You are on page 1of 10

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BERBASIS ISU-ISU KONTROVERSIAL DI MEDIA MASSA UNTUK


MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI MAHASISWA DAN
IMPLIKASINYA BAGI MASYARAKAT MADANI
Ahmad Muhibbin dan Bambang Sumardjoko
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: achmad_muhibbin@ums.id

ABSTRACT
The study aims to describe 1) civics education learning in Higher Education in
relation to democracy attitude and its implication to civilized community, 2) a model
design of tentative civics education (PKn) learning, 3) a learning model of PKn as its
reference, and 4) a model draft of PKn learning.
This research used a qualitative approach with case study pattern. The data
gathering technique employed an in-depth interview, observation, and documentation.
The data validation applied a triangulation technique, member checking and collegial/
peer discussion. The data analysis used an interactive model.
The results of the study show that 1) the PKn learning has not been working on the
students democracy attitude development and its implication for a religious and civilized
community so that it needs a paradigmatic dynamics of the learning in Higher Education.
2) the tentative model design include (a) the lecturers presented the controversial issues
with the video/slide, (b) they explained the students about various problems, (c) they
evaluated what the students has understood and has not understood about them, (d) they
developed an alternative solution with small groups, (e) each group presented the results
of discussion, (f) they developed the materials that would be learnt more deeply and
facilitated based on the concepts stated by each group; (g) they concluded and closed the
learning activity. 3) The model of controversial issues-based PKn learning was modified
with active learning. 4) The model draft intended to the students democracy attitude
development and its implication to civilized community covers (a) a-perception, (b) the
groups presentation by discussing the controversial issues, (c) class discussion with
active learning modification, (d) confirmation, and (e) closing.

Keywords: learning; civics education; democracy attitude; civil society

PENDAHULUAN dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu


Secara teoretik, PKn dirancang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai subjek pembelajaran yang memuat (Budimansyah, 2008: 24). Berdasarkan
dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan kompetensi yang perlu dikembangkan maka
psikomotorik yang bersifat konfluen atau terdapat tiga komponen utama yang perlu
saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam dipelajari dalam PKn, yaitu civic knowledge,
konteks substansi ide, nilai, konsep, moral civic skills, dan civic dispositions.
Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, Watak kewarganegaraan adalah sikap
dan bela negara. Secara programatik, PKn dan kebiasaan berpikir warganegara yang
dirancang sebagai subjek pembelajaran menopang berkembangnya fungsi sosial yang
yang menekankan pada isi yang mengusung sehat dan jaminan kepentingan umum dari
nilai-nilai (content embedding values) dan sistem demokrasi. Sebagaimana dikemukakan
pengalaman belajar (learning experiences) Quigley dkk (1991), civic disposition adalah

