Professional Documents
Culture Documents
BERBASIS KONTEKS
UNTUK MEMBANGUN KARAKTER KEBANGSAAN
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., dan M. Agustina Amelia
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma
Alamat korespondensi: Kampus II Jl. Affandi, Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta
Email: isumarah@gmail.com; enywinarti@gmail.com;
laura.aptik@gmail.com; amelia0284@gmail.com
ABSTRACT
48
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....
kurikulum bertaraf internasional dengan memberikan konteks Indonesia ada beberapa sekolah yang
matakuliah International Curriculum 4 yang intinya merupakan bagian dari sekolah franchise (lihat http:/
tentang International Primary Curriculum (IPC) /www.expat.or.id/orgs/schools.html).
kepada mahasiswi/a semester V. Berdasarkan sejarah Ada indikasi bahwa beberapa sekolah franchise
dan filosofinya, IPC dapat dikategorikan sebagai tersebut memiliki kecender ungan kurang
kurikulum berbasis konteks. Dalam rangka memperhatikan pendidikan nasional yang ditetapkan
mengupayakan pembaharuan perkuliahan IPC agar oleh pemerintah Indonesia. Mereka lebih fokus pada
sesuai dengan konteks Indonesia, peneliti memberikan pendidikan manusia secara global (Spring, 2009).
angket kepada para 30 mahasiswi/a PGSD yang sudah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor
pernah mengikuti perkuliahan IPC. Angket yang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
kembali berjumlah 23. Data yang peneliti peroleh (UU Sisdiknas), fungsi dan tujuan pendidikan nasional
adalah: 100% mahasiswi/a menjawab jika mereka harus digunakan dalam mengembangkan upaya
memerlukan contoh pengembangan units of work yang pendidikan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Pasal 3
menjadi kekhasan IPC berkaitan dengan pendidikan UU Sisdiknas (https://sdm.data.kemendikbud.co.id).
karakter kebangsaan Indonesia. Selain kepada Tujuan pendidikan nasional tersebut berisi
mahasiswi/a, peneliti juga memberikan angket kepada rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang
dua orang guru yang mengajar di SD ber taraf harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
internasional yang menerapkan IPC. Kedua guru Tujuan tersebut menjadi dasar dalam pengembangan
tersebut mengharapkan tentang adanya contoh pendidikan budaya dan karakter bangsa. Karakter
pembelajaran yang dapat membantu gur u bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga
memfasilitasi siswa mencapai personal learning goals Negara Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang
sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. dinilai sebagai suatu kebajikan yang berlaku di
Berdasarkan hasil angket kepada guru dan masyarakat dan bangsa Indonesia (Kementerian
mahasiswi/a tersebut, maka masalah dalam penelitian Pendidikan Nasional, 2010).
ini adalah “bagaimanakah proses pengembangan Menurut Lickona (1991) karakter memiliki tiga
pembelajaran kurikulum berbasis konteks untuk unsur yang meliputi pengetahuan, perasaan, dan
membangun karakter kebangsaan Indonesia?” Dengan tindakan moral. Ketiganya sering dilambangkan
demikian tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sebagai kepala, hati, dan tangan. Kepala (kognitif)
langkah-langkah proses pengembangan pembelajaran merupakan simbol dari competence, hati (afektif)
tersebut. adalah simbol dari conscience dan tangan serta kaki
(psikomotorik) sebagai simbol dari compassion
manusia. Ketiga metafora bagian tubuh manusia itu
2. LANDASAN TEORI digunakan untuk menandaskan bahwa karakter
manusia adalah suatu kesatuan yang utuh yakni
2.1 Pendidikan Karakter Kebangsaan kesatuan yang meliputi segi jasmani dan rohani, juga
di Era Globalisasi segi pribadi dan sosial.
