You are on page 1of 10

PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

Pengembangan Instrumen Soal Lomba Cerdas


Cermat IPA SMP Berbasis ICT (Information and
Communication Technology) dengan Aplikasi Quizizz

Sintha Martya Lestari *, Sjaifuddin, Vica Dian Aprelia Resti


Program Studi Pendidikan IPA, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
*Email: sintha.martya@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.33369/pendipa.6.2.531-540

ABSTRACT
This research was motivated by the instrument test of the Science Competition for Junior High School
which is still conventional and not based on HOTS. The purpose of this study was to obtain and describe
data on the validity of the instrument test of the Science Competition for Junior High School based on ICT
with the Quizizz application that has been developed. The method used is Research and Development
(R&D) which modifies the development model of Thiagaradjan et al. (1974) became the define, design,
and develop stages so that a prototype was produced. This study produced a prototype in the form of 60
HOTS-type multipe choice question which were developed based on ICT with the Quizizz application. The
result of this study indicate that the prototype has a level of validity of 86,7% (very valid) in the material
aspect, 89,5% (very valid) in the construction aspect, and 90% (very valid) in the language and
presentation aspect. So what when viewed as a whole aspect, the prototype developed has a validity level
of 89% with very valid criteria and can be used to measure students higher-order thinking skills.

Keywords: Test Instrument; Science Competition; HOTS; Quizizz Application.

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh instrumen soal Lomba Cerdas Cermat IPA SMP yang masih bersifat
konvensional dan belum berbasis HOTS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan
mendeskripsikan data kevalidan instrumen soal Lomba Cerdas Cermat IPA SMP berbasis ICT dengan
aplikasi Quizizz yang telah dikembangkan. Metode yang digunakan adalah Research and Development
(R&D) yang memodifikasi model pengembangan dari Thiagarajan et al. (1974) menjadi tahap define,
design, dan develop sehingga dihasilkan sebuah prototype. Penelitian ini menghasilkan prototype berupa
60 butir soal pilihan ganda bertipe HOTS yang dikembangkan berbasis ICT dengan aplikasi Quizizz. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa prototype memiliki tingkat kevalidan sebesar 86,7% (sangat valid) pada
aspek materi, 89,5% (sangat valid) pada aspek konstruksi, dan 90% (sangat valid) pada aspek bahasa
maupun penyajian. Sehingga jika ditinjau secara keseluruhan aspek, prototype yang dikembangkan
memiliki tingkat kevalidan sebesar 89% dengan kriteria sangat valid dan dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Kata kunci: Instrumen Soal; Lomba Cerdas Cermat IPA; HOTS; Aplikasi Quizizz.

PENDAHULUAN menjadi suatu keniscayaan (Sjaifuddin et al.,


Salah satu tujuan pembelajaran IPA 2019). IPA memiliki karakteristik tersendiri yang
berdasarkan Kurikulum 2013 adalah untuk membedakan dengan ilmu pengetahuan lainnya.
mengembangkan pemahaman siswa mengenai Rahmah, et al. (2017) mengungkapkan bahwa
lingkungan beserta kekayaannya yang perlu karakteristik dari IPA adalah konsep-konsep
dilestarikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, yang dipelajarinya dapat berguna bagi kehidupan
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar sehari-hari. Pemahaman siswa mengenai konsep

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 531
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

