Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL JURNAL
Oleh:
PURNOMO CAHYO AJI
K6415043
ABSTRACT
The purpose of this research is to 1) Find out how the implementation of the
internalization of empathy values as an effort to prevent the hate speech among
students of Batik 2 th Surakarta senior high school and 2) Find out how the obstacles
of internalizing the value of empathy in Batik 2 th Surakarta senior high school as an
effort to prevent the hate speech in social media.
This research uses a qualitative method. The sampling technique used was
purposive sampling with data collection techniques namely interviews, observation,
and document analysis. Data validity was obtained by source triangulation and
technique triangulation. Data analysis used the Miles and Huberman model
techniques, namely 1) data reduction, 2) display, 3) drawing conclusions and then
verifying.
The results showed that 1) The internalization of the value of empathy as an
effort to prevent hate speech in integrated social media with the implementation of
civic education learning includes learning planning by preparing lesson plans,
learning methods of hate speech speech lectures, learning approaches with empathy
value approaches, learning strategies with affective strategies and CTL strategy,
learning assessment through attitude observation, and learning evaluation in the
form of internal evaluation, 2) There are obstacles, in the form of constraints from
within which come from the ability of each different student, the classroom learning
atmosphere is sometimes not conducive, the explanation of hate speech in the
textbook is still minimal, and civic education teachers feel a little difficulty in
formulating indicators and learning objectives in the lesson plan to suit aspects of
empathy. Obstacles from outside there is no program from the school in the form of
socialization to students use social media wisely to avoid the act of hate speech.
Suggestions put forward in this study in the form of if the school needs to conduct
socialization to students to use social media wisely considering the development of
technology and communication in the modern era is now increasingly rapid.
1
Mahasiswa PPKn FKIP UNS Angkatan 2015
2
Dosen PPKn FKIP UNS
3
Dosen PPKn FKIP UNS
ABSTRAK
Purnomo Cahyo Aji. K6415043. INTERNALISASI NILAI EMPATI SEBAGAI
UPAYA MENCEGAH UJARAN KEBENCIAN DALAM MEDIA SOSIAL
(STUDI PADA PEMBELAJARAN PPKN DI SMA BATIK 2 SURAKARTA).
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Oktober 2019.
Tujuan penelitian ini untuk 1) Mengetahui pelaksanaan internalisasi nilai
empati sebagai upaya mencegah ujaran kebencian di kalangan siswa SMA BATIK 2
Surakarta dan 2) Mengetahui kendala dari pelaksanaan internalisasi nilai empati di
SMA BATIK 2 Surakarta sebagai upaya mencegah ujaran kebencian dalam media
sosial.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dengan teknik pengumpulan data wawancara,
observasi, dan analisis dokumen. Validitas data diperoleh dengan triangulasi sumber
dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan teknik model Miles dan Huberman
yaitu 1) reduksi data, 2) display, 3) mengambil simpulan lalu diverifikasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Pelaksanaan internalisasi nilai empati
sebagai upaya mencegah ujaran kebencian dalam media sosial terintegrasi dengan
pelaksanaan pembelajaran PPKn meliputi, metode pembelajaran ceramah perilaku
ujaran kebencian, pendekatan pembelajaran dengan pendekatan nilai empati, strategi
pembelajaran dengan strategi afektif dan strategi CTL, penilaian pembelajaran
melalui pengamatan sikap, serta evaluasi pembelajaran berupa evaluasi internal, 2)
Terdapat kendala, berupa kendala dari dalam yaitu berasal dari kemampuan tiap
peserta didik yang berbeda, suasana pembelajaran kelas terkadang tidak kondusif,
penjelasan ujaran kebencian di buku ajar masih minim, dan guru PPKn merasa sedikit
kesulitan merumuskan indikator maupun tujuan pembelajaran dalam RPP agar sesuai
dengan aspek-aspek empati. Kendala dari luar belum adanya program dari sekolah
berupa sosialisasi terhadap peserta didiknya untuk menggunakan media sosial secara
bijak agar terhindar dari tindakan ujaran kebencian. Saran yang dikemukakan pada
penelitian ini berupa sekiranya pihak sekolah perlu menyelenggarakan sosialisasi
terhadap peserta didiknya untuk menggunakan media sosial secara bijak mengingat
