You are on page 1of 12

Adisya Gressyela Saputri & Syunu Trihantoyo.

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam


Perspektif Merdeka Belajar Di Masa Pandemi Covid-19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING


DALAM PERSPEKTIF MERDEKA BELAJAR DI MASA PANDEMI
COVID-19

Adisya Gressyela Saputri


Syunu Trihantoyo
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
adisya.18025@mhs.unesa.ac.id

Abstrak

Tujuan dari penulisan artikel ini untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran
problem solving dalam perspektif merdeka belajar di masa pandemi covid-19. Dengan latar belakang
penurunan kualitas belajar peserta didik yag diakibatkan oleh kebijakan pandemi yang membatasi
aktivitas belajar mengajar. Penulisan dalam artikel ini menggunakan metode systematic literatur
review dengan model PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-
analysis). Berdasarkan rumusan masalah yang membahas tentang permasalahan pendidikan akibat
pandemi covid-19 yang berdampak pada proses pembelajaran peserta didik yang kurang maksimal.
Hasil yang diperoleh dengan metode systematic literatur review menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran problem solving berbasis merdeka belajar ini efektif. Sehingga dengan adanya
penerapan model pembelajaran problem solving dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kualitas peserta didik.

Kata kunci : Model Pembelajaran Problem Solving, Merdeka Belajar, Pandemi Covid-19

Abstract

The purpose of writing this article is to determine the effectiveness of implementing problem solving
learning models in the perspective of independent learning during the covid-19 pandemic. Against the
background of the decline in the quality of student learning caused by pandemic policies that limit
teaching and learning activities. Writing in this article uses a systematic literature review method with
the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analysis) model. Based on
the problem formulation that discusses educational problems due to the covid-19 pandemic which has
an impact on the learning process of students who are less than optimal. The results obtained by the
systematic literature review method show that the application of this independent learning-based
problem solving learning model is effective. So that the application of problem solving learning
models can have an influence on improving the quality of students.

Keywords : Problem Solving Learning Model, Freedom to Learn, Covid-19 Pandemic

PENDAHULUAN upaya dalam meningkatkan dan


mempertahankan kualitas pendidikan dengan
Pentingnya suatu pendidikan dalam
cara menyempurnakan kurikulum yang
membentuk karakter dan potensi penerus
berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan
bangsa yang berkualitas tinggi dengan
tujuanmagar kurikulum dapat sesuai dengan
menaikkan dan mengembangkan potensi yang
tuntutan zaman yang relevan dan kompetitif.
ada didalam diri. Semakin jauh pendidikan
Sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas
yang ditempuh maka semakin luas pula ilmu
pendidikan, Kementrian Pendidikan dan
dan wawasan yang diperoleh. Pendidikan
Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud
menjadi tolok ukur terhadap kemajuan suatu
RI) merancang sebuah kebijakan baru yang
negara. Oleh karena itu, pemerintah
dinamakan “Merdeka Belajar”.
menindaklanjuti hal tersebut sebagai bentuk

352
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 02 Tahun 2022, 352-363

Merdeka belajar dibuat oleh Kementrian utama penyebabnya adalah pembelajaran


Pendidikan serta Kebudayaan Republik dilakukan secara daring atau online dari rumah
Indonesia (Kemendikbud RI) Nadiem Anwar selama masa pandemi. Berikut grafik dari
Makarim yang memiliki esensi kemerdekaan presentase perbandingan metode belajar online
pada pola berpikir yang artinya setiap sekolah, dan offline selama pembelajaran daring yang
pengajar juga siswa mempunyai kebebasan berdasarkan survei dari 4 provinsi yaitu Jawa
berinovasi dalam proses belajar mengajar. Timur, NTB, NTT dan Kalimantan Utara :
Kebijakan merdeka belajar memiliki ciri yang
menekankan pada kreativitas, orientasi
pembelajaran pemecahan persoalan, Gambar 1. Grafik presentase metode belajar online
pembelajaran berbasis kebutuhan rakyat dalam versus offline selama belajar dari rumah (sumber :
global kerja serta sistem evaluasi yang Senza Arsendy et.al INOVASI)
komprehensif (Arifin et al., 2021). Dengan Berdasarkan pada grafik di atas
adanya kebijakan merdeka belajar diharapkan menyatakan bahwa 28% anak didik belajar
peserta didik dapat lebih aktif terlibat dalam dengan menggunakan media daring baik
setiap proses belajar mengajar agar dapat menggunakan media konferensi belajar maupun
melatih dan menciptakan output yang dapat menggunakan aplikasi belajar online.
berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif dan Sebaliknya, penggunaan media belajar offline
partisipatif. Suasana pembelajaranpun dapat seperti buku dan lembar kerja siswa adalah
diciptakan senyaman mungkin agar peserta metode yang dominan (66%) digunakan oleh
didik dapat menikmati proses pembelajaran guru. Sisanya, yaitu sekitar 6% orang tua
tanpa ada rasa bosan seperti belajar dengan mengatakan bahwa tidak ada siswa yang
outing class. Disini guru juga memiliki peran melakukan kegiatan belajar saat kebijakan
penggerak yang mana mengarahkan peserta belajar dari rumah diterapkan. Berdasarkan dari
didik agar dapat mengakses pengetahuan materi hasil presentase diatas dapat diketahui bahwa di
dari berbagai sumber, peserta didik juga dapat Jawa Timur 40% responden menyatakan anak
melakukan diskusi lebih intens dengan guru. didik mendapatkan fasilitas pembelajaran
Secara umum permasalahan dalam daring. Di NTB pembelajaran online kurang
pendidikan yang masih terjadi yakni dalam dari 10% dan di NTT kurang dari 5%.
proses belajar peserta didik hanya berpatokan Selebihnya melalui offline buku dan lembar
pada guru sebagai sumber utama. Pembelajaran kerja siswa. Dari hasil suvei beberapa provinsi
seperti ini yang dapat menghambat proses tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
belajar karena peserta didik akan selalu terpencil suatu provinsi, maka semakin kecil
berpacu kepada satu sumber pembalajaran yang presentase siswa yang mendapat pembelajaran
disampaikan oleh guru. Hal tersebut terkesan via online.
guru hanya menyampaikan materi Dengan adanya hal tersebut interaksi
pembelajaran kemudian materi tersebut antara guru dan peserta didik menjadi minim.
dipahami dan dihafalkan oleh peserta didik, Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas
sistem pembelajaran yang seperti ini kurang peserta didik. Sehingga, guru dan peserta didik
efektif karena tidak akan membuat peserta perlu diberikan tekanan untuk saling aktif
didik termotivasi untuk aktif, mandiri dan dalam mengikuti setiap proses belajar
mengeksplor pengetahuan yang telah didapat. mengajar. Namun terlepas dari permasalahan
Namun, seiring perkembangan zaman dan yang sedang dialami ada beberapa cara yang
kemajuan teknologi, pendidikan dituntut untuk dapat dijadikan solusi. Tersedia beberapa
membuat inovasi baru agar dapat menciptakan model pembelajaran yang sesuai untuk
generasi atau sumber dayaa manusia yang diimplementasikan pada masa pandemi seperti
berkarakter unggul. Saat ini kebijakan merdeka ini. Solusi yang dapat dupayakan untuk
belajar menjadi solusi yang dianggap tepat. mempertahankan kualitas pendidikan dapat
Namun, adanya masa pandemi covid-19 diukur dari tingkat pencapaian hasil belajar di
menjadi suatu penghambat berjalannya proses tengah pandemi covid-19. Namun, untuk
kebijakan tersebut. mencapai hasil belajar yang diharapkan tidak
Penerapan kebijakan merdeka belajar pada mudah. Masalah pembelajaran online sering
masa pandemi covid-19 mengalami beberapa terjadi. Ada 3 klasifikasi yang menjadi capaian
kendala atau permasalahan, salah satu faktor hasil belajar yaitu domain kognitif

