You are on page 1of 14

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam

Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140


Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257

UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN


KREATIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI MASA
PANDEMI COVID-19
Sopiatunisa
Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia
Email : sofiatunnisa.080899@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.37758/jat.v4i2.257
Received: June 2021 Accepted: July 2021 Published: August 2021
Abstract :
This study aims to find out how the efforts of PAI teachers in increasing online learning
creativity during the Covid-19 period at SMPN 1 Pamijahan Bogor in 2021. This
research is a type of field research with descriptive qualitative methods. The results of
this study state that the efforts made by PAI teachers in increasing online learning
creativity during the Covid-19 period at SMPN 1 Pamijahan Bogor include: First,
teachers build good interactions with students. Second, the teacher uses a variety of
learning media. Third, the teacher always prepares teaching materials. Fourth, the
teacher is able to overcome the problems faced by students. Fifth, the teacher uses a
variety of learning methods. Sixth, the teacher always prepares an evaluation at the end
of the lesson.
Supporting factors that support PAI teachers in increasing online learning creativity
during the Covid-19 period at SMPN 1 Pamijahan Bogor include adequate facilities and
infrastructure, training for teachers, good cooperation between teachers. While the
inhibiting factors for PAI teachers in increasing online learning creativity during the
Covid-19 period at SMPN 1 Pamijahan Bogor include: Unstable signal and inadequate
quota, students do not have mobile phones, lack of parental care and supervision while
studying from home.
Keywords : PAI teacher efforts, creativity, online learning

Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya guru PAI dalam
meningkatkan kreativitas pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 di SMPN 1
Pamijahan Bogor tahun 2021. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan
dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru PAI di SMPN 1
Pamijahan Bogor memiliki kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran daring, bentuk
kreativitas ini dapat dilihat dari: Pertama, guru membangun interaksi yang baik
dengan peserta didik. Kedua, guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.
Ketiga, guru selalu menyiapkan bahan ajar. Keempat, guru mampu mengatasi masalah
yang dihadapi siswa. Kelima, guru menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi. Keenam, guru memberikan evaluasi di akhir pembelajaran.
Faktor pendukung yang menunjang guru PAI dalam meningkatkan kreativitas
pembelajaran daring di masa Covid-19 di SMPN 1 Pamijahan Bogor meliputi: sarana
dan prasarana yang memadai, adanya pelatihan untuk para guru, adanya kerjasana
yang baik antar guru. Sedangkan faktor penghambat guru PAI dalam meningkatkan
kreativitas pembelajaran daring di masa Covid-19 di SMPN 1 Pamijahan Bogor
meliputi : Sinyal tidak stabil dan kuota yang tidak memadai, peserta didik tidak
memiliki handphone, kurangnya kepedulian dan pengawasan orang tua selama belajar
dari rumah.
Kata Kunci: Upaya Guru PAI, Kreativitas, Pembejaran Daring

