You are on page 1of 13

JES-MAT, Vol. 5 No.

1 Maret 2019

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF


MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL
MIND MAPPING BERBASIS PENGOPTIMALAN FUNGSI OTAK
KANAN DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Nurul Hamidah1), Sumarni2), Nuranita Adiastuty3)


1)2)3)
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Kuningan, Kuningan.
1)
nurulhamidah233@yahoo.co.id2)marnie.1205@gmail.com3)anitha_dyaz2@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of study is to compare the increase in mathematical creative thinking


ability between students who learn to get a mind mapping model based on optimizing
right brain function and Problem Based Learning models. The research method used
was a quasi experiment in the form of the pretest post-test two treatment design. The
study population was seventh grade students of SMP Negeri 3 Kuningan with sampling
using purposive sampling technique.The research instrument used in the form of the test
instrument and non-test.The results showed that: (1) there are differences in
mathematical creative thinking ability among students who get mind mapping model
based on optimization of right brain function and model of Problem Based Learning; (2)
there is a difference of improvement of mathematical creative thinking ability between
students who get mind mapping model based on optimization of right brain function and
model of Problem Based Learning; (3) The average percentage of student responses
shows that almost half of the students showed interest in the mind mapping model based
on optimization right brain function and the Problem Based Learning model.

Keywords: Mathematical Creative Thinking, Mind Mapping, Problem Based Learning.

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk membandingkan peningkatan kemampuan


berpikir kreatif matematis antara siswa yang pembelajarannya mendapatkan model mind
mapping berbasis pengoptimalan fungsi otak kanan dan model Problem Based
Learning.Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment bentuk the
pretest post-test two treatment design.Populasi penelitianadalah siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Kuningan dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling.Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrumen tes dan non tes. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif
matematis antara siswa yang mendapatkan model mind mapping berbasis
pengoptimalan fungsi otak kanan dan model Problem Based Learning; (2) terdapat
perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang
mendapatkan model mind mapping berbasis pengoptimalan fungsi otak kanan dan
model Problem Based Learning; (3) Presentase rata-rata respon siswa menunjukkan

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 30


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

bahwa hampir setengahnya siswa menunjukkan minat terhadap model mind mapping
berbasis pengoptimalan fungsi otak kanan dan model Problem Based Learning.

Kata Kunci :Berpikir Kreatif Matematis, Mind Mapping, Problem Based Learning.

PENDAHULUAN tersebut membutuhkan kemampuan


berpikir kreatif untuk mencapainya.
Salah satu bidang studi yang
mendukung perkembangan ilmu Namun dalam prakteknya,banyak
pengetahuan dan teknologi adalah guru di pendidikan dasar dan menengah
matematika.Matematika penting untuk masih kurang memperhatikan
dipelajari karena matematika menjadi kemampuan berpikir kreatif siswanya.
tolak ukur atau induk dari ilmu Pemikiran yang dilakukan dalam
pengetahuan (Darusman, 2014). pendidikan matematika di sekolah
Berdasarkan peraturan menteri hanya menekankan pada keterampilan
pendidikan dan kebudayaan nomor 54 analisis, mengajarkan siswa memahami
tahun 2013 tentang Standar Kompetensi klaim-klaim, mengikuti/menciptakan
Lulusan pendidikan dasar dan argumen logis, menggambarkan
menengah, kualifikasi kemampuan yang jawaban, mengeliminasi jalur yang tak
diharapkan diantaranya memiliki benar dan fokus pada jalur yang benar.
kemampuan pikir dan tindak yang Selanjutnya Harris berpendapat bahwa
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak jenis berpikir yang lain yaitu berpikir
dan konkret sesuai dengan yang kreatif, kurang begitu diperhatikan.
dipelajari disekolah dan sumber lain Padahal kemampuan berpikir kreatif
sejenis. sangat penting karena bersifat fokus
pada penggalian ide-ide, memunculkan
Krathwohl (2002) menyatakan
kemungkinan-kemungkinan dan
bahwa taksonomi tujuan kependidikan
mencari banyak jawaban benar dari
yang disusun oleh Bloom merupakan
pada satu jawaban.Hal tersebut
suatu kerangka untuk
mengakibatkankemampuan berpikir
mengklasifikasikan hasil pembelajaran
kreatif matematis siswa masih rendah.
yang diharapkan atau niatkan untuk
dicapai oleh siswa.Taksonomi Bloom Tingkat kreativitas anak-anak
tersebut kemudian direvisi oleh Indonesia dibandingkan negara-negara
Anderson dan memberikan dimensi yang lain berada pada peringkat yang
baru antara lain mengingat (remember), rendah. Hal ini sesuai dengan yang
memahami (understand), menerapkan dipaparkan oleh (Jellen & Urban, 1989)
(apply), menganalisis (analyze), bahwa tingkat kreativitas anak-anak
mengevaluasi (evaluate), dan Indonesia adalah yang terendah diantara
menciptakan (create). Tujuan anak-anak seusianya dari 8 negara
kependidikan dengan tingkatan paling lainnya. Penyebab rendahnya kreativitas
sulit adalah menciptakan(create), hal anak-anak Indonesia diantaranya adalah
lingkungan yang kurang menunjang

