You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330619600

jurnal desain model pembelajaran

Article · January 2018

CITATIONS READS

0 6,563

3 authors, including:

Netriwati Netriwati
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
61 PUBLICATIONS 82 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

MODUL TRANSFORMASI LINEAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA KNISLEY View project

BAHAN AJAR BERBASIS GAMIFIKASI CTL MATERI PELUANG View project

All content following this page was uploaded by Netriwati Netriwati on 25 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

DESAIN MODEL PEMBELAJARAN GERLACH DAN ELY YANG BERCIRI


NILAI-NILAI KE-ISLAMAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Reza Setiawati1, Netriwati2, Sri Purwanti Nasution3


1,2,3
Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
E-mail: reza.setiawati209@gmail.com1),
netriwati@radenintan.ac.id2),
sripurwanti@yahoo.co.id3)

Received 24 October 2018, Received in revised form 28 November 2018; Accepted 26 December 2018

Abstract
The low mathematical communication skills in SMA 2 Natar, South Lampung, are caused by various
factors, including the assumption that mathematics is very difficult so students still tend to be passive. The
purpose of this study was to determine the mathematical communication skills of students who used the
Gerlach and Ely learning models that characterized Islamic values better than conventional learning.
The population in this study were students of class X Natar 2 Public High School. This research is a pre-
experimental design with one-group pretest-posttest type. The test prerequisite analysis was done by
Liliefors test for normality and F test for homogeneity, then the data were analyzed using N-Gain test and
correlated t-test. The results of the analysis in the t-test test correlates mathematical communication skills
in the material of the nilier equation system three variables at the significance level α = 0.05 obtained by
tcount = 24.19 Ttable = 2.045 24, Thitung> T table so that in the calculation of H0 is rejected. Similarly,
mathematical communication skills can be improved after using the Gerlach and Ely learning model
characterized by Islamic values on the subject of the three-variable linear equation system.

Keywords: Gerlach and Ely Model; Islamic values; mathematical communication

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses khususnya pembelajaran matematika.
pengembangan potensi seseorang untuk Pembelajaran matematika adalah
mencapai kematangan diri (wawasan). proses terhubungnya antara pendidik
(Musfah, 2016). Maka dari itu perlu dan peserta didik atas dasar hubungan
pendidikan yang mengajarkan nilai- timbal balik yang berlangsung dalam
nilai dan dapat membentuk kepribadian keadaan edukatif untuk mencapai
yang berkarakter, berahlak mulia dan tujuan tertentu. Sehingga dapat
beradap yaitu pendidikan Islam mengantarkan peserta didik akan
(Sudiyono, 2009). Dengan demikian mencapai pengetahuan (kognitif),
tujuan pendidikan merupakan salah pemahaman dan penerapan nilai-nilai
satu hal yang penting dalam kegiatan ke-Islaman.
pendidikan, karena akan memberikan Salah satu alasannya mengapa
arah kemana harus menuju, tetapi juga demikian adalah karena matematika
memberikan ketentuan yang pasti merupakan ilmu yang dalam proses
dalam memilih materi (isi), metode, pembelajarannya saling berkaitan
alat evaluasi dalam kegiatan yang antara materi awal dan materi
dilakukan. Secara umum tujuan selanjutnya, peserta didik cenderung
pendidikan dapat dikatakan membawa sulit memahami materi baru apabila
anak kearah tingkat kedewasaan dalam materi sebelumnya peserta didik
(Suryosubroto, 2010). Nilai-nilai Islam tidak memahaminya (Sabirin, 2014)
berciri dalam proses pembelajaran

