You are on page 1of 15

JPPM Vol. 10 No.

2 (2017)

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS


PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA II

Lely Lailatus Syarifah


Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang

lelysyarifah@yahoo.com

ABSTRACT
This study aims to analyze the achievement of each indicator that measures the ability of students' mathematical
understanding on the subjects of SMA II mathematics learning. This research is a qualitative descriptive research that
seeks to describe the students' mathematical understanding ability analysis. The subjects of the study were students of
level 3 mathematics education with 1 class consisting of 21 students. Data collection methods used include students'
mathematical comprehension test in SMA II mathematics learning course which includes material of inverse function,
function limit, and derivative. Based on the result of the research, it is concluded that the level of mathematics student's
ability in SMA II mathematics learning course is as follows: There are 3 students who get score below 50, there are 2
students who got score between 51 and 60, there are 7 students who got score between 61 and 70, there are 5 students
who score between 71 and 80, and there are 4 students who score 81 and up. The perfect score was achieved by 3
students on the first question number, 3 students on the second question number, 6 students on the third question
number, 13 students on the fourth question number, and 16 students on the fifth question number.

Keywords: Mathematical Understanding, Mathematics Learning II.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketercapaian setiap indikator yang mengukur kemampuan
pemahaman matematis mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran matematika SMA II. Penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualititatif yang berupaya untuk mendeskripsikan analisis kemampuan
pemahaman matematis mahasiswa. Subjek penelitian adalah mahasiswa pendidikan matematika tingkat 3
sebanyak 1 kelas yang terdiri atas 21 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes
kemampuan pemahaman matematis mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran matematika SMA II yang
meliputi materi fungsi invers, limit fungsi, dan turunan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
tingkat kemampuan mahasiswa matematika pada mata kuliah pembelajaran matematika SMA II adalah
sebagai berikut: Terdapat 3 mahasiswa yang mendapat nilai di bawah 50, terdapat 2 mahasiswa yang
mendapat nilai antara 51 dan 60, terdapat 7 mahasiswa yang mendapat nilai antara 61 dan 70, terdapat 5
mahasiswa yang mendapat nilai antara 71 dan 80, dan terdapat 4 mahasiswa yang mendapat nilai 81 ke
atas. Adapun nilai sempurna diraih oleh 3 mahasiswa pada nomor soal pertama, 3 mahasiswa pada nomor
soal kedua, 6 mahasiswa pada nomor soal ketiga, 13 mahasiswa pada nomor soal keempat, dan 16
mahasiswa pada nomor soal kelima.

Kata kunci: Pemahaman, Pembelajaran Matematika SMA II.

A. PENDAHULUAN
Dasar pertimbangan penelitian ini Belajar merupakan kegiatan suatu tugas dari
adalah kesadaran bahwa peran pendidikan paling sederhana menuju tugas paling sulit
amat menentukan bagi perkembangan yang bersifat hierarkis, guna membantu cara
kualitas sumber daya mahasiswa, terutama berpikir terstruktur.
bagi pembangunan bangsa dan Negara untuk Pembelajaran memiliki karakteristik
dapat bersaing menghadapai tuntutan proses mental dan proses konstruktivisme
perkembangan zaman. Kuswana (2011: 204) dalam membangun pengetahuan (Sagala,
menyatakan bahwa pengertian belajar 2010:63). Proses tersebut merupakan
haruslah sesuai dengan konvensi pada peristiwa mencampur, mencocokkan,
zamannya. Situasi demikian mengharuskan menggabungkan, menukar, dan
kegiatan belajar cocok dengan zamannya. mengurutkan konsep-konsep, persepsi-

57
Lely Lailatus Syarifah

persepsi, dan pengalaman sebelumnya. dengan pemahaman dapat menumbuhkan


Pembelajaran secara sederhana pada kemampuan pemahaman matematik dan
dasarnya adalah melakukan suatu usaha gagasan-gagasan matematik seperti :
eksplorasi dan memindahkan pengetahuan interpreting (menafsirkan), exemplifying
yang bermakna dari sumber belajar untuk (memberikan contoh), classsifying
pengembangan berikutnya. Proses ini (mengklasifikasikan), summarizing
menekankan pada aktivitas pribadi (merangkumkan), inferring (pendugaan),
mahasiswa dan sumber belajar sebagai comparing (membandingkan) dan
penyedia, dibantu dengan media yang explaining (menjelaskan). Berpikir
sesuai. Adapun komponen-komponen matematik dan gagasan inilah yang
penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan untuk meraih manfaat
di perguruan tinggi adalah kemampuan matematika dalam kehidupan sehari – hari
pengajar, kualitas berpikir mahasiswa, sadar sekaligus untuk meningkatkan kemampuan
akan sasaran dan tujuan pembelajaran yang pemahaman berikutnya sehingga secara
hendak dicapai, strategi yang digunakan, terus menerus pemahaman ini akan berperan
dan kondisi pembelajaran yang harus dalam peningkatan pemecahan masalah
diciptakan dengan sasaran guna matematiknya. Seorang pendidik yang
memaksimalkan potensi kualitas berpikir mengajar matematika dapat merangsang
mahasiswa. mahasiswanya untuk mencapai pemahaman,
Anderson dan Krathwohl (2001) salah satunya melalui pendekatan
berpendapat ketika tujuan primer pengajaran kontesktual. Pendekatan ini, penekanan
adalah mempromosikan retensi pengulangan pembelajarannya pada pengkonstruksian
maka fokus objek materi pengajarannya pengetahuan yang dipelajarinya dengan cara
menekankan pada kemampuan ingatan. mengkoneksikan pengetahuan sebelumnya,
Namun ketika tujuan pengajaran bertujuan sehingga ketika mengajarkan topik tertentu
untuk mempromosikan pentransferan/ dapat memberikan indikasi yang dapat
transfer pemindahan, maka bagaimanapun diamati seorang dosen terhadap pemahaman
juga fokus objek materi pembelajarannya yang telah dicapai mahasiswa. Salah satu
menekankan pada lima proses kognitif yang indikasinya adalah tumbuhnya kemampuan
lainnya (pemahaman hingga kreasi). Selain mahasiswa dalam mengkomunikasikan
itu, salah satu katagori utama dari dasar konsep yang dipahami ataupun gagasan –
transfer materi pendidikan di sekolah gagasan matematik serta mampu
menekankan pada pemahaman. a) Agar memecahkan suatu permasalahan
seseorang dapat merasakan manfaat matematika yang dihadapinya sebagai suatu
matematika dalam kehidupan sehari – hari, hasil proses pemahaman gagasan dan
ataupun dalam dunia kerja, maka ketika ia berpikir matematiknya.
belajar matematika, ia harus mencapai Proses-proses pemahaman matematik
pemahaman yang mendalam dan bermakna sejalan dengan apa yang telah
akan matematika. Salah satu sasaran yang dikembangkan oleh Piaget (Ruseffendi,
perlu dicapai siswa untuk memperoleh 1988:133), yaitu mengenai proses seorang
pemahaman yang mendalam dan bermakna anak belajar melalui pengalamannya. Proses
adalah memahami matematika yang pemahaman matematik dalam suatu
dipelajarinya melalui pengkonstruksian kegiatan belajar mengajar dapat
pemahaman pengetahuan yang digambarkan seperti berikut : Menangkap
dipelajarinya. Oleh karena itu, untuk ide yang dipelajari melalui pengamatan yang
memperoleh pemahaman dalam belajar dilakukan. Hal – hal yang dapat diamati
matematika, materi yang dipelajari harus dapat bersumber dari apa yang dilakukan
disesuaikan dengan jenjang atau tingkat sendiri ataupun dari apa yang ditunjukkan
kemampuan berpikir siswa. Pemahaman oleh orang lain. Hasil pengamatan yang
yang diperoleh ketika belajar matematika dilakukan secara berulang – ulang

