You are on page 1of 14

Edumatsains, 7 (1) Juli 2022, 139-152

EduMatSains
Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/edumatsains

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS


SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL EKSPONEN
KELAS X SMA

Imelda Agustin Rostiana1*, Indrie Noor Aini2


1,2
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Singaperbangsa Karawang

Diterima: 07 Juni 2022 Direvisi: 30 Juni 2022 Diterbitkan : 05 Juli 2022

ABSTRACT

This research is to describe the mathematical understanding ability of high school students on exponential
material based on the achievement of each indicator of mathematical understanding. This type of research is a
qualitative descriptive research. The subjects in this study were high school students Class X for the academic
year 2021/2022 in the Karawang area which consisted of 3 students. The research sample was obtained through
a purposive sampling technique, namely taking samples with certain considerations. The data collection
technique used a test instrument which consisted of 3 description questions. Data were analyzed descriptively.
The data analysis technique used is qualitative data analysis with data reduction steps, data presentation and
conclusion drawing. The results of the analysis of this study indicate that the ability of students to solve
exponential problems based on indicators of understanding is quite good. The results showed that on average
students were able to understand the problem, students were able to understand the concept of the exponential
equation, and students were able to adjust the exponential equation formula to the problem solving. However,
there are errors where students have not been able to determine the set of solutions correctly.

Keywords: description, mathematical understanding ability, exponent

PENDAHULUAN seorang guru yang diterapkan dalam proses


Pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran.
berinteraksi antara satu sama lain yang Matematika sebagai suatu bidang ilmu
dilakukan secara sadar untuk mencapai merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat
tujuan yang diingikan. Pembelajaran yang untuk memecahkan berbagai persoalan
baik dikatakan memiliki tingkat akurasi praktis, yang unsur-unsurnya logika dan
tinggi terhadap tujuan yang dicapai. Selain intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas
itu, kegiatan pembelajaran yang baik juga dan individualitas, dan mempunyai cabang-
menghasilkan kreativitas dan pemahaman cabang antara lain aritmatika, aljabar,
yang tinggi. Maka, pembelajaran yang terjadi geometri, dan analisis (Hamzah & Masri,
dalam lingkungan belajar merupakan proses 2009). Dalam suatu bidang pengajaran
interaksi yang terjadi antara siswa dengan matematika merupakan salah satu komponen
guru. (Meirista et al., 2020) berpendapat pendidikan, salah satu tujuan dari
bahwa kemandirian dan motivasi belajar matematika pada pendidikan berdasarkan
siswa akan baik jika ada peran aktif dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI

*Correspondence Address
E-mail: 1810631050024@student.unsika.ac.id
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