sains tersebut harus dibangun melalui jenjang analisis, sintesis, dan evaluasi yang merupakan
pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang soal tipe tingkat tinggi jarang ditanyakan bahkan
berkualitas, mampu mengembangkan potensi soal pada tahap evaluasi sama sekali tidak pernah
diri, dan menjunjung tinggi sikap ilmiah diberikan kepada siswa.
(Febriyanti et al., 2022; Asiani et al., 2022). Secara global, level kemampuan siswa
Abad 21 merupakan masa globalisasi Indonesia dalam berpikir tingkat tinggi dapat
dimana munculnya persaingan hidup yang dilihat dari sebuah studi penilaian yang diadakan
berlangsung ketat. Pendidikan menjadi salah satu oleh PISA (Programme for International Student
bidang yang terpengaruh arus globalisasi. Assessment) dan TIMSS (Trends in International
Pendidikan di Indonesia harus mampu Mathematics and Science Study). Hasil studi
membekali siswa dengan kompetensi yang tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia masih
dibutuhkan di abad ini. Menurut Kembara et al. memiliki skor sains yang tergolong rendah
(2019) kemampuan 4C yang terdiri dari dibandingkan dengan negara lainnya. PISA
collaboration (kolaborasi), communication terakhir kali diadakan pada tahun 2018, dan
(komunikasi), critical thinking (berpikir kritis), diperoleh hasil bahwa Indonesia meraih skor
dan creativity (kreativitas) menjadi kemampuan dibawah rata-rata organisasi tersebut. Untuk
yang harus dikuasai oleh setiap siswa. Winaryati kemampuan sains, Indonesia menempati
(2018) menambahkan bahwa aspek-aspek yang peringkat 72 dari 77 negara dengan skor sebesar
menjadi kompetensi tersebut dapat dicapai 396. Perolehan skor ini masih di bawah rata-rata
dengan mengembangkan kemampuan berpikir organisasi tersebut yaitu sebesar 489 (OECD,
tingkat tinggi (Higher Order Thingking Skills/ 2019). Sementara itu, dari hasil TIMSS tahun
HOTS). Menurut Utami et al. (2022) siswa butuh 2015, Indonesia menempati peringkat 44 dari 49
cara berpikir yang mengarah pada kemampuan negara dengan skor rata-rata 397. Skor ini juga
berpikir di level kognitif yang lebih tinggi untuk masih di bawah rata-rata skor internasional yaitu
dapat mengikuti perkembangan IPTEK di abad sebesar 500 (IEA, 2016). Hasil pencapaian yang
21. Heong et al. (2011) mengungkapkan bahwa rendah ini merupakan indikator bahwa sumber
kemampuan berpikir tingkat tinggi ini daya manusia Indonesia masih berkualitas
mengharapkan seorang individu untuk rendah. Menurut Sulistiono (2015) kualitas
mengimplementasikan pengetahuan yang telah sumber daya manusia dengan kualitas pendidikan
diperoleh sebelumnya ataupun informasi baru memiliki hubungan yang erat. Kualitas
dan memanipulasinya untuk memperoleh pendidikan yang rendah inilah yang
kemungkinan jawaban dalam kondisi baru. mengindikasikan bahwa masih rendahnya HOTS
Menurut Schraw & Robinson (2011) yang dimiliki oleh siswa.
kemampuan berpikir siswa sendiri dikategorikan Rendahnya HOTS yang dimiliki oleh siswa
menjadi dua kelompok, yaitu: (1) berpikir tingkat juga dapat terlihat dari kegiatan Lomba Cerdas
rendah (lower order thingking skill/LOTS) yang Cermat IPA SMP yang diselenggarakan rutin
meliputi pengetahuan (C1), pemahaman (C2), setiap tahunnya oleh Jurusan Pendidikan IPA
dan aplikasi (C3); dan (2) berpikir tingkat tinggi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada
(higher order thingking skill/ HOTS) yang paket soal LCC IPA yang digunakan pada tahun
meliputi analisis (C4), evaluasi (C5), dan 2019 belum sepenuhnya memuat butir soal
mengkreasi (C6). Soal bertipe HOTS masih berindikator HOTS. Padahal, siswa pada jenjang
dianggap sulit untuk diselesaikan oleh siswa. Hal SMP sudah mampu berpikir secara abstrak
ini dikarenakan siswa di sekolah jarang sehingga mampu untuk berpikir secara tingkat
mendapatkan soal HOTS dalam tinggi. Hal ini selaras dengan ungkapan dari
pembelajarannya. Berdasarkan hasil penelitian Piaget bahwa anak pada jenjang SMP sudah
Khan dan Inamullah (2011) di sekolah, siswa mampu menerapkan berpikir tingkat tinggi,
masih lebih sering diberikan soal tingkat rendah karena anak pada jenjang tersebut (berusia 12-15
yaitu berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan tahun) telah masuk dalam kategori tahap operasi
aplikasi oleh guru. Sedangkan soal berupa formal. Pada tahap ini, anak dapat

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 532
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