AKSIOMA | 371
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

Dengan kata lain, melalui terhadap berbagai model pembelajaran


pembelajaran matematika dapat juga sangat berpengaruh dalam proses
ditanamkan nilai-nilai religius pada pembelajaran dan mengakibatkan
anak (Diana, dkk 2018). Oleh sebab itu kurang tepatnya model pembelajaran
diperlukan suatu pembelajaran yang digunakan. Serta rendahnya
matematika yang berciri nilai-nilai kemampuan siswa dalam memahami
Islam pada sela-sela proses soal cerita matematika. Siti Khayroyah,
pembelajaran. Namun diera kemajuan dkk (2018). peserta didik cenderung
ilmu pengetahun teknologi seperti ini, merasa bosan karena terjadi
seharusnya kesadaran para pendidik komunikasi satu arah yang memberikan
bahwa menuntut para pendidik untuk sedikit kesempatan kepada peserta
lebih kreatif dan inovatif dalam didik untuk berfikir matematis dan
menyampaikan pembelajaran sehingga berdiskusi dengan peserta didik lain,
peserta didik bisa belajar mandiri. sehingga hanya sedikit bentuk
Dengan mendesain model komunikasi matematis yang diketahui
pembelajaran yang berciri dengan nilai- dan dikuasai peserta didik (Darkasyi,
nilai ke-Islaman dapat merangsang 2014). Hal ini disebabkan banyak
peserta didik untuk dapat faktor, misalnya rendahnya tingkat
meningkatkan kemampuan komunikasi belajar siswa untuk mempelajari
dan menghubungkan topik-topik matematika, bisa juga dikarenakan
matematika yang disajikan dengan materinya yang dianggap sulit bahkan
pristiwa, kejadian, masalah yang dari bahan ajarnya yang membuat sulit
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Rizki dan Linuhung (2016).
khususnya dalam penerapan praktek Sejalan dengan permasalahan di
ibadah yang dijalankan. Salah satunya atas, diperlukan suatu alternatif model
dengan meningkatkan kemampuan pembelajaran yang membuat peserta
komunikasi matematis peserta didik. didik menjadi aktif dan membuat
Kemampuan komunikasi adalah suasana pembelajaran yang
bagian terpenting dari kehidupan menyenangkan, sehingga peserta didik
karena dengan komunikasi anak dapat tidak merasa bosan dalam kegiatan
mengekspersikan perasaan dan belajar mengajar (KBM), serta model
mengungkapkan ide serta pembelajaran yang cocok untuk
pemikirannya. Dengan demikian, meningkatkan kemampuan komunikasi
kemampuan komunikasi matematis matematis peserta didik. Kemampuan
diperlukan peserta didik untuk komunikasi peserta didik secara
menemukan dan membuat suatu alat lamgsung dalam proses membaca,
atau cara berfikir dalam berpikir, berdialog, berbicara, membagi
mengkomunikasikan gagasan ide (sharing) serta mengembangkan
matematis dari yang sifatnya abstrak tulisan dengan lancar. Dalam setiap
menuju konkret, sehingga lebih mudah tahapan proses pembelajaran
dipahami. Tetapi pada kenyataanya diperlukan suatu model pembelajaran
kemampuan komunikasi matematis yang mampu mendorong peserta didik
masih kurang, sehingga masih banyak untuk mengembangkan proses berpikir
peserta didik yang kesulitan dalam dalam meningkatkan ide-ide kreatif
belajar matematika. peserta didik. Hal ini tentunya tidak
Selanjutnya rendahnya terlepas dari peran pendidik yang
kemampuan komunikasi matematis, menjadi monitoring dan menilai
minimnya pengetahuan pendidik partisipasi peserta didik sehingga

