You are on page 1of 7

PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6 (1), 129-135 ISSN 2086-9363

Pengembangan Soal Uraian Berbasis Indikator


Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada Konsep
Sistem Pencernaan pada Manusia untuk Siswa Kelas
VIII SMP/Mts

Tyas Putri Utami*, Sjaifuddin, Liska Berlian


Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jalan Ciwaru Raya, No. 25, Cipare, Serang 42117, Banten, Indonesia
*Email: tyasputri061@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.33369/pendipa.6.1.129-135

ABSTRACT
The problem in this study comes from research data which shows that the students' higher-order thinking
skills are still low and the teacher has not developed an optimal higher-order thinking skills ability test
instrument. The purpose of this study was to develop and determine the level of validity of the test
instrument for higher-order thinking skills on the concept of the digestive system in graders of 8th junior
high school. This study uses research and development which refers to the model of development of Borg
and Gall with the restriction to five steps which includes potentials and problems, data collections, design
of product, product of validation, and product of revision. The product produced in this research and
development is in the form of a test instrument for higher-order thinking skills on the concept of the
digestive system in graders of 8th junior high school which consists of 27 questions. The results of the
average percentage score of the 27 validation questions are 98% consisting of the validation results of
material experts 99%, evaluation experts 97%, and educators 99%. It can be concluded that the 27
questions developed 100% are in the very valid category.

Keywords: Research and development, higher-order thinking skills, digestive system in humans.

ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh data yang menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa masih rendah dan guru belum mengembangkan instrumen tes kemampuan berpikir
tingkat tinggi secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengetahui tingkat
kevalidan soal uraian berbasis indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi pada konsep sistem
pencernaan pada manusia untuk siswa kelas VIII SMP/MTs. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian dan pengembangan (research and development) yang merujuk kepada model penelitian dan
pengembangan Borg and Gall dengan dibatasi menjadi lima langkah penelitian dan pengembangan yaitu,
(1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan informasi, (3) desain produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi
produk. Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk yang berupa soal uraian berbasis
indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi pada konsep sistem pencernaan pada manusia untuk siswa
kelas VIII SMP/MTs yang berjumlah 27 butir soal. Hasil persentase skor rata-rata keseluruhan validasi 27
butir soal tersebut sebesar 98% yang meliputi hasil validasi ahli materi 99%, ahli evaluasi 97%, dan
pendidik 99%. Jadi dapat disimpulkan bahwa 27 butir soal uraian yang dikembangkan 100% berada
dalam interpretasi sangat valid.

Kata kunci: Penelitian pengembangan, berpikir tingkat tinggi, sistem pencernaan pada manusia.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 129
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6 (1), 129-135 ISSN 2086-9363

