You are on page 1of 6

Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 5, No.

2 Desember 2022 e-ISSN: 2580-0086

PENERAPAN PRAKTIK KEWARGANEGARAAN UNTUK


MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
MAHASISWA
Febriyantika Wulandari1, M.Taufiq Hidayah Tanjung2
febriyantika.wd@iainlangsa.ac.id
taufiqhidayahtanjung97@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri Langsa
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

ABSTRACT

At the tertiary level, Citizenship Education is not only aimed at fostering a sprit of nationalism in
students, but also developing the soft skills and character needed to face the world of work. However,
there are many obstacles that occur in the implementation of civics education in tertiary institutions,
one of which is the saturation of students facing civics education material, the lecture’s lack of creativity
in presenting civics education courses, such as too often using conventional learning systems, too
conceptual and too little linking material with real problem. Conditionc that occur in society, conditions
like this certainly make the goals of citizenship education increasingly difficult to realize, because it
can reduce students’ interest in learning, skills and critical thingking abilities. The purpose of this study
was to determine the impact of citizenship practice on students’ critical thingking skills. The research
usede a qualitative approach with the case study method, them analyzed data by triangulating data
from the results of observations, interviews and field notes during the citizenship practice process. The
results of this study indicate that citizenship practice is able to make the civics education learning
process more interesting, generate creativity and be able to develop students’ critical thinking skills.
Keyword: project citizen, critical thingking skills

ABSTRAK

Pada jenjang perguruan tinggi Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya bertujuan menumbuhkan jiwa
nasionalisme pada mahasiswa, namun mengembangkan softskill serta karakter yang dibutuhkan untuk
menghadapi dunia kerja. Namun banyak hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan
kewarganegaraan diperguruan tinggi, salah satunya kejenuhan mahasiswa menghadapi materi
pendidikan kewarganegaraan, kurang kreatifnya para dosen menyajikan mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan, seperti terlalu sering menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional, terlalu
konseptual dan terlampau sedikit mangaitkan materi dengan permasalahan nyata yang terjadi di
masyarakat, Kondisi seperti ini tentunya menyebabkan tujuan pendidikan kewarganegaraan semakin
sulit untuk diwujudkan, sebab dapat menurunkan minat belajar, keterampilan serta kemampuan berfikir
kritis mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak praktik kewarganegaraan terhadap
kemampuan berfikir kritis mahasiswa. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus, kemudian analisis data dengan triangulasi data dari hasil observasi, wawancara dan catatan
lapangan selama proses praktik kewarganegaraan berlangsung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa praktik kewarganegaraan mampu membuat proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
lebih menarik, membangkitkan kreatifitas serta mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis
mahasiswa.

