You are on page 1of 10

ISSN : 2579 – 6151

e-ISSN : 2614 – 8242.


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika
Email : holistika@umj.ac.id

DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MASA


PANDEMI COVID-19 UNTUK MEMPERTAHANKAN STUDENT
WELLBEING’S KELAS 2 SD LAB SCHOOL FIP UMJ

Imam Mujtaba1)*, Dindin Rosyidin2), Andriyani3)


1)
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Jl. KH Ahmad Dahlan Cireundeu Ciputat Tangerang Selatan 15419
2)
Lab School FIP UMJ, Jl. KH Ahmad Dahlan Cireundeu Ciputat Tangerang Selatan 15419
3) )
Lab School FIP UMJ, Jl. KH Ahmad Dahlan Cireundeu Ciputat Tangerang Selatan 15419
*
imam.mujtaba@umj.ac.id, dirosya@yahoo.co.id, bundaindri.yani80@gmail.com

Diterima: 12 05 2021 Direvisi: 19 05 2021 Disetujui: 24 05 2021

ABSTRACT
This study aims to design Islamic Religious Education (PAI) learning in the FIP UMJ class 2 Lab
School in an effort to maintain student's well-being in the Covid 19 pandemic era. The method used in
this research is descriptive analytical by conducting interviews with school principals and education
teachers Islam. The learning design used is a model developed by Dick and Carey which consists of:
identifying learning objectives, carrying out intactional analysis, analyzing students and the context,
formulating specific learning objectives, developing assessment instruments, developing learning
strategies, using teaching materials, designing and developing evaluations. formative, revise the
learning program and design and develop summative evaluations. The PAI learning design at the Lab
School FIP UMJ is very useful for schools in maintaining student's well-being, so that learning can
run effectively.
Keywords: instructional design, Islamic Religious Education, student's well-being, COVID-19
pandemic.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendesain pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Lab
School FIP UMJ kelas 2 dalam upaya mempertahankan student’s well-being pada era pandemi
covid 19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan melakukan
wawancara kepada kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam. Desain pembelajaran yang
digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Dick and Carey yang terdiri dari:
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis intraksional, analaisis siswa dan konteks,
merumuskan tujuan pembelajaran khusus, mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan
strategi pembelajaran, penggunaan bahan ajar, merancang dan mengembangkan evaluasi formatif,
melakukan revisi terhadap program pembejalaran dan merancang dan mengembangkan evaluasi
sumatif. Desain pembelajaran PAI di Lab School FIP UMJ sangat bermanfaat untuk sekolah
dalam mempertahankan student’s well-being, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif.

1
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume V No. 1 Mei 2021 e-ISSN : 2614 – 8242._

Kata kunci : desain pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, student’s well-being, pandemi covid
19.

PENDAHULUAN
Lab School FIP UMJ di masa pandemi covid-

P
roses belajar mengajar pada masa
pandemi covid 19 mengalami berbagai 19.
macam kendala. Amalia menguraikan A. Desain Pembelajaran
ada beberapa kendala yang ditemukan,

R
eigeluth (2013) memberikan definisi
antara lain ada keterbatasan kemampuan desain pembelajaran sebagai kisi-kisi
adaptasi dan penguasaan teknologi informasi dari penerapan teori belajar dan
oleh guru dan siswa, sarana dan prasarana yang pembelajaran untuk memfasilitasi proses
kurang memadai, akses internet terbatas, belajar seseorang. Sementara Gagne, dkk.
kurangnya kemauan untuk menganggarkan sebagaimana yang dikutip oleh Syadzili (2018)
(Amalia & Sa’adah, 2020). mengembangkan konsep desain
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama pembelajaran dengan menyatakan bahwa
(SKB) 4 Menteri; yaitu Menteri Pendidikan dan desain pembelajaran memantau proses belajar
kebudayaan, Menteri Agama, Menteri dalam seseorang, dalam proses belajar itu sendiri
Negeri, dan Menteri Kesehatan menyatakan memiliki tahapan jangka pendek (segera
bahwa setiap sekolah wajib memberikan harus dilakukan) dan jangka panjang.
layanan belajar tatap muka terbatas setelah Desain pembelajaran dapat
seluruh pendidik dan tenaga kependidikan
didefinisikan sebagai bangun rancang
menerima vaksin Covid-19. "Pada ajaran baru
di bulan Juli 2021 diharapkan seluruh satuan pembelajaran yang memungkinkan siswa
pendidikan dapat menyediakan layanan belajar dengan baik. Guru dapat memiliki kreasi
pembelajaran tatap muka secara terbatas" ujar yang inovatif menciptakan bentuk-bentuk
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan model pembelajaran yang beragam sehingga
Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy kegiatan belajar dan mengajar berlangsung
dalam konferesi pers, Selasa (30/3/2021). dengan kondusif. Bangun rancang proses
pembelajaran tersebut meliputi strategi dan
Selain itu harus melalui sistem rotasi,
metode, media dan teknik yang digunakan
tatap muka dan PJJ, artinya pembelajaran
sehingga mencapai tujuan pembelajaran
dilakukan secara blended dengan memadukan
(Marbun, 2021).
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
B. Pendidikan Agama Islam
online. Sesuai dengan ketentuan tersebut, maka
guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk endidikan Agama Islam (PAI) adalah
dapat mendesain pembelajaran
mengakomodir pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran online. Desain pembelajaran
yang
P salah satu mata pelajaran wajib di
Sekolah Dasar. Mata Pelajaran PAI
memberikan pengetahuan
keterampilan serta membentuk sikap dan
dan
tersebut harus disesuaikan dengan konteks
materi pembelajaran yang ada pada kurikulum kepribadian peserta didik dalam mengamalkan
ajaran agama Islam (Nuraini, 2016). Selain itu
2013. Dari uraian tersebut maka perlu Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat
dilakukan penelitian tentang bagaimana desain membentengi dan mengarahkan para peserta
pembelajaran PAI yang efektif pada kelas 2