PENDAHULUAN Bloom yang meliputi C4 (menganalisis), C5


Kehidupan abad 21 ditandai dengan (mengevaluasi), dan C6 (menciptakan) adalah
adanya permasalahan yang kompleks dan rumit. indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Berkembangnya informasi yang cepat dan Menurut Heong, et al. (2011), kemampuan
melimpah serta teknologi yang semakin canggih berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada
turut mempengaruhi kehidupan abad 21 termasuk hanya sekadar menghapal fakta atau menjelaskan
dalam dunia kerja. Hal tersebut menjadi dasar suatu informasi kepada seseorang merupakan
bahwa pendidikan harus mampu menciptakan definisi kemampuan berpikir tingkat tinggi.
lulusan yang adaptif. Langkah yang dapat Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat
dilakukan untuk menciptakan lulusan yang dikembangkan melalui pembelajaran dengan cara
adaptif adalah mengembangkan kemampuan penyajian materi berupa masalah yang berkaitan
berpikir melalui proses pembelajaran agar siswa dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan
memiliki kompetensi dalam memecahkan sehari-hari. Sejalan dengan keperluan tersebut,
masalah yang berkaitan dengan kehidupan Wibowo dan Suhandi (2013) mengatakan bahwa
sehari-hari (Haryanti dan Saputra, 2019). Hal ini Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata
senada dengan pernyataan Richmond (2007) pelajaran yang bukan hanya menuntut siswa
yang mengungkapkan bahwa modal kuat bagi untuk menguasai pengetahuan berupa konsep-
siswa dalam menghadapi permasalahan abad 21 konsep, fakta-fakta, atau prinsip-prinsip saja,
yang kompleks adalah kemampuan berpikir yang melainkan IPA juga menuntut siswa untuk
baik. Yildirim dan Ozkarahman (2011) mencari tahu tentang alam secara sistematis
menegaskan bahwa cara mengembangkan melalui proses penemuan. Dapat dikatakan
kemampuan berpikir melalui suatu bahwa dalam pembelajaran IPA, siswa dituntut
pengkondisian untuk berpikir. Oleh sebab itu untuk menemukan solusi terkait masalah yang
untuk mengikuti perkembangan ilmu disajikan dalam pembelajaran IPA itu sendiri.
pengetahuan dan teknologi pada abad 21, siswa Mata pelajaran IPA bertujuan untuk
membutuhkan proses latihan berpikir yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
berorientasi pada kemampuan berpikir pada tinggi pada siswa untuk memperoleh kompetensi
tingkat kognitif yang lebih tinggi. lanjut dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
Kemampuan berpikir yang penting dimiliki dan teknologi. Oleh karena itu, perlu
siswa pada abad 21 adalah kemampuan berpikir transformasi sistem belajar IPA dari belajar
tingkat tinggi. Hal ini selaras dengan pernyataan secara dangkal ke belajar secara mendalam atau
Yen dan Halili (2015) yang mengungkapkan kompleks, dari sekedar belajar menghapal ke
bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi belajar menganalisis, serta dari orientasi transfer
merupakan tujuan utama pembelajaran abad 21. ilmu pengetahuan ke pengembangan kompetensi.
Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan Bila transformasi sistem belajar tersebut belum
Greenhill (2009) “Teaching critical thinking in dilaksanakan maka akan menimbulkan berbagai
schools is one of the main topics in the masalah. Selain hasil belajar yang rendah, proses
discussion regarding so called 21st century pembelajaran yang tidak mengungkap
skills”. Proses pembelajaran memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
integrasi content knowledge melalui kegiatan merupakan salah satu masalah yang sering
pembelajaran yang membentuk kemampuan muncul dalam pembelajaran IPA. Akibatnya,
berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan siswa tidak mampu bersaing dalam bidang
masalah pada setiap subjek dan tingkatan keilmuan untuk memunculkan gagasan-gagasan
pendidikan (Trilling dan Fadel, 2009). Pendapat baru.
tersebut didukung oleh Taksonomi Bloom yang Laporan hasil Programme for International
telah direvisi yang mencakup ranah kognitif C1 Student Asssesment (PISA) pada tahun 2012 dan
(mengingat), C2 (memahami), C3 2015 menunjukkan rendahnya prestasi belajar
(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 siswa. Indonesia berada di peringkat ke-64 dari
(mengevaluasi), dan C6 (menciptakan) 65 negara yang berpartisipasi mengikuti tes pada
(Anderson dan Krathwohl, 2001). Pohl (2000) laporan PISA tahun 2012. Data terbaru yang
mengatakan bahwa ranah kognitif Taksonomi dirilis oleh PISA pada hasil penelitian tahun

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 130
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6 (1), 129-135 ISSN 2086-9363