mengembangkan suatu hal agar dapat berpikir dikarenakan adanya perhitungan skor jawaban
abstrak, deduktif dan induktif, dapat benar secara manual sehingga siswa sebagai para
memanipulasi informasi, dapat memikirkan peserta lomba harus cukup lama menunggu
kebolehjadian yang akan terjadi, mencari untuk mengetahui hasil nilai tersebut.
jawaban, menyelesaikan suatu permasalahan Salah seorang guru IPA dari SMP Islam Al-
dengan luwes, menguji sebuah asumsi, serta Azhar 11 Serang yang juga merupakan guru
dapat mengambil kesimpulan (Asih, 2018). kelas olimpiade IPA di sekolah tersebut turut
Kegiatan LCC IPA sendiri telah mengungkapkan bahwa soal-soal yang
dilaksanakan sejak tahun 2015. Pelaksanaan digunakan dalam LCC IPA sebagian masih
LCC IPA dari tahun 2015 sampai dengan tahun bersifat ambigu sehingga menimbulkan
2019 dilaksanakan secara konvensional. Namun, multitafsir bagi pemikiran siswa saat proses
dua tahun belakangan ini LCC IPA tidak dapat pengerjaannya, seharusnya penggunaan soal-soal
terlaksana sebagaimana mestinya dikarenakan tersebut dihindari. Adanya beberapa soal yang
terkendala pandemi Covid-19. Dalam keadaan bersifat ambigu dan multitafsir ini dikarenakan
tersebut, pemerintah melarang masyarakat untuk uji kevalidan (validasi) yang dilakukan belum
menyelenggarakan kegiatan yang mengumpulkan menyeluruh dalam menilai aspek materi,
banyak massa. Sehingga, program LCC IPA konstruk, dan bahasa dari instrumen soal. Selain
yang biasanya rutin diadakan setiap tahun secara itu, dari hasil wawancara dengan salah seorang
konvensional melalui tes tertulis (tes berbasis panitia yang menyusun soal LCC IPA, diperoleh
kertas/paper based test) belum bisa diadakan informasi bahwa kisi-kisi soal LCC IPA yang
kembali. disusun memang belum merumuskan indikator
Sebenarnya, kondisi pengerjaan soal yang soal dengan level kognitif yang sesuai.
dilaksanakan secara konvensional dengan tes Penyusunan kisi-kisi dan validasi yang belum
tertulis juga memiliki banyak kelemahan. sempurna ini lah yang mempengaruhi instrumen
Menurut Hamid (2016) penggunaan kertas dan yang dihasilkan masih memuat beberapa soal
penggandaan soal dipandang kurang ekonomis yang belum memenuhi kualifikasi baik.
dan memerlukan biaya yang cukup besar. Lalu, Berdasarkan permasalahan-permasalahan
soal yang di cetak atau fotokopi adakalanya tersebut, maka soal tipe HOTS dengan berbasis
masih ada yang kualitasnya rendah, buram, ICT sangat penting diintegrasikan ke dalam soal
tulisan kurang terlihat jelas, dan kurang menarik. untuk diberikan kepada siswa. Oleh sebab itu,
Hal tersebutlah yang akan menimbulkan kendala peneliti tertarik untuk mengembangkan alat
serta dapat menyulitkan siswa dalam membaca evaluasi yang dapat memudahkan baik penyusun
dan mengerjakan soal sehingga akan menyita soal maupun siswa sebagai peserta tes dalam
waktu menjadi lebih lama. Sedangkan, ketika melakukan proses kegiatan Lomba Cerdas
melaksanakan tes secara komputerisasi atau Cermat IPA. Adapun alat evaluasi yang dituju
memanfaatkan ICT, tampilan soal jauh lebih peneliti ialah soal dengan bentuk pilihan ganda
menarik, terlihat jelas, dan lebih ekonomis dan bertipe HOTS yang dikembangkan berbasis ICT
praktis karena tidak memerlukan biaya menggunakan aplikasi Quizizz. Quizizz
pencetakan dan penggandaan soal. merupakan salah satu aplikasi atau platform
Peneliti melakukan wawancara dengan salah online yang dapat dijadikan sebagai alat bantu
seorang guru pengampu mata pelajaran IPA yang dalam proses evaluasi. Menurut Zhao (2019)
juga merupakan guru pembina kelas olimpiade di Quizizz mempunyai karakteristik permainan
MTs Negeri 1 Kota Serang, dari wawancara yang dapat menarik pengguna dalam proses
tersebut diperoleh informasi bahwa pelaksanaan pengerjaan soalnya seperti adanya avatar, musik,
LCC IPA yang dilaksanakan secara konvesional meme, dan tema. Penggunaan Quizizz juga
dinilai kurang efektif dan efisien. Proses memungkinkan adanya persaingan antar siswa
penilaian yang cenderung memakan waktu lama dan membuat siswa lebih termotivasi. Pada
menjadi indikator ketidakefektifan dan waktu dan kelas yang sama siswa dapat
ketidakefisienan pelaksanaan LCC IPA. Hal ini mengerjakan kuis dan melihat secara langsung

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 533
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

