You are on page 1of 9

REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA

SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER

Chairiyah

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail:&KDLUL\DK#XVWMRJMD DF Ld

Abstract: Pancasila as the Indonesian state should be the guideline for all Indonesian citizens in
various spheres of life. But in fact this time the noble values of pancasila increasingly eroded due
WR WKH LQÀXHQFH RI ZHVWHUQL]DWLRQ DQG JOREDOL]DWLRQ DUH OHVV ZHOO ¿OWHUHG ,QGLFDWLRQ RI WKH ZDQLQJ
practice of pancasila values can be seen from the increasing number of cases involving young people
ZKLFK UHÀHFWV WKH ZHDN FKDUDFWHU RI WKH QDWLRQ VXFK DV WKH ULVH RI VWXGHQW EUDZOV FODVKHV EHWZHHQ
students, anarchist demonstrations, cases immoral, crime, and so forth. To restore the values of
pancasila in the life of society, nation and state need for revitalization efforts. Revitalization means
process, ways, and actions to revive something that was previously lacking empowered. Through re-
vitalization, expected values of pancasila became more terberdaya in Indonesian society. All parties
can actively participate in efforts to revitalize pancasila values in all aspects of life. One of them is to
instill the values of pancasila through teaching in schools in an effort to form a good character of the
younger generation. The younger generation as a potential successor to the leadership of the Indone-
sian nation must maintain and practice the values of pancasila to people’s lives and the country in the
future for the better in the sense of the Indonesian nation has identity as a nation of character .

Keywords: character, pancasila, values.

Latar belakang penulisan artikel ini adalah adanya lembaga tinggi negara, oknum birokrat, kader
realita yang terjadi di masyarakat dalam kehidup- partai, maupun pengusaha.Dunia pendidikan yang
an sehari-hari yang menyangkut masalah kebang- fungsi utamanya adalah membentuk pribadi yang
saan, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya tidak hanya cerdas secara intelektual melainkan
nilai-nilai pancasila, keterbatasan perangkat kebi- juga berkarakter baik mendapat sorotan tajam dari
jakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai pan- berbagai kalangan karena dianggap kurang serius
casila, bergesernya nilai etika dalam kehidupan dalam mendidik generasi muda. Hal tersebut di-
berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran indikasikan dengan banyaknya masalah yang me-
terhadap nilai-nilai budaya bangsa, dan melemah- nyangkut kasus pelajar seperti: tawuran antarpela-
nya kemandirian bangsa (Kemdiknas, 2010:8-9). jar, kasus kriminal yang melibatkan pelajar, kasus
Daoed Joesoef (dalam Sri Edi, 2014:83) menga- asusila, aksi YDQGDOLVPH, dan sebagainya.
takan “jangan menyesal kalau Pancasila diambil Degradasi moral para generasi muda tersebut
negara tetangga”. Seperti kita ketahui bersama, mendorongpemerintah
emerintah melalui Kementerian Pen-
setiap tanggal 1 Juni merupakan hari lahirnya didikan Nasional pada tahun 2010 mencanang-
pancasila namun pada tanggal ituhanya sebagian kan program “Pendidikan Budaya dan Karakter
orang yang meyakini akan “kesaktian”-nya, se- Bangsa” sebagai gerakan nasional. Langkah terse-
bagian lagi mengeramatkan, dan sebagian lagi but dinilai tepat, sebab pada hakikatnya masalah
sekedar seremonial tanpa perenungan suci tanpa utama yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini
upacara bendera oleh publik ataupun kedinasan bukan lagi soal intelektual melainkan moral. Pre-
birokrasi. siden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kepa-
Sampai detik ini, keadaan masyarakat di la pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid
negara kita sangat memperihatinkan terutama di- II mengangkat isu tentang pendidikan karakter
bidang karakter. Dari segi hukum setiap hari disu- bangsa sebagai pilar pembangunan. Selanjutnya
guhi berita-berita mengenai kasus-kasus baru da- Presiden menyatakan bahwa:
lam hal korupsi yang dilakukan mulai dari oknum

