You are on page 1of 21

Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2.

Agustus 2016

SINGWIT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KREATIF


(Best Practice Guru dalam Pembelajaran)

Oleh:
Dwi Ermavianti Wahyu Sulistyorini, S.Pd
SMK Negeri 1 Sewon, Pulutan Pendowoharjo Sewon Bantul
HP. 081392824608 email: ermasuharson@gmail.com

ABSTRACT
This best practice report aims to stimulate students' interest in learning vocational subjects
in makeup through the fabrication of singwit as a creative learning media; it is also to develop
creativity and to direct the potential of the students so that they can think creatively through the
implementation singwit on special creative makeup subjects.
This report is a study of teacher's best practice in the adoption of classroom action research
and written empirically based on the experience of the teacher in the classroom. The setting of
this activity was research activities carried out in class XII (twelve) Skin Beauty Competency
Skills with the number of students 34 people. The project was implemented in two periods. The
material presented was character makeup. The search location was the practice room of skin
care at the Senior Vocational School 1 Sewon. Data was collected with participatory
monitoring, that is the monitoring was done by the teacher when the teacher was teaching, non-
participatory monitoring, interviews, questionnaires, and documentation.
The result of this research is that the implementation of instructional media singwit on
learning activities can enhance students' creativity through experimentation of using singwit in
makeup practice. Students can make designs using their idea and then apply it in makeup using
singwit material. Students are more skillful in greasing singwit to be applied on the face,
students who do more practice can develop their makeup ideas with the material singwit. The
quality of learning in productive subjects with Standart Competence of character, fancy and
fantasy makeup brings about the improvement of students' achievement, that is the mastery or
competence of students in practical lessons. Comprehensively improving results can be seen
from the increase in the average scores achieved by students in the learning process. Singwit
learning media can be implemented for a variety of subjects that require cream for body painting
as the medium.
Keywords: Singwit, Learning Media, Creative Learning

PENDAHULUAN global tetapi berkarakter Indonesia merupa-


Berbasis pada pengembangan karakter dan kan tujuan mulia untuk menjaga kepribadian
Kebudayaan lokal genius yang dimiliki oleh siswa tetap pada porosnya dan tidak
kabupaten Bantul, sebagai seorang pendidik terpengaruh oleh perkembangan teknologi
guru memiliki tanggung jawab besar dalam yang semakin luas.
mencerdaskan siswa-siswa ditengah kemaju- Mengacu pada Peraturan Pemerintah
an IPTEK yang luar biasa. Berwawasan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

2490
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

Nasional Pendidikan (SNP), pasal 19 yang sudah beberapa kali dilakukan tetapi belum
menyatakan bahwa proses pembelajaran pada mendapatkan hasil yang maksimal, dalam arti
satuan pendidikan diselenggarakan secara belum bagus. Selain itu, siswa membuat
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menan- desain riasan terkesan monoton dan lebih
tang, memotivasi peserta didik untuk ber- cenderung mengikuti desain yang sudah ada.
partisipasi aktif, serta memberikan ruang Kreasi siswa dalam mengaplikasikan kos-
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan metik juga cenderung menerima apa adanya,
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan tanpa berusaha untuk mencoba warna-warna
perkembangan fisik serta psikologi peserta dan mengaplikasikannya kedalam riasan.
didik. Siswa juga cenderung pasif, jarang mem-
Belajar bukan hanya sekedar tahu, tetapi berikan ide atau gagasan walaupun diberikan
memahami, menguasai ilmu, menghafal teori, kesempatan. Kendala lain yang dihadapi ada-
dan mempraktekkan keterampilan tetapi bela- lah terbentur pada bahan-bahan rias atau
jar merupakan proses berfikir. Idealnya agar kosmetik body painting dari pabrik yang
siswa dapat lebih kreatif setelah mengikuti harganya relatif mahal.
proses pembelajaran, siswa diberikan kesem- Melihat kenyataan di atas, perlu dilakukan
patan yang bertujuan untuk menggali ide dan inovasi pembelajaran dengan menggunakan
kreativitas siswa lebih terperinci untuk singwit sebagai media pembelajaran kreatif,
mewujudkan semua ide dan gagasannya ke dimana keterlibatan siswa secara intelektual
dalam suatu riasan sebagai hasil dari proses dan emosional pada saat proses belajar
tersebut. Ketika siswa melakukan pembe- mengajar. Pemilihan media pembelajaran ini
lajaran dengan melewati tahapan-tahapan dipilih karena singwit bukan merupakan
yang telah ditentukan idealnya mereka bisa bahan baru, tetapi adalah bahan yang sudah
mengembangkan kreativitasnya sesuai ada dan banyak tetapi belum dimanfaatkan
dengan kemampuan siswa itu sendiri. secara maksimal. Karena fungsi dari singwit
Demikian halnya dengan pembelajaran itu sendiri adalah untuk nyungging wayang.
praktek rias wajah disekolah, setelah siswa Dalam implementasinya nanti siswa didorong
memperoleh pengetahuan dari beberapa cara untuk menemukan dan mengkonstruksi
seperti: ceramah bervariasi dari guru, tanya sendiri konsep yang sedang dikaji melalui
jawab, penugasan dengan browsing di penafsiran yang dilakukan dengan observasi
internet, diskusi, dan praktek di sekolah. dan eksperimen. Pada kegiatan yang dituju-
Seharusnya setelah melewati proses tersebut kan untuk menggali dan mengeksplorasi
siswa lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuan siswa adalah dengan memberi-
idenya. kan bahan singwit sebagai obyek dalam
Tetapi yang terjadi pada pembelajaran di merias.
sekolah guru mengalami kesulitan dalam Tujuan dari penelitian ini adalah: 1)
mengembangkan dan meningkatkan ide sis- Membangkitkan minat belajar siswa terhadap
wa dalam merias. Kendala yang dihadapi mata pelajaran kejuruan dalam merias wajah
siswa adalah kurangnya ide dan kreativitas melalui pembuatan bahan singwit sebagai
ketika sedang merias karena beberapa hal media pembelajaran kreatif; 2) Mengem-
seperti: siswa jarang membaca buku ataupun bangkan kreativitas dan mengarahkan potensi
majalah yang ada kaitannya dengan macam yang ada pada diri siswa sehingga dapat
rias wajah. Praktek merias wajah karakter berpikir kreatif melalui implementasi singwit.

