You are on page 1of 13

EduChemia Vol.7, No.

1, 2022
(Jurnal Kimia dan Pendidikan) e-ISSN 2502-4787

CRITICAL THINKING SKILLS AND SELF-


REGULATED LEARNING OF STUDENTS DURING
THE COVID-19 PANDEMIC
Linda Lidiawati1, 2; Indarini Dwi Pursitasari 1; Leny Heliawati1

1
Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan
2)
SMP Negeri 8 Kota Bogor

Email:* lidiawatilinda175@gmail.com; **indarini.dp@unpak.ac.id

Received: 06 Maret 2021. Accepted: 19 November 2022. Published: 31 Desember 2022


DOI: 10.30870/educhemia.v7i1.10627

Abstract. This study aims to analyze critical thinking skills and self-regulated learning of
Junior High School Students on Change States of Matter material during online learning
during Pandemic Covid 19. The research subjects were 200 junior high school students in the
city and district of Bogor who had received the material for Change States of Matter. Data
were collected using a test of critical thinking skills with multiple choice types and a
questionnaire to measure students' self-regulated learning. The indicators used to measure
critical thinking skills refer to FRISCO (Focus. Reason, Inference, Situation, Clarity,
Overview), and indicators of learning independence include 3 phases, namely, planning,
implementation, and evaluation. The data obtained were then analyzed descriptively and
quantitatively. The results of this study indicate that the average level of students' critical
thinking skills is still low, namely 33.34%, and the level of learning independence is quite
good at 52.45%. There is a significant relationship between students' self-regulated learning
and critical thinking skills (Sig = 0.000) in online learning mode.

Keywords: Critical Thinking Skills, Self-Regulated Learning, The Covid-19 Pandemic

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan berpikir kritis dan
kemandirian belajar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada materi Perubahan Wujud
Zat selama pembelajaran daring di masa Pandemi Covid 19. Subyek penelitian adalah 200
siswa SMP di kota dan kabupaten Bogor yang sudah mendapatkan materi Perubahan Wujud
Zat. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes keterampilan berpikir kritis dengan tipe
pilihan ganda serta angket untuk mengukur kemandirian belajar siswa. Indikator yang
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis mengacu pada FRISCO (Focus.
Reason, Inference, Situation, Clarity, Overview) dan indikator kemandirian belajar meliputi
3 fase yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Data yang diperoleh selanjutnya
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah, yaitu 33,34% dan tingkat
kemandirian belajar cukup baik sebesar 52,45%. Terdapat hubungan yang bermakna antara
kemandirian belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis (Sig= 0.000) pada moda
pembelajaran daring.
Kata kunci: Keterampilan Berpikir Kritis; Kemandirian Belajar; Pandemi, Covid 19

1
2 EduChemia,Vol.7, No.1, 2022 Lidiawati, Pursitasari, Heliawati

PENDAHULUAN di masa mendatang dengan adanya dunia

Pembelajaran secara daring masih VUCA (Volatile, Uncertain, Complex

merupakan langkah paling bijaksana and Ambiguous), yaitu situasi yang

untuk mengurangi kemungkinan siswa bergejolak, tidak pasti, kompleks, dan

dan guru terinfeksi virus Covid-19. tidak jelas (Shivdavani, 2016; Fung &

Wabah virus ini telah mengubah berbagai Lam, 2020). Kondisi pada masa pandemi

aspek kehidupan termasuk Pendidikan. Covid saat ini adalah contoh kongkrit

Menurut UNESCO lebih dari 1,5 juta dari situasi tersebut, yang ternyata

atau 90% populasi siswa di dunia mempengaruhi setiap aspek kehidupan

terdampak oleh penutupan sekolah (Siry, manusia secara cepat (Sintema, 2020;

2020). Pemerintah Indonesia telah Islam, 2020). Untuk itu siswa perlu

mengeluarkan Surat Edaran mengenai berlatih menerapkan berbagai strategi

Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam dalam menyelesaikan segala

Masa Darurat Penyebaran Covid-19 permasalahan yang akan dihadapi,

(Mendikbud RI, 2020). Pelaksanaan melalui keterampilannya dalam berpikir

pembelajaran daring selama ini tingkat tinggi.