54
&KDLUL\DK 5HYLWDOLVDVL 1LODL 1LODL 3DQFDVLOD 55

“ kita harus menjaga jati diri kita, keindone- WLRQ ZLWKRXW FKDUDFWHU”. Oleh karena itu, betapa
siaan kita. Hal yang membedakan bangsa kita pentingnya para guru menanamkan pendidikan
dengan bangsa lain di dunia adalah budaya yang sarat dengan budi pekerti yang tinggi dengan
kita, ZD\ RI OLIH kita dan keindonesiaan kita. menekankan tiga aspek, yakni kognisi, afeksi, dan
Ada identitas dan kepribadian yang membuat psikomotor seimbang serta berkesinambungan.
bangsa Indonesia khas, unggul, dan tidak
mudah goyah. Keindonesiaan kita tercermin PEMBAHASAN
dalam sikap pluralisme atau kebhinekaan,
Pengertian Pendidikan Karakter
kekeluargaan, kesatuan, toleransi, sikap mo-
derat, keterbukaan, dan kemanusiaan. Hal- Lickona (1991:51) dalam bukunya (GXFDW
hal inilah yang harus kita jaga, kita pupuk, LQJ IRU &KDUDFWHU menjalaskan tentang pengertian
kita suburkan di hati sanubari kita dan di hati karakter dalam pembelajaran, yaitu sebagai beri-
anak-anak kita”. kut.
&KDUDFWHU FRQVLVW RI RSHUDWLYH YDOXHV YDOXHV
Pernyataan presiden tersebut mengingatkan LQ DFWLRQ &KDUDFWHU FRQFHLYHG KDV WKUHH LQ
kepada kita kepada pesan Ir. Soekarno, yang per- WHUUHODWHG SDUWV PRUDO NQRZLQJ PRUDO IHHO
nah mengatakan bahwa tugas berat untuk mengisi LQJ DQG PRUDO EHKDYLRU *RRG FKDUDFWHU FRQ
kemerdekaan adalah membangun karakter bangsa. VLVWV RI NQRZLQJ WKH JRRG GHVLULQJ WKH JRRG
Apabila pembangunan karakter bangsa ini tidak DQG GRLQJ WKH JRRG KDELWV RI WKH PLQG KDELWV
berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi RI WKH KHDUW DQG KDELWV RI DFWLRQ
bangsa kuli (H. Soemarno Soedarsono, 2009:I).
Pernyataan tersebut menunjukkan akan penting- Pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa
nya pendidikan dan pembangunan karakter demi karakter terdiri atas nilai-nilai tindakan. Karak-
tegaknya jati diri bangsa supaya mampu bersaing ter dipahami mempunyai tiga komponen saling
di dunia global. Pandangan tersebut cukup untuk berhubungan yaitu pengetahuan moral, perasaan
memberikan gambaran bahwa pendidikan karak- moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik
ter bangsa itu merupakan hal sangat mendasar terdiri dari pengetahuan yang baik, menginginkan
dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan yang baik dan melakukan kebiasaan yang baik
bernegara. Oleh karena itu, sudah selayaknya jika pula dari pikiran, kebiasaan, dan tindakan. Pen-
pendidikan dan pembangunan karakter bangsa didikan karakter mengangkat nilai-nilai universal
ini secara konstitusional memiliki landasan yang yang dapat diterima oleh latar belakang agama,
kuat. Landasan utama yang mendasari serta kom- budaya dan tradisi yang berbeda, tidak sekedar
prehensif ialah Pancasila dan Pembukaan UUD mengangkat teori semata namun juga aplikasinya
1945. Selanjutnya secara operasiponal di dalam di masyarakat. Pendidikan karakter dimaksudkan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional sekaligus sebagai pembentukan karakter. Pendidi-
tahun 2005-2025 (UU RI No. 17 Tahun 2007), di- kan karakter itu sendiri merupakan sebuah proses
tegaskan bahwa misi pertama pembangunan na- panjang, yaitu proses pembelajaran untuk menan-
sional adalah terwujudnya karakter bangsa yang amkan nilai-nilai luhur, budi pekerti, akhlak mulia
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermo- yang berakar pada ajaran agama, adat istiadat, dan
ral berdasarkan pancasila, yang dicirikan dengan nilai-nilai keindonesiaan dalam rangka mengem-
watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indo- bangkan kepribadian peserta didik supaya men-
nesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada jadi manusia yang bermartabat, menjadi warga
tuhan YME, berbudi luhur, bertoleran, bergotong bangsa yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, luhur bangsa dan agama. Dengan demikian, siswa
dan berorientasi IPTEKS. membutuhkan pendidikan karakter yang akan
Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad membentuk karakter positif.
Nuh, mengatakan bahwa pendidikan karakter Pendidikan karakter penting dan mendesak
harus dimulai sejak dini yakni dari jenjang pen- untuk dilakukan pada saat ini karena hasil pendidi-
didikan sekolah dasar, karena pada jenjang ini kan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan, apalagi
porsinya mencapai 60 persen dibandingkan den- melihat fenomena dikalangan remaja. Dekadensi
gan jenjang pendidikan lainnya. Hal ini agar lebih moral yang semakin meningkat disebabkan pen-
mudah diajarkan dan melekat dijiwa anak-anak didikan tidak menyentuh aspek afektif, sehingga
itu hingga kelak ia dewasa. Selain itu, mening- perilaku siswa tidak mencerminkan manusia yang
katkan mutu siswa hanya dari segi kognitif saja memiliki karakter baik, yang ada hanyalah siswa
maka hasilnya akan sia-sia, seperti yang diung- cerdas tetapi memiliki emosi tumpul. Untuk itulah
kap oleh beberapa tokoh dunia seperti Mahatma guru perlu mendidik siswa agar memiliki karakter
Gandhi (Zaim Elmubarok, 2008:3) yang menga- positif. Seperti yang diungkapkan oleh Lickona
takan bahwa salah satu dosa fatal adalah “educa (1991:53), “7KHUH DUH PDQ\ GLIIHUHQW NLQGV RI
56 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9RO 1RPRU 6HSWHPEHU KOP

