You are on page 1of 10

Vol. 11 No.

1 Maret 2021
p-ISSN : 1979-634X e-ISSN : 2686-0252 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Kalangwan

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER


(Kajian Filsafat Pendidikan)

Oleh :
I Made Putra Aryana
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
E-mail: madeputra84@gmail.com

Diterima 05 Januari 2021, direvisi 08 Januari 2021, diterbitkan 31 Maret 2021

Abstract

This article aims to examine the importance of character education to create


Indonesian people who have knowledge, have noble morals, have personality and character.
The writing of this article uses the librarian method and in-depth study of the literature. The
issue of the character of students and the character of the nation is currently the most important
issue for the world of education in the country. Education includes two main interests, namely
the development of individual potential and the inheritance of cultural values. There are three
foundations that make up the philosophy of education, namely: the ontological, epistemological
and axiological foundation. A person who is studying education is required to think about
essential problems regarding education. Various problems of the nation today can only be
fixed by individuals of the younger generation with character: smart, quality, ethical,
disciplined, honest, hard work and moral. It is hoped that the development of Indonesia's young
generation can become the identity of the nation's children in the era of globalization and
acculturation of world culture, and can encourage independence in an effort to increase the
competitiveness of Indonesia's young generation. The back and forth of the nation's future is
very much determined by the quality of human resources who are intelligent, have character,
have good character, in accordance with the philosophy and goals of national education.

Keywords: Character Education, Educational Philosophy

I. Pendahuluan bagi dunia pendidikan di tanah air. Anak didik


Persoalan karakter anak didik dan yang mempunyai karakter yang tangguh tidak
karakter bangsa ini menjadi isu terpenting diragukan lagi, bahwa hal ini merupakan

1 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


solusi bagi beragam persoalan social yang mengembangkan potensi dirinya
sedang dan akan dihadapi bangsa ini. untuk memiliki kekuatan spiritual
Beragam persoalan social, sejak dari isu keagamaan, pengendalian diri,
kenakalan remaja, tawuran, perilaku korupsi, kepribadian, kecerdaasan, ahklak
narkoba dan obat terlarang, konflik social, dan mulia, serta keterampilan diperlukan
lain-lainnya, agaknya berawal dari proses dirinya, masyarakat, bangsa dan
penddidikan nasional yang belum selaras Negara (UU Republik Indonesia No
dengan tujuan filosofis pendidikan nasional. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Sebagai upaya sadar untuk Pendidikan Nasional).
menciptakan sumber daya manusia (human
resources) yang berkarakter seperti yang Produk pendidikan nasional yang
diharapkan, institusi pendidikan memiliki diharapkan, tidak hanya cerdas dan pintar
peranan terdepan. Institusi pendidikan di tetapi juga berahklak, bermoral dan
Indonesia, sejak Sekolah Dasar (SD), hingga berkarakter, sehingga mereka bisa hidup
perguruan tinggi memiliki peranan strategis dalam zamannya. Abdulah Idi (2013: 195)
dalam menciptakan anak didik dan generasi mengungkapkan bahwa pendiidkan
muda berkarakter yang dapat bertindak merupakan suatu usaha sadar yang diberikan
sebagai ‘pemain’. Sebagai “pemain” generasi atau disampaikan dari orang dewasa kepada
muda Indonesia hendaklah memilki berbagai anak yang belum dewasa menuju
bekal, tidak hanya memiliki ilmu perkembangan kearah kedewasaan pribadi
pengetahuan pragmatis tetapi juga perlu yang matang dan mandiri, baik jasmani
memiliki integritas, karakter dan moralitas. maupun rohani.
Lebih lanjut, tanpa mengedepankan karakter
suatu bangsa akan sulit menjadi maju seperti Kepribadian Manusia dan Filsafat
diharapkan, karena Negara menjadi maju Pendidikan
selalu berkorelasi dengan kekuatan basis Peningkatan sumber daya manusia
karakter atau ahklak yang dimiliki generasi tentunya berbeda dari zaman ke zaman.
mudanya. Fakta social memperlihatkan Sifatnya, bentuknya dan arahannya
bahwa sebagian generasi muda bangsa ini tergantung dari kondisi lingkungan dan
mungkin sudah menjadi “korban” era ini, kebutuhan masyarakat masing-masing.
yang cenderung mengedepankan Dalam komunitas nelayan, peningkatan
pragmatisme, hedonism, meterialisme dan kualitas sumber daya manusia diarahkan pada
budaya cepat saji (Abdulah Idi, 2013: 235). upaya membentuk seseorang menjadi nelayan
yang terampil. Peningkatan sumber daya
II. Pembahasan manusia terlihat dari mereka yang semula
Tujuan filosofis pendidikan nasional awam terhadap masalah yang menyangkut
secara garis besar, sebagai upaya membentuk kehiddupan nelayan menjadi nelayan yang
anak didik yang memiliki kompetensi sains- professional. Peningkatan kualitas ini
teknologi maupun sains-agama, atau agar setidaknya mampu mengangkat status orang
mereka beriptek dan berimtak. Tujuan yang semula hanya nelayan gurem, menjadi
pendidikan nasional adalah menciptakan nelayan professional. Demikian pula halnya
manusia Indonesia yeng memiliki pada lingkungan kehidupan masyarakat tani,
pengetahuan, berahklak mulia, pedagang dan lainnya.
berkepribadian dan berkarakter. Dalam Pada masyarakat tradisional,
Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem peningkatan kualitas sumber daya manusia
Pendidikan Nasional, dinyatakan: masih terbatas pada aspek-aspek tertentu,
Pendidikan adalah usaha sadar dan yang erat kaitannya pada tradisi setempat.
terencana untuk mewujudkan suasana Peningkatan kualitas tersebut tidak lepas
belajar dan proses pembelajaran agar hubungannya dari filsafat hidup dan
peserta didik secara aktif keperibadian masing-masing. Filsafat