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 31


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

untuk mengekspresikan kreativitasnya kurang memberi kesempatan pada


dan pembelajaran di sekolah yang berkembanganya fungsi dari otak
belum optimal. Menurut Wahyudin kanan.Perlu adanya keseimbangan
(2008) siswa seringkali hanya kinerja otak kiri dan otak kanan
mencontoh apa yang dikerjakan guru agarpembelajaran matematika dapat
tanpa mencari alternatif lain. Hal ini menjadi lebih maksimal.Oleh karena
terjadi karena siswa kurang memiliki itu, diperlukan adanya pembelajaran
kemampuan keluwesan yang dengan model mind mapping berbasis
merupakan komponen utama pengoptimalan fungsi otak
kemampuan berpikir kreatif.Hal ini kanan.Sehingga, pembelajaran
menunjukkan bahwa tingkat kreativitas matematika di sekolah tidak hanya
siswa SMP masih kurang. mengedepankan berkembangnya fungsi
otak kiri, tetapi juga mengoptimalkan
Menurut Haylock (Fardah, 2012)
kinerja otak kanan.
berpikir kreatif dapat dibagi menjadi
dua pendekatan utama, proses dan Alternatif model pembelajaran
produk. Berpikir kreatif yang dipandang kedua adalah model Problem Based
dari segi proses merupakan respon Learning. Bilgin et al. (Khoiri dkk.,
siswa dalam menyelesaikan masalah. 2013:115) mengungkapkan bahwa
Dipandang dari segiproduk atau hasil, “Dalam Problem Based Learning,
Treffinger dkk (Fardah, 2012) masalah yang diajukan oleh guru adalah
menguraikan bahwa berpikir kreatif permasalahan dunia nyata dan menarik,
menekankan pada aspek kelancaran sehingga siswa dilatih untuk
(fluency), keluwesan (flexibility), memecahkan masalah yang
keaslian (originality), dan keterincian membutuhkan pemikiran kreatif.”Model
(elaboration). Problem Based Learning memberikan
tantangan kepada siswa, bekerja
Alternatif model pembelajaran
bersama dalam suatu kelompok untuk
yang diduga dapat meningkatkan
menyelesaikan permasalahan.
kemampuan berpikir kreatif siswa
adalah model mind mapping berbasis Berdasarkan pemikiran di atas,
pengoptimalan fungsi otak kanan dan maka penulis tertarik untuk
model Problem Based Learning. mengadakan penelitian dengan judul
“Perbandingan Peningkatan
Model Mind mapping adalah
Kemampuan Berpikir Kreatif
model pembelajaran yang mempelajari
Matematis Antara Siswa yang
konsep atau teknik mengingat sesuatu
Mendapatkan Model Mind Mapping
dengan bantuan mind map sehingga
Berbasis Pengoptimalan Fungsi Otak
kedua otak manusia dapat digunakan
Kanan dan Model Problem Based
secara maksimal (Lestari dan
Learning.”
Yudhanegara, 2015:76).Praktik
pembelajaran di sekolah umumnya Penelitian ini bertujuan untuk
masih berorientasi pada otak kiri dan mengkaji: (1) kemampuan berpikir

