You are on page 1of 9

Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning

Management System Schoology Pada Materi Perubahan


Lingkungan

Desti Sri Setianti1, Mia Nurkanti2, Mimi Halimah3.


123
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pasundan.
Jl. Tamansari No.6-8, Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung,
Jawa Barat 40116 Indonesia
E-mail : destisetianti07@gmail.com

Abstract: Communication is one of the skills that play an important role in the scope of life.
Especially in the world of education, the ability to communicate can be improved through
learning with innovative media delivered by teachers during teaching and learning activities. In
supporting learning, one of the sophisticated digital media that is easily accessible is the
learning management system schoology. The purpose of this research is to find out the
improvement of students' communication skills on the material of environmental change in
senior high school through the application of the learning management system schoology. The
method used is pre-experimental in the form of one group Pretest-Posttest design and the
sampling technique is purposive sampling. The subjects in this study were students of class X
MIPA 7 at SMAN 1 Palimanan, totaling 30 people. The results of the calculation of N-gain are
at a moderate level and hypothesis testing with a value of Sig. (2-Tailed) 0.000 <0.05 indicates
that H0 is rejected and Ha is accepted indicating an increase. The results showed an increase in
students' communication skills by 16.92%. The average value of the Pretest is 65 which is
included in the "Enough" category and increased in the Posttest with a value of 76 which is
included in the "Good" category. Thus, it can be concluded that there is an increase in students'
communication skills through the application of Learning management system schoology on
environmental change material in senior high school.

Keywords: Communication Skills; Learning Management System Schoology.

Abstrak : Komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang berperan penting dalam lingkup
kehidupan. Khususnya dalam dunia pendidikan, kemampuan untuk berkomunikasi dapat dit-
ingkatkan melalui pembelajaran dengan media inovatif yang disampaikan oleh guru selama
kegiatan belajar mengajar. Dalam mendukung pembelajaran, salah satu media digital canggih yang
mudah diakses yaitu learning management system schoology. Tujuan dilakukannya penelitian ini
yaitu untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan komunikasi siswa pada materi perubahan
lingkungan di SMA melalui penerapan learning management system schoology. Metode yang di-
gunakan yaitu pre eksperimen dalam bentuk One group Pretest-Posttest design dan teknik
pengambilan sampel berupa purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X
MIPA 7 di SMAN 1 Palimanan yang berjumlah 30 orang. Hasil perhitungan N-gain berada pada
taraf sedang dan uji hipotesis dengan nilai Sig.(2-Tailed) 0,000<0,05 menunjukan bahwa H0 dito-
lak dan Ha diterima menyatakan adanya peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
kemampuan komunikasi siswa sebesar 16,92%. Nilai rata-rata Pretest yaitu 65 yang termasuk
kedalam kategori “Cukup” dan meningkat pada Posttest dengan nilai 76 yang termasuk kedalam
kategori “Baik”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan
komunikasi siswa melalui penerapan Learning management system schoology pada materi pe-
rubahan lingkungan di SMA.

Kata kunci: Kemampuan Komunikasi, Learning Management System Schoology .


Setianti, Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning Management System Schoology

Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih ada memberikan dampak yang cukup
drastis dan signifikan dalam dunia pendidikan. Meskipun kondisi hinga saat ini berangsur
membaik, penggunaan metode pembelajaran bersifat online terus mengalami perkembangan
di lingkungan sekolah. Dengan demikian pembelajaran semakin bervariasi dan memudahkan
dalam mencapai tujuan pembelajaran (Salmia, 2021). Pesatnya perkembangan era revolusi
industri di abad 21 ini menyebabkan institusi pendidikan harus tetap terus membuat inovasi
terbaru terkait metode dan model pembelajaran yang mampu terus berjalan seiring
perkembangan. Pesatnya perkembangan ICT atau teknologi, informasi, dan komunikasi yang
sudah berubah menjadi semakin modern, canggih, dan kompleks pada era ini pun menuntut
dunia pendidikan untuk membekali siswanya secara matang dalam menghadapai tantangan
tersebut sehingga mampu menghasilkan siswa yang berkualitas. Namun demikian, teknologi
tersebut tentunya tidak menggeser peran guru sebagaimana mestinya. Adapun keterampilan
yang diharapkan dimiliki oleh siswa pada abad 21 ini yaitu 4C (Communication,
Callaboration, Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and innovation) (Astuti et
al., 2019).