372 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

pendidik harus dapat menggunakan model pembelajaran Gerlach dan Ely


model pembelajaran yang tepat supaya lebih baik, dan diharapkan untuk
berjalan sesuai skenario yang menerapkan model pembelajaran
diharapkan. Salah satu alternatifnya Gerlach dan Ely sebagai salah satu
adalah model pembelajaran Gerlach alternatif untuk mencapai tujuan
dan Ely. pembelajaran.
Model pembelajaran Gerlach Tujuan dalam penelitian ini
dan Ely sesuatu cara yang sisitematis adalah untuk mengetahui apakah desain
dalam mengidentifikasi, model pembelajaran Gerlach dan Ely
mengembangkan, dan mengevaluasi yang berciri nilai-nilai ke-Islaman
seperangkat materi dan strategi yang untuk meningkatkan kemampuan
diarahkan untuk mencapai tujuan komunikasi matematis.
pendidik tertentu. Model pmebelajaran
Gerlach dan Ely bermanfaat sebagai METODE PENELITIAN
pedoman atau suatu peta perjalanan Jenis penelitian ini adalah pre-
dalam membuat suatu rencana proses experimental dengan desain one-grup
belajar mengajar yang baik sehingga pretest- posttest dimana
dapat meningkatkan cara berfikir membandingkan nilai tes awal (pretest)
peserta didik (Sitorus, 2017). Dengan dan nilai tes akhir (postest) untuk
demikian maka dapat berpengaruh melihat kemampuan akhir peserta
dalam meningkatkan kemampuan didik. Terdapat dua variabel dalam
komunikasi matematis peserta didik. penelitian ini yaitu variabel bebas dan
Selain menggunakan model variabel terikat, yang menjadi variabel
pembelajaran yang tepat, peneliti juga bebasnya adalah model pembelajaran
melakukan desain model pembelajaran gerlach dan ely yang bericiri nilai-nilai
yang berciri nilai-nilai ke-Islaman ke-Islaman yang dilambangkan (X) dan
karena akan menjadi sampel pada yang menjadi variabel terikatnya
penelitan ini adalah sekolah menengah adalah kemampuan komunikasi
atas yang berciri ke-Islaman. matematis dengan lambang (Y)
Penelitian yang relevan dengan (Creswell, 2013).
penelitian ini yaitu berdasarkan Populasi yang digunakan dalam
penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini adalah peserta didik kelas
Handayani, dkk (2016) bahwa X SMA Negeri 2 Natar. Adapun
kemampuan komunikasi siswa masih sampel pada penelitian ini adalah
rendah. Karena belum menggunakan peserta didik kelas X IIS 3 yang
model pembelajaran yang tepat. berjumlah 30 peserta didik.
Sehingga menyebabkan tidak mampu Instrumen yang diguankan
mendefinisikan kembali dengan dalam penelitian ini berbentuk tes. Tes
menggunakan bahasa mereka sendiri. kemampuan komunikasi matematis
Berdasarkan penelitian yang dilakukan yang digunakan dalam penelitian ini
oleh Yusnita, dkk (2016). kemampuan adalah tes uraian. Ketentuan dalam tes
komunikasi matematisnya masih ini adalah setiap jawaban benar semua
rendah. hal ini karena guru kurang diberi skor 4 dan jawaban salah diberi
memberikan kebebasan siswa untuk skor 0 atau kata lain skor dalam
dapat mengekspresikan pendapatnya. interval (0-4) sehingga diperoleh skor
Penelitian Sitorus, dkk (2017) bahwa mentah, kemudian skor tesebut
kemampuan komunikasi matematis ditranformasikan menjadi skala 0
siswa meningkat setelah menggunakan sampai dengan 100.

AKSIOMA | 373
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

Instrumen penelitian ini adalah matematika, dan guru pelajaran


instrumen tes berupa tes bentuk uraian matematika.
untuk mengukur kemampuan Setelah melakukan uji coba
komunikasi matematis peserta didik. instrumen sebelum instrumen diberikan
Sebelum dilakukan uji coba instrumen, kepada sampel dilakukan uji validitas
maka soal yang akan diberikan harus di soal, uji tingkat kesukaran, uji daya
uji validitasnya, untuk melihat bahwa pembeda soal dan uji reliabilitas soal
tes itu berdasarkan isinya valid, untuk mengetahui baik atau tidaknya
seseorang harus melihat bahwa instrumen yang akan digunakan.
instrumen yang akan diujikan, sesuai Pengujian prasyarat analisis dilakukan
dengan standar kopetensi, kopetensi dengan uji liliefors untuk normalitas uji
dasar, kurikulum, dan sesui dengan F untuk homogenitas (Novalia, 2014).
tujuan pembelajaran yang ingin Selanjutnya analisis data dalam
dicapai. Dalam hal ini melibatkan penelitian ini menggunakan uji-t
pihak yang berkopeten untuk berkorelasi untuk menguji hipotesis
memeriksa validitasnya yakni dan uji N-Gain untuk mengetahui
pembimbing, dosen pendidikan peningkatan kemampuan komunikasi
matematis.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh data-data sebagai berikut:

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest kemampuan komunikasi matematis
Ukuran Tendensi
Ukuran Variansi Kelompok
Kelompok Sentral
̅ R S
Pretest 60 15 39,833 50 40 45

posttest 95 65 84,5 95 85 30

Berdasarkan hasil Tabel 1, hasil pembelajaran (posttest)


test sebelum proses pembelajaran menggambarkan bahwa dari 30 peserta
(pretest) diperoleh nilai rata-rata ( ̅ didik diperoleh nilai rata-rata ( ̅ 84,5.
39,833, median ( 50, modus (Me) median ( 95, modus (Me) 85,
40, rentang (R) 45, Simpangan baku rentang (R) 30, Simpangan baku (S)
(S) 10,786. Nilai tertinggi (Xmaks) 60 9,224. tertinggi (Xmaks) 95 dan nilai
dan nilai terendah (Mmin) 15. terendah (Mmin) 65.
Perhitungan data setelah proses

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis


No Perlakuan N Lhitung Ltabel Keputusan Uji

1
Pretest 30 0,061 0,158 HO Diterima (Normal)
2
postest 30 0,148 0,151 HO Diterima (Normal)

374 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

Berdasarkan keterangan Tabel postest berasal dari data yang


2, dari uji normalitas data amatan hasil berdistribusi normal.
tes kemampuan komunikasi matematis, Berdasarkan hasil perhitungan
tampak bahwa nilai Ltabel ( Lhitung < uji homogenitas Kesimpulannya yaitu
Ltabel). Hal ini berarti pada taraf maka hasil uji
signifikasi = 0,05. H0 untuk setiap diterima artinya data berasal dari
kelompok diterima. Dengan demikian varians yang sama.
data pada setiap perlakuan pretest dan

Tabel 3. Hasil perhitungan uji N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis


Pretest Postest N-Gain Kriteria

∑ 1195 2535
0,809 Tinggi
̅ 39,833 84,5

Berdasarkan data yang diperoleh pada dan postest 95 dengan nilai N-Gain 1.
Tabel 3, maka hasil perhitungan berdasarkan hasil yang diperoleh pada
menunjukan adanya kriteria-kriteria tabel 3, maka N-Gain secara
sesuai nilai-nilai yang dicapai, dengan keseluruhan adalah 0,809. Perhitungan
perolehan nilai pretest 15 dan postest N-Gain ternormalisasi secara
65 memproleh kriteria rendah, adapun keseluruhan berdasarkan kriteria
salah satu yang memperoleh kririteria memperoleh kriteria tinggi.
tinggi dengan perolehan nilai pretest 65

Tabel 4. Hasil perhitungan uji t-test berkorelasi


Diperoleh Pretest dan Posttest
Thitung 24,19
Ttabel 2,045

Desain model pembelajaran


Perhitungan menunjukan
Gerlach dan Ely yang berciri nilai-nilai
, maka H0 ditolak H1 diterima. ke-Islaman dapat menjadikan peserta
Kesimpulan dari uji-t berkorelasi didik lebih aktif, mudah memahami
Perhitungan menunjukan materi, dan memotivasi peserta didik
24,19 untuk ikut serta berpartisipasi dalam
sehingga dalam perhitungan H0 ditolak proses pembelajaran. Dalam
artinya H1 diterima yaitu: kemampuan pembelajaran model pembelajaran
komunikasi matematis `peserta didik Gerlach dan Ely terdapat sepuluh
meningkat setelah menggunakan desain tahapan dalam proses pembelajaran
model pembelajaran Gerlach dan Ely yaitu merumuskan tujuan pembelajaran
yang berciri nilai-nilai ke-Islaman (spesificstion of object), menentukan isi
dibandingkan kemampuan komunikasi materi ( spesification of content),
matematis peserta didik sebelum penilaian kemampuan awal peserta
menggunakan desain model didik (assesement of entering
pembelajaran Gerlach dan Ely yang behaviors), menentukan strategi
berciri nilai-nilai ke-Islaman. (determination of strategy),