2
Imam Mujtaba, Dindin Rosyidin, Andriyani : Desain Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Masa Pandemi Covid-19 Untuk Mempertahankan Student
Wellbeing’s Kelas 2 Sd Lab School Fip Umj
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

didik serta dapat membentuk sikap dan atau keadaan yang: aman, tercapainya tujuan
kepribadian warga negara yang lebih baik (Jai hidup, bahagia, rukun, sehat, dan taat aturan.
et al., 2020). Pendidikan Agama Islam juga Dari sini dapat dipahami bahwa kesejahteraan
memberikan arahan kepada para siswa untuk siswa tidak hanya berkaitan dengan hal yang
berupaya terus menerus memberikan bersifat fisik namun juga bersifat sosial,
pembinaan, membentuk, dan mengarahkan psikologis, dan kognitif (Karyani et al., 2015;
seluruh siswa untuk berperilaku lebih baik Na’imah & Tanireja, 2017).
sesuai dengan ajaran Islam. Kesejahteraan adalah konsep luas dan
beragam yang menggambarkan aspirasi bagi
C. Student’s Wellbeing siswa untuk menjalani kehidupan yang bahagia
dan memuaskan. Kesejahteraan mencakup

N
obel dan Mcgrath (2016) menyebutkan
pengalaman subjektif siswa dan kemampuan
bahwa hanya ada tiga definisi yang
mereka (fungsi psikologis, kognitif, sosial dan
secara khusus berfokus pada
fisik). Ini sangat dipengaruhi oleh keadaan
kesejahteraan siswa:
objektif seperti lingkungan fisik dan hubungan
“Kesejahteraan adalah keadaan emosi positif
sosial (Centre for Adolescent Health et al.,
yang merupakan hasil dari harmoni antara
2018).
jumlah faktor konteks tertentu di satu sisi dan
kebutuhan pribadi dan harapan terhadap D. Pandemi Covid-19
sekolah di sisi lain" (Engels, Aelterman, Van
Petegem, & Schepens, 2004, 128).
“Kesejahteraan adalah sejauh mana siswa
merasa nyaman di sekolah lingkungan Hidup"
P andemi Covid 19 yang terjadi mulai akhir
tahun 2019 terus menyebar. Angka
kematian akibat Corona terus meningkat
sejak diumumkan pertama kali ada masyarakat
(De Fraine, Van Landeghem, Van Damme & yang positif terkena virus covid-19 pada awal
Onghena, 2005). Maret 2020 (Ratu et al., 2020). Hingga saat ini
“Kesejahteraan adalah sejauh mana siswa (9/5/2021) secara global di seluruh dunia telah
berfungsi secara efektif komunitas sekolah" tersebar di 223 negara dan korban yang telah
(Fraillon, 2004). terkonfirmasi sebanyak 157.289.118 jiwa,
Selaras dengan tiga definisi di atas sementara korban meninggal mencapai
Roffey (2012) menyebutkan bahwa 3.277.272 jiwa. Sementara di Indonesia positif
kesejahteraan siswa di sekolah sangat terkait covid 19 sebanyak 1.713.684, membuh
dengan proses pembelajaran. Tingkat 1.568.277, dan meninggal 47.012 jiwa (data
kesejahteraan siswa di sekolah ditunjukkan oleh sebaran covid 19, https://covid19.go.id/).
tiga hal: (1) kepuasan mereka dengan Hal tersebut mempengaruhi perubahan-
kehidupan di sekolah, (2) keterlibatan mereka perubahan dan pembaharuan kebijakan untuk
dengan pembelajaran, dan (3) perilaku sosial- diterapkan. Kebijakan baru juga terjadi pada
emosional mereka. Kesejahteraan siswa yang dunia pendidikan, mulai bulan Maret 2021
optimal adalah keadaan yang berkelanjutan, mengubah pembelajaran yang harus datang ke
yang ditandai dengan perasaan dan sikap yang kelas atau suatu gedung, dalam hal ini sekolah,
didominasi positif, hubungan positif di sekolah, menjadi cukup di rumah saja. Anjuran
ketahanan, pengoptimalan diri, dan tingkat pemerintah untuk stay at home dan physical
kepuasan yang tinggi dengan pengalaman and social distancing harus diikuti dengan
belajar. perubahan modus belajar tatap muka menjadi
Sementara hasil penelitian Karyani dkk. dan online.
Na’imah menyatakan bahwa student wellbeing
(kesejahteraan siswa) sebagai suatu suasana

