelaksanaan pembelajaran Pengembangan bahan ajar dalam bentuk


IPA sekarang ini hanya terfokus pada modul menjadi kebutuhan yang sangat
tersampaikannya materi tanpa ideal, dimana modul dapat membantu
menghubungkannya dengan masalah sekolah dalam mewujudkan pembelajaran
lingkungan, teknologi dan masyarakat yang berkualitas (Pratama, 2015). Selain
sehingga pembelajaran kurang bermakna itu, menurut Asfiah et al. (2013) dengan
dan siswa cenderung pasif dalam modul siswa dapat mengajar dirinya
pembelajaran (Munawaroh, 2014). sendiri dan melakukan kontrol sendiri
Salah satu komponen penting untuk terhadap intensitas belajarnya. Disisi lain
mendukung keberhasilan pembelajaran kelemahan penggunaan modul salah
IPA adalah bahan ajar. Berdasarkan hasil satunya bila modul didesain secara kaku
observasi di lapangan, umumnya bahan dan tidak bervariasi, maka akan timbul
ajar yang ada saat ini belum didesain kebosanan dalam diri siswa karena merasa
sesuai dengan kebutuhan siswa dan belajar dengan cara-cara yang monoton
belum dapat digunakan sebagai bahan ajar (Budiono dan Susanto, 2006).
mandiri, dimana pada pembelajaran IPA Salah satu upaya yang dapat
di SMP/MTs penggunaan bahan ajar masih dilakukan agar materi pembelajaran IPA
terbatas pada lembar kerja siswa (LKS) yang dikemas tidak bersifat teoritis dan
dan buku paket. Bahan ajar yang biasa dapat bermakna bagi siswa maka
digunakan tersebut dapat mempermudah diperlukan pengemasan modul yang sesuai
guru dalam mengelola proses belajar akan dengan hakikat kegiatan belajar IPA yaitu
tetapi masih linier dan bersifat teoritis dalam konteks kehidupan sehari-hari,
yaitu hanya berisi ringkasan materi dan lingkungan sekitar, dan masyarakat
soal-soal latihan, belum banyak membahas (Setyati, 2012). Salah satu pendekatan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Padahal yang sesuai dengan hakikat belajar IPA
bahan ajar yang digunakan dalam tersebut yaitu pendekatan Salingtemas
pembelajaran memiliki peranan penting (Sains, Lingkungan, Teknologi,
dalam membantu siswa memahami materi Masyarakat). Pendekatan Salingtemas
yang diajarkan guru (Cahyani et al., 2013). merupakan pembelajaran terpadu yang
Berdasarkan hasil wawancara mampu membelajarkan siswa untuk
dengan salah satu guru bidang studi IPA di memiliki kemampuan memandang sesuatu
SMP Negeri 1 Rambipuji, diketahui bahwa secara terintegrasi dengan memperhatikan
guru masih kesulitan untuk merancang empat unsur yaitu Sains, Lingkungan,
bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan Teknologi, dan Masyarakat (Minarti,
dan karakteristik siswa. Hal ini relevan 2012). Pengembangan modul dilakukan
dengan hasil penyebaran angket di dengan menerapkan pendekatan
beberapa SMP Negeri Kabupaten Jember, Salingtemas. Dengan pengemasan
bahwa 23 dari 30 siswa kurang tersebut diharapkan dapat meningkatkan
menyenangi pelajaran IPA, menurut siswa hasil belajar siswa dan respon siswa
tampilan buku yang mereka gunakan terhadap pembelajaran IPA.
membosankan dan kurang menarik. Hal ini Beberapa penelitian yang relevan
menjadi salah satu penyebab siswa kurang menunjukkan adanya peningkatan hasil
tertarik belajar IPA. belajar dan respon yang positif setelah
Berdasarkan hal tersebut, perlu melakukan pembelajaran dengan
dilakukan inovasi bahan ajar sebagai upaya menggunakan bahan ajar berbasis
untuk mengatasi permasalahan Salingtemas oleh Hasanah (2013).
pembelajaran IPA. Modul merupakan Penelitian oleh Irianti (2007) menunjukkan
bahan ajar cetak yang dirancang untuk ketuntasan pembelajaran klasikal dan daya
dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta serap rata-rata siswa yang baik melalui
pembelajaran (Arlitasari, 2013). pembelajaran berpendekatan Salingtemas.
220 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 218 - 225