peringkat mereka di papan peringkat. Jalannya mengikuti kegiatan Lomba Cerdas Cermat IPA.
proses pelaksanaan kuis dapat dipantau oleh Karakteristik tersebut berupa karakter siswa pada
instruktur (pembuat soal) dan hasilnya dapat jenjang SMP yang sudah mampu berpikir secara
diunduh ketika kuis telah selesai sebagai bahan abstrak sehingga mampu untuk berpikir secara
evaluasi kemampuan siswa. tingkat tinggi.
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu Berdasarkan literatur, Piaget
untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengungkapkan bahwa berpikir tingkat tinggi
kevalidan instrumen soal lomba cerdas cermat sudah dapat diterapkan pada anak SMP, karena
IPA SMP berbasis ICT dengan aplikasi Quizizz anak pada jenjang SMP (berusia 12-15 tahun)
yang telah dikembangkan. telah masuk dalam kategori tahap operasi formal.
Pada tahap ini, anak dapat mengembangkan
METODE PENELITIAN suatu hal agar dapat berpikir abstrak, deduktif
Penelitian ini menggunakan metode dan induktif, dapat memanipulasi informasi,
penelitian dan pengembangan (Research and dapat memikirkan kebolehjadian yang akan
Development) atau R&D, yaitu metode yang terjadi, mencari jawaban, menyelesaikan suatu
digunakan untuk menciptakan suatu produk permasalahan dengan luwes, menguji sebuah
tertentu serta menguji kevalidan produk tersebut asumsi, serta dapat mengambil kesimpulan
(Sugiyono, 2015). Penelitian dan pengembangan (Asih, 2018).
yang dilakukan oleh peneliti memodifikasi model c. Analisis Tugas (Task Analysis)
pengembangan dari empat tahap penelitian dan Tujuan dari analisis tugas ini yaitu untuk
pengembangan dari Thiagarajan, et al. (1974) mengenali keterampilan utama yang harus
menjadi tiga tahap, yaitu Define (pendefinisian), diperoleh dan kemudian dianalisis menjadi
Design (perancangan), dan Develop seperangkat keterampilan tambahan yang
(pengembangan). dibutuhkan. Pada penelitian ini peneliti
melakukan identifikasi dengan menganalisis
Tahap Define (Pendefinisian) kompetensi dalam silabus KSN IPA.
Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan d. Analisis Konsep (Concept Analysis)
dan menentukan segala kebutuhan serta Tujuan dari analisis konsep ini yaitu untuk
menghimpun berbagai informasi yang terkait mengenali konsep utama yang akan diberikan,
dengan produk yang akan dikembangkan. Pada disusun secara bertingkat, dan merincinya
tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah yaitu: menjadi hal yang kritis dan tidak relevan. Pada
a. Analisis Ujung Depan (Front-End Analysis) penelitian ini peneliti melakukan identifikasi
Analisis ini bertujuan untuk menentukan konsep-konsep utama dengan menentukan isi
permasalahan yang dihadapi dalam evaluasi materi yang relevan dalam pembelajaran IPA
lomba cerdas cermat IPA, sehingga diperlukan SMP yang nantinya konsep materi tersebut akan
suatu pengembangan instrumen soal lomba dituang dalam instrumen soal yang akan
cerdas cermat IPA. Analisis ini dilakukan dengan dikembangkan.
cara melakukan teknik wawancara dan teknik e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
dokumentasi. Teknik wawancara dilakukan (Specifying Instructional Objectives)
terhadap guru IPA di SMP Islam Al-Azhar 11 Perumusan tujuan pembelajaran bertujuan
Serang dan MTs Negeri 1 Kota Serang, dan untuk meringkas hasil dari analisis tugas dan
anggota HMJ Pendidikan IPA selaku panitia analisis konsep. Tujuan pembelajaran didapat
kegiatan LCC IPA. Sementara itu, teknik dari hasil rumusan yang didasarkan pada
dokumentasi dilakukan dengan menganalisis data kompetensi yang tercantum dalam silabus KSN
dokumen berupa perangkat soal Lomba Cerdas IPA serta menggunakan indikator soal HOTS. .
Cermat IPA tahun 2019.
b. Analisis Siswa (Learner Analysis) Tahap Design (Perancangan)
Analisis siswa dilakukan bertujuan untuk Dari permasalahan yang diperoleh pada
mengetahui karakteristik siswa SMP yang tahap define, selanjutnya dilakukan tahap design

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 534
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

atau perancangan. Tahap ini terdiri dari empat diikuti dengan revisi, dan (2) uji coba
langkah pokok yaitu: pengembangan (developmental testing). Namun,
a. Penyusunan Tes Kriteria (Criterion Test dalam penelitian ini peneliti dibatasi hingga
Construction) validasi ahli saja untuk tahap pengembangannya.
Penyusunan tes kriteria yaitu langkah yang Dalam penelitian ini, validasi ahli dilakukan
menyambungkan tahap define dengan tahap untuk menilai kevalidan dari prototype yang
design. Dalam penelitian ini, penyusunan tes telah dibuat.
kriteria dilakukan berdasarkan spesifikasi tujuan Terdapat 2 orang validator yang ahli dalam
pembelajaran dan penilaian yang kemudian bidang evaluasi dari dosen Pendidikan IPA FKIP
disusun kisi-kisi instrumen soal yang akan Untirta yang mengisi angket untuk diperoleh data
dikembangkan. Penyusunan tes kriteria pada kualitatif dan dan kuantitatif. Data kualitatif
penelitian ini bertujuan untuk menentukan fungsi didapat dari komentar dan saran dalam proses
instrumen soal itu sendiri, dimana pada validasi yang diberikan oleh validator terhadap
penelitian ini instrumen soal berfungsi sebagai prototype yang dikembangkan. Sedangkan, data
alat evaluasi dalam kegiatan lomba cerdas cermat kuanitatif didapat dari skor angket yang
IPA. Penyusunan tes kriteria dalam diberikan oleh validator terhadap prototype yang
pengembangan soal Lomba Cerdas Cermat IPA dikembangkan. Data kuantitatif dianalisis dengan
berbasis ICT dengan aplikasi Quizizz ini skala likert berupa angka 1 sampai 5.
disesuaikan dengan indikator soal HOTS.
b. Pemilihan Media (Media Selection) Tabel 1. Skor Interval Skala Likert
Pemilihan media ini dilakukan untuk Data Kualitatif Skor
memutuskan media yang tepat dalam menyajikan SB (Sangat Baik) 5
soal lomba cerdas cermat IPA yang akan B (Baik) 4
dikembangkan. Media yang ditentukan dalam C (Cukup) 3
penelitian ini yaitu menggunakan bantuan ICT KB (Kurang Baik) 2
melalui aplikasi Quizizz. Pemanfaatan aplikasi TB (Tidak Baik) 1
Quizizz dimungkinkan dapat menarik siswa Sumber: Diadaptasi dari Sugiyono (2015)
dalam mengerjakan soal lomba cerdas cermat Data skor hasil validasi dari validator dirata-rata.
IPA serta mengoptimalkan proses kegiatan Peneliti menyajikan data rata-rata skor hasil
evaluasi. Hal ini dikarenakan oleh tampilannya validasi dalam bentuk persentase menggunakan
yang cukup menarik, efektif, dan efisien karena rumus sebagai berikut.
berbasis ICT.
c. Pemilihan Format (Format Selection)
Pemilihan format dilakukan dengan tujuan Keterangan:
merancang instrumen soal, pemilihan konten NP : Nilai persentase
soal, serta penentuan bentuk penyajian yang R : Skor yang diperoleh
disesuaikan dengan media yang telah dipilih SM : Total skor maksimal
sebelumnya, yaitu aplikasi Quizizz. Kemudian, kriteria interpretasi skor persentase
d. Rancangan Awal (Initial Design) yang diperoleh dari validasi dapat dilihat pada
Rancangan awal dalam penelitian ini yaitu Tabel 2.
rancangan semua perangkat yang harus digarap Tabel 2. Kriteria Kevalidan
sebelum pelaksanaan uji coba. Pada tahap ini, Persentase (%) Kriteria
peneliti membuat prototype (produk awal) soal 81 – 100 Sangat Valid
lomba cerdas cermat IPA berbasis ICT dengan 61 – 80 Valid
aplikasi Quizizz. 41 – 60 Cukup Valid
21 – 40 Kurang Valid
Tahap Develop (Pengembangan) 0 – 20 Tidak Valid
Tahap develop ini terdiri atas dua langkah, Sumber: Diadaptasi dari Riduwan (2013)
yaitu: (1) validasi ahli (expert appraisal) yang

