Professional Documents
Culture Documents
2 (2017)
lelysyarifah@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to analyze the achievement of each indicator that measures the ability of students' mathematical
understanding on the subjects of SMA II mathematics learning. This research is a qualitative descriptive research that
seeks to describe the students' mathematical understanding ability analysis. The subjects of the study were students of
level 3 mathematics education with 1 class consisting of 21 students. Data collection methods used include students'
mathematical comprehension test in SMA II mathematics learning course which includes material of inverse function,
function limit, and derivative. Based on the result of the research, it is concluded that the level of mathematics student's
ability in SMA II mathematics learning course is as follows: There are 3 students who get score below 50, there are 2
students who got score between 51 and 60, there are 7 students who got score between 61 and 70, there are 5 students
who score between 71 and 80, and there are 4 students who score 81 and up. The perfect score was achieved by 3
students on the first question number, 3 students on the second question number, 6 students on the third question
number, 13 students on the fourth question number, and 16 students on the fifth question number.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketercapaian setiap indikator yang mengukur kemampuan
pemahaman matematis mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran matematika SMA II. Penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualititatif yang berupaya untuk mendeskripsikan analisis kemampuan
pemahaman matematis mahasiswa. Subjek penelitian adalah mahasiswa pendidikan matematika tingkat 3
sebanyak 1 kelas yang terdiri atas 21 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes
kemampuan pemahaman matematis mahasiswa pada mata kuliah pembelajaran matematika SMA II yang
meliputi materi fungsi invers, limit fungsi, dan turunan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
tingkat kemampuan mahasiswa matematika pada mata kuliah pembelajaran matematika SMA II adalah
sebagai berikut: Terdapat 3 mahasiswa yang mendapat nilai di bawah 50, terdapat 2 mahasiswa yang
mendapat nilai antara 51 dan 60, terdapat 7 mahasiswa yang mendapat nilai antara 61 dan 70, terdapat 5
mahasiswa yang mendapat nilai antara 71 dan 80, dan terdapat 4 mahasiswa yang mendapat nilai 81 ke
atas. Adapun nilai sempurna diraih oleh 3 mahasiswa pada nomor soal pertama, 3 mahasiswa pada nomor
soal kedua, 6 mahasiswa pada nomor soal ketiga, 13 mahasiswa pada nomor soal keempat, dan 16
mahasiswa pada nomor soal kelima.
A. PENDAHULUAN
Dasar pertimbangan penelitian ini Belajar merupakan kegiatan suatu tugas dari
adalah kesadaran bahwa peran pendidikan paling sederhana menuju tugas paling sulit
amat menentukan bagi perkembangan yang bersifat hierarkis, guna membantu cara
kualitas sumber daya mahasiswa, terutama berpikir terstruktur.
bagi pembangunan bangsa dan Negara untuk Pembelajaran memiliki karakteristik
dapat bersaing menghadapai tuntutan proses mental dan proses konstruktivisme
perkembangan zaman. Kuswana (2011: 204) dalam membangun pengetahuan (Sagala,
menyatakan bahwa pengertian belajar 2010:63). Proses tersebut merupakan
haruslah sesuai dengan konvensi pada peristiwa mencampur, mencocokkan,
zamannya. Situasi demikian mengharuskan menggabungkan, menukar, dan
kegiatan belajar cocok dengan zamannya. mengurutkan konsep-konsep, persepsi-
57
Lely Lailatus Syarifah
58
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
59
Lely Lailatus Syarifah
bagi manusia. Hal ini senada dengan pembelajaran matematika, terlebih lagi
pendapat Baroody (1993) yang mengatakan sense memperoleh pemahaman matematis
bahwa: matematika merupakan hubungan pada saat pembelajaran, hal tersebut hanya
dari beberapa konten matematika, serta bisa dilakukan melalui pembelajaran dengan
dapat menghubungkan konten tersebut pemahaman. Menurut Hewson dan Thorley
melalui proses komunikasi, penalaran, dan (Ernawati, 2003: 8) pemahaman merupakan
representasi. Johnson dan Rising (dalam konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami
Suherman, 2001: 19) mengatakan: oleh peserta didik sehingga peserta didik
Matematika adalah pola berfikir, pola mengerti apa yang dimaksudkan, mampu
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, menemukan cara untuk mengungkapkan
matematika itu adalah bahasa yang konsepsi tersebut, serta dapat
menggunakan istilah yang didefinisikan mengeksplorasi kemungkinan yang terkait.