Kata Kunci: Praktik kewarganegaraan, kemampuan berfikir kritis

62
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

I. PENDAHULUAN kemudian mampu mengambil tindakan yang


berlandaskan logika sebagai solusi yang akan
Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan, Hal tersebut membuat berfikir kritis
merupakan pelajaran yang wajib diberikan menjadi hal yang sangat penting dalam proses
mulai jenjang SD hingga ke perguruan tinggi.
pembelajaran.(Satwika, Laksmiwati, &
Landasan hukum Pendidikan Kewarganegaraan
Khoirunnisa, 2018). Sedangkan menurut
di perguruan tinggi terdapat pada UU Nomor 12 (Ariyati, 2012) berfikir kritis diartikan sebagai
Tahun 2012 tentang Kurikulum pada pasal 35
penyelidikan yang dilakukan untuk
ayat 3 menyebutkan bahwa Kurikulum mengeksplorasi keadaan, peristiwa, fenomena,
Pendidikan Tinggi wajib memuat mata kuliah pertanyaan atau masalah untuk menyusun
Agama, Pancasila, Pendidikan
dugaan atau hipotesis yang memadukan semua
Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia yang
informasi memungkinkan dan dapat diyakini
merupakan satu kesatuan yang tak dapat
kebenarannya. Richard Paul dan Linda Elder
dipisahkan. Pendidikan Kewarganegaraan (Inch, et al., 2006) menyebutkan bahwa
memiliki tujuan untuk membentuk warga negara
kemampuan berfikir kritis dapat dipilah menjadi
yang paham dan sadar akan hak dan delapan fungsi dimana masing-masing fungsi
kewajibannya dalam kehidupan bernegara dan mewakili bagian penting dari kualitas berfikir
bermasyarakat serta memiliki kecerdasan,
dan hasilnya secara menyeluruh, yaitu:
terampil dan berkarakter sesuai dengan a. Question at issue
Pancasila dan UUD 1945 (Fahrurrozi, Sari, & (mempertanyakan masalah
Fadillah, 2022). b. Purpose (tujuan)
Pada jenjang perguruan tinggi c. Information (informasi)
Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya
d. Concepts (konsep)
bertujuan menumbuhkan jiwa nasionalisme
e. Assumptions (asumsi)
pada mahasiswa, namun mengembangkan f. Points of view (sudut pandang)
softskill serta karakter yang dibutuhkan untuk g. Interpretation and reference
menghadapi dunia kerja. Namun banyak (interpretasi dan menarik
hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
kesimpulan)
pendidikan kewarganegaraan diperguruan
h. Implication and consequences
tinggi, salah satunya kejenuhan mahasiswa (implikasi dan akibat-akibat)
menghadapi materi pendidikan Kemudian menurut (Cahyani,
kewarganegaraan yang dianggap sudah pernah
Hadiyanti, & Saptoro, 2021) terdapat enam
didapatkan pada jenjang pendidikan kecakapan berfikir kritis utama : 1) interpretasi,
sebelumnya. Hal ini diperparah dengan kurang adalah kemampuan mengerti, memahami,
kreatifnya para dosen menyajikan mata kuliah menggambarkan berbagai kondisi, pengalaman,
pendidikan kewarganegaraan, seperti terlalu data penilaian prosedur maupun kriteria. 2)
sering menggunakan sistem pembelajaran yang Analisis, kemampuan mengidentifikasi
konvensional, terlalu konseptual dan terlampau keterkaitan antara teori, konsep, pertanyaan,
sedikit mangaitkan materi dengan permasalahan fakta, informasi, pendapat, keyakinan. 3)
nyata yang terjadi di masyarakat (Haryati & Evaluasi, memperhitungkan kredibilitas
Rochman, 2012). Sehingga tidak jarang pernyataan, laporan maupun deskripsi. 4)
pendidikan kewarganegaran hanya dianggap Kesimpulan, mengamati dan mengumpulkan
sebagai mata kuliah syarat yang harus diambil faktor-faktor yang logis untuk ditarik menjadi
untuk dapat melanjutkan ke semester sebuah solusi maupun kesimpulan. 5)
berikutnya. Kondisi seperti ini tentunya Eksplanasi atau penjelasan, memaparkan hasil
menyebabkan tujuan pendidikan
pemikiran logis seseorang, membuktikan
kewarganegaraan semakin sulit untuk pemikiran tersebut dari sisi konseptual dan
diwujudkan, sebab dapat menurunkan minat metodologis. 6) Regulasi diri, memperhatikan
belajar, keterampilan serta kemampuan berfikir kegiatan-kegiatan kognitif seseorang, unsur
kritis mahasiswa. yang digunakan dalam hasil yang diperoleh,
Berfikir kritis dapat disebut juga berfikir terutama dengan menerapkan kecakapan
tingkat tinggi, merupakan kemampuan didalam analisis dan evaluasi untuk
seseorang mengelola segala informasi, kondisi penilaiannya sendiri.
dan permasalahan yang terjadi disekitarnya,