Nomor 22 tahun 2006 yaitu agar siswa matematik (mathematical understanding),


memiliki kemampuan dalam memahami pemecahan masalah (mathematical problem
suatu konsep matematika, menjelaskan solving), komunikasi matematik
keterkaitan antar konsep dan (mathematical communication), koneksi
mengaplikasikan konsep secara luwes, matematik (mathematical connection), dan
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. penalaran matematik (mathematical
sehingga pemahaman tentang suatu konsep reasoning)”. Terlihat dari klasifikasi tersebut,
dalam matematika sangat penting untuk bahwa hal yang paling dasar yang harus
dimiliki siswa agar dapat menggunakan dikuasai oleh siswa adalah pemahaman
konsep yang telah dipahaminya dalam matematis.
menyelesaikan permasalahan matematika. Menurut (Ruseffendi dalam Sumarmo,
Ada dua visi dalam mengarahkan 2017) Kemampuan pemahaman matematis
pembelajaran matematika. Visi pertama merupakan pemahaman yang mampu
mengarahkan pembelajaran matematika mengubah (translation) soal kata-kata ke
untuk pemahaman konsep-konsep yang dalam simbol maupun sebaliknya, serta
kemudian diperlukan untuk menyelesaikan mampu mengartikan (interpretation) suatu
masalah matematika dan ilmu pengetahuan kesamaan, mampu memperkirakan
yang lainnya, sedangkan visi kedua (extrapolation) suatu kecenderungan dari
mengarahkan pada masa depan yang lebih gambar. Menurut (Ruseffendi, 1998).
luas yaitu matematika memberikan Pemahaman adalah dimana siswa dapat
kemampuan pemecahan masalah, sistematis, menyelesaikan masalah sampai sejauh mana
kritis, cermat, bersikap objektif dan terbuka dengan caranya sendiri berdasarkan
sehingga diharapkan kemampuan ini akan pengetahuan yang sudah diperolehnya. Hal
berpengaruh positif bagi masa depan siswa. ini sejalan dengan (Wijaya dkk., 2018)
Kemampuan matematis yang harus bahwa pemahaman matematis adalah
dikembangkan siswa dalam pembelajaran pengetahuan siswa terhadap konsep, prinsip,
matematika yaitu kemampuan pemahaman, prosedur dan kemampuan siswa
kemampuan pemecahan masalah, menggunakan strategi penyelesaian terhadap
kemampuan komunikasi, kemampuan suatu masalah yang disajikan. Sejalan dengan
koneksi, dan kemampuan penalaran. Hal (Karim & Nurrahmah, 2018) yang
tersebut Sejalan dengan pendapat (Hendriana menyatakan bahwa kemampuan pemahaman
& Soemarmo, 2014) bahwa kemampuan matematis seseorang akan menyokongnya
matematik dapat diklasifikasikan dalam lima dalam meningkatkan kemampuan matematis
kompetensi utama, yaitu: “pemahaman lainnya. Kemampuan matematis seseorang

140
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

bisa terbentuk ketika belajar matematika, Pemahaman matematis merupakan


seperti menjadi terbiasa berpikir secara salah satu kompetensi yang harus dicapai
sistematis, berpikir ilmiah, berpikir oleh siswa. Namun kenyataan dilapangan
menggunakan logika, berpikir kritis, serta (Suwarti, 2013) dalam hasil angket
mampu meningkatkan daya kreativitasnya pemahaman matematik dapat disimpulkan
(Auliya, 2016). bahwa siswa masih mengalami kesulitan
Seorang siswa dikatakan sudah pada tingkat kemampuan pemahaman
memiliki kemampuan pemahaman matematis matematik, hal ini berarti kemampuan
jika ia sudah dapat melakukan hal-hal berikut pemahaman matematik siswa masih rendah.
ini: 1) Menjelaskan konsep-konsep dan fakta- Untuk meningkatkan kemampuan
fakta matematika dalam istilah konsep dan pemahaman matematis siswa, dalam
fakta matematika yang telah ia miliki, 2) menyampaikan konsep sebaiknya guru
Dapat dengan mudah membuat hubungan menyertakan contoh dan bukan contoh dari
logis diantara konsep dan fakta yang berbeda konsep (Firdaus & Afriansyah, 2016),
tersebut. 3) Menggunakan hubungan yang memberikan latihan-latihan soal tentang
ada kedalam sesuatu hal yang baru (baik di mengaitkan berbagai konsep, serta dengan
dalam atau diluar matematika) berdasar menerapkan model pembelajaran yang dapat
kanapa yang diketahuinya. 4) mengasah kemampuan pemahaman
Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang ada matematis siswa.
dalam matematika sehingga membuat segala Peran guru merupakan salah satu peran
pekerjaannya berjalan dengan baik (Alfeld penting dalam keberhasilan proses
dalam Syarifatunnisa, 2013). Dari beberapa pembelajaran. Menurut (Slameto, 2003)
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ”Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
pemahaman matematis adalah pengetahuan seorang guru adalah mampu menggunakan
siswa terhadap konsep, prinsip, prosedur dan banyak pendekatan saat mengajar”. Proses
kemampuan siswa menggunakan strategi pembelajaran dikelas akan lebih menarik,
penyelesaian terhadap suatu masalah yang tidak monoton dan memotivasi siswa untuk
disajikan. Seseorang yang telah memiliki belajar lebih aktif, sehingga dalam upaya
kemampuan pemahaman matematis berarti meningkatkan kemampuan pemahaman
orang tersebut telah mengetahui apa yang matematika hendaknya dapat memilih dan
dipelajarinya, langkah-langkah yang telah menerapakan suatu pembelajaran yang
dilakukan, dapat menggunakan konsep dalam efektif. Dalam penelitiannya, (Mawaddah &
konteks matematika dan di luar konteks Maryanti, 2016) mengatakan bahwa dengan
matematika. menerapkan model penemuan, siswa

