You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

BERBASIS KONTEKS
UNTUK MEMBANGUN KARAKTER KEBANGSAAN
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., dan M. Agustina Amelia
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma
Alamat korespondensi: Kampus II Jl. Affandi, Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta
Email: isumarah@gmail.com; enywinarti@gmail.com;
laura.aptik@gmail.com; amelia0284@gmail.com

ABSTRACT

The implementation of International Primary Curriculum (IPC) as a relatively new international


curriculi in Indonesia motivated the researchers to do intensive study. The IPC teachers and the
students of elementary teacher educationas the will-be elementary school teachers required an
example of IPC development in the Indonesian context and lesson plans for Indonesian character
development for the students.
There were five steps included in this study, namely: identification of potential and
challenges;data collection; product design; design validation; and product revision. The product
was validated twice: once, by two lecturers who taught International curriculum and again, by two
IPC teachers. The average score of the validation was 3.76 from the maximum score 4. This result
indicated that the product was excellent and eligible to be published.
This product was considered to be excellent because this book included: five articles that
reflected the character education in contextual based curriculum, in this case IPC; one example of
IPC learning proces that integrated Indonesian character education; flowers and insects unit of
work in IPC; learning assessment in flowers and insects unit; grading rubric including the
descriptors of students’ character development; and itemized checklist for systematic character
development.
Keywords: international primary curriculum, character building, indonesian context, lesson plans,
and grading rubric.

1. PENDAHULUAN menghidupi nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian/


karakter bangsa Indonesia di era globalisasi
Penelitian pengembangan ini dilakukan dalam sekarang ini.
rangka menanggapi riset unggulan USD yang ke-4 Proses pembelajaran dalam upaya membangun
tentang “Integrasi Bangsa: Harmoni Sosial, Bahasa, karakter bangsa perlu mengintegrasikan olah hati,
Sastra, dan Budaya”. Adapun isu strategis yang dipilih olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa (Pemerintah
terkait dengan pentingnya menumbuhkan kesadaran Republik Indonesia, 2010). Proses tersebut berlaku
manusia sebagai anggota dari”global citizenship”. bagi sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum
Globalisasi dapat diistilahkan dengan “menciutnya nasional maupun internasional. Khusus bagi institusi
dunia dan intensifikasi kesadaran akan dunia pendidikan di Indonesia yang menerapkan kurikulum
sebagai keseluruhan…”. Dunia dari satu sisi semakin internasional, maka institusi tersebut perlu sungguh-
dipersatukan, semakin terjadi interdependensi, sungguh berupaya agar (1) para siswa yang berwarga
meskipun tidak berar ti semakin “terintegrasi” negara Indonesia tidak mengalami krisis identitas dan
(Satrapratedja, 2013). Oleh karena globalisasi kebudayaan, (2) para siswa yang berwarga negara lain
berpotensi membawa perubahan terhadap pola dapat menghormati kekhasan dan kekayaan budaya
berpikir dan bertindak masyarakat Indonesia, maka Indonesia.
pemerintah Indonesia menegaskan tentang pentingnya Mulai tahun 2013, PGSD Universitas Sanata
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses Dharma memfasilitasi mahasiswi/a semester V untuk
pembelajaran. Tujuannya agar siswa tetap dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang

48
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....