Selain itu, Esmiyati et al. (2013) melalui Berdasarkan gambar 1 tahap


penelitiannya mengatakan bahwa modul pertama model pengembangan 4-D yaitu
berbasis Salingtemas dapat meningkatkan define. Terdapat lima langkah dalam tahap
ketuntasan hasil belajar dan mendapatkan ini, antara lain: analisis awal-akhir, analisis
respon positif dari peserta didik serta guru. siswa, analisis tugas, analisis konsep dan
Berdasarkan uraian di atas, maka spesifikasi tujuan pembelajaran Melalui
dilakukan penelitian dengan judul tahap ini tujuan pengembangan modul
“Pengembangan Modul Pembelajaran IPA pembelajaran IPA berbasis salingetmas di
Berbasis Salingtemas (Sains, Lingkungan, SMP ditetapkan berdasarkan analisis
Teknologi, Masyarakat) di SMP.” permasalahan yang terdapat di lapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk Selain itu pada tahap ini juga dilakukan
mendeskripsikan validitas modul analisis siswa dan analisis isi kurikukum,
pembelajaran IPA berbasis Salingtemas di sebagai dasar dari pengembangan modul.
SMP, mendeskripsikan hasil belajar siswa Tahap kedua yaitu design, pada
setelah pembelajaran menggunakan modul tahap ini terdapat empat langkah, antara
pembelajaran IPA berbasis Salingtemas di lain: penyusunan tes, pemilihan media,
SMP dan mendeskripsikan respon siswa pemilihan format dan perancangan awal.
terhadap modul pembelajaran IPA berbasis Penyusunan tes yaitu berupa tes hasil
Salingtemas di SMP. belajar. Pemilihan media dalam penelitian
ini yaitu berupa modul berbasis
METODE Salingtemas dengan format yang
dikembangkan oleh peneliti sendiri.
Jenis penelitian ini adalah Rancangan awal dari produk yang
penelitian pengembangan dengan desain dikembangkan yaitu berupa modul
model pengembangan 4-D. Model 4-D pembelajaran IPA berbasis Salingtemas
dipilih karena langkah-langkahnya disertai perangkat pembelajaran yang
diuraikan secara lengkap, lebih rinci dan mendukung yaitu silabus, RPP, lembar
mudah dipahami oleh peneliti. Tahap- penilaian kognitif , lembar observasi ranah
tahap pengembangan model 4-D disajikan afektif, lembar observasi ranah
pada gambar 2. psikomotor, lembar angket respon siswa.
Tahap ketiga yaitu develop, pada
tahap ini terdapat dua langkah antara lain:
validasi ahli dan uji pengembangan.
Validasi ahli merupakan validasi logic
terhadap modul pembelajaran IPA berbasis
Salingtemas. Data hasil validasi ahli
diperoleh melalui dua kajian yaitu validasi
ahli kajian instruksional yaitu dua dosen
Program Studi Pendidikan Fisika dan
validasi ahli kajian teknis, yaitu dua guru
bidang studi IPA tempat uji
pengembangan.
Teknik analisis data pada langkah
validasi ahli berdasarkan pada data hasil
penilaian dari instrumen validasi ahli.
Validitas modul pembelajaran IPA
berbasis Salingtemas di SMP dianalisis
menggunakan rumus di bawah ini.
𝑛
Gambar 1. Model pengembangan 4-D 𝑖=1 𝐴𝑖
𝑉𝑎 = (1)
(Thiagarajan et al., 1974). 𝑛
Defrin, Pengembangan Modul Pembelajaran IPA... 221