3
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume V No. 1 Mei 2021 e-ISSN : 2614 – 8242._

METODE PENELITIAN Kemendikbud, 2012) pada masa pandemi


etode yang digunakan dalam covid-19.

M penelitian ini adalah deskriptif


analitik dengan kajian pustaka, yaitu
suatu kegiatan penelitian yang bertujuan
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
Guru mengidentifikasi tujuan pembelajaran
PAI kelas 2 berdasarkan kurikulum 2013.
melakukan kajian secara sungguh-sungguh Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
tentang teori-teori dan konsep-konsep yang pencapaian peserta didik yang dituangkan ke
berkaitan dengan desain pembelajarn dalam kompetensi dasar. Setelah
Pendidikan Agama Islam di masa masa mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang
pandemi covid-19. Adapun desain hendak dicapai, selanjutnyaa guru
pembelajaran dalam penelitian ini melanjutkan langkah berikutnya.
menggunakan model pembelajaran Dick and 2. Menganalisis instraksional.
Carey dengan mengikuti langkah-langkah Dalam menganalisis instraksional guru
sebagai berikut: mengkaji indikator apa saja yang perlu
dikuasai oleh peserta didik dalam mencapai
Gambar 1: Desain Pembelajaran menurut Dick tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
and Carey Analisis instraksional ini juga bertujuan
untuk melakukan analisis materi yang dapat
dilakukan secara tatap muka dan materi
yang hanya diberikan secara daring/online.
3. Analisis Peserta Didik dan Konteks.
Peserta didik perlu dianalisis berkaitan
dengan kemampuan awal yang mereka
Sumber: Walter Dick, Lou Carey (2015) miliki. Untuk mengetahui kemampuan awal
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran, peserta didik, dapat dilakukan dengan cara
2. Melakukan analisis intraksional, memberikan asesmen. Dengan adanya
3. Analaisis siswa dan konteks, asesmen ini materi pembelajaran akan
4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus, disesuaikan dengan kemampuan peserta
5. Mengembangkan instrumen penilaian, didik. Peserta didik yang memiliki
6. Mengembangkan strategi pembelajaran, kemampuan standar akan diberikan materi
7. Penggunaan bahan ajar, yang standar, peserta didik yang memiliki
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi kemampuan di bawah standar akan
formatif, diberikan materi di bawah standar juga akan
9. Melakukan revisi terhadap program diberikan pembelajaran remedial serta
pembejalaran dan peserta didik yang memiliki kemampuan di
10. Merancang dan mengembangkan evaluasi atas rata-rata akan diberikan materi
sumatif. pengayaan.
Adapun analisis konteks berkaitan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN kondisi peserta didik yang tetap ingin
A. Desain Pembelajaran PAI di Era melanjutkan kegiatan belajar dari rumah
Pandemi (BDR) dan peserta didik yang ingin mulai
esain pembelajaran yang digunakan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM)

D dalam penelitian ini adalah desain


pembelajaran yang dikembangkan oleh
Dick and Carey yang kemudian dijadikan
secara terbatas. Kedua konteks peserta didik
tersebut tetap akan mendapatkan pelayanan
pendidikan yang sama.
sebagai pedoman dalam membuat desain 4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas Tujuan pembelajaran khusus adalah turunan
2 Lab School FIP UMJ (Baedhowi, 2017; dari pembelajaran umum. Tujuan

