You are on page 1of 12

Atfaluna: Journal of Islamic Early Childhood Education

(June, 2020) Vol. 3 No. 1, 1-12


http://dx.doi.org/10.32505/atfaluna.v3i1.1644

Penerapan Keterampilan Bertanya Mahasiswa untuk Stimulasi


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTs) Anak TK
(Application of Student Questioning Skills for Stimulation of High Order Thinking
Skills (HOTs) for Kindergarten Children)
Riwayati Zein1, Dini Maielfi2*
12Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, STIKP Adzkia Padang
1riwayatizein@gmail.com, 2 dini.m@stkipadzkia.ac.id

*)corresponding author

First received: Revised: Final Accepted:


08 June 2020 18 June 2020 20 June 2020

Abstract
Questioning skills need to be mastered by the student-teacher of kindergarten. Questioning skills consist of
asking advanced questions (high-level questioning skills) and basic questioning questions. High-level
thinking is a way of thinking based on facts and concepts to direct the mindset of children, giving value,
finding, and interpreting solutions to problems. The purpose of this research is to describe the basic
questioning skills (LOTIs) and advanced questioning skills (HOTs) of the student-teacher of kindergarten
in micro-teaching courses. This type of research is qualitative descriptive using case studies. The research
subjects consisted of 4 students who took the micro-teaching course in the Department of Early Childhood
Education, STKIP Adzkia Padang. The object of the study consisted of further questioning skills used by
kindergarten students when teaching practice in lectures for 3 months consisted of 1) cognitive level
questions, 2) ordering order arrangement, 3) using of tracking questions, 4) increasing interaction. Data
collection techniques were carried out with the study of documentation and direct recordings of data
analysis techniques with simple percentages and were converted according to the scale of interpretation so
that the research conclusions were obtained. The application of students' questioning skills during teaching
practice was dominated by LOTs questions, which were limited to questions of knowledge level just to
remember.
Keywords: Questioning skills, Basic questioning skills, Advanced questioning skills, HOTs

Abstrak
Keterampilan Bertanya perlu dikuasai oleh mahasiswa calon guru TK. Keterampilan bertanya terdiri dari
bertanya lanjut (bertanya tingkat tinggi) dan bertanya dasar. Berpikir tingkat tinggi merupakan cara berfikir
berdasarkan fakta dan konsep untuk mengarahkan pola pikir anak, memberi nilai serta mencari dan
menafsirkan solusi permasalahan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan keterampilan bertanya
dasar (LOTs) dan keterampilan bertanya lanjut (HOTs) mahasiswa calon guru TK pada mata kuliah micro
teaching. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif yang mengunakan studi kasus. Subyek penelitian terdiri
dari 4 orang mahasiswa Program studi PG-PAUD STKIP Adzkia yang mengikuti mata kuliah micro-teaching.
Obyek penelitian terdiri dari keterampilan bertanya lanjut yang digunakan mahasiswa TK ketika praktik
mengajar dalam perkuliahan selama 3 bulan terdiri dari: 1) pertanyaan tingkatan kognitif, 2) pengaturan
urutan pertanyaan, 3) penggunaan pertanyaan pelacak, dan 4) peningkatan terjadinya interaksi. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dan rekaman langsung Teknik analisis data
dengan persentase sederhana, dan dikonversikan sesuai dengan skala interpretasi sehingga diperoleh
kesimpulan penelitian. Penerapan keterampilan bertanya mahasiswa calon guru selama praktek mengajar
didominasi oleh pertanyaan LOTS, yaitu sebatas pertanyaan tingkat pengetahuan sekedar mengingat.
Kata Kunci: Keterampilan bertanya, Keterampilan bertanya dasar, Keterampilan bertanya lanjut, HOTs

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1
Atfaluna: Journal of Islamic Early Childhood Education
(June, 2020) Vol. 3 No. 1, 1-12
http://dx.doi.org/10.32505/atfaluna.v3i1.1644