Komunikasi sebagai salah satu keterampilan yang berperan penting dalam lingkup
kehidupan. Khususnya dalam dunia pendidikan, komunikasi belum tersampaikan dengan baik
dan masih dibatasi hanya dalam ruang kelas. Communication sebagai salah satu proses
interaksi pada guru dan siswa seharusnya dapat terus terjalin meskipun pembelajaran yang
dilakukan didalam ruang kelas tatap muka sudah berakhir (Septikasari & Frasandy, 2018).
Kemampuan komunikasi merupakan suatu keterampilan dasar yang penting dimiliki oleh
setiap siswa. Adanya keterlibatan siswa sebagai bentuk berperan aktif seperti bertanya,
menjawab, melakukan diskusi, mengungkapan pendapat/ide, hingga menyampaikan informasi
selama proses pembelajaran merupakan realisasi dari terbentuknya kemampuan komunikasi
yaitu terjadinya interaksi dua arah antar guru dan siswa, sehingga pembelajaran tidak berpusat
hanya pada guru melainkan siswanya (Purnamawati, 2021).

Namun berdasarkan kenyataannya bahwa kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh


siswa masih berada pada taraf yang rendah, hal ini tentunya dikarenakan guru yang kurang
memberikan kesempatan karena adanya berbagai keterbatasan seperti hanya mengandalkan
Whatsapp Group sebagai media komunikasi diluar kelas tatap muka konvensional atau
sebagai media bertukar informasi selama proses pembelajaran daring hingga penggunaan
aplikasi pembelajaran lainnya seperti quipper yang terbatas dalam penggunaannya. Bahkan
pada pembelajaran tatap muka konvesional pun yaitu dimana pembelajaran yang umum

ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi [Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2020] 2


Setianti, Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning Management System Schoology

dilakukan dengan metode diskusi dan ceramah saja, tanpa diiringi implementasi penggunaan
teknologi, dianggap kurang mampu dalam mengembangkan kemampuan komunikasi siswa di
era digital yang terus berkembang. Dengan demikian, komunikasi yang efektif membutuhkan
media saluran yang disesuaikan dengan sumber yang akan dikomunikasikan (Utari, 2021).

Untuk dapat memenuhi tuntutan kompetensi pada 21st century skills, guru harus
mampu merancang kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan literasi digital
didalamnya (Turiman et al., 2019). Dalam hal ini diperlukan kesiapan dalam bidang
pendidikan untuk menyediakan perangkat penunjang pembelajaran, baik secara offline
maupun online. Salah satunya yaitu Learning management system Schoology yang
dibutuhkan guna mengatasi keterbatasan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka.
Sehingga dengan begitu, siswa dapat tetap melakukan pembelajaran dimanapun dan kapan
pun mereka mau/butuhkan tanpa terbatas oleh ruang kelas yang disediakan selama jam mata
pelajaran di sekolah (Pritasari et al., 2021).

Dalam mendukung pembelajaran online ataupun offline, guru dapat lebih banyak
menggunakan media digital canggih dan aplikasi yang mudah diakses (Ferdianto &
Dwiniasih, 2019). Media digital ini diharapkan dapat memungkinkan para guru dalam
menerapkan penggunaan teknologi didalam kelas dan memberikan ruang belajar mandiri bagi
siswa sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi yang dimiliki (Garcia, L. F
Sanchez., Amat, S. S., Garcia, N. M., & Colomina, 2018). Kebingungan dalam implementasi
teknologi sebagai hal baru merupakan faktor yang sering ditemui dalam penerapannya,
sehingga ini menciptakan tantangan baru bagi para individu sebagai agen perubahan di bidang
pendidikan dengan mengimplementasikan Learning Management System Schoology (Black et
al., 2007). Melalui penerapan teknologi ini siswa akan memiliki kesempatan yang lebih besar
dalam akses pembelajaran secara bebas tanpa perlu menunggu pertemuan selanjutnya dengan
guru secara langsung dengan waktu yang tidak menentu (Santiago et al., 2020). Schoology ini
diharapkan mampu berperan sebagai media bantu bagi guru dalam memberikan akses
komunikasi pembelajaran yang tak terbatas kepada para siswanya untuk turut berperan aktif
dalam kelas maya yang mudah diakses sebagai pendamping kelas tatap muka yang menarik
(Purba et al., 2019).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Vincentius Tjandra
Irawan, Eddy Sutadji & Widiyanti dalam jurnal Cogent Education menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggabungkan pembelajaran konvensional yang

ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi [Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2020] 3