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
1
...those attitudes and habit of mind of the berkaitan dengan peningkatan sikap
citizen that are conducive to the healthy demokrasi dan implikasinya bagi
functioning and common good of the masyarakat madani yang saat ini
democratic system. Secara konseptual civic dilaksanakan.
disposition meliputi sejumlah karakteristik 2 Bagaimana desain model tentative
kepribadian, yakni Civility (respect and pembelajaran Pendidikan Kewarga-
civil discourse), individual responsibility, negaraan berbasis isu-isu kontroversial
self-discipline, civic-mindedness, open- di media masa untuk peningkatan
mindedness (openness, skepticism, recognition sikap demokrasi dan implikasinya bagi
of ambiguity), compromise (confIict of masyarakat madani yang layak dirujuk.
principles, compassion, generosity, and loyalty 3. Bagaimana model pembelajaran
to the nation and its principles (Quigley, pendidikan Kewarganegaraan berbasis
Buchanan, dan Bahmueller, 1991: 13-14). isu-isu kontroversial di media masa untuk
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan peningkatan sikap demokrasi mahasiswa
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) dan implikasinya bagi masyarakat
yang berpusat pada masalah (issue-centered madani.
education) dan berada dalam kerangka 4. Bagaimana draf model pembelajaran
filsafat rekonstruksionisme. Carole L. Hahn Pendidikan Kewarganegaraan berbasis
(Shaver, 1991: 470) menyatakan Social isu-isu kontroversial di media masa
Studies educators have long asserted that untuk peningkatan sikap demokrasi dan
studying and discussing issues is important implikasinya bagi masyarakat madani.
to democracy. Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan METODE PENELITIAN
membelajarkan siswa untuk mampu Penelitian ini bersifat research and
memecahkan masalah-masalah sosial, dan development yang dilakukan secara bertahap
isu-isu kontroversial kebijakan publik, berada dalam waktu dua tahun. Tahap pertama
pada tradisi reflektif inquiry. dilakukan pada tahun ke-1 (2015) dan tahap
Tradisi Social Studies Taught as kedua dilakukan pada tahun ke-2 (2016).
Reflective Inquiry merupakan pembelajaran Penelitian tahap pertama merupakan landasan
yang menekankan pengembangan bagi pengembangan tahap selnjutnya atau
warganegara yang baik dengan kriteria yaitu tahap kedua. Dengan demikian rangakaian
dilihat dari kemampuannya .to engage metode selama dua tahun ini merupakan
in a continual process of clarifying process satu kesatuan integral dalam memecahkan
of clarifying their own value structure (Barr masalah pokok yang diteliti.
dkk, 1978: 27). tujuan utama dari tradisi ini Pada tahun pertama, penelitian dilakukan
adalah .the enhacement of the students untuk: (1) mengidentifikasi tujuan, materi,
decision making abilities, for decision making metode, media dan evaluasi pembelajaran
is the most important requirement the students PKn di perguruan tinggi berkaitan dengan
decision making abilities, for decision peningkatan sikap demokrasi saat ini; (2)
making is the most important requirement of mengeksplorasi faktor penghambat dan
citizenship in a political democracy (Barr faktor pendukung terhadap pembelajaran
dkk, 1978: 111). Dengan kata lain tradisi ini PKn yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi
memusatkan perhatian pada pengembangan di Surakarta; (3) mengekplorasi pemahaman
karakter warganegara yang baik dengan ciri dosen PKn di Surakarta d a l a m m e n a n g k a p
pokoknya mampu mengambil keputusan. isu isu kontroversial di media masa; (4)
dalam konteks social-politik. mengekplorasi kemampuan dosen dalam
Penelitian ini mengangkat beberapa mengembangkan isu- isu kontroversial di
permasalahan, antara lain: media masa dalam pembelajaran PKn; (5)
1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan mengekplorasi kemampuan dosen dalam
Kewarganegaraan di perguruan tinggi membuat RPP model pembelajaran PKn