Dewasa ini kata “globalisasi” sering dijumpai Tujuan pendidikan karakter adalah menanamkan
pada media cetak maupun elektronik. Globalisasi, nilai-nilai yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan
yang dipahami sebagai “mendunia”, justru sering psikomotorik secara terpadu dan terus-menerus guna
mengandung arti yang paradox, “menciut”. Hal mendinamisasikan seseorang menjadi warga
tersebut ditandai dengan adanya arus informasi tak masyarakat yang mampu menginternalisasikan nilai-
terbatas yang bebas diakses oleh siapapun, yang nilai demi terjadinya transformasi tatanan sosial sesuai
memudahkan orang di seluruh dunia semakin mudah dengan nilai-nilai yang diyakininya (Koesoema, 2007).
melakukan komunikasi dan interaksi secara cepat Hal serupa juga dirumuskan dalam pengertian
(Friedman, 2005). Globalisasi tersebut juga karakter menurut KBBI, yaitu sifat-sifat kejiwaan,
berpengaruh pada bidang pendidikan (Spring, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang
2009). Spring mengatakan bahwa globalisasi dalam dari yang lain (Poerwadarminta, 2004). Singkatnya,
dunia pendidikan memicu munculnya sekolah-sekolah karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitude),
franchise di hampir seluruh belahan dunia. Dalam perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan
49
Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 1, November 2015, hlm. 48-57
keterampilan (skills).Jadi pendidikan karakter adalah mencari data mengenai konteks pendidikan di
proses pemberian tuntunan kepada siswa untuk berbagai negara. Berdasarkan data yang diperoleh,
memperkembangkan segi hati, pikir, raga, ser ta tim tersebut menyusun kurikulum yang dapat
rasa dan karsa. Seorang guru mempunyai tanggung mengakomodasi siswa dengan latar belakang yang
jawab untuk tidak hanya menjejali siswa dengan berbeda. Pengembangan IPC selanjutnya dilakukan
pengetahuan tetapi juga tur ut membentuk oleh lembaga Fieldwork. Lembaga ini yang
karakternya (Triyana, 2010). mengakomodasi pengembangan kurikulum yang
Pada tahun 2010, Kementerian Pendidikan dan berbasis tematik dan sesuai dengan minat anak
Kebudayaan (Kemendikbud) merumuskan 18 nilai (Noble, 2012).
yang dianggap sebagai karakter bangsa yang perlu Dasar pengembangan IPC yang memperhatikan
ditanamkan kepada siswa di sekolah. 18 nilai tersebut latar belakang konteks negara-negara tempat dimana
adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, siswa tersebut bersekolah membuat IPC cocok
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat diterapkan di Sekolah Dasar. Sebelum dikenal
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, diberbagai negara, IPC hanya digunakan di sekolah
bersahabat/komunikasi, cinta damai, gemar membaca, yang dikembangkan oleh Perusahaan Shell. Lambat
peduli sosial, peduli lingkungan dan bertanggung laun IPC semakin dikenal dan digunakan oleh 1.600
jawab. Setiap guru perlu memfasilitasi para siswanya sekolah di 92 negara (http://www.greatlearning.com/
membiasakan diri melakukan ke-18 nilai tersebut. ipc/why-ipc/ipc-in-action).
Dengan pembiasaan itu, mereka diharapkan dapat IPC memiliki tiga unsur utama, yaitu subject
berkembang menjadi pribadi yang utuh, mencintai dan goals, personal learning goals, dan International
menghormati Tuhan, hidup damai dengan sesama dan learning goals. Adapun subject goals dimaksudkan
mengembangkan lingkungan, memajukan diri sendiri, untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan-
dan gembira sebagai warga bangsa Indonesia kemampuan di bidang seni, geografi, sejarah, ICT,
(Suparno, 2012). musik, Physical Education (PE), sciene, teknologi,
ser ta hal-hal yang berkaitan dengan dunia
2.2 Pendidikan Karakter Kebangsaan Internasional. Sementara personal learning goals
di Sekolah Bertaraf Internasional adalah sarana untuk membantu siswa mengasah
Spring (2009) berpendapat bahwa sekolah yang kemampuan-kemampuan diri yang meliputi enquiry,
menerapkan kurikulum yang bersifat global/ adaptability, resilience, morality, communication,
internasional memiliki kecenderungan mengabaikan thoughtfulness, cooperation, serta respect. Disamping
kekhasan budaya setempat dengan dalih supaya siswa itu, IPC mengembangkan International learning goals
mampu mengadopsi budaya secara internasional. Oleh untuk memfasilitasi siswa agar memiliki pengetahuan
karena itu, institusi pendidikan di Indonesia yang dan pemahaman tentang nasionalitas, mengetahui
menerapkan kurikulum internasional, perlu sungguh- independence dan interdependence budaya dan negara
sungguh berupaya agar (1) para siswa yang berwarga setiap siswa, serta memiliki dan memahami tentang
negara Indonesia tidak mengalami krisis identitas dan host dan home country.