AKSIOMA | 375
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

pengelompokan belajar (organization memberikan dosis pembelajaran yang


of groups), menentukan pembagian tepat. Dalam proses pembelajaran
waktu (allocation of times), peserta didik juga dibagi menjadi
menentukan ruang (allocation of kelompok-kelompok kecil dimana satu
space), memilih media instruksional kelompok maksimal terdiri dari 5 orang
yang sesuai (allocation of resources), peserta didik. Setiap kelompok diberi
mengevaluasi hasil belajar ( evalution suatu masalah yang harus dipecahkan,
of perfomance), dan menganalisis peserta didik diberi kesempatan untuk
umpan balik (analisys of feedback) menuangkan ide-ide kreatifnya dalam
(Rusman, 2013). menjawab masalah dengan caranya
Desain model pembelajaran sendiri, jadi peserta didik diberi
yang berciri nilai-nilai ke-Islaman kebebasan untuk menyampaikan
berada pada penentuan strategi dan pemikirannya dalam menyelesaikan
memilih media instruksional yang akan masalah yang diberikan dan peserta
digunakan dalam proses pembelajaran, didik harus lebih aktif dari pada
strategi dan media yang digunakan pendidik. Saat diskusi pendidik berlaku
merupakan keteladanan, ibrah dengan sebagai pembimbing, fasilitator dan
cerita, ceramah dan mau’zah (nasehat), motivator yang hanya mengarahkan
tanya jawab, perumpamaan dan peserta didik. Pada tahap elaborasi
sindiran, demonstrasi, pembiasaan, pendidik memilih peserta didik secara
pengalaman langsung, dan penugasan, acak dari masing-masing kelompok
serta penggunaan alat-alat dan media yang akan mempresentasikan kerja
pembelajaran berupa wacana Islami, kelompoknya sementara peserta didik
gambar-gambar atau potret-potret yang lain memperhatikan, menanggapi
Islami dan praktek ibadah yang sesuai ataupun memberikan pertanyaan. Pada
dengan kehidupan nyata. pertemuan pertama, materi
Pertemuan pertama, guru pembelajaran adalah mendesain
memberikan soal pretest kepada menyelesaikan sistem persamaan linier
peserta didik untuk mengetahui tiga variabel dengan menggunakan
kemampuan awal siswa. pada metode eliminasi dengan soal cerita
pertemuan selanjutnya peserta didik yang diberikan pendidik yang sudah
diberi kan pembelajaran dengan didesain dengan nilai-nilai ke-islaman.
menggukan desain model pembelajaran Selanjutnya pada pertemuan
Gerlach dan Ely yang berciri nilai-nilai kedua dengan materi menyelesaikan
ke-Islaman. Desain model soal dengan menggunakan cara
pembelajaran Gerlach dan Ely yang substitusi. Media yang digunakan ini
berciri nilai-nilai ke-Islaman terlebih benda-benda nyata didalam kelas
dahulu pendidik menyampaikan tujuan seperti meja, papan tulis dan benda-
pembelajaran atau target yang ingin benda nyata yang dimisalkan dalam
dicapai dalam kegiatan pembelajaran, soal, pada pertemuan kedua hanya
pendidik menentukan pokok bahasan terletak pada waktu, karena dalam
yang lebih spesifik agar apa yang akan kelompok presentasi menjelaskan
diberikan lebih jelas dan mudah secara rinci dan terlalu banya
dipahami peserta didik serta sesuai pertanyaan dari kelompok lain
dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga tidak semua kelompok dapat
pendidik melaksanakan penilaian maju kedepan kelas untuk
kemampuan awal (pretest) pada materi mempresentasikan hasil yang telah di
yang akan diberikan agar dapat kerjakan. Kemudian pendidik