PENDAHULUAN orientasi, pengetahuan, pengkonsepan,


menentukan dan menalar. Taksonomi
Kemampuan HOTs secara
Bloom ranah kognitif yang telah direvisi
berkelanjutan perlu dikembangkan sejak
Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan
anak usia dini agar mereka kelak terlatih
& Palupi (2017) yakni: mengingat
mengatasi dan mencari solusi suatu
(remember), memahami (understand),
permasalahan dalam kehidupan sehari-
menerapkan (apply), menganalisis (analyze),
hari. Sejalan dengan yang dikemukakan
mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan
Khadijah (2016) Hakikat perkembangan
(create).
kognitif anak usia dini yaitu kesanggupan
anak agar memiliki pola pikir yang lebih Profil awal pemetaan kompetensi 4
beragam serta mengasumsi dan orang mahasiswa menggunakan
memecahkan problematika, pengembangan pertanyaan berpikir tingkat tinggi yang
pola pikir ini dapat memudahkan anak diimplementasi pada penggunaan
memperoleh ilmu secara luas, hingga komponen bertanya lanjut. Komponen
bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan keterampilan bertanya lanjut menurut
kesehariannya. (Lestari, 2015) terdiri dari: 1) pengubahan
tuntutan kognitif (pengetahuan dalam
Pertanyaan yang diajukan mahasiswa
menjawab pertanyaan). Dalam mengajukan
calon guru TK selama praktek mengajar
pertanyaan-pertanyaan disusun
dalam proses perkuliahan micro-teaching
berdasarkan tujuan pembelajaran dan
untuk merefleksi penguasaan materi dan
ditetapkan berdasarkan tingkatan berpikir,
ketercapaian sasaran pembelajaran anak
2) pengaturan pertanyaan secara tepat. Hal
TK. Jenis pertanyaan terdiri dari pertanyaan
ini sejalan dengan pendapat Cooper dalam
dasar dikategorikan sebagai Lower Order
Indriyani (2019) menerangkan bahwa
Thinking Skills (LOTs) dan pertanyaan
mengajarkan yang bagus yaitu dengan
tingkat tinggi Higher Order Thinking Skills
bertanya secara tepat ketimbang memberi
(HOTS). Taksonomi Bloom yang telah
jawaban yang betul, yaitu dengan cara
direvisi oleh Krathworl dan Anderson
menyusun tingkat pertanyaan dari sekedar
membedakan tahap berpikir menjadi dua,
mengingat kembali hal-hal yang telah
yaitu: 1) keterampilan berpikir tingkat
dipelajari, menyebar ke pertanyaan tingkat
tinggi (HOTS) yaitu analisis, sintesis (C4),
pemahaman, penerapan, analisis dan
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) dan
evaluasi, 3) penggunaan pertanyaan
2) keterampilan berpikir tingkat rendah
pelacak, hal ini bertujuan agar siswa dapat
(LOTS) yaitu kemampuan mengingat (C1),
menyempurnakan jawaban yang
memahami (C2) dan menerapkan (C3)
diberikannya, untuk melacak jawaban
(Hanifah, 2019)
siswa, dan 4) peningkatan terjadinya
Ranah kognitif menurut Aziz, interaksi.
Nurjanah, & Sari, (2017) merupakan
Peran Guru sebagai penanya sentral
aktivitas siswa yang dimunculkan dari
dapat dikurangi melalui beberapa cara
aspek pemikiran, seperti wawasan serta
menurut Aminah, Dewi, & Santi, (2017)
kemampuan berpikir. Aspek ini berkaitan
yaitu: 1) tidak melakukan pengulangan
dengan penggunaan akal pikiran,
terhadap pertanyaan yang sudah ada atau
kemampuan membangun wawasan,
tidak mengulang ulasan dari peserta didik,
2
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

2) tidak memberikan jawaban terhadap pendidik diminta agar bertanya, dan mutu
pertanyaan yang sudah diberikan, Jika ada pertanyaan yang diberikan pendidik sangat
pertanyaan siswa, guru tidak segera berpengaruh terhadap mutu jawaban siswa.
menjawab. Tetapi ia melontarkan kembali Oleh sebab itu Sebelum mahasiswa praktik
pertanyaan tersebut pada siswa lain untuk lapangan ke sekolah latihan dalam
menanggapinya, 3) tidak melakukan matakuliah micro teaching mereka dibekali
penunjukan terlebih dahulu terhadap salah dengan beberapa keterampilan dasar
satu siswa sebelum memberikan mengajar. Salah satunya yaitu keterampilan
pertanyaan, dan 4) tidak bertanya yang bertanya yang terdiri dari bertanya dasar
mengakibatkan jawaban dijawab secara dan bertanya lanjut.
bersama-sama, siswa diberi kesempatan
Keterampilan bertanya oleh guru
untuk berdiskusi singkat antara sesama
dalam pembelajaran mempunyai pengaruh
siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa
positif bagi pencapaian hasil belajar serta
sebagai mahasiswa calon guru TK mereka
meningkatkan cara berpikir siswa. Manfaat
perlu mengintegrasikan antara konten
bertanya lanjut bagi pengembangan
pertanyaan dengan stimulasi kemampuan
berpikir siswa: 1) Mengembangkan
berpikir tingkat tinggi anak TK.
kemampuan siswa dalam menemukan,
Keterampilan bertanya merupakan mengorganisasikan serta menilai informasi
suatu cara mengajukan pertanyaan dalam yang didapat. 2) Meningkatkan
proses pembelajaran untuk mendeteksi kemampuan siswa dalam mengungkapkan
ketercapaian tujuan pembelajaran. Semakin pertanyaan dan relevan dengan informasi
baik teknik bertanya yang digunakan guru yang didapat. 3) Mengaktifkan siswa
pada peserta didik maka semakin tinggi mengembangkan ide-ide dan
tercapainya sasaran pembelajaran. Menurut mengkomunikasikannya pada orang lain. 4)
Rusmayanti, Arju Muti’ah, & Husniah Memberikan kesempatan pada siswa untuk
(2017). Keterampilan bertanya mempunyai menemukan ide-ide baru dan hal yang lebih
target dasar yaitu, supaya peserta didik lengkap.
dapat meraih capaian target. Pertanyaan
Kemampuan berpikir tingkat tinggi
tidak sekedar untuk menilai kemampuan
menurut Brookhart (2010) merupakan
siswa, tetapi juga untuk
bagian berpikir taksonomi Bloom yang
membangkitkancara berpikir peserta didik,
membekali siswa mentransfer
mencari dan mengevaluasi berita yang
pengetahuan, mampu menerapkan dan
didapat. Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengembangkan keterampilan sebagai
bertanya secara kritis agar mengembangkan
hasil belajar dalam konteks baru. Hal ini
kemampuan berpikir peserta didik.
sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Keterampilan bertanya merupakan Marshall & Horton dalam Nisa, Nadiroh, &
salah satu kompetensi yang perlu dilatih Siswono (2018) Kemampuan berpikir
dan dikuasai guru dan mahasiswa calon tingkat tinggi terdiri dari proses berpikir
guru. Seperti yang diungkapkan yang sesuai akal, berpikir secara tajam dan
Nurdiansyah;, Johar, & Saminan (2019) mampu menalar yang merupakan potensi
pendidik hendaknya terampil dalam penting dalam kehidupan keseharian.
mengajukan pertanyaan agar tercipta
Aspek keterampilan berpikir tingkat
pembelajaran yang berhasil, umumnya
tinggi menurut Krulik & Rudnick, dalam
pada setiap langkah belajar mengajar
Ariandari (2015) terdiri dari empat
3
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