kurikulum bertaraf internasional dengan memberikan konteks Indonesia ada beberapa sekolah yang
matakuliah International Curriculum 4 yang intinya merupakan bagian dari sekolah franchise (lihat http:/
tentang International Primary Curriculum (IPC) /www.expat.or.id/orgs/schools.html).
kepada mahasiswi/a semester V. Berdasarkan sejarah Ada indikasi bahwa beberapa sekolah franchise
dan filosofinya, IPC dapat dikategorikan sebagai tersebut memiliki kecender ungan kurang
kurikulum berbasis konteks. Dalam rangka memperhatikan pendidikan nasional yang ditetapkan
mengupayakan pembaharuan perkuliahan IPC agar oleh pemerintah Indonesia. Mereka lebih fokus pada
sesuai dengan konteks Indonesia, peneliti memberikan pendidikan manusia secara global (Spring, 2009).
angket kepada para 30 mahasiswi/a PGSD yang sudah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor
pernah mengikuti perkuliahan IPC. Angket yang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
kembali berjumlah 23. Data yang peneliti peroleh (UU Sisdiknas), fungsi dan tujuan pendidikan nasional
adalah: 100% mahasiswi/a menjawab jika mereka harus digunakan dalam mengembangkan upaya
memerlukan contoh pengembangan units of work yang pendidikan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Pasal 3
menjadi kekhasan IPC berkaitan dengan pendidikan UU Sisdiknas (https://sdm.data.kemendikbud.co.id).
karakter kebangsaan Indonesia. Selain kepada Tujuan pendidikan nasional tersebut berisi
mahasiswi/a, peneliti juga memberikan angket kepada rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang
dua orang guru yang mengajar di SD ber taraf harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
internasional yang menerapkan IPC. Kedua guru Tujuan tersebut menjadi dasar dalam pengembangan
tersebut mengharapkan tentang adanya contoh pendidikan budaya dan karakter bangsa. Karakter
pembelajaran yang dapat membantu gur u bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga
memfasilitasi siswa mencapai personal learning goals Negara Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang
sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. dinilai sebagai suatu kebajikan yang berlaku di
Berdasarkan hasil angket kepada guru dan masyarakat dan bangsa Indonesia (Kementerian
mahasiswi/a tersebut, maka masalah dalam penelitian Pendidikan Nasional, 2010).
ini adalah “bagaimanakah proses pengembangan Menurut Lickona (1991) karakter memiliki tiga
pembelajaran kurikulum berbasis konteks untuk unsur yang meliputi pengetahuan, perasaan, dan
membangun karakter kebangsaan Indonesia?” Dengan tindakan moral. Ketiganya sering dilambangkan
demikian tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sebagai kepala, hati, dan tangan. Kepala (kognitif)
langkah-langkah proses pengembangan pembelajaran merupakan simbol dari competence, hati (afektif)
tersebut. adalah simbol dari conscience dan tangan serta kaki
(psikomotorik) sebagai simbol dari compassion
manusia. Ketiga metafora bagian tubuh manusia itu
2. LANDASAN TEORI digunakan untuk menandaskan bahwa karakter
manusia adalah suatu kesatuan yang utuh yakni
2.1 Pendidikan Karakter Kebangsaan kesatuan yang meliputi segi jasmani dan rohani, juga
di Era Globalisasi segi pribadi dan sosial.
Dewasa ini kata “globalisasi” sering dijumpai Tujuan pendidikan karakter adalah menanamkan
pada media cetak maupun elektronik. Globalisasi, nilai-nilai yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan
yang dipahami sebagai “mendunia”, justru sering psikomotorik secara terpadu dan terus-menerus guna
mengandung arti yang paradox, “menciut”. Hal mendinamisasikan seseorang menjadi warga
tersebut ditandai dengan adanya arus informasi tak masyarakat yang mampu menginternalisasikan nilai-
terbatas yang bebas diakses oleh siapapun, yang nilai demi terjadinya transformasi tatanan sosial sesuai
memudahkan orang di seluruh dunia semakin mudah dengan nilai-nilai yang diyakininya (Koesoema, 2007).
melakukan komunikasi dan interaksi secara cepat Hal serupa juga dirumuskan dalam pengertian
(Friedman, 2005). Globalisasi tersebut juga karakter menurut KBBI, yaitu sifat-sifat kejiwaan,
berpengaruh pada bidang pendidikan (Spring, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang
2009). Spring mengatakan bahwa globalisasi dalam dari yang lain (Poerwadarminta, 2004). Singkatnya,
dunia pendidikan memicu munculnya sekolah-sekolah karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitude),
franchise di hampir seluruh belahan dunia. Dalam perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan

49
Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 1, November 2015, hlm. 48-57