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 32


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

kreatif matematisantara siswa yang mempelajari konsep atau teknik


mendapatkan model mind mapping mengingat dengan bantuan mind map
berbasis pengoptimalan fungsi otak sehingga kedua otak manusia dapat
kanan dan model Problem Based digunakan secara maksimal.Model mind
Learning; (2) peningkatan kemampuan mapping berbasis pengoptimalan fungsi
berpikir kreatif matematis antara siswa otak kanan adalah model yang
yang mendapatkan model mind mempelajari konsep/teknik menyimpan
mapping berbasis pengoptimalan fungsi informasi dengan membuat catatan peta
otak kanan dan model Problem Based pikiranyang mengoptimalkan
Learning; dan (3)Mengkajirespon siswa kemampuan otak kanan melalui
terhadap penggunaan model mind aktivitas yang merangsang otak kanan.
mapping berbasis pengoptimalan fungsi
Langkah-langkah pembelajaran
otak kanan dan model Problem Based
dengan model mindmapping berbasis
Learning.
pengoptimalan fungsi otak kanan
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut.
secara teoritis ialah menjadi sumber 1. Guru menyampaikankompetensi
informasi mengenai kemampuan yang ingin dicapai.
berpikir kreatif matematis dengan 2. Gurumengemukakan permasalahan
model mind mappingdan modelProblem yangakan ditanggapi oleh peserta
Based Learning pada siswa didik dansebaiknya permasalahan
SMP.Manfaat praktis dari penelitian yang mempunyaialternatif jawaban
yaitu: (1) sebagai dasar pemikiran untuk 3. Siswa dibagi ke dalam beberapa
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelompokdan berdiskusi
sekolah dengan menggunakan model mempelajari permasalahandengan
pembelajaran yang tepat; (2) bimbingan guru
memberdayakan guru matematika 4. Tiap kelompok mencatat poin-poin
dalam menggunakan model penting materi yang disampaikan
pembelajaran mind maping dan 5. Tiap kelompok menyajikan
modelProblem Based Learning; dan (3) kembali materi dalam bentuk mind
meningkatkan kemampuan berpikir map berupa bagan atau diagram
kreatif matematis siswa dalam 6. Perwakilan beberapa kelompok
pembelajaran matematika. mempresentasikan mind map
7. Siswa dibimbing guru membuat
kesimpulan dari pembelajaran
LANDASAN TEORI
8. Siswa melakukan relaksasi dengan
Model Mind Mapping Berbasis diiringi musik instrumental serta
Pengoptimalan Fungsi Otak Kanan permainan
9. Guru memberikan soal untuk
Lestari dan Yudhanegara
dikerjakan secara individu
(2015:76) mengungkapkan bahwa
model mind mapping (peta pikiran) Model Problem Based Learning
adalah model pembelajaran yang

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 33


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

Model Problem Based Learning 1. Kelancaran (fluency)yaitu


adalah model pembelajaran yang kemampuan mempunyai banyak
berpusat pada masalah sang sering gagasan/jawaban dalam berbagai
dijumpai dalam kehidupan sehari- kategori.
hari.Sani (2015:140) berpendapat 2. Kerincian (elaboration)yaitu
bahwa Problem Based Learning kemampuan
merupakan model pembelajaran yang mengembangkanide/gagasan untuk
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyelesaikan masalah secara
menyampaikan suatu permasalahan, rinci.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, 3. Keluwesan (flexibility) yaitu
memfasilitasi penyelidikan dan kemampuan mempunyai
membuka dialog. ide/gagasan yang beragam.
4. Keaslian (originality)yaitu
Menurut Trianto (2017:72)
kemampuan mempunyai
sintaks model Problem Based
ide/gagasan baru untuk
Learningterdiri dari lima langkah utama
menyelesaikan persoalan.
yaitu sebagai berikut.
1. Mengorientasikan siswa pada METODE PENELITIAN
masalah
2. Mengorganisasikan siswa untuk Jenis Penelitian
belajar Penelitian ini menggunakan kuasi
3. Memandu menyelidiki secara eksperimen bentuk the pretest post-test
mandiri atau kelompok two treatment design.Desain
4. Mengembangkan dan menyajikan penelitianmenurutCohen, dkk.(Erasanti,
hasil kerja 2016:31) sebagai berikut.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
hasil pemecahan masalah Eksperimen 1:

Kemampuan Berpikir Kreatif Eksperimen 2:


Matematis
Keterangan:
Munandar (Moma, 2015:28)
mendefinisikan bahwa berpikir kreatif : Pretes (sebelum diberi perlakuan)
ialah memberikan macam-macam Postes (sesudah diberi perlakuan)
kemungkinan jawaban berdasarkan
informasi yang diberikan penekanan : Perlakuan model mind mapping
pada keragaman jumlah dan berbasis pengoptimalan otak
kesesuaian.” kanan

Aspek kemampuan berpikir : Perlakuan model Problem Based


kreatif matematis menurut Torrance Learning
(Lestari & Yudhanegara, 2015:89) :Pengambilan sampel tidak dilakukan
yaitu: secara acak.

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 34


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

Waktu dan Tempat Penelitian Teknik pengumpulan data dalam


penelitian ini dilakukan melalui teknik
Penelitian dilakukan di salah satu
tes dan teknik non tes.
SMP Negeri di Kuningan pada tanggal
1. Teknik tes dianalisis secara
2 – 30 April 2018 pada semester genap
kuantitatif
tahun ajaran 2017/2018.
a. Data pretes diperoleh melalui
Subjek Penelitian tes yang dilaksanakan sebelum
perlakuan diberikan.
Subjek dalam penelitian adalah
b. Data postesdiperoleh melalui
siswa kelas VII SMP.Pengambilan
tes yang dilaksanakan setelah
sampel menggunakan teknik purposive
perlakuan diberikan pada akhir
sampling.Kelas VII F sebagai kelas
penelitian
eksperimen 1 mendapatkan perlakuan
c. Data N-Gaingain
pembelajaran dengan menggunakan
ternormalisasi merupakan data
model Mind mapping berbasis
yang diperoleh dengan
pengoptimalan fungsi otak kanan.
membandingkan selisih skor
Sedangkan kelas VII H sebagai kelas
postes dan pretes dengan
eksperimen 2 mendapatkan perlakuan
selisih SMI (Skor Maksimum
dengan model Problem Based Learning.
Ideal) dan pretes.
Prosedur 2. Teknik non tes dianalisis secara
kualitatif melalui angket.
Secara garis besar, penelitian yang
dilakukan melalui empat tahap yaitu:
persiapan, pelaksanaan, analisis data HASIL PENELITIAN DAN
dan penarikan kesimpulan.Tahap PEMBAHASAN
persiapan meliputi pengajuan judul,
Hasil
pembuatan proposal, menyusun
instrumen, perizinan dan uji coba Untuk mengetahui kemampuan
instrumen.Tahap pelaksanaan meliputi awal berpikir kreatif matematis siswa,
pretes, pelaksanaan pembelajaran di data pretes dianalisis secara
kedua kelas eksperimen dan deskriptif.Hasil deskripsi statistik data
postes.Tahap analisis data meliputi pretes menunjukkan bahwa rata-rata
analisis data kuantitatif yaitu pretes dan skor pretes kelas eksperimen 1yaitu
postes dan analisis data kualitatif yaitu 42,09dan rata-rata skor pretes kelas
angket.Tahap penarikan kesimpulan eksperimen 2 yaitu 42,57. Hal ini
meliputi penarikan kesimpulan dan menujukan bahwa rata-rata skor pretes
penyusunan laporan. antara kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 tidak berbeda secara
Teknik Pengumpulan Data dan
signifikan.
Teknik Analisis Data
Setelah kedua kelas diberi
perlakuan maka pada akhir pertemuan
diberikan postes.Berikut hasil

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 35


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

perhitungan statistik deskriptif eksperimen 2.


posteskelas eksperimen 1 dan kelas

Tabel 1. Deskripsi Statistik Skor Postes


Std.
Kelas N Min. Maks. Mean Kriteria
Deviasi
Eksperimen 1 33 0,28 0,91 0,1408 0,615 Sedang
Eksperimen 2 35 0,13 0,83 0,1708 0,509 Sedang
Berdasarkan tabel 1 dapat Selanjutnya hasil perhitungan
diketahui bahwa terdapat perbedaan statistik deskriptif N-gain kelas
rata-rata skor postes antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. sebagai berikut.