Keterangan : siswa dirujuk pada interval penentuan


Va = rata-rata total untuk semua aspek tingkat hasil belajar siswa pada tabel 2.
Ai = rata-rata nilai aspek ke-i
n = jumlah aspek. Tabel 2. Kriteria Hasil Belajar Siswa
Hasil penilaian dari validasi ahli
Kategori HBS Interval
dinyatakan valid jika besarnya validitas Sangat rendah 0 ≤ HBS < 40
ahli ≥ 4. Setelah melakukan analisis data Rendah 40 ≤ HBS < 60
hasil validasi ahli. Selanjutnya nilai rata- Sedang 60 ≤ HBS < 75
rata total (Va) dirujuk pada interval Tinggi 75 ≤ HBS < 90
penentuan tingkat kevalidan modul pada Sangat Tinggi 90 ≤ HBS < 100
tabel 1. (Hobri, 2010).
Selanjutnya untuk teknis analisis
Tabel 1. Kriteria Validitas Ahli
data respon siswa terhadap modul
pembelajaran IPA berbasis Salingtemas di
Kategori Validitas Interval
SMP dapat dinyatakan siswa merespon
Tidak Valid 1 ≤ Va < 2
Kurang Valid 2 ≤ Va < 3 positif jika besarnya percentage of
Cukup Valid 3 ≤ Va < 4 agreement  50%. Persentase respon
Valid 4 ≤ Va < 5 siswa tiap aspek dihitung dengan rumus:
Sangat Valid =5
𝐴
(Hobri, 2010). 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒 𝑜𝑓 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝐵 × 100% (3)
Uji pengembangan dilakukan
untuk memperoleh masukan langsung Keterangan :
dari lapangan. Pada tahapan uji A = Proporsi siswa yang memilih
pengembangan ini peneliti memperoleh B = Jumlah siswa
data hasil belajar siswa. Selain itu, juga (Trianto, 2010)
diperoleh respon siswa. Tempat yang Pada penelitian ini tahap
digunakan untuk melakukan uji disseminate tidak dilaksanakan oleh
pengembangan adalah SMP Negeri 1 peneliti, sehingga penelitian ini dilakukan
Rambipuji dengan subjek penelitian yaitu sampai pada tahap develop. Pembatasan ini
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rambipuji. disebabkan karena pertimbangan tertentu
Uji pengembangan dilaksanakan pada satu yaitu keterbatasan waktu, tenaga, dan dana
kelas yang menjadi kelas uji sehingga tidak dapat mengambil penelitian
pengembangan. Adapun teknik analisis dalam jumlah yang besar dan lebih jauh
data yang digunakan untuk hasil belajar jangkaunnya (Arikunto, 2010).
siswa berdasarkan ketentuan guru SMP
Negeri 1 Rambipuji adalah sebagai berikut. HASIL DAN PEMBAHASAN

(5×𝑁𝑘)+(3×𝑁𝑝)+(2×𝑁𝑎) Penelitian pengembangan ini


𝐻𝐵𝑆 = (2)
10 menghasilkan produk berupa modul
pembelajaran IPA berbasis Salingtemas di
Keterangan : SMP. Produk yang telah dikembangkan
HB = hasil belajar siswa akumulatif merupakan modul yang berbasiskan
Nk = skor nilai ranah kognitif pendekatan Salingtemas dimana materi
Np = skor nilai ranah psikomotorik IPA alat optik pada modul dibahas dengan
Na = skor nilai ranah afektif mengintegrasikan empat unsur yaitu sains,
Ketercapaian hasil belajar siswa lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
dapat diperoleh dari hasil rata-rata total Modul berbasis Salingtemas ini disusun
nilai pada ranah kognitif, afektif, dan secara sistematis sesuai dengan format
psikomotor. Selanjutnya nilai hasil belajar modul dan diuraikan dalam 3 kegiatan
222 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 218 - 225

belajar yaitu kegiatan belajar 1 (alat optik Berdasarkan analisis hasil validasi
mata), kegiatan belajar 2 (kamera dan lup), ahli kajian instruksional dan kajian teknis
dan kegiatan belajar 3 (mikroskop dan terhadap modul pembelajaran IPA berbasis
teropong). Pada masing-masing kegiatan Salingtemas di SMP telah memenuhi
belajar, terdapat berbagai bagian kategori valid. Hal ini ditunjukkan dengan
pendukung seperti jelajah konsep, info nilai validasi kajian instruksional sebesar
Salingtemas, diskusi Salingtemas, warta 4,08 dan nilai validasi kajian teknis sebesar
IPA, asah otak, ringkasan, dan soal 4,53, hal ini sesuai dengan rujukan pada
evaluasi. Contoh modul pembelajaran IPA interval penentuan tingkat kevalidan suatu
berbasis Salingtemas di SMP yang produk (Hobri, 2010:52) yaitu rentang
dikembangkan dapat dilihat pada gambar 4 ≤ Va < 5, termasuk dalam kategori valid.
di bawah ini. Modul pembelajaran IPA berbasis
Salingtemas di SMP yang sudah tervalidasi
selanjutnya dapat dilakukan tahap
berikutnya yaitu uji pengembangan. Data
hasil belajar siswa diperoleh dari
akumulasi nilai hasil belajar siswa pada
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
dengan persentase yang ditetapkan.
Adapun hasil belajar siswa akumulatif
siswa dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data Analisis Hasil Belajar


