Professional Documents
Culture Documents
e-ISSN: xxxx-xxxx
Vol. 1, No. 1 (2021): page-page
http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/ijpgmi
ABSTRACT
The Covid-19 pandemic has had a major impact on all areas of human life. One of the impacts
that can be felt is in the world of education, with activity restrictions imposed by the Indonesian
government requiring distance learning (PJJ). In this paper, we will discuss the impact of
distance learning (PJJ) on the quality of educational learning and solutions to overcome these
problems. This study uses a descriptive qualitative approach, with a literature study data
collection method in which data or information collection is carried out and obtained through
documents, whether written, photos, pictures, or digital documents that support the writing
process. From the results of the data obtained will be analyzed more deeply to later draw a
conclusion. The results showed several post-distance learning impacts (PJJ), namely laziness in
learning, and learning outcomes that were not optimal. From the problems found, the solution
to overcome this is by applying suitable learning methods and according to the needs and
characteristics of students, establishing good cooperation with various parties, especially the
government, schools, and parents to improve the quality of education. Increased teacher
competence must also be considered in order to be able to bring and create a good learning
atmosphere, so that the results of learning will also be optimal in accordance with the expected
goals.
ABSTRAK
1
Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Vol. 1, No. 1 (2021)
membawa dan menciptakan suasana belajar yang baik, sehingga hasil dari pembelajaran
juga akan optimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
PENDAHULUAN
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan kebijakan pemerintah Indonesia untuk
menyikapi dan menekan penyebaran Covid-19 dalam bidang pendidikan. Pembelajaran
jarak jauh (PJJ) merupakan strategi pembelajaran yang diorganisir guna menjadi perantara
antara siswa dengan pendidiknya, dan memanfaatkan teknologi maupun pertemuan tatap
muka yang minimal untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran. Terhitung dari bulan
Juni 2020 – Agustus 2020, sebanyak 62,5 juta pelajar mulai dari pendidikan jenjang PAUD
hingga Perguruan Tinggi telah melaksanakan pembelajaran dengan system Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) (Artikel Republika, Evaliasi …). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan system pembelajaran yang menggantikan
pembelajaran atau pertemuan tatap muka secara langsung dengan perantara teknologi
sebagai kebijakan dalam mencegah penyebaran pandemic Covid-19.
Setelah kurang lebih satu setengah tahun pembelajaran dilakukan secara jarak jauh,
dan penyebaran virus Covid-19 mulai mereda maka perlahan para lembaga pendidikan juga
membenahi dan menyiapkan segala hal untuk kembali melaksanakan pembelajaran tatap
muka seperti sebelumnya. Kesiapan lingkungan belajar atau ruang kelas, metode
pembelajaran, fasilitas atau media yang menunjang pembelajaran, dan kesiapan guru dalam
menyambut kembali pembelajaran tatap muka harus benar-benar disiapkan secara matang.
Hal ini dilakukan agar siswa bisa merasa senang dan nyaman kembali ke sekolah seperti
sebelumnya.
Pasca penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) memberikan dampak terhadap siswa
yang mempengaruhi pembelajaran tatap muka yang saat ini dilaksanakan. Karena memang
kompetensi yang diajarkan atau disampaikan dalam pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran jarak jauh sedikit berbeda muatan kompetensinya. Pembelajaran jarak jauh
(PJJ) yang merupakan kebijakan yang diambil sesuai kurikulum darurat yang dalam
penerapannya menyajikan materi dan kompetensi minimum yang harus dicapai siswa
dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut membuat siswa harus mengalami adaptasi
dengan pembelajaran tatap muka yang saat ini dilakukan.
Dengan permasalahan yang ada harus menuntut pada masing-masing lembaga
pendidikan untuk mampu mendesain dan menerapkan strategi pembelajaran yang baik
guna mendukung pembelajaran terhadap siswa. Pihak-pihak yang terlibat langsung dan
mampu memberikan pengaruh terhadap kompetensi siswa seperti pemerintah, kepala
sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar yang dekat dengan siswa juga diharapkan
ikut serta dalam mendukung pembelajaran. Karena denganbanyaknya dukungan yang
diberikan terhadap siswa dan kegiatan pembelajarannya diharapkan mampu mengatasi dan
menyelesaikan permasalahan siswa dalam menghadapi dan menjalani kegiatan
pembelajaran secara optimal. Dengan hasil belajar yang optimal yang diperoleh, maka hal
tersebut akan mampu memberikan pengaruh yang baik untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
2
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis
KAJIAN LITERATUR
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar
terprogram dalam bentuk pendidkan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan
luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang brtujuan optimalisasi pertimbangan
kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan
hidup secara tepat (Redja, 2012).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat,
bangsa dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1).