2 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


diartikan sebagai kepribadian jati diri dan dijadikan tujuan yang akan dicapai dalam
pandangan hidup seseorang, masyarakat atau pelaksanaan system pendidikan dimaksud.
bangsa. kondisi ini dibentuk oleh tradisi Bangsa Indonesia memiliki filsafat
kehidupan masyarakat ataupun oleh usaha dan pandangan hidup tersendiri, yaitu
yang terprogram. Segala pembentukan Pancasila. Pandangan hidup ini dengan
tersebut tidak bisa lepas dari peran pendidikan sendirinya menjadi dasar sekaligus tujuan
(Jalaluddin, 2017: 189). pendidikan nasional disusun atas ddasar
Pendidikan menurut sudut pandang filsafat pendidikan Pancasila. Sebab, filsafat
individu adalah usaha untuk membimbing pendidikan merupakan ilmu pendidikan yang
dan menghibungkan potensi individu, bersendikan filsafat atau filsafat yang
sedangkan menurut sudut pandang diterapkan dalam usaha pemikiran dari
masyarakat, pendidikan adalah suatu usaha pemeccahan masalah-masalah pendidikan.
mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi Pendidikan bila dikembalikan pada
tua kepada generasi muda agar nilai-nilai fungsinya sebagai usaha untuk
budaya tersebut tetap terpelihara. Hubungan mengembangkan potensi individu dan
antara pendidikan, tradisi budaya, dan sekaligus sebagai usaha mewariskan nilai-
kepribadian suatu masyarakat adalah ketika nilai budaya, maka pendidikan juga
tradisi sebagai muatan budaya senantiasa menyangkut pembentukan kepribadian.
terlestarikan dalam masyarakat, dari generasi Pendidikan berkaitan dengan usaha untuk
ke generasi berikutnya. Pelestarian nilai-nilai mengubah sikap dan tingkah laku. Sedangkan
budaya tersebut, hanya akan mungkin kepribadian berhubungan dengan tingkah
terlaksana apabila ada pendukungnya, dan laku.
menularkan pada generasi berikutnya. Kepribadian dapat dilihat dari empat
Transfer nilai budaya yang paling aspek muatannya (Jalaluddin, 2017: 195):
efektif adalah melalui proses pendidikan. 1. Aspek personalia, yaitu kepribadian
Dalam masyarakat modern, proses dilihat dari pola tingkah laku lahir dan
pendidikan didasarkan pada suatu system batin yag dimiliki seseorang.
yang sengaja dirancang sebagai suatu 2. Aspek individualitas, yaitu
program pendidikan secara formal. Sehingga karakteristik atau sifat-sifat khas yang
dalam penyelenggaraannya dibentuk lembaga dimiliki seseorang , hingga dengan
pendidikan formal. adanya sifat-sifat ini seseorang secara
Pendidikan mencakup dua individu berbeda dengan individu
kepentingan utama, yaitu pengembangan lainnya.
potensi individu dan pewarisan nilai-nilai 3. Aspek mentalitas, yaitu sebagai
budaya. Kedua hal ini berkaitan erat dengan perbedaan yang berkaitan dengan
pandangan hidup suatu masyarakat atau cara berpikir. Mentalitas sebagai
bangsa itu masing-masing. System gambaran pola pikir seseorang.
pendidikan mengandung karakteristik tentang 4. Aspek identitas, yaitu kecenderungan
jati diri atau pandangan hidup masyarakat seseorang untuk mempertahankan
atau bangsa. sikap dirinya dari pengaruh luar.
Pandangan hidup yang merupakan jati Identitas merupakan karakteristik
diri ini berisi nilai-nilai yang dianggap yang menggambarkan jati diri
sebagai sesuatu yang secara ideal adalah seseorang.
benar. Nilai kebenaran itu sendiri berbeda Berdasarkan aspek-aspek tersebut,
antara masyarakat atau bangsa satu dengan terlihat hubungan antara pendidikan dan
yang lainnya. Nilai kebenaran yang idealis ini pembentukan kepribadian dan hubugan
disebut sebagai filsafat hidup yang dijadikan dengan filsafat pendidikan yang bersumber
dasar dalam penyusunan system pendidika. dari nilai-nilai budaya sebagai pandangan
Selain itu, nilai-nilai tersebut juga sekaligus hidup suatu bangsa.

