Professional Documents
Culture Documents
*)corresponding author
Abstract
Questioning skills need to be mastered by the student-teacher of kindergarten. Questioning skills consist of
asking advanced questions (high-level questioning skills) and basic questioning questions. High-level
thinking is a way of thinking based on facts and concepts to direct the mindset of children, giving value,
finding, and interpreting solutions to problems. The purpose of this research is to describe the basic
questioning skills (LOTIs) and advanced questioning skills (HOTs) of the student-teacher of kindergarten
in micro-teaching courses. This type of research is qualitative descriptive using case studies. The research
subjects consisted of 4 students who took the micro-teaching course in the Department of Early Childhood
Education, STKIP Adzkia Padang. The object of the study consisted of further questioning skills used by
kindergarten students when teaching practice in lectures for 3 months consisted of 1) cognitive level
questions, 2) ordering order arrangement, 3) using of tracking questions, 4) increasing interaction. Data
collection techniques were carried out with the study of documentation and direct recordings of data
analysis techniques with simple percentages and were converted according to the scale of interpretation so
that the research conclusions were obtained. The application of students' questioning skills during teaching
practice was dominated by LOTs questions, which were limited to questions of knowledge level just to
remember.
Keywords: Questioning skills, Basic questioning skills, Advanced questioning skills, HOTs
Abstrak
Keterampilan Bertanya perlu dikuasai oleh mahasiswa calon guru TK. Keterampilan bertanya terdiri dari
bertanya lanjut (bertanya tingkat tinggi) dan bertanya dasar. Berpikir tingkat tinggi merupakan cara berfikir
berdasarkan fakta dan konsep untuk mengarahkan pola pikir anak, memberi nilai serta mencari dan
menafsirkan solusi permasalahan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan keterampilan bertanya
dasar (LOTs) dan keterampilan bertanya lanjut (HOTs) mahasiswa calon guru TK pada mata kuliah micro
teaching. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif yang mengunakan studi kasus. Subyek penelitian terdiri
dari 4 orang mahasiswa Program studi PG-PAUD STKIP Adzkia yang mengikuti mata kuliah micro-teaching.
Obyek penelitian terdiri dari keterampilan bertanya lanjut yang digunakan mahasiswa TK ketika praktik
mengajar dalam perkuliahan selama 3 bulan terdiri dari: 1) pertanyaan tingkatan kognitif, 2) pengaturan
urutan pertanyaan, 3) penggunaan pertanyaan pelacak, dan 4) peningkatan terjadinya interaksi. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dan rekaman langsung Teknik analisis data
dengan persentase sederhana, dan dikonversikan sesuai dengan skala interpretasi sehingga diperoleh
kesimpulan penelitian. Penerapan keterampilan bertanya mahasiswa calon guru selama praktek mengajar
didominasi oleh pertanyaan LOTS, yaitu sebatas pertanyaan tingkat pengetahuan sekedar mengingat.
Kata Kunci: Keterampilan bertanya, Keterampilan bertanya dasar, Keterampilan bertanya lanjut, HOTs
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1
Atfaluna: Journal of Islamic Early Childhood Education
(June, 2020) Vol. 3 No. 1, 1-12
http://dx.doi.org/10.32505/atfaluna.v3i1.1644
2) tidak memberikan jawaban terhadap pendidik diminta agar bertanya, dan mutu
pertanyaan yang sudah diberikan, Jika ada pertanyaan yang diberikan pendidik sangat
pertanyaan siswa, guru tidak segera berpengaruh terhadap mutu jawaban siswa.
menjawab. Tetapi ia melontarkan kembali Oleh sebab itu Sebelum mahasiswa praktik
pertanyaan tersebut pada siswa lain untuk lapangan ke sekolah latihan dalam
menanggapinya, 3) tidak melakukan matakuliah micro teaching mereka dibekali
penunjukan terlebih dahulu terhadap salah dengan beberapa keterampilan dasar
satu siswa sebelum memberikan mengajar. Salah satunya yaitu keterampilan
pertanyaan, dan 4) tidak bertanya yang bertanya yang terdiri dari bertanya dasar
mengakibatkan jawaban dijawab secara dan bertanya lanjut.