353
Adisya Gressyela Saputri & Syunu Trihantoyo. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam
Perspektif Merdeka Belajar Di Masa Pandemi Covid-19

(pengetahuan), psikomotor (keterampilan/skill) disampaikan. Kemampuan berpikir kritis


dan afektif (pembentukan karakter). Ketiga adalah kemampuan terampil yang mampu
klasifikasi ini saling berkaitan demi mencapai dilakukan untuk agar dapat memenuhi standar
target hasil belajar yang diinginkan. Oleh sebab intelektual yang berupa kejelasan, kecukupan,
itu maka diperlukan model pembelajaran yang kohenrensi, relevansi dan lain-lain (Fisher,
dapat menjadikan siswa agar mampu berfikir 2009). Model pembelajaran problem solving
kritis, melatih komunikasi dan dapat dapat yang menjadi salah satu penerapan Problem
mendapatkan materi dari berbagai sumber. Based Learning (PBL) dengan langkah-langkah
Model pembelajaran problem solving konkret. Jadi, peserta didik dilibatkan dalam
ditetapkan sebagai model pembelajaran yang tahap-tahap pemecahan suatu masalah dengan
sesuai dalam konteks tersebut. menggunakan metode ilmiah. Berdasarkan hal
Model pembelajaran problem solving ialah tersebut peserta didik dapat mengidentifkasi
sebuah model pembelajaran yang dapat permasalahan secara langsung dan dapat
memberi motivasi terhadap peserta didik untuk melatih kemampuan berpikir dan mampu
mampu memecahkan sebuah permasalahan, mengasah keterampilan. Berdasarkan berbagai
mendiskusikan persoalan untuk diberikan solusi masukan yang telah didapatkan sebagaimana di
atas permasalahan yang telah diberikan oleh atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
guru (Hodiyanto, 2017). Hal tersebut terpantau kemampuan memecahkan masalah sangat perlu
sama dengan empat standar kompetensi yang untuk dimiliki oleh peserta didik karena
dimiliki siswa pada abad 21 disebut 4C, yakni dengan memiliki kemampuan ini peserta didik
critical thinking and problem solving (berpikir sudah memiliki bekal untuk mendukung proses
kritis dan menyelesaikan masalah), creativity belajarnya sehingga dapat berpotensi
(kreativitas), communication skills meningkatkan nilai hasil belajar peserta didik
(kemampuan berkomunikasi) dan ability to tersebut. Oleh sebab itu, dengan menerapkan
work collaboratively (kemampuan untuk model pembelajaran problem solving di masa
bekerjasama). Dalam pembelajaran abad 21 pandemi yang menggunakan kebijakan
setiap individu perlu menanamkan sikap merdeka belajar menjadi solusi yang efektif
terampil berpikir kritis, memiliki pengetahuan untuk permasalahan pendidikan yang terjadi
yang luas serta mampu mendalami kemampuan saat ini. Peserta didik akan disuguhkan dengan
literasi digital, literasi informasi, literasi media sebuah permasalahan yang nantinya harus
dan teknologi informasi serta komunikasi dicarikan solusi sehingga impact yang
(Frydenberg & Andone, 2011). Critical didapatkan peserta didik dapat terlatih untuk
thingking skill akan menyampaikan dampak berpikir kritis dan mampu memecahkan
terhadap suatu keberhasilan pada hidup permasalahan yang akan dihadapi (Khairani &
sesorang sebab akal budi itu berkaitan dengan Safitri, 2017).
suatu hal yang akan dikerjakan dikemudian METODE
waktu (Hidayah et al., 2017). Jenis penelitian ini menggunakan metode
Badan Standar Nasional Pendidikan systematic literatur review dengan model
(BSNP) mengemukakan bahwa abad 21 adalah PRISMA (Preferred Reporting Items for
masa yang membuktikan bahwa informasi Systematic Reviews and Meta-analysis) untuk
banyak tersebar luas serta berkembangnya melakukan penilaian terhadap sebuah
teknologi (Ayu, 2019). Sehingga hal ini systematic reviews atau yang disebut meta
menjadi kesempatan untuk mengembangkan analisys, jenis penelitian ini menggunakan
pola pikir seseorang dengan memanfaatkan metode pengumpulan data pustaka berupa
fasilitas yang telah tersedia. Dengan adanya jurnal atau artikel yang diambil dari jurnal
teknologi yang berkembang dan informasi yang nasional dan jurnal internasional. Dengan
sudah tersebar luas, hal tersebut dapat Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
memudahkan peserta didik dalam proses menghasilkan 25 jurnal dari sumber scopus, 80
pembelajarannya yang menggunakan metode jurnal dari sumber google scholar dan 10 jurnal
problem solving. Model pembelajaran tersebut dari sumber emerald. Jadi total dari semua
berfokus terhadap pemecahan masalah dengan jurnal yang didapatkan adalah 115 jurnal dari
tujuan untuk memperkuat kemampuan berpikir berbagai sumber. Kemudian penulis melakukan
siswa agar mampu memahami pengetahuan peninjauan yang selanjutnya di screening
yang lebih mendasar dari materi yang telah terhadap judul dan abstrak pada artikel jurnal