memunculkan kekhawatiran terjadinya Menurut Kemendikbud (2013)

penurunan kalitas seperti rendahnya pembelajaran IPA pada Kurikulum 2013

keterampilan berpikir kritis siswa (Ichsan harus mampu mengembangkan cara

dkk., 2020; Putri, dkk 2020) dan berpikir tingkat tinggi sehingga

kemandirian belajar (Hidayat dkk, 2020; menghasilkan siswa yang kompeten,

Warmi dkk., 2020). Kemandirian belajar memiliki budaya berpikir kritis dengan

secara metakognitif akan mendorong nuansa teknologi, lingkungan dan

siswa untuk menguasai konsep-konsep masyarakat. Sesuai dengan

mengenai alam semesta (IPA) melalui Permendikbud No.70 Tahun 2013, tujuan

kecakapan 4Cs yang dimiliki yaitu kurikulum 2013 adalah mempersiapkan

Communication, Collaboration, Critical manusia Indonesia menjadi warga negara

Thinking and problem solving, Creative yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,

and innovative (Redhana, 2019; Hasni & dan afektif serta mampu

Setiasih, 2019). mengimplementasikan pada kehidupan

Kecakapan abad 21 sangat penting sehari-hari. Pembelajaran yang

dikuasai siswa generasi Z, sebagai modal dimaksud meliputi pendidikan akhlak,

untuk menghadapi tantangan yang berat kecakapan hidup dan pengembangan

e-ISSN 2502-4787
Critical Thinking Skills and Self-Regulated Learning... 3

bakat serta minat siswa (Dinas memiliki kemandirian belajar yang tinggi
Pendidikan Kota Bogor, 2020). diharapkan lebih mudah menguasai
Kecakapan hidup yang dapat aspek-aspek lainnya, seperti keterampilan
dikembangkan selama pembelajaran 4C’s seperti berpikir kritis.
daring ini adalah kemandirian belajar Penelitian tentang keterampilan
(Self egulated Learning) yang akan berpikir kritis oleh Ennis (2018) dengan
membantu siswa dalam mencapai mengembangkan indikator berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis yang optimal. FRISCO, yaitu Focus (fokus), Reason
Kemandirian belajar dapat (alasan), Inference (kesimpulan),
diidentifikasi melalui kemampuan siswa Situation (situasi), Clarity (kejelasan) dan
dalam menyelesaikan masalah dan Overview (mengecek kembali) telah
tugasnya secara mandiri dengan banyak digunakan dalam penelitian
pemantauan oleh guru sebagai fasilitator pendidikan di bidang IPA (Nuryanti dkk,
(Zuraida dkk, 2017). Proses kemandirian 2018; Rahmawati dkk, 2019; Ihsan dkk,
belajar dimulai pada fase awal saat 2019). Peningkatan kemampuan berpikir
individu mampu merancang belajarnya kritis akan berkorelasi positif terhadap
sendiri sesuai dengan tujuan, fase meningkatnya kemampuan berpikir
pelaksanaan saat individu menerapkan kreatif dan kemampuan berkomunikasi
strategi pelaksanaan rancangan siswa (Abrami, dkk., 2015; Apriliana,
belajarnya, serta fase evaluasi saat dkk, 2018). Pembelajaran daring itu
individu mampu memantau kemajuan sendiri sangat tergantung pada
belajarnya sendiri (Schunk, 2011; Nilson, komunikasi dua arah, dimana setiap
2013). Berdasarkan ketiga fase siswa dapat berpartisipasi secara aktif
kemandirian tersebut, maka dirumuskan melalui media pembelajaran maupun
bahwa indikator kemandirian belajar media sosial (Ainiyah, 2018; Hidayah &
yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: Rahmanah, 2019; Chen, dkk., 2020).
(1) kemauan belajar; (2) mempersiapkan Adapun peran guru adalah sebagai
kegiatan belajar; (3) menetapkan tujuan motivator dan fasilitator siswa dalam
belajar (4) konsep diri/ kemampuan diri. mengkonstruksi ilmu pengetahuan
(5) mampu menghadapi tantangan; (6) melalui berbagai strategi pembelajaran.
menggunakan sumber yang relevan; (7) Pada penelitian yang sudah dilakukan
memilih, strategi belajar; dan (8) sebelumnya mengenai pembelajaran
mengevaluasi hasil belajar. Siswa yang daring bertujuan untuk menggali tingkat