3 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


Landasan Filsafat Pendidikan Contoh praktisnya adalah terciptanya
Filsafat membentuk dan memberikan kurikulum pendidikan agama untuk
asumsi-asumsi dasar bagi setiap ilmu pendidikan agama. Tercipta kurikulum
pengetahuan, tidak terkecuali pendidikan. pendidikan vokasi untuk menyelenggarakan
Saat filsafat membahas ilmu alam, maka pendidikan keterampilan. Mengapa? Karena
diperoleh filsafat ilmu alam. Ketika filsafat secara ontologis telah diketahui dari awal
mempertanyakan konsep dari hukum, maka bahwa pemikiran filsafat itu tujuan
terbentuklah filsafat hukum, dan ketika pendidikannya berdasarkan “Yang Ada”
filsafat mengkaji permasalahan pendidikan, untuk agama, atau “Yang Ada” untuk vokasi.
maka terciptalah cabang filsafat pendidikan.
Terdapat tiga landasan yang Epistemologi Pendidikan
membentuk filsafat pendidikan, yaitu: Epistemologi berarti mempersoalkan
landasan ontologis, epistemologis dan sumber dan usul pengetahuan dengan
aksiologis. meneliti, mempelajari dan mencoba
mengungkapkan prinsip-prinsip primer
Ontologi Filsafat Pendidikan kekuatan struktur pikiran yang dianugerahkan
Ontologi adalah bagian dari kepada manusia. Kajian epistemologi
metafisika yang bersifat spekulatif, membahas tentang bagaimana proses
membahas hakikat “yang ada” secara mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal
universal. Ontologi berusaha mencari inti apakah yang harus diperhatikan agar
yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi mendapatkan pengetahuan yang benar, apa
segala realitas dalam semua bentuknya. yang disebut kebenaran dan apa kriterianya.
Ontologi mempersoalkan hakikat yang tidak Objek telaahnya sendiri adalah untuk
dapat dijangkau oleh panca indera belaka. mempertanyakan bagaimana sesuatu itu
Sebenarnya, ontologi adalah bagian datang, bagaimana kita mengetahuinya,
dari metafisika, sederhananya metafisika bagaimana kita membedakannya dengan lain.
dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat Intinya, objek telaahnya berkenaan dengan
atau bagian pengetahuan manusia yang situasi, kondisi, ruang dan waktu mengenai
bersangkutan dengan pertanyaan mengenai sesuatu hal.
hakikat “ada” yang terdalam. Landasan epistemologis memberikan
Semenjak hadirnya pemikiran empiris dasar filsafat bagi teori dan praktik
(pengetahuan yang harus terbuktikan dan pendidikan dalam hal cara memperoleh
teralami secara nyata) banyak yang pengetahuan. Pendidikan itu sangat erat
menyepelekan metafisika. Padahal, pemikiran kaitannya dengan ilmu pengetahuan, maka
empiris muncul dari asumsi-asumsi yang pandangan mengenai sumber dan jenis
dihasilkan oleh ontologi (metafisika). pengetahuan akan sangat berpengaruh
Einstein menyadari hal ini melalui terhadap kurikulum dan model atau metode
ucapan ikoniknya yang berkata “imagination pembelajaran (pengajaran).
is more important than knowledge”.
Meskipun pemikiran empiris adalah kuda Aksiologi Filsafat Pendidikan
pacu yang diandalkan hari ini, hal tersebut Ilmu pengetahuan memang telah
tidak akan tercipta tanpa spekulasi-spekulasi memberikan manfaat yang besar. Misalnya,
dari pemikiran ontologis. Landasan ontologis bagaimana teori atom dapat digunakan untuk
memberikan dasar bagi pendidikan mengenai menciptakan energi yang dapat dimanfaatkan
pemikiran tentang “Yang Ada”, misalnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dibalik
pemikiran tentang Tuhan, manusia, dan alam itu teori ini pula yang membuat kita mampu
semesta. Corak pendidikan yang akan untuk menciptakan bom atom yang menjadi
dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh malapetaka bagi dunia.
pandangan tentang “Yang Ada” yang telah Pertanyaan ke mana arah pengetahuan
ditentukan melalui ontologi. dan pendidikan itulah yang menjadi objek