kebudayaan, serta (2) agar para siswa yang berwarga IPC fokus pada pembelajaran akademik,
negara lain dapat menghormati kekhasan dan personal, dan international untuk menyiapkan siswa
kekayaan budaya Indonesia. menghadapi dunia global. Pendekatan IPC tidak hanya
Salah satu kurikulum internasional yang menekankan keunggulan dan kemandirian belajar di
diadopsi di Indonesia adalah International Primary bidang akademik, melainkan juga di bidang karakter
Curriculum atau disingkat IPC. IPC merupakan salah atau yang disebut sebagai personal learning goals.
satu kurikulum internasional yang digunakan oleh Penerapan personal learning goals ini diharapkan dapat
sekolah di berbagai negara. Kurikulum tersebut mengembangkan karakter anak. Sementara untuk
dikembangkan oleh perusahaan minyak Shell. Awalnya menghadapi globalisasi, IPC juga menekankan
kurikulum ini dibentuk untuk mengakomodasi anak international mindedness agar siswa memiliki
dari para karyawan Shell yang bekerja di negara lain. pemahaman dunia secara global.
Perusahaan Shell membentuk tim khusus untuk
50
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....
51
Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 1, November 2015, hlm. 48-57
Langkah 7 Langkah 8
Revisi Produk Uji Coba Pemakaian
Langkah 10 Langkah 9
Produksi Masal Revisi Produk
52
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....
manusia yang berkarakter. Terbentuknya manusia peneliti memperoleh data 100% mahasiswa menjawab
berkarakter menjadi salah satu agenda Pendidikan jika mereka memerlukan contoh pengembangan IPC
Nasional Indonesia. Proses pembelajaran dalam upaya dalam konteks Indonesia. Alasannya, antara lain: agar
membangun karakter bangsa perlu mengintegrasikan dapat lebih memahami penerapan IPC terlebih di
olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa Indonesia, merasa perlu mengetahui contoh
(Pemerintah Republik Indonesia, 2010). Proses tersebut pengembangan kurikulum IPC untuk dijadikan
berlaku bagi sekolah-sekolah yang menerapkan inspirasi dalam mengajar walau menggunakan
kurikulum nasional maupun internasional. kurikulum nasional, untuk menambah pengetahuan
Mulai tahun 2013 PGSD memberikan dan pemahaman mengenai kurikulum IPC, supaya
matakuliah International Primary Curriculum (IPC) guru memiliki contoh menerapkan IPC yang relevan
kepada mahasiswa semester V. Selama kurun waktu dengan konteks Indonesia, dapat membantu para calon
dua tahun, materi perkuliahan IPC yang disajikan guru memberi wawasan yang lebih banyak mengenai
kepada mahasiswa berkaitan dengan sejarah, kurikulum IPC, membutuhkan contoh pengembangan
filosofi, kurikulum, materi, metode pengajaran, dan IPC dalam konteks Indonesia karena setiap negara
evaluasi pembelajaran model IPC. Dalam rangka pasti memiliki perbedaan dalam pengembangan
mengupayakan pembaharuan materi perkuliahan IPC kurikulum tersebut, untuk memahami dalam membuat
agar sesuai dengan konteks Indonesia dan dalam unit of work berkaitan dengan materi yang akan di
kaitannya dengan pendidikan karakter bangsa, peneliti sampaikan pada anak-anak, dll.
