You are on page 1of 9

Vol. 9 No.

2 Desember 2018, hlm 102-110

p-ISSN : 2355-1739 e-ISSN : 2407-6295

PENINGKATAN AKTIFITAS DAN BERPIKIR KREATIF DALAM


PEMBELAJARAN JARING-JARING BANGUN RUANG
DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
DI KELAS V SD NEGERI 130 RANTONATAS

Elvi
Guru SDN 130 Rantonatas
Surel : elvi_taufik@gmail.com

Abstract: Increasing Activity and Creative Thinking in Space Build Network


Learning with Project Based Learning Model in Class V of Public Elementary
School 130 Rantonatas. The purpose of this study was to describe the increase in
activity and creative thinking of students in learning space-building networks with a
project based learning model. The type of research carried out is classroom action
research conducted in two cycles. The research subjects were students of class V at
SD Negeri 130 Ranton with a total of 27 students. The research data was obtained
through observation sheets, and tests. The data obtained were analyzed qualitatively.
The results of data analysis in the first and second cycles showed that students'
creative thinking skills improved. In the project based learning process, initially
students are not accustomed to conveying ideas and collaborating with other
students. However, in the second cycle students have dared to convey ideas and
collaborate in completing the project assignments given. In the first cycle, creative
thinking indicators were still in the "less" category and in the second cycle increased
to "good" category.

Keywords : Creative Thingking, Mathematics, Project Based Learning

Abstrak : Peningkatan Aktivitas dan Berpikir Kreatif Dalam Pembelajaran


Jaring-jaring Bangun Ruang dengan Model Project Based Learning di Kelas V
SD Negeri 130 Rantonatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
peningkatan aktifitas dan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran jaring-
jaring bangun ruang dengan model project based learning. Jenis penelitian yang
dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SD Negeri 130 Rantonatas dengan
jumlah peserta didik 27 orang. Data penelitian diperoleh melalui lembar observasi,
dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis data pada
siklus pertama dan kedua menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif peserta
didik meningkat. Dalam proses project based learning, awalnya peserta didik belum
terbiasa menyampaikan ide dan bekerjasama dengan peserta didik lain. Namun, pada
siklus kedua peserta didik sudah berani menyampaikan ide dan bekerjasama dalam
peneyelesaian tugas proyek yang diberikan. Pada siklus pertama, indikator berpikir
kreatif masih dalam kategori “kurang” Dan pada siklus kedua meningkat menjadi
kategori “baik”.

Kata Kunci : Creative Thingking, Matemathic, Project Based Learning


masih secara konvensional, yaitu
PENDAHULUAN pembelajaran yang masih berpusat pada
Kemampuan berpikir kreatif guru. Pembelajaran tersebut dapat
peserta didik tidak dapat berkembang menghambat perkembangan kreatifitas
dengan baik apabila dalam proses dan aktifitas peserta didik seperti dalam
pembelajaran guru tidak melibatkan hal mengkomunikasikan ide dan
peserta didik secara langsung dalam gagasan. Sehingga keadaan ini tidak lagi
pembentukan konsep, metode
pembelajaran yang digunakan di sekolah sesuai dengan target dan tujuan
pembelajaran.

Diterima pada : 25 Agustus 2018; Di-review pada 31 Agustus 2018; Disetujui pada 22 September 2018 102
Vol. 9 No. 2 Desember 2018, hlm 102-110