Tabel 2. Deskripsi Statistik Data N-gain

Std.
Kelas N Mean SMI Min. Maks.
Deviasi
Eksperimen 1 33 77,03 100 10,501 46 96
Eksperimen 2 35 71,74 100 10,681 46 92
Uji homogenitas menggunakan uji
Berdasarkan Tabel 2 dapat Levene’s test dengan taraf signifikansi
diketahui bahwa rata-rata indeks gain
5%. Hipotesis pengujian homogenitas
kelas eksperimen 1 lebih tinggi daripada
nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen adalah sebagai berikut.
2. Sehingga terdapat perbedaan rata-rata : varians data kedua
N-gain antara kelas eksperimen 1 dan
kelas homogen
kelas eksperimen 2.
Sebelum dilakukan pengujian : varians data kedua
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan kelas tidak homogen
analisis data uji normalitas dan uji
homogenitas.Uji normalitas dilakukan Kriteria pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji Kolmorogov- berdasarkan nilai probabilitas sebagai
Smirnov. Hipotesis pengujian berikut (Siregar, 2015:159).
normalitas adalah sebagai berikut.
Jika probabilitas (sig.) dengan
: Sampel yang berasal dari populasi
maka diterima
berdistribusi normal
Jika probabilitas (sig.) dengan
: Sampel yang berasal dari populasi
maka ditolak
tidak berdistribusi normal Hasil pengujian normalitas dan
homogenitas untuk pretes, postes dan
N-gain disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil normalitas dan Homogenitas Pretes, postes dan N-gain

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 36


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

Kelas Normalitas Homogenitas


Pretes Postes N-gain Pretes Postes N-gain
Eksperimen 1 0,200 0,055 0,150
0,583 0,833 0,189
Eksperimen 2 0,114 0,147 0,200

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2


Dari Tabel 3, signifikansi
adalah sebagai berikut.
normalitas data pretes, postes dan N-
, tidak terdapat perbedaan
gain maka diterima artinya
rata-rata skor postes kemampuan
data berdistribusi normal.Sig
berpikir kreatif matematis antara
homogenitaspretes, postes, dan N-gain
siswa yang mendapatkanmodel
> 0,05 maka H0 diterima artinya varians
pembelajaran mind mapping
data kedua kelas homogen. Karena data
berbasis pengoptimalan fungsi otak
normal dan homogen dilakukan uji
kanan dan model Problem Based
perbedaandua rata-rata untuk pretes,
Learning
postes, dan N-gain menggunakan uji
, terdapat perbedaan rata-
IndependentSample T-Test.
rata skor postes kemampuan
Rumusan hipotesis uji perbedaan berpikir kreatif matematis antara
dua rata-rata data pretes antara kelas siswa yang mendapatkanmodel
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 pembelajaran mind mapping
sebagai berikut. berbasis pengoptimalan fungsi otak
, tidak terdapat perbedaan kanan dan model Problem Based
rata-rata skor pretes kemampuan Learning
berpikir kreatif matematis yang Rumusan hipotesis uji perbedaan
signifikan antara siswa yang dua rata-rata data N-gain antara kelas
mendapatkanmodel pembelajaran
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
mind mapping berbasis
pengoptimalan fungsi otak kanan sebagai berikut.
dan model Problem Based , tidak terdapat perbedaan
Learning rata-rata N-gain kemampuan
, terdapat perbedaan rata- berpikir kreatif matematis antara
rata skor pretes kemampuan siswa yang mendapatkanmodel
berpikir kreatif matematis yang pembelajaran mind mapping
signifikan antara siswa yang berbasis pengoptimalan fungsi otak
mendapatkanmodel pembelajaran kanan dan model Problem Based
mind mapping berbasis Learning
pengoptimalan fungsi otak kanan , terdapat perbedaan rata-
dan model Problem Based rata N-gain kemampuan berpikir
Learning kreatif matematis antara siswa yang
Rumusan hipotesis uji perbedaan mendapatkanmodel pembelajaran
dua rata-rata data postes antara kelas mind mapping berbasis
pengoptimalan fungsi otak kanan

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 37


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

dan model Problem Based Jika probabilitas (sig.) dengan


Learning maka diterima
Kriteria pengujian hipotesis uji Hasil pengujian perbedaan dua rata-rata
perbedaan dua rata-rata pretes, postes untuk pretes, postes dan N-gain
dan N-gain berdasarkan nilai disajikan pada Tabel 4.
probabilitas sebagai berikut (Siregar,
2015:188).