58
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis

merupakan awal terbentuknya pengetahuan didiskusikan secara menyeluruh dari


peserta didik tentang konsep operasi berbagai konsep/disiplin ilmu, sehingga
penjumlahan, b) Mengkonstruksi mendapatkan pemecahan dari berbagai segi
pengetahuan yang baru dengan skema tinjauan.
pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Matematika bukanlah barang baru
Sebagai contoh, siswa yang belajar bagi manusia. Peran unik sebagai pionir
penjumlahan dan pengurangan bilangan – jalan bagi masa depan teknologi telah
bilangan desimal akan mudah mencapai mengantarnya sebagai ilmu yang wajib
pemahaman apabila siswa telah memiliki hukumnya untuk dipelajari bagi semua
pengetahuan prasyaratnya tentang operasi kalangan manusia. Manusia lebih
penjumlahan bilangan bulat dan mengenalnya sebagai alat bantu untuk
penjumlahan secara bersusun, c) mempermudah kegiatan perhitungan dari
Mengorganisasikan kembali pengetahuan pada sebagai perangkat dalam proses
yang telah terbentuk dengan cara berpikir logis yang dapat bekerja dalam
mengkoneksikan pengetahuan yang lama ranah sosial. Sifat yang strategis tersebut
dengan pengetahuan baru yang telah yang menjadikan matematika sebagai ilmu
terbentuk, disusun, ditata ulang kembali tingkat tinggi yang tidak semua orang
sehingga terbentuk jaringan peta hubungan mudah untuk menguasainya. Alt,
pengetahuan yang baru hasil modifikasi dari Arizmendi, dan Beal (2014) melakukan
jaringan hubungan – hubungan yang lama. penelitian bahwa matematika berkaitan erat
Seperti pada contoh di atas siswa akan dengan bahasa. Pernyataan tersebut berarti
memodifikasi prinsip penjumlahan bilangan bahwa dalam proses kegiatan matematika
bulat untuk digunakan pada penjumlahan memerlukan bagian-bagian yang berbeda
bilangan – bilangan decimal, d) Membangun namun kesemuanya saling menunjang satu
pemahaman pada setiap belajar matematika sama lain untuk mendapatkan suatu produk
akan memperluas pengetahuan matematika matematika yang baik. Pernyataanlah yang
yang dimiliki. Semakin luas pengetahuan menegaskan suatu tahapan dalam kegiatan
tentang ide/gagasan matematik yang matematika dapat menjadi konsisten.
dimiliki semakin bermanfaat dan Berawal dari berbagai pertanyaan, alasan,
memberikan peluang dalam memecahkan dan ide maka diadakanlah suatu
masalah matematik yang dijumpai. penyelidikan yang melibatkan proses kerja
Pembelajaran matematika SMA secara matematis. Tanpa adanya bahasa
merupakan mata kuliah wajib ditempuh oleh baku mustahil didapat kesamaan pandangan
mahasiswa Program Studi Pendidikan dalam memahami suatu permasalahan dan
Matematika di FKIP Universitas menjadikan ide terputus hanya pada satu
Muhammadiyah Tangerang, pembelajaran individu saja. Selain itu, Brownell (2007)
matematika SMA mendapat porsi 6 sks yang menyatakan bahwa matematika dapat
terdiri atas 2 mata kuliah yaitu Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses belajar dan
Matematika SMA dan Pembelajaran memerlukan fokus pada proses belajar
MAtematika SMA II. Secara khusus mata tersebut serta perlu pembelajaran lebih
kuliah pembelajaran matematika SMA mendalam, bukan pada memori atau hafalan.
memerlukan sejumlah materi dasar sebagai Hal ini berarti bahwa matematika bukan
prasyarat. hanya sebagai suatu kata, sifat matematika
Adapun prinsip pembelajaran untuk pun berbentuk kata kerja yang dalam
memperluas pengetahuan matematika yang kegiatannya memiliki kaidah-kaidah
dimiliki dapat dilakukan dengan cara tertentu dalam mengaitkan setiap situasi
melontarkan permasalahan yang sangat untuk memperoleh solusi. Hal yang perlu
kompleks pada mahasiswa, diperhatikan bahwa matematika bukanlah
mendiskusikannya secara berkelompok dari ilmu yang menekankan pada konsep hafalan,
salah satu konsep/disiplin ilmu kemudian melainkan penalaran atau alat bantu berpikir

