Professional Documents
Culture Documents
1141 3026 1 PB
1141 3026 1 PB
2 Desember 2016
ISSN 2086 – 3918 42
Abstract
Creative thinking ability is the one of important things in mathematics lesson. In developing such creative
thinking ability, teachers must be good at giving ideas and issues which are relatively different from before, so
that we can find something new. The authors formulate the problem: Do the creative thinking abilities of
students who received Creative Problem Solving learning better than students who received conventional
learning?Quasi-experimental research with experimental design (Nonequivalent group pretest-posttest design)
aims to determine students' achievement of creative thinking abilities through Creative Problem Solving. The
benefits of this research are expected to improve the students' creative thinking ability through CPS further in
SMPN 2 South Tarogong. The instrument used in this study is a written test form with a description of the
subject lines and angles. The population was all students of class VIII SMPN 2 South Tarogong; the sample of
the selected class is VII-D and VII-E class. From the analysis of data normality test results of initial tests,
obtained a score in the experimental class was not normal, so the test followed by Mann Whitney test, the gain
was normalized. These results indicate that: (1) The improvement of students’ creative thinking ability who
received Creative Problem Solving learning better than students who received conventional learning, (2) The
improvement of students’ creative thinking ability who received Creative Problem Solving learning included
into the high category, (3) The students’ attitude of the experiment class on the subjects of mathematics and
Creative Problem Solving learning was dominated by a positive attitude.
Keywords: Creative thinking ability, Creative Problem Solving, conventional, experimental methods.
hingga perguruan tinggi, selain itu Hasil dari penelitian ini diharapkan
matematika juga sangat berpengaruh pada bermafaat bagi:
ilmu-ilmu yang lain. Matematika merupakan
salah satu materi yang banyak memuat 1. Peneliti
rumus-rumus yang harus dianalisa secara
Penelitian ini berguna sebagai sarana untuk
baik oleh setiap siswa, namun setiap individu
mendapatkan gambaran kemampuan berpikir
mempunyai keterbatasan kemampuan yang
kreatif siswa yang mendapatkan
berbeda-beda dalam memahami serta dalam
pembelajaran Creative Problem Solving.
menganalisis secara baik unsur-unsur yang
ada didalam rumus-rumus matematika 2. Siswa
tersebut.
a. Dapat meningkatkan kemampuan
Berdasarkan hasil observasi dapat berpikir kreatif siswa melalui model
diidentifikasi bahwa masih banyak siswa yang pembelajaran Creative Problem
mengalami kesulitan dalam mengerjakan Solving dan pembelajaran
soal-soal matematika. Ini dapat dilihat seperti konvensional
masih sering diadakannya remedial untuk
mencapai target ketuntasan materi. Selain itu b. Untuk menumbuhkan dan
dapat dilihat juga dari banyaknya siswa yang mengembangkan minat dan motivasi
mengerjakan soal hanya berdasarkan contoh- siswa dalam mempelajari matematika.
contoh soal yang diberikan.maka, ketika
c. Untuk meningkatkan prestasi belajar
diberikan soal yang berbeda, siswa merasa
siswa dalam pelajaran matematika.
kesulitan untuk mengerjakannya karena
siswa terfokus pada penghafalan rumus- 3. Guru
rumus yang ada sehingga siswa sering lupa
dan tidak mampu menyelesaikan soal-soal a. Dapat dijadikan salah satu model
yang lebih bervariasi. pembelajaran alternatif dalam
pengajaran matematika.
Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah dikemukakan, masalah dalam penelitian b. Guru diharapkan dapat meningkatkan
ini dirumuskan kedalam beberapa pertanyaan kualitas mengajarnya, sehingga dapat
sebagai berikut: menghasilkan murid-murid yang lebih
berkualitas di kemudian hari.
1. Apakah kualitas peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa 4. Calon Pendidik
yang mendapatkan pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) lebih a. Memberikan wawasan mengenai
baik dari siswa yang mendapatkan model pembelajaran Creative Problem
pembelajaran konvensional? Solving dalam pembelajaran
matematika.
2. Bagaimana peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang b. Memperoleh gambaran mengenai
mendapatkan model pembelajaran model-model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) ? matematika yang mendorong siswa
mampu memecahkan masalah
3. Bagaimana sikap siswa terhadap matematika guna memberikan
model pembelajaran Creative Problem kontribusi pengetahuan terhadap diri
Solving (CPS)? calon pendidik.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari Berdasarkan rumusan masalah di atas
hasil penelitian ini adalah : penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut : Peningkatan kemampuan berpikir
EduMa Vol. 5 No. 2 Desember 2016
ISSN 2086 – 3918 44
kreatif siswa yang mendapatkan model CPS bertugas untuk mengarahkan upaya
pembelajaran Creative Problem Solving lebih pemecahan masalah secara kreatif dan
baik daripada siswa yang mendapatkan model menyediakan materi pelajaran atau topik
diskusi yang dapat merangsang siswa
pembelajaran konvensional.
untuk berpikir kreatif dalam memecahkan
masalah (Huda,2013:298).Sintak proses
KAJIAN PUSTAKA CPS berdasarkan kriteria OFPISA model
Obsorn-Parnes (Huda,2013:298).dapat
a. Pengertian Berpikir dilihat sebagai berikut.