bersama-sama, siswa diberi kesempatan
Keterampilan bertanya oleh guru
untuk berdiskusi singkat antara sesama
dalam pembelajaran mempunyai pengaruh
siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa
positif bagi pencapaian hasil belajar serta
sebagai mahasiswa calon guru TK mereka
meningkatkan cara berpikir siswa. Manfaat
perlu mengintegrasikan antara konten
bertanya lanjut bagi pengembangan
pertanyaan dengan stimulasi kemampuan
berpikir siswa: 1) Mengembangkan
berpikir tingkat tinggi anak TK.
kemampuan siswa dalam menemukan,
Keterampilan bertanya merupakan mengorganisasikan serta menilai informasi
suatu cara mengajukan pertanyaan dalam yang didapat. 2) Meningkatkan
proses pembelajaran untuk mendeteksi kemampuan siswa dalam mengungkapkan
ketercapaian tujuan pembelajaran. Semakin pertanyaan dan relevan dengan informasi
baik teknik bertanya yang digunakan guru yang didapat. 3) Mengaktifkan siswa
pada peserta didik maka semakin tinggi mengembangkan ide-ide dan
tercapainya sasaran pembelajaran. Menurut mengkomunikasikannya pada orang lain. 4)
Rusmayanti, Arju Muti’ah, & Husniah Memberikan kesempatan pada siswa untuk
(2017). Keterampilan bertanya mempunyai menemukan ide-ide baru dan hal yang lebih
target dasar yaitu, supaya peserta didik lengkap.
dapat meraih capaian target. Pertanyaan
Kemampuan berpikir tingkat tinggi
tidak sekedar untuk menilai kemampuan
menurut Brookhart (2010) merupakan
siswa, tetapi juga untuk
bagian berpikir taksonomi Bloom yang
membangkitkancara berpikir peserta didik,
membekali siswa mentransfer
mencari dan mengevaluasi berita yang
pengetahuan, mampu menerapkan dan
didapat. Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengembangkan keterampilan sebagai
bertanya secara kritis agar mengembangkan
hasil belajar dalam konteks baru. Hal ini
kemampuan berpikir peserta didik.
sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Keterampilan bertanya merupakan Marshall & Horton dalam Nisa, Nadiroh, &
salah satu kompetensi yang perlu dilatih Siswono (2018) Kemampuan berpikir
dan dikuasai guru dan mahasiswa calon tingkat tinggi terdiri dari proses berpikir
guru. Seperti yang diungkapkan yang sesuai akal, berpikir secara tajam dan
Nurdiansyah;, Johar, & Saminan (2019) mampu menalar yang merupakan potensi
pendidik hendaknya terampil dalam penting dalam kehidupan keseharian.
mengajukan pertanyaan agar tercipta
Aspek keterampilan berpikir tingkat
pembelajaran yang berhasil, umumnya
tinggi menurut Krulik & Rudnick, dalam
pada setiap langkah belajar mengajar
Ariandari (2015) terdiri dari empat
3
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi
5
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi
agar proses berpikir peserta didik lebih sesuai dengan skala interpretasi (Riduwan,
berkembang untuk menyelesaikan 2010) sehingga diperoleh kesimpulan
masalah dalam keseharian dan penelitian. Tahapan penelitian terdiri dari
disimpulkan bahwa kemampuan tahap persiapan yakni mengurus
memberikan pertanyaan dan kelengkapan dokumen seperti asesmen
mengemukakan pendapat peserta observasi, tahap pelaksanaan berupa
didik sebagian besar termasuk LOTs kegiatan mengoleksi data, identifikasi data
dan harus dinaikkan. dengan pengkodean, analisis persentase
data sesuai kategorinya. Tahap ketiga yaitu
Masalah penelitian ini yaitu dalam
tahap akhir yaitu pengolahan hasil
praktek mengajar selama micro-teaching
penelitian
pertanyaan yang digunakan oleh
mahasiswa calon guru didominasi oleh
HASIL TEMUAN
pertanyaan LOTs daripada HOTs. Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan Hasil temuan ini berupa rangkuman
keterampilan bertanya dasar (LOTs) dan hasil interpretasi penggunaan komponen
keterampilan bertanya lanjut (HOTs) keterampilan bertanya lanjut yang
mahasiswa calon guru TK pada mata kuliah digunakan oleh 4 orang mahasiswa terdiri
micro teaching dari: 1. pertanyaan tingkatan kognitif (PKg),
2. pengaturan urutan pertanyaan (PUP), 3.
METODE
penggunaan pertanyaan pelacak (PPc), 4.
Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif peningkatan terjadinya interaksi (PTi).
yang mengunakan studi kasus. Subyek
Hasil penelitian dideskripisikan
penelitian terdiri dari 4 orang mahasiswa
sebagai berikut:pengubahan pertanyaan
Program studi PG-PAUD STKIP Adzkia
kognitif (PKg) calon guru A dikategorikan
yang mengikuti mata kuliah micro-teaching
kurang baik (25,2%) calon guru B
dengan alasan mereka sudah menjadi guru
dikategorikan sangat kurang baik (13,6%)
dan nilai praktek mengajar mereka secara
calon guru C dikategorikan sangat kurang
keseluruhan lebih dari mahasiswa yang
baik (18,2%) dan calon guru D
lain. Objek penelitian terdiri dari
dikategorikan kurang baik (26,4%).
keterampilan bertanya lanjut yang
Sedangkan kemampuan calon guru A
digunakan mahasiswa saat tampil ketika
menggunakan pertanyaan LOT
praktek mengajar dalam perkuliahan 3
dikategorikan sangat baik (74,8%), calon
bulan terdiri dari :1.pertanyaan tingkatan
guru B dikategorikan sangat baik (86,4%),
kognitif, 2.Pengaturan urutan pertanyaan,
calon guru C dikategorikan sangat baik
3. Penggunaan pertanyaan pelacak,
(81,8%) dan calon guru D dikategorikan
4.Peningkatan terjadinya interaksi.
baik (72,1%). Hal ini disimpulkan bahwa
Teknik pengumpulan data keterampilan 4 orang calon guru tidak
dilakukan dengan studi dokumentasi dan dapat menggunakan pertanyaan kognitif
rekaman langsung pertanyaan yang sehingga pertanyaan jenis HOTs cenderung
digunakan 4 orang mahasiswa selama rendah, sedangkan pertanyaan LOTs
proses latihan mengajar dalam mata kuliah cenderung tinggi. (Samosir, Hasruddin, &
micro teaching. Teknik analisis data Dongoran, 2019)mengatakan melalui
dianalisis dengan persentase sederhana pertanyaan yang dikemukakan pendidik,
(Purwanto, 2010) setelah itu dikonversikan maka peserta didik akan berusaha
6
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi
menggunkan akal pikiran agar memberikan %), calon guru C dikategorikan sangat baik
jawabannya. Pendidik dapat mempelajari (83,5%) dan calon guru D dikategorikan
level berpikir kritis peserta didik dengan baik (73,6%). Berdasar hasil ini disimpulkan
jawaban yang dikemukakan. bahwa keterampilan 4 orang calon guru
tidak mampu mengguna kan Penggunaan
Kemampuan masing-masing
pertanyaan pelacak (PPc) sehingga
mahasiswa calon guru TK dalam
pertanyaan jenis HOTs cenderung rendah,
menggunakan pertanyaan HOTs yang
sedangkan pertanyaan LOTs cenderung
kedua yaitu Pengaturan urutan pertanyaan
tinggi,
(PUP), diperoleh hasil berikut. Calon guru
A dikategorikan kurang baik (26,4%) calon Kemampuan masing-masing
guru B dikategorikan sangat kurang baik mahasiswa calon guru TK dalam
(14,3%) calon guru C dikategorikan sangat menggunakan pertanyaan meningkatkan
kurang baik (20,6%) dan calon guru D terjadinya interaksi (PTi) diperoleh hasil
dikategorikan kurang baik (25,8%). berikut. calon guru A dikategorikan kurang
Sedangkan kemampuan calon guru A baik (28,3%) calon guru B dikategorikan
menggunakan pertanyaan LOTs sangat kurang baik (18.7%) calon guru C
dikategorikan sangat baik (73,6%), calon dikategorikan sangat kurang baik (17,4%)
guru B dikategorikan sangat baik (85,7%), dan calon guru D dikategorikan kurang
Calon guru C dikategorikan sangat baik baik (28,8 %).