141
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

diarahkan untuk menemukan konsep dengan timbal balik atau respon aktif dari siswa pada
kemampuan berpikirnya sendiri yang dapat saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
menambah kemampuan pemahaman Maka dari itu siswa harus memiliki bekal
matematisnya. pemahaman matematis karena pembelajaran
Materi pembelajaran Eksponen matematika tidak hanya cukup dengan
merupakan salah satu materi pembelajaran menerima materi saja tetapi diharapkan siswa
matematika yang diajarkan pada jenjang mampu memahami dan dapat
Sekolah Menengah Atas (SMA/ SMK/MA) mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
kelas X pada kurikulum 2013. Materi hari. Dan ketika siswa mampu untuk
tersebut juga telah dibahas pada jenjang mengaitkan materi tersebut dengan masalah
Sekolah Menengah Pertama (SMP), hanya nyata yang ditemui dalam kehidupan sehari-
saja materi yang diberikan pada kelas X lebih hari, maka siswa akan merasa lebih tertarik
kompleks lagi jika dibandingkan dengan dan tertantang untuk menguasai materi
materi sebelumnya. Berdasarkan fakta yang tersebut dengan sungguh-sungguh.
ada, siswa merasa kesulitan terhadap materi Hasil penelitian terdahulu oleh
ini jika sudah dihadapkan pada persoalan (Wahyuni & Karimah, 2017) menunjukkan
yang lebih kompleks yang menggunakan bahwa siswa tidak memahami konsep dan
variasi dari berbagai sifat-sifat eksponen. membuat kesalahan dalam menerapkan
Ketika soal-soal yang diberikan sudah mulai konsep serta kurang teliti dalam
bervariasi dan dirasa sulit maka siswa yang pengoperasian bentuk aljabar. Siswa
tidak memahami konsep sifat-sifat eksponen mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
meninggalkan soal tersebut dengan tidak soal karena tidak mampu menerapkan konsep
mengerjakannya. Maka dari itu, materi yang tepat dan tidak mampu mengaitkan
eksponen adalah salah satu materi peminatan konsep yang telah dipelajari (Mulyani, 2018).
di tingkat sekolah menengah atas yang dapat Kegiatan deskripsi pemahaman matematis
diujikan untuk melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal perlu
pemahaman matematis siswa. dilakukan agar kesalahan-kesalahan yang
Hal tersebut sesuai dengan hasil dilakukan siswa dapat ditindaklanjuti untuk
wawancara dengan beberapa guru memaksimalkan kemampuan belajar siswa
matematika di daerah karawang bahwasanya (Jusniani, 2018). Berdasarkan paparan diatas
selama masa pandemi ini siswa memiliki rasa maka peneliti tertarik untuk melakukan
berkompetisi dan motivasi yang kurang pada penelitian terhadap kemampuan pemahaman
saat proses pembelajaran matematika, hal siswa SMA kelas X dengan tujuan untuk
tersebut dibuktikan dengan tidak adanya mengetahui dan mendeskripsikan sejauh