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk menyampaikan suatu
pengetahuan atau informasi yang berguna bagi peserta didik, serta wadah bagi peserta
didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan dapat disampaikan
melalui sebuah kegiatan pembelajaran yang menjembatani penyampaian kompetensi
pendidikan dengan peserta didik.
B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek. Pembelajaran padahakikatnya
tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakanaktifitas profesional
yang menuntut guru dapat menggunakan keterampilan dasarmengajar secara terpadu
serta menciptakan situasi efisien (Mashudi, Toha dkk, 2007).
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran
dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untukmembelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumberbelajar lainnya) dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2010).
Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja diilakukan untuk
memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu
tercapainya tujuan kurikulum (Hardini dan Puspitasari, 2012).
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran merupakan sebuah proses kegiatan interaksi yang dilakukan oleh guru
dan siswa dengan memberikan bantuan, bimbingan, dan pengajaran terhadap suatu
materi pengetahuan dalam suatu lingkungan belajar. Dengan tujuan pembelajaran
yaitu untuk dapat memberikan bekal pengetahuan dan pengembangan potensi yang
nantinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kehidupan siswa di masa depan.
C. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
3
Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Vol. 1, No. 1 (2021)
4
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis
kegiatan mengikuti pelatihan sebagai formalitas semata dan belajar secara mandiri
sangat minim dilakukan .
2. Standarisasi Sistem Supervisi Belum Ada
Supervisi yang belum terstandar menjadi salah satu penyebab mengapa PJJ
menjadi tidak efektif. Jika diklat dilakukan di sebuah balai, widyaiswara masih
mampu mengawasi aktivitas yang dilakukan oleh peserta dan menilai mana yang
konstruktif dan mana yang destruktif bagi pembelajaran mereka. Hal ini tidak
dapat dilakukan secara jarak jauh. Supervisi jarak jauh dihadapkan pada
permasalahan pertemuan yang tidak teratur dan ketidakmampuan melakukan
pertemuan karena berbagai alasan
Relevansi PJJ dengan Pekerjaan Beberapa peserta didik berpendapat bahwa
PJJ tidak atau kurang relevan dengan pekerjaan mereka. ASN di Papua Barat
memandang bahwa pembelajaran jarak jauh tidak relevan dengan manajemen ASN
, sementara widyaiswara yang dilatih di Jambi memandang PJJ hanya efektif untuk
memberikan tugas, bukan pembelajaran secara umum (Affiani, 2020). Walaupun
peserta didik menyatakan bahwa hal ini didasarkan pada pengalaman mereka
mengikuti PJJ beberapa kali, perkembangan teknologi dapat menimbulkan
permasalahan ini. Hal yang lebih penting adalah bagaimana hal ini dapat muncul
karena kegagalan pengajar dalam memberikan informasi dan pemahaman terkait
relevansi mata ajar dengan profesi peserta didik. Salah satu strategi yang dapat
diambil adalah mengangkat topik yang relevan dan terkini. Cara lain adalah
dengan melakukan kolaborasi antar para pelatih untuk membangun pemahaman
mengenai konteks lebih mendalam.
Jadi dengan mengingat beberapa kendala seperti yang telah disebutkan maka bagi
guru maupun siswa harus bisa beradaptasi agar mampu menguasai cara kerja system
program pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh. Kebijakan pihak sekolah dan
guru sebagai pihak yang memiliki peran besar dalam keberhasilan pembelajaran
diharapkan untuk mampu menciptakan atau membuat sebuah strategi pembelajaran
jarak jauh yang menunjang dan mendorong adanya keberhasilan pembelajaran.
METODE
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif karena penelitian ini
mempunyai tujuan untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapat, tanggapan
atau persepsi seseorang sehingga pembahasannya harus secara kualitatif atau menggunakan
uraian kata-kata. Penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari
semua aktivitas, objek, proses, dan manusia”. (Sulistyo-Basuki, 2010).
Dan menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka merupakan langkah
awal dalam metode pengumpulan data.Studi pustaka merupakan metode pengumpulan
data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung
dalam proses penulisan. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-
foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada (Sugiyono,2020). Maka dapat
dikatakan bahwa studi pustaka dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang
dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Ibtidaiyyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Vol. 1, No. 1 (2021)
6
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis
REFERENSI
Mudyaharjo, Redja. (2012). Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Raja Grafika
Persada.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP. Jakarta : Bumi Aksara.
Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep,
dan Implementasi). Yogyakarta : Familia.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.