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
2
berbasis isu isu kontroversial di media masa; secara terbuka dan bebas, tidak terstuktur
(6) mengembangkan draf model Pembelajaran tapi terfokus pada masalah yang diteliti.
PKn berbasis isu isu kontroversial di media Proses wawancara dilakukan secara l u w e s
masa untuk meningkatkan sikap demokrasi dengan menempatkan informan sebagai orang
dan implikasinya bagi masyarakat madani; (7) yang memahami masalah yang ditanyakan.
mengembangkan draf panduan implementasi Kebenaran hasil isi wawancara bersifat
model. empirik. Untuk membantu pengumpulan
Metode penelitian tahun pertama data hasil wawancara dilengkapi dengan
dilakukan dengan dua tahapan yakni: (a) alat perekam. Hal ini dimaksudkan untuk
penelitian penjelajahan (eksploratif) yang mengurangi infomasi yang tidak terjangkau.
dilakukan secara langsung di lapangan, Dengan demikian data hasil wawancara dapat
dan (b) melakukan penyusunan draf model terjaring secara lengkap.
pengembangan dengan cara Focus Group Untuk merekam situasi dan peristiwa
Discusion (FGD). Penelitian penjelajahan serta tempat selama peristiwa berlangsung,
(eksploratif) dimaksudkan untuk mengungkap digunakan teknik catatan lapangan (filed note)
kedalaman mengenai model pembelajaran maupun alat pemotret serta alam perekam
PKn yang selama ini dilaksanakan di Perguruan audio visual. H asil rekaman dapat dijadikan
Tinggi di Surakarta. FGD dimaksudkan untuk sebagai bahan pendukung dalam analisis data
untuk memperoleh masukan dari berbagai dan hasil wawancara. Untuk data-data yang
pihak yang terkait sebagai bahan utama berupa dokumen atau arsip maupun hasil
menyusun draf model pembelajaran PKn studi pustaka dalam penelitian ini digunakan
berbasis isu isu kontroversial di media masa sebagai data pelengkap, setelah berbagai
untuk mengembangkan sikap demokrasi materi diseleksi dan dianalisis isinya. Dengan
mahasiswa dan implikasinya bagi masarakat teknik seperti ini informasi dan data tentang
madani model pembelajaran PKn di perguruan tinggi
1. Penelitian Lapangan dapat dihimpun kemudian diidentifikasi,
Penelitian penjelajahan (eksploratif) dikembangkan dan dijabarkan dalam deskripsi
dimaksudkan untuk menelusuri keberbagai yang lengkap.
sumber data yang ada, dengan langkah- Validitas data dilakukan dengan teknik
langkah terencana guna mendapatkan data trianggulasi data dan trianggulasi sumber.
yang lengkap perihal pembelajaran PKn Selain itu juga dengan bantuan dari para ahli
di Surakarta. Untuk menghimpun data Teknologi Pembelajaran untuk memberi
ditempuh dengan menentukan: (1) sumber penilaian RPP PKn selama ini. Hal ini
informan, (2) sumber tempat dan peristiwa, dimaksudkan untuk mempertajam dan untuk
dan (3) sumber dokumentasi/ arsip yang ada. koreksi maupun untuk memperoleh masukan
Informan dalam penelitian ini meliputi dan kritikan, sehingga data hasil infomasi
mahasiswa dan dosen UMS, UNS, UNIVET, benar-benar telah teruji kebenarannnya.
UNISRI, Sumber tempat dan peristiwa yang Pengolahan data hasil penelitian
digunakan sebagai fokus informasi adalah eksploratif dilakukan dengan teknik analisis
Laboratorium PKn dan ruang pembelajaran model interaktif (Miles dan Huberman,
PKn di kelas. Sumber lain yang dikaji adalah 1984). Analisis interaktif meliputi tahapan:
dokumentasi atau arsip-arsip yang terkait (1) pengumpulan data, (2) reduksi data,
dengan Pembelajaran PKn di Perguruan (3) sajian data, dan (4) verifikasi/ menarik
Tinggi. kesimpulan. Analisis dilakukan terus menerus
Pengumpulan data dengan: (1) dari awal pengumpulan data sampai dengan
wawancara mendalam, (2) pengamatan betul-betul diperolehnya data hasil penelitian
langsung, dan (3) analisis data dokumen/ arsip. yang lengkap. Proses analisis terjadi secara
Jalannya wawancara mendalam dilakukan interaktif, yang menguji antar komponen secara