354
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 02 Tahun 2022, 352-363

tersebut. Dari hasil screening jurnal artikel Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran
penulis menemukan 58 artikel yang include berbasis Problem Solving
(termasuk) dan 57 jurnal yang exclude (tidak Model pembelajaran problem solving
termasuk) dan hasil akhirnya penulis merupakan cara memberikan pengertian dengan
mendapatkan artikel yang eligibility sebanyak memberikan stimulus kepada peserta didik
25 jurnal. Preferred Reporting Items for untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir
Systematic Reviews and Meta-analyses tentang suatu masalah untuk selanjutnya
(PRISMA) merupakan tahapan yang lengkap menganalisis masalah tersebut sebagai upaya
dan detail untuk melakukan kajian literatur dan untuk memcahkan masalah. Hasil dari
terdiri dari 5 tahapan yang digunakan untuk penelitian tentang proses belajar mengatakan
melakukan kajian literatur, yakni : (1) bahwa pucak pencapaian dikatakan berhasil
mendefinisikan kriteria kelayakan (2) apabila guru yang berperan sebagai penggerak
mendefinisikan sumber informasi (3) pemilihan dalam proses pembelajaran mampu
literatur (4) pengumpulan data dan (5) mengarahkan peserta didik dengan baik. Sebab
pemilihan item data. Berikut PRISMA dalam keberhasilan ini akan berdampak positif bagi
bentuk diagram yang telah dilakukan. peserta didik terutama prestasi yang akan
menghasilkan lulusan dengan kualitas terbaik.
Keberhasilan sebuah pembelajaran menjadi
bukti bahwa tujuan dari Lembaga Pendidikan
telah tercapai sehingga dapat mmeberikan
pengaruh yang baik terhadap kualitas peserta
didik (Yahdiyani et al., 2020). Hal ini berkaitan
dengan hasil kesimpulan penelitian yang
mengatakan bahwa berdasarkan penggunaan
metode pembelajaran yang memberikan
pengaruh baik terhadap prestasi belajar di
Gambar 2. Bagan PRISMA sekolah menandakan bahwa terdapat upaya
peningkatan proses kualitas pembelajaran di
Dari sejumlah artikel yang telah sekolah. Sebuah lembaga pendidikan yang
didapatkan ada kriteria tertentu yakni jurnal memiliki tenaga pendidik professional akan
yang diterbitkan dalam rentang waktu 5 tahun lebih baik apabila mengelola proses
terakhir (2015-2020) dengan alasan yang yang pembelajaran serta dapat menyeuaikan
terbit pada tahun tersebut masih sangat relevan penerapan model pembelajaran yang
untuk dijadikan referensi. Dari 58 jurnal artikel meningkatkan kualitas prestasi belajar peserta
yang sudah di screening nantinya ada beberapa didik (Nasution, 2018).
jurnal artikel yang eligibility sebanyak 25 jurnal
artikel yang didalamnya mencakup tentang Kemudian menurut hasil penelitian yang
model pembelajaran terutama dalam perspektif menjelaskan bahwa dalam menciptakan sebuah
merdeka belajar. Dalam pencarian jurnal artikel pembelajaran yang ditujukan untuk
pada beberapa sumber kata kunci telah dibatasi meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
yakni tentang model pembelajaran problem dengan menggunakan metode problem solving
solving dalam lingkup siswa di sekolah. IDEAL menurut Brandford and Stein. Tahapan
pembelajaran disesuaikan pada tata cara untuk
menjadikan peserta didik terlibat secara aktif
HASIL DAN PEMBAHASAN pada saat proses pembelajaran berlangsung
Hasil untuk mendorong mereka dalam mengeluarkan
Berdasarkan hasil penelitian yang kemampuan berpikirnya (Hestiningsih &
menggunakan metode systematic literatur Sugiharsono, 2015). Peserta didik diberikan
review model PRISMA telah mendapatkan 25 arahan agar mampu memahami langkah-
artikel yang terdiri dari 10 artikel internasional langkah dalam proses problem solving yang
dan 15 artikel nasional. Artikel tersebut relevan terdapat aspek-aspek sebagai upaya berpikir
dengan penerapan model pembelajaran kritis. Keikutsertaan peserta didik dalam
problem solving dalam perspektif merdeka pembelajaran dapat dinyatakan sebagai salah
belajar di masa pandemi covid-19. satu faktor keberhasilan yang harus diupayakan
secara maksimal. Berdasarkan hasil penelitian

355
Adisya Gressyela Saputri & Syunu Trihantoyo. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam
Perspektif Merdeka Belajar Di Masa Pandemi Covid-19