tingkatan, yaitu: menghafal (recall thinking), menempatkan bagian-bagian dengan


dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) serentak agar menciptakan semuanya
dan kreatif (creative thinking). Berpikir dengan terpadu atau praktis; 4) menata
tingkat tinggi dalam ungkapan berpikir kembali bagian-bagian ke dalam model
kreatif menurut Muskitta & Djukri (2016) atau susunan baru.
yaitu pikiran yang sudah terbiasa terlatih
Kompetensi calon guru ini diperlukan
melalui naluri, membuat perkiraan,
karena sesuai dengan pendapat (Husamah,
menyampaikan sesuatu yang baru,
Fatmawati, & Setyawan, 2018) yang
mengembangkan pola pikir yang luar biasa
mengatakan dengan memiliki keterampilan
dan membangun gagasan yang
berpikir tingkat tinggi, maka calon guru TK
mengejutkan serta aktivitas psikologis yang
tidak hanya memahami persoalan yang
membangun gagasan dan pengetahuan
mereka hadapi, tetapi mereka juga akan
baru
dapat menganalisisnya dan mengambil
Kompetensi yang terkait dengan keputusan yang bijaksana. Strategi guru di
berpikir kritis Menurut Radiansyah dalam kelas untuk stimulasi HOTs menurut
Cahyono (2016) yaitu “Kompetensi untuk Collins (2014) diklasifikasikan atas
mengerti akan masalah tersebut, memilah beberapa: a) Guru secara spesifik
berita yang urgen untuk pemecahan menggunakan instruksi yang dapat
masalah, mengerti tentang dugaan-dugaan, mengarahkan siswa untuk berpikir tingkat
menentukan dan memilih dugaan tinggi, Jika guru mengajukan pertanyaan
sementara yang sesuai, serta mengambil seperti ; defenisikan, gambarkan,
hasil akhir yang valid dan memastikan identifikasi, pahami, dan jelaskan, maka
kevalidan dari hasil akhir”. secara otomatis siswa mengetahui tugas
berpikir apa yang harus mereka lakukan
Pemecahan masalah menurut Chi &
untuk menjawab pertanyaan guru, b) Guru
Glaser dalam Patnani (2013) yaitu
melakukan Tanya-jawab dan diskusi dalam
kemampuan kognitif yang bersifat
kegiatan pembelajaran. Rancang jenis-jenis
beragam, dan mungkin merupakan
pertanyaan yang mengarah berpikir tingkat
keahlian terpintar yang dipunyai manusia.
tinggi dengan menerapkan jenis bertanya
Kemudian menurut Maulidya (2018)
lanjut bukan bertanya dasar seperti apakah,
mengatakan bahwa Problem Solving,
bagaimana dan jika…. Selain itu, beri
menurut istilah adalah langkah dalam
kesempatan siswa berdiskusi untuk melatih
menyelesaikan masalah atau peristiwa,
keterampilan berkomunikasi dan
memilih jawaban yang paling tepat dari
beragumentasi, c) Guru mengajarkan
tujuan yang ingin dicapai.
konsep secara eksplisit dengan
Indikator keterampilan berpikir tingkat menghubungkan konsep-konsep sebagai
tinggi (HOTS) pada ranah proses kognitif dasar bagi materi pertanyaan seperti;
menurut Bloom dalam Kependidikan (2018) membandingkan pendapat ahli tentang
diklasifikasikan atas: 1)Menganalisis yaitu suatu konsep, memberikan contoh,
penyelesaikan pembahasan tema ke dalam mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
komponennya dan memilih bagaimana sesuatu, d) Guru memberikan scaffolding,
komponen itu terjalin antarkomponen dan membantu siswa agar memahami suatu
ke struktur atau tujuan menyeluruh. 2) konsep dan mengarahkan pertanyaan,
mengevaluasi yaitu menciptakan sehingga siswa menjawab pertanyaan
pertimbangan berdasarkan standarisasi. 3) dengan mandiri.
4
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