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
3
siklus yang berlangsung dalam waktu cukup isu kontroversial di media masa untuk
lama, sehingga diperoleh hasil penjelasan meningkatkan kesadaran dan sikap
yang benar-benar tuntas dan mendalam. demokrasi mahasiswa dan implikasinya
2. Pengembangan bagi masyakat madani.
Langkah ini dilakukan atas dasar hasil c. Output yang ingin dicapai
temuan eksploratif, kemudian dikembangkan Output yang ingin dicapai pada
untuk mencari model pembelajaran PKn di tahun pertama ini adalah (1) diperolehnya
perguruan tinggi berbasis isu isu kontroversial data lengkap tentang pembelajaran
di media masa untuk mengembangkan sikap PKn perguruan tinggi Surakarta saat
demokrasi mahasiswa dan implikasinya ini, dan (2) Perangkat Pembelajaran
bagi masyakat madani melalui Focus Group model pembelajaran PKn berbasis isu
Discussion (FGD). isu kontroversial di media masa untuk
a. Focus Group Discussion (FGD) meningkatkan sikap demokrasi dan
Capaian yang diinginkan dengan implikasinya bagi masyakat madani; (3)
metode FGD adalah untuk memperoleh Rancangan draf model pembelajaran
masukan informasi dari berbagai pihak PKn berbsis isu isu kontroversial di
terkait tentang model Pembelajaran yang media masa untuk meningkatkan sikap
dikembangkan. Peserta FGD yang akan demokrasi mahasiswa dan implikasinya
diajak untuk mengembangkan model bagi masyakat madani.
adalah dosen Surakarta, Dinas terkait, dan d. Outcome
pakar pendidikan. Peran peneliti dalam Outcome yang diharapkan dari hasil
hal ini adalah memandu dan menfasilitasi, penelitian tahun pertama ini adalah Draf
sehingga informasi dan gagasan untuk Model Pembelajaran PKn berbasis isu
mengembangkan model pembelajaran isu kontroversial di media masa untuk
PKn berbsis isu isu kontroversial di media meningkatkan kesadaran dan sikap
masa untuk meningkatkan kesadaran dan demokrasi mahasiswa dan implikasinya
sikap demokrasi muncul dari para peserta bagi masyakat madani.
FGD. Dengan pendekatan partisipasif
mampu mewakili kepentingan dan HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
keinginan berbagai pihak mengenai model 1. Pembelajaran Pendidikan Kewarga-
pembelajaran yang akan dikembangkan. negaraan selama ini
Melalui FGD model pembelajaran PKn Pernyataan responden terkait dengan
berbasis isu-isu kontroversial di media tujuan pembelajaran PKn di Perguruan Tinggi
masa untuk meningkatkan kesadaran sangat variatif, setelah dilakukan pengkodean
dan sikap demokrasi mahasiswa, akan dan pengelompokan dapat disampaikan
dimunculkan, dirumuskan, disusun, sebagai berikut: (a) mengembangkan
dilakukan dan diuji serta dinilai tingkat partisipasi kewarganegaraan secara
keefektifannya. Hal ini tergantung sejauh bertanggungjawab (civic participation and
mana pihak peserta telah menyepakati civic responsibility), (b) mengembangkan
untuk merumuskan model yang daya kritis yang berbudaya bagi mahasiswa;
dikehendaki. (c) mengembangkan sikap demokrasi
b. Perumusan dan Penyusunan mahasiswa; (d) memberikan pengetahuan
Rancangan Model tentang pendidikan nilai Pancasila dan PKn;
Langkah perumusan ini dilakukan (e) mengembangkan pemahaman mahasiswa
beberapa kali yang beranggotakan tim tentang kewarganegaraan (civic literacy), (f)
terpadu atas: tim peneliti, peserta FGD mengembangkan komunikasi sosial kultural
dan beberapa ahli yang terkait. Forum kewarganegaraan (civic engagement); (g)
ini menetapkan dan merumuskan draf mengembangkan penalaran kewarganegaraan
model Pembelajaran PKn berbsis isu (civic knowledge), (h) mengembangkan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
4
pemecahan masalah kewarganegaraan (civic mahasiswa pada posisi diberdayakan secara
skill and participation), dan (i) pembentukan maksimal yaitu mendidik mereka berdasarkan
sikap nasionalisme bagi para mahasiswa. potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Seluruh responden menyetujui bahwa PKn Peran Pembelajaran Pendidikan
di Perguruan Tinggi bertujuan memantapkan Kewarganegaraan dalam mengembangkan
mahasiswa sebagai warga negara yang cerdas sikap demokrasi mahasiswa dan
dan baik (to be smart and good citizen). Warga implementasinya bagi masyarakat madani
negara yang cerdas dan baik tersebut dipahami a. Pengembangan sikap demokrasi
oleh para dosen PKn sebagai berikut: (a) mahasiswa
warga negara yang menguasai pengetahuan Sebagian besar dosen pengampu
(knowledge); (b) memiliki keterampilan Pendidikan Kewarganegaraan yang
(skills), (c) mengembangkan sikap dan nilai diwawancarai menyatakan bahwa negara
(attitudes and values) dan dimanfaatkan untuk Indonesia harus menghindari sistem
menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta pemerintahan otoriter yang memasung
tanah air. Berbagai pendapat ini menunjukkan hak-hak warga negara untuk menjalankan
bahwa para dosen PKn di Surakarta memiliki prinsip-prinsip demokrasi dalam
pemahaman yang cukup baik terhadap konsep kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
dan tujuan PKn di Perguruan Tinggi. bernegara. Oleh karena itu mata kuliah ini
Perlunya Dinamika Paradigmatik mempunyai peran yang sangat strategis
Pembelajaran PKn di Perguruan Tinggi. dalam mengembangkan sikap demokratis
Sebagian responden masih ada yang mahasiswa. Proses pembelajaran tidak
beranggapan bahwa mengajar adalah mendorong kemampuan siswa untuk
suatu kegiatan atau upaya mentransfer berpikir kritis. Hal ini disebabkan
pengetahuan yang dimiliki dosen kepada karena: (a) materi-materi yang diajarkan
para mahasiswanya. Dalam pembahasan di cenderung verbalistik atas nilai-nilai
FGD dinyatakan bahwa dengan paradigma moral Pancasila sebagai civic virtues;
tersebut, mahasiswa dianggap sebagai botol (b) model pembelajarannya cenderung
kosong belaka yang hanya sekedar menerima berbentuk hafalan kognitif. Akibatnya
segala sesuatu hal yang diberikan dosen proses pembelajaran menimbulkan
melalui kegiatan belajar mengajar (dosen kejenuhan, karena materi yang diajarkan
mengajar, mahasiswa belajar). Situasi yang cenderung monoton, teoretik, kognitif,
tercipta cenderung menjadikan mahasiswa bahkan verbalistik (Samsuri, 2010: 130).
pasif, tidak kreatif, dan bisa menjadi miskin b. Unsur Penopang Demokrasi
inovasi. Menurut Margareth Balla dkk, Demokrasi tidak akan berjalan
sebagaimana dikutip Ramsden (1990: 20), dengan baik jika beberapa penopang
konsep pembelajaran bukan lagi teaching as demokrasi tidak kuat. Tegaknya
telling or transmission (mengajar sekedar demokrasi sebagai sebuah tata kehidupan
untuk menyampaikan atau mentransmisikan sosial dan sistem politik sangat tergantung
ilmu pengetahuan) atau teaching as organizing pada tegaknya unsur penopang demokrasi
student activity, tapi harus bergeser ke arah itu sendiri. Unsur-unsur yang dapat
teaching as making learning possible. Saat ini, menopang tegaknya demokrasi antara
pembelajaran yang berorientasi pada potensi lain: (a) Terciptanya Negara Hukum;
dan kebutuhan siswa (mahasiswa) menjadi (b) terwujudnya Masyarakat Madani;
perhatian utama ahli pendidikan (Talbert (c) terwujudnya Infrastruktur Politik
and McLaughlin, 1999: 3). Pendekatan yang baik; dan (d) Pers yang Bebas dan
pembelajaran yang menempatkan guru/dosen Bertanggung jawab.
sebagai sentral kegiatan belajar-mengajar Dalam FGD dinyatakan bahwa istilah
sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. negara hukum sebagai terjemahan dari
Sistem pendidikan mulai menempatkan siswa/ rechtsstaat dan the rule of law. Konsepsi
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
5
negara hukum mengandung pengertian eksekutif dan legislatif serta yudikatif juga
bahwa negara memberikan perlindungan dapat melakukan kontrol sosial terhadap
hukum bagi warga negara melalui pelaksanaan kerja lembaga tersebut.
pelembagaan peradilan yang bebas dan Dengan demikian masyarakat madani
tidak memihak dan penjaminan hak menjadi sangat penting keberadaannnya
asasi manusia. Istilah rechtsstaat dan the dalam mewujudkan demokrasi.
rule of law yang diterjemahkan menjadi 2. Model Tentative Pembelajaran PKn
negara hukum menurut Moh. Mahfud Berbasis isu-isu kontroversial di
MD pada hakikatnya mempunyai makna Media Masa untuk mengembangkan
berbeda, istilah rechtsstaat banyak dianut sikap demokrasi mahasiswa dan
di negara-negara Eropa Kontinental yang implikasinya bagi masyarakat madani.
bertumpu pada sistem civil law, sedangkan a. Alasan pertimbangan
the rule of law banyak dikembangkan Dari berbagai hasil wawancara
di negara-negara Anglo Saxon yang dapat ditarik benang merahnya
bertumpu pada common law. Civil law bahwa perlu diupayakan adanya
menitik beratkan pada administratiom pengembangan model pembelajaran
law, sedangkan common law menitik PKn. Melihat berbagai pertimbangan
beratkan pada judical. (Padmo Wahyono yang ada Pembelajaran PKn berbasis isu-
dalam Rosyada,2003). isu kotroversial di media masa sangat
Masyarakat madani (civil society) mungkin untuk dijadikan model
mensyaratkan adanya civic engagement dengan alasan: (a) Banyak materi
yaitu keterlibatan warga negara dalam yang masih mengandung kontroversi
asosiasi-asosiasi sosial, civic engagement dalam pembelajaran PKn khususnya
ini memungkinkan tumbuhnya sikap menyangkut peran lembaga-lembaga