e-ISSN 2502-4787
4 EduChemia,Vol.7, No.1, 2022 Lidiawati, Pursitasari, Heliawati

motivasi siswa dalam mengikuti kemandirian siswa diharapkan dapat


pembelajaran daring (Li & Tsai, 2017; membangkitkan kreativitas dan inovasi
Setyaningsih, dkk., 2020), mengetahui guru dalam merancang pembelajaran
efektivitas penggunaan media bahan ajar daring berorientasi pada kemandirian
untuk kemandirian belajar (Sari, dkk., belajar, yang akan berkorelasi positif
2016), media laboratorium virtual terhadap meningkatnya keterampilan
terhadap penguasaan konsep siswa berpikir kritis siswa.
(Hikmah, dkk., 2017) maupun efektivitas
METODE
media aplikasi (Thongmak, 2018;
Penelitian deskriptif kuantitatif
Broadbent, dkk., 2020). Penelitian
yang dilakukan mengacu kepada
mengenai keterampilan berpikir kritis
Siregar (2013) dengan menggunakan
yang telah dilakukan (Putri, et al., 2020;
tes keterampilan berpikir kritis dengan
Rasmawan, 2020) belum mengaitkan
tipe pilihan ganda serta angket
dengan aspek kemandirian belajar siswa.
kemandirian belajar. Tahapan yang
Adanya hasil riset tentang profil
dilakukan adalah pengumpulan data,
keterampilan berpikir kritis dan
klasifikasi dan analisis atau pengolahan
kemandirian belajar siswa SMA oleh
data disertai pembuatan kesimpulan.
Hidayat, dkk. (2020) maupun Warmi,
Penelitian ini dilakukan terhadap 200
dkk. (2020) serta hubungannya dengan
siswa SMP dari 20 sekolah negeri
keterampilan berpikir kritis (Broadbent &
maupun swasta di kota dan kabupaten
Fuller-Tyszkiewicz, 2018; Nurfalah,
Bogor, yang merupakan 73 siswa laki-
dkk., 2019) mendorong peneliti untuk
laki dan 127 siswa perempuan.
melakukan riset lebih lanjut terhadap
Pengambilan sampel dilakukan
siswa SMP sebagai dasar untuk
menggunakan teknik purposive
penerapan strategi belajar di masa
sampling melalui pemberian Google
pandemi Covid-19.
Formulir yang diedarkan via Whats
Berdasarkan urgensinya maka perlu
App.
dilakukan analisis terhadap profil
Data dikumpulkan dengan
maupun hubungan antara keterampilan
menggunakan tes keterampilan berpikir
berpikir kritis dan kemandirian siswa saat
kritis dengan tipe pilihan ganda serta
pembelajaran daring pada materi
angket untuk mengukur kemandirian
perubahan wujud zat. Pemahaman
belajar siswa. Pada penelitian ini
mengenai keterampilan berpikir kritis dan

e-ISSN 2502-4787
Critical Thinking Skills and Self-Regulated Learning... 5

digunakan instrumen keterampilan pernyataan positif dan negatif sebanyak


berpikir kritis terdiri dari 6 soal yang 18 soal, yang merupakan adaptasi dari
mencakup 6 indikator keterampilan indikator yang dikembangkan Schunk
berpikir kritis, yang diadaptasi dari (2011) dan Nilson (2013). Skala Likert
Ennis (2018). Indikator tersebut adalah digunakan dengan empat alternatif
FRISCO yang terdiri dari Focus (fokus), jawaban, dimana skor 4 menyatakan
Reason (alasan), Inference sangat tidak setuju, skor 3 menyatakan
(kesimpulan), Situation (situasi), Clarity tidak setuju, skor 2 menyatakan setuju,
(kejelasan) dan Overview (mengecek dan skor 1 menyatakan sangat setuju.
kembali). Data diolah dengan Indikator kemandirian belajar siswa
menggunakan penilaian skala 0 untuk beserta pertanyaan yang diajukan
jawaban salah dan 1 untuk jawaban benar. terdapat pada Tabel 2.
Adapun indikator soal keterampilan Tabel 2. Indikator Kemandirian Belajar (Self
berpikir kritis dapat dilihat pada Tabel 1. Regulated Learning)