142
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

mana tingkat pemahaman matematis dan Penelitian deskriptif kualitatif dalam


pemahaman konsep siswa dalam pembahasan ini bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan matematika mendeskripsikan kemampuan pemahaman
pada materi eksponen. Dan juga untuk matematis siswa dalam menyelesaikan soal
mengetahui penyebab kesulitan atau materi eksponen pada siswa kelas X SMA.
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal- Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang
soal materi eksponen tersebut. siswa yang terdiri dari siswa dengan kategori
kemampuan pemahaman tinggi, sedang, dan
METODE PENELITIAN rendah. Teknik pengambilan subjek
Jenis pendekatan yang digunakan menggunakan teknik purposive sampling,
dalam penelitian ini yaitu penelitian dimana subjek akan dipilih berdasarkan
deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono kriteria tertentu berdasarkan rekomendasi
dalam Rahayu, 2018) metode deskriptif dari guru mata pelajaran matematika minat.
merupakan suatu metode yang digunakan Ketiga subjek dipilih dari siswa kelas X
untuk menganalisis data dengan cara SMA di daerah Karawang.
mendeskripsikan atau menggambarkan data Teknik pengambilan data dalam
yang telah tersusun sebagaimana mestinya penelitian ini adalah teknik pengukuran dan
tanpa membuat kesimpulan yang dapat teknik komunikasi langsung dengan alat
berlaku untuk umum ataupun di pengumpul data berupa soal tes kemampuan
generalisasikan. Adapun Indikator pemahaman matematis dan pedoman
kemampuan pemahaman matematis yang wawancara. Bentuk soal tes yang digunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) adalah soal uraian yang terdiri dari 3 butir
kemampuan menyatakan ulang konsep yang soal. Analisis data dalam penenlitian ini
telah dipelajari (siswa mampu menyatakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan
ulang konsep sifat-sifat eksponen, persamaan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil tes,
dan pertidaksamaan eksponen); (2) subjek yang dipilih untuk wawancara adalah
kemampuan memberikan contoh dan bukan siswa yang melakukan kesalahan dalam
contoh dari konsep yang telah dipelajari penyelesaian soal tes kemampuan
(siswa mampu memberikan contoh dan pemahaman matematis untuk mengetahui
bukan contoh dari persamaan eksponen); dan lebih jelas kesalahan siswa dalam
(3) kemampuan mengaitkan berbagai konsep menyelesaikan soal tes.
(siswa mampu mengaitkan berbagai konsep
persamaan eksponen).

143
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan hasil analisis kemampuan
pemahaman ketiga siswa kelas X SMA di
daerah Karawang pada materi eksponen. Soal Gambar 2. Hasil Jawaban S2
yang diberikan berupa soal persamaan
eksponen yang berjumlah tiga soal.
Berdasarkan hasil jawaban tertulis dari ketiga
subjek siswa kelas X dengan kategori
kemampuan pemahaman tinggi, sedang, dan
rendah maka berikut merupakan pemaparan
secara deskriptif terhadap tes soal yang telah Gambar 3. Hasil Jawaban S3
diberikan :
Berikut adalah soal nomor 1 yang Berdasarkan hasil tes kemampuan
memuat seluruh indikator
pemahaman pemahaman yang di ujicobakan terhadap 3
matematis tes soal persamaan eksponen. responden maka dapat diketahui seperti pada
Dengan soal “tentukanlah himpunan gambar diatas bahwa pada soal nomor
penyelesaian dari bentuk persamaan pertama Responden 1(S1), Responden 2(S2)
eksponen berikut ! dan Responden 3(S3) mempunyai hasil
penyelesaian akhir yang sama. Perbedaannya
Berikut adalah jawaban dari 3 siswa berada pada langkah-lamgkah
sebagai responden : penyelesaiannya atau lebih tepatnya siswa
belum memahami tahapan indikator
kemampuan pemahaman matematis yaitu
cara merepresentasikan suatu konsep dalam
bentuk model, diagram, dan simbol. Dimana,
Responden 1 (S1) menjabarkan penyelesaian
soal dengan Langkah - langkah
penyelesaiannya secara rinci dan keseluruhan
Gambar 1. Hasil Jawaban S1
sehingga mendapatkan hasil jawaban akhir
yang tepat, sedangkan Responden 2 (S2)
menjawab dengan langkah penyelesaian yang
ringkas namun dengan hasil jawaban akhir