Pengembangan program pembelajaran tentang: 1. adakah cara lain (What’s another


untuk stimulasi keterampilan berpikir way?), misalnya ketika anak melihatkan
tingkat tinggi didasari oleh prinsip hasil melipat kertas pada gurunya, guru
fundamental bahwa menurut Gedler dalam bertanya “adakah cara lain”? 2. Bagaimana
Citrawathi (2015) mangatakan bahwa jika…? (What if..??), Misalnya ketika guru
belajar adalah tahapan seseorang menjelaskan fungsi air untuk mandi dan
mendapatkan beragam minum, guru bertanya “Bagaimana jika
kompetensi,keahlian dan karakter. Proses tidak ada air”?, 3. Manakah yang salah?
pembelajaran pada dasarnya melatih proses (What’s wrong?) misalnya guru melihatkan
berpikir sehingga dibutuhkan program gambar sepatu di atas meja, guru bertanya
pembelajaran bagi anak untuk Manakah yang salah? dan 4. Apakah yang
menstimulasi HOTs. akan dilakukan? (What would you do?),
misalnya ketika menugaskan anak
Pendidikan Anak Usia Dini menurut
menggambar rumah, guru bertanya”
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014
Apakah yang akan dilakukan?”
adalah usaha dalam membina pendidikan
yang diarahkan pada anak semenjak usia 0 Keterampilan bertanya dan
(nol) sampai usia6 (enam) tahun untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTs)
menumbuh kembangkan fisik, dan mental menjadi fokus penelitian ini. Beberapa
sehingga dapat siap masuk sekolah dasar. jurnal penelitian sebelumnya yang terkait
.Filosofi pendidikan anak usia dini diilhami yaitu:
oleh filosofi belajar Dewey dalam Sunarto
1) Hidayati (2017) mensimpulkan bahwa
(2016) yang mengatakan bahwa Pendidikan
berdasarkan Taksonomi Bloom yang
bersifat demokratis oleh karena itu harus
telah diperbaiki, yang tergolong
terfokus pada peserta didik. Pendidik tidak
keterampilan berpikir tingkat tinggi
cuma berperan sebagai pengarah tetapi
adalah menganalisis, mengevaluasi
peserta didik diberi kemerdekaan agar
dan mencipta. Keterampilan ini dilatih
menentukan yang sesuai dengan
dengan cara guru bertanya memancing
kemampuannya hingga akhirnya
dengan memberikan 4 jenis pertanyaan
terbangun secara maksimal. Hal tersebut
yang mendorong peserta didik
membuat anak mengkonstruksi
bertanya pada tingkat tinggi hingga
pengetahuan, mengadopsi makna dan nilai,
akhirnya bisa mengembangkan
menstimulasi berpikir kritis yang berguna
keterampilan berpikir tingkat tinggi
bagi anak untuk pengembangan kecerdasan
siswa.
jamak (multiple intelegences).
2) Ramadhan, Mahanal, & Zubaidah,
Pertanyaan inovatif merupakan salah (2017) diperoleh Hasil temuan
satu penerapan program yang menunjukkan bahwa kesanggupan
menstimulasi HOTs dalam Pembelajaran bertanya peserta didik SMA Swasta
anak TK. Menafsirkan solusi permasalahan Kota Batu sangat termasuk LOTs dan
pada pembelajaran anak TK tidak hanya harus dilakukan upaya agar
sekedar menemukan jawaban namun kemampuan bertanya lebih baik.
kreatif dan terampil berpikir tingkat tinggi 3) Rosyida, Zubaidah, & Mahanal (2015),
yang distimulasi oleh pertanyaan guru dalam prosidingnya mengemukakan
yang inovatif. Pertanyaan inovatif menurut Kemampuan bertanya dan
Nahdi (2019) terdiri dari pertanyaan berpendapat di kelas harus dinaikkan

5
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

agar proses berpikir peserta didik lebih sesuai dengan skala interpretasi (Riduwan,
berkembang untuk menyelesaikan 2010) sehingga diperoleh kesimpulan
masalah dalam keseharian dan penelitian. Tahapan penelitian terdiri dari
disimpulkan bahwa kemampuan tahap persiapan yakni mengurus
memberikan pertanyaan dan kelengkapan dokumen seperti asesmen
mengemukakan pendapat peserta observasi, tahap pelaksanaan berupa
didik sebagian besar termasuk LOTs kegiatan mengoleksi data, identifikasi data
dan harus dinaikkan. dengan pengkodean, analisis persentase
data sesuai kategorinya. Tahap ketiga yaitu
Masalah penelitian ini yaitu dalam
tahap akhir yaitu pengolahan hasil
praktek mengajar selama micro-teaching
penelitian
pertanyaan yang digunakan oleh
mahasiswa calon guru didominasi oleh
HASIL TEMUAN
pertanyaan LOTs daripada HOTs. Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan Hasil temuan ini berupa rangkuman
keterampilan bertanya dasar (LOTs) dan hasil interpretasi penggunaan komponen
keterampilan bertanya lanjut (HOTs) keterampilan bertanya lanjut yang
mahasiswa calon guru TK pada mata kuliah digunakan oleh 4 orang mahasiswa terdiri
micro teaching dari: 1. pertanyaan tingkatan kognitif (PKg),
2. pengaturan urutan pertanyaan (PUP), 3.
METODE
penggunaan pertanyaan pelacak (PPc), 4.
Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif peningkatan terjadinya interaksi (PTi).
yang mengunakan studi kasus. Subyek
Hasil penelitian dideskripisikan
penelitian terdiri dari 4 orang mahasiswa
sebagai berikut:pengubahan pertanyaan
Program studi PG-PAUD STKIP Adzkia
kognitif (PKg) calon guru A dikategorikan
yang mengikuti mata kuliah micro-teaching
kurang baik (25,2%) calon guru B
dengan alasan mereka sudah menjadi guru
dikategorikan sangat kurang baik (13,6%)
dan nilai praktek mengajar mereka secara
calon guru C dikategorikan sangat kurang
keseluruhan lebih dari mahasiswa yang
baik (18,2%) dan calon guru D
lain. Objek penelitian terdiri dari
dikategorikan kurang baik (26,4%).
keterampilan bertanya lanjut yang
Sedangkan kemampuan calon guru A
digunakan mahasiswa saat tampil ketika
menggunakan pertanyaan LOT
praktek mengajar dalam perkuliahan 3
dikategorikan sangat baik (74,8%), calon
bulan terdiri dari :1.pertanyaan tingkatan
guru B dikategorikan sangat baik (86,4%),
kognitif, 2.Pengaturan urutan pertanyaan,
calon guru C dikategorikan sangat baik
3. Penggunaan pertanyaan pelacak,
(81,8%) dan calon guru D dikategorikan
4.Peningkatan terjadinya interaksi.
baik (72,1%). Hal ini disimpulkan bahwa
Teknik pengumpulan data keterampilan 4 orang calon guru tidak
dilakukan dengan studi dokumentasi dan dapat menggunakan pertanyaan kognitif
rekaman langsung pertanyaan yang sehingga pertanyaan jenis HOTs cenderung
digunakan 4 orang mahasiswa selama rendah, sedangkan pertanyaan LOTs
proses latihan mengajar dalam mata kuliah cenderung tinggi. (Samosir, Hasruddin, &
micro teaching. Teknik analisis data Dongoran, 2019)mengatakan melalui
dianalisis dengan persentase sederhana pertanyaan yang dikemukakan pendidik,
(Purwanto, 2010) setelah itu dikonversikan maka peserta didik akan berusaha

