You are on page 1of 14

Jurnal Eduscience (JES) Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Matematika Materi KPK

dan FPB Di Kelas IV SD N Hargowilis, Kokap, Kulon Progo


Volume 9, No. 1
Juni, Tahun 2022 Taufik Muhtarom1, Yulia Nur Vitasari2

Submit : 01 February 1, 2
Prodi PGSD, FKIP, Universitas PGRI Yogyakarta
2022 taufikmuhtarom@gmail.com
yulianurv@gmail.com
Accepted : 5 April 2022
089628167226

Abstract
The purpose of this study is to describe the implementation of the online learning process in
mathematics subjects, especially LCM and HCF materials during the Covid-19 pandemic in grade IV SD N
Hargowilis.
This study used qualitative research methods. Researchers collected information by using interviews,
observation, and documentation. The research subjects were the principal, class teacher, and 3 students. The
data analysis techniques were data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing as
well as validity techniques using triangulation of sources and techniques.
The results of this study show that the implementation of mathematics of online learning for LCM and
HCF materials at SD Negeri Hargowilis in grade IV has been carried out quite well. During the
implementation of online learning, the teacher planned to learn starting by making lesson plans, learning
media, and preparing learning materials or teaching materials. Teachers used WhatsApp and YouTube for
learning. The teacher used the question-and- answer method. Teachers could overcome the diversity of student
behavior by emphasizing discipline so that students would get used to discipline. Teachers used facilities and
infrastructure as needed, students can used mobile phones as their online learning tool. Obstacle faced by
teachers when learning online is the difficulty of communicating intensely with parents because parents are
busy working so that parents fully surrender their children's education to the teacher. The implication that can
be taken is that it can increase knowledge and experience regarding online learning and teachers can give
more attention to their students.
Keywords: content; formatting; article

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pelaksanaan proses pembelajaran daring pada mata
pelajaran matematika khususnya materi KPK dan FPB dimasa pandemi Covid-19 di kelas IV SD N Hargowilis.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti mengumpulkan informasi dengan metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru kelas, dan 3 peserta didik.
Teknik analisis datanya yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan serta
teknik keabsahan menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring matematika materi KPK
dan FPB di SD Negeri Hargowilis tepatnya kelas IV sudah terlaksana cukup baik. Saat pelaksanaan pembelajaran
daring guru melakukan perencanaan pembelajaran mulai dari membuat RPP, media pembelajaran, dan
menyiapkan materi atau bahan ajar pembelajaran. Guru memanfaatkan WhatsApp dan Youtube untuk
pembelajaran. Guru menggunakan metode tanya jawab. Guru mampu mengatasi keanekaragaman perilaku peserta
didik dengan cara menekankan dalam hal kedisiplinan sehingga peserta didik akan terbiasa disiplin. Guru
menggunakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan, peserta didik mampu menggunakan handphone sebagai
sarana belajar daring mereka. Kendala yang dihadapi guru saat pembelajaran daring yaitu kesulitan berkomunikasi
intens dengan orangtua dikarenakan orangtua sibuk bekerja sehingga orangtua menyerahkan sepenuhnya
pendidikan anak kepada guru. Implikasi yang dapat diambil yaitu dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
mengenai pembelajaran daring dan guru mampu memberikan perhatian lebih kepada peserta didiknya.

1
TAUFIK MUHTAROM, DKK
PENDAHULUAN
Saat ini dunia sedang digemparkan dengan munculnya wabah yaitu Covid-19. Adanya pandemi
Covid-19 ini sangat berdampak di dalam aspek kehidupan, mulai dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun
pendidikan. Adanya pandemi Covid-19 ini mengharuskan lembaga pendidikan merubah sistem dalam proses
pembelajaran. Pemerintah mengambil kebijakan dengan mengeluarkan surat edaran nomor 3 Tahun 2020
tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan yang diterbitkan pada tanggal 9 Maret 2020 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satunya yaitu melakukan pembelajaran jarak jauh (pjj) atau
pembelajaran daring (dalam jaringan). Sebelum pandemi Covid-19 ini melanda, proses pembelajaran
dilaksanakan secara tatap muka, akan tetapi dimasa pandemi Covid-19 ini guru dan siswa diharuskan
melakukan kegiatan proses pembelajaran secara daring atau jarak jauh.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan
yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong pserta didik melakukan proses
belajar. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan,dievaluasi secara sistematis agar subjek
didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2010).
Sedangkan menurut Pribadi (2009) pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan
terjadinya aktivitas belajar dalam individu. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Secara Nasional, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses
interaksi yang melibatkan komponen-komponen utama, yaitu peserta didik, pendidik, dan sumber belajar
yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.
Kebutuhan belajar siswa dan lingkungan belajar berpengaruh. Siswa butuh tantangan baru dan menarik
dalam belajar. Pembelajaran daring memenuhi kebutuhan tersebut (Butler, 2012). Pembelajaran daring
merupakan sebuah tantangan baru bagi guru maupun tenaga kependidikan di saat ini, karena semua
mengharuskan para guru mampu menggunakan media pembelajaran online untuk pembelajaran.
Pembelajaran daring menurut Rigianti (2020) adalah cara baru dalam pembelajaran dengan memanfaatkan
perangkat elektronik berupa gawai atau laptop khususnya pada akses internet dalam penyampaiannya dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran daring sepenuhnya bergantung kepada akses internet. Pembelajaran