keterampilan (skills).Jadi pendidikan karakter adalah mencari data mengenai konteks pendidikan di
proses pemberian tuntunan kepada siswa untuk berbagai negara. Berdasarkan data yang diperoleh,
memperkembangkan segi hati, pikir, raga, ser ta tim tersebut menyusun kurikulum yang dapat
rasa dan karsa. Seorang guru mempunyai tanggung mengakomodasi siswa dengan latar belakang yang
jawab untuk tidak hanya menjejali siswa dengan berbeda. Pengembangan IPC selanjutnya dilakukan
pengetahuan tetapi juga tur ut membentuk oleh lembaga Fieldwork. Lembaga ini yang
karakternya (Triyana, 2010). mengakomodasi pengembangan kurikulum yang
Pada tahun 2010, Kementerian Pendidikan dan berbasis tematik dan sesuai dengan minat anak
Kebudayaan (Kemendikbud) merumuskan 18 nilai (Noble, 2012).
yang dianggap sebagai karakter bangsa yang perlu Dasar pengembangan IPC yang memperhatikan
ditanamkan kepada siswa di sekolah. 18 nilai tersebut latar belakang konteks negara-negara tempat dimana
adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, siswa tersebut bersekolah membuat IPC cocok
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat diterapkan di Sekolah Dasar. Sebelum dikenal
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, diberbagai negara, IPC hanya digunakan di sekolah
bersahabat/komunikasi, cinta damai, gemar membaca, yang dikembangkan oleh Perusahaan Shell. Lambat
peduli sosial, peduli lingkungan dan bertanggung laun IPC semakin dikenal dan digunakan oleh 1.600
jawab. Setiap guru perlu memfasilitasi para siswanya sekolah di 92 negara (http://www.greatlearning.com/
membiasakan diri melakukan ke-18 nilai tersebut. ipc/why-ipc/ipc-in-action).
Dengan pembiasaan itu, mereka diharapkan dapat IPC memiliki tiga unsur utama, yaitu subject
berkembang menjadi pribadi yang utuh, mencintai dan goals, personal learning goals, dan International
menghormati Tuhan, hidup damai dengan sesama dan learning goals. Adapun subject goals dimaksudkan
mengembangkan lingkungan, memajukan diri sendiri, untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan-
dan gembira sebagai warga bangsa Indonesia kemampuan di bidang seni, geografi, sejarah, ICT,
(Suparno, 2012). musik, Physical Education (PE), sciene, teknologi,
ser ta hal-hal yang berkaitan dengan dunia
2.2 Pendidikan Karakter Kebangsaan Internasional. Sementara personal learning goals
di Sekolah Bertaraf Internasional adalah sarana untuk membantu siswa mengasah
Spring (2009) berpendapat bahwa sekolah yang kemampuan-kemampuan diri yang meliputi enquiry,
menerapkan kurikulum yang bersifat global/ adaptability, resilience, morality, communication,
internasional memiliki kecenderungan mengabaikan thoughtfulness, cooperation, serta respect. Disamping
kekhasan budaya setempat dengan dalih supaya siswa itu, IPC mengembangkan International learning goals
mampu mengadopsi budaya secara internasional. Oleh untuk memfasilitasi siswa agar memiliki pengetahuan
karena itu, institusi pendidikan di Indonesia yang dan pemahaman tentang nasionalitas, mengetahui
menerapkan kurikulum internasional, perlu sungguh- independence dan interdependence budaya dan negara
sungguh berupaya agar (1) para siswa yang berwarga setiap siswa, serta memiliki dan memahami tentang
negara Indonesia tidak mengalami krisis identitas dan host dan home country.
kebudayaan, serta (2) agar para siswa yang berwarga IPC fokus pada pembelajaran akademik,
negara lain dapat menghormati kekhasan dan personal, dan international untuk menyiapkan siswa
kekayaan budaya Indonesia. menghadapi dunia global. Pendekatan IPC tidak hanya
Salah satu kurikulum internasional yang menekankan keunggulan dan kemandirian belajar di
diadopsi di Indonesia adalah International Primary bidang akademik, melainkan juga di bidang karakter
Curriculum atau disingkat IPC. IPC merupakan salah atau yang disebut sebagai personal learning goals.
satu kurikulum internasional yang digunakan oleh Penerapan personal learning goals ini diharapkan dapat
sekolah di berbagai negara. Kurikulum tersebut mengembangkan karakter anak. Sementara untuk
dikembangkan oleh perusahaan minyak Shell. Awalnya menghadapi globalisasi, IPC juga menekankan
kurikulum ini dibentuk untuk mengakomodasi anak international mindedness agar siswa memiliki
dari para karyawan Shell yang bekerja di negara lain. pemahaman dunia secara global.
Perusahaan Shell membentuk tim khusus untuk

50
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....