(79,4%) dan calon guru D dikategorikan
Hasil ini diketahui bahwa kemampuan
baik (74,2%). Hal ini disimpulkan bahwa
calon guru A menggunakan pertanyaan
keterampilan 4 orang calon guru TK tidak
LOTs dikategorikan sangat baik (71,7%),
dapat mengatur urutan pertanyaan
calon guru B dikategorikan sangat baik
sehingga pertanyaan jenis HOTs cenderung
(81,3%), Calon guru C dikategorikan sangat
rendah, sedangkan pertanyaan LOTs
baik (82,6%) dan calon guru D
cenderung tinggi,
dikategorikan baik (71,2%). Berdasar hasil
Kemampuan masing-masing ini disimpulkan bahwa keterampilan 4
mahasiswa calon guru TK dalam orang calon guru TK tidak mampu
menggunakan pertanyaan pelacak (PPc) menggunakan pertanyaan untuk
diperoleh hasil berikut. Calon guru A meningkatkan terjadinya interaksi sehingga
dikategorikan kurang baik (24,1%), calon pertanyaan jenis HOTs cenderung rendah,
guru B dikategorikan sangat kurang baik sedangkan pertanyaan LOTs cenderung
(22,3%) calon guru C dikategorikan sangat tinggi. Rangkuman hasil penelitian
kurang baik (16,5%) dan calon guru D pertanyaan HOTs dan LOTs yang
digunakan empat orang mahasiswa dalam
dikategorikan kurang baik (26,4%).
proses perkuliahan diilustrasikan pada
Berdasarkan hasil ini maka kemampuan
tabel berikut :
calon guru A menggunakan pertanyaan
LOTs dikategorikan sangat baik (75,9%),
calon guru B dikategorikan sangat baik (77,7
diperoleh hasil rata-rata 23,3 % kategorinya daripada kegiatan individu. Temuan ini
rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa menunjukkan bahwa guru prasekolah
dalam proses pembelajaran calon guru hendaknya dapat memberikan lebih banyak
bertindak sebagai penanya sentral sehingga pertanyaan yang ditujukan pada kegiatan
interaksi satu arah siswa tidak aktif terlibat. individu.
Keterampilan bertanya lanjut Menurut
Pertanyaan yang diajukan guru dari
Indriani, Djahir, & Barlian (2015) adalah
beberapa penelitian terdahulu yang
keahlian pendidik dalam bertanya kepada
ditemukan yaitu masih dalam kategori
siswa agar lebih mendahulukan sasaran
pertanyaan dasar seperti penelitian yang
dalam mebangkitkan pola pikirsiswa,
dilakukan Meida, Zulaeha, & Alimah,
menaikkan keikutsertaan dan memotivasi
(2020). Berdasarkan pengamatan dari
siswa untuk bias mengeluarkan ide masing-
penelitiannya, jenis pertanyaan yang sering
masing.
digunakan oleh guru di kelas adalah
Berdasarkan paparan di atas pertanyaan dasar seperti sebuah
disimpulkan bahwa implementasi pertanyaan pemahaman, remember atau
keterampilan bertanya mahasiswa calon ingatan. Jenis pertanyaan yang diajukan
guru selama praktek mengajar didominasi guru berdampak pada keterampilan
oleh pertanyaan LOTs, yaitu sebatas berpikir siswa. Pertanyaan bagus dan
pertanyaan tingkat pengetahuan sekedar spesifik dapat memicu interaksi dan
mengingat. Hasil penelitian ini sejalan memotivasi siswa dalam memperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh penalaran dan pembelajaran mereka.
Amin;, Corebima;, Zubaidah;, & Mahanal
(2017) didapatkan bahwa data analisis cara SIMPULAN
bertanya Calon guru Biologi 86,6%
tergolong LOTs dan 13,34 % tergolong Keterampilan bertanya yang
HOTs, disimpulkan pertanyaan calon guru digunakan mahasiswa calon guru TK
yang tergolong HOTs masih rendah. didominasi oleh jenis bertanya dasar yakni
Rurisfiani, Ramly, & Sultan (2019) juga tingkat pengetahuan. Pembelajaran yang
mengungkapkan bahwa Pengolahan data didominasi oleh pertanyaan tingkat
dari pertanyaan pendidik tingkat rendah pengetahuan berdampak pada
dan tinggi menunjukkan 100% pertanyaan keterampilan berpikir siswa kurang
termasuk LOTS dan 0% HOTS. berkembang hanya sebatas mengingat. Hal
ini dikhawatirkan berdampak negatif
Hasil temuan lain yang terkait dengan terhadap stimulasi perkembangan otak
penelitian ini yaitu yang dilakukan oleh anak sehingga berpengaruh baginya untuk
(Bay & Hartman, 2015) menunjukkan mencari suatu solusi memecahkan masalah
bahwa kedua guru prasekolah pada dan menemukan hal-hal baru.