2
TAUFIK MUHTAROM, DKK
saat pandemi Covid-19 tidak optimal namun memiliki sisi positif yaitu penggunaan teknologi dalam
pembelajaran (Fathoni, Anang dkk, 2021).
Menurut Kusuma&Hamidah (2020) pembelajaran daring secara online dapat dilakukan menggunakan
berbagai media diantaranya WhatsApp, Google Classroom, Zoom maupun televisi. Namun wajib dipastikan
selama pandemi Covid-19 pemberian tugas dapat dipantau oleh orang tua dan guru sehingga anak benar-
benar menerima hak sebagai peserta didik. Guru dapat memilih media yang ingin digunakan saat
pembelajaran daring, sehingga orang tua dapat memantau aktivitas belajar mengajar anak selama pandemi
Covid-19 berlangsung. Contoh dari media pembelajaran online yaitu WhatsApp, telegram, zoom meeting,
google meet, youtube, google classroom, quipper, quizizz, ruang guru, dan lain sebagainya.
Pembelajaran daring sudah diterapkan guru di DIY khususnya Kabupaten Kulon Progo sejak Maret
2020 dari pandemi Covid-19 melanda negara Indonesia. Adanya pandemi ini mengubah sistem pembelajaran
dari pembelajaran langsung ke pembelajaran daring, di sisi lain juga memberikan dampak positif maupun
negatif. Guru dituntut untuk dapat melaksanakan serta mempersiapkan pembelajaran sebaik dan sekreatif
mungkin dalam memberikan materi pembelajaran. Selain itu, orang tua harus mampu dan dapat bekerjasama
dengan guru untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan walaupun di tengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan tingkat perkembangan intelektual siswa menurut Piaget, siswa sekolah dasar yang rata-
rata berusia 6-11 tahun berada pada tahap operasional konkrit (Bujuri, 2018). Oleh sebab itu di dalam
menanamkan konsep dasar matematika untuk siswa sekolah dasar sebaiknya dimulai dari penyajian materi
yang konkrit kemudian dengan penyajian materi semi konkret dan dilanjutkan dengan penyajian materi
secara abstrak dengan menggunakan simbol-simbol matematika. Belajar mengenai konsep dan struktur
materi matematika dimulai dengan pengenalan masalah secara kontekstual. Dengan mengajukan masalah
secara kontekstual, peserta didik dibimbing secara bertahap untuk menguasai konsep dalam matematika.
Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan belajar ilmu pengetahuan menggunakan nalar dan
memiliki rencana terstruktur dengan melibatkan pikiran serta aktivitas dalam mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah dan menyampaikan suatu informasi atau gagasan Wandini & Banure (2019).
Sedangkan, menurut Karso (2014) pembelajaran matematika ada yang berkenaan dengan ide abstrak serta
penggunaan simbol yang disusun secara hierarkis dan penalaran yang deduktif serta dalam pembelajaran
matematika dituntut kegiatan mental yang relatif tinggi sebab peserta didik harus senantiasa berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.

Pembelajaran matematika SD bertujuan untuk membekali peserta didik memiliki kemampuan


matematisasi yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari serta memecahkan masalah. Selain

3
TAUFIK MUHTAROM, DKK
itu, matematika sebagai alat ukur kehidupan, mengomunikasikan gagasan melalui simbol matematika
sekaligus kemampuan bernalar, berpikir secara kritis dan kreatif (Nurmalita & Hardjono, 2020).
Penelitian ini akan berfokus mengenai pelaksanaan pembelajaran daring matematika materi KPK
dan FPB. Menurut Yuliani (2020) matematika adalah kemampuan seseorang di luar kemampuan akademis
seperti menemukan, mengolah, dan mengomunikasikan konsep dalam bentuk simbol, bagan, gambar, atau
kalimat secara lisan dan tulisan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
ilmu yang mengembangkan kemampuan seseorang dengan adanya perkembangan teknologi maupun
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Berdasarkan hasil studi melalui wawancara peneliti dengan guru kelas IV di SD Negeri Hargowilis,
Kokap, Kulon Progo, peneliti memperoleh informasi bahwasanya lokasi sekolah dasar yang berada di
pegunungan jauh dari perkotaan, sebagian orang tua siswa sibuk bertani dan berwirausaha sehingga kurang
maksimal dalam mendampingi dalam belajar anaknya, serta orangtua yang kurang pahamnya teknologi dan
kendala-kendala saat pembelajaran daring (pjj). Berbagai permasalahan dalam pembelajaran daring ini
seperti apa yang pernah ungkapkan oleh Yulia Khurriyati et al (2021) bahwa terdapat beberapa dampak
negatif dengan adanya pembelajaran daring yaitu: 1) siswa menjadi lebih tidak peduli atau terkesan
meremehkan terhadap setiap tugasnya, 2) siswa juga akan menjadi kurang mandiri dan lebih banyak
menggantungkan diri terhadap bantuan orang , 3) membuat walimurid kesulitan saat mengarahkan siswa
untuk menyelesaikan setiap tugas dan tanggungjawab di sekolahnya.