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140
INTRODUCTION
Pembatasan kehidupan sosial di ruang publik yang diakibatkan adanya
virus Covid-19 memberikan perubahan pada segala tatanan kehidupan,
sebagaimana yang dipaparkan oleh “Perserikatan Bangsa- bangsa atau PBB
menerangkan bahwa salah satu sektor yang terdampak Covid- 19 ialah
pendidikan” (Purwanto et al., 2020). Demikian halnya juga di Indonesia, perihal
ini dapat dilihat dari dikeluarkannya surat edaran dari Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 4 tahun 2020 tentang Penerapan Kebijakan
Pembelajaran dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang mewajibkan
peserta didik belajar dari rumah dengan metode pembelajaran dalam jaringan
(daring) (Kemendikbud, 2020). Pembelajaran daring ialah salah satu bentuk
pembelajaran alternatif yang bisa dilaksanakan sepanjang masa darurat Covid-
19. Pembelajaran daring di masa pandemi sangat menuntut seluruh pihak
sekolah untuk bekerja lebih aktif dalam melaksanakan proses belajar mengajar,
terutama seorang guru selaku fasilitator yang mempunyai peran dalam
mendidik, guru dituntut untuk siap melaksanakan pembelajaran daring secara
efektif dan efisien kepada siswa, tidak hanya itu guru juga harus inovatif serta
kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran daring (Anugrahana, 2020).
Hal ini membuktikan bahwa kedudukan guru senantiasa tidak dapat
tergantikan meski dalam kondisi apapun termasuk dalam suasana pandemi ini,
tekhnologi tampil hanya sebagai akses untuk mempermudah guru dalam
pembelajaran daring (Sukitman et al., 2020). Guru diyakini mempunyai andil
yang sangat besar terhadap keberhasilan suatu pendidikan, potensi-potensi
yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan tumbuh secara maksimal tanpa
adanya dorongan dari seorang guru (M.Dahlan.R, 2016).
Menurut Wijaya mengatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan adalah kreativitas guru (Nofitasari, 2020). Kreativitas guru
dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam
memberikan motivasi kepada siswa, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19
kreativitas guru sangat dituntut dalam proses pembelajaran daring agar
pembelajaran tetap menyenangkan meski belajar dari rumah. Begitu juga
dengan guru PAI, dalam mengembangkan potensi peserta didik dalam masa
pandemi, guru PAI harus tetap melaksanakan pembelajara daring dan
berupaya untuk meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar. Baik itu
kreativitas yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam menciptakan
perubahan dan perbaikan dalam proses mengajar, kemampuan guru untuk
mengeksplorasi konsep yang baru, kemampuan guru dalam menggunakan
media teknologi, serta berbagai kemampuan lain yang termasuk ke dalam
kategori guru yang kreatif (Abdullah, 2017). Tak bisa dipungkiri, pembelajaran
daring yang menjadi solusi di saat pandemi ini pada kenyataannya
menimbulkan banyak problematika yang terjadi di lapangan, dalam suatu
penelitian yang dilakukan oleh (Asmuni, 2020) saat melakukan wawancara
pada sejumlah guru di sekolah yang berada di daerah Lombok mengakui
bahwa pembelajaran daring ini kurang efektif apabila dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka langsung, karena beberapa alasan, yaitu: Pertama,
materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 128
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
peserta didik. Kedua, pada sebagian guru memiliki kemampuan yang terbatas
dalam mengoperasikan teknologi. Ketiga, keterbatasan guru dalam melakukan
kontrol saat berlangsungnya pembelajaran daring. Hal inilah yang akhirnya
menimbulkan banyak problematika yang terjadi pada peserta didik, seperti
peserta didik menjadi kurang aktif dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran
daring, kurangnya kepedulian peserta didik akan pengumpulan tugas, peserta
didik tidak memiliki handphone sebagai media belajar daring, sejumlah peserta
didik tinggal di wilayah yang tidak memiliki akses internet, dan menurut
beberapa peserta didik mengungkapkan bahwa terlalu lama melakukan
pembelajaran daring membuat mereka jenuh dan bosan (Basar, 2021). Kondisi
seperti ini terjadi diberbagai lembaga pendidikan, termasuk di SMPN 1
Pamijahan Bogor sehingga menjadi daya dorong bagi guru untuk melakukan
inovasi lanjut dan meningkatkan kreativitasnya selama pembelajaran daring
berlangsung (Oktawirawan, 2020).
Literature terdahulu yang relevan dengan tema ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh (Lubis, 2018). Dengan judul Kreativitas Guru PAI Dalam
Pengelolaan Pembelajaran Di SMP Negeri 9 Binjai. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa kreativitas guru PAI dalam mengelola pembelajaran sudah
baik, para guru sudah menerapkan berbagai macam strategi, model dan
metode pembelajaran yang beragam serta menggunakan media pembelajaran
yang menarik.
Literature selanjutnya ialah penelitian yang dilakukan oleh (Jufni et al.,
2015) Dengan judul Kreativitas Guru PAI Dalam Pengembangan Bahan Ajar Di
Madrasah Aliyah Jeumala Amal Lueng Putu. Dalam penelitian ini menyatakan
bahwa kreativitas merupakan kunci yang berorientasi kepada efektifnya proses
pembelajaran yang dilakukan dan pencapaian tujuan pembelajaran yang
optimal.
Penelitian mengenai kreativitas guru dalam proses pembelajaran juga
dilakukan oleh (Khaeruddin, 2012). Dengan judul Kreativitas Guru Dalam Proses
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Borong Kabupaten Sinjai.
Hasil penelitian yang ditemukan menyatakan bahwa kreativitas guru dalam
proses pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan di SMA Negeri 1
Sinjai Borong sudah cukup baik, karena guru pendidikan agama Islam mampu
membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, pengajaran yang variatif,
dan membuat penilaian dengan tepat.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kreativitas
pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh
setiap guru demi tercapainya suasana pembelajaran yang aktif, efektif dan
kondusif. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan kreativitas
pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 di SMPN 1 Pamijahan Bogor.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian ini dilakukan selama empat bulan dimulai dari bulan Januari sampai
bulan April 2021. Dengan lokasi penelitian di SMPN 1 Pamijahan Bogor,