2491
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Bagi turun temurun. Singwit bukanlah kosmetik
siswa: memperoleh pemahaman penge- tetapi adalah bahan untuk pelitur/nyungging
tahuan, keterampilan dan sikap melalui wayang kulit, yang diolah sedemikian rupa
pengalaman pembelajaran sehingga dapat sehingga dapat digunakan untuk merias wa-
mengembangkan kreativitas yang sekaligus yang orang maupun badut. Singwit ini tidak
melestarikan budaya melalui materi yang mempunyai efek samping karena sudah
dipelajari; 2) Bagi guru: meningkatkan kuali- digunakan bertahun-tahun oleh para pemain
tas pembelajaran, mengembangkan inovasi wayang orang. Selain harganya murah dan
serta memfasilitasi potensi siswa untuk bahannya pun mudah didapat, hasil riasannya
mengaktualisasikan kemampuan yang pun tidak kalah bagus dengan body painting.
dimiliki anak; 3) Bagi sekolah: memberikan Warna yang dapat dibuat juga bervariasi,
motivasi dalam upaya meningkatkan mutu hitam, merah, kuning, krem, putih dan
pendidikan dan profesionalisme guru secara sebagainya.
umum serta menemukan inovasi pembelajar- Teori kedua adalah tentang media pembe-
an yang bermanfaat untuk dapat diterapkan di lajaran adalah sarana yang digunakan sebagai
sekolah sarana bantu pembelajaran, baik berupa
perangkat keras maupun perangkat lunak agar
KAJIAN TEORI proses pembelajaran berlangsung efektif dan
Untuk mendukung penelitian ini, diguna- efisien. Media sangat berguna untuk: (1)
kan beberapa teori diantaranya: Dasar ide meningkatkan kejelasan pesan atau pema-
singwit digunakan sebagai bahan untuk haman pemelajar, (2) membangkitkan rasa
merias (kosmetika) tradisional wayang orang ingin tahu pembelajar dan minat, (3) mema-
tempo dulu diwariskan secara turun temurun. datkan informasi, (4) pembelajaran menjadi
Faktor kelangkaan kosmetik untuk merias lebih menarik, (5) memudahkan penafsiran
panggung yang menjadikan para pelaku materi, (6) meningkatkan motivasi belajar, (7)
wayang orang berpikir untuk membuat kos- menyederhanakan pesan yang rumit, (8)
metik yang murah dan bisa digunakan untuk memberikan pengalaman sosial dan
pementasan. Salah satu pelaku seniman yang emosional (Hamidah, 2003:2-3), (9) mempe-
masih aktif dan konsisten menggunakan ringan tugas guru, (10) memudahkan pembe-
singwit sebagai bahan dasar dalam merias lajar untuk membuat konstruksi pengetahuan.
pada saat pentas adalah “Sutedjo” atau lebih Media pembelajaran dipilih dan ditentu-
dikenal dengan sebutan “Tedjo Badut” karena kan sesuai dengan materi dan tujuan
sering tampil dengan menggunakan riasan pembelajaran, kriteria yang perlu dipertim-
badut. bangkan oleh guru dalam memilih media
Beberapa tokoh perias wayang orang menurut Nana Sudjana (1990 : 4-5) yakni: (1)
tradisional, jathilan, badut tradisional ketepatan media dengan tujuan pengajaran,
(Punokawan) masih sering menggunakan (2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, (3)
kosmetik ini untuk pementasan. Karena bebe- kemudahan memperoleh media, (4) keteram-
rapa alasan seperti mahal, sukar diperoleh, pilan guru dalam menggunakannya, (5) terse-
warna tidak lengkap, maka para perias dia waktu untuk menggunakannya, (6) sesuai
tradisional ini membuat kosmetik body dengan taraf berfikir anak. Singwit dalam
painting tradisional dari bahan siwit (singwit) pembelajaran ini digunakan sebagai objek
yang digunakan untuk pementasan secara

2492
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

untuk merias wajah menggantikan kosmetika d. Elaboration (keterperincian), yaitu


bodypainting yang biasa digunakan. kemampuan menyatakan pengarahan
Kajian teori yang ketiga adalah Kreativitas ide secara terperinci untuk mewujud-
adalah adalah kemampuan untuk mencipta, kan ide menjadi kenyataan
mengembangkan ide-ide yang dimiliki oleh e. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan
seseorang, bisa berkaitan dengan seni, kete- menangkap dan menghasilkan masalah
rampilan, maupun pengetahuan. Tidak ada sebagai tanggapan terhadap suatu
satupun pernyataan yang diterima secara situasi.
umum mengenai mengapa suatu kreasi Kajian teori selanjutnya adalah singwit
timbul. Kreativitas sering dianggap terdiri sebagai media pembelajaran merias wajah
dari 2 unsur, pertama: kefasihan yang karakter (character stage make up).
ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan Character Make up atau /Stage make up ada-
sejumlah besar gagasan pemecahan masalah lah untuk menampilkan watak tertentu bagi
secara lancar dan cepat, kedua: keluwesan seseorang aktor dan aktris di panggung. Rias
yang pada umumnya mengacu pada ke- wajah karakter dimaksudkan untuk mem-
mampuan untuk menemukan gagasan yang bantu aktor menggambarkan suatu peran
berbeda-beda dan luar biasa untuk memecah- dengan membuat wajahnya/ mukanya menye-
kan suatu masalah. rupai muka peranan watak yang akan
Istilah kreativitas digunakan untuk menga- dimainkan. Untuk mengungkapkan gambaran
cu pada kemampuan individu yang mengha- watak tersebut dapat dilakukan rias wajah
silkan keunikan dan kemahirannya untuk yang menonjolkan secara realistis maupun
menghasilkan gagasan baru dan wawasan non realistis. Rias wajah karakter ini
segar yang sangat bernilai bagi individu dipergunakan untuk persiapan-persiapan bagi
tersebut. acara siaran TV, film, sandiwara, pentas
Dalam bukunya Mohamad Amien yang mengikuti suatu pola umum dan biasanya
dikutip dari Parnes (1972) mengungkapkan perias mengadakan rapat naskah (script
bahwa kemampuan kreatif dapat dibangkit- conference) dengan produser atau sutradara
kan dengan masalah yang memacu kepada 5 sebelum atau sesudah membaca naskah.
perilaku kreatif yaitu sebagai berikut : Rias wajah karakter ini mempunyai ciri-
a. Fluency (kelancaran), yaitu kemam- ciri antara lain: garis-garis rias wajah yang
puan mengemukakan ide-ide yang tajam, warna-warna yang dikenakan dipilih
serupa untuk memecahkan suatu yang menyolok dan kontras, alas bedak yang
masalah. digunakan lebih tebal. Ada dua hal yang harus
b. Flexibility (keluwesan), yaitu kemam- diperhatikan dalam merias wajah karakter
puan menemukan atau menghasilkan yaitu:
berbagai macam ide untuk memecah- a. Menganalisa gambaran watak yang
kan suatu masalah diluar kategori diinginkan,
biasa. b. Mewujudkan gambaran watak tersebut
c. Originality (keaslian), yaitu kemampu- dengan mempertimbangkan 8 faktor
an memberikan respon yang unik atau yang menentukan yaitu: keturunan/ras/
luar biasa genetik; usia/umur; kepribadian
misalnya berwatak keras, ramah,

2493
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

berwibawa, lucu, atau manja, kesem- acting.


purnaan jasmani atau adanya cacat Kajian teori berikutnya adalah merias
yang menonjol, kesehatan, apakah wajah Punokawan, dalam pentas wayang
tokoh itu orang yang akan ditampilkan orang diperlukan pengetahuan khusus untuk
sakit-sakitan, mode busana, tidak rias merias para pemainnya karena setiap garis
wajahnya saja, tetapi juga tatanan ram- ekspresi yang digambarkan pada mata, hi-
butnya, busana dan perlengkapannya dung, bibir mempunyai arti tersendiri yang
yang menunjang; lingkungan, seorang berkaitan dengan watak setiap peran. Dikutip
yang hidup di daerah tropis tentunya dari buku Mengenal Wayang Kulit Purwa
beda dengan mereka yang hidup di dalam karangan Soekatno, riasan khusus/
daerah sub tropis, pendidikan sese- karakter wajah Punokawan adalah sebagai
orang yang berasal dari kalangan berikut :
terpelajar akan tampil beda dengan Dasar warna wajah punokawan adalah
yang kurang terpelajar baik dalam hal putih, dasar warna ini digunakan oleh tokoh
tata rias wajah, rambut maupun busana wayang yang digambarkan tua, seperti Durna,
dan dan perlengkapannya. Sangkuni, Batara Narada, pada raksasa biasa
Selain 8 faktor di atas ada 4 prinsip rias wajah dan Punakawan (Semar, Gareng, Petruk,
karakter pada umumnya yaitu sebagai berikut: Bagong).
1) Karakter adalah menggarap tata rias a. Bentuk mata punokawan
pada wajah untuk merubah wajah 1) B e n t u k m a t a s e m a r a d a l a h
sesuai dengan peran yang dimainkan klecepan/rembesan dan bentuk
jangan sampai terlihat di tata rias, alisnya thelengan. Bentuk mata dan
dilihat dari arah penonton. Ia harus alis klecepan/rembesan digambar-
kelihatan wajar, jadi harus memberikan kan dengan warna hitam, ujung
gambaran yang nyata kepada penonton. matanya turun dan diberi warna
2) Tata rias jangan sampai mengganggu merah yang menegaskan bahwa
wajah pemain, crepe hair jangan sam- Semar bermata rembes atau
pai mengikat kebebasan urat-urat mengeluarkan kotoran
muka/wajah. Jadi jangan memberikan
tata rias yang menganggu kenyamanan
wajah pemain itu sendiri.
3) Make up seorang pemain kelihatan dari
jauh yaitu di atas panggung di bawah
sinar lampu, harus mempertimbangkan
faktor pencahayaan (stage lighting)
dan jarak antara penonton dan pemain Gambar 1 bentuk mata semar
4) Tata rias yang baik memberikan
bantuan besar sekali pada pemain, jadi Untuk menggambarkan bentuk
mempergunakan tata rias sebagai mata seluruh kelopak ditutup
bantuan yang penting pada acting dengan dasar putih, bagian ujung
tetapi tidak sebagai pengganti untuk mata dibuat turun digunakan warna
hitam dari pidih/oyan kemudian