Jika probabilitas (sig.) dengan


maka ditolak

Tabel 4. Hasil Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes, Postes dan N-gain
Pretes Postes N-Gain
0,823 0,044 0,007
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat hampir setengahnya siswa kelas
sig. pretes yaitu maka eksperimen 1 telah memiliki minat
diterima.Dapat disimpulkan bahwa terhadap matematika dan pembelajaran
tidak terdapat perbedaan rata-rata skor model mind mapping berbasis
pretes kemampuan berpikir kreatif pengoptimalan fungsi otak
matematis yang signifikan antara kelas kanan.Sedangkan pada kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen eksperimen 2, presentase rata-rata
2.Dari hasil perbedaan dua rata-rata jawaban siswa sebesar 46%.Artinya,
postes menunjukkan bahwa hampir setengahnya siswa kelas
maka ditolak. Dapat eksperimen 2 telah memiliki minat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan terhadap matematika dan pembelajaran
rata-rata kemampuan berpikir kreatif model Problem Based Learning.
matematis antara siswa yang Pembahasan
mendapatkanmodel pembelajaran mind
Kemampuan Berpikir Kreatif
mapping berbasis pengoptimalan fungsi
Matematis
otak kanan dan model Problem Based
Hasil pengujian hipotesis data
Learning.Dari hasil uji perbedaan dua
pretes kemampuan berpikir kreatif
rata-rata N-gain menunjukkan bahwa
matematis siswa kedua kelas memiliki
maka ditolak.
kemampuan awal yang sama atau tidak
Dapat disimpulkan bahwa terdapat
berbeda secara signifikan. Hal ini
perbedaan rata-rata N-gain kemampuan
menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif matematis antara siswa
berpikir kreatif matematis siswa masih
yang mendapatkanmodel pembelajaran
belum maksimal, siswa masih terpaku
mind mapping berbasis pengoptimalan
pada satu cara padahal banyak alternatif
fungsi otak kanan dan model Problem
jawaban lain. Karena kedua kelas
Based Learning.
memiliki kemampuan awal yang sama,
Berdasarkan hasil angket,
maka dilakukan proses penelitian
presentase rata-rata jawaban siswa kelas
dengan memulai proses pembelajaran.
eksperimen 1 sebesar 47%.Artinya,

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 38


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

Kelas eksperimen 1 mendapatkan keluwesan (flexibility) 56% dengan


modelmind mapping berbasis kriteria kurang kreatif dan elaborasi
pengoptimalan fungsi otak kanan (elaboration) 86% dengan kriteria
sedangkan kelas eksperimen 2 kreatif. Sedangkan untuk kelas
mendapatkan model Problem Based eksperimen 2 kemampuan berpikir
Learning, kedua kelas diberikan materi kreatif aspek kelancaran (fluency) 77%
yang sama yaitu Segiempat. dengan kriteria kurang kreatif,
Setelah melalui proses keluwesan (flexibility) 57% dengan
pembelajaran, pada akhir pertemuan kriteria kurang kreatif dan elaborasi
diberikan postes. Hasil pengujian (elaboration) 80% dengan kriteria
hipotesis data postes menunjukkan kreatif.
bahwa terdapat perbedaan kemampuan Peningkatan Kemampuan Berpikir
berpikir kreatif matematis antara siswa Kreatif Matematis Siswa
yang mendapatkan model mind Berdasarkan hasil skor rata-rata
mapping berbasis pengoptimalan fungsi N-gain kelas eksperimen 1 dan kelas
otak kanan dan model Problem Based eksperimen 2 dapat disimpulkan bahwa
Learning.Hal ini sejalan dengan hasil terdapat perbedaan peningkatan
penelitian sebelumnya yang dilakukan kemampuan berpikir kreatif matematis
oleh Manurung (2016) yang siswa antara kedua kelas, yaitu pada
menyebutkan bahwaterdapat perbedaan kelas eksperimen 1 meningkat sebesar
yang signifikan hasil belajar siswa yang 61% dan kelas eksperimen 2 sebesar
diberi pengajaran dengan menerapkan 50%. Hasil skor rata-rata peningkatan
model pembelajaran mind mapping kemampuan berpikir kreatif matematis
dengan siswa yang diberikan pengajaran siswa kelas eksperimen 1 lebih tinggi
dengan model pembelajaran problem daripada kelas eksperimen 2Hasil
based learning. pengujian hipotesis data N-gain
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Problem based learning mampu
memfasilitasi kemampuan berpikir peningkatan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa dengan baik. kreatif matematis antara siswa yang
Karena melalui problem-based mendapatkan model mind mapping
learning, siswa menjadi lebih berani berbasis pengoptimalan fungsi otak
untuk menyampaikan penjelasan, kanan dan model Problem Based
pendapat atau jawaban dari suatu Learning. Hal ini sejalan dengan
masalah (Purwaingrum, 2016).
penelitian sebelumnyayang dilakukan
Hasil analisis data ketercapaian
oleh Dasrusman (2014) menunjukkan
kemampuan berpikir kreatif per aspek
bahwa metode mind mapping
menunjukkan bahwa kemampuan
memudahkan siswa dalam proses
berpikir kreatif aspek kelancaran dan
mengkonstruksi kemampuan awal
aspek elaborasi kelas eksperimen 1
dalam pembuatan mind map dan
lebih tinggi daripada kelas eksperimen2.
berpengaruh besar dalam peningkatan
Presentase postes kemampuan berpikir
kemampuan berpikir kreatif
kreatif matematis pada aspek kelancaran
matematis.Selanjutnya, hasil penelitian
(fluency) 89% dengan kriteria kreatif,