p-ISSN : 2355-1739 e-ISSN : 2407-6295

Dalam era globalisasi yang Kemudian akan timbul perasaan enggan


sangat kompetitif saat ini, kompetensi untuk memperhatikan materi pelajaran
seseorang untuk membuat produk yang yang disampaikan. Hal ini menjadi
inovatif-kreatif dan mampu tanggung jawab guru untuk menciptakan
menyelesaikan masalah adalah skill pembelajaran yang kreatif dan
yang sangat dibutuhkan. Tantangan menyenangkan.
masa depan yang selalu berubah Pendekatan proyek suatu
sekaligus persaingan yang semakin ketat model pembelajaran yang melibatkan
memerlukan keluaran pendidikan yang pengalaman langsung peserta didik.
tidak hanya terampil dalam suatu bidang Keterpaduan dalam pembelajaran dapat
dan juga kreatif dalam mengembangkan dilihat dari aspek proses atau waktu,
bidang yang ditekuni. aspek kurikulum dan aspek belajar
Kemampuan berpikir kreatif mengajar (Depdiknas, 2006:2).
peserta didik tidak dapat berkembang Hal ini sejalan dengan KTSP
dengan baik apabila dalam proses yang berbasis karakter dan kompetensi,
pembelajaran guru tidak melibatkan antara lain ingin mengubah pola
peserta didik secara langsung dalam pendidikan dari orientasi terhadap hasil
pembentukan konsep, metode dan materi ke pendidikan proses. Oleh
pembelajaran yang digunakan di sekolah karena itu, pembelajaran harus sebanyak
masih secara konvensional, yaitu mungkin melibatkan peserta didik, agar
pembelajaran yang masih berpusat pada mereka mampu bereksplorasi untuk
guru. Pembelajaran tersebut dapat membentuk kompetensi dengan
menghambat perkembangan kreatifitas menggali berbagai potensi, dan
dan aktifitas peserta didik seperti dalam kebenaran secara ilmiah. Menurut
hal mengkomunikasikan ide dan Hiebert & Carpenter (dalam Van de
gagasan. Sehingga keadaan ini tidak lagi Walle,2008:28) “penemuan-penemuan
sesuai dengan target dan tujuan pada pemahaman dapat menghasilkan
pembelajaran. pemahaman baru, sebagaimana bola
Tidak hanya dituntut harus salju. Semakin besar jaringan dan
berfikir dalam pembelajaran, peserta menjadi lebih terstruktur, semakin besar
didik juga dituntut harus berpikir kreatif kemungkinan untuk penemuan”.
seperti yang diungkapkan Susanto (2013 Matematika merupakan ilmu universal
: 109) “peserta didik dituntut untuk yang mendasari perkembangan
dapat berpikir kreatif”. Oleh karena itu, teknologi moderen, mempunyai peran
apa pun yang menimpa salah satu penting dalam berbagai disiplin dan
elemen dari proses pendidikan akan memajukan daya pikir manusia. Mata
memberi pengaruh negatif kepada para pelajaran matematika perlu diberikan
peserta didik. Jika para peserta didik kepada semua peserta didik mulai dari
merasa bahwa salah satu guru sekolah dasar untuk membekali peserta
menjelaskan mata pelajaran dengan cara didik dengan kemampuan berpikir logis,
yang dingin dan asal-asalan , tidak analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
sitematis dan membosankan, juga tidak serta kemampuan bekerjasama.
memperhatikan tugas-tugas yang Kompetensi tersebut diperlukan agar
diberikan kepada para peserta didiknya, peserta didik dapat memiliki
maka para peserta didik akan bosan. kemampuan memperoleh, mengelola,