2494
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

bagian ujung diisi dengan warna 4) Bentuk mata Bagong adalah bulat
merah. Alis digambar pada dahi lebar
dengan bentuk kecil pendek, bulat Untuk merias karakter mata Bagong
pada pangkal dan ujungnya turun. yang bulat lebar, kelopak mata
dibentuk bulat dan diberi warna
2) Bentuk mata Gareng adalah kero/ kelopak mata dibentuk bulat dan
juling diberi warna merah. Alis digambar
Disain karakter untuk mata Gareng didahi dengan bentuk bagian ujung
diawali dengan dasar putih, untuk alis naik dan bagian pangkal lebih
membentuk juling dibuat pada rendah dari ujung. Posisi letak alis
bagian pangkal mata dengan meng- berdekatan.
gunakan warna hitam berupa celak
atau sipat mata dibuat lancip dengan b. Bentuk hidung punokawan
alis digambar didahi melengkung 1) Bentuk hidung Semar adalah bulat
keatas tenggelam

Gambar 2 bentuk mata Gareng

3) Bentuk mata Petruk adalah juling


sedikit Gambar 4 bentuk hidung Semar
Bentuk mata Petruk juga kero/juling
tetapi tidak seperti Gareng.Dasar 2) Bentuk hidung Gareng dan Bagong
mata tetap dibuat warna putih, sipat adalah bulat
mata digambar dengan warna hitam
dimulai dari bagian pangkal diben-
tuk lancip dan ujung naik. Pada
bagian tengah bawah mata dibuat
gambar menyerupai tetesan air.
Sedangkan alis dibentuk meleng-
kung keatas.

Gambar 5 bentuk hidung Gareng


dan Bagong
Gambar 3 bentuk mata Petruk

2495
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

3) Bentuk hidung Petruk adalah Bentuk bibir Gareng nyumlik/cilik/


panjang kecil. Cara meriasnya bagian bibir
ditutup dengan warna putih. Kemu-
dian dibentuk lebih kecil ditengah-
tengah bibir kemudian diberi warna
merah pada bagian atas bibir dibuat
garis ekspresi melengkung sampai
ke pipi, dibentuk menyerupai
kumis.

3) Bentuk bibir Petruk yaitu gusen


Gambar 6 bentuk hidung Petruk tertawa kecil

c. Bentuk bibir Punokawan


1) Bentuk bibir Semar adalah gusen
gugut dengan bentuk bibir yang
Gambar 9 bentuk bibir Petruk
ujungnya turun kebawah.
Karakter riasan bibir Petruk diben-
tuk melebihi garis asli bibir,
ujungnya dibuat bulat dan naik,
kemudian diisi dengan warna merah
Gambar 7 bentuk bibir Semar dari atas hidung ditarik garis
ekspresi melengkung sampai pipi
Untuk merias bibir karakter pada dengan warna hitam menyerupai
Semar dengan membentuk garis kumis.
bibir dibuat lebih besar dengan
sudut mulut turun. Sudut mulut 4) Bentuk bibir Bagong ndhower/
dibentuk lancip kemudian diberi ndobleh dengan ujung bibir turun
warna merah.Pada bagian atas dan lebar.
dibuat garis disain sebagai kumis Bentuk bibir Bagong lebar dan
berupa garis melengkung sesuai besar atau dalam bahasa Jawa
dengan bentuk bibir sampai pipi. disebut ndhower atau ndobleh. Cara
meriasnya dengan membentuk garis
2) Bentuk bibir Gareng adalah nyumlik bibir melebihi bentuk bibir asli, dan
/ kecil bibir bagian bawah dibentuk lebih
besar dan membulat.

d. Karakter Wajah Punokawan


1) Semar
Ciri-ciri pada wajah Semar adalah
Gambar 8 bentuk bibir Gareng penggabungan bentuk mata dan alis
klecepan/rembesan diantara kedua

2496
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

mata digambarkan dua garis


menyerupai kerutan, bentuk hidung
bulat, bentuk bibir gusen gugut.
Pada bagian bawah bibir diberi
gambar seperti jenggot. Diatas bibir
diberi garis lengkungan sampai ke
pipi menyerupai kumis.

Gambar 11 karakter Gareng

3) Petruk
Pembuatan karakter wajah Petruk
Gambar 10 karakter Semar
dimulai dengan membentuk mata
dan alis. Penggambaran mata
Karakter riasan bentuk wajah Semar Petruk yang sedikit juling dibuat de-
merupakan penggabungan dari ben- ngan menaikkan sudut mata, diben-
tuk bagian-bagian wajah diatas. tuk runcing. Pada garis mata bagian
Dengan ditunjukkan karakter wajah bawah dibentuk menyerupai tetesan
Semar diharpkan siswa dapat air dengan warna hitam. Alis Petruk
meniru/mencontoh dalam melaku- kecil pendek dan ujungnya naik.
kan riasan tersebut. Bentuk hidung Petruk adalah pan-
jang, bagian bibir dibentuk gusen
2) Gareng atau seperti bibir yang sedang
Karakter wajah Gareng dimulai tertawa kecil.
dengan menggambar bentuk mata
yang kero/juling dan bentuk alis
kecil pendek. Diantara dua alis
digambar menyerupai kerutan. Ben-
tuk hidung Gareng bulat, sedangkan
bentuk bibir nyumpilk/cilik/kecil,
selanjutnya pada bagian atas bibir
dibentuk garis melengkung sampai
pipi dan bagian bawah bibir
dibentuk jenggot kecil.
Gambar 12 karakter Petruk

2497
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

Cara membentuk bagian bibir di- nakan pembelajaran praktek, yang diadaptasi
gambar melebihi bentuk asli bibir dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan ujung naik dan sedikit sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh
membulat. Diatas bibir dibentuk penulis.
garis melengkung kebawah sampai Untuk mengetahui efektivitas dan penga-
pipi bagian bawah, dibawah bibir ruh penggunaan singwit sebagai media
digambar jenggot kecil pembelajaran maka digunakan prosedur
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan
4) Bagong kondisi yang dialami siswa yang terdapat
Karakter riasan Bagong adalah dalam latar belakang. Dengan mengamati
bentuk mata bulat besar, dengan kondisi tersebut maka peneliti sebagai guru
bentuk alis kecil pendek ujungnya yang mengajarkan materi tersebut berupaya
turun. Hidung Bagong digambarkan mencari solusi agar terjadi peningkatan hasil
bulat dengan bentuk bibir ndower/ belajar siswa melalui bahan singwit yang
ndobleh. Cara menggambarnya dibuat sendiri oleh siswa kemudian dijadikan
adalah bibir dibentuk melebihi bibir kosmetik untuk merias wajah.
asli dengan bagian ujung membulat Pada pelaksanaannya penelitian tindakan
sedikit naik keatas. kelas meliputi 4 (empat) tahap yang akan dila-
Program bawah bibir dibuat lebih kukan sebagai acuan dalam kegiatan
besar dibagian tengah bibir bawah pembelajaran di kelas, yaitu: perencanaan
dibentuk jenggot kecil. Untuk garis (Planing), pelaksanaan (Acting), pengamatan
ekspresi tambahkan di dahi berupa (Observation) dan refleksi (reflection).
garis setengah lengkung, dan diatas Perencanaan dalam penelitian ini akan
bibir garis lengkung sampai ke pipi. dilakukan selama 2 siklus dengan tiap siklus
adalah 3 kali pertemuan. Pada tahap perenca-
naan ini guru menyusun strategi pembelajaran
dimulai dari membuat silabus dan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
kegiatan pembelajaran dalam tiap pertemuan-
nya siswa berperan aktif dengan menyum-
bangkan ide-idenya dengan memberikan
kontribusi aktif sehingga akan tampak
perubahan prilaku siswa yang tadi biasa saja
menjadi kreatif. Pada tahapan ini guru
mengamati sejauhmana perkembangan siklus
1 yang direncanakan 3 kali pertemuan, tahap
Gambar 13 karakter Bagong yang dilakukan adalah :
a. Perencanaan
METODE PENELITIAN 1) Membuat instrument pembelajaran
Metode penulisan yang terdiri dari rencana pelaksana-
Metode penulisan laporan ini berdasarkan an pelajaran dan skenario pembe-
pengalaman guru (empirik) selama melaksa- lajaran