4
Imam Mujtaba, Dindin Rosyidin, Andriyani : Desain Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Masa Pandemi Covid-19 Untuk Mempertahankan Student
Wellbeing’s Kelas 2 Sd Lab School Fip Umj
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

pembelajaran khusus dirumuskan dalam digunakan. Dalam membuat perencanaan


bentuk kata kerja yang dapat dilihat oleh pembelajaran urutan kegiatan hendaknya
mata (observable). Tujuan pembalajaran disusun secara ektif dan sistematis. Jika
khusus merupakah satu-satunya dasar untuk kegiatan pembelajarannya daring, tentu guru
menyusun kisi-kisi tes. Unsur-unsur dalam harus membuat aktivitas pembelajaran yang
tujuan pembelajaran khusus dikenal dengan melibatkan peserta didik agar peserta didik
ABCD yang berasal dari kata sebagai dapat melakukan interaksi dengan sumber
berikut: A= Audience, B= Behaviour, C= belajar. Sumber belajar daring ini bisa
Condition, dan D= Degree. Audience adalah berupa learning management system (LMS),
peserta didik yang akan belajar, behaviour aplikasi pembelajaran tertentu seperti
adalah perilaku spesifik yang akan edmodo, atau bahan pembelajaran mandiri
dimunculkan oleh peserta didik setelah (self instructional material) yang disusun
proses belajar, condition adalah kondisi atau oleh guru dalam memfasilitasi peserta didik
batasan yang dikenakan kepada peserta didik agar memungkinkan peserta didik dapat
atau alat yang digunakan peserta didik pada belajar secara mandiri di rumah. Penyusunan
saat tes, dan degree adalah tingkat bahan pembelajaran mandiri tentu harus
keberhasilan peserta didik dalam mencapai mengikuti kaidah-kaidah penyusunan yang
perilaku tersebut. telah dirumuskan oleh para ahli. Materi-
Dalam menuliskan tujuan pembelajaran materi yang dapat dipelajari secara daring
khusus, guru perlu mengklasifikasikan (tanpa tatap muka) ialah materi-materi
tujuan pembelajaran yang sifatnya pelajaran yang berhubungan dengan teori
konseptual atau teoritis dan tujuan atau konsep. Dalam pembelajaran PAI tentu
pembelajaran yang sifatnya praktikum. saja seorang guru PAI perlu
Kemampuan dalam membuat klasifikasi mengidentifikasi materi apa yang cocok
tersebut sangat diperlukan untuk membuat untuk dipelajari secara mandiri oleh siswa
strategi pembelajaran yang sesuai dengan lewat daring/ online.
kebijakan pendidikan di masa pandemi. Adapun dalam membuat strategi
5. Mengembangkan instrumen penilaian. pembelajaran yang sifatnya praktikum,
Penilaian dimaksudkan untuk mengukur pembelajaran tatap muka (PTM) tidak bisa
tingkat penguasaan setiap peserta didik diabaikan karena praktikum menuntut
terhadap perilaku yang tercantum dalam peserta didik dapat memperagakan secara
tujuan pembalajaran khusus. Dalam benar dan tepat tentang teori yang sudah
pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentu mereka pelajari, seperti materi tentang
paling tidak terdapat dua instrumen tes yaitu berwudu, maka kegiatan prakatikum wudu
tes tulis untuk mengukur sejauh mana harus dilakukan secara tatap muka agar guru
peserta didik memahami teori/ konsep dapt membimbing dan mengarahkan secara
agama Islam dan tes praktik yaitu untuk langsung bagaimana tata cara/ kaifiyat
mengetahui sejauh mana peserta didik dapat berwudu yang benar. Tidak mungkin peserta
mempraktikan teori/ konsep yang telah didik melakukan praktikum wudu tanpa
dikuasi. adanya bimbingan langsung atau hanya
6. Mengembangkan strategi pembelajaran. melalui media internet.
Strategi pembelajaran meliputi empat 7. Penggunaan bahan ajar.
komponen yang satu sama lain saling Pada penentuan bahan ajar, guru perlu
berkaitan yaitu urutan kegiatan memilih format media yang sesuai dengan
pembelajaran, metode pembelajaran, media lingkungan belajar peserta didik. Dalam
pembelajaran, dan alokasi waktu yang

5
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume V No. 1 Mei 2021 e-ISSN : 2614 – 8242._