menyebarkan angket kepada dua orang guru yang
menerapkan IPC di sekolahnya, juga kepada 30 4.1.3 Desain Produk
mahasiswa PGSD (semester VI ke atas) yang sudah Berdasarkan hasil angket kepada guru dan
pernah mengikuti perkuliahan IPC. mahasiswa tersebut, peneliti menyusun buku yang
berisi lima artikel yang mengintegrasikan teori
4.1.2 Pengumpulan Data pendidikan karakter dengan kurikulum berbasis
Pengumpulan data adalah kegiatan konteks. Ada pun kelima artikel tersebut adalah (1)
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan Pendidikan Karakter Kebangsaan di Era Globalisasi,
sebagai bahan perencanaan produk yang diharapkan (2) Pendidikan Berbasis Konteks melalui International
dapat mengatasi masalah tersebut. Ada tujuh Primary Curriculum/IPC, (3) International Learning
pertanyaan dalam angket untuk guru-guru. Pertanyaan Goals dan Personal Learning Goals dalam IPC:
nomor 7 tentang “Apakah bapak/ibu memerlukan Membentuk Karakter Kebangsaan, (4) Penerapan
contoh pengembangan IPC dalam konteks Indonesia?”, Pembelajaran International Primary Curriculum/IPC
kedua guru tersebut menjawab tentang perlu adanya dengan Menggali Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam
contoh buku yang memuat penerapan pembelajaran Personal Learning Goals (untuk tema “Flowers and
menggunakan IPC. Buku yang dapat membantu para Insects”), dan (5) Pengembangan Karakter melalui
guru untuk mengetahui bagaimana secara kontekstual Pengembangan Units of Work dalam Perkuliahan
menekankan personal learning goals pada siswa, yaitu International Curriculum 4.
enquiry (keingintahuan), adaptability (penyesuaian
diri), resilience (ketangguhan), morality (moral), 4.1.4 Validasi Desain
communication (komunikasi), thoughtfulness (penuh Validasi desain dilakukan dua kali. Validasi
pertimbangan), cooperation (kerjasama), dan respect pertama dilakukan pada tanggal 29 September 2015
(menghargai). oleh seorang dosen tetap di Program Studi PGSD
Angket yang diberikan kepada mahasiswi/a Universitas Sanata Dharma yang mengajar mata kuliah
berisi 10 item pertanyaan yang harus dijawab.Angket International Curriculum 4 sejak 2013 sampai
yang kembali berjumlah 23. Atas pertanyaan no.10 sekarang.Validasi kedua, dilakukan pada tanggal 30
tentang “Apakah Anda memerlukan contoh September 2015 oleh dua guru SD alumni PGSD yang
pengembangan IPC dalam konteks Indonesia?”, pernah mengikuti perkuliahan IPC.
53
Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 1, November 2015, hlm. 48-57
54
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....
4.1.5 Revisi Desain buku dicetak di penerbit Sanata Dharma dengan nomor
Peneliti melakukan revisi desain sesuai ISBN: 978-602-0830-14-8.
dengan komentar para validator, meminta bantuan Buku tersebut kemudian didiseminasikan
seorang editor untuk mengedit artikel-artikel dalam kepada mahasiswi/a PGSD kelas 5 A (yang mengikuti
buku sekaligus menuliskan sekapur sirih. Akhirnya matakuliah IPC). Hasil rekap diseminasi adalah:
55
Jurnal Penelitian. Volume 19, No. 1, November 2015, hlm. 48-57
56
Ig. Esti Sumarah, Eny Winarti, Laurensia Aptik E., & M. Agustina Amelia, Pengembangan Pembelajaran ....
masalah. (2) Pengumpulan data. (3) Desain Sementara itu, IPC memiliki tiga milepost
produk. (4) Uji validasi desain. (5) Revisi desain. dengan topik yang sangat beragam.
b. Kualitas buku yang dihasilkan mendapatkan b. Buku tidak sempat diujicobakan karena SD
nilai rata-rata dari para validator sebesar 3.76 bertaraf internasional tidak memberi ijin peneliti
(dari total nilai 4) yang berarti sangat baik, untuk melakukan uji coba.
sehingga layak untuk dipublikasikan. c. Buku dicetak secara terbatas (150 buku), sehingga
hanya diketahui oleh beberapa orang saja.
5.2 Keterbatasan
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini 5.3. Saran
antara lain: Masih ada peluang untuk mengembangkan
a. Buku memuat satu prototype, yaitu untuk kelas prototype pada kelas yang berbeda; paling tidak ada
II atau dalam IPC masuk dalam milepost 2. satu prototype untuk setiap level
57