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 535
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

Prototype instrumen soal lomba cerdas cermat Validasi prototype berdasarkan aspek materi
IPA SMP berbasis ICT dengan aplikasi Quizizz dinilai dari 7 indikator. Hasil penilaian pada
dikatakan valid bila memperoleh persentase aspek ini menunjukkan skor rata-rata sebesar
kevalidan 61%. 86,7% yang jika diinterpretasikan soal-soal yang
telah dikembangkan memiliki kriteria yang
HASIL DAN PEMBAHASAN sangat valid. Hasil penilaian yang terbilang
Penyajian Data Penelitian sangat valid ini dikarenakan peneliti berusaha
Data hasil penelitian pengembangan merumuskan soal sesuai dengan kisi-kisi yang
diperoleh dari hasil validasi prototype berupa telah dirancang berdasarkan kompetensi, materi,
instrumen soal Lomba Cerdas Cermat IPA SMP indikator, dan tujuan pembelajaran yang telah
berbasis ICT (Information Communication and dikembangkan sesuai dengan indikator HOTS
Technology) dengan aplikasi Quizizz kepada 2 yang terdiri menganalisis (C4), mengevaluasi
orang validator ahli dalam bidang evaluasi yang (C5), dan mengkreasi (C6). Hal ini sejalan
merupakan dosen Pendidikan IPA FKIP Untirta. dengan Susiatin (2019) yang menyatakan bahwa
Kedua validator mengisi angket yang meliputi 4 soal yang berkualitas dihasilkan dari kisi-kisi
aspek penilaian, yaitu materi, konstruksi, bahasa, soal yang disusun dengan baik. Menurut El
dan penyajian. Dari angket tersebut diperoleh Islami et al. (2019) soal-soal yang dibuat sesuai
data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dengan indikator akan merangsang siswa untuk
berupa skor rata-rata yang didapatkan dari angket memahami konsep lebih dalam. Dwipayana et al.
menggunakan skala likert berupa angka 1 sampai (2010) menyatakan bahwa pada mata pelajaran
5, sedangkan data kualitatif diperoleh dari saran IPA memiliki konsep yang terkait dengan
dan komentar validator. Hasil penilaian oleh kehidupan keseharian siswa dan bersifat abstrak,
kedua validator secara kuantitatif disajikan dalam oleh karena itu siswa perlu memiliki kompetensi
Tabel 3. pemikiran yang kritis dan kreatif untuk bisa
Tabel 3. Hasil Validasi Prototype Instrumen berpikir secara abstrak. Menurut Winaryati
Soal LCC IPA SMP Berbasis ICT dengan (2018) kompetensi tersebut dapat dicapai dengan
Aplikasi Quizizz mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
Skor% ̅ tiap tingginya.
Aspek Selain itu, soal juga dibuat dengan
aspek Kriteria
Penilaian V1 V2 menggunakan stimulus berupa teks, tabel,
(%)
Materi 93,4 80 86,7 SV gambar, maupun grafik yang menarik dan
Konstruksi 98,9 80 89,5 SV kontekstual. Hal ini sejalan dengan ungkapan
Bahasa 100 80 90 SV dari Kristanto & Setiawan (2020) bahwa dalam
Penyajian 100 80 90 SV konteks HOTS, stimulus ditampilkan secara
̅ Keseluruhan kontekstual dan menarik yang dapat diambil dari
89 SV permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Validasi (%)
Ket: V1= Validator 1, V2= Validator 2, ̅ = Skor Setiawati et al. (2018) juga menambahkan bahwa
Rata-Rata, SV= Sangat Valid soal HOTS menggunakan permasalahan
kontekstual bertujuan agar siswa mampu
Beradasarkan data yang disajikan pada mengimplementasikan konsep-konsep
Tabel 3 tampak persentase skor rata-rata hasil pembelajaran untuk menyelesaikan
validasi oleh kedua validator ahli evaluasi permasalahan. Dari keseluruhan soal yang
terhadap prototype yang dikembangkan peneliti terbilang sangat valid masih ada beberapa soal
berupa 60 butir soal pilihan ganda yang yang perlu diperbaiki karena adanya pernyataan
mengintegrasikan HOTS mencapai 89% yang soal yang belum mengarah pada Kata Kerja
jika diinterpretasikan keseluruhan butir soal yang Operasional (KKO) yang digunakan. Menurut
dikembangkan tersebut telah memiliki kriteria Fanani (2018) penggunaan KKO sangat
yang sangat valid dari aspek materi, konstruksi, berhubungan dengan kemampuan berpikir
bahasa, dan penyajian. tingkat tinggi siswa. Hal ini dikarenakan