PRUDO NQRZLQJ ZH QHHG WR GUDZ RQ DV ZH GHDO si siswa agar mampu menggunakan pengetahuan,
ZLWK OLIH¶V PRUDO FKDOOHQJHV 7KH IROORZLQJ VL[ mengkaji, menginternalisasi, mempersonalisasi
VWDQG RXW DV GHVLUDEOH JRDOV RI FKDUDFWHU HGXFD nilai, dan mengembangkan keterampilan sosial
WLRQ´ Menurut Lickona, memiliki pengetahuan yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
nilai moral itu tidak cukup untuk menjadi manu- akhlak mulia dalam diri siswa serta mewujudkan-
sia berkarakter, nilai moral harus disertai dengan nya dalam perilaku sehari-hari.
adanya karakter bermoral. Selain itu, John Dewey
(Douglas J. Simpson, et.al: 2005:182) mengung- Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter
kapkan, ³7KH WHDFKHU ORVHV WKH SRVLWLRQ RI H[WHU
Menurut Darmodiharjo (Kurotul Aeni &
QDO ERVV RU GLFWDWRU EXW WDNHV RQ WKDW RI OHDGHU
Sudaryanto, 2005:27) nilai adalah sesuatu yang
RI JURXS DFWLYLWLHV´ Maksud pernyataan Dewey
berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan
tersebut ialah guru di dalam kelas tidak sebagai
menyadarkan manusia akan harkat dan martabat-
diktator yang menggunakan cara indoktrinasi da-
nya. Barth (1990:370) menjelaskan bahwa nilai
lam menyampaikan pengetahuan, namun guru
adalah ³WKH UHVXOWV RI MXGJPHQWV PDGH E\ DQ LQGL
adalah seorang pemimpin yang mengemban ama-
YLGXDO RU WKH VRFLHW\ DV D ZKROH ZKLFK GHWHUPLQH
nah moral dihadapan peserta didiknya.
WKH UHODWLYH LPSRUWDQFH RU ZRUWK RI D WKLQJ LGHD
SUDFWLFH RU EHOLHYH´ Penjelasan tersebut men-
Tujuan Pendidikan Karakter
gandung pengertian bahwa nilai merupakan hasil
Tujuan pendidikan karakter menurut Nurul pertimbangan yang dibuat oleh seseorang atau
Zuriah (2008:64-65) yaitu memfasilitasi siswa masyarakat secara kelompok untuk menentukan
agar mampu menggunakan pengetahuan; meng- penting atau berharganya suatu hal, gagasan, atau
kaji, menginternalisasi, dan mempersonalisasikan praktek.
nilai; serta mengembangkan keterampilan so- Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka
sial dan akhlak mulia dalam diri siswa, sehingga dapat dipahami bahwa nilai merupakan suatu
dapat mewujudkannya dalamperilaku sehari-hari esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat ber-
dalam berbagai konteks sosial budaya yang ber- arti bagi kehidupan manusia. Nilai adalah sesuatu
bhineka sepanjang hayat. Sekolah merupakan yang abstrak dan ideal. Nilai bukan benda konkret,
institusi yang memiliki tugas penting bukan hanya bukan fakta, tidak hanya sekedar soal penghayat-
untuk meningkatkan penguasaan informasi dan an yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, yang
teknologi dari anak didik, tetapi ia juga bertugas disenangi dan tidak disenangi. Nilai itu terletak
dalam pembentukan kapasitas bertanggungjawab diantara hubungan subjek penilai dengan objek.
siswa dan kapasitas pengambilan keputusan yang Nilai yang terletak di bawah keyakinan berada
bijak dalam kehidupan, seperti diungkapkan oleh dalam dunia rohaniah/batiniah, spiritual, tidak
Horace Mann (Zaim Elmubarok, 2008:106) yang berwujud, dan tidak empirik, tetapi sangat kuat
menyatakan, “WKH KLJKHVW DQG QREOHVW RI¿FH RI HGX pengaruh dan peranannya dalam setiap perbuatan
FDWLRQ SHUWDLQV WR RXU PRUDO QDWXUH 7KH FRPPRQ dan penampilan seseorang. Nilai menjadi standar
VFKRRO VKRXOG WHDFK YLUWXH EHIRUH NQRZOHGJH IRU tingkah laku yang bersifat tetap dan abadi.
NQRZOHGJH ZLWKRXW YLUWXH SRVHV LWV RZQ GDQJHUV´ Terdapat berbagai macam nilai dalam pen-
Inti dari pendapat tersebut bahwa sekolah harus- didikan karakter. Lickona (2000:48) mengung-
lah menjadi penggerak utama dalam pendidikan kapkan, ³7KH FRQWHQW RI JRRG FKDUDFWHU LV YLUWXH
yang bebas (IUHH SXEOLF HGXFDWLRQ), pendidikan 9LUWXHV ± VXFK DV KRQHVW\ MXVWLFH FRXUDJH DQG
sebaiknya bersifat universal, tidak memihak (non FRPSDVVLRQ ± DUH GLVSRVLWLRQV WR EHKDYH LQ D PR
VHFWDULDQ), dan bebas. Untuk itulah kemudian UDOO\ JRRG ZD\´. Maksud dari pendapat Lickona
disusun suatu model baru dalam pendidikan moral tersebut ialah bahwa isi atau konten dari karakter
yang berujung pada pendidikan karakter agar per- yang baik adalah kebaikan seperti kejujuran, kea-
masalahan moral dapat diatasi. dilan, keberanian, tenggang rasa, yang semuanya
Sjarkawi (2006:39) mengungkapkan bahwa itu adalah tindakan baik yang bermoral.
pendidikan karakter bertujuan membina terben- Nilai-nilai luhur dalam ajaran Tamansiswa
tuknya perilaku siswa yang baik bagi setiap orang. diantaranya ialah: kemerdekaan, makarya, ke-
Artinya, pendidikan nilai karakter bukan sekadar bangsaan, kultural/kebudayaan, kekeluargaan,
rnemahami tentang aturan benar dan salah atau demokratis, religius, dan kesucian. Sementara
mengetahui tentang ketentuan baik dan buruk, nilai-nilai pendidikan karakter yang dicanangkan
tetapi harus benar-benar meningkatkan perilaku oleh kementerian pendidikan nasional meliputi 18
moral seseorang. Oleh karena itu, evaluasi keber- nilai yakni: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
hasilan harus menggunakan perwujudan perilaku keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
karakter sebagai ukurannya. Berdasarkan pema- semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
paran di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan uta- prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, ge-
ma pendidikan karakter adalah untuk memfasilita- mar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
&KDLUL\DK 5HYLWDOLVDVL 1LODL 1LODL 3DQFDVLOD 57