2.3 IPC sebagai Kurikulum Berbasis


Konteks
Salah satu ciri khas IPC adalah adanya
International learning goals. Tujuan pembelajaran
tersebut dikembangkan untuk memfasilitasi siswa
untuk mengenal dan memahami konteks budaya
tempat mereka berasal dan budaya di tempat mereka
tinggal. Pengenalan terhadap kedua konteks tersebut
akan membantu siswa dalam menyesuaikan diri
maupun memahami konteks global. Guru perlu
mempersiapkan suasana belajar untuk memahami
konteks budaya asal dan tempat tinggal siswa, bisa
jadi budaya asal berbeda dengan budaya tempat tinggal
siswa (Pletser, 2012). Sebagai contoh konteks budaya Gambar 1. Skema Tahap Pembelajaran dengan IPC
yang dimaksud oleh IPC adalah kar yawan yang
berasal dari Belanda yang bekerja di Indonesia. Anak Aktivitas ini perlu dikemas guru semenarik mungkin
karyawan tersebut perlu mempelajari budaya asal sehingga gur u dapat menjadi sangat mudah
mereka (Belanda), maupun budaya tempat mereka menjelaskan materi pelajaran atau memberikan
tinggal (Indonesia). pengetahuan baru kepada siswa.
Guru perlu menanamkan pandangan positif Knowledge harvest: Setelah siswa melakukan
terhadap konteks-konteks yang berbeda kepada siswa. aktivitas yang menarik melalui entry point, guru
Apabila siswa memiliki pandangan positif terhadap meminta mereka untuk membuat mind-map. Para
konteks budaya yang berbeda, siswa akan lebih mudah siswa menuliskan hal-hal yang telah mereka ketahui
mempelajari international-mindedness. Tantangan bagi tentang tema yang diberikan, dan juga menuliskan hal-
sekolah yang menerapkan kurikulum nasional adalah hal yang ingin mereka ketahui berkaitan dengan tema
kurangnya stimulus budaya-budaya negara lain. yang hendak mereka pelajari tersebut.
Pengetahuan mengenai budaya negara atau tempat Big Picture: Sebelum siswa melakukan aktivitas
lain dapat diakomodasi oleh guru dengan memfasilitasi pembelajaran dalam bentuk proyek kelas, guru
siswa untuk mempelajari literatur tentang budaya mencoba menggali pemahaman dasar untuk
negara lain (Pletser, 2012). mendapatkan informasi awal tentang hal-hal yang akan
Haywood (dalam Pletser, 2012) berpendapat mereka pelajari berkaitan dengan tema itu.
bahwa ada sepuluh bentuk praktis dari international- Subject Research Activities: Dalam IPC, Subject
mindedness: diplomatic, political, economic and Research Activities adalah aktivitas para siswa seperti
commercial, spiritual, multicultural, human rights, melakukan pengamatan, eksperimen, kolaborasi,
pacifist, humanitarian, environmentalist, dan eksplorasi sesuai dengan tema yang akan dipelajari.
globalization. Kesepuluh hal tersebut merupakan Aktivitas yang mereka kerjakan biasanya dilakukan
keterampilan dan pengetahuan yang perlu dimiliki dalam kelompok-kelompok kecil.
oleh siswa untuk dapat memahami konsep Subject Recording Activity: Pada tahap ini, para
international-mindedness. siswa menuliskan proses dan hasil dari pengamatan
atau eksperimennya, ser ta mempresentasikan
2.4 Tahap Pembelajaran Berbasis IPC sekaligus mendiskusikannya.
Tahap-tahap pembelajaran menggunakan IPC Exit point: merupakan tahap akhir dari proses
yang termuat di dalam www.greatlearning.com adalah pembelajaran dalam satu tema. Pada tahap ini, siswa
sebagai berikut: (1) Entry Point, (2) Knowledge didorong untuk menampilkan hal-hal yang telah
Harvest, (3) The Big Picture, (4) Subject Research dipelajarinya dari tema tersebut secara menyeluruh.
Activities, (5) Subject Recording Activities, (6) Exit Exit Point dapat berupa berbagai macam bentuk,
Point. Skema tampak pada Gambar 1.: misalnya demonstrasi, pementasan drama, nyanyian,
Entry Point: Pada langkah ini, siswa melakukan ataupun opera yang dikemas secara menarik dan bisa
aktivitas yang mengantarnya masuk ke dalam tema. disaksikan oleh orang tua atau wali siswa.

51
Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 1, November 2015, hlm. 48-57

3. METODE digunakan peneliti adalah menggunakan pedoman


penyekoran skala empat. Pembagian kategori skor
3.1 Jenis Penelitian berdasarkan ukuran kuartil.
Jenis penelitian yang digunakan dalam Rerata Skor Klasifikasi
penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan
>3-4 Sangat Baik
atau yang biasa dikenal dengan penelitian R&D
>2-3 Baik
(Research and Development). Sugiyono (2014:297),
>1-2 Cukup
mengungkapkan bahwa Research and Development
<1 Kurang
adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk ter tentu dan menguji
keefektifan produk tersebut.
4. HASIL PENELITIAN
3.2 Prosedur Pengembangan DAN PEMBAHASAN
Prosedur pengembangan pada penelitian
i n i berdasarkan pada tahapan penelitian dan
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membahas tentang langkah-
pengembangan menurut Sugiyono (2014: 409) yang
langkah pengembangan produk ber upa buku
mengadopsi langkah-langkah R&D milik Borg dan Gall
“Pengembangan Pembelajaran Berbasis Konteks kelas
yang terdiri dari 10 langkah berikut:

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3


Potensi dan masalah Pengumpulan Data Desaian Produk

Langkah 6 Langkah 5 Langkah 4


Uji Coba Produk Revisi Desain Validasi Desain

Langkah 7 Langkah 8
Revisi Produk Uji Coba Pemakaian

Langkah 10 Langkah 9
Produksi Masal Revisi Produk

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan 2 SD untuk membangun karakter kebangsaan


menurut Sugiyono terdiri dari sepuluh langkah Indonesia: Sebuah Refleksi” yang disusun berdasarkan
sebagaimana tercantum di atas. Pada penelitian ini, lima tahapan dari 10 langkah penelitian dan
peneliti hanya menggunakan langkah 1 sampai 5 saja. pengembangan menurut Sugiyono (2014: 409).
Berikut ini akan dipaparkan kelima langkah
3.3 Tehnik Analisis Data pengembangan produk yang telah peneliti lakukan:
Data kuantitatif dalam pra penelitian ini
diperoleh dari hasil kuesioner diberikan kepada 30 4.1.1 Potensi dan Masalah
mahasiswa PGSD dan dua orang gur u yang Penelitian ini bertitik tolak dari adanya potensi
menerapkan IPC. Kuesioner-kuesioner tersebut telah dan masalah. Potensi dan masalah yang peneliti lihat
diuji oleh dua orang ahli. Pedoman penilaian yang adalah arus globalisasi menuntut adanya manusia-