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 129
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
penelitian ini tidak dilakukan secara terus menerus, tetapi dilakukan secara
berkala pada hari-hari tertentu.
Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara yang digunakan
peneliti bersifat bebas atau tidak terstruktur, namun tetap mengacu pada data-
data yang akan diambil.
Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan dengan mencocokkan data
kepada tiga sumber data. Pertama, kepada sumber data primer, sumber data
primer merupakan sumber data utama dalam penelitian yaitu guru pendidikan
agama Islam, peneliti mencari data dengan mewawancarai 3 guru PAI yaitu
guru PAI kelas 7, 8, dan 9 sebanyak 2 kali kesempatan. Kesempatan pertama
mendapatkan data bahwa selama proses pembelajaran daring guru berupaya
membangun interaksi yang baik dengan peserta didik, guru menggunakan
media pembelajaran yang bervariasi, dan guru menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi. Pada kesempatan kedua memperoleh data
bahwa guru mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, guru selalu
menyiapkan bahan ajar dan terakhir guru selalu melakukan evaluasi disetiap
akhir pembelajaran. Pada tahap selanjutnya peneliti melakukan wawancara
sumber data sekunder atau pihak kedua dan pihak ketiga, dalam penelitian ini
pihak kedua yaitu kepala sekolah dan pihak ketiga adalah siswa, untuk
memperoleh keabsahan data apakah terdapat kecocokkan dalam data-data
yang peneliti peroleh. Kemudian pada tahap verifikasi, peneliti
membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi dan dokumentasi
yang sudah didapatkan.
PEMBAHASAN
Guru Pendidikan Agama Islam
Sebagai suatu sistem, pendidikan memiliki berbagai komponen yang
saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Komponen tersebut diantaranya ada kurikulum, metode, media, sarana dan
prasarana, evaluasi dan yang paling penting yaitu guru. Guru merupakan
komponen penting dalam pendidikan, karena sangat berpengaruh dalam
meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa, perbaikan apapun yang
dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan dampak
yang signifikan tanpa didukung dengan adanya guru yang profesional dan
berkompeten. Menurut Mudatsir yang dikutip oleh (Idris, 2020) mengatakan
bahwa guru merupakan orang tua kedua setelah orang tua di rumah yang
turut bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pertumbuhan potensi
anak. Seorang guru dikatakan sebagai guru pendidikan agama islam karena
tugas utamanya terletak pada kemampuan untuk mengajarkan agama Islam
supaya dapat dipahami dan dipraktekan oleh siswa secara tepat serta mudah
dalam pengamalannya sesuai dengan kalamullah dan Hadist Rasulullah
(Rahman et al., 2019). Jadi guru pendidikan agama Islam ialah seorang yang
berupaya untuk mentransfer ilmu maupun mentransfer nilai, untuk
mengembangkan segala potensi yang ada pada peserta didik, sehingga peserta
didik mampu melaksanakan tugasnya sebagai hamba Allah di muka bumi
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran islam.

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 130
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
Sebagai guru yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, kepribadian
yang mencerminkan seorang pendidik merupakan suatu keharusan, tuntutan
kepribadian sebagai pendidik terasa lebih berat dibanding dengan profesi
lainya. seperti ungkapan yang sering dikemukakan bahwa guru adalah orang
yang digugu dan ditiru yang artinya bahwa apapun yang dilakukan seorang
guru akan diikuti dan ditiru oleh peserta didiknya, dengan begitu seorang guru
hendaknya memiliki sifat ideal yang terpancar dalam dirinya, karena seorang
guru akan menjadi suri tauladan bagi setiap peserta didiknya. Mengingat
beratnya tugas dan tanggungjawab pendidik dalam Islam, tidak semua muslim
bisa menjadi guru. Ada yang mengatakan bahwa setiap orang bisa mengajar
namun setiap orang belum tentu bisa mendidik, artinya mendidik adalah tahap
paling atas dalam mengajar, ketika guru sudah mendidik itu menandakan
adanya perubahan yang baik pada diri peserta didik. Ada banyak persyaratan
yang harus dipenuhi terutama dari aspek kepribadian. Abd al-Rahman al-
Nahlawi dalam (Sulaiman et al., 2017) menyebutkan beberapa sifat atau
karakter yang harus dimiliki para pendidik yaitu; (a) bersifat rabbani, yaitu
semua aktifitas kehidupannya sejalan dengan nilai-nilai Islam; (b) ikhlas,
seorang guru harus memiliki keikhlasan dalam mentransfer ilmu kepada
peserta didik; (c) penyabar, menjadi guru bukanlah hal yang mudah, harus
memiliki banyak kesabaran menghadapi siswa dengan latar belakang dan
karakteristik yang berbeda-beda; (d) jujur, seorang guru hendaknya memiliki
kejujuran dalam mengajar, terutama jujur dalam penyampaian artinya apa
yang diucapkan harus sesuai dengan apa yang dilakukan; (e) selalu belajar
berusaha menambah ilmu dan terus mengkajinya; (f) menguasai berbagai
metode, model, serta strategi mengajar dan mampu mengunakannya sesuai
dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi; (g) meletakkan segala
perkara secara proporsional, artinya guru harus mampu mengelola murid dan
tegas dalam bertindak; (h) memahami perkembangan psikis anak; (i) tanggap
terhadap berbagai perkembangan zaman, guru harus tau mengenai kondisi
yang ada disekitar siswa yang dapat mempengaruhi jasmani, ruhani, dan pola
pikirnya; (j) adil, guru tidak boleh membedakan antara siswa yang satu dengan
yang lainnya, semua harus diperlakukan sama tanpa memandang apa yang ada
pada diri siswa.
Sifat-sifat yang sudah dijelaskan di atas hendaknya dimiliki oleh
pendidik (guru) sehingga bisa dicontoh dan diteladani oleh peserta didik,
dengan harapan peserta didik bisa membiasakan diri dengan sifat-sifat tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari. Peran guru sangatlah penting bagi
pendidikan Islam karena ikut serta dalam memajukan serta memperbaiki
kehidupan manusia. (Hanipudin, 2020; Zafi & Partono, 2020) Bahkan Rasul-
rasul Allah dalam menyampaikan tugas dan risalahNya selalu berperan
sebagai guru. Para Rasul diutus oleh Allah untuk diberikan tugas
menyampaikan risalah-Nya dan menyampaikan agama yang benar, yaitu
agama tauhid agar manusia tidak tersesat dalam hidupnya. Disamping tugas
menyampaikan risalah kebenaran pada umat manusia, peran para Rasul
sebagai pendidik juga tampak pada perannya sebagai pemberi peringatan dan
pembawa kabar gembira kepada umat manusia. Begitu besar peran guru dalam

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 131
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
Islam Imam Al Ghazali menukil perkataan para ulama yang menyatakan
bahwa guru merupakan pelita dari segala zaman, orang yang hidup semasa
dengannya akan memperoleh pancaran cahaya keilmiahannya (Kamal, 2018;
Pasuri, 2020).