dan tanggung jawab. Dari berbagai pendapat di warga masyarakat, bangsa dan negara secara ber-
atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang har- guna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan
us diajarkan meliputi nilai-nilai kehidupan, baik bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif
yang termasuk dalam nilai moralitas, nilai kebai- dan psikomotorik) serta mampu mengantisipasi
kan, nilai religius, dan nilai kewarganegaraan. hari depan mereka yang senantiasa berubah dan
selalu terkait dengan konteks dinamika budaya,
Pancasila sebagai Sumber Nilai bangsa, negara, dan hubungan internasionalnya.
Berdasarkan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem
Pancasila merupakan ideologi, dasar negara,
pendidikan nasional, pasal 2 menyatakan bahwa
dan falsafah negara yang harus dipertahankan dan
“pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
terus dihidupkan demi keutuhan Negara Kesatuan
UUD 1945”.Undang-Undang Dasar 1945 menga-
Republik Indonesia (NKRI). Apalagi dewasa ini
manatkan “Pemerintah mengusahakan dan me-
pemahaman akan nilai-nilai Pancasila dan nasio-
nyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional”,
nalisme generasi muda semakin menurun. Oleh
dapat diartikan bahwa kurikulum pendidikan na-
karena itu, penting dilakukannya revitalisasi nilai-
sional seharusnya adalah untuk memperkokoh
nilai Pancasila bagi elemen masyaraka pada um-
sikap cinta tanah air atau nasionalisme, dengan
umnya dan generasi muda pada khususnya.
kata lain kurikulum pendidikan nasional seharus-
Indonesia merupakan negara yang beragam,
nya membudayakan PLQGVHW ketunggalikaan di
kehidupan masyarakatnya diwarnai oleh berbagai
tengah realita kemajemukan atau kebhinekaan In-
macam suku bangsa, adat-istiadat, hingga berba-
donesia.
gai macam agama dan aliran kepercayaan. Den-
Pancasila secara alami lahir dari kepribadian
gan kondisi sosiokultur yang heterogen atau plural
bangsa Indonesia itu sendiri. Keberagaman di In-
tersebut dibutuhkan idiologi yang universal, tetapi
donesia seperti keragaman suku, agama, bahasa
dapat mengayomi seluruh bangsa. Ideologi itulah
daerah, pulau, adat istiadat, warna kulit, kebia-
yang disebut Pancasila. Bapak Pendidikan Na-
saan budaya yang berbeda satu sama lain dapat
sional Republik Indonesia, Ki Hadjar Dewantara
dipersatukan dengan pancasila. Nilai-nilai yang
pernah menegaskan: “…3HQJDMDUDQ KDUXV EHUVL
terkandung dalam tiap butir sila pancasila meru-
IDW NHEDQJVDDQ NDODX SHQJDMDUDQ EDJL DQDN DQDN
pakan cerminan jati diri bangsa yang sudah me-
WLGDN EHUGDVDUNDQ NHQDVLRQDODQ DQDN DQDN WDN
lekat pada tiap sanubari warga Negara Kesatuan
PXQJNLQ PHPSXQ\DL UDVD FLQWD EDQJVD GDQ PDNLQ
Republik Indonesia. Pancasila memiliki lima buah
ODPD WHUSLVDK GDUL EDQJVDQ\D NHPXGLDQ EDUDQJ
sila yang memiliki makna yang mendalam sesuai
NDOL PHQMDGL ODZDQ NLWD «´
dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pancasila adalah dasar negara. Pancasila bu-
kan wahana tetapi ruh yang harus tetap hidup ka-
Nilai-nilai dalam Pancasila
rena tanpa pancasila maka Indonesia tidak ada. Di
atas pancasila sebagai dasar negara itu, berdirilah Di dalam 'LFWLRQDU\ RI VRFLRORJ\, nilai ada-
pilar-pilar negara. Ada empat pilar yang ditegak- lah kemampuan yang dipercaya yang ada pada
kan di atas dasar negara yaitu: 1) Proklamasi Ke- sesuatu benda untuk memuaskan manusia. Jadi,
merdekaan (sebagai pesan eksistensial tertinggi), nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kuali-
2) UUD 1945, 3) NKRI, 4) Bhinneka Tunggal Ika. tas yang melakat pada suatu objek, bukan objek
Tanpa dasar maka pilar-pilar akan mengambang. itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya
Pancasila sebagai dasar memberi ruh dan warna ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu
pada pilar-pilar yang ditegakkan di atasnya (Sri LWX 6HEDJDL VXDWX GDVDU ¿OVDIDW QHJDUD PDND VLOD
Edi, 2014:29). sila pancasila merupakan suatu nilai. Oleh karena
Pembangunan karakter bangsa sudah men- itu, sila-sila pancasila itu pada hakikatnya meru-
jadi harga mati pada masa-masa sekarang ini. pakan suatu kesatuan, meskipun antara sila yang
Perilaku-perilaku menyimpang yang telah mem- satu dengan sila yang berbeda, tetapi kesemuanya
budaya hanya dapat diberantas secara tuntas de- merupakan kesatuan yang sistematis. Berikut pen-
ngan mengubah pola pikir dan karakter seseorang. jelasan sila-sila dalam Pancasila.
Terkadang kita sulit untuk menentukan parameter 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini
yang sesuai terlebih-lebih dengan kemajemukan nilai-nilainya meliputi dan menjiwai keem-
bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam- pat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang
macam etnis, agama, budaya, dan sebagainya.Di Maha Esa terkandung nilai bahwa negara
sinilah kita semestinya kembali kepada nilai-nilai yang didirikan adalah sebagai penjawantah-
luhur bangsa yang terkandung dalam pancasila. an tujuan manusia sebagai mahkluk Tuhan
Pada hakikatnya pendidikan pancasila adalah Yang Maha Esa. Oleh karena itu, segala hal
upaya sadar diri suatu masyarakat dan pemerin- yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pe-
tah suatu negara untuk menjamin kelangsungan nyelenggaran negara, hukum dan peraturan
hidup dan kehidupan generasi penerusnya, selaku perundang-undangan negara, kebebasan dan
58 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9RO 1RPRU 6HSWHPEHU KOP