4 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


pertanyaan utama aksiologi. Aksiologi 6. Merumuskan sistem nilai dan norma atau
merupakan cabang filsafat yang membahas isi moral pendidikan yang menjadi tujuan
teori-teori nilai dan berusaha menggambarkan pendidikan
apa yang dinamakan dengan kebaikan dan
perilaku yang baik. Di dalamnya terdapat Tujuan Filsafat Pendidikan
etika dan estetika. Etika adalah kajian filsafat Tujuan filsafat pendidikan dapat
yang mempersoalkan perilaku manusia ditinjau dari tujuan filsafat dan pendidikan itu
terhadap nilai dan moral. Estetika adalah sendiri. Filsafat diantaranya memiliki tujuan
filsafat yang berkaitan dengan kajian untuk mengkritisi suatu kepercayaan dan
keindahan. Keduanya akan berkaitan, karena sikap yang telah dijunjung tinggi,
sesuatu yang indah cenderung akan terasa mendapatkan gambaran keseluruhan, analisis
lebih beretika, begitu pun sebaliknya. logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti
Setidaknya, begitulah sebelum filsafat seni kata dan konsep.
kembali mempertanyakannya. Sementara itu teori pendidikan
Dalam ranah pendidikan, landasan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang
aksiologis memberikan dasar-dasar filsafat kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan
dalam hal nilai dan moral yang melandasi yang didasari oleh filsafat, merumuskan
teori pendidikan dan menjadi acuan dalam metode praktik pendidikan atau proses
praktik pendidikan. Karena, pendidikan tanpa pendidikan yang menerapkan serangkaian
nilai dan moral yang positif, pendidikan justru kegiatan berupa implementasi kurikulum dan
dapat memberikan hal yang negatif. interaksi antara pendidik dengan peserta didik
Pendidikan haruslah diimbangi dengan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan.
adanya pemberi, penerima, tujuan, dan cara Tujuan pendidikan sendiri tergantung
yang baik, dalam konteks yang positif. dari kebutuhan. Bisa jadi tujuan pendidikan
adalah tujuan pendidikan nasional (mencetak
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan generasi penerus bangsa yang baik),
Secara umum filsafat adalah usaha untuk instruksional (khusus terhadap keterampilan
mendapatkan gambaran keseluruhan dari tertentu), hingga ke tujuan pendidikan
keseluruhan sikap dan kepercayaan yang telah institusional (pendidikan militer, dokter,
dijunjung tinggi, lalu mempertanyakan . akademisi, dsb).
Meskipun skopnya luas, ketika bertemu Selain itu, menurut Amka (2019
pendidikan, maka terdapat beberapa rumusan dalam https://serupa.id/filsafat-pendidikan-
utama. Berikut adalah beberapa kajian utama pengertian-sistematika-tujuan-aliran/,
filsafat pendidikan menurut Rukiyati & diakses: 14/11/2020) tujuan filsafat
Purwastui (dalam https://serupa.id/filsafat- pendidikan meliputi:
pendidikan-pengertian-sistematika-tujuan- 1. Dengan berfikir filsafat seseorang bisa
aliran/, diakses: 14/11/2020): menjadi manusia, lebih mendidik, dan
1. Merumuskan secara tegas sifat hakiki membangun diri sendiri.
pendidikan 2. Seseorang dapat menjadi orang yang
2. Merumuskan hakikat manusia sebagai dapat berfikir sendiri.
subjek dan objek pendidikan. 3. Memberikan dasar-dasar pengetahuan,
3. Merumuskan hubungan antara filsafat, memberikan pandangan yang sintesis pula
filsafat pendidikan, agama dan sehingga seluruh pengetahuan merupakan
kebudayaan. satu kesatuan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, 4. Hidup seseorang dipimpin oleh
filsafat pendidikan dan teori pendidikan. pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
5. Merumuskan hubungan antara filsafat tersebut, sebab itu mengetahui
negara (ideologi), filsafat pendidikan dan pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti
politik pendidikan (sistem pendidikan) mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.