144
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

yang tepat. Untuk responden 3 (S3) langkah


penyelesaiannya sama seperti responden 2
yaitu ringkas dengan konsep penyelesaian
yang berbeda namun tetap dengan hasil
jawaban akhir yang tepat. Dapat disimpulkan
bahwa ketiga responden dapat memahami
dengan baik soal nomor pertama sehingga
dapat menyelesaikannya secara tepat namun Gambar 6. Hasil Jawaban S3
dengan konsep dan langkah penyelesaian
yang berbeda. Berdasarkan hasil tes kemampuan
Berikut adalah soal nomor 2 yang pemahaman pada soal nomor dua maka dapat
memuat seluruh indikator pemahaman diketahui seperti pada gambar diatas bahwa
matematis tes soal persamaan eksponen. pada soal nomor dua diantara jawaban dari 3
Dengan soal “tentukanlah himpunan responden tersebut terdapat perbedaan dalam
penyelesaian dari bentuk persamaan langkah penyelesaian soal, jika dilihat pada
eksponen berikut ! proses penyelesaian setiap responden dalam
menjawab soal hal tersebut dapat terjadi
Berikut adalah jawaban dari 3 siswa dikarenakan siswa memiliki kekeliruan
sebagai responden : dalam memahami indikator kemampuan
pemahaman matematis yaitu cara
merepresentasikan suatu konsep dalam
bentuk model, diagram, dan simbol dan juga
mengubah suatu bentuk representasi ke
bentuk lainnya. Responden 1 (S1) dan juga
responden 3 (S3) memiliki jawaban dengan
Gambar 4. Hasil Jawaban S1
cara penyelesaian yang sama dengan
Langkah-langkah yang terperinci dan
keseluruhan hanya saja pada responden 3
(S3) siswa tidak memaparkan himpunan
penyelesaiannya pada akhir jawaban.
Sedangkan responden 2 (S2) memiliki
jawaban dan langkah penyelesaian yang

Gambar 5. Hasil Jawaban S2 berbeda dari responden lainnya hal tersebut

145
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

dikarenakan siswa mendapat kesulitan dalam


menerapkan konsep perhitungan dalam
penyelesaian soal. Maka dapat disimpulkan
bahwa responden 1 (S1) dan responden 3
(S3) mampu mengidentifikasi konsep yang
ada pada soal nomor 2 sehingga mampu
menjawabnya dengan cara penyelesaian yang
tepat. Namun tidak untuk responden 2(S2), Gambar 7. Hasil Jawaban S1
siswa tersebut belum mampu
mengidentifikasi konsep yang digunakan
pada soal nomor 2 sehingga tidak
menemukan jawaban dengan penyelesaian
yang tepat. Berdasarkan hasil wawancara
pada responden 2 (S2), hal-hal yang
Gambar 8. Hasil Jawaban S2
menyebabkan siswa mengalami kesalahan
sejalan dengan penelitian (Nuraeni &
Afriansyah, 2016) yaitu siswa tidak
memahami konsep dengan baik,
keterbaruannya hanya siswa menghapal
rumusnya saja dan siswa belum pernah
Gambar 9. Hasil Jawaban S3
mendapatkan contoh-contoh soal non rutin
tentang persamaan eksponen.
Berdasarkan hasil tes kemampuan
Berikut adalah soal nomor 3 yang
pemahaman pada soal nomor tiga maka dapat
memuat seluruh indikator pemahaman
diketahui seperti pada gambar diatas bahwa
matematis tes soal persamaan eksponen.
seluruh responden memiliki jawaban akhir
Dengan soal “tentukanlah himpunan
yang sama dan tepat namun dengan langkah
penyelesaian dari bentuk persamaan
penyelesaian yang berbeda artinya siswa
eksponen berikut !
dapat memahami informasi dari soal yang
diberikan dan memiliki cara
Berikut adalah jawaban dari 3 siswa
merepresentasikan suatu konsep dalam
sebagai responden :
bentuk model, diagram, dan simbol yang
berbeda. Responden 1 (S1) menyelesaikan
soal dengan Langkah-langkah penyelesaian

