You are on page 1of 11

Jurnal Civic Hukum

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016
P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BUDI PEKERTI PADA SISWA

Sutrisno, Nurhadi, M. Mansur


FKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
Email: sutrisno@gmail.com

ABSTRACT
Character education is an educational process aimed at learners to develop the values,
attitudes, and behaviours that emit noble character or noble character. Research with the aim
of, (1) To describe the implementation of character education to students at SMPN 5 Malang;
(2) To describe the form of school activities in the implementation of character education to
students at SMPN 5 Malang; (3) To explain the constraints faced in the implementation of
character education to students at SMPN 5 Malang; (4) To explain a solution that is made
to overcome the obstacles to implementation of character education to students at SMPN 5
Malang. This study uses qualitative research techniques. Researchers directly involved in
collecting information related to their topic. The collection of data obtained by observation
techniques, interviewing techniques, and technical documentation. The informant information
that needs to be explored is the principal SMPN5 Malang, Student representatives, Islamic
Teachers, PPKn Teachers, and class 7, 8, and 9. Then the data were analyzed by descriptive
qualitative. The results showed that the implementation of character education to students
in Junior High School 5 Malang to implement school culture that prays together, implement
5S, flag ceremonies and manners of incorporating the materials into every subject. Form
of school activities in the field of religion is Imtaq, Khotmil Qur’an, and commemorating
religious holidays. Field of self-development and winning personality to hold extracurricular,
flag ceremony, student council activities and comply with regulations. And social fields which
carry out social service. Constraints on the internal factors that character education lessons
were removed, and students are still unstable, external factors are the impact of globalization,
parents and children often indulge milieu wrong. The solution is to provide guidance that
provide insight, training and supervision, teachers set a good example, providing facilities
supporting character education and establish good communication between parents and
the school. The conclusion that the implementation of character education to students at
SMPN 5 Malang to implement and incorporate the material culture of the school moral and
character are integrated into each subject. School events that shape the field of religion,
self-development field and superior personality, and social areas. The obstacles are internal
factors and external factors. And solutions to overcome these obstacles is to provide guidance,
teachers give good example, providing character education support facilities and establish
excellent communication between parents and the school.

Keywords: Character Education to Students; Implementation,

PENDAHULUAN satu sistem pendidikan nasional, yang


Pendidikan pada hakekatnya suatu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kegiatan yang secara sadar dan sengaja, serta akhlak mulia dalam rangka
serta penuh tanggung jawab yang mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
dilakukan oleh orang dewasa kepada anak diatur dengan Undang-Undang. Selain
sehingga timbul interaksi dari keduanya itu juga diperkuat pada Pasal 31 ayat (5)
agar anak tersebut mencapai kedewasaan menyebutkan, “Pemerintah memajukan
yang dicita-citakan dan berlangsung ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
secara terus menerus, Ahmadi (1991:70). menjunjung tinggi nilai-nilai agama
Menurut UUD 1945 pasal 31 ayat dan persatuan bangsa untuk kemajuan
(3) menyebutkan, bahwa Pemerintah peradaban serta kesejahteraan umat
mengusahakan dan menyelenggarakan manusia”.

38
39

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 manusia. Sedangkan menurut Adisusilo


Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2012 : 191) pendidikan budi pekerti adalah
tentang dasar fungsi dan tujuan pendidikan penanaman nilai-nilai tertentu dalam diri
berdasarkan Pasal 3 dikatakan sebagai siswa, pengajaran nya bertitik tolak dari
berikut : “Pendidikan Nasional berfungsi nilai-nilai sosial tertentu, yakni nilai-nilai
mengembangkan kemampuan dan pancasila dan nilai-nilai luhur budaya
membentuk watak serta peradapan bangsa Indonesia lainnya, yang tumbuh dan
bangsa yang bermartabat dalam rangka berkembang dalam masyarakat Indonesia.
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan Tujuan pendidikan budi pekerti
untuk berkembangnya potensi peserta didik menurut Cahyoto, (dalam Zuriah 2008
agar menjadi manusia yang beriman dan :65) dapat dikembalikan kepada harapan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat terhadap sekolah yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, menghendaki siswa memiliki kemampuan
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara dan kecakapan berpikir, menjadi anggota
yang demokratis dan bertanggung jawab”. masyarakat yang bermanfaat dan memiliki
Menurut Ki Hadjar Dewantara kemampuan yang terpuji sebagai anggota
(dalam Elmubarok 2008:2), mengatakan masyarakat. Bagi sekolah harapan
bahwa pendidikan berarti daya upaya masyarakat mengenai tujuan pendidikan
untuk memajukan pertumbuhan nilai itu tercantum dalam kurikulum yang
moral (kekuatan batin, karakter), pikiran selanjutnya digunakan sebagai pedoman
(intellect) dan tumbuh anak yang antara oleh guru untuk tujuan pelajaran.
satu dan lainnya saling berhubungan agar Implementasi pendidikan budi pekerti di
dapat memajukan kesempurnaan hidup, sekolah dapat membangun etika kemampuan
yakni, kehidupan dan penghidupan anak- bersosialisasi, dan meningkatkan kemampuan
anak yang kita didik selaras. Pendidikan akademik siswa. Pendidikan budi pekerti
pada umumnya dan pendidikan budi pekerti meliputi emosi, intelektual dan kualitas
pada khususnya merupakan sarana untuk moral seseorang atau sekelompok orang
mengadakan perubahan secara mendasar, dalam berperilaku. Pendidikan budi
karena membawa perubahan individu pekerti berhubungan dengan kejujuran,
sampai ke akar-akarnya. keadilan dan sportifitas, dapat dipercaya,
Pendidikan budi pekerti merupakan tanggung jawab, respek, sampai dengan
program pengajaran disekolah yang memahami perbedaan antar individu
bertujuan mengembangkan watak atau dan kelompok. Pengembangan karakter
tabiat siswa dengan cara menghayati nilai- melalui pendidikan budi pekerti memiliki
nilai dan keyakinan masyarakat sebagai esensi pengembangan nilai-nilai moral,
kekuatan moral dalam hidupnya melalui penyelesaian masalah (problem solving)
kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan dan ketrampilan interpersonal, etika dalam
kerja sama Banks, (dalam Zuriah 2008: bekerja, empati, serta refleksi diri.
18). Budi pekerti merupakan nilai-nilai Pendidikan budi pekerti di Sekolah,
hidup manusia yang sungguh-sungguh banyak kembali diperbincangkan dalam
dilaksanakan bukan karena sekadar pembentukan kembali moral bangsa
kebiasaan, tetapi berdasar pemahaman dan sehingga seolah-olah budi pekerti merupakan
kesadaran diri untuk menjadi baik. solusi baru bagi pendidikan bangsa yang
Budi pekerti di dapat melalui proses mulai terdegradasi secara moral. MenurutAzra
internalisasi dari apa yang ia ketahui, (dalam Zuriah 2008 : 111-112), merebaknya
yang membutuhkan waktu sehingga tuntutan dan gagasan tentang pentingnya
terbentuklah pekerti yang baik dalam umat pendidikan budi pekerti di lingkungan
Sutrisno, Nurhadi, M. Mansur, Implementasi Pendidikan Budi Pekerti Pada Siswa
40