2498
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

2) Membuat instrument untuk menga- Diharapkan pada tahapan ini siswa


mati guru (LOG) dan siswa (LOS) melakukan eksplorasi terhadap topik
dalam proses pembelajaran penggu- yang sudah ada sebelumnya, sehingga
naan singwit sebagai media siswa dirangsang untuk meningkatkan
3) Menyiapkan media dan sarana rasa ingin tahunya dengan mencoba
pembelajaran yang diperlukan atau bereksperimen dengan obyek yang
4) Menyiapkan lembar penilaian untuk sudah disediakan. Misalnya jika
praktek selama implementasi pem- punokawan yang biasanya dengan
belajaran riasan dasar wajah berwana putih dapat
5) Menyusun alat evaluasi untuk divariasi dengan menambahkan sedikit
mengukur hasil pembelajaran siswa warna merah/kuning agar wajah
berupa soal pembelajaran yang punokawan tidak tampak pucat terkena
berkaitan dengan materi lighting/cahaya. Hasil dari eksplorasi
b. Pelaksanaan ini diinterprestasikan melalui berbagai
kegiatan dan prilaku siswa pada saat
Pada tahap pelaksanaan (acting),
pembelajaran. Implementasi dari
kegiatan ini merupakan implementasi
pembelajaran strategi kreatif-produktif
dari RPP yang sudah dibuat ditambah
pada kegiatan pelaksanaan ini selain
dengan memberikan obyek (bahan
eksplorasi, interprestasi dan selanjut-
singwit) yang akan di jadikan sebagai
nya adalah rekreasi, dimana pada tahap
bahan eksperimen siswa dalam merias
ini siswa menghasilkan sesuatu yang
wajah punokawan dan fantasi. Dengan
baru dari yang sudah ada sebelumnya
mengacu pada perencanaan yang sudah
kemudian ditampilkan menurut kreasi-
dibuat sebelumnya maka intrumen
nya masing-masing. Pada setiap akhir
untuk siswa sudah diperbanyak dan
pembelajaran siswa dituntut untuk
disiapkan terlebih dahulu. Pada per-
selalu menghasilkan sesuatu yang baru
temuan pertama siswa akan diberitahu
berbeda dari yang sudah ada. Sehingga
cara pengisian intrumen yang berkaitan
akan timbul kreativitas dari perbedaan
dengan pembelajaran.
yang dihasilkan siswa tersebut.
Selanjutnya siswa ditugaskan untuk
c. Pengamatan
membuat disain dan praktek merias
wajah punokawan sesuai dengan Tahapan selanjutnya adalah obser-
pakem atau aslinya, siswa mencontoh vasi atau pengamatan, guru mengamati
gambar disain dan mempraktekkan jalannya proses pembelajaran melalui
pada wajah sendiri atau temannya kegiatan siswa pada saat praktek. Hal
dengan mengacu pada gambar tersebut. ini dapat diamati pada saat siswa
Setelah itu guru mengamati apakah bertanya, bereksperimen, mencoba
hasil pekerjaan siswa sudah sesuai mencampur warna dan komposisi
dengan disain aslinya atau belum bahan, dan melukiskan warna-warna
kemudian diberikan feedback atau tersebut pada wajah model. Guru
masukan. Setiap perkembangan dari menyediakan lembar observasi siswa
prilaku siswa selama pembelajaran untuk mengamati perkembangan
dicatat oleh guru. peningkatan kreativitas siswa dalam
pembelajaran.

2499
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

d. Refleksi dapat dilakukan secara acak. Hal ini


Tahap selanjutnya adalah refleksi, dilakukan untuk memperoleh data
setiap selesai kegiatan belajar mengajar secara lisan tentang sikap, pendapat,
diadakan evaluasi dan diakhiri dengan wawasan mengenai pembelajaran yang
refleksi yang bertujuan untuk memper- tengah berlangsung.
baiki kondisi sebelumnya sehingga d. Kuisioner, yaitu berupa angket atau
dipertemuan yang akan datang dapat data yang dibuat untuk mengetahui
diterapkan dengan kegiatan yang tentang kondisi siswa sebelum dan
berbeda tetapi tetap dengan mengacu setelah diterapkannya pembelajaran
tugas dan kegiatan sebelumnya. dengan metode ini.
e. Teknik dokumentasi, yakni berupa
Setting Penelitian dokumen silabus, penilaian, catatan
Adapun setting dari kegiatan ini adalah guru, hasil unjuk kerja, maupun foto-
kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada foto kegiatan siswa
kelas XII (dua belas) kompetensi keahlian Pengumpulan data dilaksanakan dalam 2
Kecantikan Kulit dengan jumlah siswa 34 (dua) siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
orang. Materi yang disampaikan: merias perencanaan tindakan, implementasi/pelak-
wajah karakter. Tempat kegiatan: ruang sanaan tindakan, pemantauan serta refleksi.
praktek tata kecantikan kulit SMK Negeri 1 Materi yang diberikan pada siklus I dan II
Sewon. relatif sama berkisar tentang merias wajah
karakter dengan disain yang dibuat berbeda
Teknik Pengumpulan Data tetapi dengan menggunakan bahan/media
Data dikumpulkan dengan menggunakan yang sama yaitu singwit. Sehingga dapat
teknik pemantauan (pengamatan), wawan- dilihat perkembangan siswa dalam berkreasi.
cara, kuisioner, tes dan dokumentasi. Guru mengajar sesuai dengan materi yang
a. Pemantauan partisipatif, yaitu peman- diberikan, sebagai materi digunakan buku
tauan yang dilakukan oleh guru ketika sekolah elektronik/buku pelajaran dan diktat
guru sedang mengajar sambil melaku- yang disusun oleh guru kompetensi keahlian
kan pemantauan (Spradley, 1980) sesuai dengan KI-KD. Guru memberi
kesempatan siswa untuk selalu berpartisipasi
b. Pemantauan non partisipasif, yaitu
dalam pembelajaran sedangkan penilaian
pemantauan yang dilakukan oleh
dilakukan oleh guru. Selama proses pembe-
kolaborator dan atau guru. Kolaborator
lajaran berlangsung proses penelitian juga
ikut hadir di dalam maupun di luar
dilaksanakan. Guru sebagai pengajar
kelas. Terkadang guru juga sebagai
sekaligus peneliti. Kolaborator mengamati
pemantau non partisipatif dengan cara
kegiatan pembelajaran. Setelah pembelajaran
mengamati pembelajaran yang dilaku-
atau tindakan pada siklus I berakhir, peneliti,
kan oleh pembelajar secara mandiri.
kolaborator dan siswa mengadakan diskusi,
c. Teknik wawancara bebas terarah, yakni
evaluasi dan refleksi untuk menemukan
wawancara yang dilakukan kepada
kelebihan dan kekurangan pembelajaran
siswa dan kolaborator sesuai dengan
setelah implementasi dengan bahansingwit.
materi pembelajaran. Wawancara
Temuan pada siklus Idijadikan pertimbangan
dilakukan kepada siswa tidak memilih
untuk memperbaiki rancangan pembelajaran