5 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


5. Bagi seorang pendidik, filsafat Urgensi Pendidikan karakter di Indonesia
mempunyai kepentingan istimewa karena Sebagian besar generasi muda
filsafatlah yang memberikan dasar-dasar seringkali terlibat dalam aktivitas dan
dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang perilaku negative, seperti tawuran, obat
mengenai manusia, seperti misalnya ilmu terlarang, pergaulan bebas, criminal, kebut-
mendidik. kebutan, hura-hura, dan heddonisme. Jika
kondisi ini terus-menerus terjadi dan menjadi
Manfaat Filsafat Pendidikan kebiasaan selanjutnya akan menjadi karakter.
Seseorang yang sedang menuntut ilmu Sudah tentu, akan berdampak buruk bagi
pendidikan dituntut untuk memikirkan peribadi, keluarga, masyarakat dan bagnsa ini
masalah-masalah hakiki mengenai ke depan. Beragam persoalan berbangsa
pendidikan. Pemikiran mengenai masalah- berbangsa saat ini hanya dapat diperbaiki oleh
masalah pendidikan baik dalam lingkup luas individu generasi muda yang berkarakter:
maupun mengerucut akan lebih terasah cerdas, berkualitas, beretika, disiplin, jujur,
melalui filsafat pendidikan. Hal tersebut kerja keras dan berahklak (Jalaluddin, 2017:
membuat pelajar atau praktisi pendidikan 207).
lebih kritis dalam memandang persoalan Kebijakan pemerintah, untuk kembali
pendidikan. memprioritaskan kebudayaan dalam proses
Disamping itu filsafat ini juga akan pembangunan generasi muda merupakan
membuat pelajar untuk merenungkan masalah bentuk nasional character building generasi
hakiki pendidikan yang secara otomatis akan muda Indonesia. Pembangunan generasi
memperluas cakrawala berpikir dan menjadi muda Indonesia diharapkan dapat menjadi
lebih arif dalam memahami persoalan indentitas anak bangsa di tengah era
pendidikan. Filsafat pendidikan akan globalisasi dan akulturasi budaya dunia, serta
menuntut pelajar untuk berpikir reflektif dapat mendorong kemandirian dalam upaya
menggunakan kebebasan intelektual yang peningkatan kemampuan daya saing generasi
bertanggung jawab (sistematis). muda Indonesia. Dalam kaitannya dengan
Selain itu, menurut Amka (2019: 26 pembangunan masa depan bangsa, Bung
dalam https://serupa.id/filsafat-pendidikan- karno kerap kali mengungkapkan slogan
pengertian-sistematika-tujuan-aliran/, national character building. Suksesnya
diakses: 14/11/2020) filsafat (pendidikan) pembangunan suatu bangsa agar menjadi
memiliki manfaat sebagai berikut: bangsa besar dikatakan Bung Karno, mesti
1. Filsafat menolong mendidik. dimulai dengan pembangunan manusianya,
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan yang diistilahkan beliau dengan man behin the
kepandaian untuk melihat dan gun. Selo Soemardjan menyebut dengan
memecahkan persoalanpersoalan dalam manusia pembangunan, yang diantara cirinya
kehidupan sehari-hari. adalah memiliki watak yang bermoral tinggi
3. Filsafat memberikan pandangan yang (Desire Zuraidah dan Jufrina, 1993: 35).
luas. Karakter moral dan bangsa ini adalah
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir bagaimana sikap dan tingkah laku dan
sendiri. perbuatan suatu bangsa. Moral suatu bangsa
5. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik adalah kristalisasi dari aneka aragam moral
untuk hidup kita sendiri (terutama dalam yang ada, baik yang berasal dari adat-istidat
etika) maupun untuk ilmu-ilmu secara turun termurun maupun dari berbagai
pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, macam agama yang silih berganti memasuki
ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan Indonesia (Jalaluddin, 2017: 208).
sebagainya. Dalam suatu diskusi tentang
“Memelihara Keutuhan Pembangunan
Karakter Bangsa” (diakses Jalaluddin dalam
www.beritaindonesia.co.id), dinyatakan

6 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


berbagai sisi kehidupan manusia selama ini melambangkan kepribadian seseorang.
luput dari pembangunan karakter, jiwa, dan Karakter merupakan ciri-ciri tertentu yang
raga manusia. Sering kali perhatian generasi sudah menyatu pada diri seseorang yang
muda terfokus pada pembangunan ekonomi ditampilkan dalam bentuk perilaku.
dan orientasi fisik-material. Dengan karakter Character education sebagai pendidikan
demikian, tidak mengherankan jika di ahklak. Sifat-sifat yang ada pada diri
kalangan generasi muda tumbuh subur sifat- seseorang itu, terdapat sifat yang menonjol
sifat meterialistik, praktek kuropsi, kulusi dan dan dominan, yang kemudian menjadi
nepotisme (KKN), dan perilaku kurang karakteristik seseorang atau sekelompok
terpuji lainnya. Karakter sebagian generasi orang. sifat-sifat yang dimiliki manusia
muda ini sudah mengabaikan pembangaunan sangat ditentukan pendidikan yang
kemanusiaan. Karakter sebagai gambaran mempengaruhinya. Pendidikan dapat
mentalitas sebagian generasi muda saat ini mengembangkan potensi baik dan dapat
sejalan dengan pendapat antropolog menekan potensi buruk manusia.
terkemuka Koentjaraningrat, yakni: Karakter merupakan kualitas moral
pertaama: mentalitas meremehkan mutu, dan mental yang pembentukannya
kedua: mentalitas suka menerabas, ketiga: dipengaruhi oleh factor bawaan (fitrah atau
sifat tidak percaya diri sendiri, keempat: sifat nature) dan lingkungan (sosialisasi aau
tidak berddisiplin, dan kelima: sifat tidak lingkungan, nurture). Potensi karakter yang
bertanggung jawab. Untuk itu mengahadapi baik dimiliki seorang sebelum dilahirkan
globalisasi, karakter generasi muda harus harus terus-menerus dikembangkan melalui
lebing meningkatkan budi pekerti dan sikap sosialisasi dan pendidikan. Memahami aturan
menghargai dalam kehidupan sehari-hari. social dalam kehidupan dan
Selanjutnya Mulyasa (dalam menginternalisasikannya dalam diri anak
Jalaluddin 2017: 2010) mengungkapkan didik dengan baik patut menjadi perhatian
bahwa di Indonesia pendidikan karakter orang tua (keluarga), pendidik (sekolah), dan
bangnsa telah berlangsung lama, jauh masyarakat. Kebiasaan membuang sampah
sebelum Indonesia merdeka. Ki Hajar pada tempatnya, antre, mematuhi aturan lalu
Dewantara sebagai Pahlawan Pendidikan lintas, mandiri, jujur, toleran, disiplin, tepat
Nasional berpandangan tentang pendidikan janji, dan sejenisnya, merupakan pemahaman
karakter sebagai asas Taman Siswa 1922, yang baik anak didik terhadap aturan social
memiliki prinsip: sebagai hasil dari perkembangan kualitas
1. Hak seorang mengatur diri sendiri dengan moral dan mental seorang anak didik yang
tujuan tertibnya persatuan dalam disebut karakter (Jalaluddin, 2017: 2014).
kehidupan umum;
2. Pengajaran berarti mendidik anak agar Proses pembentukan Karakter
merdeka batinnya, pikirannya, dan Kebiasaan baik atau buruk pada diri
tenaganya; seseorang anak didik dan generasi muda yang
3. Pendidikan harus selaras dengan mengindikasi kualitas karakter dipengaruhi
kehidupan; factor nuture dan nurture. Proses sosialisasi
4. Kultur sendiri yang selaras dengan kodrat atau pendidikan dalam proses pembentukan
harus dapat memberikan kedamaian karakter anak didik terletak pada peranan
hidup; orang tua (keluarga), institusi pendidikan,
5. Harus bekerja menurut kekuatan sendiri; masyarakat dan pemerintah (Jalaluddin, 2017:
6. Perlu hidup dengan berdiri sendiri; dan, 215-228).
7. Dengan tidak terikat, lahir batin Proses pembentukan dan
dipersiapkan untuk memberikan menanamkan nilai-nilai kebajikan (morak,
pelayanan kepada peserta didik. karakter, ahklak) pada anak didik sangat
Karakter merupakan kumpulan dari tergantung pada jenis pola asuh yang
berbagai aspek kepribadian yang diterapkan keluarga/orang tua pada anaknya.

