Professional Documents
Culture Documents
e-ISSN 2579-860X
p-ISSN 2614-1221
Doi: https://doi.org/10.24036/jep/vol5-iss1/548
ABSTRACT
The creative thingking ability of students in high school is still very low. This is due to the ina dequate
use of teaching materials. The teaching used are still using printed modules and do not contains steps
in the learning model that direct students to be able to improve their creative thingking skills. One of
the solutions to improve student’s creative thinking skill in physics learning is to use –electronic mod-
ule (e-module). The e-module which is equipped with a Guided Inquiry Learning Model and Integrat-
ed Ethnoscience is a suitable combination to increase creative thinking skills. Through the e-module,
students are able to learn independently with the help of ethnoscience in their neighborhood. This
study aims to determine the level of validity of the e-module physics based Guided Inquiry Integrated
eith Ethnoscience to improve student’s Creative Thinking Skills. The type of research is Research and
Development (RnD) with the ADDIE development model. But, in this research is limited to the devel-
opment stage. Because, this research only to see the validity of the product. The instrument used was a
validation sheet in the form of an assessment questionnaire by three validators. The data analysis
technique used is Aiken V formula. The result validation of e-module an average of 0,83 with the valid
category. From the validation results it can be said that Physics e-modul based on guided inquiry in-
tegrated with ethnoscience to improve students creative thinking skills meets the valid criteria.
belajar secara aktif dan mandiri (Haspen & permasalahan karena model pembelajaran
Syafriani, 2020). E-Modul harus disusun secara Inkuiri Terbimbing merupakan proses
sistematis artinya modul harus sesuai dengan pembelajaran yang mampu memberikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, motivasi kepada peserta didik melalui kegiatan
karakteristik dan kebutuhan sehingga peserta pembelajaran sesuai dengan tahapan-tahapan
didik dapat belajar secara mandiri (Asrizal, yang ada pada model Inkuiri Terbimbing.
2013). Jadi dapat disimpulkan bahwa e-modul Pembelajaran menggunakan model inkuiri
merupakan sebuah bentuk non cetak dari terbimbing pendidik tidak melepas peserta
modul yang disusun secara sistematis sesuai didiknya begitu saja. Pendidik harus
dengan kebutuhan peserta didik yang bertujuan memberikan arahan dan bimbingan dalam
untuk membantu peserta didik belajar secara melakukan kegiatan-kegiatan. Jadi dapat
mandiri dan dapat digunakan dalam proses disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing adalah
pembelajaran. sebuah model pembelajaran yang bertujuan
Pengembagan e-modul disesuaikan untuk membentuk pola pikir peserta didik
dengan model pembelajaran yang sesuai dengan cara menemukan sendiri jawaban atas
dengan kebutuhan peserta didik. Menurut permasalahan yang diberikan serta pendidik
Lestari (2013) bahan ajar akan lahir dari sebuah membimbing peserta didik.
rencana pembelajaran yang dibuat oleh peserta Melalui kurikulum 2013 peserta didik
didik. Hal tersebut berarti dalam mengem diberikan kesempatan untuk belajar dari
bangkan e-modul peneliti terlebih dahulu harus kebudayaan dan lingkungan sekitar. E-modul
mengetahui kebu- tuhan yang dibutuhkan oleh yang terintegrasi dengan etnosains (kebuda
peserta didik. Sehingga emodul yang yaan) mampu meningkatkan kemampuan
dikembangkan tepat sasaran. berpikir kreatif peserta didik. Menurut
Model pembelajaran yang dapat Arfianti, dkk (2016) pembelajaran berbasiskan
digunakan bersama dengan e-modul dalah pada etnosain dengan mengaitkan materi-materi
model pembela- jaran Inkuiri Terbimbing. dan proses pembelaja- rana pada budaya yang
Menurut Hamdayama (2016) inquiry adalah ada pada masyarakat setempat mamu membant
rangkaian kegiatan pembelajaran yang peserta didik memahami pembelajaran dengan
menekankan pada dan menemukan sendiri lebih mudah dan etnosains dapat meningkatkan
jawaban dari suatu masalah yang kemampuan kognitif kreatfi, dan kritis peserta
dipertanyakan. Menurut Hanson (2005) model didik. Etnosains adalah suatu kegiatan yang
pembelajaran Inkuri memiliki sintak- sintak : mentransformasikan sains asli yang ada di
Orienation,, Ekxploration, Concept Formation, masyarakat. Ruang ling- kup etnosains meliputi
Application, dan Closure. Melalui model bidang sains, pertanian, ekologi, obat-obatan
pembelajaran Inkuiri Terbimbing peserta didik bahkan termsuk flora dan fauna (Rahayu &
mampu memecahkan dan menemukan sendiri Sudarmin, 2015). Etnosains yang ada
jawaban dari masalah-masalah yang ditemukan disekeliling peserta didik akan membantu
didalam pembelajaran yang tidak lain adalah peserta didik memahami pelajaran dengan
kemampuan berpikir kreatif dengan tahapan- mudah karena mereka dapat melihat dan me-
tahapan yang ada pada model pembelajaran rasakan sains asli yang terkandung didalam
Inkuiri Terbimbing (Yanti & Gani, 2016). Pada masyarakat. Tugas pendidiklah yang harus me-
tahapan Orientation merupakan tahapan mampu mentransformasikan etnosains yang ada
persiapan memulai pembelajaran. Eksploration disekeliling peserta didik. Dalam ilmu fisika,
adalah tahapan peserta didik memulai banyak sekali kebudayaan-kebudayaan
penyelidikan. Concept Formation adalah Minangkabau yang dapat di transformasikan ke
peserta didik mampu menyusun konsep materi dalam bentuk sains ilmiah. Contohnya gerakan
dari penyelidikan yang dilakukan. Application Randai yang dapat di integrasikan ke dalam
berupa soal- soal latihan yang berguna untuk materi gerak melingkar.