2500
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

pada siklus II. Untuk meningkatkan kualitas Peningkatan kualitas pembelajaran dengan
penelitian, peneliti berkolaborasi dengan indikator :
seorang guru kecantikan kulit. 1) Peningkatan kreativitas siswa dalam
proses belajar mengajar
Validitas Instrumen (Validitas dan 2) Peningkatan keaktifan siswa dalam
Reliabilitas) proses belajar mengajar
Untuk meningkatkan bobot kreativitas Peningkatan kompetensi hasil belajar
siswa pada implementasi bahansingwit ini dengan indikator:
dilaksanakan beberapa kali validasi intrumen. 1) Peningkatan terhadap penguasaan
Validasi instrumen mengikuti teknik keabsah- materi
an (validitas dan reliabilitas) yang disarankan 2) Peningkatan hasil belajar siswa berupa
Lexy Moleong (1988). Teknik check nilai praktek dan teori
recheck(kajian berulang), pertimbangan ahli
(expert justment), triangulasi dan uji coba Teknik Analisis Data
(tryout).
Data dalam penelitian ini meliputi data
Teknik check recheck (kajian berulang) deskriptif. Analisis data deskriptif dilakukan
dilaksanakan dengan cara mengimplemen- pada data hasil pengamatan, wawancara,
tasikan bahan singwit pada beberapa macam diskusi dengan kolaborator, dan dokumen.
rias karakter yang berbeda-beda. Pertim- Penyajian dalam bentuk tabel-tabel dan
bangan ahli adalah dengan meminta pendapat penjelasan dari tabel-tabel serta menjelaskan
kepada orang-orang yang mempunyai berbagai fenomena yang terjadi selama
substansi di bidangnya antara lain bapak penelitian berlangsung, yaitu fenomena pe-
Sutedjo yang telah mengajarkan bagaimana ningkatan kreativitas siswa dalam mengapli-
cara membuat singwit sehingga dapat kasikan bahan singwit di berbagai riasan.
digunakan sebagai kosmetik untuk merias.
Analisis data meliputi tahapan sebagai
Triangulasi metode yang dilaksanakan adalah
berikut:
triangulasi sumber yaitu dengan cara meminta
Tahap 1 : identifikasi yakni mencatat, menga-
tanggapan, saran, dan kritik terhadap
mati, meneliti, dan menandai
bahansingwit kepada berbagai sumber antara
lain guru, praktisi (seniman) dan dosen. Dari Tahap 2 : klasifikasi, yakni pengelompokkan
hasil wawancara tersebut hasilnya dipadukan data sejenis dari data pengamatan,
dan digunakan untuk mengembangkan bahan wawancara, catatan guru, unjuk
singwit agar lebih berbobot dan berkualitas. kerja, dan dokumen.
Ujicoba (tryout) dilaksanakan 5 (lima) kali ahap 3 : deskripsi dan interprestasi, yakni
dengan berbagai macam riasan dan disain mengurai dan memaparkan serta
yang berbeda. Untuk mempermudah pema- memaknai data
ntauan, analisis, simpulan, dan pengambilan Tahap 4 : validasi, hasil pemaknaan divali-
keputusan terhadap ketercapaian tindakan, dasikan ke kolaborator. Jika pemak-
diperlukan kriteria keberhasilan tindakan. naan valid, diangkat menjadi sim-
Sesuai dengan tujuan penelitian, kriteria pulan atau inferensi. Jika belum
keberhasilan tindakan. Sesuai dengan tujuan valid, perlu diulang proses analisis.
penelitian, kriteria keberhasilan tindakan Tahap 5 : inferensi, yakni pengambilan
dirumuskan sebagai berikut : simpulan

2501
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN unjuk kerja. Agar siswa lebih tertarik dan
Kondisi Awal Siswa Dan Kreativitasnya tidak bosan dengan pembelajaran maka perlu
Dalam Pembelajaran kiranya dilakukan inovasi pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi kepada siswa dengan membuat bahansingwit dapat
dengan menggunakan angket berupa digunakan sebagai kosmetik untuk praktek
kuisioner, dan wawancara diperoleh hasil siswa.
bahwa siswa tata kecantikan kulit kelas XII Sebelumnya proses merias wajah karakter
sebanyak 34 orang cenderung pasif, jarang menggunakan bahan krim body painting
memberikan ide atau gagasan walaupun buatan pabrik, untuk sekali praktek
diberikan kesempatan. Selain itu juga tidak dibutuhkan banyak kosmetik karena dalam
begitu mempunyai banyak ide kreatif karena merias wajah ini harus tebal dan rata.
siswa jarang membaca buku ataupun majalah Sehingga untuk memberi pengetahuan kepada
yang ada kaitannya dengan merias wajah. siswa tentang bahan singwit yang dapat
Siswa juga belum dapat merias karakter badut digunakan untuk merias wayang pada zaman
tradisional yaitu seperti Punokawan antara dulu maka kegiatan ini diimplementasikan
lain Semar, Petruk, Gareng dan Bagong dalam pembelajaran.
padahal riasan tersebut sering dilihat pada
berbagai acara baik di televisi, pertunjukkan, Implementasi Media Singwit Dalam
festival dan sebagainya. Untuk praktek merias Pembelajaran Merias Wajah
wajah karakter berulangkali dilakukan tetapi Pada implementasi bahan singwit ini siswa
hasilnya kurang maksimal. Kendala lain yang diajarkan cara membuat singwit dari bahan
dihadapi adalah terbentur pada bahan-bahan baku hingga menjadi bahan yang siap
rias atau kosmetik body painting dari pabrik digunakan. Bahan singwit akan diterapkan
yang harganya relatif mahal padahal untuk pada berbagai macam riasan yang
menonjolkan riasan tokoh Punokawan yang sebelumnya sudah dipelajari oleh siswa tetapi
tebal dibutuhkan kosmetik yang cukup hasilnya kurang bagus.
banyak dalam pengerjaannya. a. Perencanaan Tindakan
Berbagai fenomena tersebut berpengaruh Pada tahap ini direncanakan siklus 1 ada 3
terhadap kreativitas siswa, sehingga hasil pertemuan yang selanjutnya jika dalam
pembelajaran praktek maupun teori menjadi refleksi dan evaluasi dianggap belum
rendah/ standart minimal 80 (delapan puluh) memenuhi harapan maka akan dilakukan
untuk mata pelajaran produktif kejuruan. kembali siklus yang ke-2. Direncanakan
Untuk mengetahui mengukur kondisi awal pada pertemuan 1 siswa diajak untuk
siswa maka diberikan kuisioner dengan membuat/memasak singwit sebelum
dimensi indikator kreativitas. Secara umum digunakan untuk praktik merias, selain itu
dapat dikatakan bahwa hasil dari merias siswa siswa diwajibkan untuk menggambar
belum memuaskan (belum bagus) sesuai desain wajah punokawan. Pada pertemuan
dengan kriteria unjuk kerja yang sudah selanjutnya siswa melakukan praktik
disusun sebagai acuan padahal praktek untuk merias wajah punokawan sesuai dengan
merias sudah berkali-kali dilakukan. Ber- desain dan karakter masing-masing. Pada
dasarkan hal tersebut maka perlu diupayakan proses pembelajarannya siswa diamati se-
untuk meningkatkan kreativitas siswa dan jauh mana dalam merias wajah punokawan
hasil praktek merias sesuai dengan kriteria