HAM harus dijiwai nilai-nilai keTuhan Yang pada suatu sintesa yang saling menuntungkan
maha Esa. yakni persatuan dalam kehidupan bersama
2. Sila Kemanusian yang adil dan beradab. Sila untuk mewujudkan tujuan bersama.
ini secara sistematis didasari dan dijiwai oleh 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hik-
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta men- mat Kebijaksaan dalam Permusyaratan/Per-
dasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. wakilan. Nilai yang terkandung dalam sila
Dalam sila kemanusian terkandung nilai-nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebi-
bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat jaksanaan dan perwakilan didasari oleh sila
dan martabat manusia sebagai makhluk yang Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang
beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan adil dan beradab serta persatuan Indoensia,
kenegaraan terutama dalam perauran perun- dan mendasari serta menjiwai sila keadilan
dang-undangan negara harus mewujudkan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai
tercapainya tujuan ketinggian harkat dan mar- ÀRVR¿V \DQ WHUNDQGXQJ GL GDODPQ\D DGDODK
tabat manusia, terutama HAM harus dijamin bahwa hakikat negara adalah sebagai penjel-
dalam peraturan perundang-undangan. Ke- maan sifat kodrati manusia sebagai makhluk
manusian yang adil dan beradab mengandung individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat
nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah adalah merupakan sekelompok manusia se-
laku manusia yang didasarkan pada potensi bagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang
budi nurani dalam hubungan dengan norma- bersatu yangt bertujuan mewujudkan harkat
norma dan kebudayaan pada umumnya, baik dan martabat manusia dalam suatu wilayah
terhadap diri sendiri, terhadap sesama manu- negara. Rakyat adalah merupakan subjek
sia maupun lingkungannya. Nilai kemanu- pendukung pokok negara. Negara adalah dari
siaan yang beradab adalah perwujudan nilai dan oleh rakyat. Oleh karena itu, rakyat mer-
kemanusiaan sebagai mahkluk yang berbuda- upakan asal mula kekuasaan negara. Dalam
ya bermoral dan beragama. Dalam kehidupan sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi
bernegara harus senantiasa dilandasai oleh yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam
moral kemansusiaan antara lain dalam ke- hidup negara, maka nilai-nilai demokrasi yang
hidupan pemerintahan negara, politik, ekono- terkandung dalam sila kerakyatan di antaran-
mi, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan ya adalah: a) adanya kebebasan yang disertai
kemanan serta dalam kehidupan keagamaan. dengan tanggungjawab terhadap masyarakat
3. Sila Persatuan Indonesia. Nilai yang terkan- bangsa maupun moral terhadap Tuhan Yang
dung dalam sila persatuan Indonesia tidak Maha Esa, b) menjunjung tinggi harkat dan
dapat dipisahkan dengan dengan sila keempat martabat kemanusiaan, dan c) menjamin dan
sila lainnya karena seluruh sila merupakan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam
suatu kesatuan yang bersifat sistematis. Sila hidup bersama
persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indone-
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan sia. Nilai yang terkandung dalam sila keadilan
yang adil dan beradab serta mendasari dan di- sosial bagi seluruh rakyat Indonesia didasari
jiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hik- dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha
mat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh persatuan Indoensia, serta kerakyatan yang
rakyat Indonesia. Dalam sila Persatuan Indo- dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
nesia terkandung nilai bahwa negara adalah permusyawaratan/perwakilan. Bangsa yang
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis mengedepankan keadilan dan kesejahteraan,
yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk yaitu bangsa yang memiliki komitmen dan
sosial. Negara adalah merupakan suatu perse- sikap untuk mewujudkan keadilan dan kese-
kutuan hidup bersama di antara elemen-elemen jahteraan merupakan karakteristik pribadi
yang membentuk negara yang berupa, suku, bangsa Indonesia. Karakter berkeadilan so-
ras, kelompok, golongan maupun kelompok, sial seseorang tercermin antara lain dalam
golongan. Oleh karena itu, perbedaan adalah perbuatan yang mencerminkan sikap dan
merupakan bawaan kodrat manusia dan juga suasana kekeluargaan dan kegotongroyong-
merupakan ciri khas elemen-elemen yang an; sikap adil; menjaga keharmonisan antara
membentuk negara. Konsekuensinya negara hak dan kewajiban; hormat terhadap hak-hak
adalah beraneka ragam tapi satu, mengikat- orang lain
kan diri dalam persatuan yang dilukiskan da-
lam seloka Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan Sebagai suatu sistem nilai pancasila bagi
bukannya untuk diruncingkan menjadi kon- bangsa Indonesia memiliki keunikan atau ke-
ÀLN GDQ SHUPXVXKDQ PHODLQNDQ GLDUDKNDQ khasan, karena nilai-nilai pancasila mempunyai
&KDLUL\DK 5HYLWDOLVDVL 1LODL 1LODL 3DQFDVLOD 59