perkembangan teknologi dan komunikasi di era modern kini semakin pesat.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Pentingnya suatu penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan data-data yang
berbentuk lisan dan tulisan, peneliti dapat memahami lebih mendalam tentang
fenomena atau peristiwa setting sosial yang berhubungan dengan fokus masalah”
yang diteliti (Iskandar, 2013: 189). Tidak jauh berbeda dengan pandangan Zainal
Arifin (2011: 141) yang menyatakan kajian “penelitian kualitatif adalah fenomena
atau kejadian yang berlangsung dalam situasi sosial tertentu, peneliti terjun langsung
ke lapangan, untuk membaca, memahami dan mempelajari situasi. Kegiatan peneliti
adalah mengamati, mencatat, bertanya dan menggali sumber yang erat hubungannya
dengan peristiwa yang sedang terjadi saat itu.” Sedangkan Berg dalam Satori (2009:
191) menjelaskan “Qualitative Research (QR) thus refers to the meaning, concepts,
definitions, characteristics, methapors, simbols, and descriptions of things”. Artinya
adalah penekanan penelitian kualitatif lebih menekankan terhadap makna, konsep,
definisi, karakteristik, metafora, simbol, dan deskripsi hal-hal yang dikaji dalam
penelitian.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa informasi yang
didapat dari informan, observasi, dokumen, tempat dan peristiwa. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling
(sampel bertujuan) karena dengan pertimbangan sampel yang diambil merupakan
orang yang menerapkan pelaksanaan internalisasi nilai empati sebagai upaya
mencegah ujaran kebencian dalam media sosial yaitu guru mata pelajaran PPKn serta
orang yang merasakan dampak dari pelaksanaan tersebut yaitu peserta didik kelas XI
di SMA Batik 2 Surakarta.
Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi,
dan studi dokumen. Wawancara dilakukan dengan Wakil Kepala Sekolah Bagian
Kurikulum, Guru PPKn, serta peserta didik kelas XI SMA Batik 2 Surakarta.
Observasi dilakukan ketika proses pembelajaran PPKn di dalam kelas, serta studi
dokumen dilakukan dengan menganalisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang dirancang oleh Guru Mata Pelajaran PPKn.
Teknik uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah trianggulasi
metode dan trianggulasi data. Menggunakan trianggulasi data karena pengumpulan
data dilakukan dengan berbagai jenis data dan tentunya dengan data dengan jenis
yang sama namun dengan beberapa sumber yang berbeda. Sedangkan digunakannya
trianggulasi metode yaitu data yang telah terkumpul di dapat dengan menggunakan
metode yang berbeda yaitu observasi, wawancara dan analisis dokumen.
Dalam dokumen RPP yang telah peneliti telaah terdapat secara tersirat
pada materi pokok Persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI dengan KD 2.6
yaitu bersikap proaktif dalam menerapkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia serta materi yang tercantum
berupa Faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan Bangsa
Indonesia. Sedangkan implementasi proses pembelajaran guru informan
melakukan pengembangan tersendiri namun tetap mengacu RPP yang telah
dirancang. RPP menjadi acuan atau pedoman guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran sesuai topik tertentuk yang akan dikaji berupa ujaran kebencian
adalah salah satu faktor pemicu konflik yang dapat mengancam persatuan dan
kesatuan dalam bingkai NKRI.
Kedua, yaitu tahap pelaksanaan berupa serangkaian proses pembelajaran
yang dilakukan dalam kelas yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Berdasarkan hasil wawancara, observasi serta studi
dokumen diketahui bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran PPKn
mendukung untuk mengimplementasikan internalisasi nilai empati dan
mengintegrasikan proses internalisasi nilai empati tersebut guna mencegah ujaran
kebencian di media sosial dalam pembelajaran PPKn. Hal tersebut secara tidak
langsung menuntun peserta didik menjadi insan yang memahami nilai dan
moralitas dalam kehidupannya sesuai dengan salah satu misi sosio-kultural pada
PKn menurut Winataputra dalam Winarno (2014: 12) yaitu:
Misi sosio-kultural adalah memfasilitasi perwujudan cita-cita, sistem
nilai, konsep, prinsip, dan praksis demokrasi dalam konteks
pembangunan masyarakat madani Indonesia melalui pengembangan
partisipasi warga negara secara cerdas dan bertanggung jawab dalam
kegiatan sosio-kultural secara kreatif demi tumbuh kembangnya
komitmen moral dan sosial kewarganegaraan.