59
Lely Lailatus Syarifah

bagi manusia. Hal ini senada dengan pembelajaran matematika, terlebih lagi
pendapat Baroody (1993) yang mengatakan sense memperoleh pemahaman matematis
bahwa: matematika merupakan hubungan pada saat pembelajaran, hal tersebut hanya
dari beberapa konten matematika, serta bisa dilakukan melalui pembelajaran dengan
dapat menghubungkan konten tersebut pemahaman. Menurut Hewson dan Thorley
melalui proses komunikasi, penalaran, dan (Ernawati, 2003: 8) pemahaman merupakan
representasi. Johnson dan Rising (dalam konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami
Suherman, 2001: 19) mengatakan: oleh peserta didik sehingga peserta didik
Matematika adalah pola berfikir, pola mengerti apa yang dimaksudkan, mampu
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, menemukan cara untuk mengungkapkan
matematika itu adalah bahasa yang konsepsi tersebut, serta dapat
menggunakan istilah yang didefinisikan mengeksplorasi kemungkinan yang terkait.
dengan cermat, jelas, dan akurat, Tidaklah mudah memahami sesuatu, apalagi
representasinya dengan simbol dan padat, pemahaman matematik. School
lebih berupa bahasa simbol mengenai ide Mathematics Study Group (Sumarmo, 1987:
daripada mengenai bunyi. Reys (dalam 27) merinci aspek pemahaman dalam
Suherman, 2001: 19) mengatakan: perilaku: mengetahui konsep, hukum,
Matematika adalah telaah tentang pola dan prinsip, dan generalisasi matematik,
hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, mengubah bentuk matematika kebentuk
suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. matematika yang lainnya dan mampu
Kline (dalam Suherman, 2001: 20) mengikuti suatu penjelasan. Polya
mengatakan: Matematika itu bukanlah (Sumarmo, 1987: 23) mengemukakan empat
pengetahuan menyendiri yang dapat tingkat pemahaman suatu hukum, yaitu:
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi pertama pemahaman mekanikal diamana
adanya matematika itu terutama untuk seseorang dapat mengingat dan menerapkan
membantu manusia dalam memahami dan suatu hukum secara benar, kedua
menguasai permasalahan sosial, ekonomi, pemahaman induktif dmana seseorang dapat
dan alam. mencobakan hukum itu dalam kasus
Berdasarkan beberapa pendapat para sederhana dan yakin bahwa hukum itu
ahli tersebut, matematika merupakan ilmu berlaku dalam kasus yang serupa, ketiga
pengetahuan tentang pola dan hubungan pemahaman rasional dimana seseorang
yang pembuktiannya bersifat logis, dan dapat membuktikan hukum itu, dan keempat
terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia pemahaman intuitif dimana seseorang telah
yang berhubungan dengan ide, proses, dan yakin akan kebenaran hukum itu tanpa ragu.
penalaran yang berguna untuk membantu Menurut Alfeld (2004) seseorang
manusia dalam memahami dan menguasai memahami matematika maka ia dapat
masalah sosial, ekonomi, dan alam. melakukan hal sebagai berikut: Explain
Pemahaman matematis merupakan mathematical concepts and facts in terms of
dan tujuan dari suatu proses pembelajaran simpler concepts and facts, Easily make
matematika. Pemahaman matematis sebagai logical connections between different facts
suatu tujuan, berarti suatu kemampuan and concepts, Recognize the connection
memahami konsep, membedakan sejumlah when you encounter something new (inside
konsep-konsep yang saling terpisah, serta or outside of mathematics) that's close to the
kemampuan melakukan perhitungan secara mathematics you understand, dan Identify
bermakna pada situasi atau permasalahan- the principles in the given piece of
permasalahan yang lebih luas. Sehingga mathematics that make everything work.
kemampuan pemahaman matematis Dengan demikian pemahaman mempunyai
merupakan suatu kekuatan yang harus tingkat kedalaman yang berbeda, misalnya
diperhatikan dan diperlakukan secara bila seorang ahli matematika mengatakan ia
fungsional dalam proses dan tujuan memahami suatu teori/ konsep matematika,

60
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis

maka berarti ia mengetahui banyak hal akan memahami suatu objek secara
tentang teori/ konsep tersebut. Ia tentu mendalam, maka menurut Michener
mengetahui aspek-aspek pembuktian (Sumarmo, 1987 : 24) ia harus mengenal :
deduktif teori tersebut, selain itu ia tentu (1) Objek itu sendiri, (2) Mengenal relasinya
mengetahui contoh-contoh dan koneksi dengan objek lain yang sejenis, (3)
antara teori itu dengan teori lainnya, ia Mengenal relasinya dengan objek lain yang
mengetahui aplikasi-aplikasi teori tersebut tidak sejenis, (4) Relasi-dual dengan objek
maupun prasyarat-prasyarat untuk lain yang sejenis, (5) Relasi-dual dengan
menggunakan teori itu. Artinya, ahli tersebut objek lain yang tidak sejenis (dengan teori
mengetahui teori matematika secara lain).
mendetail, terperinci hingga sekecil- Skemp (Sumarmo, 1987 : 24-25)
kecilnya. Tetapi, sebaliknya bila seorang menyatakan bahwa pemahaman ada dua
siswa sekolah dasar memahami suatu teori/ jenis, yaitu pemahaman instrumental dan
konsep matematik, maka tentu tingkat pemahaman relasional. Pemahaman
kedalaman pemahamannya tentang teori instrumental suatu konsep matematik berarti
tersebut akan berbeda dengan ahli suatu pemahaman atas membedakan
matematika. sejumlah konsep sebagai pemahaman
Hal tersebut sesuai dengan pendapat konsep yang saling terpisah dan hanya hafal
Polya (Jihad, 2008:167) yang rumus dengan perhitungan sederhana.
mengkategorikan pemahaman menjadi Sedangkan pemahaman relasional berarti
empat, yaitu: pemahaman mekanikal; dapat melakukan perhitungan secara
induktif; rasional; dan intuitif. Seeorang bermakna pada permasalahan-permasalahan
memiliki pemahaman mekanikal, berarti ia yang lebih luas. Pemisahan pemahaman
dapat mengingat dan menerapkan hukum itu tersebut memunculkan pemisahan mengenai
secara benar, dan bila seseorang memiliki pandangan pembelajaran yaitu pertama
pemahaman induktif berarti ia telah learning as knowing yang menganggap
mencobakan hukum itu kedalam kasus bahwa matematika telah dipahami jika
sederhana dan yakin bahwa hukum berlaku peserta didik telah mengetahui dan hafal
untuk kasus-kasus yang serupa. Selanjutnya, konsep-konsep dan terampil menggunkaan
bila sesorang memiliki pemahaman rasional prosedur. Proses pembelajaran yang
berarti ia dapat membuktikan hukum itu, dan dilakukan pendidik yang berpandangan
bila ia telah memiliki pemahaman intuitif seperti ini hanya akan menghasilkan
berarti ia telah yakin hukum itu tanpa ragu- mahasiswa dengan pengetahuan ingatan
ragu, ia dapat dengan segera memberikan yang terpisah-pisah. Sedangkan yang kedua
suatu prediksi yang tepat dan kemudian yaitu learning as understanding yaitu
terbukti kebenarannya. mengetahui saja tidak cukup dan
Menurut Mastie dan Johson (Wanhar, pemahaman matematika telah dicapai
2000), pemahaman terjadi ketika orang mahasiswa jika pengetahuan yang akan
mampu mengenali, menjelaskan dan dicapai dikaitkan dengan pengetahuan yang
menginterpretasikan suatu masalah. Bila sebelumnya dimiliki mahasiswa. Proses
seseorang akan menjelaskan suatu situasi pembelajaran tidak hanya fokus kepada
maka ada tiga aspek kemampuan yang harus mengembangkan pemahaman dan prosedur
diperhatikan untuk memahaminya, yaitu saja, tetapi juga memfasilitasi peserta didik
kemampuan mengenal, kemampuan agar berpikir. Hal tersebut dapat
menjelaskan dan kemampuan untuk menarik diilustrasikan pada gambar berikut ini:
kesimpulan. Sebagai contoh, bila seseorang