kedudukan atau status yang tetap dan berangkai. Kita ketahui bahwa manusia mustahil dapat
Keunikan ini disebabkan, karena masing-masing berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Kasus
sila tidak dapat dipisahkan dengan sila lainnya. tersebut menimbulkan suatu kesadaran bahwa se-
Kekhususan ini merupakan identitas bagi bangsa gala yang akan dicapai pada dasarnya membutuh-
Indonesia. Pancasila mempunyai nilai-nilai uni- kan bantuan orang lain. Selanjutnya hal tersebut
versal, pada bangsa lain tidak dilaksanakan secara juga melahirkan kesadaran bahwa setiap manu-
utuh dan menyeluruh sebagaimana bangsa Indo- sia terpanggil hatinya untuk melakukan hal yang
nesia dan bangsa lain. Dengan demikian perbe- baik bagi orang lain dan lingkungannya. Dalam
daannya bukan terletak pada sikap ramah tamah, masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ra-
gotong royong dan lain-lain, tetapi tetap terletak gam corak dan budayanya ini, kemampuan untuk
pada pengamalan atau penerapan nilai-nilai pan- mengendalikan diri dan kepentingan adalah suatu
casila tersebut. Pancasila merupakan pandangan sikap yang mempunyai arti sangat penting dan
hidup bangsa Indonesia oleh karena itu penerapan- bahkan merupakan sesuatu yang sangat diharap-
nya harus ditumbuhkan dan dikembangkan tanpa kan, yang pada gilirannya akan menumbuhkan
adanya pemaksaan atau indoktrinasi melainkan keseimbangan masyarakat. Dalam pandangan
harus ditumbuhkan dari dalam hati nurani. pancasila, hubungan sosial yang selaras, serasi,
Berdasarkan uraian di atas, pancasila memi- dan seimbang antara individu dengan masyarakat-
liki nilai-nilai yang apabila diamalkan, maka da- nya tidak netral, melainkan dijiwai oleh nilai-nilai
pat menjadi pondasi yang kuat dalam membangun yang terkandung dalam sila-sila pancasila sebagai
bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Secara kesatuan. Manusia harus hidup dan bekerja sama
teoristis, pancasila merupakan nilai-nilai dasar dengan manusia lain dalam bermasyarakat (Kae-
yang merupakan gabungan dari nilai instrumental lan, 2010:31).
dan nilai praksis. Nilai instrumental pancasila ter- Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa
cermin dalam UUD 1945 maupun hukum perun- pendidikan pancasila merupakan satu aspek pen-
dang-undangan lainnya. Nilai praksis tercermin ting untuk membangun karakter generasi bangsa.
dalam sikap warga negara Indonesia mengamal- Hampir semua bangsa menempatkan pemban-
kan nilai-nilai pancasila. Nilai-nilai itu memang gunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam
bersifat abstrak, umum, dan relatif tidak berubah, program pembangunan nasional. Sumber daya
namun maknanya selalu bisa disesuaikan dengan manusia yang bermutu yang merupakan produk
perkembangan zaman. pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan
suatu negara. Tujuan pendidikan nasional yang
Upaya Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila sebagai tercantum dalan Undang-Undang Sistem Pen-
Penguatan Karakter Bangsa didikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan:
”Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya po-
Franz Magnis-Suseno (2012:11) menyatakan
tensi peserta didik agar menjadi manusia yang
bahwa kita mempunyai etika nasional yang diru-
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
muskan dalam pancasila. Etika dalam pancasi-
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kre-
la bukan hanya sebuah rumusan melainkan meru-
atif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
pakan prasyarat agar bangsa Indonesia bisa maju
demokratis serta bertanggung jawab”. Pernyataan-
bersama, damai, sejahtera dan memiliki solidari-
pernyataan diatas tampak jelas bahwa pendidikan
tas sosial yang tinggi. Franz Magnis-Susenomeru-
harus mampu membentuk atau menciptakan ma-
muskan etikapancasila dalam lima pedoman yang
nusia yang dapat mengikuti dan melibatkan diri
mudah dimengerti oleh masyarakat. Kelima pe-
dalam proses perkembangan, karena pembangu-
doman tersebut adalah: 1) tak boleh ada tekanan,
nan merupakan proses perkembangan, yaitu suatu
ancaman atau paksaan dalam hal agama, 2) dalam
proses perubahan yang meningkat dan dinamis.
situasi apa pun kita bertindak secara beradab, 3)
Hal ini berarti bahwa membangun hanya dapat
kita maju dan kita maju bersama 4) mari kita suk-
dilaksanakan oleh manusia-manusia yang berjiwa
seskan demokrasi kita, dan 5) mari kita dahulu-
pembangunan, yaitu manusia yang dapat menun-
kan yang miskin dan lemah agar dapat hidup se-
jang pembangunan bangsa dalam arti luas, baik
cara manusiawi. Kelima pedoman tersebut muncul
material, spriritual serta sosial budaya.
sebagai reaksi atas kondisi perilaku masyarakat
Upaya untuk merevitalisasikan kembali nilai-
yang sangat mengkhawatirkan seperti saat ini.
nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
Pancasila sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan
perlu dilakukan untuk meminimalkan agar tingkat
bangsa Indonesia di era globalisasi ini semakin
degradisasi moral dapat menurun. Ada beberapa
diabaikan bahkan ditinggalkan. Oleh karena itu,
upaya yang dapat dilakukan, di antaranya sebagai
perlu upaya untuk merevitalisasi atau membangun
berikut.
kembali karakter bangsa yang berpedoman pada
1. Peningkatan Perhatian Masyarakat Terha-
nilai-nilai pancasila.
dap Nilai-Nilai Pancasila. Dalam mengha-
60 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9RO 1RPRU 6HSWHPEHU KOP