memperkuat dan menjawab konsep yang telah Penelitian ini bertujuan untuk mening
ditemukan sebelumnya. Closure merupakan katkan kemampuan berpikir kreatif peserta
tahapan penutup yang merupakan kesimpulan didik melalui pengembangan e-modul fisika
dari materi yang dipelajari peserta didik. berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi
Menurut Putra (2016), model pembe etnosains. Melalui pengembangan e-modul ini
lajaran Inkuiri Terbimbing dapat membantu diharapkan mampu untuk meningkatkan
peserta didik berpikir kreaif dari suatu kemampuan kreatif peserta didik. Menurut
Volume 5| Nomor 1|Mei 2021|Page 95-101
Cici Dwi Tisa Haspen, Syafriani, Ramli 97
Rumi & Syafriani (2020), kemampuan Analisis validasi diuji menggunakan per-
berpikir kreatif adalah potensi dimunculkan samaan Aiken’s V
atau dikembangkan gagasan baru yang
menandai lima aspek yaitu kepekaan,
kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
keterincian. kemampuan kreatif sangat
diperlukan dalam era global sekarang ini. Keterangan :
Karena orang yang kreatif adalah orang yang s : r − lo
mampu menghadapi per putaran zaman. lo : angka penilaian validitas terendah
Dari paparan di atas peneliti ingin c : angka penilaian validitas teringgi
mengembangkan sebuah modul elektronik r : angka yang diberikan oleh validator
berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi n : jumlah penilai
etnosains untuk meningkatkan kemampuan Kategori validitas berdasarkan koefisien Aiken’s
berpikir kreatif peserta didik. Berdasarkan V dapat dilihat pada Tabel 1.
uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis validitas dari e-modul Tabel 1. Kategori Validitas Produk
fisika berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi Interval Kategori
etnosains untuk meningkatkan kemampuan ≥0,61 – 1,00 Valid
berpikir kreatif peserta didik. Adapun <0,61 Tidak valid
manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai Sumber: (Azwar , 2015)
sumber belajar yang mengasah kemampuan
berpikir kreatif peserta didik, sebagai salah
satu sumber belajar yang mengedepankan HASIL DAN PEMBAHASAN
kreatifitas peserta didik
1. Hasil Penelitian
METODE PENELITIAN Model pengembangan yang digunakan
Jenis penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini menggunakan model
penelitian pengembangan (Research and pengembangan ADDIE yang terdiri dari tahap
Development). Penelitian dan pengembangan Analysis, Design, Development, Implemen
adalah jenis penelitian yang digunakan untuk tation, and Evaluation. Penelitian ini dibatasi
menghasilkan produk tertentu dan diuji sampai pada tahapan Development yaitu untuk
efektivitas produk tersebut (Sugiyono, 2010). melihat valid tidaknya produk yang
Sedangkan model pengembangan yang dikembangkan. Tahapan awal yang dilakukan
digunakan adalah model pengembangan adalah tahapan Analysis (Analisis).
ADDIE. Menurut Januszewki dan Molenda Tahap analisis dilakukan untuk
(2008), ADDIE merupakan sebuah pendekatan menganalisis permasalahan yang timbul di
sistem untuk pengembangan pembelajaran lapangan. Tahap analisis terdiri dari analisis
dan prosedur pengembangan dalam kebutuhan peserta didik, analisis kemampuan
pembelajaran. Model pengembangan ADDIE berpikir kreatif, dan analisis materi pelajaran
terdiri dari 5 tahapan yaitu, Analyze (analisis), yang ada disekolah. Dari tahapan analisis
Design (Desain), Development (pengem tersebut, didapatkan hasil bahwa kebutuhan
bangan), Implementation (implementasi), dan peserta didik yang terdiri dari 6 aspek, yaitu
Evaluation (evaluasi). Tetapi, pada tahapan ini pengetahuan, keterampilan, kemampuan awal,
dibatasi hingga tahapan Development gaya belajar, sumber belajar, dan motivasi
dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk didapatkan rata-rata paling rendah adalah aspek
melihat validitas produk yang dikembangkan. sumber belajar yaitu 62,47 %. Hal tersebut
Instrumen data validasi dilakukan mengatakan bahwa sumber belajar yang ada
menggunakan angket validasi. Angket validasi masih kurang. Analisis kemampuan berpikir
yang disebarkan kepada validator terdiri dari kreatif peserta didik didapatkan hasil sebesar
validasi substansi materi, validasi aspek 74,35 dengan kategori kurang. Sedangkan
kelayakan penyajian, validasi kebahasaan, dan analisis terakhir adalah analisis materi yang
validasi kelayakan tampilan. Validator yang dapat dijadikan sebagai dasar pedoman untuk
digunakan adalah 3 orang validator yang terdiri mengetahui materi yang berkaitan dengan
dari 2 orang dosen Fisika dan 1 orang dosen penelitian dan didapatkan ma-terinya yaitu
Bahasa Indonesia di lingkungan UNP. materi SMA Kelas X Semester 1.