terbuka, percaya dan toleren antarsatu Negara dan partisipasi warganegara dalam
dengan lain yang sangat penting artinya pemerintahan; (b) Melalui pembelajaran
bagi bangunan politik demokrasi isu-isu kontroversial akan menumbuh
(Saiful Mujani; 200). Menurut Gellner kembangkan dan melatih kemampuan
(Azra, 2003: 117), masyarakat madani berpikir kritis mahasiswa; (c) Menumbuh
bukan merupakan syarat penting atau kembangkan sikap demoratis, karena itu
prakondisi bagi demokrasi semata, tetapi proses pembelajaran akan berdampak
tatanan nilai dalam masyarakat madani pada peningkatan ketrampilan sosial,
seperti kebebasan dan kemandirian sikap empati dan toleransi dan
juga merupakan sesuatu yang inheren pengahargaan pada perbedaan gender,
baik secara internal (dalam hubungan ras dan golongan, yang pada akhirnya
horizontal yaitu hubungan antar sesama menumbuhkembangkan sikap saling
warga negara) maupun secara eksternal menghargai adanya perbedaan dalam
(dalam hubungan vertikal yaitu hubungan realitas sosial mahasiswa.
negara dan pemerintahan dengan b. Harapan keunggulan model
masyarakat atau sebaliknya). Sebagai pembelajaran Pendidikan Kewarga-
perwujudan masyarakat madani secara negaraan dalam mengembangkan
kongkrit dibentuk berbagai organisasi- sikap demokrasi mahasiswa dan
organisasi di luar negara yang disebut implikasinya bagi masyarakat
dengan nama NGO (non goverment madani.
organization) yang di Indonesia dikenal Pembahasan dalam forum FGD
dengan naman lembaga swadaya dinyatakan bahwa keunggulan model
masyarakat (LSM). Masyarakat madani yang akan dikembangkan adalah:
dapat menjalankan peran dan fungsinya 1) Salah satu aspek pendidikan
sebagai mitra dan partner kerja lembaga PKn adalah demokrasi dan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
6
pentingnya pengaruh utama ranah praktik, sehingga
dimensi ethics. Implementasi menumbuh kembangkan
model yang akan dikembangkan kearifan pengetahuan,
akan mengantarkan peserta kesadaran sikap dan perilaku
didik memiliki kepedulian (mode of action) peserta didik
sosial dan sikap empatik terhadap keragaman. Proses
terhadap orang-orang yang tersebut akan menghasilkan Out
berada di luar margin sosial, come peserta didik memiliki
budaya dan agama peserta kemampuan bertenggang
didik, atau yang sering disebut rasa dalam kerangka co-
sebagai out siders; existence, dan lebih jauh
2) Melalui pembelajaran PKn mampu berpartisipasi dalam
berbasis isu isu kontroversial menciptakan relasi sosial
akan mengembangkan yang pro-existence dalam
kemampun berfikir kemajemukan sosial, budaya
kritis (Critical thinking), dan agama di Indonesia.
pengembangan pribadi siswa
(social studies as personal Untuk memperlancar proses
development of the individual), pembelajaran PKn berbasis pada issu-
dan membekali kemampuan issu kontroversial di media massa harus
siswa dalam pengembangan diri selalu mencari informasi faktual dan
melalui berbagai ketrampilan aktual dari media cetak maupun media
sosial dalam kehidupannya elektronik. Berita yang ada pada surat
(social life skill); kabar, majalah, tabloid, internet, dan
3) Model yang dikembangkan televisi sangat mendukung pembelajaran
dengan pembelajaran Problem ini, tinggal menyesuaikan dengan
based Learning (PBL) dan Value topik bahasan yang akan disampaikan.
Clarification Technique (VCT), Tayangan televisi pada beberapa acara,
akan menumbuhkembangkan termasuk film yang kontroversi dengan
kemampuan berfikir harapan/ idealita yang ada pada teks book
kritis, kepekaan sosial dapat dijadikan media pembelajaran yang
dan mengajarkan ethical menarik untuk disimak, diamati, dan
relativism. Implementasi kemudian dikaji secara bersama di dalam
model akan berpengaruh kelompok.
terhadap tumbuhnya kesadaran 3. Model tentative pembelajaran
toleransi dalam menyikapi Pendidikan Kewarganegaraan berbasis
perbedaan. Proses klarifikasi isu-isu kontroversial di media masa
nilai akan menjadikan semangat untuk meningkatkan sikap demokrasi
equal in creation (sederajat mahasiswa dan implementasinya bagi
dalam penciptaan) dan common masyarakat madani
goal untuk kesejahteraan Forum FGD menyatakan bahwa agar
bersama sebagai core values; proses pembelajaran dapat berlangsung
4) Model pembelajaran yang dengan baik dan bisa mencapai hasil optimal
dikembangkan bersifat dan dapat meningkatkan sikap demokrasi
multidimensi dan multidisiplin, mahasiswa perlu dilakukan beberapa langkah
dan mampu membekali transfer strategis sebagai berikut: (a) dosen mengawali
ilmu pengetahuan, peresapan proses pembelajaran dengan membangun
nilai-nilai dan akhlak dalam komitmen bersama (kontrak belajar); (b)