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 536
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

pemilihan KKO digunakan untuk merumuskan Dipilihnya aplikasi Quizizz sebagai media
indikator soal HOTS, oleh karena itu perumusan ICT yang digunakan peneliti sebagai penyaji soal
soal harus diperhatikan dengan baik dengan ini dikarenakan pada aplikasi Quizizz terdapat
mengarahkan soal tersebut pada KKO. fitur-fitur yang mendukung jalannya proses
Validasi prototype berdasarkan aspek kegiatan evaluasi antara lain adanya pengaturan
konstruksi dinilai dari 7 indikator. Hasil batasan waktu, tampilan yang menarik, dan
penilaian pada aspek ini menunjukkan skor rata- statistik kinerja. Menurut Citra & Rosy (2020)
rata sebesar 89,5% yang jika diinterpretasikan batasan waktu yang ada pada aplikasi Quizizz
soal-soal yang telah dikembangkan memiliki akan merangsang siswa untuk berpikir secara
kriteria yang sangat valid sehingga tidak perlu cepat dan tepat dalam mengerjakan soal. Hal
adanya perbaikan yang signifikan pada aspek tersebut tentunya dapat mendukung kegiatan
konstruksi. Kadir (2015) menyatakan bahwa soal LCC IPA yang menuntut siswa untuk berpikir
yang berkonstruksi baik yaitu bila pokok soal dengan cepat dan tepat sehingga akan
dirumuskan secara jelas dengan menggunakan menimbulkan adanya persaingan antar siswa.
pernyataan yang dibutuhkan saja. Kemudian, adanya fitur tampilan yang menarik
Validasi prototype berdasarkan aspek seperti adanya tema serta pengaturan gambar dan
bahasa dinilai dari 6 indikator. Hasil penilaian teks ini dapat menjadi stimulus bagi siswa dalam
pada aspek ini menunjukkan skor rata-rata mengerjakan soal terutama soal HOTS. Hal ini
sebesar 90% yang jika diinterpretasikan soal-soal sejalan dengan Setiawati et al. (2018) yang
yang telah dikembangkan memiliki kriteria yang mengungkapkan bahwa soal HOTS harus
sangat valid sehingga tidak perlu adanya menggunakan berbagai representasi, seperti
perbaikan yang signifikan pada aspek bahasa. verbal (berupa kalimat), visual (berupa gambar,
Penilaian yang diberikan oleh kedua validator bagan, tabel, grafik, bahkan video), simbolis
terbilang sangat valid, karena peneliti berusaha (berupa simbol, ikon, inisial, isyarat), serta
menyusun soal secara komunikatif dan sesuai matematis (berupa angka, rurmus, persamaan).
dengan kaidah Bahasa Indonesia PUEBI Selanjutnya, adanya fitur statistik kinerja yang
sehingga mudah dipahami dengan baik oleh dapat merekapitulasi hasil pengerjaan soal dapat
siswa. mempermudah proses penilaian karena dapat
Validasi prototype berdasarkan aspek melaporkan hasil statistik data yang meliputi
penyajian dinilai dari 4 indikator. Hasil penilaian urutan peringkat, jumlah skor, jumlah jawaban
pada aspek ini menunjukkan skor rata-rata yang benar dan salah, dan waktu rata-rata per
sebesar 90% yang jika diinterpretasikan soal-soal pertanyaan setiap siswa secara akurat dan cepat.
yang telah dikembangkan memiliki kriteria yang Selain itu, peneliti juga mengintegrasikan
sangat valid sehingga tidak perlu adanya HOTS pada soal karena dalam soal-soal
perbaikan yang signifikan pada aspek penyajian. kompetisi atau olimpiade dibutuhkan level
Penyajian soal yang berkriteria sangat valid ini berpikir yang lebih tinggi dimana siswa harus
mengindikasikan bahwa media penyaji soal yang berpikir secara kritis dan kreatif untuk dapat
digunakan dengan bantuan ICT yaitu aplikasi menyelesaikan permasalahan yang ada di soal.
Quizizz dianggap dapat berfungsi dengan baik Hal ini sejalan dengan tujuan dari kegiatan
dalam menyajikan soal serta dapat mengatasi Kompetisi Sains Nasional (KSN) yaitu
permasalahan pelaksanaan LCC IPA yang membekali siswa dengan kemampuan berpikir
sebelumnya tidak dapat dilaksanakan secara logis, sistematis, analitis, kritis, dan kreatif
konvensional (tes tertulis). Hal ini sejalan dengan (Pusat Prestasi Nasional, 2021). Menurut Yayuk
ungkapan dari Pratiwi (2016) bahwa dengan et al. (2019) soal-soal HOTS dibuat bertujuan
memanfaatkan ICT pada alat evaluasi dapat untuk membiasakan siswa dalam mengerjakan
menjadi modifikasi alat evaluasi serta standar olimpiade international serta
mengurangi kekurangan sistem evaluasi yang meningkatkan kualitas soal. Menurut Saraswati
biasanya bersifat konvensional. & Agustika (2020) siswa dengan kemampuan
berpikir level tinggi diharuskan mampu