tentang sistem pendidikan Indonesia kemampuan seseorang dalam melaksanakan


menjelaskan bahwa otonomi peserta didik telah proses kognitif dalam sebuah proses
dituntut untuk digalakkan dalam proses belajar pemecahan masalah tertentu dengan
mengajar implementasi kurikulum saat ini. menggunakan metode pencarian solusi dan
Sayangnya, tidak dapat dipungkiri bahwa membutuhkan beberapa waktu dalam
otonomi peserta didik masih menjadi tantangan menjalankan prosesnya (Ansori, 2018). Dengan
tersendiri untuk diterapkan di Indonesia, hal tersebut pola berpikir peserta didik akan
mengingat masih dominannya proses belajar terlatih dan mampu berpikir kritis dalam
mengajar yang berpacu pada guru. Oleh sebab menemukan solusi untuk sebuah permasalahan.
itu, penting untuk mengeksplorasi persepsi guru Merdeka belajar adalah program yang
dan siswa tentang otonomi pembelajaran dalam diluncurkan oleh pemerintah sebagai bentuk
suatu studi dalam upaya peningkatan kualitas dalam menciptakan suasana belajar yang
peserta didik (Ramadhiyah & Lengkanawati, bahagia bagi peserta didik maupun guru yang
2019). memiliki esensi dalam kebebasan berpikir
Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian yang (Sherly et al., 2021). Oleh karena itu dengan
mengatakan bahwa pendidikan diterima secara adanya kebijakan baru ini diharapkan dapat
luas sebagai proses seumur hidup. Sekolah memberikan manfaat terhadap hasil yang
adalah Lembaga yang didirikan dalam rangka terbaik untuk kualitas belajar peserta didik. Hal
menyelenggarakan pendidikan bermutu yang tersebut selaras dengan pendapat (Arifin &
memuat pengetahuan dan gagasan yang lebih Muslim, 2020) yang menjelaskan bahwa
kompleks dan lebih abstrak serta kemampuan merdeka belajar merupakan sebuah gebrakan
literasi dan numerik sederhana kepada siswa. kebijakan baru Kementrian Pendidikan dan
Setiap negara pada dasarnya telah membentuk Kebudayaan Republik Indonesia
sistem pendidikan dan lembaga pendidikan (Kemendikbud RI) yang dirancang oleh
untuk memastikan kualitas, integrase sosial, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Nadiem
kontinuitas dan stabilitas untuk membuat kebijakan tersebut dilandasi oleh
mempertahankan warisan sosial dan budaya alasan. Pasalnya, penelitian Programme for
masyarakat (Çıkrıkçı, 2020). International Student Assesment (PISA) tahun
Identifikasi Masalah dalam Pembelajaran 2019 menunjukkan hasil penilaian pada peserta
Problem Solving untuk Memicu Berpikir didik Indonesia hanya menduduki posisi
Kritis keenam dari bawah untuk bidang matematika
Berpikir kritis merupakan sebuah dan literasi, Indonesia mnduduki posisi ke-74
kemampuan berpikir secara rasional dan tertata dari 79 Negara. Dalam menyikapi hal tersebut,
yang bertujuan untuk memahami hubungan Nadiem pun membuat upaya yang dapat
antara ide atau fakta. Model pembelajaran dijadikan solusi atas permasalahan untuk
problem solving memiliki keterkaitan dengan mencapai penilaian dalam kemampuan terbatas
pola berpikir kritis karena dapat melatih cara yang meliputi literasi, numerasi dan survei
berpikir dan bernalar dalam menarik karakter.
kesimpulan, misalnya melalui kegiatan Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian
eksplorasi, eksperimen, menunjukkan dari (Daga, 2020) menjelaskan bahwa yang
kesamaan, perbedaan, konsisten dan berhubungan dengan kebijakan merdeka belajar
inkonsisten. Berdasarkan hasil penelitian merupakan proses yang menjadi orientasi
menjelaskan bahwa problem solving terhadap sebuah tujuan. Standar pencapaian
merupakan suatu keterampilan yang dimiliki pembelajaran sudah sangat tergambar dengan
seseorang dalam mengidentifikasi sebuah jelas di dalamKurikulum 2013. Tetapi, tata cara
permasalahan (Khairani & Safitri, 2017). Hal pencapaian standar itulah yang diberikan
tersebut menunjukkan apabila peserta didik kepada guru agar dapat mengekspor
menggunakan model pembelajaran problem perkembangan pola interaksi yang cocok
solving maka dapat berpengaruh terhadap dengan kondisi kelas masing-masing. Pada
kemampuan berpikir kritis. Dengan pemecahan proses tersebut guru dituntut agar dapat
masalah atau problem solving diharapkan berimprovisasi untuk pembelajaran yang lebih
pembelajaran akan lebih bermakna, menarik efektif, menarik dan menyenangkan. Dalam
dan memacu kreativitas bagi siswa. Konsep konteks kebebasan guru dapat menentukan
kemampuan problem solving adalah strategi pembelajaran yang sesuai dengan

356
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 02 Tahun 2022, 352-363

kemampuan dan keadaan dikelas. Hal tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis apabila
diterapkan untuk menghindari strategi individu tersebut mampu memberikan pendapat
pembelajaran yang kurang efektif, sehingga yang bersifat reflektif, produktif dan evaluative
dapat berpengaruh terhadap hasil belajar terhadap suatu kejadian. Dengan hal ini
peserta didik. menunjukkan bahwa penerapan model problem
Dengan adanya konsep baru dalam solving sangat berpengaruh dalam penerapan
pembelajaran tersebut yakni Merdeka Belajar proses pembelajaran yang sesuai dengan
dapat mengarahkan siswa untuk lebih aktif pendidikan dalam konteks abad ke-21
dalam mencari dan menggali informasi materi (Haryanti, 2017).
dari berbagai sumber yang nantinya dapat Efektivitas Model Pembelajaran berbasis
memicu pola berpikir kritis pada siswa Problem Solving
tersebut. Efektivitas model pembelajaran problem
Berpikir Kritis dan Dampaknya bagi solving setelah diterapkan terlihat dari
Pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir kritis oleh
Berpikir kritis merupakan sebuah peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian
kemampuan terampil dalam berpikir seseorang tentang hubungan antara model pembelajaran
yang berguna secara efektif untuk membantu problem solving dengan kompetensi abad 21
dalam mengembangkan suatu hal, meneliti menjelaskan bahwa keduanya berada dalam
serta mengaplikasikan pilihan yang sesuai kategori baik, yang artinya ketika siswa telah
dengan apa yang menjadi target (Siswono, menemukan solusi dari permasalahan maka
2016). Selaras dengan hasil penelitian yang dengan adanya kemampuan berkomunikasi
menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah yang baik dapat mempermudah siswa dalam
sebuah kegiatan mental yang dilakukan dengan penyampaiannya (Makiyah et al., 2021).
menggunakan tata cara dalam metode ilmiah Dengan adanya komunikasi yang baik dapat
(Abdullah, 2016). Berpikir kritis adalah cara membantu peserta didik agar lebih mudah
berpikir yang mendasari pada penyelesaian dalam mencari solusi untuk sebuah
masalah, dengan menggunakan cara permaslahan tersebut. Desain pembelajaran
menganalisis, berargumen, mengevaluasi, abad 21 berbasis produk dan problem solving.
menentukan langkah, mengambil kesimpulan Oleh karena itu, sangat diperlukan kolaborasi
serta membangun wawasan terhadap setiap antar siswa dalam menciptakan kreatifitas-
persoalan. Dalam sebuah model pembelajaran kreatifitas dalam berinovasi dalam pemecahan
yang diterapkan nantinya tidak hanya masalah yang sistematis dan mudah (Prayogi,
memberikan manfaat bagi peserta didik 2020). Problem solving adalah suatu kegiatan
melainkan juga bagi guru yang berperan pembelajaran yang melatih peserta didik tidak
sebagai penggerak dalam menciptakan budaya ketergantungan terhadap guru sehingga dapat
kelas yang lebih baik dari sebelumnya lebih mandiri dalam proses pembelajaran yang
(Insyasiska et al., 2017). meliputi pemecahan masalah, mengidentifikasi,
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian menganalsis serta mengevaluasi (Bahar
tentang abad 21 menjelaskan bahwa Elvinawati et al., 2020).
berkembangnya bidang keilmuan pada abad 21 Dalam melatih kemampuan berpikir kritis
mengaharuskan setiap orang agar mampu peserta didik dapat disuguhkan dengan
menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang memberikan sebuah persoalan dalam sebuah
memiliki kualitas unggul. Sebagai SDM yang kelompok sehingga peserta didik dapat
berkualitas harus mampu mengolah, berdiskusi serta dapat bertanya kepada guru
menggunakan dan mengembangkan cara (Muplihah, 2016). Sesuai dengan penelitian
berpikir (Syafitri et al., 2021). Berpikir kritis yang menjelaskan bahwa pengaruh model
secara umum melibatkan operasional mental pembelajaran problem solving terhadap
seperti deduksi induksi, klasifikasi, evaluasi dan keterampilan berpikir krtisis yang signifikan
penalaran. Kemampuan berpikir kritis sangat sebesar 77% dengan kategori tinggi (Sugianto,
penting dimiliki agar proses belajar mengajar 2021). Selanjutnya menurut hasil kesimpulan
terlaksana dengan penuh gagasan yang dapat dari penelitian yang menjelaskan tentang
memicu kemampuan peserta didik agar dapat perbandingan antara model pembelajaran
lebih baik lagi. Selaras dengan hasil penelitian problem solving dengan model pembelajaran
yang mengatakan bahwa seseorang dikatakan pada umumnya yang mengatakan bahwa (1)