103
Elvi, Peningkatan Aktivitas dan ...

dan memanfaatkan informasi untuk pada peserta didik atau kegiatan yang
bertahan hidup pada keadaan yang masih berpusat kepada guru serta guru
selalu berubah, tidak pasti dan masih menggunakan strategi atau
kompetitif. metode konvensional sehingga
Pada kenyataannya di SDN ketertarikan dan antusias peserta didik
130 Rantonatas, khususnya di kelas V terhadap pembelajaran jelas masih
peneliti mengamati bahwa dalam kurang Sehingga keterampilan berpikir
pembelajaran peserta didik sering kreatif peserta didik tidak terlihat. Pada
dihadapkan dengan permasalahan dari kegiatan pembelajaran matematika
pembelajaran itu sendiri. Peserta didik peserta didik masih belum
kurang berminat dalam proses mengembangkan berpikir kreatif
pembelajaran, terlihat dari peserta didik sehingga peserta didik hanya bisa
merasa bosan dengan berada di kelas menjawab pertanyaan yang bersifat
karena terlalu lama duduk mendengar hafalan. Serta masih kurangnya
guru menjelaskan materi pembelajaran. penerapan pengembangan berpikir
Peserta didik kurang memiliki wawasan kreatif siswa dalam pembelajaran oleh
tentang materi pembelajaran. Peserta guru.
didik kurang cakap dalam pemecahan Rendahnya tingkat efesiensi
masalah, sebagian kecil peserta didik dan penguasaan peserta didik terhadap
yang berkemampuan tinggi saja yang pembelajaran disebabkan oleh prestasi
berperan dalam mengerjakan latihan belajar akademis lebih banyak
yang diberikan. Namun siswa yang diterangkan oleh faktor pendidik, buku
berkemampuan yang menengah ke paket, alat belajar, dan manajemen
bawah cenderung untuk menunggu dan sekolah. Masalah yang cukup menonjol
menyalin jawaban teman. Peserta didik berkaitan dengan perancangan model
kurang semangat dan terampil dalam pembelajaran berbasis proyek di SDN
berkoloborasi bersama teman-temannya 130 Rantonatas tersebar pada masalah
apalagi berkoloborasi dengan lawan pengembangan model-model
jenis. Serta peserta didik kurang pembelajaran berbasis proyek yang
memiliki berpikir kreatif dalam cenderung kurang menjadikan peserta
menyelesaikan permasalahan yang ada. didik kreatif. Hendaknya pembelajaran
Hal ini terlihat dari ikut serta peserta berbasis proyek dapat membuat
didik dalam menyelesaikan pembelajaran lebih menarik.
permasalahan yang ada serta dalam Peserta didik diharapkan dapat
merangkum materi pembelajaran. memiliki kompetensi yaitu pendidik
Hasil observasi pada hari di harus bisa menggunakan berbagai
kelas V SDN 130 Rantonatas, dapat metode, strategi dan teknik
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir pembelajaran yang kondusif, bermakna,
kreatif peserta didik masih rendah. Dari dan menyenangkan.
27 orang siswa, hanya sebagian kecil Sementara itu Bransfor dan
atau hanya 5 peserta didik yang Stein (dalam Warsono, 2012:153)
menunjukkan aktifitas dan berpikir mendefenisikan pembelajaran berbasis
kreatif dengan kategori sangat baik. Dari proyek sebagai pendekatan pengajaran
pengamatan selama observasi, dapat yang komprehensif yang melibatkan
yang diperoleh pembelajaran masih peserta didik dalam kegiatan
menekankan pada pemberian informasi

