You are on page 1of 7

Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

e-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 1, No. 1 (2021): page-page
http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/ijpgmi

POTRET PENDIDIKAN DI INDONESIA:


Pendidikan Pasca Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Fita Larasati Octavia Abdillah


Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia
fitalarasati20@gmail.com

ABSTRACT

The Covid-19 pandemic has had a major impact on all areas of human life. One of the impacts
that can be felt is in the world of education, with activity restrictions imposed by the Indonesian
government requiring distance learning (PJJ). In this paper, we will discuss the impact of
distance learning (PJJ) on the quality of educational learning and solutions to overcome these
problems. This study uses a descriptive qualitative approach, with a literature study data
collection method in which data or information collection is carried out and obtained through
documents, whether written, photos, pictures, or digital documents that support the writing
process. From the results of the data obtained will be analyzed more deeply to later draw a
conclusion. The results showed several post-distance learning impacts (PJJ), namely laziness in
learning, and learning outcomes that were not optimal. From the problems found, the solution
to overcome this is by applying suitable learning methods and according to the needs and
characteristics of students, establishing good cooperation with various parties, especially the
government, schools, and parents to improve the quality of education. Increased teacher
competence must also be considered in order to be able to bring and create a good learning
atmosphere, so that the results of learning will also be optimal in accordance with the expected
goals.

Keywords: Education; Pandemic Covid-19; Distance Learning

ABSTRAK

Pandemic Covid-19 memberikan dampak besar dalam segala bidang kehidupan


manusia. Salah satu dampak yang dapat dirasakan yaitu pada dunia pendidikan, dengan
pembatasan aktivitas yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia mengharuskan untuk
dilakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dalam tulisan ini akan membahas mengenai
dampak pasca pembelajaran jarak jauh (PJJ) terhadap kualitas pembelajaran pendidikan
dan solusi mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif, dengan metode pengumpulan data studi pustaka yang mana
pengumpulan data atau informasi dilakukan dan didapatkan melalui dokumen-
dokumen, baik itu tertulis, foto, gambar, maupun dokumen digital yang mendukung
dalam proses penulisan. Dari hasil data yang diperoleh nantinya akan dianalisis lebih
dalam untuk nantinya dapat ditarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
beberapa dampak pasca pembelajaran jarak jauh (PJJ), yaitu kemalasan belajar, dan hasil
belajar yang tidak optimal. Dari permasalahan yang ditemukan, solusi untuk mengatasi
hal tersebut yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang cocok dan sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, menjalin kerjasama yang baik dengan
berbagai pihak terutama pemerintah, sekolah, dan orang tua untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Peningkatan kompetensi guru juga harus diperhatikan guna dapat

1
Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Vol. 1, No. 1 (2021)

membawa dan menciptakan suasana belajar yang baik, sehingga hasil dari pembelajaran
juga akan optimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kata-Kata Kunci: Pendidikan; Pandemi Covid-19; Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