2015, Indonesia berada di peringkat ke-62 dari sistem pencernaan pada manusia yang digunakan
72 negara yang berpartisipasi mengikuti tes. dalam penelitian ini menjadi letak perbedaan
Posisi ini bahkan tertinggal dari Vietnam yang penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
berada di peringkat 10 besar dan Singapur yang Alasan pemilihan konsep sistem pencernaan
berhasil menduduki peringkat pertama. Sistem pada manusia karena materi tersebut
penilaian PISA mengembangkan instrumen tes membutuhkan kemampuan pemecahan masalah
matematika dan sains yang sebagiannya berbasis dengan pemahaman konsep secara mendalam
indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi dan yang melibatkan kemampuan berpikir tingkat
menekankan pada pemecahan masalah. tinggi. Konsep sistem pencernaan manusia
Rendahnya peringkat Indonesia pada PISA membahas tentang zat makanan, uji bahan
tidak terjadi begitu saja melainkan ada makanan, organ pencernaan, enzim pencernaan,
permasalahan yang melatarbelakanginya. penyakit yang berhubungan dengan sistem
Menurut Aydin dan Yilmaz (2010), untuk pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat sistem pencernaan sehingga dekat dengan
tinggi siswa, guru harus memiliki pengetahuan kehidupan siswa sehari-hari. Selain itu, konsep
dan keahlian dalam mengembangkan instrumen sistem pencernaan pada manusia juga mencakup
tes yang berupa soal-soal. Berdasarkan hasil keterpaduan IPA yang di dalamnya meliputi
wawancara dengan guru bidang studi IPA bidang kajian ilmu biologi, kimia, dan fisika.
Terpadu di salah satu SMP Negeri di Jakarta Oleh karena itu pengembangan soal-soal uraian
Utara ditemukan bahwa sekolah tersebut belum berbasis indikator kemampuan berpikir tingkat
melakukan pengembangan soal-soal yang tinggi dengan mengangkat konsep sistem
menjadi instrumen khusus untuk mengukur pencernaan pada manusia penting dilakukan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa secara guna membantu siswa dalam memahami konsep
optimal. Instrumen yang masih sering digunakan secara mendalam untuk memecahkan masalah
guru dalam pembelajaran di sekolah tersebut yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
masih berupa Traditional Assessment (Tes Tulis) Berdasarkan masalah yang telah diuraikan,
yang berbentuk Multiple Choice (Pilihan Ganda) maka dilakukan penelitian yang berjudul
biasa. Tes tulis pilihan ganda yang digunakan “Pengembangan Soal Uraian Berbasis Indikator
hanya mengukur kemampuan C1 (mengingat), Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada
C2 (memahami), dan C3 (menerapkan). Ketiga Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia untuk
tingkatan Taksonomi Bloom tersebut baru Siswa Kelas VIII SMP/MTs.”
mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Rendah
(Lower Order Thinking Skill (LOTS)) belum METODE PENELITIAN
mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Waktu dan Lokasi Penelitian
(Higher Order Thinking Skill (HOTS)). Oleh Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
karena itu, perlu dikembangkan soal-soal sebagai Maret sampai dengan Mei tahun 2021 di Kampus
instrumen tes untuk mengukur kemampuan C FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan
berpikir tingkat tinggi siswa. SMPN 152 Jakarta Utara.
Hal tersebut didukung pula oleh beberapa Subjek Penelitian
jurnal penelitian internasional terkait Subjek pada penelitian ini adalah 27 butir
pengembangan instrumen tes berupa soal-soal soal uraian yang disusun berdasarkan indikator
berbasis indikator kemampuan berpikir tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi konsep sistem
tinggi. Beberapa jurnal penelitian internasional pencernaan pada manusia untuk siswa kelas VIII
yang terkait diantaranya adalah penelitian yang SMP/MTs.
dilakukan oleh Barnett dan Francis (2012), Rancangan Penelitian
Erfianti, et al. (2019), serta Karim dan Puteh Metode yang digunakan dalam penelitian
(2019). Ketiga penelitian tersebut sepakat bahwa ini adalah kualitatif dengan desain penelitian dan
untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat pengembangan atau Research and Development
tinggi siswa dibutuhkan pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk menghasilkan
instrumen tes yang valid berdasarkan indikator produk tertentu. Sukmadinata (2006) menyatakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Konsep bahwa R&D merupakan suatu proses atau

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 131
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6 (1), 129-135 ISSN 2086-9363