7 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


Pola asuh didefinikan sebagai pola interaksi diharapkan dapat mengambil alih peran dan
antara anak dengan orang tua yang meliputi tanggung jawab keluarga dalam meneruskan
pemenuhan kebutuhan fisik (makan, minum watak anak didik. Focus pembentukan watak
dan lain-lain) dan kebutuhan psikologi dan karakter di institusi pendidikan formal
(seperti rasa aman, kasih sayang dan lain- adalah menanamkan nilai-nilai untuk
lain), sertra sosialisasi norma-norma yang menyadarkan kesucian sebagai factor bawaan
berlaku di masyarakatagar anak dapat hidup manusia. Nilai-nilai tersebut mengacu kepada
selaras dengan lingkungannya. Pola asuh juga kebenaran, kebaikan dan keindahan. Pada
meliputi pola interaksi antara orang tua hakikatnya manusia senang akan yayang
dengan anak dalam rangka pendidikan benar dan benci yang salah, senang yang baik
karakter. Pola asuh ada tyiga jenis, meliputi dan benci yang buruk, serta senang yang
pola asuh democratic, authoritative dan indah dan benci yang jelek.
permissive. Pola asuh permissive yang Dalam tataran aplikasinya, institusi
cenderung memberikan kebebasan kepada pendidikan dasar memiliki peran penting
anak untuk berbuat apa saja sangat tidak dalam pembentukan system nilai melalui tata
kondusif bagi pembentukan karakter anak. tertibb yang ketat. Penekatan terhadap
Bagaimanapun anak tetap memerlukan ketertiban merupakan siasat supaya anak
arahan dari orang tua untuk mengenal mana didik terbiasa terhadap sikap yang
yang baik dan mana yang salah. Dengan diharapkan. Tujuan finalnya adalah
memberikan kebebasan yang berlebihan, terbentuknya sifat disiplin, jujur, tanggung
apalagiterkesan membiarkan, akan membuat jawab, adil dan cinta kebenaran, yang
anak bingung dan berpotensi salah arah. Pola tertanam dalam diri anak didik. Pendidikan
asuh demokratis, tampaknya lebih kondusif formal pada level menengah, berada pada usia
dalam pendidikan karakter anak. Orang tua remaja. Periode perkembangan ini, ditandai
yang demokratis lebih mendukung dengan karakteristik tertentu, yang meluputi:
perkembangan anak terutama dalam perkembangan berfikir rational, etika,
kemandirian dan tanggung jawabnya. Orang estetika, social, minat dan agama. Peran
tua yang otoriter merugikan, karena anak institusi pendidikan pada level ini, adalah
tidak mandiri, kurang tanggung jawab serta memberi bimbingan agar potensi mental
agresif, sedangkan orang tua yang permisif spiritual anak didik dapat berkembang dengan
mengakibatkan anak kurang mampu dalam optimal. Pada level perguruan tinggi,
menyesuaikan diri di masyarakat. mahasiswa berada pada tahap adolescence.
Keluarga mempunya peran yang Pada tahap pekembngan ini, mahasiswa akan
terdepan dan strategis dalam pembentukan mengalami masa krisis yang ditandai gejolak
watak dasar atau karakter anak. Oleh karena bathin, dan kelihatan ragu dalam menentukan
itu keluargamerupakan lembaga pendidikan sikap. Hal ini merupakan proses natural dalam
dasar atau pertama dan utama. Antara peran perjalanan menuju ke pembentukan
keluarga/orang tua dan pengembangan kepribadian yang mantap.
karakter pribadi anak didik tidak dapat Seorang guru memiliki pengaruh
dipisahkan. Jika anak tumbuh dalam keluarga sebagai paramount. Pendidik sebagai
yang lebih focus terhadap perkembangan exemplar moral dan moral guide, dimana
anak, akan menumbuhkan peribadi anak yang seorang anak belajar dengan meniru apa yang
berkarakter yang berdampak positif terhadap dilakukan guruketimbang apa yang dikatakan
kemajuan bangsa ini. guru. Guru tidak hanya transfer ilmu
Institusi pendidikan, sejak play group pengetahuan, tetapi jug abertanggung jawab
sampai perguruan tinggi, merupakan suatu terhadap perkembangan personalitas,
institusi pendidikan yang bersifat artifisial. karakter, kapasitas mengambil keputusan dan
Keberadaannya dilaksanakan karena perilaku yang baik. Pendidik memiliki
kebutuhan, sebagai petunjuk peran pengaruh yang maksimal dalam
pendidikan keluarga. Institusi pendidikan pengembangan moral anak didik. Pada