mengembangkan bahan ajar terdapat kriteria Setelah diketahui hasil evaluasi formatif dan
yang perlu dipenuhi yaitu: memberikan rekomendasi terhadap program
a. Bahan ajar menjelaskan faktor yang pebelajaran, maka selanjutnya guru
menyebabkan perbaikan dalam melakukan revisi terhadap komponen-
pemilihan media dan sistem komponen pembelajaran meliputi: urutan
penyampaian agar sesuai dengan kegiatan pembelajaran, metode
kegiatan pembelajaran; pembelajaran, media pembelajaran, dan
b. Bahan ajar menjelaskan dan alokasi waktu yang digunakan. Lima
menyebutkan paket dalam komponen komponen tersebut tentu saja disesuaikan
pembelajaran; dengan mode belajar (daring atau luring).
c. Bahan ajar menjelaskan peran desainer Urutan pembelajaran pada mode daring
dalam pengembangan materi dan tentu saja akan berbeda dengan mode luring
penyampaian kegiatan pembelajaran; karena guru tidak bertatap muka secara
d. Bahan ajar menjelaskan prosedur untuk langsung dengan peserta didik. Peserta didik
mengembangkan bahan pembelajaran akan berinteraksi secara mandiri dengan
yang sesuai dengan strategi sumber belajar yang digunakan. Urutan
pembelajaran; pembelajaran daring yang dikemas dalam
e. Bahan ajar disusun berdasarkan strategi bahan pembelajaran mandiri tentu saja
pembelajaran. mensyaratkan agar peserta didik aktif belajar
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi secara mandiri tanpa dibimbing langsung
formatif. oleh guru. Begitupun dengan metode
Setelah menyusun bahan ajar, guru pembelajaran yang digunakan dalam
merenacanakan evaluasi formatif yang pembelajaran daring perlu disesuaikan
bertujuan untuk mengetahui apa yang harus dengan lingkungan belajar peserta didik.
ditingkatkan atau hal apa saja yang perlu Media pembelajaran yang digunakan pada
direvisi agar pembelajaran lebih efektif dan mode daring fokusnya adalah written
efisien. Evaluasi formatif menghasilkan resource atau sumber belajar tertulis baik
rekomendasi yang dihasilkan untuk yang dapat diambil dari buku, internet, atau
memperbaiki proses pembelajaran. Adapun bahan lainnya yang sifatnya online. Adapun
revisi yang dihasilkan dapat diklasifikasikan media pembelajaran luring lebih fokus
menjadi tiga bidang besar, yaitu: kepada media-media yang konkret sehingga
a. Isi dari produk pembelajaran peserta didik dapat berinteraksi langsung
b. Kegiatan pembelajaran yang meliputi secara fisik dengan media tersebut. Dalam
prosedur penggunaan bahan ajar dan menentukan alokasi waktu, tentu saja
penyajian bahan ajar terdapat perbedaan yang signifikan antara
c. Kualitas fisik bahan ajar mode pembelajaran daring dan tatap muka.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah Pada pembelajaran tatap muka alokasi waktu
kesimpulan bahwa evaluasi formatif bukan sudah ditentukan berdasarkan jadwal
digunakan untuk mengukur pencapaian kokurikuler sekolah. Untuk pembelajaran
siswa dalam pembelajaran melainkan untuk pendidikan agama Islam, alokasi waktu yang
mengukur sejauh mana pembelajaran disediakan adalah 3 jam pelajaran (JP) per
berjalan secara efektif dan efisien sehingga minggu. Guru menyesuaikan pembelajaran
tujuan pembelajaran baik tujuan dengan alokasi waktu yang sudah
pembelajaran umum ataupun tujuan ditentukan. Adapun alokasi pembelajaran
pembelajaran khusus dapat tercapai. daring yang dilakukan secara mandiri oleh
9. Melakukan revisi terhadap program peserta didik tidak ditentukan secara
pembelajaran. sistematis oleh guru. Peserta didik dapat
menentukan waktu belajarnya sesuai dengan

6
Imam Mujtaba, Dindin Rosyidin, Andriyani : Desain Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Masa Pandemi Covid-19 Untuk Mempertahankan Student
Wellbeing’s Kelas 2 Sd Lab School Fip Umj
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