Kreativitas Guru dalam Pembelajaran


Kreativitas dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting,
pembelajaran tidak akan berjalan secara maksimal tanpa adanya kreativitas
guru dalam mengelola pembelajaran, untuk itu guru dituntut untuk
mendemonstrasikan dan memperlihatkan kreativitas tersebut. Kreativitas guru
dalam mengajar dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan
ide-ide yang baru, atau ide-ide yang sebelumnya sudah ada kemudian di
kolaborasikan menjadi suatu inovasi terbaru yang kemudian di kembangkan
dan diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran (Monawati &
Fauzi, 2018). “Kreativitas guru dapat dilihat dalam proses pembelajarannya
yang menyenangkan, aktif, dan kreatif, ketika guru memiliki banyak kreativitas
dalam mengelola pembelajaran, guru tersebut akan memiliki kemampuan
untuk mengembangkan inovasinya dalam mengajar” (Oktiani, 2017).
Menurut Mangwaskim dalam (Oktiani, 2017) menyebutkan ciri-ciri guru
kreatif sebagai berikut: Pertama, memiliki cara-cara terbaru yang bersifat
inovasi dalam mengembangkan model pembelajaran. Kedua, memiliki
kemampuan merancang dan mendesain perangkat pembelajaran secara
mandiri. Ketiga, memiliki kemampuan variatif dalam menyajikan materi
pembelajaran. Keempat, memiliki kemampuan menyajikan pembelajaran yang
menyenangkan. Kelima, memiliki jiwa optimis dalam melaksanakan tugas.
Keenam, memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam hubungan
komunikasi sosial. Ketujuh, Memiliki kemampuan melakukan eksperimen-
eksperimen dalam menjalankan tugasnya. Kedelapan, memiliki mindset baik
dan selalu berpikir positif. Sembilan, Memiliki karakter taat beribadah. Sepuluh,
Memiliki pribadi yang bisa dijadikan panutan bagi siswa dan rekan sesama
guru.
Menurut (Pentury, 2017) beberapa hal yang bisa guru lakukan dalam
mengembangkan kreativitas adalah : Pertama, kreativitas dalam penggunaan
media pembelajaran. Proses pembelajaran adalah proses antara guru dan siswa
melalui bahasa verbal sebagai media utama dalam penyampaian materi
pelajaran karena proses pembelajaran sangat bergantung pada guru sebagai
sumber belajar, penggunaan media dalam pembelajaran hendaknya
menyesuaikan dengan gaya belajar setiap siswa karena setiap siswa memiliki
karakteristik dan gaya belajar yang berbeda-beda. Kedua, kreativitas dalam
penggunaan metode, strategi, dan model pembelajaran. Agar metode yang
digunakan dalam suatu pembelajaran bisa lebih efektif maka guru harus
mampu melihat situasi dan kondisi siswa, karena tingkat kemampuan
intelegensi setiap siswa berbeda-beda, maka dari itu sebagai seorang pendidik,
guru selalu dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang
nyaman serta dapat memotivasi peserta didik yang akan berdampak positif
dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Ketiga, materi

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 132
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
pembelajaran yang autentik. Seorang guru yang kreatif akan memberikan
materi pembelajaran yang memiliki dasar yang dapat dipertanggung jawabkan
ketika menyampaikan materi kepada peserta didik. Keempat, kemampuan
berfikir yang berbeda dari biasanya. Seorang guru yang kreatif akan memiliki
pola pikir yang berbeda dari yang biasanya, karena harus selalu
mengembangkan ide-ide baru dalam mengajar. Kelima, perilaku guru dalam
layanan pembelajaran meliputi memberikan pujian dan hukuman (reward and
punishment) berpikir kritis, berkarakter kuat.
Peningkatan kreativitas juga dapat diupayakan dari dalam diri guru itu
sendiri, antara lain dengan memperluas wawasan, mengembangkan
lingkungan pembelajaran, mengembangkan keterbukaan, dan optimalisasi
pemanfaatan teknologi pembelajaran (Oktiani, 2017:229).