104
Vol. 9 No. 2 Desember 2018, hlm 102-110

p-ISSN : 2355-1739 e-ISSN : 2407-6295

penyelidikan yang kooperatif dan suatu pengajaran yang mencoba


berkelanjutan. mengaitkan antara teknologi dengan
Pembelajaran berbasis proyek masalah kehidupan sehari-hari yang
memusatkan diri terhadap adanya akrab dengan peserta didik”.
sejumlah masalah yang mampu Mengatasi permasalahan yang
memotivasi, serta mendorong peserta dihadapi peserta didik di kelas V SD
didik berhadapan dengan konsep-konsep Negeri 130 Rantonatas, penulis
dan prinsip-prinsip pokok pengetahuan mencoba untuk meningkatkan aktifitas
secara langsung sebagai pengalaman. pembelajaran matematika dengan
Project based learning adalah suatu project based learning. Berdasarkan
teknik pengajaran yang khas dan uraian di atas, peneliti ingin
berbeda dengan umumnya teknik melaksanakan penelitian tindakan kelas
pengajaran. Project based learning “Peningkatan aktifitas dan Berpikir
meningkatkan kebiasaan belajar peserta Kreatif dalam Pembelajaran Jaring-
didik yang khas serta praktik jaring Bangun Ruang dengan Model
pembelajaran yang baru. Peserta didik Project Based Learning di kelas V SD
harus berpikir secara orisinil sampai Negeri 130 Rantonatas”.
akhirnya mereka dapat memecahkan
suatu masalah dalam kehidupan nyata. PEMBAHASAN
Penerapan project based Proses pembelajaran
learning pada pelajaran matematika matematika dengan menggunakan
dapat memberi peluang pembelajaran model project based learning telah
terpadu yang lebih menekankan memberikan dampak positif terhadap
keterlibatan peserta didik secara peningkatan proses pembelajaran
langsung dalam proses pembelajaran peserta didik. Pembelajaran matematika
dan pemberdayaan dalam memecahkan dengan model project based learning di
masalah serta tumbuhnya kreativitas kelas V SD Negeri 130 Rantonatas telah
sesuai kebutuhan peserta didik. Lebih dilakukan sesuai dengan langkah-
lanjut, diharapkan peserta didik langkah model project based learning.
diharapkan memiliki keterampilan Dari data yang diperoleh, terlihat
berpikir tingkat tinggi salah satunya peningkatan pada aktivitas guru dan
adalah berpikir kreatif. Project based peserta didik.
learning membantu peserta didik 1. Aktivitas guru
mengetahui bagaimana terjadinya Guru adalah pengajar yang
berbagai konsep, menghubungkannya mendidik. Sebaga pendidik guru perlu
atau mengaitkannya, dan mencari memusatkan perhatiannya terhadap
hubungan antara pengalaman dan proses kepribadian dan keberhasilan belajar
belajar yang lalu, sekarang dan akan peserta didik. Menurut Dimyati (2009:
datang. Project based learning 249) “ guru harus bisa membangkitkan
merupakan pembelajaran yang minat dan motivasi belajar peserta didik
penyajiannya menghubungkan materi dengan melaksanakan pendekatan
satu dengan materi yang lain. Warsono pembelajaran secara tepat”. Pendapat ini
(2012:153) secara sederhana didukung oleh Mulyasa (2013:45) yang
menyebutkan pegertian “pembelajaran mengatakan bahwa “guru harus mampu
berbasis proyek didefenisikan sebagai membantu peserta didik
mengembangkan pola perilakunya, dan

105
Elvi, Peningkatan Aktivitas dan ...

mengembankan sikap disiplin diri dalam Pada siklus I, penyelesaian


setiap aktivitasnya”. Guru menggunakan masalah diselesaikan oleh peserta didik
model project based learning agar dapat yang memiliki kemampuan tinggi saja.
meningkatkan kemampuan berpikir Namun pada siklus II selain peserta
kreatif peserta didik. didik berkemampuan tinggi, peserta
Pemberian masalah yang didik berkemampuan rendah pun ikut
sesuai dengan kehidupan sehari-hari andil dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan guru untuk mengawali yang diberikan guru. Dimana dengan
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai bimbingan yang diberikan guru atau
dengan pendapat Hosnan (2014:322), peserta didik lain, peserta didik
“project based learning merupakan berkemampuan rendah mulai
adaptasi dari problem based learning. meningkatkan kemampuan kreatifnya
Dimana peserta didik diterjunkan agar dapat ikut berpatisipasi dalam
langsung untuk menangani masalah penyelesaian tugas proyek yang
yang dihadapi”.hal ini sejalan dengan diberikan oleh guru. Peserta didik
pendapat Gear (dalam Hosnan dituntut menyelesaikan masalah sesuai
2014:323), “pembelajaran berbasis kemampuan masing-masing. Masalah
proyek memiliki potensi besar untuk yang diberikan berkaitan kemampuan
memberikan pengalaman yang lebih berpikir kreatif peserta didik dalam
menarik dan bermakna bagi peserta menyelesaikan masalah.
didik”. Hal ini menggambarkan bahwa Dalam penelitian ini juga
project based learning diawali dengan terjadi kerjasama antara peserta didik.
masalah dunia nyata untuk Peserta didik juga dibimbing agar dapat
mengembangkan ide-ide dan konsep berkomunikasi dengan baik antara
matematika dalam diri peserta didik. anggota kelompok masing-masing.
1. Aktivitas Peserta Didik Peserta didik memberikan ide,
Pada awal penelitian ini, minat tanggapan atau alasan dalam
belajar peserta didik masih biasa saja. menyelesaikan tugas proyek. Dengan
Peserta didik belum tertarik dengan kerjasama tugas proyek yang diberikan
materi yang akan dipelajari. Memasuki bisa diselesaikan dengan hasil yang
pertemuan kedua di siklus I, peserta terbaik dan waktu pelaksanaannya pun
didik mulai terlihat senang akan materi lebih cepat. Sehingga persaingan antara
yang akan dipelajari. Ini terlihat dari peserta didik dalam proses pembelajaran
tanggapan peserta didik yang diberikan berkurang. Peserta didik yang memiliki
peserta didik ketika guru menyampaikan kemampuan lebih bisa membantu
pembelajaran. Peserta didik juga tidak peserta didik yang berkemampuan
selalu duduk diam mendengarkan guru. lemah. Keakraban anatara peserta
Karena dalam pembelajaran project didikpun dapat terjalin dengan baik.
based learning, peserta didik yang Proses pembelajaran project
menjadi pusat pembelajarannya. Peserta based learning dalam mencari,
didik akan sibuk mencari, menganalisis, menganalisis, mengolah dan melaporkan
mengolah data yang di dapat. Peserta hasil kerja proyek, merupakan hal
didik juga dibolehkan ke luar ruangan mendasar dalm model pembelajaran ini.
kelas untuk mencari data yang Pada siklus I, proses pembelajaran
diperlukan. berjalan dengan baik, walaupun ada
beberapa aspek yang belum terlaksana