dengan cermat, jelas, dan akurat, Tidaklah mudah memahami sesuatu, apalagi
representasinya dengan simbol dan padat, pemahaman matematik. School
lebih berupa bahasa simbol mengenai ide Mathematics Study Group (Sumarmo, 1987:
daripada mengenai bunyi. Reys (dalam 27) merinci aspek pemahaman dalam
Suherman, 2001: 19) mengatakan: perilaku: mengetahui konsep, hukum,
Matematika adalah telaah tentang pola dan prinsip, dan generalisasi matematik,
hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, mengubah bentuk matematika kebentuk
suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. matematika yang lainnya dan mampu
Kline (dalam Suherman, 2001: 20) mengikuti suatu penjelasan. Polya
mengatakan: Matematika itu bukanlah (Sumarmo, 1987: 23) mengemukakan empat
pengetahuan menyendiri yang dapat tingkat pemahaman suatu hukum, yaitu:
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi pertama pemahaman mekanikal diamana
adanya matematika itu terutama untuk seseorang dapat mengingat dan menerapkan
membantu manusia dalam memahami dan suatu hukum secara benar, kedua
menguasai permasalahan sosial, ekonomi, pemahaman induktif dmana seseorang dapat
dan alam. mencobakan hukum itu dalam kasus
Berdasarkan beberapa pendapat para sederhana dan yakin bahwa hukum itu
ahli tersebut, matematika merupakan ilmu berlaku dalam kasus yang serupa, ketiga
pengetahuan tentang pola dan hubungan pemahaman rasional dimana seseorang
yang pembuktiannya bersifat logis, dan dapat membuktikan hukum itu, dan keempat
terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia pemahaman intuitif dimana seseorang telah
yang berhubungan dengan ide, proses, dan yakin akan kebenaran hukum itu tanpa ragu.
penalaran yang berguna untuk membantu Menurut Alfeld (2004) seseorang
manusia dalam memahami dan menguasai memahami matematika maka ia dapat
masalah sosial, ekonomi, dan alam. melakukan hal sebagai berikut: Explain
Pemahaman matematis merupakan mathematical concepts and facts in terms of
dan tujuan dari suatu proses pembelajaran simpler concepts and facts, Easily make
matematika. Pemahaman matematis sebagai logical connections between different facts
suatu tujuan, berarti suatu kemampuan and concepts, Recognize the connection
memahami konsep, membedakan sejumlah when you encounter something new (inside
konsep-konsep yang saling terpisah, serta or outside of mathematics) that's close to the
kemampuan melakukan perhitungan secara mathematics you understand, dan Identify
bermakna pada situasi atau permasalahan- the principles in the given piece of
permasalahan yang lebih luas. Sehingga mathematics that make everything work.
kemampuan pemahaman matematis Dengan demikian pemahaman mempunyai
merupakan suatu kekuatan yang harus tingkat kedalaman yang berbeda, misalnya
diperhatikan dan diperlakukan secara bila seorang ahli matematika mengatakan ia
fungsional dalam proses dan tujuan memahami suatu teori/ konsep matematika,
60
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
maka berarti ia mengetahui banyak hal akan memahami suatu objek secara
tentang teori/ konsep tersebut. Ia tentu mendalam, maka menurut Michener
mengetahui aspek-aspek pembuktian (Sumarmo, 1987 : 24) ia harus mengenal :
deduktif teori tersebut, selain itu ia tentu (1) Objek itu sendiri, (2) Mengenal relasinya
mengetahui contoh-contoh dan koneksi dengan objek lain yang sejenis, (3)
antara teori itu dengan teori lainnya, ia Mengenal relasinya dengan objek lain yang
mengetahui aplikasi-aplikasi teori tersebut tidak sejenis, (4) Relasi-dual dengan objek
maupun prasyarat-prasyarat untuk lain yang sejenis, (5) Relasi-dual dengan
menggunakan teori itu. Artinya, ahli tersebut objek lain yang tidak sejenis (dengan teori
mengetahui teori matematika secara lain).