6
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

menggunkan akal pikiran agar memberikan %), calon guru C dikategorikan sangat baik
jawabannya. Pendidik dapat mempelajari (83,5%) dan calon guru D dikategorikan
level berpikir kritis peserta didik dengan baik (73,6%). Berdasar hasil ini disimpulkan
jawaban yang dikemukakan. bahwa keterampilan 4 orang calon guru
tidak mampu mengguna kan Penggunaan
Kemampuan masing-masing
pertanyaan pelacak (PPc) sehingga
mahasiswa calon guru TK dalam
pertanyaan jenis HOTs cenderung rendah,
menggunakan pertanyaan HOTs yang
sedangkan pertanyaan LOTs cenderung
kedua yaitu Pengaturan urutan pertanyaan
tinggi,
(PUP), diperoleh hasil berikut. Calon guru
A dikategorikan kurang baik (26,4%) calon Kemampuan masing-masing
guru B dikategorikan sangat kurang baik mahasiswa calon guru TK dalam
(14,3%) calon guru C dikategorikan sangat menggunakan pertanyaan meningkatkan
kurang baik (20,6%) dan calon guru D terjadinya interaksi (PTi) diperoleh hasil
dikategorikan kurang baik (25,8%). berikut. calon guru A dikategorikan kurang
Sedangkan kemampuan calon guru A baik (28,3%) calon guru B dikategorikan
menggunakan pertanyaan LOTs sangat kurang baik (18.7%) calon guru C
dikategorikan sangat baik (73,6%), calon dikategorikan sangat kurang baik (17,4%)
guru B dikategorikan sangat baik (85,7%), dan calon guru D dikategorikan kurang
Calon guru C dikategorikan sangat baik baik (28,8 %).
(79,4%) dan calon guru D dikategorikan
Hasil ini diketahui bahwa kemampuan
baik (74,2%). Hal ini disimpulkan bahwa
calon guru A menggunakan pertanyaan
keterampilan 4 orang calon guru TK tidak
LOTs dikategorikan sangat baik (71,7%),
dapat mengatur urutan pertanyaan
calon guru B dikategorikan sangat baik
sehingga pertanyaan jenis HOTs cenderung
(81,3%), Calon guru C dikategorikan sangat
rendah, sedangkan pertanyaan LOTs
baik (82,6%) dan calon guru D
cenderung tinggi,
dikategorikan baik (71,2%). Berdasar hasil
Kemampuan masing-masing ini disimpulkan bahwa keterampilan 4
mahasiswa calon guru TK dalam orang calon guru TK tidak mampu
menggunakan pertanyaan pelacak (PPc) menggunakan pertanyaan untuk
diperoleh hasil berikut. Calon guru A meningkatkan terjadinya interaksi sehingga
dikategorikan kurang baik (24,1%), calon pertanyaan jenis HOTs cenderung rendah,
guru B dikategorikan sangat kurang baik sedangkan pertanyaan LOTs cenderung
(22,3%) calon guru C dikategorikan sangat tinggi. Rangkuman hasil penelitian
kurang baik (16,5%) dan calon guru D pertanyaan HOTs dan LOTs yang
digunakan empat orang mahasiswa dalam
dikategorikan kurang baik (26,4%).
proses perkuliahan diilustrasikan pada
Berdasarkan hasil ini maka kemampuan
tabel berikut :
calon guru A menggunakan pertanyaan
LOTs dikategorikan sangat baik (75,9%),
calon guru B dikategorikan sangat baik (77,7