63
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

Kemampuan berfikir kritis dalam pengaruh dalam meningkatkan keterampilan


.pendidikan kewarganegaraan sangat belajar abad 21 (Fajri, Yusuf, Zailani, & Yusoff,
dibutuhkan karena mahasiswa diharapkan 2021). Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui
mampu memahami permasalahan sosial yang lebih lanjut mengenai pelaksanaan praktik
berkembang sangat pesat dan beragam di kewarganegeraan yang digunakan dalam kelas
masyarakat sekaligus dapat memberikan solusi program studi Pendidikan Bahasa Arab semester
sebagai bentuk kepedulian warga negara. 1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Permasalahan yang terjadi di masyarakat terus Agama Islam Negeri Langsa. Apakah praktik
mengalami dinamika, tentunya PKn harus dapat kewarganegaraan tersebut mampu
mengimbangi hal tersebut, sehingga lebih mengembangkan kemampuan berfikir kritis
kontekstual seperti terjun langsung ke mahasiswa yang pada awal pertemuan
masyarakat memberikan kegiatan sosialisasi perkuliahan masih dianggap kurang aktif dan
terhadap masyarakat yang diselenggarakan oleh kreatif didalam kelas.
pemerintah (Damanhuri & Juwandi, 2020)
II. METODE
Kemampuan berfikir kritis seperti
dijelaskan diatas dapat dimiliki dan dibentuk Metode yang digunakan dalam
melalui proses latihan. pada mata kuliah penelitian ini adalah studi kasus berupa
pendidikan kewarganegaraan, kemampuan wawancara, observasi dan studi dokumen.
berfikir kritis mahasiswa dapat dilatih dan Dengan tujuan untuk mendapat gambaran yang
dikembangkan melalui strategi pembelajaran jelas mengenai penerapan praktik
yang tepat, salah satunya melalui praktik kewarganegaraan dalam mengembangkan
kewarganegaraan (project citizen). Praktik kemampuan mahasiswa. Informan penelitian
kewarganegaraan (project citizen) merupakan berjumlah 20 orang, merupakan mahasiswa
strategi pembelajaran instruksional yang semester 1 program studi Pendidikan Bahasa
berangkat dari strategi “inquiry learning, Arab yang sedang menjalani mata kuliah
discovery learning, problem solving learning, Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil
research-oriented learning”, “(belajar melalui pengumpulan data yang diperoleh kemudian di
penelitian, penyingkapan, pemecahan masalah)” analisis menggunakan model Milles dan
yang dikemas dalam model “Project” ala Jhon Huberman. Teknis analisis tersebut terdiri dari
Dewey. Model ini sangat cocol untuk reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data
pembelajaran PKn untuk menumbuhkan (Milles & Huberman, 2012)..
karakter warga negara Indonesia yang cerdas
dan baik (smart and good citizen). III. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Kemenristekdikti, 2016). Menurut (Damanhuri Penerapan praktik kewarganegaraan untuk
& Juwandi, 2020) Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan kemampuan berfikir kritis
harus dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa
berfikir kreatif, inovatif, kolaboratif dan juga Penelitian ini berangkat dari respon
mengedepankan komunikasi pelajar dalam awal mahasiswa terhadap mata kuliah
sebagai kebutuhan pendidikan abad 21. pendidikan kewarganegaraan yang dianggap
Praktik kewarganegaraan (project membosankan. Wawancara awal peneliti
citizen) dalam pelaksanaannya mengedepankan lakukan untuk mencari tahu latar belakang
keaktifan berfikir mahasiswa untuk lebih peka kurang aktif, kreatif dan kritis mahasiswa di
terhadap permasalahan sosial di sekitar mereka, dalam. Peneliti mendapatkan berbagai macam
kemudian ikut andil dalam memberikan solusi jawaban, namun Sebagian besar mahasiswa
serta kebijakan yang dapat dilaksanakan untuk merasa materi pada mata kuliah pendidikan
menyelesaikan masalah tersebut. Telah banyak kewarganegaraan sudah pernah didapatkan pada
penelitian tentang pelaksanaan praktik jenjang sekolah sebelumnya, sehingga mereka
kewarganegaraan yang mampu memberikan tidak tertarik untuk membahas lebih jauh.
pengaruh positif dalam proses pembelajaran, Kemudian pandangan mahasiswa terhadap
seperti project citizen yang mampu Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pelajaran
meningkatkan pengembangan berfikir kritis di dengan banyak teori konseptual yang harus di
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga hafal menyebabkan mereka enggan untuk aktif
(Nusarastriya, H, Wahab, & Budimansyah, dan berfikir kritis didalam kelas. Oleh sebab itu
2013). Kemudian project citizen memiliki