HASIL
Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Daring di
Masa Pandemi Covid-19
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa upaya guru PAI dalam
meningkatkan kreativitas pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19
SMPN 1 Pamijahan Bogor meliputi :
1. Guru berupaya membangun interaksi yang baik dengan peserta didik.
Dalam kondisi pandemi seperti ini banyak siswa yang mengalami
kejenuhan dan semangat belajar yang menurun, dalam mengatasi ini guru
PAI SMPN 1 Pamijahan Bogor tidak pernah lupa untuk mengingatkan,
memotivasi, serta memberi semangat dalam setiap pembelajaran. Ini
membuktikan bahwa interaksi antara guru dan siswa berjalan dengan baik
meski tidak bertatap muka secara langsung, seperti yang dikemukakan oleh
Jamal Ma’mur Asmani dalam (Tiyas, 2018) mengatakan bahwasannya guru
yang mampu membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan
siswa baik secara verbal maupun non verbal merupakan salah satu ciri guru
yang kreatif.

2. Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.


Media merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran karena
dapat membantu berjalannya proses pembelajaran secara optimal.
Pembelajaran daring di SMPN 1 Pamijahan menggunakan Aplikasi
Whatsapp group, google classroom, dan youtube. Penggunaan aplikasi
menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, misalkan ketika guru
memberikan tugas menghafal aplikasi yang dipakai adalah whatsapp
dengan cara mengirimkan video ataupun voicenote ketika siswa sedang
mengaji, sehingga guru akan dapat dengan mudah mendengarkan dan
mengoreksi bacaan peserta didik. Berbeda ketika guru memberikan tugas
mengenai sejarah, guru biasanya mengirimkan terlebih dahulu link youtube
mengenai materi yang akan disampaikan untuk ditonton oleh peserta didik
yang kemudian diberikan tugas merangkum apa yang sudah ditangkap dan
dipahami oleh peserta didik setelah menonton video tersebut dan jika
pengumpulan tugas guru menggunakan google form dan google classroom.
Hal ini sesuai dengan teori dalam (Pentury, 2017) salah satu kreativitas guru
At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam
Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 133
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
yang bisa dikembangkan adalah kreativitas dalam penggunaan media
pembelajaran. Dimana proses pembelajaran adalah proses antara guru dan
siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama dalam penyampaian
materi pelajaran karena proses pembelajaran sangat bergantung pada guru
sebagai sumber belajar, penggunaan media dalam pembelajaran hendaknya
menyesuaikan dengan gaya belajar setiap siswa karena setiap siswa memiliki
karakteristik dan gaya belajar yang berbeda-beda.

3. Guru menyiapkan bahan ajar sebelum memulai pembelajaran.


Beberapa proses pembelajaran yang peneliti amati, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sebelum mengajar guru menyiapkan bahan ajar dengan
baik, seperti menyiapkan silabus dan RPP daring, namun dalam kondisi
pembelajaran daring ini RPP tidak menjadi jaminan bagi guru untuk
mempraktikan semua yang tertera dalam RPP, karena harus menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada. Guru lebih banyak belajar dan
menyiapkan berbagai hal keperluan mengajar dengan mencari di internet
seperti video youtube yang susuai dengan materi yang akan disampaikan,
selain itu guru juga memberikan buku pendamping kepada siswa seperti
buku paket yang boleh dibawa ke rumah untuk dipelajari. Perencanaan
pembelajaran merupakan hal yang sangat penting sebelum melaksanakan
proses pembelajaran, dengan adanya perencanaan membuktikan bahwa
guru sudah siap untuk melakukan tugas dan perannya sebagai pendidik.
Menurut Mangwaskim dalam (Oktiani, 2017) menyebutkan ciri-ciri guru
kreatif salah satunya yaitu memiliki kemampuan merancang dan mendesain
perangkat pembelajaran secara mandiri.

4. Guru mampu mengatasi kesulitan belajar siswa selama pembelajaran daring.


Mengatasi kesulitan belajar siswa tentulah akan berbeda-beda, karena
sifat dan karakter siswa juga pasti berbeda-beda, salah satu cara mengatasi
kesulitan belajar daring yang dilakukan guru PAI di SMPN 1 Pamijahan
Bogor adalah dengan mendekati siswa yang memiliki masalah kesulitan
belajar, dengan cara ini guru bisa bertanya dan mendengarkan segala keluh
kesah yang dirasakan siswa selama pembelajaran daring, seperti yang
diutarakan oleh kepala sekolah SMPN 1 Pamijahan mengatakan “Kendala
yang selama ini terjadi dalam pembelajaran daring yaitu sinyal yang tidak stabil
karena daerah yang berada diposisi kaki gunung salak, kemudian kuota yang tidak
memadai karena kebanyakan siswa berasal dari keluarga yang sederhana, kemudian
tidak memiliki handphone merupakan hambatan yang sangat besar dalam
pembelajaran daring”. Mengenai berbagai kendala yang disampaikan oleh
kepala sekolah, seluruh pendidik SMPN 1 Pamijahan mencari berbagai
solusi dalam berbagai permasalahan ini agar pembelajaran daring tetap bisa
berjalan meski dalam kondisi pandemi. Contohnya sekolah menyediakan
fasilitas bagi peserta didik yang tidak memiliki handphone, pihak sekolah
mengijinkan peserta didiknya untuk datang ke sekolah dan menggunakan
laptop yang ada disekolah untuk belajar, jika peserta didik tidak
memungkinkan ke sekolah guru menyuruh peserta didiknya untuk
menemui teman yang rumahnya berdekatan agar bisa belajar bersama.
At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam
Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 134
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
Selain itu para guru SMPN 1 pamijahan juga melakukan pertemuan dengan
para orangtua siswa untuk memberikan himbauan agar selalu mendampingi
anak selama belajar dari rumah. Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Mangwaskim dalam (Oktiani, 2017) bahwa ciri-ciri guru
kreatif salah satunya adalah memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam hubungan komunikasi sosial. Tindakan guru PAI SMPN 1 Pamijahan
ini membuktikan bahwa mereka sudah berusaha membantu segala kesulitan
belajar yang dihadapi peserta didik selama pembelajaran daring meski
dengan segala keterbatasan yang dihadapi.