Tabel 1. Rangkuman Hasil Penelitian Pertanyaan HOT dan LOT


Aspek yang diamati
No Nama % PKg % PUP % PPc % Pti
HOT LOT HOT LOT HOT LOT HOT LOT
7
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

1 Mhsw A 25,2 74,8 26,4 73,6 24,1 75,9 28,3 71,7


2 Mhsw B 13,6 86,4 14,3 85,7 22,3 77,7 18,7 81,3
3 Mhsw C 18,2 81,8 20,6 79,4 16,5 83,5 17,4 82,6
4 Mhsw D 27,1 72,1 25,8 74,2 26,4 73,6 28.8 71,2
Rata 21,02 18,13 22.36 23,3

Penerapan keterampilan bertanya


PEMBAHASAN mahasiswa calon guru dalam Pengaturan
Proses pembelajaran anak TK sesuai urutan pertanyaan (PUP), yang digunakan
dengan perkembangannya lebih masing-masing mahasiswa calon guru TK
didominasi oleh penjelasan-penjelasan dari rata-rata 18,13% kategorinya amat rendah.
guru sehingga untuk refleksi terhadap Mahasiswa calon guru TK belum terampil
conten materi pembelajaran guru mengatur urutan pertanyaan seperti
menggunakan pertanyaan. Hal ini juga taksonomi Bloom. Hal ini didukung oleh
disebabkan karena anak usia TK belum bisa pernyataan Kemendikbud 2018 Pertanyaan-
tulis-baca. Hal ini didukung oleh pendapat pertanyaan ini merupakan strategi agar
(Kependidikan, 2018). Pembelajaran peserta didik membahas langkah demi
berorientasi pada keterampilan berpikir langkah mulai dari permasalahan hingga
tingkat tinggi atau HOTs, peran guru tidak ditemukan jawaban atau jalan keluar.
banyak menjelaskan, sebaliknya guru lebih Dengan langkah berpikir ini membuat
menstimulasi pertanyaan untuk peserta didik terlatih kritis dan melakukan
memunculkan pikiran-pikiran murni dari evaluasi dalam memecahkan persoalan dan
peserta didik. Untuk dapat berpikir HOTs mengaplikasikannya.
guru menggunakan keterampilan bertanya Penerapan keterampilan bertanya
lanjut. Menurut Lestari (2015)ada empat mahasiswa calon guru dalam
jenis pertanyaan bertanya lanjut yakni : menggunakan pertanyaan pelacak (PPc)
Pengubahan tingkat pertanyaan kognitif, rata-rata 22.36% kategorinya rendah. Hal ini
mengatur urutan pertanyaan atau secara menunjukkan bahwa ada pertanyaan guru
tepat, menggunakan pertanyaan pelacak yang kurang sempurna yang
dan peningkatan terjadinya interaksi. mengakibatkan jawaban siswa kurang
Penerapan keterampilan bertanya sempurna. Hal ini ditegaskan oleh Lestari
mahasiswa calon guru TK dalam (2015) Pertanyaan pelacak lebih diarahkan
menggunakan pertanyaan pengubahan kepada terwujudnya jawaban yang
tingkat kognitif (PKg) rata-rata 21,02% sempurna dari siswa jawaban yang kurang
kategorinya rendah. Mahasiswa lebih sempurna, dan untuk memotivasi siswa
banyak menggunakan pertanyaan dasar berani menjawab dan bertanya dapat
jenis pemahaman padahal menurut Lestari dikembangkan dengan menggunakan
(2015) guru dalam mengajukan pertanyaan pertanyaan pelacak ini
hendaknya menyusun pertanyaan Penerapan keterampilan bertanya
berdasarkan tujuan mahasiswa calon guru dalam
menggunakan pertanyaan agar terjadi
peningkatkan terjadinya interaksi (PTi)
pembelajaran dan tingkatan berpikir.
8
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