Kategori Indikator Sub Indikator


Tabel 1. Indikator Soal Berpikir Kritis
Perencanaan 1. Kemauan - Memiliki
Indikator Indikator Soal (Planning) belajar semangat
Berpikir 2. Persiapan belajar
Kritis kegiatan - Mempersiapkan
Focus Disajikan berbagai jenis percobaan, belajar materi esok hari
siswa mampu memilih percobaan 3. Menetapkan - Memiliki visi
yang tepat untuk membuktikan suatu tujuan belajar dan tujuan
fenomena. belajar
Reason Diberikan wacana mengenai Pelaksanaan 4. Mampu - Tidak mudah
perubahan kimia pada pembuatan (Implementati menghadapi putus asa pada
roti, siswa dapat menjelaskan alasan on) tantangan masalah
peristiwa mengembangnya adonan 5. Menggunakan - Mampu
roti sumber yang memanfaatkan
Inference Disajikan sebuah wacana percobaan relevan sumber
kimia, siswa diminta menyimpulkan informasi
hasil pengamatan. 6. Memilih - Menyelesaikan
Situation Diberikan suatu wacana percobaan, strategi belajar tugas tepat
siswa memprediksi hasil reaksi waktu
kimia antara soda kue di dalam Evaluasi 7. Konsep diri/ - Percaya diri
balon dengan dalam cuka dapur. (Evaluation) kemampuan menyelesaikan
Clarity Diberikan sebuah tabel, siswa diri tugas
diminta menggolongkan jenis
perubahan zat terjadi pada gula di 8. Melakukan - Mengevaluasi
gambar 1 dan gambar 2. refleksi hasil cara belajar
Overview Disajikan sebuah percobaan soda kue belajar berdasarkan
dan cuka, siswa diminta untuk hasil.
memilih reaksi kimia yang paling Adaptasi dari Schunk, 2011 dan Nilson, 2013
tepat.
Sebelum digunakan untuk mengambil
Selain itu siswa diberikan tes angket data, instrumen keterampilan berpikir
kemandirian belajar dengan jenis

e-ISSN 2502-4787
6 EduChemia,Vol.7, No.1, 2022 Lidiawati, Pursitasari, Heliawati

kritis dan kemandirian belajar diuji HASIL DAN PEMBAHASAN


validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji Pembelajaran secara daring selama
validitas dan reliablitas menunjukkan semua masa Pandemi Covid 19 ternyata
butir yang disusun dinyatakan valid dengan menunjukkan hasil masih rendahnya
koefisien reliabilitas 0,833. Hal ini tingkat keterampilan berpikir kritis
mengacu pada Sujarweni (2015) bahwa maupun kemandirian belajar siswa. Hal
jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata
dianggap reliabel atau konsisten. (mean) dari setiap variabel pada Tabel 5.
Data keterampilan berpikir kritis diolah Standar deviasi data keterampilan
menggunakan persamaan 1 mengacu Karim berpikir kritis siswa memiliki nilai yang
& Normaya (2015) untuk selanjutnya cukup besar (SD= 22,120), maka dapat
dikategorisasikan seperti pada Tabel 3. dianggap bahwa varian data
Adapun data kemandirian belajar keterampilan berpikir kritis siswa lebih
dikategorisasikan dengan mengacu heterogen dibandingkan kemandirian
Tabel 4 (Sya’ban, 2005) dan dianalisis belajar siswa yang lebih homogen
secara deskriptif dengan menghitung rata- (SD=10,276). Hal ini menunjukkan
rata, persentase, nilai maksimum, nilai kemandirian belajar siswa cenderung
minimum, dan standar deviasi. sama antara satu dengan yang lainnya.
(1) Untuk interpretasi skor keterampilan
berpikir kritis pada Tabel 6.
Tabel 3. Kategori Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keterampilan
Interpretasi (%) Kategori Berpikir Kritis
81,26 < X ≤ 100 Sangat tinggi Freku- Persen-
71,26 < X ≤ 81,25 Tinggi Kategori Kumulatif
ensi tase
62,51 < X ≤ 71,25 Sedang Rendah 36 18.0 18.0
43,76 < X ≤ 62,50 Rendah Sangat rendah 137 68.5 68.5
0 < X ≤ 43,75 Sangat Rendah Sangat tinggi 9 4.5 4.5
Adaptasi Karim & Normaya (2015) Sedang 18 9.0 9.0
Total 36 18.0
Tabel 4. Kategori Kemandirian Belajar
Hasil analisis tingkat keterampilan
Interval Skor Kategori
Ideal (%) berpikir kritis menunjukkan
> 91 Sangat Baik
70 - 91 Baik kecenderungan terbesar ada di kategori
49 - < 70 Cukup Baik
< 49 Kurang Baik sangat rendah (68,5%), diikuti
Adaptasi Sya’ban (2005)
kategori rendah (18%), sedang (9%)
dan kategori sangat tinggi (4,5%),