357
Adisya Gressyela Saputri & Syunu Trihantoyo. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam
Perspektif Merdeka Belajar Di Masa Pandemi Covid-19

menggunakan model pembelajaran problem Berdasarkan dari hasil penelitian yang


solving memberikan pengaruh yang baik telah dikaji dapat dijelaskan bahwa pendidikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis bermutu merupakan sebuah pendidikan yang
peserta didik. (2) kemampuan komunikasi dapat melakukan proses peningkatan kualitas
matematis semua peserta didik sama rata. (3) siswa dengan cara memberikan kebebasan
berkurangnya interaksi antara model siswa untuk mengembangkan pola kreativitas
pembelajaran serta gender terhadap berpikir (Baro’ah, 2020). Proses pembelajaran
kemampuan komunikasi matematisnya yang baik ialah dalam setiap proses
(Hodiyanto, 2017). pembelajarannya menggunakan metode yang
Berdasarkan hasil penelitian tentang sesuai dengan keadaan yang tengah dialami.
penerapan model pembelajaran problem solving Penggunaan metode yang tepat dapat
menjelaskan bahwa dengan menggunakan mendukung sebuah keberhasilan dalam
model pembelajaran ini kelas IX SMP Negeri 1 pembelajaran. Hal tersebut ditandai dengan
Luahagundre Maniamolo adalah 82,06 kemampuan dan pemahaman peserta didik
tergolong baik (Harefa, 2020). Penerapan terhadap suatu materi meningkat sehingga
model pembelajaran problem solving pada dapat menghasilan output yang berkualitas.
kelas uji coba, peserta didik dapat memulai Berikut adalah gambar dari bagan temuan hasil
untuk mengakses berbagai informasi, kajian dari penelitian ini.
menganalisis situasi dan mengidentifikasi
masalah agar menghasilkan jalan keluar yang
digunakan untuk mencapai target. Sesuai
dengan penelitian yang mengatakan bahwa
peserta didik yang memiliki kemampuan
terampil dalam berpikir sehingga mampu
menciptakan sebuah kreativitas yang dapat
dijadikan solusi tarhadap sebuah permasalahan.
Peserta didik tersebut dilatih agar dapat
menentukan solusi terhadap suatu
permasalahan agar dapat terpecahkan dengan
baik dan dapat memberi keputusan serta
kesimpulan yang nantinya dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis.
Kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat
dinilai dengan bagaimana mereka dalam
memecagkan sebuah permasalahan. 1) Gambar 3. Bagan Temuan Hasil Kajian
menentukan masalah; 2) menelusuri masalah
dan hal-hal yang terkait; 3) merencanakan
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
solusi; 4) melaksanakan rencana; 5) memeriksa
Problem Solving terhadap Hasil Belajar
solusi; 6) mengevaluasi serta
mengkomunikasikan solusi. Inovasi Menurut Anies Baswedan (Mendikbud
pembelajaran yang dapat dilakukan pada Era Indonesia ke 27 periode 2014-2016) dalam
Merdeka Belajar diantaranya adalah 1) pidatonya di Jakarta Expo 2017, menjelaskan
Penerapan pembelajaran berorientasi HOTS dan terdapat 3 proyeksi Pendidikan abad 21
Problem Solving; 2) Empat pilar pendidikan; diantaranya : karakter, kompetensi dan literasi.
3) Self Regulated Learning (SLR); 4) Pada abad 21 perkembangan teknologi menjadi
Pembelajaran daring; 5) Penerapan penilaian sangat pesat (Nurdin et al., 2019). Hal ini tentu
autentik. Dosen atau guru sebagai pendidik saja sangat berpengaruh terhadap dunia
memiliki peran dalam proses pembelajaran Pendidikan. Berikut adalah paradigma
sebagai berikut. 1) Fasilitator dan transfer pergeseran belajar pada abad 21 :
pengetahuan (transfer of knowledge); 2)
Transfer nilai-nilai (transfer of value); 3)
Motivator; 4) Inspirator; 5) Menjadi teladan
(Bedduside, 2020).
Pembahasan

358
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 02 Tahun 2022, 352-363

(1) mengerti masalah, (2) membuat rencana, (3)