61
Lely Lailatus Syarifah

Gambar 1. Dua Jenis Pembelajaran

Gardner (Hiebert dan Carpenter, Carpenter, Skemp (2006) juga membedakan


1992) menyatakan bahwa pemahaman pemahaman matematika dalam dua jenis,
adalah salah satu aspek dasar dalam yaitu pemahaman relasional dan
pembelajaran, sehingga model pembelajaran pemahaman instrumental. Pemahaman
yang digunakan harus memperhatikan relasional didefinisikan sebagai “knowing
persoalan mengenai pemahaman. Bloom what to do and why” dan pemahaman
(Ruseffendi, 1991) menyatakan bahwa instrumental didefinisikan sebagai “rules
terdapat tiga jenis pemahaman: 1) without reasons”. Maksudnya adalah
Pengubahan (translation), yaitu mampu mengetahui apa yang dilakukan dan
mengubah soal kata-kata ke dalam simbol mengapa alasan melakukan hal tersebut, jadi
dan sebaliknya. 2) Pemberian arti mahasiswa bukan sekedar mengerjakan soal
(interpretation), yaitu mampu mengartikan sesuai prosedur saja. Tapi dapat memahami
suatu kesamaan. 3) Pembuatan ekstrapolasi alasannya juga. Sedangkan definisi yang
(extrapolation), misalnya mampu kedua adalah aturan yang tak beralasan.
memperkirakan suatu kecenderungan yang Mengerjakan soal dengan prosedur, namun
tersirat dalam suatu diagram. tidak memahami apa yang dikerjakannya
Sementara itu, Hiebert dan Carpenter tersebut.
(1992) mengklasifikasikan pemahaman Kemudian, Skemp (2006) merevisi
matematis secara dikhotomi antara definisi mengenai kedua pemahaman
pemahaman prosedural dan pemahaman tersebut dan menyertakan jenis pemahaman
konseptual. Pemahaman konseptual yang baru, yang disebut pemahaman formal,
mendukung daya ingat, karena fakta-fakta yaitu:1) Pemahaman instrumental
dan metode yang dipelajari saling terkait, merupakan kemampuan untuk menerapkan
mereka lebih mudah untuk mengingat dan aturan yang tepat pada penyelesaian dari
menggunakannya, serta mereka dapat suatu masalah, tanpa mengetahui mengapa
mengkonstruksi ulang ketika lupa (Hiebert aturan tersebut bekerja. 2) Pemahaman
dan Carpenter, 1992). Pemahaman relasional merupakan kemampuan untuk
prosedural adalah pengetahuan tentang menarik kesimpulan aturan atau prosedur
simbol untuk merepresentasikan ide tertentu dari hubungan matematis yang lebih
matematika serta aturan dan prosedur yang umum. 3) Pemahaman formal merupakan
digunakan untuk menyelesaikan tugas kemampuan untuk menghubungkan simbol
matematika. Sejalan dengan Hiebert dan dan notasi matematis dengan ide-ide

62
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis

matematis yang relevan, dan Pemahaman intuitif, yaitu memperkirakan


mengkombinasikan ide-ide tersebut ke kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-ragu).
dalam rangkaian penalaran logis. Walle (2008:26) menurutnya
Kebanyakan pendidik lebih memilih pemahaman merupakan ukuran kualitas dan
untuk mengajarkan pemahaman kuantitas hubungan suatu ide baru dengan
instrumental, karena mereka beranggapan ide sebelumnya. Berdasarkan prinsip
bahwa pembelajaran matematika yang tersebut, pada diri mahasiswa akan memiliki
menekankan pada pemahaman instrumental tingkat pemahaman yang berbeda secara
relatif lebih mudah. Berdasarkan anggapan kognitif tergantung tingkat kemampuan
ini, Skemp (2006) awal yang dimilikinya. Pemahaman konsep
berpendapat bahwa para guru matematis merupakan syarat mutlak yang
memilih untuk mengajarkan pemahaman harus dikuasai oleh mahasiswa guna
matematis hanya pada level instrumental menunjang perkembangan kemampuan
didasarkan pada salah satu atau beberapa berpikir mereka ke tingkat yang lebih
alasan berikut ini: 1) Pemahaman relasional optimal.
memerlukan waktu yang lebih lama untuk Sudjana (2006: 24) mengungkapkan
mencapainya. 2) Pemahaman relasional bahwa pemahaman dapat dibedakan menjadi
untuk topik-topik tertentu terlalu sulit. 3) tiga kategori, yaitu dari tingkat terendah
Kemampuan relasional dibutuhkan untuk hingga tertinggi adalah pemahaman
digunakan pada pelajaran lainnya (misalnya, terjemahan, pemahaman penafsiran, dan
sains), sebelum dapat dipahami secara pemahaman ekstrapolasi. Pemahaman
relasional dengan skema yang segera terjemahan merupakan kemampuan
tersedia pada siswa. 4) Guru matematika menerjemahkan simbil-simbol matematika.
yang masih pemula cenderung instrumental, Pemahaman penafsiran yakni kemampuan
karena guru-guru lainnya pun seperti itu. menghubungkan informasi-informasi yang
Walaupun pemahaman relasional dinilai telah ada dengan yang diketahui berikutnya
lebih sulit dibandingkan dengan pemahaman untuk mendapatkan suatu pengetahuan baru.
instrumental, tetapi memiliki beberapa Pemahaman ekstrapolasi kemampuan
keuntungan. melihat dibalik yang tertulis,
Skemp (2006) menyatakan bahwa memperkirakan konsekuensi atau dapat
minimal terdapat empat keuntungan dalam memperluas persepsi dalam arti waktu,
pemahaman relasional, antara lain: 1) dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
Pemahaman relasional lebih mudah Sejalan dengan itu Ruseffendi (2006:221)
diadaptasikan pada tugas atau persoalan mengategorikan pemahaman menjadi tiga,
baru. 2) Lebih mudah untuk diingat. 3) yaitu: pengubahan (penerjemahan);
Pemahaman relasional dapat lebih efektif pemberian arti (interpretasi); dan pembuatan
sebagai tujuan, berkaitan dengan poin ekstrapolasi (kemampuan memperkirakan).
selanjutnya, yaitu: 4) Skema relasional Pernyataan Herdy (dalam Suherman,
merupakan hal yang pokok dalam kualitas 2009: 1) menguatkan pendapat para ahli
ilmu pengetahuan. tentang pemahaman, ia berpendapat bahwa
Polya (Meel, 2003) mengidentifikasi ada tiga macam pemahaman matematika
empat tahap dalam pemahaman matematis, yaitu: pengubahan (translation), pemberian
yaitu: 1) Pemahaman mekanikal yang arti (interpretation), dan pembuatan
dicirikan oleh mengingat dan menerapkan ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman
rumus secara rutin dan menghitung secara translasi digunakan untuk menyampaikan
sederhana. 2) Pemahaman induktif, yaitu informasi dengan bahasa dan bentuk yang
menerapkan rumus atau konsep dalam kasus lain dan menyangkut pemberian makna dari
sederhana atau dalam kasus serupa. 3) suatu informasi yang bervariasi. Interpolasi
Pemahaman rasional, yaitu membuktikan digunakan untuk menafsirkan maksud dari
kebenaran suatu rumus dan teorema. 4) bacaan, tidak hanya dengan kata–kata dan