Setianti, Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning Management System Schoology

dipadukan dengan platform online berbasis Schoology (Irawan et al., 2017). Dengan
demikian, kurangnya implementasi pemanfaatan media digital berbasis teknologi, informasi
dan komunikasi merupakan faktor penghambat inovasi selama proses pembelajaran. Sehingga
penelitian yang dilaksanakan ini merupakan upaya perbaikan dalam mengembangkan metode
pembelajaran agar memfasilitasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran serta menjadi
solusi inovatif dari rendahnya pengembangan kemampuan komunikasi siswa di SMA Negeri
1 Palimanan. Dari uraian permasalahan diatas, maka hal-hal tersebut yang melatarbelakangi
peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Siswa Melalui Penerapan Learning management system Schoology Pada Materi Perubahan
Lingkungan di SMA”.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana metode ini digunakan
untuk meneliti dengan mengumpulkan data menggunakan instrumen dari populasi atau
sampel tertentu yang kemudian data tersebut dihitung atau dianalisis untuk menguji dan
menjawab hipotesis yang sudah ditetapkan. Penelitian yang dilakukan adalah dengan
menggunakan Pre ekperiment dalam penelitian semu dengan bentuk One group Pretest-
Posttest design serta teknik pengumpulan data berupa Purposive Sampling (Sugiyono, 2019).
Populasi pada penelitian ini yaitu kelas X MIPA 7 di SMAN 1 Palimanan sebanyak 30 siswa.
Pengumpulan data pada penelitian menggunakan tes soal uraian dimana soal yang
diberikan dalam bentuk Pretest-Posttest ini tentunya sudah terintegrasi dengan indikator
communication skills yang digunakan sebagai acuan framework menurut Ornit-Spektor Levy,
Bhat Sheva Eylon, dan Zahava Scherz (Levy, Eylon, B.-S., & Scherz, 2009). Data yang
didapatkan kemudian dihitung dengan menguji instrumen soal dan menguji hipotesis dengan
bantuan SPSS 20.

HASIL
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan data hasil
penelitian yang selanjutnya diolah dengan cara dihitung dan dianalisis dengan bantuan
program SPSS 20. Data yang digunakan untuk dianalisis pada penelitian ini yaitu data hasil
Pretest-Posttest untuk mengukur peningkatan kemampuan komunikasi siswa. Soal-soal yang
diberikan dalam bentuk Pretest-Posttest ini tentunya sudah terintegrasi dengan indikator
communication skills yang digunakan sebagai acuan. Sehingga hasil dari Pretest-Posttest

ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi [Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2020] 4


Setianti, Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning Management System Schoology

yang dilakukan mampu mencerminkan tingkat kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh
para siswa tersebut melalui tulisan.
Pada kegiatan awal sebelum pembelajaran dengan berdasarkan hasil Pretest
menunjukan hasil dimana kemampuan komunikasi dari siswa masih cenderung rendah, hal ini
dibuktikan dengan didapatkannya nilai rata-rata dari keseluruhan siswa yaitu 65,06 dengan
nilai terendah 30 dan nilai tertinggi yaitu 92. Nilai tersebut dinyatakan masih dibawah dari
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni sebesar 75.
Selanjutnya setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan learning management
system schoology pada materi perubahan lingkungan, kemampuan komunikasi tulisan siswa
terjadi peningkatan. Hal ini dilihat berdasarkan kenaikan pada hasil Posttest dengan nilai rata-
rata yang didapatkan yaitu sebesar 76,03 dan nilai terendah 39 serta nilai terbesar yaitu 98.
Adapun peningkatan pada setiap framework kemampuan komunikasi yang digunakan
menurut Ornit-Spektor Levy, Bhat Sheva Eylon, dan Zahava Scherz (Levy, Eylon, B.-S., &
Scherz, 2009) mengalami peningkatan seperti pada grafik dibawah ini:
Grafik 1. Peningkatan presentase setiap framework kemampuan komunikasi

Hasil perhitungan N-gain menunjukan bahwa hasil Pretest dan Posttest berada dalam
kategori sedang hal tersebut dapat diartikan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi
siswa cenderung meningkat meskipun peningkatan yang terjadi tidak terlalu signifikan.
Berdasarkan hasil perhitungan Pretest-Posttest untuk menguji hipotesis penelitian yang
digunakan yaitu jenis uji wilcoxon karena data yang dimiliki tidak terdistribusi normal
menurut hasil uji normalitas yang sebelumnya dilakukan dan hanya memiliki 1 sampel yang
sama dari dari 1 rombongan belajar X MIPA 7 di SMAN 1 Palimanan. Hasil perhitungan

ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi [Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2020] 5


Setianti, Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning Management System Schoology

menunjukan nilai signifikansi 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian,
nilai Sig.(2-Tailed) 0,000<0,05 menunjukan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil analisis statistik diatas, bahwa penelitian yang dilaksanakan di
SMAN 1 Palimanan pada kelas X MIPA 7 sebanyak 30 siswa menunjukan adanya
peningkatan kemampuan komunikasi melalui penerapan learning management system
schoology pada materi perubahan lingkungan di SMA. Dengan begitu, adanya perlakuan
dengan menerapkan Learning Management System Schoology berpengaruh positif terhadap
peningkatan kemampuan komunikasi siswa tersebut. Temuan yang didapatkan berdasarkan
penelitian ini tentunya menguatkan temuan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Fauzyah
Hasanah (Hasanah, 2021), Lilik Hernani dkk (Hernani et al., 2019), dan Vincentius Tjandra
Irawan, Eddy Sutadji & Widiyanti (Irawan et al., 2017). Hal ini tentunya dibuktikan pula
dengan diperolehnya peningkatan presentase nilai dari kemampuan komunikasi siswa melalui
penerapan learning management system schoology pada materi perubahan lingkungan di
SMA yang dilakukan melalui Pretest-Posttest meningkat sebesar 16,92%. Selain terjadinya
peningkatan berdasarkan nilai rata-rata yang didapatkan, nilai tersebut berkaitan pula dengan
meningkatnya kategori kemampuan komunikasi siswa 1 level lebih tinggi berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
Untuk menentukan kategori kemampuan komunikasi yang telah dicapai, maka
berdasarkan perhitungan kemampuan komunikasi pada saat Pretest siswa termasuk kedalam
kategori “Cukup”, sedangkan kemampuan komunikasi pada saat Posttest termasuk kedalam
kategori “Baik”. Tak hanya sampai disitu, presentase setiap indikator atau framework
kemampuan komunikasi yang digunakan pun terjadi peningkatan. Peningkatan presentase
yang didapatkan pada indikator kemampuan komunikasi yaitu Information retrieval
(pencarian informasi) sebesar 11,66%, scientific reading and writing (bacaan ilmiah dan KTI)
sebesar 8%, listening and observing (mendengarkan dan mengamati) sebesar 16,63%,
information representation (representasi informasi) sebesar 7,17%, dan knowledge
presentation (presentasi pengetahuan) sebesar 11,33%. Maka dapat disimpulkan bahwa
peningkatan terbesar terjadi pada indikator listening and observing (mendengarkan dan
mengamati) yaitu sebesar 16,63%, dimana hal ini diinterpretasikan bahwa kemampuan
komunikasi siswa setelah diberikannya pembelajaran dengan menerapkan learning
management system schoology maka siswa semakin mampu dalam mengevaluasi terkait
materi yang diberikan berupa video pembelajaran dan penjelasan lain sebagai bentuk hasil

ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi [Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2020] 6


Setianti, Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning Management System Schoology