376 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

membatasi waktu untuk setiap matematis peserta didik. Dari hasil data
kelompok mempresentasikan hasil analisis yang telah dilakukan bahwa
tugas kelompoknya. dengan menggunakan desain model
Pada pertemuan ketiga dengan pembelajaran Gerlach dan Ely yang
materi sistem persamaan linier tiga berciri nilai-nilai ke-Islaman peserta
variabel dengan menggunakan cara didik memiliki peningkatan
gambungan antara eliminasi dan kemampuan komunikasi matematis.
substitusi, pada pertemuan ketiga ini, Pad uji N-gain terletak kriteria yang
pembelajaran dengan baik dan tidak diperoleh secara keseluruhan adalah
ada kendala ketika proses pembelajaran kriteria tinggi, dimana hasil postest
berlangsung. Peserta didik lebih tinggi dibandingkan hasil pretest.
mempresentasikan jawaban dari soal Uji prasyarat selanjutnya adaah
yang telah diselesaikan secara uji t-test bekorelasi, berdasarkan
berkelompok, peserta didik perwakilan analisis data diperoleh bahwa terdapat
dari setiap kelompoknya secara peningkatan kemampuan komunikasi
bergantian menjelaskan dengan cara matematis peserta didik setelah
masing-masing untuk mengetahui cara diberikan pembelajaran menggunakan
penyelesaian soal tersebut. desain model pembelajaran Gerlach
Secara keseluruhan dan Ely yang berciri nilai-nilai ke-
pembelajaran dengan mendesain model Islaman.
pembelajaran Gerlach dan Ely yang keseluruhan kemampuan
berciri nilai-nilai ke-Islaman berjalan komunikasi matematis peserta didik
dengan baik. Dapat dilihat pada setelah diberikan pembelajaran dengan
lampiran-lampiran bahwa adanya desain model pembelajaran Gerlach
peningkatan kemampuan komunikasi dan Ely yang berciri nilai-nilai ke-
matematis peserta didik setelah Islaman memiliki peningkatan yang
menggunakan desain model signifikan dari hasil belajar siswa pada
pembelajaran Gerlach dan Ely yang pelajaran matematika dibandingkan
berciri nilai-nilai ke-Islaman. Adapun dengan kemampuan komunikasi
terlihat bahwa rata-rata kemampuan matematis peserta didik sebelum
komunikasi matematis peserta didik diberikan pembelajaran dengan desain
lebih dari rata-rata kemampuan model pembelajaran Gerlach dan Ely
komunikasi matematis peserta didik yang berciri nilai-nilai ke-Islaman.
sebelum menggunakan desain model Penelitian ini sejalan dengan
pembelajaran Gerlach dan Ely yang penelitian yusnita, dkk (2016) bahwa
berciri nilai-nilai ke-Islaman dapat dengan menggunakan model
meningkat kemampuan komunikasi pembelajaran Gerlach dan Ely dapat
matematis karena dapat memudahkan meningkatkan minat belajar siswa pada
proses pembelajaran peserta didik saat proses pembelajaran.
dalam memahami materi sistem
persamaan linier tiga variabel. KESIMPULAN DAN SARAN
Uji prasayarat telah terpenuhi Berdasarkan hasil penelitian
sehingga dilanjutkan pada uji hipotesis dan analisis maka dapat disimpulkan
dengan uji gain ternormalisasi dan uji-t bahwa: desain model pembelajaran
berkorelasi. Berdasarkan perhitungan Gerlach dan Ely yang berciri nilai-
N-gain secara rata-rata dengan tujuan nilai ke-Islaman dapat meningkatkan
untuk melihat apakah terdapat kemampuan komunikasi matematis.
peningkatan kemampuan komunikasi