diperoleh hasil rata-rata 23,3 % kategorinya daripada kegiatan individu. Temuan ini
rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa menunjukkan bahwa guru prasekolah
dalam proses pembelajaran calon guru hendaknya dapat memberikan lebih banyak
bertindak sebagai penanya sentral sehingga pertanyaan yang ditujukan pada kegiatan
interaksi satu arah siswa tidak aktif terlibat. individu.
Keterampilan bertanya lanjut Menurut
Pertanyaan yang diajukan guru dari
Indriani, Djahir, & Barlian (2015) adalah
beberapa penelitian terdahulu yang
keahlian pendidik dalam bertanya kepada
ditemukan yaitu masih dalam kategori
siswa agar lebih mendahulukan sasaran
pertanyaan dasar seperti penelitian yang
dalam mebangkitkan pola pikirsiswa,
dilakukan Meida, Zulaeha, & Alimah,
menaikkan keikutsertaan dan memotivasi
(2020). Berdasarkan pengamatan dari
siswa untuk bias mengeluarkan ide masing-
penelitiannya, jenis pertanyaan yang sering
masing.
digunakan oleh guru di kelas adalah
Berdasarkan paparan di atas pertanyaan dasar seperti sebuah
disimpulkan bahwa implementasi pertanyaan pemahaman, remember atau
keterampilan bertanya mahasiswa calon ingatan. Jenis pertanyaan yang diajukan
guru selama praktek mengajar didominasi guru berdampak pada keterampilan
oleh pertanyaan LOTs, yaitu sebatas berpikir siswa. Pertanyaan bagus dan
pertanyaan tingkat pengetahuan sekedar spesifik dapat memicu interaksi dan
mengingat. Hasil penelitian ini sejalan memotivasi siswa dalam memperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh penalaran dan pembelajaran mereka.
Amin;, Corebima;, Zubaidah;, & Mahanal
(2017) didapatkan bahwa data analisis cara SIMPULAN
bertanya Calon guru Biologi 86,6%
tergolong LOTs dan 13,34 % tergolong Keterampilan bertanya yang
HOTs, disimpulkan pertanyaan calon guru digunakan mahasiswa calon guru TK
yang tergolong HOTs masih rendah. didominasi oleh jenis bertanya dasar yakni
Rurisfiani, Ramly, & Sultan (2019) juga tingkat pengetahuan. Pembelajaran yang
mengungkapkan bahwa Pengolahan data didominasi oleh pertanyaan tingkat
dari pertanyaan pendidik tingkat rendah pengetahuan berdampak pada
dan tinggi menunjukkan 100% pertanyaan keterampilan berpikir siswa kurang
termasuk LOTS dan 0% HOTS. berkembang hanya sebatas mengingat. Hal
ini dikhawatirkan berdampak negatif
Hasil temuan lain yang terkait dengan terhadap stimulasi perkembangan otak
penelitian ini yaitu yang dilakukan oleh anak sehingga berpengaruh baginya untuk
(Bay & Hartman, 2015) menunjukkan mencari suatu solusi memecahkan masalah
bahwa kedua guru prasekolah pada dan menemukan hal-hal baru.
umumnyamemberikan pertanyaan tingkat
pengetahuan (82,6% dan 69,4%) dan Keterampilan bertanya tingkat kognitif
pertanyaan tertutup (86% dan 92,2%). merupakan tingkatan tertinggi ketika
Temuan ini menunjukkan bahwa guru mengajukan pertanyaan yang pada
perlu mengembangkan keterampilan kenyataannya jarang digunakan oleh
bertanya. Selain itu, para guru lebih banyak mahasiswa calon guru TK selama dalam
mengajukan pertanyaan pada kelompok proses latihan mengajar pada mata kuliah
(1,35 dan 1,06 pertanyaan per menit) micro-teaching. Klasifikasi bertanya dasar
hanya sekedar mengingat dan levelnya
9
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

rendah. Sedangkan jenis bertanya lanjut Bay, D., & Hartman, D. (2015). Teachers
berada pada level tinggi seperti; Asking Questions in Preschool.
pengubahan tuntutan tingkat kognitif, International Journal of Humanitiies and
pengaturan urutan pertanyaan, Social Science, 5(7), 60–76.
penggunaan pertanyaan pelacak dan
Brookhart, S. M. (2010). Your Classroom. In
peningkatan terjadinya interaksi.
Journal of Education (Vol. 88).
Rangkaian pertanyaan dengan bertanya
https://doi.org/10.1177/0022057418088
lanjut merupakan hal penting dalam proses
01819
pembelajaran yang dapat menstimulasi
HOTs sehingga menuntut siswa memiliki Cahyono, B. (2016). Korelasi Pemecahan
kemampuan memecahkan masalah, Masalah dan Indikator Berfikir Kritis.
membuat keputusan, berargumentasi, Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA,
berpikir kritis dan kreatif. 5(1), 15.
https://doi.org/10.21580/phen.2015.5.1
DAFTAR PUSTAKA .87

Amin;, A. M., Corebima;, A. D., Zubaidah;, Citrawathi, D. M. (2015). Analisis


S., & Mahanal, S. (2017). Identifikasi Pertanyaan Guru dan Perannya
Kemampuan Bertanya dan dalam Pengembangan Keterampilan
Berpendapat Calon Guru Biologi Proses Sains di Sekolah Menengah
pada Mata Kuliah Fisiologi Hewan. Pertama. Seminar Nasional Riset
Bioedukasi, XV(1), 24–31. Inovatif III, 118–122.

Aminah, N., Dewi, I. L. K., & Santi, D. P. D. Collins, R. (2014). Skills for the 21st
(2017). Keterampilan Bertanya Dan Century : teaching higher-order
Self Confidence Mahasiswa thinking. 12(14).
Pendidikan Matematika Pada Mata
Gunawan, I., & Palupi, A. R. (2017).
Kuliah Pembelajaran Mikro. JNPM
Premiere Educandum. E-Journal
(Jurnal Nasional Pendidikan
Unipma, 7(1), 1–8.
Matematika), 1(1), 109.
https://doi.org/10.33603/jnpm.v1i1.25 Hanifah, N. (2019). Pengembangan
8 Instrumen Penilaian Higher Order
Thinking Skill (HOTS) di Sekolah
Ariandari, W. P. (2015). Mengintegrasikan
Dasar. Conference Series, 1(1), 1–8.
Higher Order Thinking dalam
Pembelajaran Creative Problem Hidayati, A. U. (2017). Melatih
Solving. Seminar Nasional Matematika Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Dan Pendidikan Matematika Uny 2015, dalam Pembelajaran Matematika
489–496. pada Siswa Sekolah Dasar.
TERAMPIL Jurnal Pendidikan Dan
Aziz, F., Nurjanah, F., & Sari, D. P. (2017).
Pembelajaran Dasar, 4(20), 143–156.
Aktualisasi TTB (Teori Taksonomi
Bloom) Melalui Drama Husamah, Fatmawati, D., & Setyawan, D.
Kepahlawanan Guna Penanaman (2018). OIDDE learning model:
Pendidikan Karakter Pada Peserta Improving higher order thinking
Didik. FKIP E-Proceeding PBSI skills of biology teacher candidates.
Universitas Jember, 715–724. International Journal of Instruction,