e-ISSN 2502-4787
Critical Thinking Skills and Self-Regulated Learning... 7

namun tidak ada siswa yang memiliki indikator keterampilan berpikir kritis
kategori tinggi (0%). Adapun pada materi Perubahan Wujud Zat
keberhasilan responden dalam diperlihatkan pada Gambar 1.
menjawab soal yang benar menurut

Gambar 1.
Analisis
Indikator
Berpikir
Kritis

Hasil analisis data memperlihatkan kemampuan siswa mengidentifikasi jenis


fakta kemampuan berpikir kritis siswa perubahan zat, serta indikator Focus
yang tertinggi adalah pada indikator (5,5%) dimana kemampuan siswa dalam
Inference (64%), saat siswa mampu menganalisis percobaan yang tepat.
menyimpulkan hasil pengamatan dari Indikator keterampilan berpikir kritis
suatu percobaan, diikuti indikator tersebut memiliki relevansi dengan
Situation (40,5%) yaitu kemampuan kemandirian belajar siswa pada
siswa memprediksi hasil pengamatan pembelajaran di masa Pandemi Covid 19.
pada sebuah percobaan dan Overview Berdasarkan analisis data dalam
(38,5%) dimana siswa harus mampu kuesioner kemandirian belajar siswa pada
memilih reaksi yang tepat pada pembelajaran daring, diperoleh gambaran
percobaan kimia. Adapun tiga indikator umum sebagaimana terdapat pada Tabel
yang mendapatkan nilai terendah adalah 7.
Reason (28,5%), yaitu kemampuan siswa
memilih alasan yang tepat,diikuti
indikator Clarity (23%) menguji

e-ISSN 2502-4787
8 EduChemia,Vol.7, No.1, 2022 Lidiawati, Pursitasari, Heliawati

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kemandirian korelasi antara dua variabel karena


Belajar Siswa
nilainya lebih besar daripada Chi
Freku- Persen-
Kategori Kumulatif
ensi tase Square tabel yaitu, 21,0261 (α = 0,05;
Baik 12 6 6.0
Cukup baik 105 52.5 58.5 df=12). Oleh karena itu dapat
Kurang 82 41 99.5
baik disimpulkan bahwa tingkat kemampuan
Sangat baik 1 0.5 100.0
Total 200 100.0
berpikir kritis siswa dipengaruhi oleh
kemandirian belajar siswa,
Hasil analisis tingkat kemandirian
Penelitian terhadap profil
belajar siswa selama pembelajaran
keterampilan berpikir kritis dan
daring menunjukkan kecenderungan
kemandirian siswa memperlihatkan fakta
ada dikategori cukup baik (52,5%),
bahwa tingkat keterampilan berpikir
diikuti kategori kurang baik (41%),
kritis siswa tergolong rendah dengan
baik (6 %) dan kategori sangat baik
varian cenderung heterogen. Hal tersebut
(0,5%). Hal ini menunjukkan
dapat disebabkan oleh asal sekolah
sebagian siswa (59%) sudah mulai
responden yang beragam, baik dalam hal
mampu mengembangkan sikap
status sekolah (negeri dan swasta)
kemandirian belajar, namun masih
maupun wilayah yang luas (kota dan
terdapat 41% siswa yang
kabupaten Bogor) sehingga standar
membutuhkan dorongan dari guru
kualitas pembelajaran di masing-masing
untuk meningkatkan kemandirian
sekolah tidak sama. Hal ini dapat
belajarnya.
mengakibatkan perbedaan kemampuan
Hasil identifikasi hubungan antara
berpikir kritis siswa mengalami variasi
kemandirian belajar dengan
yang besar. Fakta ini didukung penelitian
kemampuan berpikir kritis dilakukan
sebelumnya (Dewi & Prasetyo, 2016)
melalui pengujian korelasi Pearson (Chi
yang menyatakan bahwa siswa sekolah
Square). Perhitungan uji korelasi
negeri memiliki kemampuan yang lebih
menggunakan software SPSS Statistic
merata daripada siswa sekolah swasta.
26 memperlihatkan nilai korelasi 0,000
Implikasi dari sebaran nilai keterampilan
sehingga dapat disimpulkan terdapat
berpikir kritis yang luas adalah perlunya
hubungan secara bermakna (Sig. 0,000
standarisasi kualitas pembelajaran daring
< 0,05) dengan mengacu pada Santoso
oleh guru, baik sekolah negeri maupun
(2016). Nilai Pearson Chi Square
swasta. Salah satu solusi adalah melalui
sebesar 43,943 menunjukan adanya
pemberdayaan forum MGMP