kondisi lingkungan peserta didik, sehingga agama Islam (PAI) 2013. Sebagai contoh
waktu belajar lebih fleksibel. Hal penting tujuan pembelajaran pada PAI kelas 2
yang harus dilakukan oleh peserta didik adalah KD 3.5: mengenal tata cara salat
adalah bagaimana agar tujuan pembelajaran fardu dan KD 4.5: mempraktikan salat fardu
yang ingin dicapai dalam rentang waktu lengkap dengan bacaannya (Adawiyah,
tertentu dapat dipenuhi. Menyamakan 2021).
alokasi waktu pembelajaran online dan tatap Setelah itu guru melakukan identifikasi
muka adalah sebuah kesalahan fatal yang terhadap tujuan pembelajaran di atas terkait
perlu dihindari karena akan berdampak dengan bagaimana guru merancang
kepada miskonsepsi pembelajaran daring pembelajaran agar peserta didik dapat
dan tatap muka. mencapai tujuan pembelajaran, karena
10. Merancang dan mengembangkan evaluasi tujuan pembelajaran di atas mensyaratkan
sumatif. materi-materi atau teori-teori pendukung
Evaluasi sumatif diberikan pada akhir lainnya yang harus dikuasi oleh peserta
pembelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk didik dalam hal ini materi pendukung
menentukan keberhasilan peserta didik lainnya adalah pengertian salat, macam-
setelah mengikuti proses pembelajaran dan macam salat fardu dan waktunya serta tata
akan menghasilkan nilai akhir peserta didik. cara salat sesuai tuntunan Nabi Muhammad
Pada pembelajaran elearning, dapat saw.
dilakukan beberapa alternatif evaluasi 2. Melakukan analisis instraksional.
seperti ujian oline pilihan ganda, presentasi Setelah guru melakukan identifikasi
online, membuat website atau blog, terhadap tujuan pembelajaran yang harus
portofolio online, dan tugas kelompok dicapai oleh peserta didik, guru menentukan
online. Kelima evaluasi tersebut dapat materi yang dapat dilakukan secara daring
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal dengan belajar mandiri adalah berkaitan
sebagai berikut. dengan pengertian salat, macam-macam
a. Sampaikan rubrik penilaian di awal salat fardu dan waktunya serta tata cara salat
pembelajaran sesuai tuntunan Nabi Muhammad saw.
b. Analisis hasil dari penilaian sumatif Adapun praktik melakukan salat fardu perlu
untuk mengidintifikasi tren dan area- dilakukan secara tatap muka karena peserta
area yang dapat ditingkatkan didik perlu mendapatkan bimbingan
c. Bedakan antara penilaian sumatif dan langsung oleh guru, agar guru dapat
formatif mencontohkan dan mengoreksi, secara
d. Gunakan berbagai jenis penilaian untuk langsung jika terdapat gerakan dan bacaan
memenuhi gaya belajar yang berbeda. salat yang tidak tepat.
3. Analaisis siswa dan konteks.
B. Implementasi Desain Pembelajaran PAI Setelah melakukan analisis instraksional,
di Kelas 2 Labs School FIP UMJ guru melakukan analisis terhadap
Berdasarkan desain pembelajaran yang telah kemampuan siswa untuk mengetahui siswa
diutarakan di atas, bagaimana mana yang perlu mendapatkan perhatian
implementasinya di satuan pendidikan akan khusus dan perlu adanya kegiatan remedial
diberikan gambaran secara konkret di bagian untuk menyamakan kemampuan awal
ini. dengan peserta didik lainnya dan peserta
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran didik mana yang memiliki kemampuan
Guru mengidentifikasi tujuan pembelajaran standar sehingga peserta didik siap untuk
yang mengacu kepada kurikulum pendidikan mendapatkan pembelajaran tersebut.

7
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume V No. 1 Mei 2021 e-ISSN : 2614 – 8242._

Adapun berkenaan dengan analisis terhadap mempraktikan tata cara salat fardu sesuai
konteks siswa, yaitu guru melakukan tuntunan Nabi Muhammad saw. Kedua
pemetaan terhadap lingkungan belajar penilaian di atas harus direncanakan dengan
peserta didik terutama ketika pembelajaran membuat kisi-kisi soal, sekaligus membuat
daring dilakukan seperti menganalisis rubrik penilaian yang jelas.
berapa persen siswa yang sudah friendly 6. Mengembangkan strategi pembelajaran.
dengan teknologi dan berapa persen peserta Strategi pembelajaran mengacu kepada
didik yang belum beradaptasi dengan tujuan pembelajaran. Berkaitan dengan
teknologi. Kedua karakter peserta didik strategi pembelajaran berikut akan disajikan
tersebut perlu mendapatkan pelayanan yang rencana pembelajaran untuk materi salat
sama sehingga guru mengadaptasikan fardu.
penggunaan teknologi sesuai dengan Urutan kegiatan pembelajaran tatap muka:
keadaan lingkungan belajar peserta didik. a. Menyiapkan ketertiban siswa sebelum
Tidak menutup kemungkinan guru memulai pelajaran
memberikan beberapa alternatif treatment b. Guru bersama siswa mendengarkan dan
untuk peserta didik agar semua dapat bernyanyi lagu tentang salat
mengikuti proses pembelajaran secara c. Guru meminta salah satu siswa untuk
mandiri ketika dilakukan secara daring. mencontohkan tata cara salat fardu.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus. d. Guru bersama siswa membacakan dalil
Guru menentukan tujuan pembelajaran tentang salat fardu.
khusus agar tujuan pembelajaran umum e. Guru menjelaskan pengertian dari salat
dapat tercapai. Adapun tujuan pembelajaran fardu.
khusus pada materi salat fardu kelas 2 Lab f. Siswa menyebutkan macam-macam salat
School FIP UMJ adalah: fardu dan waktunya
a. Melalui praktik salat, peserta didik dapat g. Guru menjelaskan perbedaan salat fardu
membiasakan salat fardu tepat waktu yang dilaksanakan secara sendiri dan
b. Melalui praktik salat, peserta didik dapat secara berjamaah
membiasakan salat fardu dengan penuh h. Guru menjelaskan hukum perkara jika
kesadaran meninggalkan salat fardu
c. Melalui tayangan video pembelajaran, i. Guru bersama siswa membacakan bacaan
peserta didik dapat menyebutkan nama di dalam salat fardu.
gerakan salat fardu j. Guru tanya jawab tentang hal-hal yang
d. Melalui tayangan video pemebelajaran, belum diketahui siswa.
peserta didik dapat menunjukan bacaan k. Guru bersama siswa bertanya jawab
salat sesuai dengan gerakannya. meluruskan kesalahan pemahaman,
e. Melalui praktik salat, peserta didik dapat memberikan penguatan dan
mempraktikkan gerakan dan bacaan salat penyimpulan.
fardu dengan serasi. Metode pembelajaran:
5. Mengembangkan instrumen penilaian. a. Pendekatan: Saintifik yaitu sebuah
Berdasarkan materi pembelajaran PAI di pendekatan yang terdiri dari kegiatan
atas maka instrumen penilaian yang mengamati, menanya, mengumpulkan
dirancang oleh guru terdiri dari dua jenis informasi/mencoba,
penilaian. Pertama adalah tes tulis untuk mengasosiasi/mengolah informasi, dan
menilai penguasaan materi pengertian salat, mengkomunikasikan.
macam-macam salat fardu dan waktunya. b. Metode: tanya jawab, diskusi, penugasan
Kedua adalah tes praktik yang dilakukan dan ceramah.
secara tatap muka untuk mengetahui c. Media Pembelajaran: Video
kemampuan peserta didik dalam pembelajaran dan PPT, dengan Alokasi