Definisi yang sesuai untuk kemahiran Langkah 1 : Objective Finding
berpikir masih diperdebatkan. Karena Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok.
masih banyak orang yang mempunyai Siswa mendiskusikan situasi
pendapat masing-masing. Walaupun permasalahan yang diajukan guru dan
demiukian, secara umum banyak para membrainstorming sejumlah tujuan atau
tokoh yang setuju bahwa berpikir dapat sasaran yang bisa digunakan untuk kerja
dikaitkan dengan proses menggunakan kreatif mereka. Sepanjang proses ini, siswa
pemikiran untuk membuat keputusan dan diharapkan bisa membuat suatu konsensus
menyelesaikan masalah. tentang sasaran yang hendak dicapai oleh
kelompoknya.
b. Berpikir Kreatif Langkah 2 : Fact Finding
Berpikir kreatif adalah berpikir analogis Siswa membrainsorming semua fakta yang
dan metaporis. Para psikolog (dalam mungkin berkaitan dengan sasaran
Rakhmat, 2008:76) ada lima tahap berpikir tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif
kreatif,yaitu: yang dihasilkan oleh siswa. Guru memberi
waktu kepada siswa untuk berefleksi
1) Orientasi: Masalah dirumuskan dan tentang fakta-fakta apa saja yang menurut
aspek-aspek masalah diidentifikasi mereka paling relevan dengan sasaran dan
2) Preparasi: Pikiran berusaha solusi permasalahan.
mengumpulkan sebanyak mungkin Langkah 3 : Problem Finding
informasi yang relevan dengan Salah satu aspek terpenting dari
masalah kreativitas adalah mendefinisikan kembali
3) Inkubasi: Pikiran beristirahat perihal permasalahan agar siswa bisa lebih
sebentar,ketika berbagai pemecahan dekat dengan masalah sehingga
berhadapan dengan jalan buntu. Pada mengemukakannya untuk menemukan
tahap ini, proses pemecahan masalah solusi yang lebih jelas.Salah satu teknik
berlangsung terus dalam jiwa bawah yang yang bisa digunakan adalah
sadar kita. membraintorming beragam cara yang
4) Iluminasi: Masa inkubasi berakhir mungkin dilakukan untuk semakin
ketika pemikir memperoleh semacam memperjelas sebuah masalah.
ilham, serangkaian insight yang Langkah 4 : Idea Finding
memecahkan masalah. Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa
5) Verifikasi: Tahap terakhir untuk didaftar agar bisa melihat kemungkinan
menguji dan secara kritis menilai menjadi solusi atas situasi
pemecahan masalah yang diajukan permasalahan.Ini merupakan langkah
pada tahap keempat. brainstorming yang sangat penting. Setiap
usaha siswa harus diapresiasi sedemikian
c. Model pembelajaran Creative Problem rupa dalam penulisan setiap gagasan,
Solving (CPS) tidak peduli seberapa relevan gagasan
Obsorn (1953/1979) yang pertama kali tersebut akan menjadi solusi. Setelah
memperkenalkan struktur Creative gagasan-gagasan terkumpul, cobalah
Problem Solving (CPS) sebagai metode meluangkan beberapa saat untuk
untuk menyelesaikan masalah secara menyortir mana gagasan yang potensial
kreatif. Menurut Obsorn, hampir semua dan tidak potensial sebagai solusi.
upaya pemecahan masalah selalu Tekniknya adalah evaluasi cepat atas
melibatkan keenam karakteristik tersebut. gagasan-gagasan tersebut untuk
Dalam konteks pembelajaran, CPS juga menghasilkan hasil sortir gagasan yang
melibatkan keenam tahap tersebut untuk sekiranya bisa menjadi pertimbangan
dapat dilakukan oleh siswa. Guru dalam solusi lebih lanjut.
EduMa Vol. 5 No. 2 Desember 2016
ISSN 2086 – 3918 45
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas Dari Tabel 3 diperoleh nilai zhitung sebesar
data tes awal seperti yang diuraikan pada 1,0749 dan ztabel sebesar 1,96, karena zhitung
lampiran D (Uji Liliefors) maka diketahui dari hasil perhitungan berada diluar daerah
data sebagai berikut: penerimaaan Ha maka, Ho diterima.
kriteria peningkatan kelas CPS dan kelas selanjutnya langsung menggunakan Uji Mann
yang mendapatkan pembelajaran Whitney.
konvensional tergolong sedang, dengan
persentase sebagai berikut: b) Uji Mann Whitney
Huda, M. (2013). Model Pengajaran dan Surya,Y. (2008). Pelatihan Guru banda Aceh.
Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka [online]. Tersedia :
Pelajar http://www.yohanessurya.com/activities.p
hp?pid=203&id=47. [8 januari 2015]
Heriawan, Darmajari dan Senjay, (2012).
Metodologi Pembelajaran. Banten : LP3G Zainurie. (2007). Cara Seseorang Memperoleh
(Lembaga Pembinaan dan Pengetahuan dan Implikasinya dalam
Pengembangan Profesi Guru). Pembelajaran Matematika. [online] .
Tersedia :
Leeva. (2011). Creative Problem Solving. http://zainurie.wordpress.com/2007/10/26
[online]. Tersedia. /cara-seseorang-memperoleh-
http://leevanews.com/260/model- pengetahuan-dan-implikasinya-dalam-
pembelajran-creative-problem-solving- pembelajaran-matematika. [8 Januari
cps. [8 januari] 2015].