Namun, meskipun banyak kendala-kendala yang dialami SD N Hargowilis dan SD N 1 Panembahan,


SD N Hargowilis justru mampu menunjukkan bahwa sekolah tersebut unggul daripada sekolah dasar yang
lain. Berdasarkan data hasil Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) tahun ajaran 2020/2021 SD N
Hargowilis meraih ranking 1 tingkat Kapanewon Kokap dan ranking 4 tingkat Kabupaten Kulon Progo.
Untuk nilai rata-rata yang diperoleh SD tersebut yaitu 72,13 serta rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia
80,00; Matematika 64,00; dan IPA 72,38. Melihat adanya keunikan tersebut antara permasalahan
pembelajaran daring dan hasil yang diperoleh berdasarkan hasil Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah
(ASPD).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeksripsikan
pelaksanaan pembelajaran daring matematika pada masa pandemi Covid-19 di Kelas IV SD N Hargowilis,
Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini dilaksanakan di SD N Hargowilis. Waktu
pelaksanaan dimulai pada bulan April 2022 sampai dengan Agustus 2022. Terdapat 2 subjek penelitian yaitu
subjek primer dan sekunder. Subjek primer yaitu kepala sekolah, guru kelas IV, dan 3 peserta didik kelas IV.
Subjek sekunder yaitu berupa arsip, data tertulis, dan dokumen lainnya sebagai penguat data. Objek
penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB di kelas IV SD N
Hargowilis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman.

4
TAUFIK MUHTAROM, DKK
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber
yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Kemudian triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data
kepada sumber (guru kelas, peserta didik, dan kepala sekolah) yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian mengenai pelaksanaan pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB di SD
N Hargowilis adalah :
Perencanaan Pembelajaran Daring. Perencanaan pembelajaran daring dibuat dengan mempersiapkan
RPP daring, menyiapkan materi, menyiapkan media yang akan digunakan dan menyiapkan bahan ajar yang
akan disampaikan dalam proses pembelajaran berlangsung.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru kelas mempersiapkan dan membuat RPP pembelajaran
daring matematika materi KPK dan FPB yang digunakan sebagai pedoman dalam mengajar daring.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai rencana
pelaksanaan pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Sebelum pembelajaran daring dimulai, saya harus menyiapkan RPP karena banyak orang tua yang
bekerja jadi saya mengirimnya pada malam hari supaya orang tua lebih siap untuk menyiapkan anak-
anaknya karena bdr”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai rencana pelaksanaan
pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Iya, guru setiap pembelajaran wajib menyiapkan RPP. Minimal H-1 hari sebelum mengajar guru
menyiapkan RPP”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik
AAP mengatakan :
“Iya mbak pernah. Sebelum belajar kita dikasih tau tujuan belajar, dan bu guru juga memberi tahu mau
ngapain saja belajarnya”.
Membuat Media Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru kelas menyiapkan media yang digunakan selama
pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB. Terkadang guru juga mengambil dari youtube
sebagai referensi.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai pembuatan
media pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Kalau untuk itu saya menggunakan saya mengirimkan video kepada anak-anak, saya kirimkan ke grup
nanti jika ada pertanyaan nanti kita tanya jawab melalui grup atau mereka bisa wa secara pribadi”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai media pembelajaran daring,
beliau mengatakan :
“Iya, guru menggunakan media pembelajaran. Kalau untuk materi KPK dan FPB guru menggunakan
video kemudian di share di grup kelas”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV bernama AAPPeserta didik AAP
mengatakan :

5
TAUFIK MUHTAROM, DKK
“Bu guru itu biasanya menggunakan video mbak. Videonya itu dari youtube, kita disuruh nonton sampai
selesai”.
Menyiapkan Materi/Bahan Ajar Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru terliat selalu menyiapkan materi atau bahan ajar yang
diberikan guru serta bagaimana respon peserta didik dalam pemberian materi atau bahan ajar tersebut.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai materi atau
bahan ajar pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Saya mengirimkan materi itu kan malem, nanti saya kirimkan juga video, nanti semisal setelah melihat
halaman ini nanti mengerjakan soal, soal kadang saya foto atau berupa file, tapi nanti kalo untuk
keadaan wali disini karena sekolah didaerah kampung gitu ya jadi untuk lebih sederhananya ya saya foto
karena kadang ada yang gabisa buka wps”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai materi atau bahan ajar
pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Guru menyiapkan materi untuk mengajar paling tidak H-1 hari bisa malamnya disiapkan sebelum
pembelajaran berlangsung”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik AAP
mengatakan :
“Saya merasa kesusahan mbak saat materi KPK dan FPB. Enaknya dijelaskan di sekolah”.
Proses Pembelajaran
Kesiapan Guru Dalam Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru kelas sudah cukup baik dalam mempersiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan saat pembelajaran daring.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai kesiapan guru
dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Saya harus menyiapkan hp, kuota karena untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik
ataupun dari wali”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai kesiapan guru dalam
pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Untuk persiapan guru. Guru menyiapkan yang utama materi kemudian handphone/laptop dan yang
utama jaringan karena sekolah ini jaringannya agak susah”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik AAP
mengatakan :
“Mandi, menyiapkan buku, menyiapkan pensil bolpoin, tas, hp”.
Metode Yang Digunakan Guru Dalam Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil dari observasi peneliti, terlihat guru kelas sudah menerapkan metode yang paling
cocok dalam pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai metode yang
digunakan guru dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :

6
TAUFIK MUHTAROM, DKK
“Metodenya tanya jawab seperti itu, karena kalo untuk matematika itu sebenernya lebih enak kalo kita
ketemu langsung ya tapi kita harus bdr itu kendalanya”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai metode yang digunakan guru
dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Iya, guru menggunakan metode. Ada satu metode yang dipilih untuk mengajar”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik AAP
mengatakan :
“Kalau kita bingung bisa wa bu guru, nanti bu guru njelasin”.
Perilaku Peserta Didik Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil observasi peneliti, Peserta didik mempunyai beranekaragam perilaku saat
pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB berlangsung. Guru mengatasi beranekaragam perilaku
tersebut dengan tepat.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai perilaku
peserta didik, beliau mengatakan :
“Kalo perilaku peserta didik itu ya ada yang lebih jelas itu tentang kedisiplinan mereka itu kurang ya
karena pengumpulan tugas itu kan juga seminggu sekali jadi kan ada yang ketika tugas mau
dikumpulkan mereka baru mengerjakan, tidak pada saat itu sehingga banyak wali yang komplain
tugasnya numpuk-numpuk karena itu dan juga kendalanya itu tentang bimbingan orangtua karena
banyak orangtua yang bekerja sehingga tidak sempat untuk mendampingi putra putrinya dalam
mengerjakan daring”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai perilaku peserta didik selama
proses dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Untuk perilaku peserta didik, peserta didik kadang lalai terhadap tugas karena belajar di rumah dan
guru tidak bisa memantau secara langsung”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik AAP
mengatakan :
“Tidak suka. Tugas kadang dikerjain tidak tepat waktu”.
Sarana Dan Prasarana Dalam Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil observasi peneliti, Saat pembelajaran daring berlangsung terlihat guru
menggunakan sarana dan prasarana elektronik sesuai kebutuhan.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai sarana dan
prasarana dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Hp, kuota yang harus selalu ada, laptop juga”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai sarana dan prasarana yang
digunakan selama proses dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Tergantung materinya, kalau materi KPK dan FPB guru menggunakan handphone/laptop untuk share
video dan melakukan pembelajaran mengenai materi tersebut”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik AAP
mengatakan :
“Ibu guru itu hanya meminta menggunakan hp saja”.
Kesulitan Dalam Pembelajaran Daring
Berdasarkan hasil observasi peneliti, saat pembelajaran daring terlihat guru mengalami kesulitan
dalam hal memantau pembelajaran dikarenakan guru tidak bisa memantau secara langsung.

7
TAUFIK MUHTAROM, DKK
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai kesulitan
dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Kesulitannya yaitu karena kalo pembelajaran daring itu kan harus ada kerjasama yang baik antara
guru, sekolah, dan juga orang tua tapi kebanyakan orangtua itu kan sudah mereka bekerja tidak sempat
mendampingi putra putrinya dan sepenuhnya seperti tanggung jawab anake kudu harus bisa itu
diserahkan ke sekolah itu lho dan dengan adanya daring kan sebenernya orangtua merasakan ternyata
jadi guru itu tidak mudah yang mereka kira”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai kesulitan dalam pembelajaran
daring, beliau mengatakan :
“Untuk guru kesulitannya dalam hal penyampaian materi serta pendampingan orangtua/wali murid,
karena orangtua harus bekerja di luar rumah sehingga pendampingan saat siswa belajar daring kurang
maksimal”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik AAP
mengatakan :
“Kadang-kadang itu matematika itu susah, terus kadang ada yang tidak bisa jawab”.

Pendekatan Yang Dilakukan Guru


Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru kelas melakukan pendekatan-pendekatan terhadap peserta
didik yang memerlukan perhatian lebih, atau kurang disiplin dalam hal pengumpulan tugas.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai pendekatan
yang dilakukan dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Kalo pendekatan saya lebih ke yang misalkan ada anak yang tidak mengerjakan tugas ditanyakan
kenapa? kenapa tidak mengerjakan tepat waktu? dan juga itu kan ada beberapa faktor ada juga daring
itu kan kendalanya banyak misalnya anak yang di sekolah pas tatap muka dia itu ndak bisa ya tapi pas
daring ternyata dikerjakan orangtuanya, ada juga yang sebenernya anaknya itu bisa tapi karena kurang
perhatian dari orangtuanya, orangtuanya sibuk bekerja jadinya tidak sempat mendampingi dan akhirnya
seperti kurang perhatian dan akhirnya jadi kurang menguasai materi itu, ada juga orangtuanya memang
sangat memperhatikan anak dan setiap hari itu tanpa diminta tugas hari itu mereka mengirimkan fotonya
pada hari itu tapi ya lebih banyak yang tidak”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai pendekatan yang dilakukan
dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Cara pendekatan yang dilakukan guru lebih ke menanyakan terkait bagaimana tugas-tugas
pembelajaran daring, dan kalau ada siswa yang bermasalah guru melakukan pendekatan lebih terhadap
anak tersebut”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik AAP
mengatakan :
“Sama bu guru dikasih tugas mbak, kalau kesusahan dibantu bu guru melalui whatsApp”.
Evaluasi Pembelajaran
Bentuk Evaluasi Dalam Pembelajaran Daring