5. Guru menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran daring.


Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran daring
di SMPN 1 Pamijahan cukup bervariasi, guru SMPN 1 pamijahan Bogor
menggunakan metode pembelajaran ceramah, diskusi, demonstrasi, dan
resitasi, metode pembelajaran yang dipakai menyesuaikan dengan materi
yang akan disampaikan.
Beberapa metode pembelajaran yang bisa dipakai ketika dalam proses
pembelajaran daring menurut (Trisnadewi & Muliani, 2020:49) yaitu:
a. Metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode
ini terbilang mudah untuk dilaksanakan. Dalam hal ini pengajar lebih
menguasai kelas, Metode ini dapat dilakukan dengan memberikan
penjelasan kepada peserta didik selama proses pembelajaran daring. Guru
SMPN 1 Pamijahan menggunakan metode ini ketika menyajikan materi
yang banyak membutuh penjelasan, sehingga guru yang lebih banyak
menguasai kelas.
b. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa
dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama. Guru SMPN 1 Pamijahan menggunakan metode ini dengan cara
memberikan materi dalam bentuk word yang kemudian dibagian melalui
grup Whatsapp atau Google Classroom, atau guru memberikan
penugasan kepada peserta didik untuk mencari materi secara mandiri
melalui internet lalu didiskusikan bersama-sama.
c. Metode demonstrasi adalah cara memperagakan barang, kejadian, aturan
dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan. Guru SMPN 1 Pamijahan menggunakan
metode demostrasi dalam memberikan materi fiqh, misalnya guru
memberikan tugas kepada siswa untuk membuat video ketika sedang
shalat, mengaji, dan praktik yang lainnya.
d. Metode resitasi adalah salah satu metode dalam proses belajar mengajar
di mana guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya,
kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Metode

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 135
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
ini mengharuskan pembelajar untuk membuat resume dengan kalimat
sendiri. Materi dapat berupa bacaan atau video pembelajaran. Setelah
membaca atau menonton, pembelajar harus membuat resume sendiri.
Guru PAI SMPN 1 Pamijahan menggunakan metode resitasi ketika materi
pembelajaran mengenai sejarah.
Hal ini membuktikan bahwa meski dalam keadaan pembelajaran daring
namun guru PAI di SMPN 1 Pamijahan Bogor tetap berusaha memberikan
pengajaran yang terbaik dengan menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh (Pentury,
2017) beberapa hal yang bisa guru lakukan dalam mengembangkan
kreativitas salah satunya yaitu kreativitas dalam penggunaan metode,
strategi, dan model pembelajaran. Agar metode yang digunakan dalam
suatu pembelajaran bisa lebih efektif maka guru harus mampu melihat
situasi dan kondisi siswa, karena tingkat kemampuan intelegensi setiap
siswa berbeda-beda. Maka dari itu sebagai seorang pendidik, guru selalu
dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang nyaman
serta dapat memotivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar yang
akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara
optimal.

6. Guru selalu menyiapkan evaluasi disetiap akhir pembelajaran.


Berdasarkan hasil observasi ketika guru melaksanakan pembelajaran
daring, peneliti menemukan bahwa guru PAI di SMPN 1 Pamijahan Bogor
selalu menyiapkan evaluasi disetiap akhir pembelajaran baik itu hanya
dengan melakukan tanya jawab dengan siswa, ataupun dengan memberikan
evaluasi berupa soal pilihan ganda atau uraian dalam bentuk google form,
selain dalam bentuk google form guru juga memberikan tugas melalui buku
paket yang sudah dipegang oleh siswa, hal ini menandakan bahwa guru
SMPN 1 Pamijahan menyiapkan segala bahan pembelajarannya dengan baik.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nana Syaodih
dalam (Hartati, 2016:199) mengemukakan ada tahapan pembuatan kegiatan
kreatif salah satunya tahap pengetesan atau tahap evaluasi, melakukan
evaluasi dalam pembelajaran akan membantu guru dalam mengetahui
sejauh mana peserta didik menangkap materi yang sudah disampaikan, jika
hasil dari evaluasi yang sudah dilakukan tidak berdampak pada
pemahaman siswa maka guru bisa melakukan perbaikan dalam proses
pembelajaran selanjutnya

Faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru PAI di SMPN 1


Pamijahan Bogor.
1. Faktor Pendukung
Pertama, Sarana dan Prasarana. Ketersediaan sarana dan prasarana
belajar di sekolah merupakan hal yang sangat penting, karena sarana dan
prasarana dapat menunjang berbagai kreativitas guru dalam berbagai
bentuk, salah satunya sekolah menyediakan laptop untuk dipakai guru
dalam melakukan proses pembelajaran daring, selain laptop sekolah juga
At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam
Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 136
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
menyediakan wifi untuk menunjang kelancaran dalam proses pembelajaran
daring, dengan adanya wifi guru akan leluasa untuk menggunakan media,
mengakses sumber belajar, dan mencari hal hal yang diperlukan selama
pembelajaran daring. Selain itu guru disediakan ruangan khusus untuk
mengajar, hal ini menambah kenyamanan bagi guru dalam melakukan
pembelajaran daring.
Kedua, mengikut sertakan guru dalam pelatihan. Seperti yang
diungkapkan oleh kepala sekolah SMPN 1 Pamijahan bahwa guru dari
SMPN 1 Pamijahan diikut sertakan dalam berbagai pelatihan seperti
seminar, workshop, BIMTEK, dan MGMP. Dalam pelatihan tersebut guru
akan dilatih untuk meningkatkan kompetensinya dalam mengajar. Seperti
pelatihan MGMP atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran, MGMP
merupakan suatu forum atau wadah untuk memfasilitasi para guru mata
pelajaran yang sama untuk berkumpul dan mengembangkan profesionalitas
kerja. Banyak hal yang didapat oleh para guru dalam mengikuti MGMP
salah satunya dalam penggunaan media, metode strategi, apalagi dalam
pembelajaran daring mengikuti MGMP merupakan suatu keharusan karena
disana para guru akan dilatih bagaimana cara pengajaran yang baik selama
masa pandemi. Dalam MGMP juga para guru dapat berdiskusi dengan guru
lain terkait berbagai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran yang
kemudian mencari solusi bersama-sama dalam menghadapi permasalahan
tersebut.
Ketiga, kurangnya kerjasama antara guru dengan orang tua dalam
mendampingi anak selama pembelajaran daring. banyak orang tua yang
lengah dan tidak peduli dengan aktivitas belajar anaknya ketika di rumah,
sehingga banyak anak yang biasanya aktif dan mendapatkan nilai tinggi
ketika belajar di kelas menjadi menurun selama pembelajaran daring,
padahal keberhasilan pembelajaran daring bukan hanya antara guru dan
siswa saja, namun harus ada juga kerjasama dari orang tua yang selalu
bersedia mendampingi anak selama belajar dari rumah, karena selama
pembelajaran daring guru tidak bisa melihat secara langsung perkembangan
siswa maka dari itu orang tualah yang seharusnya memiliki peran untuk
memantau segala perkembangan anak dalam pembelajaran daring agar
semangat dan motivasi belajar siswa tetap stabil meski belajar dari rumah.
2. Faktor penghambat
Segala problematika pembelajaran daring juga terjadi di SMPN 1
Pamijahan Bogor, hal ini bisa dilihat dari beberapa faktor, yaitu:
Pertama, letak SMPN 1 Pamijahan Bogor yang berada dibawah kaki
gunung salak mengalami berbagai kendala dan juga tantangan selama
pembelajaran daring, seperti sinyal yang tidak stabil, kuota yang tidak
memadai turut dirasakan oleh para guru dan siswa yang berada di SMPN 1
Pamijahan Bogor.
Kedua, ada beberapa siswa yang tidak memiliki handphone, kondisi
perekonomian yang rendah membuat sebagian siswa sulit mendapatkan
handphone, meski sekolah menyediakan fasilitas seperti laptop dan wifi
yang bisa dipakai oleh siswa yang tidak mempunya handphone namun ada

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 137
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
kalanya siswa tidak bisa hadir ke sekolah dengan berbagai alasan tertentu,
hal ini membuat siswa kadang tertinggal mendapatkan materi yang sudah
disampaikan oleh guru.

Ketiga, kurangnya kerjasama antara guru dengan orang tua dalam


mendampingi anak selama pembelajaran daring. banyak orang tua yang
lengah dan tidak peduli dengan aktivitas belajar anaknya ketika di rumah,
sehingga banyak anak yang biasanya aktif dan mendapatkan nilai tinggi
ketika belajar di kelas menjadi menurun selama pembelajaran daring,
padahal keberhasilan pembelajaran daring bukan hanya antara guru dan
siswa saja, namun harus ada juga kerjasama dari orang tua yang selalu
bersedia mendampingi anak selama belajar dari rumah, karena selama
pembelajaran daring guru tidak bisa melihat secara langsung perkembangan
siswa maka dari itu orang tualah yang seharusnya memiliki peran untuk
memantau segala perkembangan anak dalam pembelajaran daring agar
semangat dan motivasi belajar siswa tetap stabil meski belajar dari rumah.