persekolahan, haruslah diakui berkaitan disekolah untuk saat ini sudah mengalami
erat dengan semakin berkembangnya kemunduran. Data empiris menunjukkan
pandangan dalam masyarakat luas bahwa bahwa para guru sudah merasa enggan
pendidikan nasional dalam berbagai menegur anak didik yang berlaku tidak
jenjang, khususnya jenjang menengah sopan, Zuriah (2008:163).
dan tinggi, telah gagal dalam membentuk Menurut Muslich (2011: 172-173)
peserta didik yang memiliki akhlak, moral, pendidikan yang bernuansakan budi
dan budi pekerti yang baik. Lebih jauh pekerti seperti PPKn dan Agama telah
lagi, banyak peserta didik sering dinilai gagal menjalankan misinya. Kegagalan
tidak hanya kurang memiliki kesantunan ini disebabkan karena beberapa hal,
baik disekolah, di rumah, dan lingkungan pertama, pelajaran-pelajaran yang
masyarakat, tetapi juga sering terlibat mengembangkan budi pekerti seperti
dalam tindak kekerasan massal. Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan
Kalangan pelajar dan mahasiswa Agama dan Ilmu pengetahuan sosial
dekadensi moral ini tidak kalah dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih
memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, banyak mengedepankan aspek kognitif,
moral dan hukum dari yang ringan sampai dari pada aspek afektif dan psikomotor.
yang berat masih kerap diperlihatkan Kedua, subtansi pelajaran itu lebih teoritis
oleh pelajar dan mahasiswa. Hal lain tidak heran kalau terdapat kesenjangan
yang menggejala di kalangan pelajar yang jelas antara teoritis dan wacana yang
dan mahasiswa berbentuk kenakalan‘. di bahas dengan realita sosial yang ada.
Beberapa di antaranya adalah tawuran Selain itu menurut Azizy (2003:108)
antar pelajar dan antar mahasiswa. penyebab bobroknya budi pekerti dan
Bentuk kenakalan lain yang moralitas bangsa Indonesia diperparah
dilakukan pelajar dan mahasiswa adalah oleh tidak ada tawaran solusi dari semua
meminum minuman keras, pergaulan lembaga, semua ahli, semua pejabat,
bebas dan penyalahgunaan narkoba yang semua pendidik, dan semua profesi
bisa mengakibatkan depresi bahkan lainnya, hampir semuanya mengedepankan
terkena HIV/AIDS. Fenomena lain kepentingan pribadi, khususnya berupa
yang mencoreng citra pelajar adalah dan tuntutan uang, (seperti kenaikan gaji,
lembaga pendidikan adalah maraknya gang tunjangan dan semacamnya).
pelajar‘ dan gang motor‘. Perilaku mereka Oleh karena itu, pendidikan budi
bahkan seringkali menjurus pada tindak pekerti perlu diajarkan agar generasi
kekerasan (bullying) yang meresahkan sekarang dan yang akan datang agar
masyarakat dan bahkan tindakan kriminal terwujudnya manusia Indonesia yang
seperti pemalakan, penganiayaan, bahkan bermoral, berkarakter, berakhlak mulia dan
pembunuhan, http://puskurbuk.net (diakses berbudi pekerti luhur merupakan tujuan
25 Januari 2014). dari pembangunan manusia Indonesia yang
Semua perilaku negatif di kalangan kemudian diimplementasikan ke dalam
pelajar dan mahasiswa tersebut atas, jelas tujuan pendidikan nasional.
menunjukkan kerapuhan karakter dan Pendidikan budi pekerti kurang
budi pekerti yang cukup parah yang salah tepat yang hanya dilaksanakan pada
satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pelajaran Agama dan Kewarganegaraan
pengembangan karakter dan budi pekerti karena dengan menekankan pendidikan
di lembaga pendidikan di samping karena budi pekerti hanya pada dua pelajaran
kondisi lingkungan yang tidak mendukung. tersebut, maka hanya Guru Agama dan
Ditambah lagi penanaman budi pekerti Kewarganegaraan yang bertanggung