8 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


periode infansi, anak-anak ingin diasumsikan bangsa, bertujuan untuk
dan menyenangi mainan dan aktivitas praktik. berkembangnya perserta didik agar
Pada periode anak-anak, mereka lebih tertarik menjadi manusia yang beriman dan
pada penampilan luar, sebagai remaja mereka bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
mengembangakan pesatnya pertumbuhan, Esa, berahklak mulia, berilmu, cakap,
mereka mungkin memperoleh dominasi kratif, mandiri, dan manjadi warga
pikiran-pikiran oleh imajinasi-imajinasi Negara yang demokratis serta
seksual. Sebagi orang dewasa muda mereka bertanggung jawab.
menunjukkan untuk posisi tanggung jawab, Antara pendidikan dan peranan
keuasaan dan kepemimpinan. Tetapi sebelum pemerintah tidak dapat dipisahkan satu sama
umur 40 tahun, mereka menjadi lebih lain. Kemajuan suatu bangsa sangat
spiritual, lebih menyadari terhadap dunia akan ditentukan pembangaunan sector kesehatan,
datang, dan lebih antusia untuk dan kesejahteraana ekonomi. Indeks
mengembangkan pengetahuan terhadap Pembangunan Manusia (IPM) adalah alat
Tuhan. Pendidikan moral disiplin dan control untuk mengukur kualitas sumber daya
moral untuk kehidupan anak-anak dalam manusia suatu Negara, yang diukur yakni
suatu cara atau jalan pengembangannya. pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
Kompetisi kekuatan yang sedang tumbuh, ekonomi. Alat tersebut menjadi dasar
antara kekuatan birokrasi dan formalitas klasifikasi sebuah Negara menjadi Negara
pengetahuan yang sedang tumbuh dengan maju, Negara berkembang dan Negara
kekuatan didasarkan pada kreatifitas dan terbelakang.
jaringan. Yang cepat mengalahkan yang Pertumbuhan dan pembinaan karakter
lambat, dan yang besar mengalahkan yang genertasi muda yang paling strategis, terletak
kecil. Dunia pendidikan umumnya kurang pada kebijakan Negara/pemerintah. IPM
menyadari keadaan ini, dibandingkan dunia meningkat idealnya akan memperbaiki proses
industry, sehingga banyak sarjana yang pembinaan karakter generasi muda suatu
menganggur. bangsa. Sama halnya optimalisasi, keseriusan
Ketiga peranan pemerintah. dan konsistensi peran pemerintah dalam
Permasalahan pendidikan, sering kali melaksanakan program kebijakan
mengartikannya secara sempit, dann belum pembangunan dengan merujuk dimensi IPM
mengangkatnya ke dalam permasalahan yang (pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
lebih luas. Tanpa memerhatikan kondisi ekonomi), akan sangat mungkin
makro, seperti kekuatan ekonomi, politik dan meningkatkan IPM dan kualitas
birokrasi yang berkembang, masalah besar pembangunan karakter generasi muda
yang sifatnya mendasar dalam proses Indonesia yang lebih baik. Jika dimensi-
pendidikan akan sulit tersentuh. Bertalian dimensi IPM meningkat, proses pendidikan
dengan tantangan zaman pada masyarakat dan pembinaan karakter generasi muda
modern, sumber ddaya manusia sering diharapkan akan lebih baik, dapat mereduksi
diabaikan, yang seharusnya dipersiapkan. beragam permasalahan social berbangsa dan
SDM unggul terbukti lebih menentukan menguatkan national character building.
kemajuan suatu bangsa. Sumber daya Maju mundurnya suatu bangsa, lebh
manusia Indonesia bertalian erat dengan ditentukan kualitas karakter individu dalam
peranan sector pendidikan. Dalam UU no suatu bangsa. Institusi pendidikan memiliki
20/2003 pasal 3 tentang system pendidikan peranan strategis dalam menciptakan iklim
nasional, dinyatakan: akademik yag diharapkan mampu
Pendidikan Nasional berfungsi membentuk suatu karakter anak didik sebagai
mengembangkan kemampuan dan generasi masa depan yang dapat beradaptasi
membentuk watak serta peradaban dan mengaplikasikan ilmu dan pengalaman
bangsa yang bermartabat dalam dalam masyarakat yang senantiasa dinamis.
rangka mencerdaskan kehidupan Karena institusi pendidikan memiliki peran