52
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....

manusia yang berkarakter. Terbentuknya manusia peneliti memperoleh data 100% mahasiswa menjawab
berkarakter menjadi salah satu agenda Pendidikan jika mereka memerlukan contoh pengembangan IPC
Nasional Indonesia. Proses pembelajaran dalam upaya dalam konteks Indonesia. Alasannya, antara lain: agar
membangun karakter bangsa perlu mengintegrasikan dapat lebih memahami penerapan IPC terlebih di
olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa Indonesia, merasa perlu mengetahui contoh
(Pemerintah Republik Indonesia, 2010). Proses tersebut pengembangan kurikulum IPC untuk dijadikan
berlaku bagi sekolah-sekolah yang menerapkan inspirasi dalam mengajar walau menggunakan
kurikulum nasional maupun internasional. kurikulum nasional, untuk menambah pengetahuan
Mulai tahun 2013 PGSD memberikan dan pemahaman mengenai kurikulum IPC, supaya
matakuliah International Primary Curriculum (IPC) guru memiliki contoh menerapkan IPC yang relevan
kepada mahasiswa semester V. Selama kurun waktu dengan konteks Indonesia, dapat membantu para calon
dua tahun, materi perkuliahan IPC yang disajikan guru memberi wawasan yang lebih banyak mengenai
kepada mahasiswa berkaitan dengan sejarah, kurikulum IPC, membutuhkan contoh pengembangan
filosofi, kurikulum, materi, metode pengajaran, dan IPC dalam konteks Indonesia karena setiap negara
evaluasi pembelajaran model IPC. Dalam rangka pasti memiliki perbedaan dalam pengembangan
mengupayakan pembaharuan materi perkuliahan IPC kurikulum tersebut, untuk memahami dalam membuat
agar sesuai dengan konteks Indonesia dan dalam unit of work berkaitan dengan materi yang akan di
kaitannya dengan pendidikan karakter bangsa, peneliti sampaikan pada anak-anak, dll.
menyebarkan angket kepada dua orang guru yang
menerapkan IPC di sekolahnya, juga kepada 30 4.1.3 Desain Produk
mahasiswa PGSD (semester VI ke atas) yang sudah Berdasarkan hasil angket kepada guru dan
pernah mengikuti perkuliahan IPC. mahasiswa tersebut, peneliti menyusun buku yang
berisi lima artikel yang mengintegrasikan teori
4.1.2 Pengumpulan Data pendidikan karakter dengan kurikulum berbasis
Pengumpulan data adalah kegiatan konteks. Ada pun kelima artikel tersebut adalah (1)
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan Pendidikan Karakter Kebangsaan di Era Globalisasi,
sebagai bahan perencanaan produk yang diharapkan (2) Pendidikan Berbasis Konteks melalui International
dapat mengatasi masalah tersebut. Ada tujuh Primary Curriculum/IPC, (3) International Learning
pertanyaan dalam angket untuk guru-guru. Pertanyaan Goals dan Personal Learning Goals dalam IPC:
nomor 7 tentang “Apakah bapak/ibu memerlukan Membentuk Karakter Kebangsaan, (4) Penerapan
contoh pengembangan IPC dalam konteks Indonesia?”, Pembelajaran International Primary Curriculum/IPC
kedua guru tersebut menjawab tentang perlu adanya dengan Menggali Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam
contoh buku yang memuat penerapan pembelajaran Personal Learning Goals (untuk tema “Flowers and
menggunakan IPC. Buku yang dapat membantu para Insects”), dan (5) Pengembangan Karakter melalui
guru untuk mengetahui bagaimana secara kontekstual Pengembangan Units of Work dalam Perkuliahan
menekankan personal learning goals pada siswa, yaitu International Curriculum 4.
enquiry (keingintahuan), adaptability (penyesuaian
diri), resilience (ketangguhan), morality (moral), 4.1.4 Validasi Desain
communication (komunikasi), thoughtfulness (penuh Validasi desain dilakukan dua kali. Validasi
pertimbangan), cooperation (kerjasama), dan respect pertama dilakukan pada tanggal 29 September 2015
(menghargai). oleh seorang dosen tetap di Program Studi PGSD
Angket yang diberikan kepada mahasiswi/a Universitas Sanata Dharma yang mengajar mata kuliah
berisi 10 item pertanyaan yang harus dijawab.Angket International Curriculum 4 sejak 2013 sampai
yang kembali berjumlah 23. Atas pertanyaan no.10 sekarang.Validasi kedua, dilakukan pada tanggal 30
tentang “Apakah Anda memerlukan contoh September 2015 oleh dua guru SD alumni PGSD yang
pengembangan IPC dalam konteks Indonesia?”, pernah mengikuti perkuliahan IPC.