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
7
dosen mengembangkan persepsi yang benar mahasiswa, sarana dan prasarana yang
mengenai materi yang dikaji (concept map); tersedia, serta berbagai pertimbangan objektif
(c) dosen melakukan on the spot assessment: lain yang ada dan berkaitan langsung dengan
pelajari perilaku, sikap, pengetahuan, proses pembelajaran, antara lain:
dan pengalaman mahasiswa; (d) dosen Model pembelajaran PKn berbasis isu-
melakukan Immediate learning involvement: isu kontroversial di media masa dimodivikasi
menciptakan perhatian dan minat awal pada dengan Everyone is a Teacher Here; Question
mata kuliah, terkait dengan pokok bahasan, Student Have, Reading Guide; Information
atau materi yang dikaji; (e) dosen melakukan Search; Answer Gallery ; Planted Questions
team building untuk menciptakan mahasiswa ; The Power of Two; Snow Balling; True or
menjadi lebih terbiasa satu sama lain False; Team Quiz ; Active Debate; Point-
sekaligus menciptakan semangat kerjasama Counterpoint; Group to group exchange
dan interdependensi (reciprocity). Reciprocity (small group discussion); Carrousel; Student
merupakan suatu kebutuhan manusia yang Teams Achievement Division (STAD); Physical
dalam untuk merespon orang lain dan secara Self-Assesment; Group Investigation; Problem
bersama-sama dengan mereka terlibat dalam Based Learning.
mencapai tujuan. Reciprocity juga merupakan
sumber motivasi yang memperlancar KESIMPULAN
mengalirnya stimulasi untuk belajar; (f) dosen 1. Pembelajaran Pendidikan Kewarga-
mengembangkan situasi pembangkit motivasi negaraan di perguruan tinggi sangat
Pembahasan pada Forum FGD strategis dalam meningkatkan sikap
dinyatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa demokrasi mahasiswa dan implikasinya
mengembangkan situasi pembangkit motivasi bagi masyarakat madani. Namun realita
pada peserta didik, antara lain: (a) antusiasme di lapangan terkait dengan pelaksanaan
dosen dalam proses pembelajaran; (b) bosen pembelajaran PKn belum ideal dalam
dapat menyampaikan jalinan hubungan antar mengembangkan sikap demokrasi
materi yang jelas; (c) pengorganisasian materi mahasiswa dan implikasinya bagi
yang baik; (d) menyusun materi dengan masyarakat madani. Perlu ada dinamika
baik; (e) dosen menciptakan keterlibatan paradigmatik pembelajaran PKn di
aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran; Perguruan Tinggi dan unsur-unsur yang
(f) keberagaman strategi yang mendukung dapat menopang tegaknya demokrasi
pencapaian tujuan pembelajaran secara ideal yang berimplikasi bagi terciptanya
dan dapat meningkatkan sikap demokrasi masyarakat madani.
mahasiswa; (g) kedekatan hubungan antara 2. Desain model tentative pembelajaran
dosen dan mahasiswa; (h) dosen sering Pendidikan Kewarganegaraan berbasis
memberikan contoh yang kongkrit dan bisa isu-isu kontroversial di media masa
dimengerti untuk peningkatan sikap demokrasi dan
Di bawah ini disajikan beberapa implikasinya bagi masyarakat madani.
contoh model pembelajaran PKn berbasis Pada awalnya model ini didesain sebagai
isu-isu kontroversial di media masa untuk berikut: (a) dosen melakukan presentasi
meningkatkan sikap demokrasi mahasiswa dengan menayangkan video/ slide
dan implikasinya bagi masyarakat madani, yang berisi isu kontroversial di media
dengan melakukan modivikasi strategi masa terkait dengan materi yang akan
pembelajaran aktiv. Tentunya dalam praktek dikaji; (b) dosen memberikan orientasi
pembelajaran yang sesungguhnya di kelas, tentang berbagai permasalahan kepada
dosen dapat mengimplementasikan dengan mahasiswa; (c) dosen mengorganisasi
ragam variasi atau modifikasi seperlunya apa yang telah diketahui dan apa
sesuai dengan karakteristik materi, kondisi yang tidak diketahui mahasiswa atas