2502
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

apakah sudah tepat sesuai dengan ciri-ciri kuisioner dengan dimensi indikator
masing-masing. Pada pertemuan ketiga kreativitas. Secara umum dapat dikata-
direncanakan siswa kembali memprak- kan bahwa hasil dari merias siswa
tikkan rias wajah punokawan dengan belum memuaskan (belum bagus)
pengembangan kreasinya masing-masing sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang
tetapi dengan ketentuan tidak melenceng sudah disusun sebagai acuan padahal
dari desain karakter wajah punokawan. praktik untuk merias sudah berkali-kali
b. Pelaksanaan Tindakan dilakukan. Berdasarkan hal tersebut
1) Sebelum pelaksanaan tindakan maka perlu diupayakan untuk mening-
Berdasarkan hasil observasi kepada katkan kreativitas siswa dan hasil
siswa dengan menggunakan angket praktik merias sesuai dengan kriteria
berupa kuesioner, dan wawancara unjuk kerja. Agar siswa lebih tertarik
diperoleh hasil bahwa siswa cenderung dan tidak bosan dengan pembelajaran
pasif, jarang memberikan ide atau maka perlu kiranya dilakukan inovasi
gagasan walaupun diberikan kesem- pembelajaran dengan membuat bahan
patan. Selain itu juga tidak begitu singwit dapat digunakan sebagai
mempunyai banyak ide kreatif karena kosmetik untuk praktik siswa.
siswa jarang membaca buku ataupun 2) Pelaksanaan Siklus 1
majalah yang ada kaitannya dengan Secara umum pada siklus 1 ini
merias wajah. Siswa juga belum dapat dalam pembelajaran praktik merias
merias karakter badut tradisional yaitu wajah karakter dengan menggunakan
seperti Punokawan antara lain Semar, bahan singwit belum memuaskan
Petruk, Gareng dan Bagong padahal dengan rentang rendah sampai sedang.
riasan tersebut sering dilihat pada Penggunaan singwit belum maksimal
berbagai acara baik di televisi, dan kreativitas siswa belum berkem-
pertunjukkan, festival dan sebagainya. bang sepenuhnya. Berdasarkan penga-
Untuk praktik merias wajah karakter matan dan diskusi dengan kolaborator
berulangkali dilakukan tetapi hasilnya beberapa kelebihan dan kelemahan
kurang maksimal. Kendala lain yang sebagai berikut:
dihadapi adalah terbentur pada bahan- (a) Kelebihan dalam praktik dengan
bahan rias atau kosmetik body painting menggunakan singwit
dari pabrik yang harganya relatif mahal (1)Sebagian siswa lebih terampil
padahal untuk menonjolkan riasan to- dalam mencampur warna
koh punokawan yang tebal dibutuhkan singwit, mengaplikasikan ke
kosmetik yang cukup banyak dalam dalam riasan punokawan.
pengerjaannya. Berbagai fenomena (2)Sebagian siswa lebih kreatif
tersebut berpengaruh terhadap kreativi- dalam mengembangkan desain
tas siswa, sehingga hasil pembelajaran riasan karakter
praktik maupun teori menjadi rendah/ (b) Kekurangan dalam praktik dengan
standar minimal 80 (delapan puluh) menggunakan singwit
untuk mata pelajaran produktif kejuru- (1) Sebagian siswa terkadang dalam
an. Untuk mengetahui mengukur mencampur singwit dengan air,
kondisi awal siswa maka diberikan

2503
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

minyak/pomade belum pas fantasi terutama pada body painting-


komposisinya sehingga susah nya. Siswa diminta untuk menganalisis
dioleskan dan hasil kurang dan berpikir sendiri dengan mencam-
bagus. pur warna dari bahan singwit untuk
(2) Belum semua siswa mengapli- mendapat hasil warna sesuai keinginan.
kasikan singwit secara maksi- Selain itu juga siswa diminta melaku-
mal. kan eksperimen campuran bahan yang
(3) Siswa masih takut dengan efek digunakan dengan air/minyak sehingga
samping yang ditimbulkan oleh mudah dioleskan. Dari hasil refleksi
singwit setelah merias. sebelumnya ternyata terjadi peningkat-
(4) Cenderung masih meniru model/ an dalam kreativitas siswa pada praktik
disain teman terutama pada pe- merias wajah menggunakan bahan
ngembangan rias karakter hantu singwit yang diaplikasikan pada berba-
dan badut. gai macam riasan. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan sebagai berikut:
3) Pelaksanaan siklus 2 a. Siswa belajar dari mengalami
sendiri, karena belajar tidak hanya
Pada pembelajaran di siklus 2 ini
sekedar menghafal atau meniru
siswa maksimal dalam memunculkan
contoh yang diberikan guru. Tetapi
ide kreativitasnya dengan bahan
siswa mengamati, mencatat,
singwit yang diaplikasikan pada rias

Tabel 1. Rangkuman Hasil Pembelajaran

No Kelebihan Kekurangan Rencana Pembelajaran Berikut


1 Siswa lebih Kadang dalam mencampur singwit Mengulas kembali cara mencampur
?
terampil dalam dengan air, minyak/pomade belum singwit, sehingga dapat digunakan
merias pas sehingga susah dioleskan dan dengan mudah
menggunakan hasil kurang bagus
bahan singwit Belum semua siswa
? Guru membimbing siswa untuk
(mencampur dan mengaplikasikan secara maksimal menggunakan peralatan secara
aplikasinya pada maksimal terutama dalam aplikasi
riasan) singwit dapat menggunakan kuas,
spatula, maupun jari tangan

Siswa masih takut dengan efek Guru wajib meyakinkan siswa


?
samping yang ditimbulkan singwit bahwa penggunaan singwit aman
setelah merias dan tidak menimbulkan efek
samping apapun

2 Siswa lebih kreatif Cenderung masih meniru model/desain Membimbing siswa untuk
dalam yang sudah ada memodifikasi disain yang sudah
mengembangkan ada, kemudian disesuaikan dengan
desain riasan tema yang dipilihnya
karakter

2504
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

memecahkan masalah, mengana- sebagai panduan untuk mengetahui perkem-


lisis, dan melakukan berdasarkan bangan kreativitas siswa. Indikator tersebut
apa yang mereka alami. yang digunakan untuk menyusun tes
b. Belajar menjadi suatu yang menye- pertanyaan. Dari hasil dari tes tersebut maka
nangkan dan efektif karena siswa dilakukan analisis penilaian dari tes yang
memahami dan dapat mengimple- sudah dibuat oleh guru sendiri. Dalam
mentasikan apa yang telah dipe- menganalisis data nilai tersebut digunakan
lajari dengan mengimplementasi- cheking validitas. Menurut Suharsimi
kan strategi kreatif-produktif dari Arikunto validitas yanga paling penting dari
tahap orientasi, eksplorasi, inter- tes buatan guru adalah validitas kurikuler
prestasi, rekreasi, dan evaluasi (2009:206). Instrumen yang disusun terdiri
c. Kecemasan siswa akan pengguna- dari 12 item pertanyaan dan membuat skala
an bahan singwit sudah mulai hilang likert dengan skor 2 untuk jawaban ya, dan 0
karena mereka telah membuktikan untuk jawaban tidak. Batas skor terendah
sendiri melalui praktik merias adalah 0 dan skor tertinggi 24.dengan kriteria
karakter. sebagai berikut: 0-8 kategori kreatifitas
rendah, skor 9-16 kategori sedang, perolehan
Pembahasan Hasil Penelitian skor 17-24 kategori tinggi. Tabel 2 adalah
hasil dari kegiatan penelitian yang telah
Setelah dilakukannya 2 siklus dalam
dilakukan selama 2 siklus.
penelitian ini, maka dapat dibuat diagram
perbandingan antara siklus pertama dan kedua
dengan 10 dimensi indikator yang digunakan