53
Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 1, November 2015, hlm. 48-57

Adapun hasil validasi dari dosen adalah:


No. Item yang Dinilai Score (1-4) Saran
1. Bahasa Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan EYD. 3 Perlu dicek ulang tata cara mengutip
dan menuliskan referensi.
2. Format Menggunakan kepustakaan sesuai dengan teori 4
penulisan pendidikan karakter dan kurikulum berbasis
buku konteks.
Format penulisan produk sesuai dengan kaidah 4
penulisan buku.
3. Isi Memuat lima artikel yang mengintegrasikan teori 4
pendidikan karakter dengan kurikulum berbasis
konteks.
Memuat satu contoh proses pembelajaran IPC 4
yang kontekstual karena mencakup nilai-nilai
pendidikan karakter kebangsaan Indonesia.
Memuat unit of work dalam proses pembelajaran 4
IPC untuk tema Flowers and Insects.
Memuat penilaian proses pembelajaran IPC 4
untuk tema Flowers and Insects, baik yang
dilakukan oleh guru maupun siswa.
Memuat deskriptor-deskriptor sikap/karakter 3 Deskriptor perkembangan karakter
siswa yang dapat dijadikan acuan bagi guru siswa belum menunjukkan gradasi
untuk mendeskripsikan perkembangan karakter yang jelas.
siswa.
Nilai validator 1 adalah 3.75 yang berarti sangat baik.

Sedangkan rekap validasi dari dua orang guru adalah:


No. Item yang Dinilai Score Saran
1. Bahasa Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan EYD. Guru 1: 3.5 Guru 1:
Penggunaan spasi antar kata
dan penulisan masih perlu
diperhatikan lebih detail lagi.
Guru 2: 3.5 Guru 2:
-
2. Format Menggunakan kepustakaan sesuai dengan teori Guru 1: 3.8
penulisan pendidikan karakter dan kurikulum berbasis Guru 2: 3.8
buku konteks
Format penulisan produk sesuai dengan kaidah Guru 1: 3.9
penulisan buku Guru 2: 3.8
3. Isi Memuat lima artikel yang mengintegrasikan teori Guru 1: 4
pendidikan karakter dengan kurikulum berbasis Guru 2: 3.6
konteks
Memuat satu contoh proses pembelajaran IPC Guru 1: 4
yang kontekstual karena mencakup nilai-nilai Guru 2: 4
pendidikan karakter kebangsaan Indonesia
Memuat unit of work dalam proses pembelajaran Guru 1: 4
IPC untuk tema Flowers and Insects Guru 2: 4

54
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....

No. Item yang Dinilai Score Saran


Memuat penilaian proses pembelajaran IPC Guru 1: 4
untuk tema Flowers and Insects, baik yang Guru 2: 3.9
dilakukan oleh guru maupun siswa.
Memuat deskriptor-deskriptor sikap/karakter Guru 1: 3.8
siswa yang dapat dijadikan acuan bagi guru Guru 2: 3.8
untuk mendeskripsikan perkembangan karakter
siswa
Alur pemikiran mudah dipahami oleh guru/ Guru 1: 4
mahasiswa Guru 2: 3.3
Nilai rata-rata dari validator 2 adalah 3.81 yang berarti sangat baik.

4.1.5 Revisi Desain buku dicetak di penerbit Sanata Dharma dengan nomor
Peneliti melakukan revisi desain sesuai ISBN: 978-602-0830-14-8.
dengan komentar para validator, meminta bantuan Buku tersebut kemudian didiseminasikan
seorang editor untuk mengedit artikel-artikel dalam kepada mahasiswi/a PGSD kelas 5 A (yang mengikuti
buku sekaligus menuliskan sekapur sirih. Akhirnya matakuliah IPC). Hasil rekap diseminasi adalah:

No Pertanyaan Diseminasi Jawaban Mahasiswa Kelas 5 A


1. Bagaimana pendapat Anda tentang kesesuaian Dari 39 mahasiswi/a, secara eksplisit sebagian besar
pengembangan kurikulum berbasis konteks kelas 2 SD mengatakan bahwa contoh dalam buku merupakan aplikasi
dengan tema “Flowers and Insects” dengan teori dari teori yang pernah didapat di perkuliahan. Mereka
pengembangan kurikulum IPC yang Anda dapatkan menyatakan bahwa teori dalam perkuliahan sifatnya lebih
dalam perkuliahan? detail. Ada satu mahasiswa yang jawabannya tidak
menanggapi pertanyaan.
2. Sejauh mana contoh tersebut membantu Anda Semua mahasiswi/a menyatakan bahwa contoh dari buku
dalam mengembangkan Unit of Work yang saat ini membantu mereka memahami tentang penerapan IPC.
sedang Anda buat? Melalui self-reflection, mereka mengidentifikasi hal-hal yang
bisa mereka lakukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
IPC di akhir semester.
3. Apakah ada perkembangan karakter dalam diri Anda Semua mahasiswi/a mengatakan ada perkembangan
selama mengikuti kegiatan perkuliahan IPC? Dalam karakter. Perkembangannya berdasarkan pengalaman
kegiatan yang mana? Jelaskan! pribadi mereka. Secara umum, mereka mengatakan bahwa
kegiatan dalam perkuliahan IPC membantu mereka
mengembangkan kemampuan bekerja sama
dan menghargai perbedaan masing-masing individu.

55
Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 1, November 2015, hlm. 48-57

4.2 Pembahasan learning goals dalam proses pembelajaran


Nilai rata-rata dari para validator adalah 3.76 Flowers and Insects.
(dari total nilai 4) yang berarti sangat baik, sehingga c. Buku tersebut memuat informasi tentang
layak untuk dipublikasikan. Hasil diseminasi buku International Curriculum 4 dalam Kurikulum
kepada 39 mahasiswa PGSD kelas 5A (peserta PGSD:
matakuliah IPC) juga menegaskan jika buku tersebut Berdasarkan kurikulum PGSD 2012,
berisi contoh yang membantu mereka memahami International Curriculum 4 merupakan salah
tentang cara mengembangkan Unit of Work dalam IPC. satu dari empat mata kuliah kurikulum
Singkatnya, buku tersebut dinilai sangat baik oleh para internasional yang ditawarkan sebagai mata
guru yang menerapkan IPC maupun oleh mahasiswa kuliah pilihan wajib. Isi pokok dari mata kuliah
PGSD, karena: ini adalah IPC. Tujuan utama dari perkuliahan
a. Isinya memuat refleksi berkaitan dengan arus ini adalah membekali mahasiswi/a PGSD
globalisasi yang menuntut adanya manusia- Universitas Sanata Dharma dengan pengetahuan
manusia yang berkarakter: tentang kurikulum internasional. Dengan
Indikasi bahwa beberapa sekolah franchise pengetahuan mengenai kurikulum internasional
memiliki kecenderungan kurang memperhatikan ini para lulusan PGSD nantinya diharapkan
pendidikan nasional yang ditetapkan oleh memiliki pemahaman bahwa selain kurikulum
pemerintah Indonesia, mendorong peneliti nasional yang diterapkan di Indonesia ada
untuk merefleksikan jika IPC dapat diolah untuk kurikulum-kurikulum lain yang bersifat
mempersiapkan siswa-siswa yang bersekolah international.
di sekolah internasional menjadi pribadi-pribadi Apabila ditelaah lebih lanjut, sebenarnya
yang berkarakter. Proses pembentukan karakter struktur pembelajaran IPC yang meliputi learning
tersebut dapat dintegrasikan dalam International targets, entry point, knowledge harvest, explaining the
learning goals dan Personal learning goals. theme, subject research and recording tasks dan exit
Penerapan international learning goals, point (Mark, 2012) sesuai dengan model pembelajaran
membantu siswa agar memiliki nilai-nilai yang Ignasian yang diturunkan dari Latihan Rohani yang
diperlukan sebagai warga dunia/global. diajarkan oleh St. Ignasius (Peterson and Nielsen,
Sedangkan penerapan personal learning goals, 2012). Dalam Pedagogi Ignasian, siklus pembelajaran
membantu siswa untuk dapat mengembangkan meliputi konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan
karakternya sesuai dengan nilai-nilai lokal/ evaluasi (Jesuit Institute, 1993). Pernyataan learning
kebangsaan setempat. targets yang merupakan ekspresi dari learning goals
b. Buku tersebut memuat satu contoh penerapan yang dirumuskan sebelum entry point merupakan
IPC di kelas 2 SD dengan tema Flowers and proses pemaknaan dalam Pedagogi Ignasian. Entry
Insects: point, knowledge harvest dan explaining the theme
Unit of work untuk tema Flowers and Insects menjadi bahan untuk memahami konteks. Sementara
yang terdapat di dalam buku tersebut itu, research and recording activities tasks menjadi
disesuaikan dengan keanekaragaman hayati bahan untuk mendapatkan pengalaman dan
yang ada di Indonesia. Tujuannya supaya siswa melakukan refleksi. Selanjutnya, exit point menjadi
menumbuhkan nilai-nilai: (1) menghargai sarana untuk melakukan aksi dan evaluasi.
ciptaan Tuhan yang ada di Indonesia (cinta
tanah air), (2) membandingkan keanekaragaman
hayati yang ada di Indonesia dengan di negara 5. KESIMPULAN, KETERBATASAN
lain (rasa ingin tahu), (3) menghargai berbagai DAN SARAN
macam pendapat saat bekerjasama dengan
teman-teman dari berbagai latar belakang dan 5.1 Kesimpulan
budaya (toleransi), (4) mengekspresikan beberapa a. Proses penyusunan buku “Pengembangan
perilaku untuk mencintai keanekaragaman pembelajaran kurikulum berbasis konteks kelas
hayati (peduli lingkungan). Nilai-nilai tersebut 2 SD: sebuah refleksi” dilakukan dengan
merupakan bagian dari 18 nilai-nilai kebangsaan menggunakan lima langkah penelitian dan
Indonesia yang diintegrasikan dengan personal pengembangan yang meliputi: (1) Potensi dan