63
Lely Lailatus Syarifah

frase, tetapi juga mencakup pemahaman tersebut, ketiga kemampuan menerapkan


suatu informasi dari sebuah ide. Sedangkan konsep secara algoritma, keempat
ekstrapolasi mencakup estimasi dan prediksi kemampuan memberikan contoh dari
yang didasarkan pada sebuah pemikiran, konsep yang dipelajari, kelima kemampuan
gambaran kondisi dari suatu informasi, juga menyajikan monsep dalam berbagai macam
mencakup pembuatan kesimpulan dengan bentuk representasi matematika, keenam
konsekuensi yang sesuai dengan informasi kemampuan mengaitkan berbagai konsep
jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan internal dan eksternal matematika, dan
(application) yang menggunakan atau ketujuh kemampuan mengembangkan syarat
menerapkan suatu bahan yang sudah perlu atau syarat cukup suatu konsep.
dipelajari dalam situasi baru, yaitu berupa Secara umum, indikator pemahaman
ide teori atau petunjuk teknis. matematika meliputi: mengenal, memahami,
Sedangkan Skemp (Idris, 2009: 37) dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip,
membedakan pemahaman menjadi tiga dan ide matematika. (Sumarmo, 2010:4).
macam, yaitu: instrumental; relasional; dan Pada penelitian ini indikator pemahaman
logis. Pemahaman instrumental merupakan matematis yang digunakan adalah indikator
kemampuan seseorang untuk menggunakan pemahaman menurut Jihad dan Haris
prosedur matematis guna menyelesaikan (2010:149) adalah sebagai berikut:
masalah tanpa mengetahui alasan mengapa a) Kemampuan mengklasifikasikan
prosedur itu digunakan, ia hanya sebatas objek-objek menurut sifat-sifat
mengetahui bagaimana prosedur itu tertentu
digunakan. Pada tahap ini ndividu baru b) Kemampuan menggunakan,
sekadar mengandalkan kemampuan memanfaatkan, dan memilih prosedur
menghafal. Pemahaman relasional atau operasi tertentu
merupakan suatu kemampuan menggunakan c) Kemampuan mengaplikasikan konsep
prosedur matematis dengan penuh kesadaran atau algoritma pemecahan masalah
atas alasan dan penggunaannya. Pada Pentingnya pemahaman konsep
pemahaman tersebut individu telah mampu matematika terlihat dalam tujuan pertama
mengelaborasikan konsep atau prinsip pembelajaran matematika menurut
dengan benar guna menyelesaikan suatu Depdiknas (Perendiknas No.22 tahun 2006),
masalah. Pemahaman logis beranjak dari yaitu memahami konsep matematika,
tindakan atau proses yang menghasilkan menjelaskan antar konsep dan
suatu hasil yang dapat meyakinkan diri mengaplikasikan konsep atau logaritma
sendiri maupun orang lain. Artinya, individu secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
telah mampu membangun sebuah bukti dalam pemecahan masalah. Kemampuan
sebelum ide-ide yang dimilikinya pemahaman matematis sangat penting,
disebarkan secara formal maupun informal, karena disamping menjadi salah satu tujuan
sehigga membuat individu itu merasa yakin pembelajaran matematika, kemampuan
untuk menjelaskan kepada orang lain. Pada pemahaman juga dapat membantu
penelitian ini kemampuan matematis yang mahasiswa untuk tidak hanya sekedar
diteliti dibatasi pada kemampuan menghafal rumus, tetapi dapat mengerti
instrumental dan relasional. benar apa makna dalam pembelajaran
Menurut KillPatrick dan Findell matematika (Pitaloka, 2013).
(Andjung, 2004: 22) mengemukakan bahwa Berkaitan dengan pentingnya
indikator pemahaman matematik antara lain, pemahaman dalam matematika, Sumarmo
yaitu: pertama kemampuan menyatakan (2010) mengatakan tujuan pengembangan
ulang konsep yang telah dipelajari, kedua pembelajaran matematika untuk memenuhi
kemampuan mengklasifikasikan objek- kebutuhan masa kini yaitu pembelajaran
objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya matematika perlu diarahkan untuk
persyaratan yang membentuk konsep pemahaman konsep dan prinsip matematika