64
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

peneliti ingin membangkitkan semangat serta berlalu aturan tertib pihak


kemampuan berfikir kritis mahasiswa dalam lintas berlalu kepolisian
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan masyarakat lintas dari satuan lalu
melalui praktik kewarganegaraan. pihak lintas untuk
Secara umum tahapan praktik berwajib memberika
kewarganegaraan yang dilakukan ada 5, kepada n
merujuk pada hasil penelitian (Fahrurrozi et al., masyarakat. sosialisasi
2022) yakni (1) pengenalan mahasiswa terhadap tentang
praktik kewarganegaraan, pada tahap ini peneliti Kurangnya aturan lalu
membagi 20 orang mahasiswa/i kedalam 4 kesadaran lintas dan
kelompok. Setiap kelompok diwajibkan mencari akan keselamata
1 masalah di lingkungan sekitarnya, baik di keselamata n berlalu
lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan n lintas
kampus. Pada tahap ini beragam masalah yang berkendara
muncul dari pilihan masing-masing kelompok, pada
kelompok 1 memilih masalah kurangnya masyarakat
kesadaran tertib berlalu lintas di masyarakat.
Kelompok 2 memilih masalah jalan 2 Rusaknya Banyaknya Berkonsult
perkampungan yang rusak. Kelompok 3 jalan akses kendaraan asi dengan
memilih masalah sampah pada lingkungan FTIK ke Desa pabrik pihak
IAIN Langsa. Kelompok 4 memilih masalah Alue Dren kelapa pengurus
sampah dilingkungan sekitar perumahan. (2) sawit yang desa untuk
Mengorganisasikan mahasiswa untuk belajar, melintas. menjalin
pada tahap ini peneliti mengarahkan mahasiswa komunikasi
untuk mendeskripsikan masalah yang telah Musim dengan
didapatkan dan mengaitkan dengan materi hujan pihak
dikelas. Setiap kelompok mulai mencari tahu pabrik
latar belakang terjadinya masalah yang mereka kelapa
pilih. (3) mengarahkan dan membimbing sawit
mahasiswa untuk melakukan penelitian
sederhana tentang masalah yang telah dipilih Bergotong
serta menyusun alternatif pemecahan masalah royong
yang dapat dilakukan. Masing-masing dengan
kelompok melakukan eksperimen kecil untuk masyarakat
menyusun alternatif solusi untuk memecahkan sekitar
masalah yang telah dipilih (4) mengembangkan untuk
serta menyusun laporan dari penelitian menimbun
sederhana yang telah dilakukan untuk kemudian jalan yang
di presentasikan di depan kelas. Setelah berhasil rusak
melakukan eksperimen untuk memberikan 3 Sampah Kurangnya Menambah
solusi terhadap permasalahan yang dipilih, dilingkunga tempat tempat
kemudian masing-masing kelompok menyusun n FTIK sampah. sampah di
laporan dengan karya yang dapat di IAIN lingkungan
presentasikan di depan kelas (5) peneliti selaku Langsa Kurangnya FTIK
dosen pendidikan kewarganegaraan bersama kesadaran secara
mahasiswa menganalisis dan mengevaluasi menjaga patungan
proses dalam menyelesaikan masalah serta lingkungan sesame
melakukan refleksi terhadap alternatif solusi mahasiswa
yang telah di tawarkan.
K Masalah Latar Alternatif Melakukan
. yang belakang solusi gotong
dipilih royong
1 Kurangnya Kurangnya Bekerja rutin setiap
kesadaran sosialisasi sama jumat pagi
tertib tentang dengan untuk

65
Civic Edu: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 4, No. 2 Desember 2021 e-ISSN: 2580-0086

membersih menjaga
kan kebersihan
lingkungan lingkungan
FTIK
4 Sampah di Banyak Memilih Tabel diatas memperlihatkan proses
lingkungan masyarakat petugas kegiatan praktik kewarganegaraan yang
perumahan dari luar kebersihan dilakukan oleh mahasiswa. Selama melakukan
kompleks untuk praktik kewarganegaraan tersebut beberapa
perumahan memberesk elemen berfikir kritis berkembang didalamnya.
yang an tempat Mulai dari mahasiswa memilih masalah
membuang sampah di disekitar mereka, dibutuhkan kepekaan untuk
sampah di komplek menyadari bahwa peristiwa yang sering
tempat perumahan dihadapi mahasiswa ternyata merupakan
sampah masalah sosial yang harus diberikan
kompleks Memberika penanganan. Kemudian mendeskripsikan serta
perumahan. n batasan di mengidentifikasi latar belakang masalah yang
sekitar terjadi, dibutuhkan daya analisis untuk
Tidak ada tampat mengaitkan antara teori konseptual dan fakta
petugas sampah dilapangan yang tidak sejalan. Selanjutnya
kebersihan agar mahasiswa merumuskan alternatif kebijakan
yang rutin masyarakat sebagai solusi yang akan ditawarkan, hal ini
membersih diluar tentunya membutuhkan proses sinkronisasi
kan tempat kompleks antara masalah, solusi, respon masyarakat serta
sampah. tidak faktor lainnya. Hingga proses penyajian laporan
membuang didepan kelas yang membutuhkan kreatifitas
Kurangnya sampah serta daya imajinasi tinggi agar dapat menarik
kesadaran ditempat perhatia peserta kelas.
menjaga tersebut Setelah menjalankan segala proses
lingkungan praktik kewarganegaraan tersebut, mahasiswa
Bergotong memiliki ketertarikan yang lebih terhadap mata
royong kuliah pendidikan kewarganegaraan, sebab
rutin setiap proses pembelajaran yang tidak terlalu banyak
minggu bersentuhan dengan cara konvensional dapat
pagi menumbuhkan semangat belajar, kreatifitas
sesama serta mengembangkan kemampuan berfikir
warga kritis mahasiswa.
kompleks
perumahan
untuk