10
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

11(2), 249–264. IPA, 2(1), 58.


https://doi.org/10.12973/iji.2018.11217 https://doi.org/10.21831/jipi.v2i1.8809
a
Nahdi, D. S. (2019). Mengembangkan
Indriani, D., Djahir, Y., & Barlian, I. (2015). Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Analisis Keterampilan Bertanya Guru (Higher Order Thinking Skills) Siswa
Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP dalam Pembelajaran Matematika.
Negeri 27 OKU. Jurnal PROFIT Kajian Jurnal Elementaria Edukasia, 2(1), 46–
Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi, 53.
2(2), 131–143.
Nisa, N. C., Nadiroh, N., & Siswono, E.
https://doi.org/10.36706/JP.V2I2.5542
(2018). Kemampuan Berpikir Tingkat
Indriyani, S. (2019). Kemampuan Dosen Tinggi (HOTS) tentang Lingkungan
Menerapkan Keterampilan Bertanya Berdasarkan Latar Belakang
pada Mata Kuliah Biologi Dasar di Akademik Siswa. Jurnal Ilmiah
UIN Antasari. 3(1), 41–61. Pendidikan Lingkungan Dan
Pembangunan, 19(02), 1–14.
Kependidikan, D. Jenderal guru dan tenaga.
https://doi.org/10.21009/plpb.192.01
(2018). Buku Pegangan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi Berbasi Nurdiansyah;, Johar, R., & Saminan. (2019).
Zonasi. In Direktorat Jendral Guru dan Keterampilan Bertanya Guru SMP dalam
Tenaga Kependidikan. Pembelajaran Matematika. 7(1), 44–54.
https://doi.org/10.24815/jp.v7i1.13735
Khadijah. (2016). Pengembangan Kognitif
Anak Usia Dini. Patnani, M. (2013). Upaya Meningkatkan
https://doi.org/10.1016/S0262- Kemampuan Problem Solving pada
8856(98)00132-2 mahasiswa. Jurnal Psikogenesis, 1(2),
185–198.
Lestari, S. (2015). Gemar Bertanya dan
Menyampaikan Pendapat dengan Permendikbud nomor 137. (2014). Standar
Benar dalam Proses Pembelajaran. Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Jurnal Ilmiah PGSD, VII(1), 103–108. Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia, p. 13.
Maulidya, A. (2018). Berpikir dan Problem
Solving. Berpikir Dan Problem Solving, Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil belajar.
84, 11–29. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Meida, A. A., Zulaeha, I., & Alimah, S. Ramadhan, F., Mahanal, S., & Zubaidah, S.
(2020). Types and Functions of (2017). Kemampuan Bertanya Siswa
Teacher Questions on Thematic Kelas X SMA Swasta Kota Batu pada
Learning of Curriculum 2013 at Pelajaran Biologi. BIOEDUKASI
Primary Schools. Journal of Primary (Jurnal Pendidikan Biologi), 8(1), 11.
Education, 9(24), 129–138. https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v
8i1.831
Muskitta, M., & Djukri, D. (2016). Pengaruh
model PBT terhadap kemampuan Riduwan. (2010). Skala Pengukuran
berpikir kritis dan kemampuan Variabel-Variabel Penelitian.
berpikir kreatif siswa SMAN 2 Bandung: Alfabeta.
Magelang. Jurnal Inovasi Pendidikan
Rosyida, F., Zubaidah, S., & Mahanal, S.
11
Penerapan Keterampilan Bertanya… - Riwayati Zein & Dini Maielfi

(2015). Kemampuan Bertanya dan dalam Pembelajaran Bahasa


Berpendapat Siswa SMA Negeri Batu Indonesia di Kelas VII SMP Negeri 4
pada Mata Pelajaran Biologi. Prosiding Jember. Lingua Franca, Vol. II (2(2),
Seminar Nasional Biologi / IPA Dan 510–518.
Pembelajarannya, (June 2018), 1663–
Samosir, A., Hasruddin, & Dongoran, H.
1668.
(2019). Analisis Kuantitas dan
Rurisfiani, A., Ramly, R., & Sultan, S. (2019). Kualitas Pertanyaan Guru Biologi dan
Level Berpikir Pertanyaan Guru pada Siswa pada Materi Sistem Ekskresi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pelita Pendidikan, 7(1), 9–15.
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan https://doi.org/https://doi.org/10.2411
Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(2), 111– 4/jpp.v7i1.10523
119.
Sunarto. (2016). Pragmatisme John Dewey
https://doi.org/10.26499/bahasa.v1i2.3
(1859-1952) dan Sumbangannya
7
terhadapa Dunia Pendidikan. Seminar
Rusmayanti, A., Arju Muti’ah;, & Husniah, FoE (Faculty of Education), 1, 150–165.
F. (2017). Penerapan Keterampilan https://doi.org/10.1017/CBO97811074
Bertanya dan Memberikan Penguatan 15324.004

12

You might also like