64
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis

yang kemudian diperlukan untuk pendengaran, gangguan keseimbangan dan


menyelesaikan masalah matematika, orientasi ruang, body image yang rendah,
masalah dalam disiplin ilmu lain, dan hiperaktif, serta kurang gizi. 2. Lingkungan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. keluarga, masyarakat dan sekolah yang
Russefendi (1988: 123) menyatakan kurang menguntungkan bagi anak akan
bahwa pencapaian pemahaman dalam menghambat perkembangan sosial,
belajar mencerminkan domain cognitive psikologis dan pencapaian prestasi
taxonomy Bloom yang meliputi translation, akademis. 3. Faktor motivasi dan afeksi,
interpretation, dan extrapolation. kedua factor ini dapat dapat memperberat
Translation yaitu kemampuan untuk anak yang mengalami kesulitan belajar, anak
mengubah simbol atau kalimat tanpa yang selalu gagal pada satu atau beberapa
mengubah makna. Interpretation yaitu mata pelajaran cenderung menjadi tidak
kemampuan menafsirkan, menjelaskan, percaya diri, mengabaikan tugas dan rendah
membandingkan, membedakan, dan diri. Sikap ini akan mengurangi motivasi
mempertentangkan makna yang terdapat di belajar dan muncul perasaan-perasaan
dalam simbol verbal maupun non verbal. negative terhadap hal-hal yang berhubungan
Ekstrapolation yaitu kemampuan untuk dengan sekolah. Kegagalan ini dapat
melihat kecenderungan atau arah kelanjutan membentuk pribadi anak menjadi seorang
dari suatu temuan (menghitung). pelajar yang pasif. 4. Kondisi Psikologis,
Untuk mencapai pemahaman kondisi psikologis ini meliputi gangguan
matematis sesuai dengan harapan tentunya perhatian, persepsi visual, persepsi
tidak mudah, ada beberapa faktor yang pendengaran, persepsi motorik,
menghambat pemahaman matematis ketidakmampuan berfikir, dan lambat dalam
dijelaskan Rumini dkk (Irham dan Wiyani, kemampuan berbahasa. Menurut Ahmadi
2013:254) mengemukakan bahwa kesulitan dan Supriyono ( 2013:94), beberapa gejala
belajar merupakan kondisi saat siswa sebagai pertanda adanya kesulitan belajar :
mengalami hambatan-hambatan tertentu 1. Menunjukkan prestasi belajar yang
untuk mengikuti proses pembelajaran dan rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai
mencapai hasil belajar secara optimal. oleh kelompok kelas. 2. Hasil belajar yang
kesulitan belajar yang dialami siswa dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak dilakukan. Ia berusaha keras tetapi nilainya
antara prestasi akademik yang diharapkan selalu rendah. 3. Lambat dalam melakukan
dengan prestasi akademik yang dicapai oleh tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal
siswa pada kenyataannya (prestasi aktual). dengan kawan-kawannya dalam semua hal,
Menurut Kirk dan Gallagher ( 1989:197) misalnya dalam mengerjakan soal-soal,
mengemukakan bahwa terdapat empat dalam menyelesaikan tugas-tugas. 4.
faktor yang menyebabkan siswa mengalami Menunjukkan sikap yang kurang wajar. 5.
kesulitan belajar yaitu: 1. Kondisi fisik, yang Peserta didik menunjukkan tingkah laku
meliputi gangguan visual, gangguan yang berlainan.

B. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini metode yang Pembelajaran Matematika SMA II.
digunakan adalah metode penelitian Penelitian kualitaif merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Sukardi (2008:157) yang digunakan untuk menyelidiki,
menyatakan bahwa peneitian deskriptif menemukan, menggambarkan, dan
merupakan penelitian yang menggambarkan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
aturan atau menginterpretasikan objek pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan,
sesauai dengan apa adanya, dimana peneliti diukur atau digambarkan melalui
ingin mengungkapkan kemampuan pendekatan kuantitaif (Saryono, 2010: 1).
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Peneliti memulai penelitiannya dengan

65
Lely Lailatus Syarifah

mengumpulkan informasi sebanyak Tes yang digunakan dalam penelitian


mungkin dari partisipan, lalu membentuk ini adalah tes soal pemahaman matematis
informasi ini menjadi kategori-kategori atau yang terdiri atas 5 soal essay. Soal tersebut
tema-tema tertentu (Creswell, 2012: 96). mencakup indikator pemahan matematis
Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya yaitu: Kemampuan menggunakan,
mencakup informasi tentang fenomena utama memanfaatkan, dan memilih prosedur atau
yang dieksplorasi dalam penelitian, operasi tertentu, kemampuan
partisipan penelitian, dan lokasi penelitian mengaplikasikan konsep atau algoritma
(Creswell, 2012:258). Penelitian kualitatif pemecahan masalah, dan Kemampuan
digunakan untuk mendapatkan analisis data mengklasifikasikan objek-objek menurut
yang mendalam dan bermakna. Dengan sifat-sifat tertentu.
maksud mendeskripsikan fenomena, dimana Soal pertama untuk mengukur
peneliti mengungkapkan pemahaman kemampuan mahasiswa dalam
matematis mahasiswa dalam mata kuliah menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
pembelajaran matematika SMA II pada prosedur dalam menentukan turunan dari
materi fungsi invers, limit fungsi, dan fungsi invers. Soal nomor dua untuk
turunan. mengukur kemampuan mahasiswa dalam
Penelitian dilakukan di Universitas menentukan fungsi invers. Soal nomor tiga
Muhammadiyah Tangerang, semester genap untuk mengukur kemampuan mahasiswa
tahun 2016-2017. Subjek penelitian adalah dalam mengaplikasikan konsep atau
mahasiswa Program Studi Pendidikan algoritma pemecahan masalah dalam
Matematika Universitas Muhammadiyah menentukan limit fungsi trigonometri. Soal
Tangerang tingkat tiga sebanyak 1 kelas yang nomor empat untuk mengukur kemampuan
terdiri dari 21 mahasiswa. Metode mahasiswa dalam menentukan nilai dari
pengumpulan data yang digunakan meliputi: fungsi naik. Soal nomor lima untuk
(1) tes kemampuan pemahaman matematis; mengukur kemampuan mahasiswa dalam
(2) observasi; (3) wawancara; dan (4) menentukan nilai dari nilai maksimum suatu
dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan fungsi.
pada bulan Januari - April 2017.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah menganalisa data yang yang mendapat nilai antara 61 dan 70,
diperoleh dapat diketahui skor pemahaman terdapat 5 mahasiswa yang mendapat nilai
matematis sebagai berikut: Terdapat 3 antara 71 dan 80, dan terdapat 4 mahasiswa
mahasiswa yang mendapat nilai di bawah yang mendapat nilai 81 ke atas. Nilai
50, terdapat 2 mahasiswa yang mendapat pemahaman matematis dari setiap indikator
nilai antara 51 dan 60, terdapat 7 mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Ketercapaian Setiap Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No. Rata-rata
Kemampuan yang diukur Skor Maksimal Ketercapaian (%)
Soal skor
Mahasiswa mampu
menggunakan,
1 memanfaatkan, dan memilih 10 20 50
prosedur dalam menentukan
turunan dari fungsi invers
Mahasiswa dapat
2 13 20 65
menentukan fungsi invers
Mahasiswa dapat
3 mengaplikasikan konsep 11 20 57
atau algoritma pemecahan