pengamatan yang kemudian ditanggapi. Namun siswa masih belum memaksimalkan


kemampuannya dalam mengolah informasi berupa grafik/tabel/gambar/bagan kedalam pikiran
dan menyampaikannya sebagai ide/gagasan baru dengan bahasa sendiri, hal ini dibuktikan
dengan didapatkannya peningkatan indikator information representation (representasi
informasi) sebesar 7,17% sebagai presentase terendah yang diperoleh dalam penelitian ini.
Kemampuan komunikasi siswa yang diukur selama kegiatan pembelajaran tentunya
didukung oleh berbagai elemen yang berkaitan dari komunikasi itu sendiri (Redi, 2018).
Keberhasilan peningkatan kemampuan komunikasi siswa tentunya bergantung pada
bagaimana elemen komunikasi tersebut dapat berperan maksimal dalam menjalankan
fungsinya untuk mencapai indikator yang digunakan sebagai tujuan pembelajaran.
Kemampuan komunikasi siswa akan lebih baik tentunya apabila pendidik atau guru sebagai
komunikator dapat memberikan pesan dan informasi pembelajaran kepada siswa yang
bertindak sebagai komunikan menggunakan media yang mendukung dalam pembelajaran
seperti learning management system schoology dengan meminimalisir berbagai hambatan
yang mungkin terjadi sehingga mampu memberikan efek yang baik sebagai dampak atas
komunikasi yang berlangsung dan siswa dapat memberikan feedback positif atas
pembelajaran yang didapat.
Namun demikian, dalam elemen komunikasi juga dijelaskan bahwa ada hal yang tidak
terpisahkan keterkaitannya yaitu adanya hambatan (Redi, 2018). Adanya segala kemudahan
yang diberikan dalam penggunaan media komunikasi seperti learning management system
schoology, tentunya dalam menyampaikan komunikasi ini tidak terlepas dari hambatan.
Dengan begitu, munculnya kendala dalam prosesnya merupakan hal wajar yaitu seperti
hambatan yang terjadi pada pelaksanaan Posttest yang dilakukan, dimana terdapat perangkat
android dan sinyal internet yang tidak mendukung dalam pengumpulan jawaban berupa
gambar pada learning management system schoology sehingga terjadi penuruan pada nilai
Posttest yang didapatkan siswa. Peningkatan kemampuan komunikasi siswa yang termasuk ke
dalam kategori sedang dalam perhitungan N-gain dikaitkan dengan berbagai temuan hasil
penelitian dimana adanya berbagai faktor seperti keragaman yang dimiliki siswa baik dari
segi ekonomi, pola berpikir, dan motivasi belajar serta kemampuan ICT (Information and
Communication Technology) siswa dan guru yang kurang sangat mempengaruhi selama
kegiatan pembelajaran. Tetapi adanya kendala ini tidak membatasi siswa untuk terus belajar
mengembangkan kemampuan komunikasi yang dimiliki, melainkan memberikan kesempatan
bagi siswa agar meningkatkan kemampuannya menjadi lebih baik lagi untuk meminimalisir
kendala yang telah dilalui sebagai bentuk pembelajaran. Sehingga dengan demikian, siswa

ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi [Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2020] 7


Setianti, Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning Management System Schoology

dan guru mampu memaksimalkan dampak baik learning management system schology
terhadap kemampuan komunikasi dalam konteks belajar dan mengajar atau pembelajaran
untuk kemudahan di masa depan (Sriyanto & Kaniadewi, 2019)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Adanya peningkatan kemampuan komunikasi siswa melalui penerapan Learning management


system schoology pada materi perubahan lingkungan di SMA. Hal ini dibuktikan dengan
adanya hasil perhitungan N-gain pada taraf sedang dan uji hipotesis yang menunjukan nilai
signifikansi 0,000. Dengan demikian, nilai Sig.(2-Tailed) 0,000<0,05 menunjukan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima dan menyatakan adanya peningkatan.
2. Peningkatan kemampuan komunikasi siswa melalui penerapan Learning management system
schoology pada materi perubahan lingkungan di SMA yang terjadi yaitu sebesar 16,92%.
Adapun rincian peningkatan presentase berdasarkan selisih hasil Pretest dan Posttest yang
didapatkan pada setiap indikator kemampuan komunikasi yaitu Information retrieval sebesar
11,66%, scientific reading and writing sebesar 8%, listening and observing sebesar 16,63%,
information representation sebesar 7,17%, dan knowledge presentation sebesar 11,33%.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan komunikasi siswa
melalui penerapan learning management system Schoology pada materi perubahan
lingkungan di SMAN 1 Palimanan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru agar mampu
mengimplementasikan penggunaan media digital berbasis teknologi dalam menunjang
pembelajaran melalui penerapan learning managements system Schoology, hal ini
tentunya ditujukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Penerapan ini tentunya
dapat disesuaikan dengan pembelajaran yang digunakan, sehingga siswa dapat
meningkatkan kemampuan komunikasinya yang tentunya berdampak baik pula terhadap
pembelajaran dan pengembangan kemampuan lainnya.
2. Bagi Siswa
Siswa disarankan untuk lebih aktif dan mampu mengikuti pembelajaran berbasis
digital yang diberikan dengan maksimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3. Bagi peneliti

ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi [Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2020] 8


Setianti, Kemampuan Komunikasi Siswa Melalui Penerapan Learning Management System Schoology

Bagi peneliti yang tertarik akan melaksanakan penelitian lanjutan, disarankan


untuk lebih mampu mengeksplor lagi berbagai fitur bermanfaat yang ada dalam learning
management system Schoology. Diharapkan penelitian yang sudah ada ini dapat menjadi
referensi bagi peneliti lain dalam menunjang penelitian lainnya yang serupa dengan
variabel yang berbeda.

ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi [Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2020] 9

You might also like