KESIMPULAN
1. Upaya yang dilakukan oleh Guru PAI dalam meningkatkan kreativitas
pembelajaran daring di masa Covid-19 di SMPN 1 Pamijahan Bogor
meliputi: guru membangun interaksi yang baik dengan peserta didik, guru
menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, guru menyiapkan
bahan ajar, guru mampu mengatasi masalah yang dihadapi siswa selama
pembelajaran daring, guru menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi, guru memberikan evaluasi diakhir pembelajaran.
2. Faktor pendukung yang menunjang guru PAI dalam meningkatkan
kreativitas pembelajaran daring di masa Covid-19 di SMPN 1 Pamijahan
Bogor meliputi: sarana dan prasarana yang memadai, melakukan pelatihan
untuk para guru, adanya kerjasana yang baik antar guru. Sedangkan faktor
penghambat guru PAI dalam meningkatkan kreativitas pembelajaran
daring di Masa Pandemi Covid-19 di SMPN 1 Pamijahan Bogor meliputi :
sinyak tidak stabil dan kuota yang tidak memadai, peserta didik tidak
memiliki handphone, kurangnya kepedulian dan pengawasan orang tua
selama belajar dari rumah.

REFERENCES
Abdullah, R. (2017). Pembelajaran Dalam Perspektif Kreativitas Guru Dalam
Pemanfaatan Media Pembelajaran. Lantanida Journal, 4(1), 35.
https://doi.org/10.22373/lj.v4i1.1866

Anugrahana, A. (2020). Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring


Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 10(3), 282–289.
https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i3.p282-289

Asmuni. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19


dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy, 7(4), 281.
https://doi.org/10.33394/jp.v7i4.2941
At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam
Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 138
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
Basar, A. M. (2021). Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi
Covid-19. Edunesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(1), 208–218.
https://doi.org/10.51276/edu.v2i1.112

Hanipudin, S. (2020). Konsepsi Guru Modern Dalam Pendidikan Islam. Al -


Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman, 3(3), 396–412.

Hartati, L. (2016). UPAYA GURU PAI DALAM MENGEMBANGKAN


KREATIVITAS SISWA. al - Bahtsu, 1(2).

Idris. (2020). Peran Guru Memotivasi Minat Membaca Al- Qur ’ an Pada Anak
Usia Dini Di Raudhatul Athfal. jurnal pendidikan islam anak usia dini, 2.

Jufni, M., Djailani, A., Ibrahim, S., & Ahmad, R. (2015). Kreativitas Guru PAI
Dalam Pengembangan Bahan Ajar Di Madrasah Aliyah Jeumala Amal
Lueng Putu. Jurnal Administrasi Pendidikan, 3(4), 64–73.

Kamal, H. (2018). Kedudukan Dan Peran Guru Dalam Perspektif Pendidikan


Islam. Rausyan Fikr, 14(1), 19–29.

Kemendikbud. (2020). Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat


Penyebaran Covid-19. In Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 (Vol. 5, Nomor
1, hal. 55).

Khaeruddin. (2012). Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam Di SMA Negeri 1 Sinjai Borong Kabupaten Sinjai Program
Pascasarjana.

Lubis, N. H. (2018). Kreativitas Guru PAI Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di SMP


Negeri 9 Binjai. papers2://publication/uuid/512EBCE8-D635-4348-A67D-
22DD52988F4C

M.Dahlan.R. (2016). Konsep Pembelajaran Aqidah Akhlak. Deepublish.

Monawati, & Fauzi. (2018). Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan


Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pesona Dasar, 6(2), 33–43.

Nofitasari, E. (2020). Membangun Kreativitas Guru dengan Inovasi


Pembelajaran. STKIP Kusuma Negara, 1, 1–6.

Oktawirawan, D. H. (2020). Faktor Pemicu Kecemasan Siswa dalam Melakukan


Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 20(2), 541. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.932

Oktiani, I. (2017). Jurnal kependidikan. 5(2), 216–232.

Pasuri, P. (2020). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa


Melalui Model Pembelajaran Course Riview Horay SDN Sumbermulyo 02
Pati. Al Hikmah: Journal of Education, 1(2), 109–124.

Pentury, H. J. (2017). Pengembangan Kreativitas Guru dalam Pembelajaran

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 139
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257
Kreatif Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Ilmu Kependidikan, 4(3), 265–
272.

Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Choi, C.
H., & Putri, R. S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19
Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns:
Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1–12.
https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/397

Rahman, F., Maya, R., & Ginanjar, M. H. (2019). Peran Guru PAI Dan Budi
Pekerti Dalam Membina Akhlak Siswa Kelas VIII di SMP Sejahtera 4
Dramaga. Jurnal Stai Al Hidayah Bogor, c, 1–10.
http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ppai/article/view/332

Sukitman, T., Yazid, A., & Mas’odi. (2020). Peran Guru Pada Masa Pandemi Covid-
19. September, 1–3.

Sulaiman, A., Zein, A., & Nahar, S. (2017). Karakteristik Guru Perspektif M.
Quraish Shihab Dalam Tafsir Al-Misbah. Edu-riliga, 1(1), 49–63.

Tiyas, S. A. (2018). Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa


pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Kauman Utara Jombang Oleh: Lenteraentera, 127–137.

Zafi, A. A., & Partono, P. (2020). Desain Pembelajaran sebagai Upaya


Peningkatan Kualitas Pembelajaran al-Quran Hadis. Matan : Journal of Islam
and Muslim Society, 2(1), 16.
https://doi.org/10.20884/1.matan.2020.2.1.2292

At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam


Vol. 3 No. 2 (2021) : 127-140 140
Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article/view/257

You might also like