PKn juga menghadapi kendala eksternal yaitu kritikan dan tuntutan dari
berbagai lapisan masyarakat berkaitan dengan semangat demokratisasi yang
semakin meningkat dengan segala eksesnya…. Kendala eksternal lainnya
yaitu pendidikan Indonesia dihadapkan pada berbagai persoalan dan situasi
global yang berkembang cepat sestiap waktu baik yang bermuatan positif
maupun yang bermuatan negative atau bertentang dengan kerpibadian bangsa
Indonesia.
Kendala yang ditemukan dari hasil penelitian berupa kendala dari luar serta
kendala dari dalam yang telah disebutkan dapat mencerminkan bahwa
pelaksanaan internalisasi nilai empati sebagai upaya mencegah ujaran kebencian
pada media sosial yang terintegrasi dalam pembelajaran PPKn belum sepenuhnya
optimal.
A. Simpulan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka peneliti
dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk Sekolah
Mengingat perkembangan teknologi dan komunikasi di era modern
kini semakin pesat sekiranya perlu diadakan sosialisasi terhadap peserta
didiknya untuk menggunakan media sosial secara bijak agar terhindar dari
tindakan ujaran kebencian di internet terutama pada media sosial karena hal
tersebut bertentangan dengan hukum.
2. Untuk Guru
a. Dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi digital
hendaknya guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan
pembelajaran terutama untuk membentuk karakter peserta didik sebagai
warga negara digital (Digital Citizenship) yang baik.
b. Hendaknya guru dapat lebih mengembangkan materi yang berkaitan
dengan isu-isu di sekitar kehidupan peserta didik akibat dari
perkembangan teknologi informasi digital.
c. Hendaknya guru dapat mengembangkan serta mengoptimalkan pola
internalisasi nilai empati ataupun nilai-nilai lainnya untuk mencegah
hal-hal yang menyimpang dari peserta didik dalam penggunaan media
sosialnya.
3. Untuk Peserta Didik
a. Peserta didik harus selalu menjunjung etika dan norma dalam
menggunakan internet terutama media sosial agar tidak melakukan hal-
hal yang berunsur melanggar hukum ITE seperti ujaran kebencian.
b. Peserta didik harus dapat mengontrol emosi ketika menemukan konten
dalam media sosial yang tidak sesuai dengan pemikirannya, sehingga
dapat mencerminkan sebagai pengguna media sosial yang bijak.
4. Untuk Wali Peserta Didik
Memberi masukan, pengawasan dan pendampingan untuk
mengarahkan anaknya menggunakan media sosial secara baik dan bijaksana,
sehingga tidak memicu perilaku ujaran kebencian dalam akun media
sosialnya.
5. Untuk Peneliti Lain
a. Dalam pelaksanaan penelitian ini tidak luput dari keterbatasan yaitu
responden dalam penelitian ini hanya peserta didik pada kelas XI, hal ini
menyebabkan hasil penelitian kurang dapat mewakili peserta didik
dalam sekolah secara keseluruhan. Penelitian selanjutnya sebaiknya
lebih memperluas responden mulai kelas X, XI, dan XII agar hasil
penelitian dapat lebih mewakili peserta didik secara keseluruhan.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan
referensi penelitian serta dapat dijadikan pertimbangan untuk
memperdalam penelitian serupa.
c. Sebagai bahan referensi penelitian di sektor kemasyarakatan, karena
penelitian ini dilakukan di sektor instansi sekolah.
d. Apabila terdapat peneliti lain yang hendak melakukan penelitian searah
dengan topik penelitian penulis, hendaknya dapat lebih mendalami
kajian bentuk pelanggaran UU ITE lainnya selain pelanggaran ujaran
kebencian.
DAFTAR PUSTAKA
Fahrimal, Yuhdi. (2018). Netiquette: Etika Jejaring Sosial Generasi Milenial Dalam
Media Sosial. Jurnal Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIPOL, Universitas
Teuku Umar.
Howe, David. (2015). Empati Makna dan Pentingnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ribble, Mike & Bailey, Gerald. (2004). Digital Citizenship Addressing Appropriate
Technology Behavior. US & Canada: ISTE (International Society for
Technology in Education. (Vol. 32), No. 1.