Jurnal Civic Hukum,Volume 1, Nomor 1, Mei 2016, hal 38-48


41

jawab terhadap budi pekerti siswa, dan pembentukan teori substansif berdasarkan
guru-guru mata pelajaran lain tidak ikut konsep-konsep yang timbul dari data
terlibat dalam penanaman budi pekerti. empiris. Dalam penilaian kualitatif,
Bahkan pendidikan budi pekerti juga harus peneliti merasa ”tidak tahu apa yang tidak
ada diluar pelajaran, seperti dalam situasi diketahui”, sehingga desain penelitian
sekolah ,pergaulan, kegiatan ektrakurikuler yang dikembangkan selalu merupakan
dan lain-lain, Zuriah (2008:171). kemungkinan yang terbuka akan berbagai
Berkaitan penjelasan diatas bahwa perubahan yang diperlukan dan lentur
siswa harus mendapatkan pendidikan terhadap perubahan yang diperlukan
budi pekerti disekolah karena pendidikan dan lentur terhadap kondisi yang ada
budi pekerti merupakan gerakan untuk di lapangan pengamatan. Penelitian
menciptakan sekolah yang mampu kualitatif adalah prosedur penelitian yang
membentuk etika, tanggung jawab, dan menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kepedulian peserta didik dengan cara kata tertulis atau lisan dari orang-orang
pemberian contoh dan pengajaran sikap dan perilaku yang dapat di amati, Moleong
yang dapat diterima secara universal. (dalam Zuriah 2009:92). Penelitian ini
SMPN 5 Malang, Ialah salah satu menggunakan pendekatan kualitatif karena
sekolah negeri yang ada di kota Malang,. : a) lebih mudah mengadakan penyesuaian
SMPN 5 Malang mempunyai visi dengan kenyataan yang berdimensi
"Mewujudkan sekolah unggul dengan ganda, b) lebih mudah menyajikan secara
mengembangkan ilmu pengetahuan dan langsung hakikat hubungan antara peneliti
teknologi serta berwawasan lingkungan dan subjek penelitian.
dengan dilandasi iman dan taqwa". Jenis penelitian yang digunakan
Dengan latar belakang yang di paparkan adalah penelitian lapangan. Penelitian
diatas penulis tertarik untuk melaksanakan lapangan dapat di anggap sebagai
penelitian terkait dengan implementasi pendekatan luas dalam penelitian kualitatif
pendidikan budi pekerti pada siswa yang atau sebagai metode untuk mengumpulkan
dituangkan ke dalam skripsi yang berjudul data kualitatif. Ide pentingnya adalah
“IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BUDI bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk
PEKERTI PADA SISWA DI SMPN 5 mengadakan pengamatan terhadap suatu
MALANG” keadaan alamiah. Pendekatan ini terikat
erat dengan pengamatan-pengamatan
METODE berprasyarat (Moleong, 2011: 26).
Dalam perspektif pendekatan
penelitian penulis menggunakan metode HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitatif menurut Zuriah (2009:92) Implementasi Pendidikan Budi Pekerti
dalam bukunya metodologi penelitian Pada Siswa di SMPN 5 Malang
sosial dan pendidikan yang mengatakan Pendidikan budi pekerti adalah
bahwa penelitian kualitatif memerlukan gerakan untuk menciptakan sekolah yang
ketajaman analisis, objektifitas, sistematis mampu membentuk etika, tanggung jawab,
dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dan kepedulian peserta didik dengan cara
dalam interprestasi, sebab akibat dari pemberian contoh dan pengajaran sikap
suatu fenomena atau gejala bagi penganut yang dapat diterima secara universal.
penelitian kualitatif adalah totalitas atau Semua orang dewasa di sekolah menjadi
Gestalt. model pendidikan budi pekerti bagi
Pendekatan penelitian kualitatif siswa. Secara terus menerus, siswa akan
perhatiannya lebih banyak ditujukan pada mengamati semua orang dewasa di sekolah