8
Imam Mujtaba, Dindin Rosyidin, Andriyani : Desain Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Masa Pandemi Covid-19 Untuk Mempertahankan Student
Wellbeing’s Kelas 2 Sd Lab School Fip Umj
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

Waktu: 2 kali pertemuan. Adapun salat. Adapun rubrik penilaian terdiri dari
pembelajaran daring dilakukan dengan penilaian bacaan salat dan gerakan salat.
cara siswa menyaksikan dan menyimak Untuk tes tulis dilakukan secara daring
video pembelajaran yang diunggah oleh dengan menggunakan Sistem Informasi
guru melalui channel youtube “pesona Sekolah (SIS) sistem yang dimiliki oleh Lab
guru”. School FIP UMJ yang memberikan fasilitas
7. Penggunaan bahan ajar Computer Based Test (CBT). Dengan sistem
Bahan ajar pada materi salat fardu untuk tersebut peserta didik dapat log in dengan
pembelajaran tatap muka dapat berupa buku akunnya masing-masing dan menyelesaikan
ajar dan video tentang tata cara salat fardu. soal sesuai dengan durasi waktu yang
Sedangkan untuk pembelajaran daring dapat ditentukan. Adapun hasilnya real time
berupa elearning yaitu dengan aplikasi LMS artinya siswa dapat mengetahui langsung
yang didesain oleh guru meliputi materi- skor yang diperoleh setelah menyelesaikan
materi ajar, juga terdapat latihan-latihan soal tes.
yang dikerjakan secara mandiri. LMS Dengan mengimplementasikan desain
didesain secara menarik dan interaktif pembelajaran PAI kelas 2 Lab School FIP
sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk UMJ di masa pandemi covid 19 dengan
melakukan interaksi dengan sumber baik, guru diharapkan dapat
bealajar. mempertahankan student’s wellbeing
8. Merancang dan mengembangkan evaluasi sehingga peserta didik dapat mengikuti
formatif. pembelajaran dengan efektif dan antusias,
Evaluasi formatif dilakukan pada setiap baik pembelajaran yang dilakukan secara
pertemuan untuk mengetahui sejauh daring mapun pembelajaran yang dilakukan
mana proses kegiatan belajar dapat secara tatap muka.
memenuhi dan menjawab tujuan
pembalajaran yang diinginkan. Evaluasi SIMPULAN
formatif diberikan dengan soal singkat
berupa isian.