melaksanakan rencana dan (4) menelaah
kembali (Komariah, 2011). Hal ini dapat
dijelaskan bahwa dengan adanya penerapan
metode pembelajaran problem solving peserta
didik harus terlebih dahulu benar-benar
memahami masalah yang akan dijadikan bahan
pokok, dengan mengumpulkan data dari
berbagai referensi agar permasalahan yang
akan dipecahkan dapat cepat ditemukan solusi.
Selanjutnya membuat perencanaan atau
planning, pentingnya suatu perencanaan
Gambar 4. Pergeseran Paradigma Belajar apabila perencanaan tersebut tidak dilakukan
Abad 21 dengan baik maka akan berpengaruh terhadap
hasil yang sesuai keinginan. Kemudian dalam
Dapat dilihat gambar paradigma diatas melakukan sebuah perencanaan, suatu
maka kesimpulan yang dapat diambil perencanaan yang sudah dibuat dengan matang
menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis maka pelaksanaannyapun harus dilakukan
tersebut memiliki peran penting, sesuai dengan dengan baik, beberapa hal yang perlu dicermati
empat kompetensi pada abad 21 yang yakni 4C, dalam melakukan perencanaan yakni antara
yaitu critical thinking and problem solving lain : waktu yang tepat, fokus terhadap tujuan,
(berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), menentukan target dan membuat tujuan akhir.
creativity (kreativitas), communication skills Selanjutnyaan menelaah kembali, ketika semua
(kemampuan berkomunikasi) dan ability to telah dilakukan ada baiknya perlu dilakukan
work collaboratively (kemampuan untuk kajian atau telaah kembali terhadap proses yang
bekerjasama). Oleh sebab itu metode telah dilakukan, hal ini bermaksud untuk
pembelajaran problem solving sesuai untuk mengetahui apakah hal yang dilakukan sudah
mendukung proses pendidikan di abad 21. cukup benar sehingga akan mempermudah
Metode pembelajaran problem solving untuk mencapai tujuan.
adalah salah satu pendekatan dalam proses Model pembelajaran problem solving akan
belajar mengajar yang mampu memberikan memberikan perubahan terhadap hasil belajar
motivasi kepada peserta dididk sehingga dapat siswa. Dengan menerapkan model
meningkatkan kemampuan berpikir kritis pembelajaran ini siswa dapat mendapatkan
terhadap berbagai persoalan. (Simatupang, informasi materi yang lebih luas dan akurat
2019). Sejalan dengan pendapat penelitian yang untuk diterapkan. Penerapan problem solving
menjelaskan bahwa hubungan antara model didasarkan atas kelebihannya yang menekankan
pembelajaran problem solving dengan pada pengembangan kemampuan
kompetensi abad 21 keduanya berada dalam menyelesaikan permasalahan yang melibatkan
kategori baik, yang artinya ketika siswa telah pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari.
menemukan solusi dari permasalahan maka Menganalisis Situasi dan Mengidentifikasi
dengan adanya kemampuan berkomunikasi Masalah berdasarkan Model Pembelajaran
yang baik dapat mempermudah siswa dalam Problem Solving
penyampaiannya (Makiyah et al., 2021). Selain Model pembelajaran merupakan pola yang
itu komunikasi yang baik dan benar dapat digunakan sebagai pedoman dalam
membantu peserta didik lebih mudah merencanakan pembelajaran di kelas, termasuk
menemukan solusi untuk memecahkan suatu dalam penyusunan kurikulum, menyusun
permasalahan yang didapatkan. Guru didorong materi, menentukan tujuan pembelajaran,
untuk memilih Teknik pengajaran yang tepat menentukan langkah-langkah pembelajaran,
dan mengajar mereka bagaimana memahami pengelolaan kelas dan lingkungan dalam
strategi belajar untuk meningkatkan tingkat pembelajaran. Model pembelajaran problem
pembelajaran mandiri (Wati & Trihantoyo, solving dapat meningkatkan kemampuan
2020). berpikir kritis yaitu kemampuan merumuskan
Menurut Polya (1973:5), terdapat empat masalah, menganalisis, melakukan deduksi,
langkah pembelajaran problem solving, yakni :

359
Adisya Gressyela Saputri & Syunu Trihantoyo. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam
Perspektif Merdeka Belajar Di Masa Pandemi Covid-19

induksi, mengevaluasi dan mengambil menghambat proses penyampaian materi.


keputusan (Ariyanto et al., 2018). Selain itu, permasalahan yang dialami juga
Dengan model pembelajaran pemecahan dapat terjadi pada kendala jaringan internet
masalah diharapkan pembelajaran akan lebih ketika pembelajaran daring yang memanfaatkan
bermakna, menarik dan memicu kreativitas akses internet sebagai sarana pembelajaran.
bagi siswa. Menganalisi situasi terhadap Kebijakan merdeka belajar merupakan
keadaan sehari-hari menjadi salah satu langkah solusi atas persoalan yang dialami oleh guru
dalam penerapan model pembelajaran ini. dalam proses pendidikan (Sukraini, 2021).
Dalam hal ini menjelaskan ada beberapa ciri Dalam hal ini guru harus mempunyai
utama dalam penerapan model pembelajaran penguasaan dalam kemampuan pedagogik
yakni implementasi problem solving tidak yaitu kemampuan seorang guru dalam
hanya mengarahkan siswa hanya untuk sekedar mengelola proses pembelajaran peserta didik
mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal (Sulfemi, 2019). Selain itu guru juga sebagai
materi pelajaran, akan tetapi melalui problem penggerak yang artinya menjadi fasilitator
solving siswa aktif berpikir, berkomunikasi, dengan memfokuskan pembelajaran terhadap
mencari dan mengolah data dan akhirnya peserta didik dengan memberikan akses belajar
menyimpulkan. Aktivitas pembelajaran dari berbagai sumber kepada peserta didik.
diarahkan untuk menyelesaikan masalah Kebijakan merdeka belajar memberikan
dengan menempatkan masalah sebagai kata peluang kepada guru dan peserta didik untuk
kunci dari proses pembelajaran. Pemecahan menuangkan kreativitas dalam menyalurkan
masalah dilakukan dengan menggunakan bakat yang dimiliki, sehingga esensi kebebasan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dalam pembelajaran dapat dirasakan.
dengan menggunakan metode ilmiah adalah Penerapan model pembelajaran problem
proses berpikir deduktif dan induktif solving dalam perspektif merdeka belajar di
(Komariah, 2011). masa pandemi covid-19 menjadi sebuah
Dalam proses pemecahan masalah metode yang telah dipilih dan dinyatakan
pentingnya dilakukan analisis situasi agar dapat efektif untuk diterapkan. Saat ini kebijakan
mengidentifikasi permasalahan yang akan pembelajaran daring ditetapkan dengan
diselesaikan dengan tahapan memahami mengharuskan peserta didik belajar dari rumah.
masalah, membuat rencana, melaksanakan Sehingga interaksi dalam proses pebelajaran
rencana, meninjau dan pada akhirkan akan yang dilakukan menjadi terbatas. Namun,
mendiskusikan untuk solusi yang akan dengan adanya penerapan metode pembelajaran
ditentukan. Hal tersebut dilakukan agar hasil problem solving peserta didik akan dilatih
akhir pada suatu solusi permasalahan untuk dapat berpikir kritis dengan menyajikan
menemukan yang sesuai dan tepat untuk sebuah permasalahan yang harus dicarikan
diterapkan. solusi. Dalam hal tersebut dijelaskan dengan
Efektivitas Model Pembelajaran Problem menggunakan metode pembelajaran problem
Solving dalam Perspektif Merdeka Belajar solving mampu belajar mampu melatih untuk
di Masa Pandemi meningkatkan kreativitas belajar peserta didik
Pandemi covid-19 merupakan sebuah dengan memberi kebebasan dalam mengeksplor
peristiwa yang diakibatkan oleh tersebarnya materi dari berbagai sumber untuk dijadikan
corona virus disease 2019 (Covid-19) di referensi pembelajaran dan meningkatkan pola
seluruh dunia. Dalam keadaan pandemi semua pikir yang lebih kritis dalam menanggapi hal
kegiatan harus dibatasi termasuk sekolah. Tentu apapun sehingga peserta didik menjadi aktif
saja, hal ini sangat berpengaruh besar terhadap dalam setiap proses belajar mengajar dengan
dunia pendidikan khususnya di Indonesia. didampingi oleh guru yang telah menguasai
Dalam hal ini pemerintah membuat peraturan kemampuan pendagogik dengan didukung
yang mengharuskan pembelajaran dilakukan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
secara daring selama masa pandemi Sarana dan prasarana tersebut merupakan suatu
berlangsung. Banyak dampak yang dialami komponen yang memiliki pengaruh terhadap
oleh dunia pendidikan semenjak adanya proses pembelajaran agar dapat terlaksana
pandemi covid-19 terutama pengaruhnya pada secara efektif dan kondusif (Zakiyawati &
proses belajar mengajar, seperti guru dan siswa Trihantoyo, 2021).
mengalami keterbatasan interaksi yang dapat