Akumulatif

Ranah Hasil Nilai Rata-


Kategori
Belajar rata
Kognitif 83,58 Tinggi
Afektif 81,10 Tinggi
Psikomotor 84,98 Tinggi
Gambar 2. Contoh Modul Pembelajaran IPA Hasil Belajar
83,51 Tinggi
Berbasis Salingtemas di SMP Akumulatif

Berdasarkan gambar 2 dapat Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui


diketahui contoh dari kegiatan belajar yang hasil belajar akumulatif sebesar 83,51 yang
terdapat di dalam modul yang dikategorikan tinggi. Dari analisis hasil
dikembangkan. Pada awal kegiatan belajar, belajar siswa diketahui bahwa tidak
terdapat topik materi yang akan dipelajari, terdapat perbedaan yang cukup besar antar
gambar pendukung, serta tujuan setiap ranah (afektif, kognitif, psikomotor).
pembelajaran. Hasil analisis validasi ahli Hal ini dapat terjadi sebab modul
kajian instruksional dan kajian teknis pembelajaran IPA berbasis Salingtemas di
terhadap modul pembelajaran IPA berbasis SMP memang dikembangkan dengan
Salingtemas dapat dilihat pada tabel 2. maksud untuk dapat dipergunakan dalam
pembelajaran dengan memaksimalkan
Tabel 2. Hasil Validasi Ahli semua ranah hasil belajar, yaitu afektif,
kognitif, dan psikomotor. Hal ini didukung
No Aspek Va Kategori oleh pendapat Wenno (2010) bahwa
1. Kajian 4,08 Valid pembelajaran sains dengan menggunakan
Instruksional bahan ajar modul akan sangat bermanfaat
2. Kajian Teknis 4,53 Valid bagi guru sains dalam menyampaikan
materi kepada siswa
Defrin, Pengembangan Modul Pembelajaran IPA... 223

Hasil belajar siswa pada ranah dengan kategori tinggi. Tingginya hasil
afektif yang tinggi ini menunjukkan bahwa belajar siswa yang diperoleh, tidak terlepas
sesuai dengan salah satu fungsi utama dari peranan modul pembelajaran IPA
modul yaitu sebagai bahan ajar mandiri berbasis Salingtemas yang digunakan oleh
sehingga dalam pembelajaran dengan siswa. Hasil ini didukung oleh pendapat
modul pembelajaran IPA berbasis Nugraheni et al. (2013) bahwa dengan
Salingtemas siswa dituntut belajar secara pembelajaran Salingtemas dapat diperoleh
aktif dan mandiri. Hal ini didukung oleh pemahaman lebih mendalam, dengan
pendapat Purnomo et al. (2013) bahwa pemahaman yang lebih mendalam tersebut
pembelajaran dengan modul hasil belajar siswa juga akan meningkat.
memungkinkan siswa untuk melakukan Selain mengukur hasil belajar siswa,
pembelajaran secara aktif, tidak sekedar pada penelitian ini juga diperoleh data
membaca dan mendengar tetapi juga respon siswa guna mengetahui dampak
memberikan kesempatan untuk bermain dari modul pembelajaran IPA berbasis
peran, simulasi, dan berdiskusi. Salingtemas di SMP yang telah
Hasil belajar siswa pada ranah dikembangkan. Data respon siswa terhadap
kognitif yang tinggi didukung dari modul modul yang dikembangkan dapat dilihat
yang didesain sesuai dengan pada tabel 4.
karakteristiknya yaitu self instructional
sehingga dapat memudahkan siswa belajar Tabel 4. Data Angket Respon Siswa
secara tuntas dengan menggunakan modul
pembelajaran IPA berbasis Salingtemas. Percentage of Kategori
Aspek
Pengemasan modul pembelajaran IPA agreement respon
berbasis Salingtemas yang demikian Senang 100% Positif
Paham 97,22% Positif
menjadi salah satu faktor pendukung hasil
Mengerti 93,05% Positif
belajar ranah kognitif yang tinggi. Hal ini
Tertarik 94,4% Positif
didukung pernyataan Pummawan (dalam
Rosa, 2015) bahwa penggunaan modul
Berdasarkan tabel 4 dapat
adalah salah satu sarana untuk
diketahui bahwa setiap aspek mendapat
mengembangkan kemampuan kognitif.
respon positif dari siswa. Respon positif
Selanjutnya, hasil belajar ranah
yang ditunjukkan siswa dipengaruhi oleh
psikomotor yang tinggi didukung pula oleh
kegiatan-kegiatan yang ada dalam
modul pembelajaran IPA berbasis
modul berbasis Salingtemas. Isi dari modul
Salingtemas, dimana di dalamnya terdapat
berbasis Salingtemas ini mampu
lembaran kerja yang harus diisi oleh siswa
memberikan pengalaman belajar yang
melalui kegiatan praktikum sederhana
menarik dan menyenangkan bagi siswa.
yang berkaitan dengan konsep
Hal ini didukung oleh pendapat
Salingtemas. Penjelasan tersebut sesuai
Nugraha et al. (2013) bahwa pembelajaran
dengan pendapat Azizahwati et al. (2011)
Salingtemas merupakan suatu bentuk
bahwa melalui pendekatan Salingtemas
upaya pembelajaran yang bersifat nyata
yaitu dengan dikaitkannya materi terhadap
dan kontekstual sehingga pembelajaran
lingkungan, teknologi, dan masyarakat
akan terasa lebih menyenangkan dan
membuat siswa dapat berperan aktif dalam
membuat siswa ingin mengetahui lebih
melakukan percobaan dan lebih mudah
jauh mengenai materi yang sedang
memahami konsep sekaligus terlatih
dipelajari. Selain itu, pembelajaran
keterampilan psikomotornya.
Salingtemas berkaitan dengan kehidupan
Selain itu, pengkategorian hasil
nyata, sehingga siswa memiliki perasaan,
belajar siswa juga dianalisis secara
perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
individu. Sebagian besar yaitu sebanyak
yang mengalami perubahan berkat
69,83% siswa memperoleh hasil belajar
pengalaman hidup (Humairoh, 2015).
224 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 218 - 225