PENDAHULUAN
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan kebijakan pemerintah Indonesia untuk
menyikapi dan menekan penyebaran Covid-19 dalam bidang pendidikan. Pembelajaran
jarak jauh (PJJ) merupakan strategi pembelajaran yang diorganisir guna menjadi perantara
antara siswa dengan pendidiknya, dan memanfaatkan teknologi maupun pertemuan tatap
muka yang minimal untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran. Terhitung dari bulan
Juni 2020 – Agustus 2020, sebanyak 62,5 juta pelajar mulai dari pendidikan jenjang PAUD
hingga Perguruan Tinggi telah melaksanakan pembelajaran dengan system Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) (Artikel Republika, Evaliasi …). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan system pembelajaran yang menggantikan
pembelajaran atau pertemuan tatap muka secara langsung dengan perantara teknologi
sebagai kebijakan dalam mencegah penyebaran pandemic Covid-19.
Setelah kurang lebih satu setengah tahun pembelajaran dilakukan secara jarak jauh,
dan penyebaran virus Covid-19 mulai mereda maka perlahan para lembaga pendidikan juga
membenahi dan menyiapkan segala hal untuk kembali melaksanakan pembelajaran tatap
muka seperti sebelumnya. Kesiapan lingkungan belajar atau ruang kelas, metode
pembelajaran, fasilitas atau media yang menunjang pembelajaran, dan kesiapan guru dalam
menyambut kembali pembelajaran tatap muka harus benar-benar disiapkan secara matang.
Hal ini dilakukan agar siswa bisa merasa senang dan nyaman kembali ke sekolah seperti
sebelumnya.
Pasca penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) memberikan dampak terhadap siswa
yang mempengaruhi pembelajaran tatap muka yang saat ini dilaksanakan. Karena memang
kompetensi yang diajarkan atau disampaikan dalam pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran jarak jauh sedikit berbeda muatan kompetensinya. Pembelajaran jarak jauh
(PJJ) yang merupakan kebijakan yang diambil sesuai kurikulum darurat yang dalam
penerapannya menyajikan materi dan kompetensi minimum yang harus dicapai siswa
dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut membuat siswa harus mengalami adaptasi
dengan pembelajaran tatap muka yang saat ini dilakukan.
Dengan permasalahan yang ada harus menuntut pada masing-masing lembaga
pendidikan untuk mampu mendesain dan menerapkan strategi pembelajaran yang baik
guna mendukung pembelajaran terhadap siswa. Pihak-pihak yang terlibat langsung dan
mampu memberikan pengaruh terhadap kompetensi siswa seperti pemerintah, kepala
sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar yang dekat dengan siswa juga diharapkan
ikut serta dalam mendukung pembelajaran. Karena denganbanyaknya dukungan yang
diberikan terhadap siswa dan kegiatan pembelajarannya diharapkan mampu mengatasi dan
menyelesaikan permasalahan siswa dalam menghadapi dan menjalani kegiatan
pembelajaran secara optimal. Dengan hasil belajar yang optimal yang diperoleh, maka hal
tersebut akan mampu memberikan pengaruh yang baik untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.

2
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis

KAJIAN LITERATUR
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar
terprogram dalam bentuk pendidkan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan
luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang brtujuan optimalisasi pertimbangan
kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan
hidup secara tepat (Redja, 2012).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat,
bangsa dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1).
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk menyampaikan suatu
pengetahuan atau informasi yang berguna bagi peserta didik, serta wadah bagi peserta
didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan dapat disampaikan
melalui sebuah kegiatan pembelajaran yang menjembatani penyampaian kompetensi
pendidikan dengan peserta didik.
B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek. Pembelajaran padahakikatnya
tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakanaktifitas profesional
yang menuntut guru dapat menggunakan keterampilan dasarmengajar secara terpadu
serta menciptakan situasi efisien (Mashudi, Toha dkk, 2007).
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran
dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untukmembelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumberbelajar lainnya) dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2010).
Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja diilakukan untuk
memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu
tercapainya tujuan kurikulum (Hardini dan Puspitasari, 2012).
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran merupakan sebuah proses kegiatan interaksi yang dilakukan oleh guru
dan siswa dengan memberikan bantuan, bimbingan, dan pengajaran terhadap suatu
materi pengetahuan dalam suatu lingkungan belajar. Dengan tujuan pembelajaran
yaitu untuk dapat memberikan bekal pengetahuan dan pengembangan potensi yang
nantinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kehidupan siswa di masa depan.
C. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

3
Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Vol. 1, No. 1 (2021)

Pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang menggunakan


korespondensi sebagai alatuntuk berkomunikasi antara pembelajar dengan pengajar
(Mackenzie dalam Aristorahadi, 2008). Dalam pembelajaran jarak jauh memanfaatkan
sebuah perantara sebagai media komunikasi antara siswa dengan guru dalam ruang
belajar yang berbeda atau terpisah. Jadi pembelajaran jarak jauh merupakan sebuah
program pembelajaran yang memberikan kesempatan belajar di tempat terpisah.
Pembelajaran jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara terpisah dari kegiatan pengajaran yang
dilakukan guru, sehingga komunikasi antara siswa dan guru harus dilakukan dengan
bantuan media, seperti media cetak, elektronik, mekanis, dan peralatan lainnya (Moore
dalam Aristorahadi, 2008).
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah program pembelajaran yang
dilakukan secara terpisah antara guru dan siswa dengan memanfaatkan teknologi
sebagai perantara untuk menjadi sarana informasi bagi keduanya, sehingga pengajaran
terhadap materi pengetahuan dapat tetap dilakukan dan mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Pembelajaran jarak jauh adalah belajar yang direncanakan ditempat lain atau di
luar tempatnya mengajar. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik khusus dalam
mendesain materi pembelajaran, teknik-teknik khusus pembelajaran, metodologi
khusus komunikasi melalui berbagai media, dan penataan organisasi serta administrasi
yang juga khusus. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menjadi kebijakan pemerintah
pendidikan di Indonesia yang dibuat dengan merujuk pada kurikulum darurat. Yang
mana kurikulum darurat yang digunakan telah dipertimbangkan dan disesuaikan
dengan keadaan, kondisi, dan kebutuhan para pendidik dan peserta didik.
D. Fakor-Faktor Penghambat Pembelajaran Jarak Jauh
1. Budaya belajar kurang
Budaya belajar yang kurang tercermin dalam banyak hal seperti keengganan
mempelajari materi terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas, kurangnya bekal
pengetahuanyang cukup, ketergantungan pada admin, dan pola pikir yang tidak
mendukung. Budaya belajar yang kurang ini dapat diamati dalam pembelajaran
tatap muka, dan menjadi lebih menonjol pada pembelajaran jarak jauh karena
kurangnya pengawasan. Padahal, pemanfaatan tekonolgi itu sendiri dapat berperan
sebagai pendorong budaya belajar, khususnya yang bersifat partisipatoris. Budaya
belajar sangat penting untuk dimiliki peserta didik karena memengaruhi secara
langsung kualitas pembelajaran
Budaya belajar di dalam organisasi dikembangkan oleh banyak faktor seperti
kepemimpinan transformasional, keamanan psikologis, pengambilan keputusan
partisipatif, dan keterbukaan pada pendapat. Terdapat dua jenis budaya belajar:
budaya dalam dan budaya permukaan. Budaya dalam adalah budaya belajar yang
lebih diutamakan karena merupakan budaya belajar yang dimotivasi oleh minat
pada subjek atau pada penerapan profesionalnya. Sementara itu, budaya belajar
permukaan tidak diharapkan karena semata belajar dengan motivasi untuk
menyelesaikan sebuah tugas belajar atau karena takut akan kegagalan. Negara-
negara di Asia seperti Indonesia dan India memiliki kecenderungan mayoritas
masyarakatnya berbudaya belajar permukaan. Budaya belajar ini menjadikan

4
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis

kegiatan mengikuti pelatihan sebagai formalitas semata dan belajar secara mandiri
sangat minim dilakukan .
2. Standarisasi Sistem Supervisi Belum Ada
Supervisi yang belum terstandar menjadi salah satu penyebab mengapa PJJ
menjadi tidak efektif. Jika diklat dilakukan di sebuah balai, widyaiswara masih
mampu mengawasi aktivitas yang dilakukan oleh peserta dan menilai mana yang
konstruktif dan mana yang destruktif bagi pembelajaran mereka. Hal ini tidak
dapat dilakukan secara jarak jauh. Supervisi jarak jauh dihadapkan pada
permasalahan pertemuan yang tidak teratur dan ketidakmampuan melakukan
pertemuan karena berbagai alasan
Relevansi PJJ dengan Pekerjaan Beberapa peserta didik berpendapat bahwa
PJJ tidak atau kurang relevan dengan pekerjaan mereka. ASN di Papua Barat
memandang bahwa pembelajaran jarak jauh tidak relevan dengan manajemen ASN
, sementara widyaiswara yang dilatih di Jambi memandang PJJ hanya efektif untuk
memberikan tugas, bukan pembelajaran secara umum (Affiani, 2020). Walaupun
peserta didik menyatakan bahwa hal ini didasarkan pada pengalaman mereka
mengikuti PJJ beberapa kali, perkembangan teknologi dapat menimbulkan
permasalahan ini. Hal yang lebih penting adalah bagaimana hal ini dapat muncul
karena kegagalan pengajar dalam memberikan informasi dan pemahaman terkait
relevansi mata ajar dengan profesi peserta didik. Salah satu strategi yang dapat
diambil adalah mengangkat topik yang relevan dan terkini. Cara lain adalah
dengan melakukan kolaborasi antar para pelatih untuk membangun pemahaman
mengenai konteks lebih mendalam.
Jadi dengan mengingat beberapa kendala seperti yang telah disebutkan maka bagi
guru maupun siswa harus bisa beradaptasi agar mampu menguasai cara kerja system
program pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh. Kebijakan pihak sekolah dan
guru sebagai pihak yang memiliki peran besar dalam keberhasilan pembelajaran
diharapkan untuk mampu menciptakan atau membuat sebuah strategi pembelajaran
jarak jauh yang menunjang dan mendorong adanya keberhasilan pembelajaran.
METODE
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif karena penelitian ini
mempunyai tujuan untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapat, tanggapan
atau persepsi seseorang sehingga pembahasannya harus secara kualitatif atau menggunakan
uraian kata-kata. Penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari
semua aktivitas, objek, proses, dan manusia”. (Sulistyo-Basuki, 2010).
Dan menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka merupakan langkah
awal dalam metode pengumpulan data.Studi pustaka merupakan metode pengumpulan
data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung
dalam proses penulisan. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-
foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono,2020). Maka dapat
dikatakan bahwa studi pustaka dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang
dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