8
TAUFIK MUHTAROM, DKK
Berdasarkan hasil observasi peneliti, guru kelas melakukan berbagai penilaian saat pembelajaran
daring meskipun tidak secara langsung.
Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu DA untuk menggali lebih dalam mengenai data yang
telah diperoleh. Berikut merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai bentuk
evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Untuk penilaian itu seperti keaktifan siswa seperti misalnya dari melihat video yang saya berikan nanti
tanggapannya siswa gimana itu sebagai nilai keaktifan siswa, kemudian kedisiplinan dari saya kan
biasanya minta itu mbak minta tolong yang tugas hari ini maksimal nanti tolong difoto dikumpulkan ke
Bu Dyah maksimal jam 8, nah dari 9 siswa kadang cuman 4 yang mengirimkan foto seperti itu untuk
nilai kedisplinan mereka, kemudian untuk penilaian pengetahuan itu nanti ada soal yang saya berikan
setelah saya memberikan penjelasan melalui dari video atau dari penjelasan materi”.
Sementara hasil wawancara dengan Ibu IS selaku kepala sekolah mengenai evaluasi atau penilaian dalam
pembelajaran daring, beliau mengatakan :
“Kalo untuk penilaian kami serahkan ke guru kelas masing-masing, karena pembelajaran daring
penilaian juga dilakukan secara daring sesuai dengan RPP yang dibuat. Laporan dari guru kelas selama
ini penilaian bisa dilihat dari keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran melalui pantauan grup wa
dan orangtua diminta seminggu sekali datang ke sekolah untuk mengumpulkan tugas”.
Diperkuat ketika peneliti bertanya kepada peserta didik kelas IV yang bernama AAP. Peserta didik AAP
mengatakan :
“Kadang seminggu sekali orang tua ke sekolah mengumpulkan tugas”.
Pembahasan
Pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB di kelas IV SD Negeri Hargowilis pada masa
pandemi Covid-19 sudah terlaksana dengan cukup baik mulai dari perencanaan pembelajaran sampai dengan
evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, terlihat guru kelas selalu
melakukan perencanaan pembelajaran sebelum proses belajar mengajar daring berlangsung. Perencanaan
pembelajaran daring dilakukan mulai dari pembuatan RPP daring matematika materi KPK dan FPB,
kemudian membuat atau menyiapkan media pembelajaran yang digunakan, dan terakhir mempersiapkan
materi atau bahan ajar yang akan digunakan selama pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB
berlangsung. Hasil penelitian mengenai perencanaan pembelajaran daring ini senada dengan pendapat Majid
(2012) yaitu dalam hal ini perencanaan pembelajaran dapat dipahami sebagai proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian
untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Namun, meskipun guru kelas sudah berusaha semaksimal mungkin
dalam memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran, peserta didik masih merasa kesulitan/kesusahan
dalam memahami materi KPK dan FPB karena hanya melihat video.
Selanjutnya mengenai kesiapan guru dalam pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB.
Guru sudah cukup baik dalam hal persiapan, beliau mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat
pembelajaran daring mulai dari materi, bahan ajar, serta alat elektronik berupa handphone dan laptop. Begitu
juga dengan peserta didik, mereka mempersiapkan alat tulis, dan handphone untuk melaksanakan
pembelajaran daring. Terkait aspek ini tidak ada kendala dikarenakan guru dan peserta didik sudah terbiasa
dalam hal mengoperasikan alat elektronik berupa handphone sehingga memudahkan berlangsungnya
pembelajaran. Kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring ini merupakan salah satu tuntutan
profesionalisme guru. Guru perlu menjaga komitmen diri dengan merefleksikan kompetensi dirinya,
memonitor, dan meningkatkan profesionalisme diri sebagai guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Agus
(2018) menyatakan bahwa ada beberapa kompetensi esensial bagi para guru khususnya guru efektif. Guru
efektif yaitu guru mampu menyediakan tugas pembelajaran menarik untuk mengamati kemampuan peserta
didik dalam proses pembelajaran berbasis TIK. Abad 21 menuntut peran guru yang semakin tinggi dan