SIMPULAN DAN SARAN Fisika Pada Kelas V SDN 001


Kelayang. Jurnal Pillar Sains. Vol.
Berdasarkan data yang diperoleh 11 (1): 47-52.
pada hasil dan pembahasan pengembangan
modul pembelajaran IPA berbasis Budiono dan Susanto. 2006. Penyusunan
Salingtemas di SMP maka dapat diambil dan Penggunaan Modul
kesimpulan yaitu, modul pembelajaran Pembelajaran Berdasar Kurikulum
IPA berbasis Salingtemas di SMP valid Berbasis Kompetensi Sub Pokok
secara instruksional dan teknis, hasil Bahasan Analisa Kuantitatif Untuk
belajar IPA siswa setelah pembelajaran Soal-Soal Dinamika Sederhana Pada
menggunakan modul pembelajaran IPA Kelas X Semester I SMA. Jurnal
berbasis Salingtemas tergolong tinggi, Pendidikan Fisika Indonesia. Vol.
respon siswa yang diperoleh tergolong 4(2): 79-87.
positif untuk semua aspek.
Berdasarkan hasil penelitian Cahyani, et al. 2013. Pengembangan
pengembangan terhadap Modul Modul IPA Terpadu Tema Dampak
pembelajaran IPA berbasis Salingtemas di Asap Kendaraaan Bermotor
SMP yang telah dilaksanakan, saran yang Terhadap Kesehatan. Unnes Science
dapat diberikan sebagai berikut, Education Jurnal. Vol. 2 (2): 302-
manajemen waktu pada saat kegiatan 310.
pembelajaran perlu diperhatikan dengan
baik, bimbingan terhadap penggunaan Esmiyati, et al. 2013. Pengembangan
modul pembelajaran IPA harus lebih Modul IPA Terpadu Bervisi SETS
diperhatikan, dan penelitian lanjutan yaitu (Science, Environment, Technology,
tahap penyebaran perlu dilaksanakan untuk And Society) Pada Tema Ekosistem.
mengetahui tingkat keefektifan dari produk Unnes Science Education Journal.
yang dikembangkan. Vol. 2 (1): 180-187.

DAFTAR PUSTAKA Hasanah, U. 2013. Pengembangan Bahan


Ajar IPA Terpadu Berbasis
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Salingtemas Pada Tema Energi.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Unnes Science Education Journal.
PT Rineka Cipta. Vol. 2 (1): 295-301.