146
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

soal yang sangat cukup jelas, menyeluruh Mengenai cara menyajikan penyataan
dan juga tepat. Sedangkan responden 2 (S2) matematika dengan lisan dan tulisan untuk
dan responden 3 (S3) menjawab dengan subjek pada pemahaman konsep matematika
langkah-langkah penyelesaian soal yang kelompok bawah hampir secara menyeluruh
dapat dikatakan kurang terperinci namun belum mampu menyelesaikan permasalahan
tetap mendapatkan hasil akhir yang tepat. yang diberikan. Sulitnya dalam memahami
Dapat disimpulkan bahwa seluruh responden maksud pernyataan dari soal yang diberikan
dapat menguasai konsep pada soal nomor sehingga berakibat pada penyajian secara
tiga ini sehingga mereka dapat tertulis baik itu berupa persamaan
menyelesaikan soal tersebut walaupun matematikanya yang ditampilkan masih
dengan Langkah-langkah penyelesaian soal keliru ataupun hal lainnya.
yang berbeda. Belajar matematika, tidak terlepas dari
Berdasarkan hasil data tes tersebut perannya dalam berbagai kehidupan,
juga, siswa kelas X memiliki pemahaman misalnya berbagai informasi dan gagasan
konsep matematis paling tinggi pada soal banyak dikomunikasikan atau disampaikan
nomor 1 dan juga soal nomor 3 dimana dengan bahasa matematika, serta banyak
seluruh responden dapat menjawab masalah yang dapat disajikan ke dalam
pertanyaan dengan benar dan tepat. Hasil model matematika. Selain itu, dengan
penelitian secara menyeluruh terkait dengan mempelajari matematika, seseorang akan
indikator pemahaman matematika siswa terbiasa berpikir secara sistematis, ilmiah,
terhadap pemahaman konsep yang dimiliki menggunakan logika, kritis, serta dapat
yaitu penjelasan yang dikemukakan setiap meningkatkan daya kreativitasnya.
siswa dalam menyajikan soal dari pernyataan Pengajaran yang menghargai gaya belajar
tersebut hampir sama, mulai dari individual mempunyai potensi yang besar
perencanaan yang dipaparkan secara lisan sekali untuk meningkatkan mutu dan
seputar menentukan operasi atau langkah efektivitas pengajaran sehingga
penyelesaian tertentu yang akan digunakan memunculkan pemahaman konsep yang
hingga tahapan yang harus dilakukan untuk diharapkan kepada peserta didik.
menjawab permasalahan yang diberikan Ada tujuh aspek yang termuat dalam
seputar eksponensial. kemampuan pemahaman matematis, yaitu
Terkait penyajian secara tertulis baik menginterpretasikan, memberikan contoh,
berupa kalimat matematika, kemudian mengklasifikan, merangkum, menduga,
dinyatakan ke dalam bentuk persamaan membandingkan, dan menjelaskan.
mampu diselesaikan dengan benar dan jelas.