9
TAUFIK MUHTAROM, DKK
optimal. Seperti pada penelitian Angela Urbina & Drew Polly (2017) para guru menggunakan menggunakan
pembelajaran berbasis internet di sekolah.
Selanjutnya mengenai metode yang digunakan saat pembelajaran daring matematika materi KPK
dan FPB. Saat pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB guru kelas menggunakan metode
pembelajaran yaitu metode tanya jawab. Karena pembelajaran daring, jika ada peserta didik yang masih
kurang paham, guru kelas memberikan kesempatan tanya jawab di grup WhatsApp atau boleh chat pribadi
untuk menjelaskan lebih detail terkait materi. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Sudjana (2009) yang menyatakan bahwa metode tanya jawab merupakan salah satu metode mengajar yang
paling efektif dan efisien dalam membangun kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Lebih
lanjut Sudjana (2009) mengungkapkkan pendapatnya bahwa metode tanya jawab dapat dilakukan secara
klasikal, antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, guru ke peserta didik, dengan
demikian tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh guru akan lebih mudah dicapai dengan baik oleh peserta
didik.
Selanjutnya yaitu terkait perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran daring matematika materi
KPK dan FPB. Perilaku peserta didik dalam pembelajaran daring beranekaragam. Guru kelas sudah baik
dalam hal menghadapi keanekaragaman perilaku peserta didik saat pembelajaran daring. Saat pembelajaran
daring guru kelas menekankan dalam hal kedisiplinan dalam mengerjakan tugas. Namun tetap menimbulkan
komplain orangtua karena tugas menumpuk saat akan dikumpulkan, padahal guru kelas memberikan tugas
sesuai dengan jadwal. Tetapi tidak semua peserta didik lalai dalam hal mengerjakan tugas, berdasarkan hasil
wawancara kepada peserta didik, ada beberapa peserta didik yang disiplin dalam hal mengerjakan tugas
sesuai jadwal mata pelajaran hari itu sehingga saat dikumpulkan tugas tidak menumpuk. Hasil penelitian ini
senada dengan hasil penelitian Dillon dan Gunawardena (2019) yaitu ada 3 faktor yang mempengaruhi hasil
belajar terkait pembelajaran daring yaitu teknologi, perilaku pengajar, dan perilaku peserta didik. Terkait
perilaku peserta didik, peserta didik yang tidak memiliki keterampilan dasar dan disiplin diri yang tinggi
dapat melakukan pembelajaran yang lebih baik dengan metode yang disampaikan secara konvensional,
peserta didik yang cerdas serta memiliki disiplin serta kepercayaan diri yang tinggi akan mampu melakukan
pembelajaran dengan metode daring.
Selanjutnya mengenai sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran daring matematika
materi KPK dan FPB. Sarana dan prasarana yang digunakan guru dalam pembelajaran daring sudah baik dan
dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar yaitu handphone dan laptop yang digunakan untuk
menyampaikan materi serta kuota yang harus selalu ada. Begitu juga dengan peserta didik menggunakan
sarana dan prasarana berupa handphone. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Handarini dan Wulandari (2020) yaitu salah satu tantangan untuk melakukan pembelajaran daring
adalah membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai seperti laptop, smartphone, komputer, dan
jaringan internet. Seorang peserta didik tidak seluruhnya mempunyai laptop dan komputer, namun sebagian
besar memiliki smartphone.
Selanjutnya mengenai kesulitan yang dialami saat pembelajaran daring matematika materi KPK dan
FPB. Kesulitan dalam pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB bermacam-macam baik dari
sudut pandang guru maupun peserta didik. Dari sudut pandang guru menganggap pembelajaran daring sulit
karena kurangnya kerjasama antara guru, orangtua, dan sekolah. Sementara menurut peserta didik kesulitan
dalam pembelajaran diantaranya adalah merasa bosan, materi susah dipelajari, dan susah mencari
jawabannya sehingga peserta didik tidak bisa menjawab soal. Berdasarkan penjabaran hasil penelitian di atas
sejalan dengan hasil Shindy Lestari (2021) yaitu pelaksanaan pembelajaran daring mata pelajaran
matematika tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat berbagai kendala diantaranya pemahaman peserta
didik terhadap suatu materi kurang mendalam, peserta didik sulit fokus dikarenakan terdapat situasi kondisi
tidak kondusif, kuota internet terbatas, jaringan internet yang tidak stabil dan juga terdapat gangguan dari
berbagai hal lainnya. Proses pembelajaran jarak jauh menuntut peran orang tua untuk memantau kegiatan
peserta didik di rumah selama penerapan pembelajaran daring matematika.