Sutrisno, Nurhadi, M. Mansur, Implementasi Pendidikan Budi Pekerti Pada Siswa


42

guru, pengelola, staf, pengelola kantin, yang digunakan adalah pembinaan kepada
sampai dengan bagian kebersihan yang peserta didik secara terus menerus misalnya
dilihat sebagai contoh model mana yang melaksanakan kegiatan keagamaan seperti
baik dan mana yang buruk. Setiap guru, sholat berjamaah, kegiatan imtaq setiap
baik dalam kegiatan akademik maupun hari rabu pagi sebelum pelajaran mulai,
kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan budi melaksanakan kegiatan jumaat bersih ini
pekerti adalah upaya untuk membekali melatih kerjasama dan gotong royong
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, siswa dan sekolah menyisipkan materi
pengajaran, dan latihan selama pertumbuhan budi pekerti pada mata pelajaran Agama,
dan perkembangan dirinya sebagai bekal PPKn dan semua mata pelajaran juga
bagi masa depannya, agar memiliki hati menyisipkan budi pekerti.
nurani yang bersih, berperangai baik, serta Seperti yang sudah dijelaskan
menjaga kesusilaan dalam melaksanakan tersebut nilai-nilai budi pekerti menurut
kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap Depdiknas, (dalam Zuriah 2008;69-70)
sesama makhluk sehingga terbentuk adalah ada 18 nilai-nilai budi pekerti
pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku dasar dan sikap yang diharapkan
perilaku berupa ucapan, perbuatan, sikap, dimiliki peserta didik sebagai dasar
pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya pembentukan pribadinya. Serta strategi
berdasarkan nilai-nilai agama serta norma pendidikan budi pekerti menurut Zuriah
dan moral luhur bangsa, Muslich (2011: (2008 :80) dilakukan pembinaan dan upaya
173-174). Ini terlihat dari pengamatan pembinaan. Berdasarkan hasil wawancara,
yang dilakukan peneliti secara kontinyu, observasi dan dokumentasi dapat ditarik
bahwa segala suatu yang baik dalam proses kesimpulan bahwa seluruh siswa telah
belajar mengajar maupun diluar proses mendapatkan pendidikan budi pekerti,
pembelajaran dikelas, melalui kegiatan- contoh nilai-nilai budi pekerti yang
kegiatan sekolah dan budaya sekolah dalam dilaksanakan di SMPN 5 Malang adalah
menanamkan nilai-nilai budi pekerti. para siswa melaksanakan budaya 5S yaitu
Berdasarkan wawancara dengan salam, salim, senyum, sapa dan sopan
Bapak Kepala sekolah SMPN 5 Malang R.V. santun yang dimana dalam budaya 5S
Sudharmanto S.Pd. MK.Pd. menegaskan tersebut siswa telah melaksanaan nilai-nilai
bahwa dalam implementasi pendidikan budi pekerti seperti memiliki tatakrama
budi pekerti pada siswa di SMPN 5 dan sopan santun, saling menghormati,
Malang sangat penting, masyarakat yang disiplin diri, dan menumbuhkan cinta dan
berkarakter dan budi pekerti luhur sangat kasih sayang.
dibutuhkan. Pendidikan budi pekerti peserta Strategi yang dilakukan sekolah
didik dapat dilaksanakan melalui kegiatan- adalah memasukkan materi moral dan
kegiatan yang dilaksanakan di sekolah budi pekerti ini secara terpadu (integrated)
dan budaya-budaya yang dikembangkan ke dalam setiap mata pelajaran dan
sekolah. disimpulkan bahwa SMPN 5 memberikan bimbingan yaitu pemahaman
Malang telah melaksanakan pendidikan kepada siswa apabila sudah paham
budi pekerti yaitu dengan mengembangkan selanjutnya dilatih dan diawasi. Seperti
dan melaksanakan budaya sekolah seperti yang sudah dijelaskan tersebut nilai-nilai
5S dalam kehidupan sehari-hari yaitu budi pekerti menurut Depdiknas, (dalam
salam, senyum, sapa, salim dan sopan Zuriah 2008;69-70) adalah ada 18 nilai-
santun, membudayakan hidup tertib dan nilai budi pekerti perilaku dasar dan sikap
mengikuti kegiatan ektrakurikuler untuk yang diharapkan dimiliki peserta didik
mengembangkat bakat siswa. Strategi sebagai dasar pembentukan pribadinya.