147
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

Pemahaman dikatakan sebagai aspek pembelajaran. Kecakapan guru tersebut dapat


fundamental karena seorang siswa tidak akan berupa penyampaian pembelajaran,
mampu memecahkan masalah seperti pengelolaan pembelajaran dan
bernalar dan mengkomunikasikan gagasan pengorganisasian pembelajaran. Sehingga
jika pemahaman yang benar tentang konsep pembelajaran tersebut dapat merangsang
yang mendasari masalah tersebut tidak atau siswa untuk memperoleh kompetensi yang
belum dikuasai. Pentingnya pemahaman diharapkan.
konsep matematika siswa, memerlukan
perencanaan pembelajaran matematika yang KESIMPULAN
baik sehingga pada hasil akhir siswa dapat Berdasarkan pembahasan diatas dapat
memahami konsep yang dipelajarinya. Tanpa disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman
adanya pemahaman siswa terhadap matematis merupakan kemampuan mendasar
permasalahan konsep/materi maka dapat yang hendaknya dikuasai oleh siswa.
berpengaruh pada tahapan-tahapan Pemahaman merupakan kemampuan yang
selanjutnya untuk menyelesaikan masalah harus dikuasai oleh siswa dalam belajar
matematis seperti bernalar dan matematika. Dengan memiliki kemampuan
mengkomunikasikan gagasan yang akan pemahaman matematis maka siswa akan
dirasa cukup sulit oleh siswa. mampu melihat bahwa matematika itu suatu
Maka dari itu untuk mencapai ilmu yang antar topiknya saling berkaitan
keberhasilan siswa dalam pembelajaran serta bermanfaat dalam mempelajari
matematika, berdasarkan beberapa tujuan pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-
matematika mengenai pemahaman konsep, hari.
penalaran, pemecahan masalah, komunikasi Berdasarkan hasil analisis dan
dan menghargai manfaat matematika dalam pembahasan terhadap kemampuan
kehidupan. Guru menjadi salah satu faktor pemahaman matematis siswa dalam pokok
penting yang memiliki pengaruh besar bahasan Eksponen, dapat disimpulkan bahwa
terhadap keberhasilan siswa dalam belajar, kemampuan pemahaman matematis pada
karena menjadi fasilitator sekaligus menjadi siswa berkemampuan rendah terkendala pada
mitra belajar bagi setiap siswa. ketidakmampuan siswa dalam memahami
Dalam pelaksanaan pembelajaran masalah dan menemukan konsep dalam
matematika diperlukan beberapa kecakapan penyelesaian soal sehingga dalam langkah
dan kreatifitas guru untuk menentukan suatu penyelesaian soal kurang teliti. Sedangkan
strategi pembelajaran yang tepat, baik untuk siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang
materi ataupun situasi dan kondisi dalam mampu memahami permasalahan yang

148
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

diberikan serta mampu menyelesaikan soal DAFTAR PUSTAKA


dengan baik. Dalam penelitian ini, terjadi Auliya, R. N. 2016. Kecemasan Matematika
pemikiran matematis siswa yang bervariatif dan Pemahaman Matematis. Formatif:
dalam menyelesaikan soal pemahaman Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA,
matematis dengan menggunakan sifat-sifat 6(1):12–22.
dan persamaan eksponen. Sehinga perlu Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri
disarankan agar siswa dapat lebih Pendidikan Nasional Republik
dipahamkan mengenai konsep-konsep Indonesia tentang Standar Isi untuk
eksponen. Untuk mengatasi rendahnya Satuan Pendidikan Dasar dan
kemampuan pemahaman matematis siswa, Menengah, Jakarta: hlm. 346
dalam menyampaikan konsep sebaiknya guru Firdaus, D. A., & Afriansyah, E. A. (2016).
menyertakan contoh dan bukan contoh dari Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
konsep, memberikan latihan soal-soal tentang Assisted Individually untuk
mengaitkan berbagai konsep, serta dengan Meningkatkan Kemampuan
menerapkan model pembelajaran yang dapat Pemahaman Matematis Siswa
mengasah kemampuan pemahaman Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
matematis siswa serta bagi peneliti yang lain Pendidikan Matematika RAFA,
untuk dapat lebih mengungkap lagi 2(1):104-122
kemampuan matematis yang dimiliki oleh Hamzah B. Uno, & Masri Kuadrat. 2009.
siswa dari sisi yang lebih luas lagi. Mengelola Kecerdasan dalam
Nyata tampaknya bahwa penelitian ini Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
banyak dengan kekurangan, dan ini hlm. 109
semoga mampu menjadi stimulus bagi Hendriana, H dan Soemarmo, U. (2014).
peneliti selanjutnya untuk mempertajam Penilaian Pembelajaran Matematika.
kajian ini. Sehingga keberlangsungan Bandung: Refika Aditama.
pendidikan dan atau pembelajaran dapat Hudojo, Herman. 1993. Mengajar Belajar
menemukan strategi pembelajaran yang Matematika. Surabaya: Usaha
tepat sehingga capaian kemampuan Nasional.
pemahaman matematis siswa dapat lebih Jusniani N., 2018. Analisis kesalahan
optimal lagi. jawaban siswa pada kemampuan
pemahaman matematis melalui
pembelajaran kontekstual.
Karim, A., & Nurrahmah, A. 2018. Analisis
Kemampuan Pemahaman Matematis