lau dampak negatif berkembangnya ber- benturan antarmasyarakat yang dapat meru-
bagai ideologi negara lain termasuk kuatnya sak persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh kar-
pengaruh ideologi leluhur ditengah-tengah ena itu, guna menghindari hal tersebut, maka
masyarakat, maka perhatian masyarakat terh- diperlukan adanya penyamaan interpretasi
adap nilai-nilai pancasila harus kembali dapat pemahaman nilai-nilai Pancasila yang dilak-
ditingkatkan melalui serangkaian upaya dan sanakan melalui berbagai kegiatan sebagai
kegiatan sebagai berikut. berikut.
a. Mengunggah dan mensosialisasikan se- a. Sosialisasi nilai-nilai pancasila dengan
cara terus menerus eksistensi dan ke- memanfaatkan tokoh masyarakat. Upaya
beradaan ideologi pancasila sebagai pe- sosialisasi ini dapat dilakukan oleh jaja-
mersatu untuk membangkitkan kembali ran pemerintah setempat, anggota DPRD,
rasa nasionalisme dikalangan pemimpin serta aparat TNI atau Polri.
politik, pengusaha, pemuda dan tokoh- b. Pengkajian terhadap kondisi penghayat-
tokoh agama. an nilai-nilai pancasila. Upaya ini da-
E 0HQLQJNDWNDQ ¿OWHU VDULQJDQ PDV\DUDNDW pat dilakukan oleh jajaran pemerintahan
terhadap eksistensi ideologi kapitalis dan setempat dengan melibatkan kalangan
liberalis yang mencoba untuk memecah akademisi dan tokoh-tokoh masyarakat.
belah Indonesia disemua aspek politik, Pengkajian dilakukan terhadap nilai-nilai
ekonomi dan sosial budaya. pancasila beserta relevansinya terhadap
c. Meningkatkan intensitas pemberian berbagai perkembangan yang terjadi.
materi pelajaran pendidikan Pendidik- c. Pemerintah melalui Kemendagri dan Ke-
an pancasila seperti pendidikan moral mendiknas merumuskan kebijaksanaan
pancasila pada tataran teori maupun dan program penyusunan buku pedoman/
praktik kepada para siswa/mahasiswa arahan umum implementasi nilai-nilai
pada semua jenjang pendidikan. Penge- pancasila dan menjadikan buku tersebut
masan materi pelajaran tersebut harus sebagai bahan bacaan wajib bagi seluruh
ditampilkan semenarik mungkin dan aparatur penyelenggara negara di berba-
menghindari kesan adanya doktrinasi se- gai instansi pemerintah, kalangan swasta
bagaimana pernah terjadi pada masa lalu. maupun dunia pendidikan.
Berdasarkan hasil survei Badan Pusat d. Pemerintah melalui Kemendiknas me-
Statistik (BPS) sepanjang 27-29 Mei nyusun seperangkat kebijakan dan pro-
2011 dengan 12.056 responden lewat gram penataan kurikulum pendidikan
mewawancarai/tatap muka kepada pela- materi pancasila dengan mengacu pada
jar, mahasiswa, ibu rumah tangga, peng- buku pedoman/arahan umum implemen-
usaha, tokoh masyarakat, TNI, Polri, tasi nilai-nilai pancasila, sehingga ada
dan lainnya yang di 181 kabupaten/kota kesamaan dan kesinambungan dalam in-
di 33 provinsi. Pada survei itu diajukan terpretasi nila-nilai pancasila dari pusat
pertanyaan “Bagaimana cara yang tepat sampai ke daerah.
untuk memahami Pancasila?” Hasilnya, 3. Penataan Kelembagaan Formal Terstruktur
30 persen melalui pendidikan, 19 persen Sebagai Pengawas Dan Pengembangan Nilai-
melalui teladan dari pejabat negara dan Nilai Pancasila Secara Formal. Kelembagaan
pemerintah, 14 persen melalui teladan formal terstruktur yang diterapkan secara ter-
dari tokoh masyarakat, 12 persen melalui struktur/melembaga, maupun melalui sistem
media massa, dan 10 persen melalui ce- pendidikan nasional yang menyangkut pro-
ramah keagamaan. Ketika ditanya siapa gram membudayakan dan memasyarakatkan
yang paling tepat melakukan edukasi dan pancasila di berbagai lingkungan organisasi
sosialisasi pancasila, 43 persen respon- kemasyarakatan maupun lingkungan pendidi-
den menyatakan para guru dan dosen, kan dapat terbentuk, sehingga dapat terwujud
28 persen tokoh masyarakat dan pemuka lembaga yang mengawasi, mengembangkan
agama, 20 persen badan khusus pemerin- Pancasila secara formal. Untuk itu diperlukan
tah seperti BP 7, dan 3 persen responden adanya berbagai upaya sebagai berikut.
memilih elite politik. a. Pemerintah/Pemda bekerjasama dengan
2. Penyamaan Interpretasi Pemahaman Nilai- kalangan akademisi merumuskan kebi-
Nilai Pancasila. Kenyataan saat ini, interpre- jakan pembentukan Lembaga Pengkajian
tasi masyarakat terhadap nilai-nilai pancasila dan Pelestarian Nilai-nilai.
seringkali terdapat perbedaan kerap menim- b. Pemerintah menetapkan peraturan pe-
bulkan adanya kesalahan dalam penafsiran rundang-undangan yang mengatur tugas,
penjabaran dari suatu sila, sehingga timbul tanggung jawab dan kewenangan yang
&KDLUL\DK 5HYLWDOLVDVL 1LODL 1LODL 3DQFDVLOD 61