e-ISSN 2502-4787
Critical Thinking Skills and Self-Regulated Learning... 9

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan kemandirian belajar, dapat dilatihkan


dengan mengadakan pelatihan guru melalui proses penguasaan konsep IPA di
mengenai pembelajaran yang berbasis kelas VII SMP, yaitu Perubahan Wujud
4Cs sehingga diharapkan akan mampu Zat yang membahas tentang perubahan
meningkatkan keterampilan berpikir wujud zat secara fisika maupun kimia
kritis siswa. (Riswahyuningsih, 2017; Sunandar &
Diantara indikator keterampilan Effendi, 2018; Nuraeni dkk, 2019).
berpikir kritis FRISCO, didapatkan hasil Materi ini berkaitan dengan kehidupan
bahwa nilai yang paling rendah adalah sehari-hari (kontekstual) dimana siswa
Focus, dimana siswa harus mampu diharapkan mampu mengkonstruksi
memilih percobaan yang tepat untuk sendiri konsep materi dengan penilaian
membuktikan atau mengkonstruksi suatu secara holistik oleh guru, baik melalui
konsep IPA. Siswa yang memiliki penggunaan instrumen keterampilan
keterampilan berpikir kritis yang tinggi berpikir kritis (Putu dkk., 2020) maupun
akan mampu merancang langkah-langkah instrumen kemandirian belajar siswa
tepat yang akan ditempuh untuk (Kartina & Subani, 2020).
mencapai tujuan tertentu, membuat Dampak positif pelaksanaan
kesimpulan yang akurat dan membuat pembelajaran daring selama ini adalah
keputusan yang benar (Gurcay & Ferah, siswa mulai membangun kemandirian
2018). Kesulitan penguasaan soal dalam belajar, seperti terlihat dari data
keterampilan berpikir kritis siswa dapat dimana lebih dari separuh jumlah
disebabkan oleh beberapa faktor, responden siswa berada pada level
beberapa diantaranya yaitu penerapan kemandirian cukup baik. Namun guru
strategi pembelajaran yang belum sesuai tidak boleh terlena dengan keadaan ini,
dan guru belum terbiasa siswa untuk karena persentase siswa yang
mengembangkan kemampuan memiliki kemandirian kurang juga masih
keterampilan berpikir kritis (Nurazizah, cukup besar. Kemandirian belajar ini
S. & Jauhari, 2017; Larsson, 2017). Perlu memiliki hubungan korelasi bermakna
upaya khusus untuk mengangani hal ini dengan keterampilan berpikir siswa saat
dengan menerapkan berbagai inovasi- pembelajaran daring. Hal ini sesuai
inovasi pembelajaran. dengan hasil penelitian Ghanizadeh
Inovasi pembelajaran untuk (2017) dan Nuraeni dkk. (2019) dimana
meningkatkan keterampilan berpikir kritis terjadi korelasi positif antara kemandirian

e-ISSN 2502-4787
10 EduChemia,Vol.7, No.1, 2022 Lidiawati, Pursitasari, Heliawati

belajar siswa dan keterampilan berpikir perlu membangun komunikasi yang lebih
kritis. Komunikasi aktif yang terjalin aktif dengan siswa, agar kemandirian
diantara sesama siswa dapat membantu belajar dapat meningkat secara signifikan
guru dalam upaya peningkatan efektifitas sehingga dapat meningkatkan pula
dan kemandirian belajar. Untuk itu guru keterampilan berpikir kritis siswa.