umumnyamemberikan pertanyaan tingkat
pengetahuan (82,6% dan 69,4%) dan Keterampilan bertanya tingkat kognitif
pertanyaan tertutup (86% dan 92,2%). merupakan tingkatan tertinggi ketika
Temuan ini menunjukkan bahwa guru mengajukan pertanyaan yang pada
perlu mengembangkan keterampilan kenyataannya jarang digunakan oleh
bertanya. Selain itu, para guru lebih banyak mahasiswa calon guru TK selama dalam
mengajukan pertanyaan pada kelompok proses latihan mengajar pada mata kuliah
(1,35 dan 1,06 pertanyaan per menit) micro-teaching. Klasifikasi bertanya dasar
hanya sekedar mengingat dan levelnya
9
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi
rendah. Sedangkan jenis bertanya lanjut Bay, D., & Hartman, D. (2015). Teachers
berada pada level tinggi seperti; Asking Questions in Preschool.
pengubahan tuntutan tingkat kognitif, International Journal of Humanitiies and
pengaturan urutan pertanyaan, Social Science, 5(7), 60–76.
penggunaan pertanyaan pelacak dan
Brookhart, S. M. (2010). Your Classroom. In
peningkatan terjadinya interaksi.
Journal of Education (Vol. 88).
Rangkaian pertanyaan dengan bertanya
https://doi.org/10.1177/0022057418088
lanjut merupakan hal penting dalam proses
01819
pembelajaran yang dapat menstimulasi
HOTs sehingga menuntut siswa memiliki Cahyono, B. (2016). Korelasi Pemecahan
kemampuan memecahkan masalah, Masalah dan Indikator Berfikir Kritis.
membuat keputusan, berargumentasi, Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA,
berpikir kritis dan kreatif. 5(1), 15.
https://doi.org/10.21580/phen.2015.5.1
DAFTAR PUSTAKA .87
Aminah, N., Dewi, I. L. K., & Santi, D. P. D. Collins, R. (2014). Skills for the 21st
(2017). Keterampilan Bertanya Dan Century : teaching higher-order
Self Confidence Mahasiswa thinking. 12(14).
Pendidikan Matematika Pada Mata
Gunawan, I., & Palupi, A. R. (2017).
Kuliah Pembelajaran Mikro. JNPM
Premiere Educandum. E-Journal
(Jurnal Nasional Pendidikan
Unipma, 7(1), 1–8.
Matematika), 1(1), 109.
https://doi.org/10.33603/jnpm.v1i1.25 Hanifah, N. (2019). Pengembangan
8 Instrumen Penilaian Higher Order
Thinking Skill (HOTS) di Sekolah
Ariandari, W. P. (2015). Mengintegrasikan
Dasar. Conference Series, 1(1), 1–8.
Higher Order Thinking dalam
Pembelajaran Creative Problem Hidayati, A. U. (2017). Melatih
Solving. Seminar Nasional Matematika Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Dan Pendidikan Matematika Uny 2015, dalam Pembelajaran Matematika
489–496. pada Siswa Sekolah Dasar.
TERAMPIL Jurnal Pendidikan Dan
Aziz, F., Nurjanah, F., & Sari, D. P. (2017).
Pembelajaran Dasar, 4(20), 143–156.
Aktualisasi TTB (Teori Taksonomi
Bloom) Melalui Drama Husamah, Fatmawati, D., & Setyawan, D.
Kepahlawanan Guna Penanaman (2018). OIDDE learning model:
Pendidikan Karakter Pada Peserta Improving higher order thinking
Didik. FKIP E-Proceeding PBSI skills of biology teacher candidates.
Universitas Jember, 715–724. International Journal of Instruction,
10
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi
Meida, A. A., Zulaeha, I., & Alimah, S. Ramadhan, F., Mahanal, S., & Zubaidah, S.
(2020). Types and Functions of (2017). Kemampuan Bertanya Siswa
Teacher Questions on Thematic Kelas X SMA Swasta Kota Batu pada
Learning of Curriculum 2013 at Pelajaran Biologi. BIOEDUKASI
Primary Schools. Journal of Primary (Jurnal Pendidikan Biologi), 8(1), 11.
Education, 9(24), 129–138. https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v
8i1.831
Muskitta, M., & Djukri, D. (2016). Pengaruh
model PBT terhadap kemampuan Riduwan. (2010). Skala Pengukuran
berpikir kritis dan kemampuan Variabel-Variabel Penelitian.
berpikir kreatif siswa SMAN 2 Bandung: Alfabeta.
Magelang. Jurnal Inovasi Pendidikan
Rosyida, F., Zubaidah, S., & Mahanal, S.
11
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi
12