5
Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Vol. 1, No. 1 (2021)

Kemendikbud menyatakan bahwa dalam penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ)


menggunakan jenis pembelajaran, yakni luring dan daring. Luring disini merupakan
pembelajaran yang dalam prosesnya masih memungkinkan siswa untuk bisa mengakses
pembelajaran melalui program Belajar Dari Rumah yang disiarkan dari channel televisi
Nasional (TVRI) maupun radio yang mencakup tema pembelajaran literasi, numerasi, dan
pengembangan karakter siswa; serta kunjungan guru ke rumah-rumah siswa untuk
memberikan pemahaman lanjutan dari materi yang sedang dipelajari. Sedangkan
pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dalam prosesnya lebih pada
pemanfaatan teknologi melalui aplikasi conference, classroom, fitur Rumah Belajar dari
Kemendikbud, dan lain sebagainya.
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan sebelumnya, sehingga
memperoleh beberapa permasalahan pada siswa ynang dapat diambil dan dikaji lebih
mendalam. Pada pemaparan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ)
dilakukan sebagai bentuk kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan guan menekan
penyebaran virus Covid-19. Dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tersebut
menimbulkan berbagai dampak pula terhadap pembelajaran yang dilakukan, mulai dari
dampak positif maupun negative.
Adapun dampak positif yang dapat diambil yaitu mengikutsertakan pendidikan
sebagai salah satu bidang kehidupan untuk dapat berkontribusi dalam upaya menekan
penyebaran covid-19, memberikan pengalaman baru dan memberikan kesempatan bagi
siswa maupun guru untuk dapat melaksanakan pembelajaran dalam lingkungan belajar
yang terpisah, peningkatan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan, dan
sebagainya.
Sedangkan dampak negative dari pembeljaran jarak jauh (PJJ) diantaranya yaitu
siswa tidak dapat secara optimal memahami dan menguasai materi yang hanya
disampaikan melalui media pembelajaran jarak jauh, siswa cenderung hanya belajar saat
pembelajaran dilakukan saja, hasil belajar siswa yang menurun, dan kesulitan guru untuk
mengevaluasi hasil belajar siswa .
Selain permasalahan yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran dilakukan,
yang mana dengan mengingat dan melihat kondisi dan keadaan pandemic yang mulai
mengarami penurunan, maka mulai diterapkan pembelajaran tatap muka. Yang mana harus
kembali menuntut siswa untuk bisa beradaptasi kembali dengan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan. Dan selama adaptasi ini ditemukan beberapa permasalahan yaitu lost
learning atau hilangnya pemahaman siswa terhadap materi yang sebelumnya telah
diajarkan, kemalasan belajar tatap muka pada siswa, dan kurangnya kemampuan
memahami materi yang diajarkan dalam pembelajaran.

6
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis

REFERENSI

Republika, Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh. diakses


dari https://www.republika.id/posts/6983/evaluasi-pembelajaran-jarak-jauh pada 25
Desember 2021 pukul 21.00 WIB.

Mudyaharjo, Redja. (2012). Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafika
Persada.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1

Mashudi, Toha, dkk. (2007). Pembelajaran di SD. Diakses dari


http://masguruonline.wordpress.com/2013/05/20/karakteristik-umum-pembelajaran-
di-sekolah-dasar/ pada 25 Desember 2021 pukul 22.34 WIB.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP. Jakarta : Bumi Aksara.

Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep,
dan Implementasi). Yogyakarta : Familia.

Rahadi, Aristo. (2008). Konsepsi Pendiidkan TerbukaJarak Jauh. Cipayung

Basuki, Sulistyo. (2010). Metode Penelitian. Jakarta : Penaku.

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

You might also like