66
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis

masalah dalam menentukan


limit fungsi trigonometri
Mahasiswa dapat
4 menentukan nilai dari fungsi 16 20 80
naik
Mahasiswa dapat
5 menentukan nilai dari nilai 18 20 90
maksimum suatu fungsi

Berdasarkan hasil analisa data yang sudah baik karena mahasiswa sudah
terdapat pada Tabel 2 dapat diperlihatkan memahami bahwa utuk fungsi naik dan
bahwa kemampuan mahasiswa dalam menentukan nilai maksimum ada sifat-sifat
menggunakan, memanfaatkan, dan memilih tertentu yang harus diketahui dan dipenuhi
prosedur atau operasi tertentu yang sebelum mengerjakan soal.
ditunjukkan nomor soal 1 dan 2 adalah 50% Berdasarkan hasil penelitian di atas,
dan 65%. Ini menunjukkan bahwa secara pemahaman matematis mahasiswa masih
keseluruhan untuk indikator tersebut rata- kurang dari nilai yang ditentukan yaitu 70.
rata belum mencapai 70%. Pada nomor soal Pada materi turunan dari fungsi invers, pada
pertama kemampuan yang diukur adalah umumnya mahasiswa mengalami kesulitan
mahasiswa mampu menggunakan, dalam memilih prosedur atau operasi apa
memanfaatkan, dan memilih prosedur dalam yang akan diselesaikan terlebih dulu. Dalam
menentukan turunan dari fungsi invers, rata- menganalisis soal nomor satu, mahasiswa
rata mahasiswa keliru tidak menuliskan ada yang keliru mengenai simbol atau notasi
rumus dalam menyelesaikan soal, dari soal tersebut, notasi yang dimaksud
mahasiswa salah menggunakan rumus, adalah notasi turunan. Ada pula mahasiswa
mahasiswa salah dalam perhitungan yang yang menyangka bahwa notasi dari turunan
dilakukan. tersebut merupakan simbol atau notasi
Mahasiswa tidak dapat menggunakan fungsi invers, sehingga jawaban yang
rumus yang dipakai dan tidak dapat diminta tidak sesuai dengan jawaban yang
melakukan operasi hitung. Pada soal nomor diberikan. Tidak seperti pada soal
dua kemampuan yang diukur adalah sebelumnya, pada soal nomor dua yaitu
mahasiswa dapat menentukan fungsi invers, mengenai materi fungsi invers, mahasiswa
kebanyakan mahasiswa masih rendah lebih memahami prosedur apa yang harus
pemahaman mahasiswa pada materi digunakan dalam menyelesaikan soal
prasyarat mengenai konsep fungsi. Untuk tersebut. Pada materi limit fungsi
indikator yang kedua yaitu kemampuan trigonometri pada soal nomor tiga, beberapa
mengaplikasikan konsep atau algoritma mahasiswa masih belum memahami
pemecahan masalah yang ditunjukkan oleh algoritma dari limit trigonometri dan
nomor soal 3 hanya mencapai 57%, beberapa mahasiswa salah menghitung di
kekeliruan mahasiswa dalam mengerjakan akhir penyelesaian. Hal ini berarti masih ada
soal dengan indikator ini adalah pada saat mahasiswa yang keliru mengenai operasi
menentukan konsep dalam menentukan limit hitung penjumlahan, pengurangan,
trigonometri, mahasiswa pada umumnya perkalian, dan pembagian. Pada soal nomor
keliru mengenai aturan dari limit empat dan lima yaitu mahasiswa diminta
trigonometri. Indikator yang ketiga yaitu untuk menentukan nilai dari fungsi naik dan
Kemampuan mengklasifikasikan objek- menentukan nilai maksimum dari suatu
objek menurut sifat-sifat tertentu yang fungsi mencapai 80% dan 90%, ini berarti
ditunjukkan olen nomor soal 4 dan 5 hampir semua mahasiswa dapat memahami
mencapai 80 % da 90%, ketercapaian ini sifat-sifat dari fungsi tersebut dan

67
Lely Lailatus Syarifah

memahami konsep tersebut. pemahaman matematis mahasiswa adalah


Adapun hasil statistika kemampuan sebagai berikut:
Tabel 3. Statistika dari Pemahaman Matematis Mahasiswa
Statistika Hasil
Jumlah sampel 21
Mean 68,5
Median 65
Modus 65
Varians 175,56
Simpangan baku 13,24

Berdasarkan Tabel 2 dapat dapat turunan. Pemahaman matematis mahasiswa


dilihat hasil uji statistika, bahwa nilai rata- yang paling tinggi adalah pada indikator yang
rata dengan jumlah sampel 21 mahasiswa ketiga yaitu kemampuan mengklasifikasikan
pada kelas uji adalah 65, dengan median objek-objek menurut sifat-sifat tertentu yang
sebesar 65, dan modus sebesar 65. Dapat ditunjukkan olen nomor soal 4 dan 5 yaitu
dilihat bahwa skor mahasiswa yang paling mengenai materi turunan. Sedangkan
banyak yaitu 65 berada di bawah skor rata- pemahaman matematis mahasiswa yang
rata yaitu 68,5. Dengan nilai varians 175,56 paling rendah adalah pada indikator pertama
dan simpangan baku sebesar 13,24. yaitu kemampuan mahasiswa dalam
Berdasarkan hasil analisis data yang menggunakan, memanfaatkan, dan memilih
dilakukan, peneliti menganalisis prosedur atau operasi tertentu pada soal
kemampuan pemahaman matematis nomor 1 yaitu mengenai materi fungsi
mahasiswa berdasarkan indikator pada invers.
materi fungsi invers, limit fungsi, dan

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Sesuai dengan hasil analisa data bahwa dan 16 mahasiswa pada nomor soal kelima.
tingkat pemahaman matematis mahasiswa Dengan nilai rata-rata 68,5. Berdasarkan
dalam mata kuliah pembelajaran matematika kesimpulan tersebut, maka saran yang dapat
SMA II dapat disimpulkan sebagai berikut: dikemukakan adalah:
Terdapat 3 mahasiswa yang mendapat nilai 1. Pembelajaran di kelas hendaknya
di bawah 50, terdapat 2 mahasiswa yang terjadi interaksi karena interaksi kelas
mendapat nilai antara 51 dan 60, terdapat 7 merupakan lahan subur untuk
mahasiswa yang mendapat nilai antara 61 mengeksplor pemahaman mahasiswa
dan 70, terdapat 5 mahasiswa yang agar lebih berkembang.
mendapat nilai antara 71 dan 80, dan 2. Pengembangan proses berpikir
terdapat 4 mahasiswa yang mendapat nilai mahasiswa tidak hanya dapat melalui
81 ke atas, adapun untuk rata-rata secara penerapan strategi atau model
keseluruhan adalah 68,5. Nilai sempurna pembelajaran yang relevan, tetapi
diraih oleh 3 mahasiswa pada nomor soal juga pengayaan bahan ajar yang dapat
pertama, 3 mahasiswa pada nomor soal mengembangkan kemampuan
kedua, 6 mahasiswa pada nomor soal ketiga, berpikir mahasiswa.
13 mahasiswa pada nomor soal keempat,