Arlitasari, O. 2013. Pengembangan Bahan Hobri. 2010. Metodologi Penelitian


Ajar IPA Terpadu Berbasis Pengembangan. Jember: Pena
Salingtemas dengan Tema Biomassa Salsabila.
Sumber Energi Alternatif
Terbarukan. Jurnal Pendidikan Humairoh. 2015. Pengembangan E-Book
Fisika. Vol 1(1): 81-89. Interaktif Berbasis Salingtemas
(Sains, Lingkungan,Teknologi,
Asfiah, et al. 2013. Pengembangan Modul Masyarakat)
IPA Terpadu Konstektual pada pada Materi Fluida Dinamis untuk
Tema Bunyi. Unnes Science Meningkatkan Pemahaman Konsep
Education Journal. Vol. 2 (1): 188- Siswa dan Penerapannya. Jurnal
195. Inovasi Pendidikan Fisika. Vol. 4
(2): 69-75.
Azizahwati, et al. 2011. Kontribusi
Pendekatan SETS Terhadap Irianti, M. 2007. Pembelajaran Sains Fisika
Keterampilan Psikomotor Sains Melalui Pendekatan SETS pada
Defrin, Pengembangan Modul Pembelajaran IPA... 225

Siswa Kelas VIII Mts Nurul Falah Purnomo, et al. 2013. Pengaruh
Air Molek. Jurnal Geliga Sains. Penggunaan Modul Hasil Penelitian
Vol. 1(2): 1-7 Pencemaran di Sungai Pepe
Surakarta sebagai Sumber Belajar
Maharani, et al. 2013. Pengembangan Biologi Pokok Bahasan Pencemaran
Modul Elektronik dengan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar
Pendekatan Salingtemas Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi.
Kompetensi Ekosistem Siswa Kelas Vol. 5 (1): 59-69.
X SMA Negeri 8 Malang. Jurnal
Pendidikan Hayati. Vol. 2 (1): 1-9. Rosa, F. 2015. Pengembangan Modul
Pembelajaran IPA SMP Pada Materi
Minarti. 2012. Perangkat Pembelajaran Tekanan Berbasis Keterampilan
IPA Terpadu Bervisi SETS Berbasis Keterampilan Proses Sains.
Berbasis Edutainment Pada Tema Jurnal Pendidikan Fisika. Vol 3 (1):
Pencernaan. Unnes Science 49-63.
Education Journal. Vol. 1 (2): 105-
111. Setyati, R. 2012. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran IPA Berpendekatan
Munawaroh, I. 2014. Penerapan SETS Berkarakter. Journal of
Pendekatan SETS Pada Tema Primary Education. Vol. 1(2): 103-
“Media Tanam Arang Sekam Padi” 111.
Untuk Meningkatkan Kinerja Ilmiah
dan Penguasaan Konsep Pada Siswa Thiagarajan, et al. 1974. Instructional
SMP. Jurnal Pendidikan Sains E- Developmentfor Training Teachers
Pensa. Vol. 2(2): 317-324. of Exceptional Children.
Washington, D.C.:National Center
Nugraha, et al. 2013. Pengembangan for Improvement of Educational
Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi System.
Sets, Berorientasi Konstruktivistik.
Journal of Innovative Science Tirtiana, C. 2013. Pengaruh Kreativitas
Education. Vol. 2 (1): 27-34. Belajar, Penggunaan Media
Pembelajaran Power Point, dan
Nugraheni, et al. 2013. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap
Pembelajaran Bervisi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Berpendekatan SETS Terhadap Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akt
Prestasi Belajar Ditinjau dari SMK Negeri 2 Blora Tahun Ajaran
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 2012/2013. Economic Education
Kelas X SMAN 2 Sukoharjo Pada Analysis Journal. Vol. 2 (2): 15-23.
Materi Minyak Bumi Tahun
Pelajaran 2011/2012. Jurnal Trianto. 2010. Model Pembelajaran
Pendidikan Kimia. Vol. 2 (3): 34-41. Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Pratama, H. 2015. Pengembangan Modul Wenno, I.H. 2010. Pengembangan
Pembelajaran IPA Fisika SMP Kelas
Model Modul IPA Berbasis
IX Berbasis Pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) Pada Materi Problem Solving Method
Gerakan Bumi dan Bulan yang Berdasarkan Karakteristik Siswa
Terintegrasi Budaya Jawa. Vol. 4 dalam Pembelajaran IPA di
(1): 1-9. SMP/MTs. Jurnal Cakrawala
Pendidikan. Vol. 2 (2): 176-188.

You might also like