149
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

Mahasiswa Pada Mata Kuliah Teori pemahaman matematis siswa


Bilangan. Jurnal Analisa, 4(1):179– SMP. Infinity Journal, 3(2): 150-163.
187 Slameto. 2003. Belajar dan Factor-Faktor
Mawaddah, S., & Maryanti, R. (2016). yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Kemampuan Pemahaman Konsep Rineka cipta
Matematis Siswa SMP dalam Sumarmo, U., Hendriana, H., & Eti, E.
Pembelajaran Menggunakan Model (2017). Hard Skills dan Soft Skills
Penemuan Terbimbing (Discovery Matematik Siswa. Bandung: Penerbit
Learning). Jurnal Pendidikan Refika Aditama
Matematika, 4(April): 76–85. Rahayu, Y., & Pujiastuti, H. 2018. Analisis
Meirista, E., Rahayu, M., & Lieung, K.W. kemampuan pemahaman matematis
(2020). Analisis Penggunaan Model siswa smp pada materi himpunan:
Think, Talk and Write Berbantuan Studi kasus di smp 1 cibadak.
Video pada Mahasiswa Disabilitas. Symmetry : Pasundan Journal of
Jurnal Pendidikan Edutama, 7(2): 9- research in mathematics learning and
16 education.
Mulyani, A. (2018). Analisis Kemampuan Sumarmo, U. 2014. Asesmen Soft Skill dan
Pemahaman Matematis Siswa SMP Hard Skill matematik siswa
pada Materi Bentuk Aljabar. matematik siswa dalam kurikulum
Mosharafa: Jurnal Pendidikan 2013. Hal 1-30
Matematika, 7 : 251–262. Suwarti. 2013. Kesulitan Tingkat
Nuraeni, Y., & Afriansyah, E. A. 2016. Pemahaman Matematika SMP. [Studi
Peningkatan Kemampuan Pemula]. Cimahi: Tidak diterbitkan.
Pemahaman Matematis Siswa Wahyuni, I., & Karimah, N. I. (2017).
Melalui Pembelajaran Kooperatif Analisis kemampuan pemahaman dan
Tipe Rotating Trio Exchange. Jurnal penalaran matematis mahasiswa
Inovasi Pendidikan Dasar, 1(2): 85– tingkat iv materi sistem bilangan
94. Retrieved from kompleks pada mata kuliah analisis
Ruseffendi, E. T. 1998. Statistika Dasar kompleks. Jurnal Nasional
untuk Penelitian Pendidikan. Pendidikan Matematika, 1(2): 228–
Bandung: IKIP Bandung Press. 240
Sariningsih, R. 2014. Pendekatan kontekstual Wijaya, T. T., Dewi, N. S. S., Fauziah, I. R.,
untuk meningkatkan kemampuan & Afrilianto, M. (2018). Analisis
kemampuan pemahaman matematis

150
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

siswa kelas IX pada materi bangun Siswa SMA Theresiana


ruang. UNION: Jurnal Ilmiah Salatiga. MAJU: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 6(1). Pendidikan Matematika, 5(1).
Yuliana, D., & Ratu, N. 2018. Deskripsi
Kemampuan Pemahaman Konsep
Eksponen Berbasis Teori APOS Pada

151
Imelda Agustin Rostiana, Indrie Noor Aini/ Edumatsains 7 (1) (2022) 139-152

152

You might also like