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 39


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

Khoiri dkk.(2013) menunjukkan bahwa siswa tidak mencapai 50% karena


kemampuan berpikir kreatif siswa pada dalam pembelajaran tidak semua siswa
kelas yang menggunakan pembelajaran menyukai matematika.Respon minat
model Problem Based Learning siswa didapat karena siswa terlibat
berbantuan multimedia meningkat. langsung dalam pembelajaran.
Respon Siswa terhadap
Pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN
Secara umum siswa kelas
Simpulan
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
telah memiliki minat terhadap Berdasarkan hasil penelitian dan
matematika dan pembelajarannya. Hal pembahasan disimpulkan bahwa:
ini dapat dilihat dari respon siswa 1. terdapat perbedaan kemampuan
terhadap matematika dengan presentase berpikir kreatif matematis antara
rata-rata 46% untuk kelas eksperimen 1 siswa yang mendapatkan model
dan presentase rata-rata 48% pada kelas mind mapping berbasis
eksperimen 2. Untuk respon siswa pengoptimalan fungsi otak kanan
terhadap penerapan model mind dan siswa yang mendapatkan
mapping berbasis pengoptimalan fungsi model Problem Based Learning.
otak kanan sebesar 48% yang artinya 2. terdapat perbedaan peningkatan
hampir setengahnya siswa kelas kemampuan berpikir kreatif
eksperimen 1 telah memiliki minat matematis antara siswa yang
terhadap pembelajaran yang mendapatkan model mind
dilaksanakan. Untuk respon siswa mapping berbasis pengoptimalan
terhadap penerapan model Problem fungsi otak kanan dan siswa yang
Based Learning sebesar 44% yang mendapatkan model Problem
artinya hampir setengahnya siswa kelas Based Learning.
eksperimen 2 telah memiliki minat 3. Presentase rata-rata respon siswa
terhadap pembelajaran yang menunjukkan bahwa hampir
dilaksanakan. setengahnya siswa menunjukkan
Secara keseluruhan presentase minat terhadap model mind
rata-rata respon siswa kelas eksperimen mapping berbasis pengoptimalan
1 adalah 47%, artinya hampir fungsi otak kanan dan model
setengahnya siswa menunjukkan minat Problem Based Learning.
terhadap pelajaran matematika dan
Saran
penggunaan model mind mapping
berbasis pengoptimalan fungsi otak Berdasarkan kesimpulan yang
kanan. Sedangkan presentase rata-rata diperoleh maka dapat dikemukakan
respon siswa kelas eksperimen 2 adalah saran-saran sebagai berikut.
46%, artinya hampir setengahnya siswa 1. Siswa hendaknya lebih berperan
menunjukkan minat terhadap pelajaran aktif dalam proses belajar, kreatif
matematika dan penggunaan model dalam setiap kegiatan belajar
Problem Based Learning. Respon dari mengajar dan selalu menumbuhkan