106
Vol. 9 No. 2 Desember 2018, hlm 102-110

p-ISSN : 2355-1739 e-ISSN : 2407-6295

dengan baik. Namun pada siklus II didik belum terbiasa untuk memberikan
proses pembelajaran dapat berjalan ide-ide yang ada pada pikiran peserta
dengan optimal walaupun masih ada didik. Peserta didik masih takut jika ide
yang kurang. yang diberikan tidak sama dengan
Pada penelitian ini, peserta jawaban peserta didik yang lain. Namun
didik terlihat bingung dengan proses pada siklus II peserta didik sudah mulai
pembelajaran yang dilaksanakan guru. mengeluarkan ide-ide mereka walaupun
Peserta didik terbiasa dengan penjelasan berbeda dengan ide peserta lain. Peserta
yang diberikan guru, sehingga peserta didik mampu memberikan tanggapan
didik masih kesulitan dalam atas pertanyaan yang diberikan peserta
menyelesaikan tugas proyek yng didik yang lain. Peserta didik
diberikan guru. Untuk menghadapi hal dibiasakan berpikir kreatif agar dapat
ini guru memberikan bimbingan dan menggunakan konsep matematika dalam
motivasi agar peserta didik mau menyelesaikan masalah yang diberikan.
mengeluarkan ide-ide yang ada dalam Proses pembelajaran dengan
pikiran peserta didik sendiri. menggunakan model project based
Dalam penelitian ini guru learning telah memberikan dampak
berperan membimbing peserta didik positif dalam pembelajaran matematika
dalam proses pembelajaran. Hal ini terutama dalam geometri. Jika guru
terlihat pada proses pembelajaran, dapat membiasakan model project based
setelah memberikan tujuan learning dalam proses pembelajaran
pembelajaran di awal proses Matematika, maka akan semakin
pembelajaran, guru hanya memberikan meningkatkan proses berpikir kreatif
bimbingan terhadap peserta didik. peserta didik dan pemahaman peserta
Selama proses pembelajaran peserta didik dalam konsep matematika.
didik sendiri yang mencari dan menggali Berkaitan dengan hal tersebut,
pengetahuan melalui tugas proyek yang Trefinger (dalam Munandar,1984:37)
diberikan. Dan guru kembali berperan memberikan empat alasan pentingnya
setelah peserta didik memberikan belajar kreatif di antaranya”1)
kesimpulan di akhir presentasi Membantu anak menjadi lebih berhasil
kelompok. jika kita tidak bersama mereka, 2)
2. Peningkatan kemampuan Menciptakan kemungkinan untuk
berpikir kreatif memecahkan masalah yang bisa timbul
Wijaya (2012:17) mengatakan di masa akan datang, 3) Mempengaruhi
bahwa “ kegiatan pembelajaran yang kehidupan pribadi anak, 3)
dilakukan secara interaktif, menantang, Menimbulkan kepuasan dalam
memotivasi peserta didik dapat memberikan ide-ide baru”.
meningkatan kreatifitas, kemandirian Peserta didik juga diberikan
serta perkembangan fisik dan motorik tugas yang bisa meningkatkan
peserta didik”. Kegiatan ini dilakukan kreatifitas. Karena dalam project based
secara sistematis melalui aksplorasi, learning selain pengetahuan kognitif
elaborasi dan konfirmasi. juga dituntut berpikir kreatif peserta
Pada siklus I karakteristik didik. Dengan kreatifitas yang diberikan,
berpikir kreatif peserta didik masih peserta didik bisa menimbuklkan inovasi
banyak yang belum terlihat. Peserta dalam pembelajaran. Dan terakhir dalam