mendetail, terperinci hingga sekecil- Skemp (Sumarmo, 1987 : 24-25)
kecilnya. Tetapi, sebaliknya bila seorang menyatakan bahwa pemahaman ada dua
siswa sekolah dasar memahami suatu teori/ jenis, yaitu pemahaman instrumental dan
konsep matematik, maka tentu tingkat pemahaman relasional. Pemahaman
kedalaman pemahamannya tentang teori instrumental suatu konsep matematik berarti
tersebut akan berbeda dengan ahli suatu pemahaman atas membedakan
matematika. sejumlah konsep sebagai pemahaman
Hal tersebut sesuai dengan pendapat konsep yang saling terpisah dan hanya hafal
Polya (Jihad, 2008:167) yang rumus dengan perhitungan sederhana.
mengkategorikan pemahaman menjadi Sedangkan pemahaman relasional berarti
empat, yaitu: pemahaman mekanikal; dapat melakukan perhitungan secara
induktif; rasional; dan intuitif. Seeorang bermakna pada permasalahan-permasalahan
memiliki pemahaman mekanikal, berarti ia yang lebih luas. Pemisahan pemahaman
dapat mengingat dan menerapkan hukum itu tersebut memunculkan pemisahan mengenai
secara benar, dan bila seseorang memiliki pandangan pembelajaran yaitu pertama
pemahaman induktif berarti ia telah learning as knowing yang menganggap
mencobakan hukum itu kedalam kasus bahwa matematika telah dipahami jika
sederhana dan yakin bahwa hukum berlaku peserta didik telah mengetahui dan hafal
untuk kasus-kasus yang serupa. Selanjutnya, konsep-konsep dan terampil menggunkaan
bila sesorang memiliki pemahaman rasional prosedur. Proses pembelajaran yang
berarti ia dapat membuktikan hukum itu, dan dilakukan pendidik yang berpandangan
bila ia telah memiliki pemahaman intuitif seperti ini hanya akan menghasilkan
berarti ia telah yakin hukum itu tanpa ragu- mahasiswa dengan pengetahuan ingatan
ragu, ia dapat dengan segera memberikan yang terpisah-pisah. Sedangkan yang kedua
suatu prediksi yang tepat dan kemudian yaitu learning as understanding yaitu
terbukti kebenarannya. mengetahui saja tidak cukup dan
Menurut Mastie dan Johson (Wanhar, pemahaman matematika telah dicapai
2000), pemahaman terjadi ketika orang mahasiswa jika pengetahuan yang akan
mampu mengenali, menjelaskan dan dicapai dikaitkan dengan pengetahuan yang
menginterpretasikan suatu masalah. Bila sebelumnya dimiliki mahasiswa. Proses
seseorang akan menjelaskan suatu situasi pembelajaran tidak hanya fokus kepada
maka ada tiga aspek kemampuan yang harus mengembangkan pemahaman dan prosedur
diperhatikan untuk memahaminya, yaitu saja, tetapi juga memfasilitasi peserta didik
kemampuan mengenal, kemampuan agar berpikir. Hal tersebut dapat
menjelaskan dan kemampuan untuk menarik diilustrasikan pada gambar berikut ini:
kesimpulan. Sebagai contoh, bila seseorang
61
Lely Lailatus Syarifah
62
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
63
Lely Lailatus Syarifah
64
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
B. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini metode yang Pembelajaran Matematika SMA II.
digunakan adalah metode penelitian Penelitian kualitaif merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Sukardi (2008:157) yang digunakan untuk menyelidiki,
menyatakan bahwa peneitian deskriptif menemukan, menggambarkan, dan
merupakan penelitian yang menggambarkan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
aturan atau menginterpretasikan objek pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan,
sesauai dengan apa adanya, dimana peneliti diukur atau digambarkan melalui
ingin mengungkapkan kemampuan pendekatan kuantitaif (Saryono, 2010: 1).
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Peneliti memulai penelitiannya dengan
65
Lely Lailatus Syarifah
66
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
Berdasarkan hasil analisa data yang sudah baik karena mahasiswa sudah
terdapat pada Tabel 2 dapat diperlihatkan memahami bahwa utuk fungsi naik dan
bahwa kemampuan mahasiswa dalam menentukan nilai maksimum ada sifat-sifat
menggunakan, memanfaatkan, dan memilih tertentu yang harus diketahui dan dipenuhi
prosedur atau operasi tertentu yang sebelum mengerjakan soal.
ditunjukkan nomor soal 1 dan 2 adalah 50% Berdasarkan hasil penelitian di atas,
dan 65%. Ini menunjukkan bahwa secara pemahaman matematis mahasiswa masih
keseluruhan untuk indikator tersebut rata- kurang dari nilai yang ditentukan yaitu 70.