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
8
permasalahan yang diajukan; (d) dosen peningkatan sikap demokrasi mahasiswa
mengembangkan alternatif pemecahan dan implikasinya bagi masyarakat madani
dengan melibatkan kelompok-kelompok yang layak dirujuk dengan melakukan
kecil; (e) masing-masing kelompok modivikasi pembelajaran yaitu Model
mempresentasikan hasilnya; (f) dosen pembelajaran PKn berbasis isu-isu
mengembangkan materi yang akan kontroversial di media masa dimodivikasi
dipelajari lebih lanjut dan mendalam serta dengan active learning sebagaimana
memfasilitasi pembelajaran berdasarkan hasil kesimpulan dari FGD yang telah
konsep-konsep yang diajukan oleh setiap dilakukan.
kelompok dalam laporannya; (g) dosen 4. Draf model pembelajaran Pendidikan
menyampaikan kesimpulan dan menutup Kewarganegaraan berbasis isu-isu
pembelajaran. kontroversial di media masa untuk
3. Model pembelajaran pendidikan peningkatan sikap demokrasi dan
Kewarganegaraan berbasis isu-isu implikasinya bagi masyarakat madani.
kontroversial di media masa untuk

Model Pembelajaran Berbasis IKONmedMas

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
9
SARAN pembelajaran PKn sehingga sikap
1. Bagi dosen pengampu mata kuliah demokrasi dapat meningkat dan
PKn hendaknya melakukan perbaikan implikasinya pada masyarakat madani
pembelajaran, mulai dari pembuatan 3. Bagi asosiasi dosen PKn dan pengelola
perencanaan, proses pembelajaran, MKU hendaknya melakukan perubahan
pengembangan bahan ajar yang yang mengarah pada peningkatan
dapat meningkatkan sikap demokrasi kualitas pembelajaran PKn sehingga
mahasiswa dan implikasinya bagi dapat meningkatkan sikap demokrasi
masyarakat madani. mahasiswa dan implikasinya bagi
2. Bagi mahasiswa hendaknya meningkat- masyarakat madani.
kan partisipasi aktif dalam proses

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, Dasim & Suryadi, Karim. (2008). PKn dan Masyarakat Multi-kultural, Prodi
PKn-Sekolah PascasarjanaUPI Bandung: Bandung.
Budi, Winarno. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta. Media Press,
Azra, Azumardi. 2003. Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Prenata Media
Budiardjo, Miriam, 1983,Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia.
Bahmueller, C. F. 1997. A Framework For Teaching Democratic Citizenship : An International
Project In The International Journal of Social Education, 12,2
Barr, R. D., Barth, J. L., & Shermis, S.S. (1978). The nature of the social studies. Palm spring:
An ETS Pablication
Miles, B., & Huberman, a. M. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publications.
Mujani, Saiful: 2001. Masyarakat Madani (Civil Society). Https://Hapidzcs. Wordpress. Com/
Category/Makalah/Pancasila/Page/2/
Quigley, C. N., Buchanan, Jr. J. H., Bahmueller, C. F. (1991) Civitas : A Framework for Civic
Education. Calabasas : Center for Civic Education
Rosyada.Dada. 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Prenada Media
Samsuri. 2009. Objektivikasi Pancasila sebagai Modal Sosial Warga Negara Demokratis dalam
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Acta Civicus. Vol. 2 (2). Bandung: UPI
Talbert, J.E. & McLaughlin, M.E. 1999. Understanding Teaching in Context dalam
Educational Leadership Vol. 57 (3).

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835
10

You might also like