diberikan kepada Lembaga Pengkajian harus diajarkan mulai dari tingkat keluarga, kar-
dan Pelestarian Nilai-Nilai Pancasila, ena siswa menghabiskan sebagian besar waktunya
agar lembaga ini memiliki dasar, pedo- di rumah bersama keluarga.
man dan payung hukum memadai dalam
menjalan tugas dan fungsinya PENUTUP
c. Pemerintah/Pemda meningkatkan komu-
Pembentukan karakter tidak semudah membe-
nikasi, koordinasi, dan kerjasama dalam
ri nasihat dan instruksi, tetapi memerlukan kesa-
merumuskan berbagai aturan mengenai
baran, pembiasaan, dan pengulangan. Proses pen-
mekanisme kerja Lembaga Pengkajian
didikan karakter merupakan keseluruhan proses
dan Pelestarian Nilai-Nilai Pancasila da-
pendidikan yang dialami peserta didik sebagai
lam menjalankan tugas dan fungsinya.
pengalaman pembentukan kepribadian melalui
d. Pemerintah/Pemda melaksanakan sosia-
memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai, ke-
lisasi secara menyeluruh mengenai ke-
utamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal aga-
beradaan Lembaga Pengkajian dan Pele-
ma, dan nilai-nilai moral. Pendidikan karakter di
starian Nilai-Nilai Pancasila.
sekolah tidak dapat berjalan tanpa pemahaman
Pendidikan merupakan cara yang ampuh un-
yang cukup dan konsisten oleh seluruh stakeholder
tuk menanamkan nilai-nilai pancasila yang kini
sekolah. Di sekolah, kepala sekolah, guru, dan kar-
terindikasi sudah mulai dilupakan. Apalagi di era
yawan harus memiliki persamaan persepsi tentang
globalisasi sekarang ini pancasila sebagai ideologi
pendidikan karakter bagi peserta didik. Setiap
bangsa Indonesia sudah mulai terkikis. Oleh sebab
personalia pendidikan memiliki peranan masing-
itu, untuk membangkitkan semangat nilai-nilai
masing. Pemaknaan kembali dan menghidupkan
yang ada dalam pancasila diperlukan pengaplika-
kembali nilai-nilai pancasila merupakan jalan yang
sian sejak dini. Untuk itu, pendidikan karakter yang
tepat untuk melawan pengaruh negatif globalisasi
akan diaplikasikan pemerintah sangat diperlukan
yang berdampak buruk atau negatif bagi generasi
agar pancasila tidak hanya jadi sekedar omongan,
muda.Untuk itulah diperlukan upaya dan usaha
tetapi juga diaplikasikan. Sebaiknya pengamalan
dalam menanamkan serta menginternalisasikan
nilai-nilai pancasila harus selalu di pegang teguh
nilai-nilai pancasila, salah satunya melalui pen-
oleh peserta didik dalam menghadapi tantangan
didikan pancasila lewat generasi muda penerus
era globalisasi. Salah satu benteng yang paling
bangsa. Melalui pendidikan diharapkan mampu
ampuh adalah dengan memahami nilai-nilai pan-
membentuk karakter pribadi penerus bangsa yang
casila, sehingga dapat diaplikasikan. Peranan guru
tidak mudah goyah oleh derasnya arus globalisasi.
juga sangat dibutuhkan dalam membimbing anak
Selain itu, perlu adanya aktualisasi nilai pancasila
didik. Selain itu, pancasila diajarkan pengamalan-
dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan
nya di rumah oleh orang tua, karena pendidikan
ideologi pancasila. Dengan revitalisasi nilai-nilai
bukan sepenuhnya tanggung jawab sekolah. Peng-
pancasila diharapkan integritas nasional akan
amalan nilai-nilai pancasila terutama sila pertama
tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA
Barth, J.L. 1990. 0HWKRGV RI ,QVWUXFWLRQ LQ 6RFLDO Kemdiknas. 2010. %XNX ,QGXN 3HPEDQJXQDQ
6WXGLHV (GXFDWLRQ 7KLUG (GLWLRQ. New York: .DUDNWHU: Jakarta: Kemendiknas
University Press of America. Kurotul Aeni & Sudaryanto. 3URVHV SHQGLGLNDQ
Douglas J. Simpson, et.al. 2005. -RKQ 'HZH\ DQG EXGL SHNHUWL GL 7DPDQ 0XGD 0DMHOLV ,EX 3D
7KH $UW RI 7HDFKLQJ. California: Sage ZL\DWDQ 7DPDQVLVZD <RJ\DNDUWD. -XUQDO 3H
Franz Magnis-Suseno. 2012. ³(WLND %DQJVD %HU QHOLWLDQ GDQ (YDOXDVL Nomor 1, Tahun VII,
EXGD\D GL $EDG NH .HKDUXVDQ NDODX 2005.
,QGRQHVLD PDX PDMX´ makalah pada Semi- Lickona, T. 1991. (GXFDWLQJ IRU FKDUDFWHU. New
nar Nasional Membangun Karakter Bangsa York: A Bantam Books.
melalui Pemantapan Kebudayaan Nasional ________. 2000. :KDW LV D JRRG FKDUDFWHU" DQG
dan Kesadaran Historis, diselenggarakan oleh KRZ ZH GHYHORS LW LQ RXU FKLOGUHQ" UHFODLPLQJ
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Dipone- FKLOGUHQ DQG \RXWK. %ORRPLQJWRQ 9RO ,VV
goro Semarang 30 Mei 2012. S SDJH http://proquest.umi.com/
Kaelan. 2010, 3HQGLGLNDQ 3DQFDVLOD Yogyakarta: pqdweb, diambil pada tanggal 10 September
3DUDGLJPD 2IIVHW 2010.
62 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 9RO 1RPRU 6HSWHPEHU KOP

Nurul Zuriah. 2007. 3HQGLGLNDQ PRUDO GDQ EXGL Sri Edi Swasono. 2014. .HGDXODWDQ .HEDQJVDDQ
SHNHUWL GDODP SHUVSHNWLI SHUXEDKDQ. Jakarta: .HUDN\DWDQ 0HQJLVL .HPHUGHNDDQ. Yogyakar-
Bumi Aksara. ta: UST Press.
Soemarno Soedarsono H. 2009. .DUDNWHU 0HQJ Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
DQWDUNDQ %DQJVD GDUL *HODS 0HQXMX 7HUDQJ 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Kompas Gramedia. Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun
Sjarkawi. 2008. 3HPEHQWXNDQ .HSULEDGLDQ $QDN. Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jakarta: Bumi Aksara. Jangka Panjang Nasional.
Zaim Elmubarok. 2008. 0HPEXPLNDQ 3HQGLGLNDQ
Nilai. Bandung: Alfabeta.

You might also like