10
TAUFIK MUHTAROM, DKK
Selanjutnya yang terakhir mengenai pendekatan yang dilakukan guru saat pembelajaran daring
matematika materi KPK dan FPB. Pendekatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran daring matematika
yaitu dengan cara bertanya kepada peserta didik yang sekiranya membutuhkan perhatian lebih. Banyaknya
kendala yang dihadapi saat pembelajaran daring, sehingga guru harus lebih intens dalam hal pendekatan
kepada peserta didik karena tidak semua orangtua itu mampu mendampingi anaknya dengan baik sehingga
guru harus lebih extra dalam melakukan pendekatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Majid
(2011) yaitu penggunaan pendekatan mencerminkan cara berpikir dan sikap seorang pendidik dalam
menyelesaikan permasalahan yang ditemui ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Aspek terakhir mengenai bagaimana bentuk evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran daring
matematika materi KPK dan FPB. Evaluasi atau penilaian yang dilakukan guru berupa penilaian keaktifan,
kedisiplinan, serta pengetahuan. Untuk keaktifan guru kelas menilai dari bagaimana tanggapan peserta didik
setelah melihat video, untuk kedisiplinan guru menilai dari kedisiplinan mengumpulkan tugas, dan penilaian
pengetahuan guru menggunakan soal yang diberikan. Selain itu, guru juga meminta orangtua seminggu
sekali mengumpulkan tugas ke sekolah untuk mempermudah penilaian. Saat melakukan penilaian guru juga
menyesuaikan keadaan latar belakang peserta didik, sehingga guru hanya bisa melakukan penilaian seperti
yang sudah dijabarkan di atas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas sesuai dengan
Depdikbud (1994) dalam Zainal Arifin (2017) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang
telah dicapai peserta didik. Kata menyeluruh mengandung arti bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada
penguasaan salah satu bidang tertentu saja tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai-nilai.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran daring di Sekolah Dasar Negeri Hargowilis sudah terlaksana dengan baik. Berikut
kesimpulan dari beberapa aspek yang telah dipaparkan diatas.
1. Dalam hal perencanaan guru sudah cukup baik dari pembuatan RPP pembelajaran daring matematika
materi KPK dan FPB, membuat media kemudian membuat atau menyiapkan media pembelajaran yang
digunakan, dan terakhir mempersiapkan materi atau bahan ajar yang akan digunakan pada pertemuan itu
paling tidak H-1 sebelum pembelajaran daring berlangsung.
2. Mengenai kesiapan pembelajaran daring, guru kelas sudah baik dalam mempersiapkan materi, soal, serta
video pembelajaran. Guru kelas mempersiapkan itu semua pada malam hari supaya orangtua lebih siap
dalam mendampingi anaknya belajar daring. Selain itu, guru juga menyiapkan handphone atau laptop
serta jaringan internet yang bagus selama pembelajaran daring berlangsung. Untuk kesiapan peserta didik
dalam pembelajaran daring, peserta didik biasanya mandi dahulu kemudian menyiapkan buku dan alat
tulis, menyiapkan handphone, serta menyiapkan kuota internet.
3. Metode pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB, guru
kelas menggunakan metode pembelajaran yaitu metode tanya jawab. Karena daring, sehingga tanya
jawabnya hanya melalui aplikasi WhatsApp. Semisal ada peserta didik yang masih kurang paham, guru
kelas membuka tanya jawab di grup WhatsApp atau boleh chat pribadi untuk menjelaskan lebih detail.
Video merupakan salah satu media yang dapat digunakan dengan mudah dan dapat dilihat kapan saja
serta terdapat banyak manfaat untuk daya ingat siswa karena sekitar 90% informasi yang diterima siswa
mudah bertahan dan berkembang melalui visual (Effendi dkk., 2020).
4. Perilaku peserta didik saat pembelajaran daring berlangsung itu beranekaragam. Guru kelas bijak dalam
menangganni beranekaragam perilaku peserta didik selama daring. Guru kelas menekankan dalam hal
kedisiplinan, namun ada beberapa peserta didik kurang dalam hal kedisiplinan dalam mengerjakan tugas
karena kelalaian mereka serta kurangnya bimbingan orangtua yang sibuk bekerja sehingga lupa akan
tugas mendampingi anak belajar daring. Hal ini menimbulkan komplain orangtua karena tugas
menumpuk saat akan dikumpulkan, padahal guru kelas memberikan tugas sesuai dengan jadwal. Namun
tidak semua peserta didik lalai dalam hal mengerjakan tugas, berdasarkan hasil wawancara kepada peserta

11
TAUFIK MUHTAROM, DKK
didik, ada beberapa peserta didik yang disiplin dalam hal mengerjakan tugas sesuai jadwal mata pelajaran
hari itu sehingga saat dikumpulkan tugas tidak menumpuk.
5. Sarana dan prasarana yang digunakan guru dalam pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB
yaitu handphone dan laptop yang digunakan untuk menyampaikan materi serta kuota yang harus selalu
ada. Begitu juga dengan peserta didik menggunakan sarana dan prasarana berupa handphone.
6. Kesulitan saat pembelajaran daring matematika materi KPK dan FPB bermacam-macam. Dari sudut
pandang guru menganggap pembelajaran daring sulit karena kurangnya kerjasama antara guru, orangtua,
dan sekolah. Sementara menurut peserta didik kesulitan dalam pembelajaran diantaranya adalah rasa
bosan, materi susah dipelajari, dan susah mencari jawabannya sehingga peserta didik tidak bisa menjawab
soal.
7. Pendekatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran daring matematika yaitu dengan cara bertanya
kepada peserta didik yang sekiranya membutuhkan perhatian lebih. Banyaknya kendala yang dihadapi
saat pembelajaran daring, sehingga guru harus lebih intens dalam hal pendekatan kepada peserta didik
karena tidak semua orangtua itu mampu mendampingi anaknya dengan baik.
8. Evaluasi atau penilaian yang dilakukan guru kelas meliputi 3 aspek yaitu penilaian keaktifan,
kedisiplinan, serta pengetahuan. Untuk keaktifan guru kelas menilai dari bagaimana tanggapan peserta
didik setelah melihat video, untuk kedisiplinan guru menilai dari kedisiplinan mengumpulkan tugas, dan
penilaian pengetahuan guru menggunakan soal yang diberikan. Selain itu, guru kelas juga meminta
orangtua seminggu sekali mengumpulkan tugas ke sekolah untuk mempermudah penilaian.
Saran

Sekolah hendaknya lebih memfasilitasi guru dalam hal ketersediaan jaringan internet/wifi, sehingga guru
dalam pelaksanaan pembelajaran daring tidak menggunakan kuota/paket data pribadi.

Guru dapat lebih mengembangkan pembelajaran yang mampu membuat peserta didik interaksi secara
aktif, dan menggunakan fitur-fitur pembelajaran online selain whatsApp dan Youtube. Fitur-fitur yang dapat
digunakan berupa zoom, google meet, google classroom, google form, dsb. Serta peserta didik lebih
diberikan motivasi dalam belajar agar pembelajaran daring peserta didik lebih semangat.