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 40


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

motivasi belajar matematika Siswa dalam Matematika Melalui


sehingga memperoleh hasil belajar Tugas Open-Ended. Jurnal
yang optimal. Kreano Jurusan Matematika
FMIPA UNNES Vol. 3(2). pp. 1-
2. Model mind mapping berbasis
9.
pengoptimalan fungsi otak kanan Jellen, H., G. & Urban, K., K. (1989).
dan model Problem Based Expanding Worldwide Awareness
Learning dapat dijadikan sebagai of Creative Potential. The
alternatif model pembelajaran Creative Child and Adult
untuk meningkatkan kemampuan Quarterly. 5(11), 42–49.
berpikir kreatif matematis. Khoiri, W. dkk. (2013). Problem Based
Learning Berbantuan Multimedia
3. Pihak sekolah dapat melakukan
dalam Pembelajaran Matematika
kerjasama untuk mencari solusi untuk Meningkatkan Kemampuan
dalam mengatasi berbagai Berpikir Kreatif. Unnes Journal
permasalahan khususnya dalam of Mathematics Education. Vol. 2
pembelajaran dengan mendukung (1), pp. 114-121.
penerapan model pembelajaran Krathwohl, D.R. (2002). A Revision of
yang menarik di sekolah. Bloom’s Taxonomy: An
Overview. Journal of Education
4. Peningkatan kemampuan berpikir
Theory Into Practice. Vol. 41(4).
kreatif matematis siswa masih Pp. 212-218
dalam kategori sedang, maka Lestari, K.E & Yudhanegara, W.
diperlukan adanya penelitian lebih (2015). Penelitian Pendidikan
lanjut sehingga peningkatan Matematika. Bandung : Refika
kemampuan berpikir kreatif Aditama
Manurung, E. D. T. (2016).
matematis dapat lebih optimal.
Perbandingan Penerapan Model
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran Mind Mapping
dengan Model Problem Based
Darusman,R. (2014). Penerapan Metode Learning (PBL) dalam Hasil
Mind Mapping (Peta Pikiran) Belajar Siswa.Skripsi Universitas
untuk Meningkatkan Kemampuan Medan.
Berpikir kreatif Matematik Siswa Moma, L. (2015). Pengembangan
SMP.Jurnal Ilmiah Program Instrumen Kemampuan Berpikir
Studi Matematika STKIP Kreatif Matematis untuk Siswa
Siliwangi Bandung, Vol 3(2) pp. SMP.Jurnal Matematika Delta Pi
164-172. dan Pendidikan
Erasanti, P.D. (2016). Perbandingan Matematika.Universitas Pattimura
Peningkatan Kemampuan Ambon.
Berpikir Kritis Matematis dan Purwaningrum, J., P. (2016). Pengaruh
Self-Concept Siswa SMP Antara Problem-Based Learning “What’s
yang Belajar dengan Pendekatan another Way dan Discoveri
Metacognitive Guidance dan Learning Dalam Meningkatkan
Saintifik.Skripsi FPMIPA UPI Kemampuan Berpikir Kreatif
Bandung. Matematis Siswa SMP. Jurnal
Fardah, D.K. (2012). Analisis Proses Edukasi dan Sains Matematika
dan Kemampuan Berpikir Kreatif UNIKU Vol. 2 (2) pp. 53-66.

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 41


JES-MAT, Vol. 5 No.1 Maret 2019

Sani, R.A. 2013. Inovasi Pembelajaran. dan kontekstual: Konsep,


Jakarta: Bumi Aksara. Landasan dan Impelmentasinya
Siregar, S. (2015). Metode Penelitian pada Kurikulum 2013. Jakarta:
Kuantitatif: Dilengkapi Prenadamedia Grup
Perbandingan Perhitungan Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan
Manual & SPSS. Jakarta: Model-model Pembelajaran.
Prenadamedia Grup Bandung: UPI.
Trianto. (2017). Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif

JES-MAT P-ISSN 2460-8904, E-ISSN 2621-4202 42

You might also like