Tabel 2 Data yang diperoleh siswa antara siklus I dan II

No IndikatorKreatifitas Hasil siklus I Hasil Siklus II Keterangan


1 Memiliki rasa ingin tahu 70,00% 97,00% Meningkat
2 Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot 30,00% 79,40% Meningkat
Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap 52,90% 79,40% Meningkat
3
suatu masalah
4 Mampu menyatakan pendapat tidak malu-malu 35,30% 64,70% Meningkat
5 Mempunyai/menghargai rasa keindahan 38,80% 97,00% Meningkat
Mempunyai pendapat sendiri dan dapat
6 mengungkapkannya dan tidak mudah 33,80% 67,60% Meningkat
terpengaruh orang lain
7 Memiliki rasa humor yang tinggi 30,00% 79,40% Meningkat
Mampu mengajukan pemikiran, gagasan,
8 pemecahan masalah yang berbeda dengan orang 50,00% 79,40% Meningkat
lain
9 Mempunyai daya imaginasi yang kuat 52,90% 82,40% Meningkat
10 Dapat bekerja sendiri 44,00% 44,00% Tetap
11 Senang mencoba hal-hal yang baru 67,60% 97,00% Meningkat
Mampu menggabungkan atau merinci suatu
12 32,40% 61,70% Meningkat
gagasan

2505
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

Secara deskriptif tabel tersebut dimaknai % dan meningkat menjadi 97% pada siklus 2.
dengan keterangan di bawah ini (berdasarkan Pada butir angket nomor 12 yaitu mampu
urutan nomor angket). Butir angket nomor 1 menggabungkan atau merinci suatu gagasan
yaitu memiliki rasa ingin tahu pada siklus 1 semula pada siklus 1 sebesar 32,4% dan
diperoleh hasil sebesar 70% pada siklus 2 meningkat pada siklus 2 menjadi 61,7%.
terjadi peningkatan sebesar 97%, butir angket Dari hasil analisis angket tersebut diatas,
no 2 yaitu sering mengajukan pertanyaan maka diperoleh hasil peningkatan kreatifitas
yang berbobot sebesar 50% pada siklus 1 dan siswa pada table 3.
meningkat pada siklus 2 menjadi 79,4%. Butir
angket nomor 3 adalah memberikan banyak
Tabel 3 Hasil Angka Peningkatan Kreatifitas
gagasan dan usul terhadap suatu masalah pada
siklus 1 sebesar 52,9% dan meningkat pada Rentang
Kriteria Siklus1 Siklus2 Keterangan
siklus 2 sebesar 79,4% , selanjutnya pada butir Skor
nomor 4 yaitu mampu menyatakan pendapat
Kreatifitas
tidak malu-malu diperoleh hasil sebesar 0-8 rendah
0 0 0
35,3% pada siklus 1 dan meningkat menjadi
64,7%. Pada butir angket nomor 5 yaitu
mempunyai atau menghargai rasa keindahan, 24 orang 6 orang
Kreatifitas
9-16 (sebesar (sebesar Meningkat
diperoleh hasil sebesar 38,2% menjadi 47%. sedang
70,5 %) 17,6 %)
Butir angket nomor 6 yaitu mempunyai pen-
dapat sendiri dan dapat mengungkapkannya
serta tidak mudah terpengaruh orang lain,
10 orang 25 orang
diperoleh hasil 33,8% dan merubah menjadi 17-24
Kreatifitas
(sebesar (sebesar Meningkat
67,6% pada siklus 2. Selanjutnya butir angket tinggi
29,4 %) 82,4 %)
nomor 7 memiliki rasa humor yang tinggi
pada siklus 1 diperoleh hasil sebesar 50% dan
berubah menjadi 79,4% pada siklus 2. Untuk
butir angket nomor 8 adalah mampu menga-
jukan pemikiran, gagasan, pemecahan Tabel 3 menunjukkan terjadinya perubah-
masalah yang berbeda dengan orang lain an setelah diimplementasikan media pembe-
(original) sebesar 50% meningkat menjadi lajaran dengan menggunakan bahan singwit
79,4%. Butir angket nomor 9 yaitu mem- ini, jumlah siswa yang di awal pembelajaran
punyai daya imaginasi diperoleh hasil sebesar memiliki kreatifitas sedang sebanyak 24
52,9% pada siklus 1 dan meningkat menjadi orang berkurang menjadi 6 orang pada siklus
82,4% pada siklus 2. Butir angket nomor 10 2. Sedangkan pada siklus 1 siswa yang
yaitu dapat bekerja sendiri dengan hasil memiliki kreatifitas tinggi terjadi perubahan
sebesar 44% di siklus 1 dan tidak terjadi yang cukup signifikan yaitu dari sejumlah 10
perubahan pada siklus 2 dapat disimpulkan orang siswa menjadi 28 orang.Setelah
bahwa siswa ternyata tidak dapat bekerja penelitian ini berhasil diimplementasikan
sendiri melainkan mereka lebih suka berpa- pada siswa pada tahun 2009, sampai sekarang
sangan atau berkelompok. Pada butir angket penggunaan media singwit masih digunakan
nomor 11 yaitu senang mencoba hal-hal yang untuk praktek merias wajah terutama materi
baru diperoleh hasil pada siklus 1 sebesar 67,6 merias wajah karakter, fancy dan fantasi.

2506
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

pada proses pembelajaran. Media pembe-


lajaran singwit ini dapat diimplemen-
tasikan kepada berbagai mata pelajaran
merias wajah yang memerlukan krim body
painting sebagai medianya.

Saran
Adapun dari hasil penelitian ini saran
untuk guru antara lain: 1) Untuk mening-
katkan kreativitas siswa dalam pembelajaran
Gambar 14 siswa praktek rias
praktek merias wajah guru dapat mengguna-
menggunakan singwit
kan bahan singwit sebagai kosmetik body
painting; 2) Guru di Sekolah lain dengan
PENUTUP kompetensi sejenis dapat menggunakan
Kesimpulan bahan singwit sebagai media pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahas- yang kreatif; 3) Guru juga dapat mengem-
an, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : bangkan media/bahan dan strategi lain untuk
1. Implementasi media pembelajaran singwit dapat digunakan dalam pembelajaran praktek
pada kegiatan belajar mengajar siswa merias wajah; 4) Untuk lebih memotivasi
dapat meningkatkan kreativitas siswa siswa dalam pembelajaran, hasil praktek
melalui eksperimen mencoba bahan dapat dikompetisikan atau di pamerkan
singwit sebagai obyek yang diaplikasikan dengan mengundang orangtua dan warga
pada prakte merias wajah. Penggunaan sekolah.
bahan singwit untuk pembelajaran dapat Sedangkan saran untuk siswa antara lain:
meningkatkan kreativitas dan membuat 1) Pengalaman pembelajaran yang diperoleh
siswa lebih kreatif. Gagasan dan ide siswa melalui implementasi singwit harus terus
dapat dituangkan kedalam disain kemudi- digali, dikembangkan dan dipertahankan
an diwujudkan dalam riasan dengan sehingga dalam digunakan sebagai bekal se-
menggunakan bahan singwit. Dan juga telah lulus SMK; 2) Kreativitas siswa dalam
siswa lebih terampil dalam mengoles implementasi bahan singwit akan membawa
singwit untuk diaplikasikan pada wajah, hasil yang maksimal apabila siswa secara
semakin sering berlatih siswa dapat bersungguh-sungguh memahami; 3) Dapat
mengembangkan ide-idenya dengan menyebarluaskan ilmu yang diperoleh
bahan singwit untuk merias. tentang bahan singwit kepada masyarakat.
2. Kualitas pembelajaran mata pelajaran Saran untuk Sekolah antara lain: 1)
produktif dengan Standar Kompetensi Memberikan support dan dukungan kepada
merias wajah karakter, merias wajah fancy guru dan siswa untuk senantiasa mengem-
dan fantasi membawa peningkatan hasil bangkan inovasi pembelajaran di Sekolah; 2)
bagi prestasi belajar siswa, yakni Memfasilitasi dan memotivasi bagi siswa
penguasaan atau kompetensi siswa dalam yang berprestasi
pelajaran praktek. Secara komprehensif
peningkatan hasil tampak dari pening-
katan rerata nilai yang dicapai oleh siswa