KESIMPULAN terhadap kemampuan berpikir kritis

Simpulan penelitian bahwa ternyata siswa. Berdasarkan hasil penelitian, maka

kemandirian belajar siswa SMP sebagian guru perlu mengembangkan strategi,

besar berada pada level cukup baik, metode, sumber belajar, dan media

karena adanya komunikasi yang sudah pembelajaran yang sesuai dengan

terbangun dengan cukup baik antar siswa kebutuhan belajar secara mandiri demi

maupun siswa dan guru. Tingkatan mencapai kemampuan berpikir tingkat

kemandirian belajar yang cukup baik tinggi.

memiliki hubungan yang bermakna

DAFTAR RUJUKAN

Broadbent, J., & Fuller-Tyszkiewicz, M. 09781-6


(2018). Profiles in self-regulated Dewi, N. D. L., & Prasetyo, Z. K. (2016).
learning and their correlates for Pengembangan instrumen penilaian
online and blended learning students. IPA untuk memetakan critical
Educational Technology Research thinking dan practical skill peserta
and Development, 66(6), 1435–1455. didik SMP. Jurnal Inovasi
https://doi.org/10.1007/s11423-018- Pendidikan IPA, 2(2), 213.
9595-9 https://doi.org/10.21831/jipi.v2i2.119
Broadbent, J., Panadero, E., & Fuller- 63
Tyszkiewicz, M. (2020). Effects of Gurcay, D., & Ferah, H. O. (2018). High
mobile-app learning diaries vs online School Students’ Critical Thinking
training on specific self-regulated Related to Their Metacognitive Self-
learning components. Educational Regulation and Physics Self-Efficacy
Technology Research and Beliefs. Journal of Education and
Development, 68(5), 2351–2372. Training Studies, 6(4), 125.
https://doi.org/10.1007/s11423-020- https://doi.org/10.11114/jets.v6i4.298

e-ISSN 2502-4787
Critical Thinking Skills and Self-Regulated Learning... 11

0 https://doi.org/10.20527/edumat.v3i1
Hidayah, R., & Rahmanah, A. (2019). .634
Kepraktisan Permainan Simple Kartina, L., & Subani. (2020). Analisis
NOMIC Berbasis Android sebagai Kemandirian Siswa MTS pada Mata
Media Pembelajaran pada Materi Pelajaran IPA. Schrödinger: Journal
Tata Nama Senyawa Anorganik of Physics Education (SJPE), 1(1),
Sederhana. EduChemia (Jurnal 30–35.
Kimia Dan Pendidikan), 4(2), 195. Larsson, K. (2017). Understanding and
https://doi.org/10.30870/educhemia.v teaching critical thinking—A new
4i2.5884 approach. International Journal of
Hidayat, D. R., Rohaya, A., Nadine, F., Educational Research, 84(May), 32–
& Ramadhan, H. (2020). 42.
Kemandirian Belajar Peserta Didik https://doi.org/10.1016/j.ijer.2017.05.
Dalam Pembelajaran Daring Pada 004
Masa Pandemi Covid -19. Perspektif Li, L. Y., & Tsai, C. C. (2017).
Ilmu Pendidikan, 34(2), 147–154. Accessing online learning material:
https://doi.org/10.21009/pip.342.9 Quantitative behavior patterns and
Hikmah, N., Saridewi, N., & Agung, S. their effects on motivation and
(2017). Penerapan Laboratorium learning performance. Computers
Virtual Untuk Meningkatkan and Education, 114, 286–297.
Pemahaman Konsep Siswa. https://doi.org/10.1016/j.compedu.20
EduChemia (Jurnal Kimia Dan 17.07.007
Pendidikan), 2(2), 186. Nilson, L. B. (2013). Creating self-
https://doi.org/10.30870/educhemia.v regulated learners. Virginia: Stylus.
2i2.1608 Nuraeni, S., Feronika, T., & Yunita, L.
Karim, K., & Normaya, N. (2015). (2019). Implementasi Self-Efficacy
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dan Keterampilan Berpikir Kritis
dalam Pembelajaran dalam Siswa Pada Pembelajaran Kimia di
Pembelajaran Matematika dengan Abad 21. Jambura Journal of
Menggunakan Model Jucama di Educational Chemistry, 1(2), 49–56.
Sekolah Menengah Pertama. EDU- https://doi.org/10.34312/jjec.v1i2.25
MAT: Jurnal Pendidikan 53
Matematika, 3(1). Nurazizah, S., Sinaga, P., & Jauhari, A.