rata belum mencapai 70%. Pada nomor soal Pada materi turunan dari fungsi invers, pada
pertama kemampuan yang diukur adalah umumnya mahasiswa mengalami kesulitan
mahasiswa mampu menggunakan, dalam memilih prosedur atau operasi apa
memanfaatkan, dan memilih prosedur dalam yang akan diselesaikan terlebih dulu. Dalam
menentukan turunan dari fungsi invers, rata- menganalisis soal nomor satu, mahasiswa
rata mahasiswa keliru tidak menuliskan ada yang keliru mengenai simbol atau notasi
rumus dalam menyelesaikan soal, dari soal tersebut, notasi yang dimaksud
mahasiswa salah menggunakan rumus, adalah notasi turunan. Ada pula mahasiswa
mahasiswa salah dalam perhitungan yang yang menyangka bahwa notasi dari turunan
dilakukan. tersebut merupakan simbol atau notasi
Mahasiswa tidak dapat menggunakan fungsi invers, sehingga jawaban yang
rumus yang dipakai dan tidak dapat diminta tidak sesuai dengan jawaban yang
melakukan operasi hitung. Pada soal nomor diberikan. Tidak seperti pada soal
dua kemampuan yang diukur adalah sebelumnya, pada soal nomor dua yaitu
mahasiswa dapat menentukan fungsi invers, mengenai materi fungsi invers, mahasiswa
kebanyakan mahasiswa masih rendah lebih memahami prosedur apa yang harus
pemahaman mahasiswa pada materi digunakan dalam menyelesaikan soal
prasyarat mengenai konsep fungsi. Untuk tersebut. Pada materi limit fungsi
indikator yang kedua yaitu kemampuan trigonometri pada soal nomor tiga, beberapa
mengaplikasikan konsep atau algoritma mahasiswa masih belum memahami
pemecahan masalah yang ditunjukkan oleh algoritma dari limit trigonometri dan
nomor soal 3 hanya mencapai 57%, beberapa mahasiswa salah menghitung di
kekeliruan mahasiswa dalam mengerjakan akhir penyelesaian. Hal ini berarti masih ada
soal dengan indikator ini adalah pada saat mahasiswa yang keliru mengenai operasi
menentukan konsep dalam menentukan limit hitung penjumlahan, pengurangan,
trigonometri, mahasiswa pada umumnya perkalian, dan pembagian. Pada soal nomor
keliru mengenai aturan dari limit empat dan lima yaitu mahasiswa diminta
trigonometri. Indikator yang ketiga yaitu untuk menentukan nilai dari fungsi naik dan
Kemampuan mengklasifikasikan objek- menentukan nilai maksimum dari suatu
objek menurut sifat-sifat tertentu yang fungsi mencapai 80% dan 90%, ini berarti
ditunjukkan olen nomor soal 4 dan 5 hampir semua mahasiswa dapat memahami
mencapai 80 % da 90%, ketercapaian ini sifat-sifat dari fungsi tersebut dan
67
Lely Lailatus Syarifah
68
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
DAFTAR PUSTAKA
Baroody, Arthur. 1993. Problem Solving, Jihad, A. dan Haris. 2010. Evaluasi
Reasoning, and Communicating. New Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
York: Macmillan Publishing Pressindo
Company.
Kastberg, S. E. 2002. Understanding
Brownell, William A. 2007. “The Mathematical Concepts: The Case of
Progressive Nature of Learning in The Logarithmic Function. Disertasi
Mathematics.” Mathematics Doktor Universitas Georgia. Georgia.
Teachers, Vol. 100: 26-34.
Kirk, A. Samuel & Gallagher, J. James.
Creswell, John W. 2012. Research Design 1989. Educating Exceptional
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Children. Boston : Houghton Mifflin
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Company.
Pelajar.
Kuswana, WS. 2011. Taksonomi Berpikir.
69
Lely Lailatus Syarifah
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Sumarmo, Utari. 1987. Kemampuan
Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Pemahaman dan Penalaran
Matematika Siswa SMU Dikaitkan
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian dengan Kemampuan Penalaran Logik
Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Siswa dan Beberapa Unsur Prose
Yogyakarta: Nuha Medika. Belajar Mengajar. Disertasi
Pascasarjana UPI Bnadung: Tidak
Skemp, R. 2006. Relational understanding diterbitkan.
and instrumental understanding.
70
Pengaruh Model Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis
71