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu Tabel 1. Skala Likert


produk baru atau menyempurnakan suatu produk Pilihan Jawaban Skor
yang telah ada dan dapat Sangat Baik (SB) 4
dipertanggungjawabkan. Tujuan dari produk Baik (B) 3
yang dihasilkan R&D dapat berguna bagi Kurang Baik (KB) 2
masyarakat luas (Sugiyono, 2014). Sangat Kurang Baik 1
Prosedur penelitian yang dilakukan pada Riduwan (2009)
penelitian ini diaptasi dari model pengembangan Skor yang diperoleh kemudian dirata-ratakan
Borg and Gall tersebut dengan pembatasan. menggunakan rumus sebagai berikut.
Membatasi langkah penelitian diperbolehkan
dalam penelitian berskala kecil (Emzir, 2013). x
Pernyataan tersebut didukung oleh Sukmadinata
(2009) bahwa dimungkinkan memodifikasi dan Keterangan:
menyederhanakan langkah-langkah penelitian
tanpa mengurangi esensinya. x = skor rata-rata
Teknik Pengumpulan Data = jumlah skor
Teknik pengumpulan data yang dilakukan = jumlah responden
pada penelitian ini menggunakan lembar validasi Setelah skor rata-rata diperoleh kemudian
ahli berupa angket yang ditujukan kepada dipersentasekan menggunakan rumus sebagai
validator instrumen tes yang dikembangkan yaitu berikut.
ahli materi dan praktisi. Menurut Widyoko
(2016) angket adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan memberikan serangkaian
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang dalam
Hasil persentase yang diperoleh kemudian
penelitian ini ditujukan kepada validator. Respon
diinterpretasikan untuk menentukan kevalidan
validator pada lembar angket dituangkan ke
produk yang dikembangkan. Interpretasi skala
dalam skala 1-4. Penilaian instrumen penelitian
kevalidan produk dalam penelitian ini disajikan
ini dilakukan dengan cara membagi menjadi 4
pada Tabel 2.
skala pada masing-masing pernyataan. Skala
yang digunakan yaitu Sangat Kurang Baik (SKB)
Tabel 2. Interpretasi Skala Kevalidan Produk
dengan skor 1, Kurang Baik (KB) dengan skor 2,
Baik (B) dengan skor 3, dan Sangat Baik (SB) Persentase Interpretasi
dengan skor 4. 76% - 100% Sangat Valid
Teknik Analisis Data 51% - 75% Valid
Data kualitatif dalam penelitian ini 26% - 50% Kurang Valid
diperoleh berdasarkan hasil validasi produk 0% – 25% Tidak Valid
berupa kritik dan saran dari validator terhadap (Akbar, 2013)
soal uraian kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang dikembangkan. Kritik dan saran tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
dituangkan pada lembar validasi yang telah Potensi dan Masalah
peneliti buat. Kritik dan saran dari validator Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
digunakan peneliti untuk merevisi produk meliputi wawancara dan kajian pustaka. (1)
sehingga menghasilkan soal kemampuan berpikir Wawancara dilakukan dengan narasumber guru
tingkat tinggi yang layak digunakan. bidang studi IPA terpadu di salah satu SMP
Data kuantitatif dalam penelitian ini Negeri Jakarta Utara yang bertujuan untuk
diperoleh berdasarkan respon yang diberikan mengetahui masalah yang ada di sekolah
validator yang dituangkan dalam bentuk skor tersebut, kebutuhan siswa, serta kurikulum yang
pada lembar validasi berupa angket. Lembar digunakan. (2) Kajian pustaka terkait
angket validasi dalam penelitian ini mengacu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
pada skala likert dengan skor 1-4 dalam bentuk kemudian diperoleh informasi bahwa
pernyataan yang disajikan pada Tabel 1 berikut. kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 132
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6 (1), 129-135 ISSN 2086-9363

Indonesia masih rendah dengan dibuktikan oleh enam proses kognitif. Adapun Idikator
laporan PISA pada tahun 2012 dan 2015 kemampuan berpikir tinggi yang digunakan pada
sehingga perlu dikembangkan instrumen penelitian ini mengacu pada Taksonomi Bloom
kemampuan berpikir tingkat tinggi. revisi Anderson dan Krathwohl (2001) yang
Pengumpulan Informasi disajikan pada Tabel 3.
Pengumpulan informasi dilakukan dengan cara
beberapa tahap yaitu sebagai berikut: Tabel 3. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
a. Kajian Pustaka Level Kognitif Proses Kognitif
Kajian pustaka dilakukan dengan cara Membedakan
mencari referensi yang relevan terkait C4 (Menganalisis) Mengorganisasi
produk yang dikembangkan yaitu instrumen Mengatribusikan
tes kemampuan berpikir tingkat tinggi pada Memeriksa
konsep sistem pencernaan pada manusia C5 (Mengevaluasi)
Mengkritik
kelas VIII SMP/MTs, baik bersumber dari C6 (Mencipta) Merumuskan
jurnal nasional maupun jurnal internasional. (Anderson dan Krathwohl, 2001)
b. Wawancara
Wawancara dilakukan bertujuan untuk Tabel 4. Hasil Validasi oleh Ketiga Validator
mengetahui potensi dan masalah, kebutuhan
siswa, dan kurikulum yang digunakan oleh
sekolah tempat dilakukannya penelitian,
serta menentukan konsep yang perlu
dikembangkan menjadi sebuah produk.
Adapun tahap potensi dan masalah telah
dijabarkan pada langkah pengembangan
sebelumnya. Setelah diketahui potensi dan
masalah yang ada di sekolah, langkah
selanjutnya adalah sebagai berikut.
1.) Menentukan KD dan konsep soal uraian
berbasis indikator kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Berdasarkan hasil analisis
dan wawancara, maka dapat ditentukan
bahwa KD yang digunakan adalah 3.5
dan 4.5 kelas VIII SMP/MTs yang
disajikan pada Tabel 3.
2.) Langkah selanjutnya adalah menyusun
kisi-kisi soal uraian berbasis indikator
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
di dalamnya meliputi kompetensi dasar,
nomor soal, indikator soal, pertanyaan,
alternatif jawaban, level kognitif, dan
proses kognitif. Komponen pada kisi-kisi
soal menjadi acuan dalam membuat
lembar soal dan rubrik penskoran.
Desain Produk
Desain produk yang dikembangkan berupa
kisi-kisi soal uraian berbasis indikator
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan di
sekolah, karakteristik siswa, kebutuhan guru,
serta indikator kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang terdiri dari tiga level kognitif dan