Peserta didik harus mampu belajar secara mandiri di rumah selama pandemi berlangsung. Peserta didik
diharapkan lebih aktif untuk bertanya kepada orang yang lebih mampu dari dirinya, tidak hanya
mengandalkan penjelasan terkait materi dari guru. Orangtua diharapkan dapat memberikan perhatian lebih
kepada anak-anaknya saat belajar di rumah.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Majid. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Arifin, Zainal. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Atmojo, S. E., Lukitoaji, B. D., & Muhtarom, T. (2021). Improving Science Literation and Citizen Literation
through Thematic Learning Based on Ethnoscience. Journal of Physics: Conference Series, 1823(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1823/1/012001

Atmojo, S. E., Kurniawati, W., & Muhtarom, T. (2019). Science Learning Integrated Ethnoscience to
Increase Scientific Literacy and Scientific Character. Journal of Physics: Conference Series, 1254(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1254/1/012033

Bujuri, D.A. 2018. Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya dalam Kegiatan
Belajar Mengajar. Literasi, 9(1), 37-50. Retrieved from

http://www.ejournal.almaata.ac.id/index.php/LITERASI/article/download/720/993.

12
TAUFIK MUHTAROM, DKK
Butler Kaler, C. (2012). A model of successful adaptation to online learning for college-bound Native
American high school students. Multicultural Education & Technology Journal, 6(2), 60–76.
https://doi.org/10.1108/17504971211236245

C. L. Dillon and C. N. Gunawardena, “A framework for the evaluation of telecommunications-based


distance education,” in Selected papers from teh 17th World Congress of the International Council for
Distance Education, 1995

Dudung, Agus. (2018). Kompetensi Profesional Guru (Suatu Studi Meta-Analysis Desertasi Pascasarjana
UNJ). Vol 5(1). Hal. 10-21

Efendi, Y., Rahmatunnisa, S., Fadly, A., & Kurnia Robbi, M. (2020). Seminar Nasional Pengabdian
Masyarakat LPPM UMJ Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-Efektivitas
Implementasi Video Tips Belajar Dari Rumah Selama Pandemi Covid-19.
http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat

Fathoni, A., Mustadi, A., & Kurniawati, W. (2021). Higher Education Students and Covid-19: Challenges
and Strategies in facing Online Learning. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 10(3), 396.

https://doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v10i3.31039

Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH)
Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(3), 496–503.

https://doi.org/10.1093/fampra/cmy005

Huberman & M.B Miles. 1984. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh. Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992.
Jakarta : Universitas Indonesia. 

Karso. 2014. Pendidikan Matematika. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Kusuma, J. W., & Hamidah, H. 2020. “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Dengan Penggunaan
Platform Whatsapp Group Dan Webinar Zoom Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemik
Covid 19”. JIPMat, 5(1).

https://doi.org/10.26877/jipmat.v5i1.5942

Kleinke, S., & Cross, D. (2021). Remote elementary education: a comparative analysis of learner
development (part 1). Journal of Research in Innovative Teaching & Learning.
https://doi.org/10.1108/jrit-08-2021-0055

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama.

Lestari, Shindy. 2021. “Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar”. Journal of
Madrasah Ibtidaiyah Education, Vol. 5 (1).

http://dx.doi.org/10.32934/jmie.v5i1.226

Muhtarom, Taufik. 2017. Pelatihan Pembuatan Media Dan Evaluasi Pembelajaran Interaktif Berbasis
Aplikasi Lectora Bagi Guru SD Muhammadiyah Ambarbinangun. Bantul. UPY.

Nurmalita, R. A., & Hardjono, N. (2020). “Efektifitas Penggunaan Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 1(2), 54–62.

13
TAUFIK MUHTAROM, DKK
Polly, D., Algozzine, R., Martin, C.S. and Mraz, M. (2015), "Perceptions of the roles and responsibilities of
elementary school mathematics coaches", International Journal of Mentoring and Coaching in
Education, Vol. 4 No. 2, pp. 126-141. https://doi.org/10.1108/IJMCE-08-2014-0030

  Download as .RIS

Pribadi, Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian. Rakyat. 

Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Banjarnegara. 7,
297–302.

Sudjana. 2009. Penelitian Proses Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Urbina, A., & Polly, D. (2017). Examining elementary school teachers’ integration of technology and
enactment of TPACK in mathematics. International Journal of Information and Learning Technology,
34(5), 439–451. https://doi.org/10.1108/IJILT-06-2017-0054

Yuliani, M., Simarmata, J., Susanti, S. S., Mahawati, E., Sudra, R. I., Dwiyanto, H., Yuniwati, I. 2020.
Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan Penerapan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Yulia Khurriyati et al. 2021. Dampak pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa mi muhammadiyah 5
Surabaya. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 8(1), 91-104, https://doi.org/10.30659/pendas.8.1.91-104

Wandini, R.R. & Banuera, O.K. 2019. Pembelajaran Matematika untuk Calon Guru MI/SD. Medan: CV
Widya Puspita.\

Zhao, X., Wang, J., Wang, M., Li, X., Gao, X. and Huang, C. (2021), "A new model for assessing the impact
of environmental psychology, e-learning, learning style and school design on the behavior of elementary
students", Kybernetes, Vol. 50 No. 2, pp. 512-527. https://doi.org/10.1108/K-09-2019-0579

Surat Edaran Kasatgas Nomor 3 Tahun 2020 - Regulasi | Covid19.go.id

UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf (kemdikbud.go.id)

14
TAUFIK MUHTAROM, DKK

You might also like