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 537
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

menganalisis, menghubungkan, dan mengurai KESIMPULAN


permasalahan untuk memperoleh suatu ide atau Dari penelitian yang telah dilakukan
solusi baru. mengenai pengembangan instrumen soal Lomba
Cerdas Cermat IPA SMP berbasis ICT
Revisi Produk (Information Communication and Technology)
Seperti yang telah dijelaskan pada poin dengan aplikasi Quizizz dapat peneliti simpulkan
sebelumnya bahwa prototype tidak hanya bahwa prototype memiliki tingkat kevalidan
divalidasi secara kuantitatif akan tetapi juga sebesar 86,7% (sangat valid) pada aspek materi,
divalidasi secara kualitatif. Data kualitatif ini 89,5% (sangat valid) pada aspek konstruksi, dan
ditujukan sebagai bahan revisi produk sehingga 90% (sangat valid) pada aspek bahasa maupun
dapat diperoleh produk yang berkriteria valid penyajian. Jika ditinjau secara keseluruhan
untuk dilakukan pada tahap pengembangan aspek, prototype yang dikembangkan memiliki
selanjutnya. Secara kualitatif, hasil validasi tingkat kevalidan sebesar 89% dengan kriteria
menunjukkan bahwa dibutuhkan beberapa sangat valid dan dapat digunakan untuk
perbaikan atau revisi pada beberapa nomor soal. mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
Komentar dan saran yang diberikan oleh siswa.
validator disajikan pada Tabel 4.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4. Komentar dan Saran oleh Kedua Asiani, A., Sjaifuddin, S., Biru, L.T. (2022)
Validator serta Hasil Revisi Prototype Instrumen Analisis Komponen Sikap Ilmiah Siswa
Soal LCC IPA SMP Berbasis ICT dengan Dalam Buku Teks Pelajaran IPA SMP Kelas
Aplikasi Quizizz VII Pada Tema Panas Di Bumiku.
Komentar dan Revisi yang PENDIPA Journal of Science Educaion,
No.
Saran Dilakukan 6(1), 113-119.
1. Sesuaikan soal Soal sudah diperbaiki Asih, T. (2018) Perkembangan Tingkat Kognitif
dengan indikator dengan Peserta Didik di Kota Metro. Didaktika
yang digunakan menyesuaikannya pada Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan
kata kerja operasional Biologi, 2(1), 9-17.
yang digunakan di Citra, C.A., dan Rosy, B. (2020) Keefektifan
indikator. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis
2. Gunakan Penggunakan “kalimat Game Edukasi Quizizz Terhadap Hasil
“pernyataan” tanya” pada pokok Belajar Teknologi Perkantoran Siswa Kelas
pada pokok soal, soal telah diperbaiki X SMK Ketintang Surabaya. Jurnal
tidak dengan menggantinya Pendidikan Administrasi Perkantoran
menggunakan menggunakan (JPAP), 8(2), 261-272.
“kalimat tanya” “pernyataan”. Dwipayana, P.A.P., Redhana, I.W., dan
3. Perhatikan Penulisan satuan pada Juniartina, P.P. (2020) Analisis Kebutuhan
kembali soal telah diperbaiki Pengembangan Multimedia Interaktif
penulisan satuan sesuai dengan PUEBI. Berbasis Konteks Budaya Lokal Untuk
4. Hindari Telah diperbaiki Pembelajaran IPA SMP. Jurnal Pendidikan
pengunaan kata dengan penghapusan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI),
“di atas” atau “di kata “di bawah” dan 3(1), 49-50.
bawah” “di atas” kemudian El Islami, R.A.Z., Sari, I.J., Sjaifuddin, S.,
menggantinya dengan Nurtanto, M., Ramli, M., dan Siregar, A.
kata “berikut” atau (2019). An Assesment of Pre-Service
“tersebut”. Biology Teachers on Student Worksheet
Based on Scientific Literacy. Journal of
Physics: Conference Series, 1155(1), 1-5.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 538
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