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 133
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6 (1), 129-135 ISSN 2086-9363

Validasi Produk No. Saran Perbaikan


Tahap penelitian selanjutnya adalah validasi pada perintah yang menyertai soal
produk yang dilakukan oleh dua dosen Adapun revisi produk yang dilakukan
Pendidikan IPA FKIP Untirta yang masing- berdasarkan saran-saran dari validator disajikan
masing berperan sebagai ahli materi dan ahli pada Tabel 6.
evaluasi, serta satu guru bidang studi IPA Tabel 6. Perbaikan Berdasarkan Saran Validator
Terpadu SMP/MTs yang berperan sebagai No. Perbaikan yang dilakukan
pendidik. Instrumen tes yang dikembangkan Menambahkan tulisan kompetensi
divalidasi berdasarkan (1) aspek materi dan 1. dasar pada kisi-kisi yaitu KD 3.5 dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang 4.5
mencakup 5 indikator penilaian dan divalidasi Memperbaiki rubrik penskoran dengan
oleh ahli materi, (2) aspek konstruksi dan bahasa menambahkan kata kunci dan
yang mencakup 11 indikator penilaian dan 2.
menghilangkan kalimat “lengkap dan
divalidasi oleh ahli evaluasi, dan (3) kesesuaian tidak lengkap”
instrumen tes dengan pembelajaran yang Memperbaiki kalimat pertanyaan untuk
dilakukan guru di sekolah yang mencakup 8 3.
soal nomor 5, 6, 8, 13, 15, dan 17
indikator penilaian dan divalidasi oleh pendidik. Memperbaiki gambar dengan
Hasil validasi oleh ketiga validator disajikan 4. mengganti gambar makanan yang
pada Tabel 4. memiliki kandungan serupa
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel Memperbaiki gambar nasi dengan
4 diperoleh hasil skor rata-rata keseluruhan 5.
mengganti gambar nasi yang lebih jelas
validasi 27 butir soal uraian kemampuan berpikir Menambahkan sumber stimulus untuk
tingkat tinggi oleh tiga validator (ahli materi, ahli kalimat “sunnah Rasulullah
evaluasi, dan pendidik) sebesar 98% yang 6. menganjurkan kita untuk mengunyah
diinterpretasikan bahwa keseluruhan butir soal makanan secara perlahan sebanyak 33
uraian yang dikembangkan sudah sangat valid kali sebelum ditelan”.
baik dari aspek materi, konstruksi dan bahasa, Memperbaiki spasi untuk soal nomor 8,
serta kesesuaiannya dengan pembelajaran di 7.
9, 12, 13, 14, 17, 19, dan 26
sekolah.
Menyesuaikan soal dan alternatif
Revisi Produk 8.
jawaban agar sesuai dengan level C6
Butir soal uraian kemampuan berpikir
Memperbaiki perintah pada soal
tingkat tinggi yang telah divalidasi oleh validator
dengan langsung menyebutkan tabel,
ahli materi, ahli evaluasi, dan pendidik 9.
gambar, atau pernyataan yang
memperoleh saran-saran yang membangun.
dimaksud.
Adapun saran-saran yang diberikan oleh ketiga
validator tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Saran Perbaikan dari Validator KESIMPULAN
Produk pengembangan soal uraian berbasis
No. Saran Perbaikan
indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi
1. Tuliskan kompetensi dasar pada kisi-kisi
pada konsep sistem pencernaan pada manusia
2. Perbaiki rubrik penskoran
untuk siswa kelas VIII SMP/MTs dikembangkan
3. Perbaiki kalimat pertanyaan dengan metode Research and Development
4. Perbaiki gambar untuk soal nomor 20 (R&D) dengan langkah penelitian dan
5. Perbaiki gambar untuk soal nomor 24 pengembangan yang mengacu kepada model
Tambahkan sumber stimulus untuk soal pengembangan Borg and Gall dengan
6.
nomor 2 pembatasan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu: (1)
Perbaiki tata letak penulisan untuk soal potensi dan masalah, (2) pengumpulan informasi,
7.
nomor 8, 9, 12, 13, 14, 17, 19, dan 26 (3) desain produk, (4) validasi produk, dan (5)
Sesuaikan soal dan alternatf jawaban revisi produk.
8.
untuk soal nomor 26 Hasil validasi soal uraian berbasis
9. Hilangkan kata “di atas” dan “di bawah” indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 134
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6 (1), 129-135 ISSN 2086-9363