56
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....

masalah. (2) Pengumpulan data. (3) Desain Sementara itu, IPC memiliki tiga milepost
produk. (4) Uji validasi desain. (5) Revisi desain. dengan topik yang sangat beragam.
b. Kualitas buku yang dihasilkan mendapatkan b. Buku tidak sempat diujicobakan karena SD
nilai rata-rata dari para validator sebesar 3.76 bertaraf internasional tidak memberi ijin peneliti
(dari total nilai 4) yang berarti sangat baik, untuk melakukan uji coba.
sehingga layak untuk dipublikasikan. c. Buku dicetak secara terbatas (150 buku), sehingga
hanya diketahui oleh beberapa orang saja.
5.2 Keterbatasan
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini 5.3. Saran
antara lain: Masih ada peluang untuk mengembangkan
a. Buku memuat satu prototype, yaitu untuk kelas prototype pada kelas yang berbeda; paling tidak ada
II atau dalam IPC masuk dalam milepost 2. satu prototype untuk setiap level

DAFTAR PUSTAKA Pletser, J. 2012. “International-mindedness and the


IPC”. Dalam TakingThe IPC Forward,
Friedman, T.L. 2007. The World is Flat. NY: Picador/ Engaging With The International Primary
Farrar, Straus and Giroux. Cur riculum. Woodbridge: John Catt
Inter national Schools in Jakar ta. http:// Educational Ltd.
www.expat.or.id/orgs/schools.html. Poer wadarminta, W.J.S. 2004. Kamus Besar Bahasa
Jesuit Institute. 1993. Ignatian Pedagogy: A Indonesia (edisi ke-4). Jakar ta: PN Balai
Practical Approach. London: Jesuit Institute. Pustaka.
Kementerian Pendidikan Nasional.2010. Bahan Satrapratedja, M. 2013.”Masyarakat Indonesia Baru
Pelatihan Pengembangan Pendidikan dalam Perspektif Globalisasi dan Implikasinya
Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan bagi Pendidikan”. Dalam: Pendidikan sebagai
Penelitian dan Pengembangan Pusat Humanisasi. Jakarta: Pusat Kajian Filsafat
Kurikulum. dan Pancasila. Hlm.241-254.
Koesoema, D. 2007. Pendidikan Karakter, Strategi Spring, J. 2009. Globalization of Education: An
mendidik Anak di Jaman Global. Jakar ta: Introduction. NY: Taylor and Francis.
Grasindo. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Lickona, T. 1991.Educating for Character: How Our Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Schools Can Teach Respect and Responsibility. Suparno, P. 2012. Pengembangan Pendidikan Fisika
New York: Bantam Books. Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa.
Mark, S. 2012. “The IPC described”. Dalam Taking Yogyakar ta: Penerbit Universitas Sanata
The IPC Forward, Engaging With The Dharma.
International Primar y Curriculum. Triyana, Y. 2010. “Kerangka Pembentukan Karakter”.
Woodbridge: John Catt Educational Ltd. Makalah dalam Seminar Pendidikan
Noble, P. L. (2012). “The Making of The IPC: a Karakter dalam Konteks Pengembangan
Personal View”. Dalam Taking The IPC Kekuatan Transformatif Masyarakat yang
Forward, Engaging With The International diselenggarakan UPT MPK Universitas Sanata
Primary Curriculum. Woodbridge: John Catt Dharma 27 November 2010.
Educational Ltd. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang “Sistem
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Pendidikan Nasional”. Diunduh tanggal 17
Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Agustus 2015 melalui https://sdm.data.
Tahun 2010-2020. Jakar ta: Depar temen kemendikbud.co.id.
Pendidikan. What is the IPC.http://www.greatlearning.com/ipc/
Peterson, J., & Nielsen, B. 2012. Managing for the-ipc/what-is-ipc. http://www.greatlearning.
Mission: Pursuing the Magis in Jesuit com/ipc/why-ipc/ipc-in-action.
Schools. USA: lulu.com.

57

You might also like