360
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 02 Tahun 2022, 352-363

Keefektivitasan model pembelajaran ini materi dari berbagai sumber tanpa ada batasan.
terletak pada kemampuan berpikir kritis yang Terlebih pada saat ini kebijakan pembelajar
sudah terasah oleh sehingga dalam proses daring ditetapkan yang mengharuskan peserta
pembelajaran peserta didik akan cenderung didik belajar dari rumah. Sehingga interaksi
lebih aktif dan mampu menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran yang biasa
yang diberikan oleh guru. Teknis dalam dilakukan menjadi terbatas. Namun, dengan
melakukan metode pembelajaran problem adanya penerapan metode pembelajaran
solving dalam perspektif merdeka belajar yakni problem solving peserta didik akan dilatih
ketika pembelajaran dilakukan secara daring untuk dapat berpikir kritis dengan menyajikan
guru tetap memberikan panduan dalam sebuah permasalahan yang harus dicarikan
pembelajaran sama seperti pada saat solusi tanpa ada batasan sumber informasi.
pembelajaran luring berlangsung hanya saja Sehingga dapat disimpulan bahwa penerapan
kali ini pembelajaran tidak dilakukan secara metode pembelajaran problem solving berbasis
tatap muka. Namun, untuk materi yang merdeka belajar ini efektif dengan keadaan
diberikan tetap sama yakni menyiapkan bahan pandemi covid-19.
materi dengan memasukkan permasalahan Saran
untuk dipecahkan, lalu menyajikan pertanyaan Berdasarkan dari uraian yang telah
atau permasalahan, selanjutnya mengumpulkan dipaparkan, adapun saran untuk penerapan
data atau keterangan yang dapat digunakan model pembelajaran Problem Solving berbasis
untuk memecahkan masalah tersebut, kemudian merdeka belajar di masa pandemi covid-19,
menentukan pilihan solusi untuk menyelesaikan yakni : penyesuaian terhadap model
permasalahan. pembelajaran hendaknya guru dapat
PENUTUP mempertahankan model pembelajaran problem
Simpulan solving untuk meningkatkan motivasi belajar
Penerapan model pembelajaran siswa yang nantinya berpengaruh baik tehadap
problem solving dalam perspektif merdeka hasil belajar. Penyiapan materi pembelajaran
belajar di masa pandemi covid-19 merupakan yang berkualitas sperti penyajian permasalahan
metode pembelajaran yang sesuai untuk yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari
diterapkan dalam kondisi pandemi akibat agar siswa dalam melakukan analisis yang
penyebaran corona virus disease 2019 (Covid- mudah untuk dilakukan dan dipahami. Kepala
19). Model pembelajaran problem solving sekolah mengadakan pelatihan untuk para guru
adalah suatu model pembelajaran yang dapat dalam meningkatkan skill untuk mengajar serta
menggerakkan siswa agar dapat berpikir kritis melatih kreativias pada saat menerapkan model
dalam memecahkan suatu permasalahan, pembelajaran problem solving.
mendiskusikan permasalahan dalam mencari DAFTAR PUSTAKA
solusi untuk menyelesaikan dan menemukan Abdullah, I. H. (2016). Berpikir kritis
solusi dari permasalahan yang telah diberikan matematik. Delta-Pi: Jurnal Matematika
oleh guru (Hodiyanto, 2017). Hal ini sesuai Dan Pendidikan Matematika, 2(1).
dengan kompetensi abad 21 yang memiliki 4 Ansori, M. (2018). Terminologi dan Aspek-
kompetensi, yaitu Critical Thinking and aspek Collaborative Problem Solving
Problem Solving (berpikir kritis dan Skill’s. Dirasah: Jurnal Studi Ilmu Dan
menyelesaikan masalah), Creativity Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 23–
(kreativitas), Communication Skills 32.
(kemampuan berkomunikasi) dan Ability to
Arifin, S., Abidin, N., & Al Anshori, F. (2021).
Work Collaboratively (kemampuan untuk
Kebijakan Merdeka Belajar dan
bekerjasama).
Implikasinya terhadap Pengembangan
Penerapan model pembelajaran Desain Evaluasi Pembelajaran Pendidikan
Problem Solving berbasis merdeka belajar di Agama Islam. Dirasat: Jurnal
masa pandemi covid-19 menjadi sebuah Manajemen Dan Pendidikan Islam, 7(1),
metode yang dipilih untuk diterapkan dengan 65–78.
berbasis merdeka belajar yang memang
Arifin, S., & Muslim, M. O. H. (2020).
dasarnya peserta didik dibiasakan untuk
Tantangan Implementasi Kebijakan
melakukan proses belajar secara mandiri
“Merdeka Belajar, Kampus Merdeka”
dengan diberi kebebasan dalam mengeksplor
pada Perguruan Tinggi Islam Swasta di

361
Adisya Gressyela Saputri & Syunu Trihantoyo. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam
Perspektif Merdeka Belajar Di Masa Pandemi Covid-19

Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam Al- Dan Daya Listrik). Jurnal Education And
Ilmi, 3(1). Development, 8(1), 231.
Ariyanto, M., Kristin, F., & Anugraheni, I. Haryanti, Y. D. (2017). Model Problem Based
(2018). Penerapan model pembelajaran Learning Membangun Kemampuan
problem solving untuk meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar.
kemampuan berpikir kritis dan hasil Jurnal Cakrawala Pendas, 3(2).
belajar siswa. Jgk (Jurnal Guru Kita), https://doi.org/10.31949/jcp.v3i2.596
2(3), 106–115. Hidayah, R., Salimi, M., & Susiani, T. S.
Ayu, P. E. S. (2019). Keterampilan belajar dan (2017). Critical Thinking Skill: Konsep
berinovasi abad 21 pada era revolusi Dan Inidikator Penilaian. Taman
industri 4.0. Purwadita: Jurnal Agama Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An,
Dan Budaya, 3(1), 77–83. 1(2), 127–133.
Bahar Elvinawati; Sani, Ida Nurjelita, A. E. Hodiyanto, H. (2017). Pengaruh model
(2020). Perbandingan Model pembelajaran problem solving terhadap
Pembelajaran Problem Solving dan kemampuan komunikasi matematis
Problem Based Learning terhadap ditinjau dari gender. Jurnal Riset
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Pendidikan Matematika, 4(2), 219–228.
XI MIA MAN 2 Kota Bengkulu. Alotrop, Insyasiska, D., Zubaidah, S., & Susilo, H.
Vol 4, No 2 (2020), 107–116. (2017). Pengaruh project based learning
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/alotr terhadap motivasi belajar, kreativitas,
opjurnal/article/view/13834/6833 kemampuan berpikir kritis, dan
Baro’ah, S. (2020). Kebijakan Merdeka Belajar kemampuan kognitif siswa pada
Sebagai Strategi Peningkatan Mutu pembelajaran biologi. Jurnal Pendidikan
Pendidikan. Jurnal Tawadhu, 4(1), 1063– Biologi, 7(1), 9–21.
1073. Khairani, I., & Safitri, R. (2017). Penerapan
Çıkrıkçı, N. (2020). Pedagogical Approaches metode pembelajaran problem solving
and Initiatives for Educational in Turkey. untuk meningkatkan hasil belajar peserta
In H. E. Suna, Y. Günal, & H. Flavian didik pada materi usaha dan energi di
(Eds.), From Pedagogy to Quality MAN Rukoh Banda Aceh. Jurnal
Assurance in Education: An International Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian
Perspective (pp. 63–85). Emerald Journal of Science Education), 5(2), 32–
Publishing Limited. 40.
https://doi.org/10.1108/978-1-83867-106- Komariah, K. (2011). Penerapan metode
820201007 pembelajaran problem solving model
Daga, A. T. (2020). Kebijakan Pengembangan polya untuk meningkatkan kemampuan
Kurikulum di Sekolah Dasar (Sebuah memecahkan masalah bagi siswa kelas IX
Tinjauan Kurikulum 2006 hingga J di SMPN 3 Cimahi. Prosiding Seminar
Kebijakan Merdeka Belajar). Jurnal Nasional Penelitian, Pendidikan Dan
Edukasi Sumba (JES), Vol 4, No 2 (2020), Penerapan MIPA, Fakultas MIPA,
103–110. http://jurnalstkip- Universitas Negeri Yogyakarta, 14.
weetebula.ac.id/index.php/jes/article/dow Makiyah, Y. S., Mahmudah, I. R.,
nloadSuppFile/179/25 Sulistyaningsih, D., & Susanti, E. (2021).
Fisher, A. (2009). Berpikir kritis sebuah Hubungan Keterampilan Komunikasi
pengantar. Jakarta: Erlangga, 4. Abad 21 dan Keterampilan Pemecahan
Frydenberg, M., & Andone, D. (2011). Masalah Mahasiswa Pendidikan Fisika.
Learning for 21st century skills. Journal of Teaching and Learning
International Conference on Information Physics, 6(1), 1–10.
Society (i-Society 2011), 314–318. Muplihah, V. (2016). Pengaruh Penerapan
Harefa, D. (2020). Pengaruh Model Model Pembelajaran Problem Solving
Pembelajaran Problem Solving Terhadap Terhadap Peningkatan Kemampuan
Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas IX Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA.
SMP Negeri 1 Luahagundre Maniamolo INTERMATHZO, 1(2), 16–17.
Tahun Pembelajaran (Pada Materi Energi Nasution, M. K. (2018). Penggunaan metode

362
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 02 Tahun 2022, 352-363

pembelajaran dalam peningkatan hasil (2020). Peran kepemimpinan kepala


belajar siswa. Studia Didaktika, 11(01), sekolah dalam meningkatkan kualitas
9–16. peserta didik di sdn martapuro 2
Prayogi, R. D. (2020). Kecakapan Abad 21: kabupaten pasuruan. EduPsyCouns:
Kompetensi Digital Pendidik Masa Journal of Education, Psychology and
Depan. Manajemen Pendidikan, 14(2). Counseling, 2(1), 327–336.
Ramadhiyah, S., & Lengkanawati, N. S. Zakiyawati, S. W., & Trihantoyo, S. (2021).
(2019). Exploring EFL learner autonomy Urgensi Sarana dan Prasarana dalam
in the 2013 Curriculum implementation. Meningkatkan Prestasi Belajar Pada
Indonesian Journal of Applied Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan.
Linguistics, 9(1), 231–240. Universitas, 5, 73.
https://doi.org/10.17509/ijal.v9i1.15626
Sherly, S., Dharma, E., & Sihombing, H. B.
(2021). Merdeka belajar: kajian literatur.
UrbanGreen Conference Proceeding
Library, 183–190.
Simatupang, M. (2019). Penerapan Model
Pembelajaran Problem Solving untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika.
JURNAL GLOBAL EDUKASI, Vol 3, No
1 (2019): Agustus 2019, 49–54.
http://jurnal.goretanpena.com/index.php/J
GE/article/view/338/285
Siswono, T. Y. E. (2016). Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif sebagai Fokus
Pembelajaran Matematika. Seminar
Nasional Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 11–26.
Sugianto, R. (2021). Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Problem Solving
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMP Negeri I 1 Kempas pada
Materi Getaran, Gelombang dan Bunyi.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
Sukraini, K. N. & N. (2021). Pendekatan
Konsep “Merdeka Belajar” Dalam
Pendidikan Era Digital. Krisma Natalia,
Ni Wayan Sukraini, 3, 22–34.
Sulfemi, W. B. (2019). Kemampuan pedagogik
guru.
Syafitri, E., Armanto, D., & Rahmadani, E.
(2021). Aksiologi Kemampuan Berpikir
Kritis (Kajian Tentang Manfaat dari
Kemampuan Berpikir Kritis). Journal of
Science and Social Research, 4(3), 320–
325.
Wati, A. R. Z., & Trihantoyo, S. (2020).
Strategi pengelolaan kelas unggulan
dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. JDMP (Jurnal Dinamika
Manajemen Pendidikan), 5(1), 46–57.
Yahdiyani, N. R., Muna, A. R., & Nurjanah, S.

363

You might also like