107
Elvi, Peningkatan Aktivitas dan ...

project based learning peserta didik dan individu peserta didik mengalami
juga meraskan kenyamanan dan senang peningkatan.
belajar, karena tidak selalu harus duduk Hasil pengamatan aktivitas
lama mendengarkan guru guru pada siklus I pertemuan I 83,93%
menyampaikan materi pembelajaran. pertemuan II 89,29% meningkat
3. Refleksi siklus kedua menjadi 94,64% pada pertemuan I,
Berdasarkan pengamatan yang 98,21% pada pertemuan II. Aspek
dilakukan observer selama siklus II pengamatan pada peserta didik pada
dalam dua kali pertemuan, didapatkan siklus I pertemuan I 64,29%, pertemuan
kesimpulan sebagai berikut: II 78,57% meningkat pada siklus I
a. Aktivitas guru sudah terlihat baik. pertemuan I 89,29% dan pada
Semua langkah yang ada sudah pertemuan II 94,64%.
terlaksana dengan baik dan sesuai 2. Peningkatan berpikir kreatif dengan
dengan langkah-langkah yang ada pada model project based learning pada
RPP. pembelajaran matematika di SD Negeri
b. Aktivitas peserta didikpun sudah 130 Rantonatas mengalami peningkatan.
mulai meningkat. Hal ini terlihat Pembelajaran matematika tentang
semangat peserta didik selama proses geometri dengan project based learning
pembelajaran berlangsung. Peserta didik dibagi tiga tahap yaitu kegitan awal
memperlihatkan kemampuan berpikir dimana peserta didik dibagi
kreatifnya dengan bertanya, memberikan perkelompok, kegiatan inti
ide, menganalisa sampai dilaksanakan tugas proyek untuk
mempresentasikan hasil kerja yang membangkit berpikir kreatif peserta
dilaksanakan. didik dan kegiatan akhir dilaksanakan
c. Dalam proses pembelajaran tes individu untuk menguji kepahaman
peningkatan berfikir kreatif peserta didik peserta didik tentang materi yang telah
sudah terlihat, hasil belajar pun terlihat dipelajari. Terlihat pada lembaran
bagus. Terbukti dari hasil nilai ulangan pengamatan berpikir kreatif peserta
harian yang dilaksanakan pada akhir didik yang mengalami peningkatan.
siklus kedua. Peserta didik lancar dalam
mengeluarkan ide-ide yang ada, dengan
KESIMPULAN penalaran dan bahasa yang baik serta
1. Pelaksanaan pembelajaran dapat memahami materi yang ada
matematika dengan model project based dengan baik.
learning di kelas V SD Negeri 130 Rata-rata hasil belajar peserta
Rantonatas mengalami peningkatan baik didik dari nilai ulangan siklus I 72,05
itu dari segi aktivitas guru maupun meningkat pada siklus II menjadi 83,41.
aktivitas peserta didik. Rencana Saran yang dapat diberikan dalam
pembelajaran sesuai dengan langkah- penelitian ini adalah :
langkah project based learning yaitu 1. Guru hendaknya menggunakan
tahap perencanaan, tahap penciptaan dan model project based learning dalam
tahap pemprosesan. Terlihat pada pembelajaran matematika di kelas V SD
peningkatan hasil pengamatan kegiatan Negeri 130 Rantonatas agar berpikir
guru dan peserta didik, berpikir kreatif kreatif peserta didik mengalami
peserta didik pada siklus I meningkat peningkatan.
pada siklus II serta hasil tugas proyek