berpikir kreatif peserta didik pada materi Hamdayama. 2016. Metodologi Pengajaran.
listrik dinamis dengan kategori valid. Selain Jakarta : PT. Bumi Aksara.
itu penelitian serupa yang mengatakan bahwa Hanson. David. 2005. Designing Process-
model Inkuiri terbimbing mampu Oriented Guided-Inquiry Activities.
meningkatkan kemampuan berpiki kreatif
New York : Pacific Crest.
peseta didik juga dilakukan oleh Yanti, dkk
Haspen, C. D. T., & Syafriani. 2020. The
(2016).
Dengan demikian, secara keseluruhan e- Preliminary Study in The Development
modul fisika berbasis inkuiri terbimbing of E-Physics Module Integrated Ethno-
terintegrasi etnosains untuk meningkatkan science. The 2nd International Confer-
kemam-puan berpikir kreatif peserta didik ence on Research and Learning of
berkategori valid dan baik digunakan baik dari Physics.
segi kelayakan materi, kelayakan penyajian, Januszewski, A. & Molenda, M. 2008. Educa-
kelayakan tampilan dan layak juga digunakan tional Technology: A definition with com-
secara bahasa. mentary. New York: Lawrence Erlbaum
Associates.
KESIMPULAN Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:
dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan Akademia.
bahwa E-modul fisika berbasis Inkuiri Primadi. M.R., Sarwanto, Suparmi. 2018.
Terbimbing Terintegrasi Etnosains untuk Pengembangan Modul Fisika Berbasis
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan
peserta didik memiliki kriteria valid dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada
rata-rata hasil validasi adalah 0,83. Hal tersebut Materi Listrik Dinamis. M JRKPF UAP.
dapat diartikan bahwa e- modul fisika berbasis 5(1), 1-9.
inkuiri terbimbing terintegrasi etnosains untuk Putra, Redza D dkk (2016. Peningkatan Ke-
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
peserta didik valid dan dapat digunakan dalam Model Pembelajran Inkuiri Terbimbing pada
pembelajaran disekolah. Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Negeri
Colomadu Karanganyar Tahun Pelajaran
UCAPAN TERIMAKASIH 2015/2016. Proceeding Biology Confer-
ence. 13(1) :330-334.
DIPA Direktorat Riset dan Pengabdian Rahayu, W. E., & Sudarmin. 2015. Pengem-
Masyarakat Kementrian Riset, Teknologi dan bangan Modul IPA Terpadu Berbasis
Pendidikan Tinggiberdasarkan surat penugasan Etnosains Tema Energi dalam Kehidupan
pelaksanaan Tahun Anggaran 2020 Untuk Menanmkan Jiwa Konservasi Siswa.
No.882/UN35.13/LT/2020 dengan Ketua Tim Unnes Science Educational Journal, 4(2).
Syafriani, Ph.D. Rumi, Yuliska & Syafriani. 2020. Efektifitas
Pengembangan LKPD Fisika SMA/MA
DAFTAR PUSTAKA Berbasis Inquiry Training Untuk Mening-
Arfianti, S., Sudarmi, M., & Sumarni, W. katkan Kemampuan Berpikir Kreatif
(2016). Model Pembelajaran Kimia Ber- Peserta Didik.
basis Etnosains untuk Meningkatkan Ke- Sugiyono. 2010. Metode Penilitian Pendidikan:
mampuan Berikir Kritis siswa. Jurnal Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Pengajaran MIPA, 21(1) 46-51. R&D. Bandung:Alfabeta.
Asrizal,A. dkk. (2013). “Pembuatan Modul Fisi- Yanti, N. S., Yusrizal & Gani, A. (2016). Pen-
ka Berbasis TIK Untuk Mengintegrasikan erapan Model Pembelajaran Inkuiri Ter-
Nilai Pendidikan Karakter dalam bimbing untuk Meningkatkan Kemampuan
Pembelajaran Siswa SMAN 10 Padang Berpikir Kreatif dan Motivasi Siswa Ditijau
Kelas X Semester 1”. Jurnal Pillar Of dari Jenis Kelamin Pada Materi Kalor Ke-
Physics Education, Vol. 1. Hal. 30-38 las X SMAN 11 Banda Aceh. Jurnal Pen-
Azwar, Saifuddin. 2015. Reliabilitas dan Validi- didikan Sains Indonesia.
tas Edisi IV, Cetakan IV. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.