AKSIOMA | 377
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

Saran dapat diberikan kepada Khayroyah, S., & Ramhadani. (2018).


guru yang menggunakan model Peningkatan Kemampuan
pembelejaran Gerlach dan Ely sebagai Pemecahan Masalah Pada Soal
model alternatif dalam mencapai tujuan Cerita Matematika Menggunakan
pembelajaran. disarankan bagi Model Pbl Berbasis Media
penelitian selanjutnya dapat Realistik. Jurnal Matheducation
menerapkan dan mengembangkan Nusantara , Vol 1 No 2. hal. 12-
model Gerlach dan Ely. Dengan 17.
memberikan pujian, reward sehingga
dapat meningkatkan kualitas Musfah, J. (2016). Redesin Pendidikan
pembelajaran dan meningkatkan Guru. Jakarta: Kencana.
kemampuan komunikasi matematis
Novalia, & Syazali. (2014). Olah Data
siswa.
Penelitian Pendidikan . Bandar
Lampung: Anugrah Utama
DAFTAR PUSTAKA Raharja.
Creswell, J. W. (2013). Research Rizki, S., & Linuhung, N. (2016).
Design, Pendekatan Metode
Pengembangan Bahan Ajar
Kualitatif, Kuantitatif, Dan Program Linier Berbasis
Campuran . Yogyakarta: Pustaka Konstektual Dan Ict . Pendidikan
Pelajar. Matematika Fkip Universitas
Darkasyi, M., Johar, R., & Ahmad, A. Muhammadiyah Metro , e-ISSN
(2014). Peningkatan Kemampuan 2442-5419 Vol 2, No 2. hal. 137-
Komunikasi Matematis Dan 144.
Motivasi Siswa Dengan Rusman. (2013). Model-Model
Pembelajaran Pendekatakan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Quantum Learning Pada Siswa
Pers.
Smp Negeri 5 Lhokseumawe.
Didaktik Matematika , ISSN: Sabirin, M. (2014). Representasi
2355-4185. hal. 21-34. Dalam Pembelajaran
Matematika. Jmp Iain Antasari ,
Diana, M., Netriwati, & Suri, F. I.
Vol 1 No 2. hal. 33-44.
(2018). Modul Pembelajaran
Matematika Bernuansa Islami Sitorus, E. N., & Purba, M. M. (2017).
Dengan Pendekatan Inkuiri. Pengaruh Model Pembelajaran
Desimal: Jurnal Matematika , Gerlach Dan Ely Terhadap
Vol 1 No 1. hal. 7-13. Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa.
Handayani, A., Mukhni, & Za, N. Semnastikaunimed , ISBN: 978-
(2014). Analisis Kemampuan
17980. hal. 337-342.
Komunikasi Matematis Siswa
Melalui Pendekatakan Sudiyono. (2009). Ilmu Pendidikan
Pendidikan Matematika Realistik Islam. Jakarta: Pt Rineka Cipta.
(PMR) Siswa Kelas VII MTs
Negeri Lubuk Buaya Padang Suryosubroto. (2010). Dasar-Dasar
Tahun Pelajaran 2013/2014. Kependidikan . Jakarta: Pt Rineka
Jurnal Pendidikan Matematika , Cipta.
Vol 3 No 2. hal. 1-6.

378 | AKSIOMA
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 3 (2018) 371-379
ISSN 2442-5419 (Online)

Wijaya, A. (2012). Pendidikan


Matematika Realistik: Suatu
Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yusnita, I., Masykur, R., & Suherman.
(2016). Modifikasi Model
Pmeblejaran Gerlach Dan Ely
Melalui Integrasi Nilai-Nilai
Keislaman Sebagai Upaya
Meningkatkan Kemampuan
Representasi Matematis . Al-
Jabar: Jurnal Pendidikan
Matematika , Vol 7 No 1. hal. 29-
38.

AKSIOMA | 379
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

View publication stats

You might also like