108
Vol. 9 No. 2 Desember 2018, hlm 102-110

p-ISSN : 2355-1739 e-ISSN : 2407-6295

2. Dengan menggunakan model project Karim, Muchtar A,dkk. 2007.


based learning dalam pembelajaran Pendidikan Matematika II.
matematika dapat meningkatkan proses Jakarta. Universitas Terbuka
dan hasil pembelajaran Karso, dkk. 2004. Pendidikan
3. Sekolah, dinas pendidikan serta Matematika 1. Jakarta :
pihak terkait memperhatikan Universitas Terbuka
ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk meningkatkan Munandar, U. 2004. Pengembangan
proses dan hasil pembelajaran Kreatifitas Anak Berbakat.
matematika dengan model project based Jakarta : Rineka Cipta
learning.
Saddhono, Khundaru dan Y. Slamet.
DAFTAR RUJUKAN 2012. Meningkatkan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Keterampilan Berbahasa
Penelitian Suatu Praktik. Jakarta: Indonesia. Bandung : Karya Putra
Rineka Cipta Darwati

Chatib, Munif. 2011. Sekolahnya Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil


Manusia. Bandung : Kaifa Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Danim, Sudarwan. 2010. Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: Alfabeta Sulardi. 2008. Pandai Berhitung
Matematika. Jakarta: Erlangga.
Daryanto. 1997. Kamus Bahasa
Indonesia Lengkap. Surabaya: Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana.
Apollo 2009. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : Universitas
Depdiknas. 2006. Kurikulum Terbuka
Permendiknas Nomor 22 Tentang
isi untuk Satuan Pendidikan Sutrisno. 2012. Kreatif Mengembangkan
Dasar. Jakarta : Dirjen Aktivitas Pembelajaran Berbasis
Disdakmen Direktorat Menengah. TIK. Jakarta : Referensi
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Pendidikan dengan Pendekatan
dan Pembelajaran. Jakarta : baru. Bandung : Remaja
Rineka Cipta Rosdakarya

Hamzah Ali dan Muslirarni. 2010. Talajan, Guntur. 2012. Menumbuhkan


Perencanaan dan Strategi Kreativitas dan Prestasi Guru.
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : LaksBang
Jakarta: Rajawali Pers PRESSindo

Harmin, Merril. dan Toth, Melanie. Taufik, Taufina dan Muhammadi. 2011.
2012. Pembelajaran Aktif yang Mozaik Pembelajaran Inovatif.
Menginspirasi. Jakarta : Indeks Padang : Sukabina Press

109
Elvi, Peningkatan Aktivitas dan ...

Van de Walle, John. 2006. Matematika


Sekolah Dasar dan Menengah
Pengembangan dan Pengajaran.
Jakarta : Erlangga

Warsono dan Hariyanto. 2012.


Pembelajaran Aktif. Bandung :
Remaja Rosdakarya

Wena, Made. 2010. Strategi


Pembelajaran Inovatif
Kotemporer. Jakarta : Bumi
Aksara

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan


Matematik Realistik. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Yusuf, Syamsu L.N dan Sugandhi, Nani


M. 2011. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : Raja Grafindo
Persada

110

You might also like