e-ISSN 2502-4787
12 EduChemia,Vol.7, No.1, 2022 Lidiawati, Pursitasari, Heliawati

(2017). Profil Kemampuan Kognitif Forming. EduChemia (Jurnal Kimia


dan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Pendidikan), 5(2), 134.
Siswa SMA pada Materi Usaha dan https://doi.org/10.30870/educhemia.v
Energi. Jurnal Penelitian & 5i2.7934
Pengembangan Pendidikan Fisika, Riswahyuningsih, T. (2017).
3(2), 197–202. Mengembangkan Bahan Ajar
https://doi.org/10.21009/1.03211 Klasifikasi Materi dan Perubahannya
Nurfalah, A., Prihatini, D., Hidayat, W., Bermuatan Science, Technology,
& Rohaeti, E. E. (2019). Hubungan Society, Environment. Tri
Antara Kemampuan Berpikir Kritis Riswahyuningsih, 1(1), 107.
Matematis dan Kemandirian Belajar Sari, I., Sonjaya, Y., & Anwar, S. (2016).
Siswa SMA Cimahi. Journal On Penggunaan Bahan Ajar Hasil
Education, 02(01), 167–173. Terjemahan Dan Kemandirian
Putri, C. D., Pursitasari, I. D., & Rubini, Belajar. EduChemia, 1(1), 36–50.
B. (2020). Problem Based Learning Setyaningsih, S., Rusijono, R., &
Terintegrasi StEM di Era Pandemi Wahyudi, A. (2020). Pengaruh
Covid-19 untuk Meningkatkan Penggunaan Media Pembelajaran
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Interaktif Berbasis Articulate
Jurnal IPA Dan Pembelajaran IPA, Storyline Terhadap Motivasi Belajar
4(2), 193. dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
https://doi.org/10.24815/jipi.v4i2.178 Kerajaan Hindu Budha di Indonesia.
59 Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan
Putu, N., Utami, S., Adi, E., Agung, I. G., Ilmu Pengetahuan, 20(2), 144–156.
Negara, O., Dasar, P., & Ganesha, U. https://doi.org/10.30651/didaktis.v20
P. (2020). Model Discovery Learning i2.4772
Berbantuan Media Kreatif Terhadap Singgih Santoso. (2016). Panduan
Keterampilan Berpikir Kritis Pada Lengkap SPSS versi 20 (Edisi
Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Revisi). Elex Media Computindo.
Kelas V. 3(1), 28–34. Siregar, S. (2013). Metode Penelitian
Rasmawan, R. (2020). Development of Kuantitatif; Dilengkapi dengann
SETS-Based Teaching Materials in Perhitungan Manual dan SPSS.
Acid-Base Accompanied by Critical Jakarta: Kencana.
Thinking Exercises and Moral Sujarweni Wiratna V. (2015). SPSS untuk

e-ISSN 2502-4787
Critical Thinking Skills and Self-Regulated Learning... 13

Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru 6(1)30-53


Press. Warmi, A., Adirakasiwi, A. G., Santoso,
Sya’ban, A. (2005). Teknik analisis data E., Karawang, U. S., Majalengka, U.,
penelitian. Universitas Siswa, K. B., & Daring, P. (2020).
Muhammadiyah Prof Dr Hamka. Motivasi dan kemandirian belajar
Thongmak, M. (2018). Creating gameful siswa pada mata pelajaran
experience in the object-oriented matematika di masa pandemi covid-
programming classroom: A case 19 (Studi pada siswa kelas VII
study. Online Journal of Applied SMPN 3 Karawang tahun pelajaran
Knowledge Management, 6(1), 30– 2019-2020). Jurnal Education and
53. Development, 8(3), 197–202.
https://doi.org/10.36965/ojakm.2018.

e-ISSN 2502-4787

You might also like