pada konsep sistem pencernaan pada manusia Heong, Y.M., Othman, W.B., Yunos, J. Bin,
untuk siswa kelas VIII SMP/MTs memperoleh Kiong, T.T, Hassan, R. Bin, Mohaffyza, M.,
nilai rata-rata kevalidan secara keseluruhan yaitu and Mohamad, B. (2011). The Level of
98% dengan interpretasi sangat valid. Marzano HOTS among Technical Education
Berdasarkan hasil validasi oleh tiga validator Students. International Journal of Social
yang terdiri dari ahli materi, ahli evaluasi, dan Science and Humanity. 1(2), 121-125.
pendidik didapatkan hasil bahwa dari 27 butir Karim, F.A. and Puteh, M. (2019). The
soal uraian kemampuan berpikir tingkat tinggi Development of Higher Order Thinking
yang dikembangkan keseluruhannya berada Skills (HOTS) Assesment Instrument for
dalam kategori sangat valid yang apabila diubah Word Problems. International Journal of
ke dalam bentuk persen maka dapat dikatakan Academic Research in Business and Social
bahwa 100% butir soal berada pada kategori Sciences. 9(6) 1079-1083.
sangat valid. Richmond, J.E.D. (2007). Bringing Critical
Thinking to The Education of Developing
DAFTAR PUSTAKA Country Profesionals. International Journal
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat of Education. 8(1):1-29.
Pembelajaran. Bandung: Remaja Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian
Rosdakarya. (untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Anderson, L.W and Krathwohl, D.R. (2001). A Pemula). Bandung: CV Alfabeta.
Taxonomy for Learning, Teaching, and Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif
Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy dan Kuantitatif dan R&D. Bandung:
of Educational Objectives. New York: Alfabeta.
Addison Wesley Longman, In. Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian
Aydin, N. and Yilmaz, A. (2010). The Effect of Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Constructivist Approach in Chemistry . (2009). Metode Penelitian
Education on Students Higher Order Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cognitive Skills. International Journal of Trilling, B and Charles F. (2009). 21st Century
Education. (39), 57-68. Skills: Learning for Life in Our Times. San
Barnet, J.E and Francis, A.L. (2012). Using Fransisco: Jossey Bass.
Higher Order Questionsto Foster Critical Wibowo, F.C. dan A. Suhandi. (2013).
Thinking:A Classroom Study. International Penerapan Model Science Creative Learning
Journal of Experimental Educational (SCL) Fisika Berbasis Proyek untuk
Psychology. Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan
Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Keterampilan Berpikir Kreatif. Jurnal
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 2, No.1
Erfianti, L., Istiyono, E., and Kuswanto, H. Widyoko, E.P. (2016). Teknik Penyusunan
(2019). Developing Lup Instrument Test to Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Measure Higher Order Thinking Skills Pelajar.
(HOTS) Bloomian for Senior High School Yen, T.S. and Halili, S.H. (2015). Effective
Students. International Journal of Teaching of Higher Order Thinking (HOT)
Educational Research Review. 4(3) 320-329. in Education. The Online Journal of
Greenhill. (2009). The Physics of Everyday Distance Education and e-Learning
Phenomena: A Conceptual Introduction to (TOJDEL). Vol. 3, Issue 2.
Physics, Sixth Edition. New York: Mc Graw- Yildirim, B and Ozkarahman, S. (2011). Critical
Hill Companies. Thinking in Nursing Process and Education.
Haryanti, Y.D. dan Dudu S.S. (2019). Instrumen International Journal of Humanities and
Penilaian Berpikir Kreatif pada Pendidikan Social Science. 1(13): 257-262.
Abad 21. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol. 5,
No. 2.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 135

You might also like