2507
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

Implikasi Made Wena, 2009,Strategi Pembelajaran


Hasil penelitian ini dapat dilakukan Inovatif Kontemporer, Jakarta Bumi
ataupun diterapkan di Sekolah lain dengan Aksara, 2009
substansi dan kompetensi keahlian yang Melvin L Siberman, 2006,Active Learning,
sama, dan bahan singwit ini dapat dibuat 101 Cara Belajar Siswa Aktif Bandung,
dalam jumlah banyak dan disebarluaskan ke Nusamedia
Sekolah lain sebagai bahan kosmetik untuk Mohammad Amin, 1980,Peranan Kreativitas
body painting. Dalam Pendidikan, Analisis
Pendidikan Tahun 1 Nomor 3
DAFTAR PUSTAKA Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 1991, Media
Departemen Pendidikan Nasional, Pengajaran, Bandung Sinar Baru
2 0 0 8 , K re a t i v i t a s G u r u D a l a m Nur Hadi, 2002, Handout, Contextual
Pembelajaran, Jakarta Direktorat Teaching And Learning, Jakarta,
Profesi Pendidik Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan Nasional, Siti Hamidah, 2003, Media Pembelajaran,
2008,Penilaian Hasil Belajar Sekolah Makalah, Malang, Universitas Negeri
Menengah Kejuruan, Jakarta Malang
Djamaroh Syaiful Bahri, Zain Aswan, Soekatno, Mengenal Wayang Kulit Purwa,
2002,Strategi Belajar Mengajar, Semarang Aneka Ilmu
Jakarta, Rineka Cipta SofyanHerminanto,2004,Pedoman Khusus
Dwi Ermavianti WS, 2009,Make up Karakter, Penelusuran Potensi Siswa, Jakarta
Fancy dan Fantasi, Diktat Depdiknas Dikjendikdasmen
Pembelajaran, Yogyakarta Dikmenum
Hamzah B Uno, 2008,Model Pembelajaran Spradley, James P 1980, Participant
Menciptakan Proses Belajar Mengajar Observation. New York: Holt Rinehart
Yang Efektif, Jakarta, Bumi Aksara And Winston
H a n d o u t L P M P, ( 2 0 0 7 ) P e n d e k a t a n Sunarto, 2009, Panakawan Kiwa Dan
Kontekstual, Yogyakarta Tengen Bentuk Binary Opposition
Handout, 2007,Model-model Pembelajaran Dalam Wayang Kulit Purwo,
Efektif, Yogyakarta Yogyakarta, BP ISI
Indah Winarni,1995,Rias Wajah Wayang Tilaar Martha, 1997,Indonesia Bersolek,
Tradisional Eksperimen Tugas Akhir, Jakarta
Jakarta, PPPG Kejuruan – IKIP Jakarta Tilaar Martha, 2009, Make Up 101 Basic
Iswandi, 2009, Handout, Pendidikan Personal Make Up, Jakarta PT
Kecakapan Hidup, Yogyakarta Gramedia Pustaka Utama,
Kasiyan, 2009,Seni Kriya Dan Kearifan Warih Jatirahayu, Suwarna Pringgawidagda,
Lokal Tatapan Postmodern Dan 2008, Mutyara Rinonce Budi Pekerti
Postkolonial, Yogyakarta, BP ISI Ing Pewayangan, Yogyakarta
Kunandar ,2009, Langkah Mudah Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru, Jakarta,
PT Rajagrafindo Persada

2508
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

BIODATA

1. Nama : Dwi Ermavianti Wahyu Sulistyorini, S.Pd


2. Tempat / tgl lahir
: Pasuruan, 9 Februari 1975
3. Alamat : Gandekan RT 4, Guwosari Pajangan Bantul
4. No. kontak : 081392824608
5. Email : ermasuharson@gmail.com/
roro_irma@yahoo.com
6. Instansi : SMK Negeri 1 Sewon
7. Program Studi : Tata Kecantikan Kulit
8. Karya Tulis yang dimiliki

No Judul karya tulis Tahun


1 Jurnal Kabupaten DWIJAWARA dengan judul : Membangun Keberanian Siswa Melalui Metode 2009
Simulasi
2 Penelitian Tindakan Kelas : Membangun Keberanian Siswa Dalam Menyampaikan Pendapat Melalui 2008
Metode Pembelajaran Simulasi Di Kelas X Tata Kecantikan Rambut Pada Mata Pelajaran
Pengeritingan Rambut Dasar
3 Penelitian Tindakan Kelas : Inovasi Pembelajaran Melalui Kearifan Lokal Untuk Mengembangkan 2009
Kreatifitas Siswa Dalam Merias
4 Penelitian Tindakan Kelas : Implementasi Strategi Kreatif-Produktif Dengan Penggunaan Sngwit 2009
Pada SK Character Make-up Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Pada Siswa Kelas XII TKK
SMK Negeri 1 Sewon
5 Jurna LPMP Yogyakarta : Implementasi Strategi Kreatif – Produktif suatu upaya mengembangkan 2010
kreatifitas siswa dalam merias wajah Punokawan untuk siswa kelas XII TKK SMK Negeri 1 Sewon
6 Penelitian Tindakan Kelas : Inovasi Pembelajaran Strategi Training Within Industry Upaya 2012
Meningkatkan Keterampilan Praktek Siswa Pada Pokok bahasan Perawatan Badan Siswa Kels XII
SMK Negeri 1 Sewon Tahun 2012
7 Kajian best practice ”Tri Sakti Sebagai pembentuk Enterpreneurship Siswa” 2011
8 Kajian best practice ”Singwit Sebagai Media Pembelajaran Kreatif” 2012
9 Kajian best practice ”Promosi Sekolah Berbasis Testimoni Siswa” 2013
10 Kajian best practice ”Model clop work sebagai pembangun kreativitas dari kompetensi ke kompetisi 2015
11 Model kooperatif tipe pair check sebagai pembangun keterampilan bertanya produktif siswa pada 2015
pokok bahasan anatomi dan fisiologi bagi siswa kelas X TK 2 SMK Negeri 1 Sewon Tahun 2015
12 Kajian best practise ”Aplikasi Matrik Assesment Berbasis Self Directed Learning Sebagai Penguat 2015
Daya Saing Dalam Berkompetisi tahun 2015
13 Buku ajar ”Pengantar Ilmu Kecantikan” untuk kelas X semester 1 & 2 Kurikulum 2013 penerbit 2015
IKKJ Yogyakarta
14 Buku ajar ” Dasar Kecantikan kulit untuk kelas X semester 1 & 2 kurikulum 2013 penerbit Chivita 2015
Books
15 Buku ajar ” Anatomi dan Fisologi Kecantikan kelas X semester 1 & 2 kurikulum 2013 penerbit 2015
Chivita Books
16 Jurnal FPTK ” Model pair check sebagai pembangun keterampilan bertanya produktif siswa” 2016

2509
Jurnal Riset Daerah Vol. XV, No.2. Agustus 2016

9. Prestasi :

No Jenis Kegiatan Tahun


1 Finalis Lomba Keberhasilan Guru Dalam Pembelajaran Tingkat Nasional di Jakarta 2008
2 Finalis Guru Kreatif se-Jawa UNIKA-PT Marimas 2008
3 Juara 2 Guru Favorit tingkat SMK Provinsi DIY 2009
4 Finalis Best Practice Tahun 2011 di Bogor Jawa Barat 2011
5 Finalis Best Practice Tahun 2012 di Cisarua Jawa Bara 2012
6 Finalis Best Practice Tahun 2013 di Bandung Jawa Barat 2013
7 Juara 1 Lomba Inovasi Guru Dalam Pembelajaran kategori Best Practice di LPPMP UNY 2015
8 Penerima penghargaan Anugerah Prestasi pada bidang lomba Beauty Therapy DIY 2015
9 Finalis Lomba Inovasi Pembelajaran Karakter Bangsa Tingkat Nasional 2016

2510

You might also like