IV. KESIMPULAN Kendala yang dihadapi mahasiswa


selama melakukan praktik kewarganegaraan
Tanggapan mahasiswa terhadap praktik cukup bervariasi, seperti ada yang mendapat
kewarganegaraan sangat baik, ditunjukkan respon kurang baik dari masyarakat dan pihak
dengan antusiasme mahasiswa mencari dan berwajib yang terkait dengan prakti ini, namun
memilih permasalahan sosial disekitar mereka, dengan proses pendekatan yang terus
serta banyaknya solusi alternatif yang coba dilakukan, masalah tersebut bisa diatasi.
mereka tawarkan. Hal tersebut tentunya
menunjukkan bahwa praktik kewarganegaraan
mampu membuat proses pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan lebih menarik,
membangkitkan kreatifitas serta mampu
mengembangkan kemampuan berfikir kritis
mahasiswa.

66
DAFTAR PUSTAKA use of reason in argument. 5thEd.
Boston : Pearson Education, Inc.
Ariyati, E. (2012). Pembelajaran Berbasis
Praktikum Untuk Meningkatkan Milles, M. B. dan Huberman, A. M. (2012).
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Jurnal Pendidikan Matematika Dan IPA, Tentang Metode-metode Baru.
1(2), 1–12. (Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi).
Jakarta: Universitas Indonesia Press
Cahyani, H. D., Hadiyanti, A. H. D., &
Saptoro, A. (2021). Peningkatan Sikap
Kedisiplinan dan Kemampuan Berpikir Nusarastriya, Y. H., H, H. S., Wahab, A. A., &
Kritis Siswa dengan Penerapan Model Budimansyah, H. D. (2013).
Pembelajaran Problem Based Learning. Pengembangan Berpikir Kritis Dalam
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), Pembelajaran Pendidikan
919–927 Kewarganegaraan Menggunakan Project
Citizen. Jurnal Cakrawala Pendidikan,
Damanhuri, D., & Juwandi, R. (2020). Studi 3(3), 444–449.
Analisis Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Berbasis Praktik Satwika, Y. W., Laksmiwati, H., &
Kewarganegaraan Digital Sebagai Upaya Khoirunnisa, R. N. (2018). Penerapan
Peningkatan …. Untirta Civic Education Model Problem Based Learning untuk
Journal, 5(2), 134–148. Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan (Teori Dan Praktik), 3(1), 7.
Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia. (2016). Buku Bahan
Ajar Mata Kuliah Umum Pendidikan
Kewarganegaraan.

Fahrurrozi, F., Sari, Y., & Fadillah, J. (2022).


Studi Literatur : Pemanfaatan Model
Problem Based Learning terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dalam
Pembelajaran PKn Siswa Sekolah Dasar.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3),
4460–4468.
Fajri, I., Yusuf, R., Zailani, M., & Yusoff, M.
(2021). MODEL PEMBELAJARAN
PROJECT CITIZEN SEBAGAI
INOVASI PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN Jurnal Hurriah:
Jurnal Evaluasi Pendidikan Dan
Penelitian, 2(3), 105–118.
Haryati, T., & Rochman, N. (2012).
Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Melalui
Praktik Belajar Kewarganegaraan
(Project Citizen). Jurnal Ilmiah Civis,
2(2), 1–11. Retrieved from

Inch, E.S., et al.. (2006). Critical


Thinking and Communication: The

67

You might also like