9 Vol. 11 No. 1 Maret 2021


signnifikan dalam menentukan dan kaitannya dengan ilmu pengetahuan, maka
menciptakan cita-cita dan masa depan bangsa, pandangan mengenai sumber dan jenis
berbagai optimalisasi kegiatan akademikdan pengetahuan akan sangat berpengaruh
program prekuliahan tidak hanya terhadap kurikulum dan model atau metode
dengedepankan kognitif, afektif, tetapi juga pembelajaran (pengajaran).
psikomotorik. Aktifitas pembelajaran di Dalam ranah pendidikan, landasan
sekolah dan aktifitas perkuiahan di perguruan aksiologis memberikan dasar-dasar filsafat
tinggi diharapkan berupaya menciptakan anak dalam hal nilai dan moral yang melandasi
didik atau mahasiswa tidak hanya unggul teori pendidikan dan menjadi acuan dalam
dalam bidang sains-teknologi tetapi juga praktik pendidikan. Karena, pendidikan tanpa
unggul dalam sains-agama (nilai-nilai nilai dan moral yang positif, pendidikan justru
karakter). dapat memberikan hal yang negatif.
Maju mundurnya masa depan bangsa, Pendidikan haruslah diimbangi dengan adalah
sangat ditentukan kualitas sumber daya adanya pemberi, penerima, tujuan, dan cara
manusia yang cerdas, berkarakter, berahklak, yang baik, dalam konteks yang positif.
sesuai dengan falsafah dan tujuan pendidikan Maju mundurnya masa depan bangsa,
nasional. Cita-cita pendidikan nasional adalah sangat ditentukan kualitas sumber daya
menciptakan manusia Indonesia yang manusia yang cerdas, berkarakter, berahklak,
berkeperibadian, cerdas, pintar tetapi juga sesuai dengan falsafah dan tujuan pendidikan
berahklak dan berkarakter. Bangsa ini akan nasional. Cita-cita pendidikan nasional adalah
menjadi maju dan berkepribadian jika menciptakan manusia Indonesia yang
dimensi sains-teknologi dan sains-agama berkeperibadian, cerdas, pintar tetapi juga
menjadi perhatian dan komitmen terdepan berahklak dan berkarakter.
dalam pelaksanaan pendidikan nasional
ataupun pembangaunan bangsa. Tujuan Daftar Pustaka
filosofis pendidikan nasional pada prinsipnya Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia
relevan dengan tujuan pembangunan dan Mmemaahami Manusia melalui
tujuan pendidikan nasional, yakni berupaya Filsafat. Bandung: PT Remaja
dalam pembinaan karakter anak didik den Rosdakarya.
generasi muda yang memiliki tugas dan Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta:
amanah untuk menjaga dan melestarikan Raja Grafindo Persada.
identitas bangsa dan penentu kemajuan Jalaluddin. 2017. Filsafat Pendidikan:
peradaban bangsa kemudian hari. Manusia, Filsafat dan Pendidikan.
Depok: Rajawali Pers.
III. Penutup Pandit, Bansi. 2003. Pemikiran Hindu Pokok-
Terciptanya kurikulum pendidikan Pokok Pikiran Agama Hindu dan
tertentu untuk pendidikan tertentu. Tercipta Filsafatnya. Surabaya: Paramita.
kurikulum pendidikan kurikulum pendidikan Sudarminta, J. 2017. Epistimologi Dasar
agama, kurikulum pendidikan vokasi untuk pengantar Filsafat pengetahuan.
menyelenggarakan pendidikan keterampilan. Yogyakarta: PT Kanisius.
Mengapa? Karena secara ontologis telah Undang-Undang Republik Indonesia No 20
diketahui dari awal bahwa pemikiran filsafat Tahun 2003 tentang Sistem
itu tujuan pendidikannya berdasarkan “Yang Pendidikan Nasional.
Ada” untuk agama, atau “Yang Ada” untuk www.beritaindonesia.co.id, diakses:
vokasi. 14/11/2020.
Landasan epistemologis memberikan https://serupa.id/filsafat-pendidikan-
dasar filsafat bagi teori dan praktik pengertian-sistematika-tujuan-aliran/,
pendidikan dalam hal cara memperoleh diakses: 14/11/2020
pengetahuan. Pendidikan itu sangat erat

10 Vol. 11 No. 1 Maret 2021

You might also like