68
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Supriyono, W. 2013. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri


Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Alfeld, P. 2004. Understanding Jakarta: Direktorat Jenderal
Mathematics. Utah: Departemen of Manajemen Pendidikan Dasar dan
Mathematics. University of Utah. Menengah.
Tersedia: http:/www math utah edu/-
alfeld/math html. (Diakses 14 Juli 2017). Ernawati. 2003. Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika
Alt, Mary. Genesisi D. Arizmendi. Carole R. Siswa SMU Melalui Pembelajaran
Beal. 2014. The Relation between Berbasis Masalah. Skripsi FMIPA
Mathematics Languange: “Academic UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Implications Children with Specific
Languange Impairment and English Hiebert, J., Carpenter, T. P. 1992. Learning
Languane Learners.” Languange, and Teaching with Understanding.
Speech, And Hearing Service in Dalam D. A. Grows (Ed.), Handbook
School, Vol. 45: 220-233. of Research on Mathematics
Teaching and Learning. New York:
Anderson dan Krathwohl. 2001. The Macmillan Publishing Company.
Cognitive Process Dimension of The
Revised Version of Bloom’s Idris, N. 2009. “Enhanching Student,
Taxonomy in The Cognitive Domain. Understading In Calculus Trough
The Lost Journal of Ven Polypheme. Writing”. International Electronic
Tersedia: Journal of Mathemathics Education.
http://www.enpolypheme.com/bloom 4, (1). 36-56.
.htm. (Diakses 13 Juli 2017).
Irham, M dan Wiyani.A.N. 2013. Psikologi
Andjung, Sekar. 2004. Meningkatkan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Pemahan dan Penalaran Siswa
Melalui Model Pembelajaran Jihad, A. 2008. Pengembangan Kurikulum
Berbasis Masalah. Skrpsi FMIPA UPI Matematika. Yogyakarka: Multi
Bandung: Tidak diterbitkan. Pressindo

Baroody, Arthur. 1993. Problem Solving, Jihad, A. dan Haris. 2010. Evaluasi
Reasoning, and Communicating. New Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
York: Macmillan Publishing Pressindo
Company.
Kastberg, S. E. 2002. Understanding
Brownell, William A. 2007. “The Mathematical Concepts: The Case of
Progressive Nature of Learning in The Logarithmic Function. Disertasi
Mathematics.” Mathematics Doktor Universitas Georgia. Georgia.
Teachers, Vol. 100: 26-34.
Kirk, A. Samuel & Gallagher, J. James.
Creswell, John W. 2012. Research Design 1989. Educating Exceptional
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Children. Boston : Houghton Mifflin
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Company.
Pelajar.
Kuswana, WS. 2011. Taksonomi Berpikir.

69
Lely Lailatus Syarifah

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mathematics Teaching. Journal


Mathematics Teaching in the Middle
Meel, David. E. 2003. Models And Theories School, 12 (2), h. 88-95. Tersedia
Of Mathematical Understanding: http:// www.nctm.org/ publication/
Comparingpirie And Kieren’s Models article. Aspx?id=20558. Diakses 13
Of The Growth Of Mathematical Juli 2017.
Understanding And Apos Theory.
Journal of CBMS Issues in Sudjana. 2006. Metoda Statistika. Bandung:
Mathematics Education, vol. 12. Tarsito
Washington: AMS.
Suherman, E, dkk. 2001. Common Textbook
NCTM. 2000. Principles and Standards for Strategi Pembelajaran Matematika
School Mathematics. Reston, VA: Kontemporer. Bandung: JICA UPI
The National Council of Teachers of Bandung.
Mathematics, Inc.
Suherman. 2009. Perbedaan Hasil Belajar
Pitaloka, Y.D. 2013. Keefektifan Model antara Penggunaan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Kontekstual dengan Pendekatan
Indonesia terhadap Kemampuan Konvensional terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika. Inkuiri Matematika Siswa. Skripsi
Unnes Journal of Mathematics pada FKIP Unswagati. Cirebon: Tidak
Education, 1(2): 1-8. diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar Kepada Sukardi. 2008. Metodelogi Penelitian


Membantu Guru mengembangkan Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta
Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk Meningkatkan Sumarmo, U. 2010. Berfikir dan Disposisi
CBSA. Bandung : Tarsito. Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan Pada
Ruseffendi, E.T. 1991. Penilaian Peserta Didik, Jurnal FMIPA UPI
Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Bandung
Khususnya dalam Pengajaran
Matematika untuk Guru dan Calon
Guru. Bandung: Diktat. Sumarmo, U. 2010. Berfikir dan Disposisi
Matematik: Apa, Mengapa, dan
Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar Kepada Bagaimana dikembangkan pada
Membantu Guru Mengembangkan Peserta Didik. Tersedia di
Potensinya dalam Pengajaran http://id.scribd.com/doc/76353753/B
Matematika untuk CBSA. Bandung: erfikir-dan-Disposisi-Matematik-
JICA Utari [diakses 05-07-2017].

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Sumarmo, Utari. 1987. Kemampuan
Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Pemahaman dan Penalaran
Matematika Siswa SMU Dikaitkan
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian dengan Kemampuan Penalaran Logik
Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Siswa dan Beberapa Unsur Prose
Yogyakarta: Nuha Medika. Belajar Mengajar. Disertasi
Pascasarjana UPI Bnadung: Tidak
Skemp, R. 2006. Relational understanding diterbitkan.
and instrumental understanding.

70
Pengaruh Model Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis

Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Walle, J.A.V.D. 2008. Matematika Sekolah


Dasar dan Menengah Pengembangan
Pengajaran. Jakarta: Erlangga.

Wanhar. 2000. Hubungan antara Konsep


Matematika Siswa dengan
Kemampuan Menyelesaikan Soal-
Soal Fisika. Tesis UPI Bandung.
Bandung : . Tidak diterbitkan.

71

You might also like