Fanani, M.Z. (2018) Strategi Pengembangan Penyusutan Aset Tetap. Jurnal Pendidikan
Soal HOTS Pada Kurikulum 2013. Akuntansi (JPAK), 4(1), 1-7.
Edudeena: Journal of Islamic Religion Pusat Prestasi Nasional. (2021) Panduan Teknis
Education, 2(1), 57-76. Pelaksanaan Kompetisi Sains Nasional SMP.
Febriyanti, D., Sjaifuddin, S., Biru, L.T. (2022) Jakarta: Pusat Prestasi Nasional Kementrian
Analisis Proses Pembelajaran IPA Terpadu Pendidikan dan Kebudayaan.
dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Rahmah, S., Yuliati, L., dan Irawan, E.B. (2017)
Kecamatan Sumur - Banten. PENDIPA Penguasaan Konsep IPA Pada Siswa Sekolah
Journal of Science Educaion, 6(1), 218-225. Dasar. Prosiding Seminar Nasional
Hamid, M, A. (2016) Pengembangan Instrumen PS2DMP ULM, 3(1), 35-40.
Penilaian Hasil Belajar Siswa Berbasis TIK Riduwan. (2013) Skala Pengukuran Variabel-
Pada Pembelajaran Dasar Listrik Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Elektronika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Saraswati, P.M.S., dan Agustika, G.N.S. (2020
Teknik Elektro, 1(1), 37-46. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam
Heong, Y.M., Othman, W., Md Yunos, J., Kiong, Menyelesaikan Soal HOTS Mata Pelajaran
T.T., Hassan, R., dan Mohamad, M.M. Matematika. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar,
(2011) The Level of Marzano Higher 4(2), 257-269.
Thinking Skills Among Technical Education Schraw, G., dan Robinson, D, H. (2011)
Students. International Journal of Social and Assessment of Higher Order Thinking Skills.
Humanity, 1(2), 121-125. New York: Information Age Publishing.
IEA. (2016) TIMSS 2015 International Result in Setiawati, W., Asmira, O., Ariyana, Y., Bestary,
Science. Chestnut Hill: TIMSS & PIRLS R., dan Pudjiastuti, A. (2018) Buku Penilaian
International Study Center. Berorientasi Higher Order Thinking Skills.
Kadir, A. (2015) Menyusun dan Menganalisis Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Tes Hasil Belajar. Jurnal Al-Ta’dib, 8(2), 70- Kependidikan Kementrian Pendidikan dan
81. Kebudayaan.
Kembara, M.D., Rozak, R.W. A., dan Hadian, Sjaifuddin, S., Hidayat., S., Fathurrohman, M.,
V.A. (2019) Research-based Lectures to Ardie, R., El Islami, R.A.Z. (2019) The
Improve Student’s 4C (Communication, Development of Food Security Behavior
Collaboration, Critical Thinking, and Model Through Environmental-based
Creavity) Skills. International Symposium on Learning: A System Dynamics Approach.
Social Sciences, Education, and Humanites Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 8(2), 230-
(ISSEH 2018), Vol. 306, 22-26. 240.
Khan, W.B., dan Inamullah, H.M. (2011) A Sulistiono C.D.A. (2015) Metode Understanding
Study of Lower-Order and Higher-Order by Design Sebagai Satu Metode
Question at Secondary Level. Canadian Pembelajaran Alternatif Dalam Upaya
Center of Science and Education, 7(9), 149- Meningkatkan Hiher-Order Thinking Skills
157. (HOTS) Perserta Didik: Sebuah Kajian
Kristanto, P.D., dan Setiawan, P.G.F. (2020) Teoritis. Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan Soal HOTS (Higher Order Pendidikan Transformatif dan Tantangan
Thinking Skills) Terkait dengan Konteks Masa Depan Bangsa, 48-57.
Pedesaan. PRISMA Prosiding Seminar Sugiyono. (2015) Metode Penelitian (Kuantitatif,
Nasional Matematika, Vol.3, 370-376. Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
OECD. (2019) PISA 2018: Result Combined Susiatin. (2019) Meningkatkan Kemampuan
Executive Summaries Volume I, II & III. Guru Dalam Menyusun Kisi-Kisi Soal
Paris: OECD Publishing. dengan Metode Pendampingan Pola “OCF”
Pratiwi, V. (2016) Pengembangan Alat Evalusi di SDN Yanti Jogoroto. JDMP (Jurnal
Pembelajaran Berbasis ICT Menggunakan Dinamika Manajemen Pendidikan), 4(1), 17-
Wordshare Quiz Creator Pada Materi 24.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 539
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(2), 531-540 ISSN 2086-9363

Thiagarajan, S., Semmel, D.S., dan Semmel, M.I. Winaryati, E. (2018) Penilaian Kompetensi
(1974) Insructional Development fot Siswa Abad 21. Prosiding Seminar Nasional
Training Teachers of Exceptional Children: & Internasional, 1(1), 6-19.
A Sourcebook. Indiana: Indiana University. Zhao, F. (2019) Using Quizizz to Integrate Fun
Utami, T.P., Sjaifuddin, S., dan Berlian, L. Multiplayer Activity in the Accounting
(2022) Pengembangan Soal Uraian Berbasis Classroom. International Journal of Higher
Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Education, 8(1), 37-43.
Tinggi pada Konsep Sistem Pencernaan pada
Manusia untuk Siswa Kelas VII SMP/Mts.
PENDIPA Journal of Science Educaion,
6(1), 128-134.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 540

You might also like