Jurnal Civic Hukum,Volume 1, Nomor 1, Mei 2016, hal 38-48


43

Serta strategi pendidikan budi pekerti Berdasarkan hasil wawancara,


menurut Zuriah (2008 :80) dilakukan observasi dan dokumentasi di lapangan,
pembinaan dan upaya pembinaan. implementasi pendidikan budi pekerti
Berdasarkan hasil wawancara, pada siswa serius dilakukan. Terbukti dari
observasi dan dokumentasi dapat ditarik berbagai kegiatan sehari-hari maupun
kesimpulan bahwa seluruh siswa telah kegiatan yang diprogramkan, seperti
mendapatkan pendidikan budi pekerti, pelaksanakan sholat berjamaah, sholat
contoh nilai-nilai budi pekerti yang merupakan sarana untuk memperbaiki
dilaksanakan di SMPN 5 Malang adalah sifat manusia agar menjadi lebih disiplin,
para siswa melaksanakan kegiatan upacara dapat mengendalikan diri, lebih tenang,
setiap hari senin dan hari besar nasional. dan terkendali, mencintai kebersamaan,
Dalam kegiatan upacara bendera tersebut dan senantiasa ingat kepada kepada Allah
siswa telah melaksanaan nilai-nilai budi SWT. Seperti yang sudah dijelaskan
pekerti seperti memiliki disiplin diri dan tersebut nilai-nilai budi pekerti menurut
memiliki rasa tanggung jawab. Strateginya Depdiknas, (dalam Zuriah 2008;69-70)
yang digunakan memasukkan materi moral adalah ada 18 nilai-nilai budi pekerti
dan budi pekerti (integrated) ke dalam perilaku dasar dan sikap yang diharapkan
setiap mata pelajaran, adanya pembinaan dimiliki peserta didik sebagai dasar
kepada seluruh siswa untuk mengikuti pembentukan pribadinya. Serta strategi
kegiatan dan budaya sekolah misalnya pendidikan budi pekerti menurut Zuriah
upacara bendera secara tidak langsung (2008 :80) dilakukan pembinaan dan upaya
akan melatih kedisiplinan, cinta tanah air, pembinaan.
dan membentuk budi pekerti yang baik
kepada anak. Seperti yang sudah dijelaskan Bentuk kegiatan sekolah dalam
tersebut nilai-nilai budi pekerti menurut implementasi pendidikan budi pekerti
Depdiknas, (dalam Zuriah 2008;69-70) pada siswa di SMPN 5 Malang
adalah ada 18 nilai-nilai budi pekerti SMPN 5 Malang merupakan salah
perilaku dasar dan sikap yang diharapkan satu SMP favorit di kota Malang. Oleh
dimiliki peserta didik sebagai dasar karena itu, telah menjadi keharusan untuk
pembentukan pribadinya. Serta strategi membentuk moral dan budi pekerti yang
pendidikan budi pekerti menurut Zuriah unggul dan tidak hanya membentuk siswa
(2008 :80) dilakukan pembinaan dan upaya yang cerdas secara akademik saja. Dalam
pembinaan. sekolah ini, pendidikan budi pekerti selain
Disimpulkan bahwa implementasi di integrasikan dalam setiap mata pelajaran
pendidikan budi pekerti pada siswa sudah juga di laksanakan melalui kegiatan-
berjalan dengan baik dan lancar, secara kegiatan dan budaya sekolah. Menurut
keseluruhan perilaku atau kebiasaan siswa Zuriah (2008:171) pendidikan budi
sudah mencerminkan nilai-nilai budi pekerti juga harus ada diluar pelajaran,
pekerti contohnya sopan santun, disiplin, seperti dalam situasi sekolah, pergaulan,
menghormati guru mematuhi tata tertib kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain.
sekolah, tidak membeda-bedakan teman. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan
Hal ini tidak terlepas dari kebijakan budi pekerti tidak hanya diintegrasikan
sekolah yang diberikan sekolah tentang pada setiap mata pelajaran tetapi dapat
implementasi pendidikan budi pekerti pada dilaksanakan pada luar mata pelajaran.
siswa yang dimana sekolah berkomitmen Semua program kegiatan sekolah
untuk melaksanakan dan mengajarkan SMPN 5 Malang wajib diikuti oleh semua
pendidikan budi pekerti. siswa. Misalnya program kegiatan imtaq

Sutrisno, Nurhadi, M. Mansur, Implementasi Pendidikan Budi Pekerti Pada Siswa


44

yang dilakukan pada setiap hari rabu jam dengan baik.