D
esain pembelajaran pendidikan agama
9. Melakukan revisi terhadap program Islam (PAI) kelas 2 Lab School FIP
pembejalaran. UMJ pada masa pandemi dapat
Setelah dilakukan evaluasi formatif guru mempertahankan student’swellbeing. Desain
melakukan perbaikan perencanaan pembelajaran PAI dirancang berdasarkan
pembelajaran untuk pertemuan kedua. Hal- tahapan-tahapan yang jelas, menurut Dick and
hal yang dianggap memerlukan perbaikan Carey tahapannya terdiri dari: mengidentifikasi
diterapkan pada pembelajaran kedua tujuan pembelajaran, melakukan analisis
sehingga pembelajaran pada pertemuan intraksional, analaisis siswa dan konteks,
kedua berjalan secara maksimal. merumuskan tujuan pembelajaran khusus,
10. Merancang dan mengembangkan evaluasi mengembangkan instrumen penilaian,
sumatif. mengembangkan strategi pembelajaran,
Evaluasi sumatif dilakukan dengan penggunaan bahan ajar, merancang dan
memberikan tes tertulis daan praktik. Tes mengembangkan evaluasi formatif, melakukan
tulis terdiri dari 15 soal meliputi 10 soal revisi terhadap program pembejalaran serta
pilihan ganda dan 5 soal isian. Adapun merancang dan mengembangkan evaluasi
praktik salat dilakukan secara tatap muka sumatif.
langsung. Setiap peserta didik diberikan
waktu secara bergiliran untuk melakukan REFERENSI

9
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume V No. 1 Mei 2021 e-ISSN : 2614 – 8242._

Adawiyah, R. (2021). RPP Al Islam Kelas 2 SD Wellbeing Policy and Practices. In


Lab School FIP UMJ (p. ). Sekolah Dasar Springer. Springer International
Lab School FIP UMJ. Publishing.
http://www.springer.com/series/10150
Amalia, A., & Sa’adah, N. (2020). Dampak
Wabah Covid-19 Terhadap Kegiatan Nuraini, M. F. M. (2016). Implementasi
Belajar Mengajar Di Indonesia. Jurnal Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran
Psikologi, 13(2), 214–225. Pendidikan Agama Islam Di Sd
https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.35 Muhammadiyah Terpadu Ponorogo.
72 Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 52.
https://doi.org/10.24269/ijpi.v1i2.167
Baedhowi, A. A. (2017). Kurikulum Pendidikan
Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Ratu, D., Uswatun, A., & Pramudibyanto, H.
Bahasa Arab (ISMUBA) Tahun 2017. (2020). Pendidikan Dalam Masa Pandemi
Majlis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Covid-19. Jurnal Sinestesia, 10(1), 41–48.
https://sinestesia.pustaka.my.id/journal/art
Centre for Adolescent Health, Evans-Whipp, icle/view/44
T., Mundy, L., Canterford, L., Patton, G.
C., & Australia. Department of Education Reigeluth, C. M. (2013). What is instructional-
and Training. (2018). Student wellbeing, design theory and how is it changing?
engagement and learning across the Instructional-Design Theories and
middle years. Models: A New Paradigm of Instructional
Theory, 2(January 1999), 5–29.
Jai, A. J., Rochman, C., & Nurmila, N. (2020). https://doi.org/10.4324/9781410603784-6
Peran Pendidikan Agama Islam Dalam
Membentuk Karakter Jujur Pada Siswa. Roffey, S. (2012). Pupil wellbeing -Teacher
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, wellbeing: Two sides of the same coin?
10(2), 257–264. Educational and Child Psychology, 29(4),
https://doi.org/10.24042/atjpi.v10i2.4781 8–17.

Karyani, U., Prihartanti, N., Dinar, W., Lestari, Syadzili, M. F. R. (2018). Peran Desain
R., Hertinjung, W. S., Prasetyaningrum, Pembelajaran dalam Pengembangan
J., Yuwono, S., & Partini, D. (2015). The Moral Anak Didik. \Jurnal Ilmiah Prodi
Dimensions of Student Well-being. Pendidikan Agama Islam, 10(2), 128–135.
Seminar PSikologi & Kemanusiaan, 413– http://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.
419. https://doi.org/27/18/4969 php/tadib/article/view/170

Kemendikbud. (2012). Kurikulum 2013. In Walter Dick, Lou Carey, J. O. C. (2015). The
Kemdikbud RI (p. ). Kemdikbud RI. Systematic Design of Instruction (J.
http://kemdikbud.go.id/main/?lang=id Johnson (ed.)). Pearson.
www.ablongman.com
Marbun, P. (2021). Disain Pembelajaran Online
Pada Era Dan Pasca Covid-19. CSRID
Journal, 12(2), 129.
https://doi.org/10.22303/csrid.12.2.2020.1
29-142

Na’imah, T., & Tanireja, T. (2017). Student


Well-being pada Remaja Jawa.
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian
Psikologi, 2(1), 1.
https://doi.org/10.21580/pjpp.v2i1.979

Noble, T., & Mcgrath, H. (2016). The


PROSPER School Pathways for Student

10

You might also like