pertama yang wajib diikuti seluruh siswa Berdasarkan hasil wawancara,
muslim dilaksanakan di kelas yang di pandu observasi dan dokumentasi dapat ditarik
oleh guru agama melalui media televisi sebuah kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan
dan di awasi oleh wali kelasnya masing- program kegiatan sekolah di dalamnya
masing. Imtaq merupakan pembinaan yang terdapat pelaksanaan pendidikan budi
dilandasi keimanan dan ketaqwaan, siswa pekerti pada siswa, misalnya ketika sekolah
yang memiliki iman dan takwa yang tinggi menyelenggarakan kegiatan kepramukaan
pasti memiliki kecerdasan emosional yang yang dimana manfaat mengikuti kegiatan
tinggi pula jadi wawasan imtaq sangat kepramukaan akan membentuk karakter
penting untuk memberikan dasar potensi yang disiplin dan bertanggang jawab, melatih
psikologis seperti inisiatif dan empati, kemandirian, melatih kepemimpinan,
adaptasi, komunikasi dan kerjasama. memiliki kebersamaan dan gotong royong,
Sehingga dengan kegiatan imtaq siswa akan mengembangkan potensi diri karena dalam
meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa kegiatan kepramukaan telah diajarkan dan
dan selalu menaati ajarannya, tumbuhnya dilatih menjadi pribadi yang unggul. Dengan
disiplin diri, memiliki rasa tanggungjawab, melaksanakan dan mengikuti program
mampu mengendalikan diri, berpikir positif, kegiatan sekolah akan meningkatkan budi
karena setiap perbuatan manusia akan pekerti siswa. kesimpulan bahwa dalam
selalu diawasi oleh Allah SWT. Melalui pelaksanaan kegiatan sekolah di dalamnya
program kekegiatan sekolah tersebut dapat terdapat pelaksanaan pendidikan budi
menciptakan dan mencetak generasi yang pekerti pada siswa, program-program
unggul dan berbudi pekerti baik. yang dibuat dan dilaksanakan sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dan sudah mencerminkan nilai-nilai budi
dokumentasi, dapat ditarik kesimpulan pekerti luhur. Seperti program kegiatan
bahwa program kegiatan sekolah dapat melaksanakan sholat berjamaah, sholat
membentuk budi pekerti siswa baik merupakan sarana untuk memperbaiki sifat
seperti program kegiatan memperingati manusia agar menjadi lebih disiplin, dapat
hari besar agama misalnya memperingati mengendalikan diri, lebih tenang, dan
Maulid Nabi Muhammad SAW, peringatan terkendali, mencintai kebersamaan, dan
Maulid Nabi tidak hanya mengenang hari senantiasa ingat kepada kepada Allah SWT.
kelahiran nabi Muhammad SAW saja Melalui program kegiatan sekolah maka
tetapi juga mengingat jasa-jasa beliau seluruh siswa mendapatkan pelatihan atau
yang telah menyebarkan agama islam pendidikan budi pekerti dengan baik.
keseluruh dunia serta meneladani sikap Berdasarkan hasil wawancara,
dan perilakunya yang penyabar, rendah observasi dan dokumentasi dapat diambil
hati, sopan dalam bertutur kata, jujur, tidak kesimpulan bahwa kegiatan sekolah dalam
pernah berdusta dan luhur budi pekertinya. pelaksanaan pendidikan budi pekerti
Sehingga dengan melaksanakan kegiatan pada siswa misalnya melaksanakan
tersebut maka siswa telah berperilaku pemilihan ketua OSIS. Karena dengan
yang mencerminkan kepatuhan kepada diselenggarakan pemilihan ketua OSIS
agama, serta dapat menumbuhkan disiplin maka siswa diberi kesempatan untuk
diri, berpikir positif, penyayang, dan mncalonkan menjadi ketua OSIS dan diberi
sopan santun sesuai sikap yang dimiliki kesempatan yang sama untuk memilih dan
Nabi Muhammad SAW. Melalui program menyalurkan aspirasinya sesuai dengan
kegiatan sekolah maka seluruh siswa hati nuraninya masing-masing tanpa ada
mendapatkan pendidikan budi pekerti paksaan dari siapapun serta menghargai

Jurnal Civic Hukum,Volume 1, Nomor 1, Mei 2016, hal 38-48


45

pendapat orang lain, siswa diajarkan untuk Berdasarkan penjelasan tersebut


lebih tanggung jawab dan dapat menerima dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak
hasil keputusan yang ditetapkan. Itu globalisasi merupakan faktor yang menjadi
merupakan perwujudan nilai-nilai budi kendala dalam implementasi pendidikan
pekerti yaitu memiliki rasa tanggung budi pekerti pada organisasi siswa intra
jawab yakni sikap dan perilaku seseorang sekolah, karena globalisasi telah hadir
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban ditengah-tengah kehidupan siswa serta
yang seharusnya dia lakukan terhadap diri mempengaruhi sikap dan perbuatan
sendiri, masyarakat dan Tuhan Yang Maha mereka. Kemudian faktor orang tua yang
Esa, memiliki sikap saling menghormati sering memanjakan anak menimbulkan
dan menghargai dalam hubungan antar tidak berjalannya pendidikan budi pekerti
individu dan kelompok berdasarkan norma karena anak yang salah tidak mendapat
dan tata cara yang berlaku, mengembangkan teguran dari orang tua dan membutuhkan
potensi diri atau kemampuan sesuai bakat proses yang agak lama untuk pemahaman
yang dimiliki, dan menumbuhkan sikap tentang budi pekerti yang baik kepada
disiplin. anak.
Berdasarkan penjelasan diatas
Kendala-kendala yang dihadapi dalam dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala-
imlementasi pendidikan budi pekerti kendala dalam implementasi pendidikan
pada siswa di SMPN 5 Malang budi pekerti pada siswa yaitu usia siswa
Implementasi pendidikan budi yang masih menginjak remaja awal
pekerti pada siswa di SMPN 5 Malang sehingga perlu proses yang lama dalam
dalam pelaksanaannya sudah berjalan pemahaman nilai-nilai budi pekerti yang
sesuai dengan program sekolah. Akan tetapi baik dan faktor orang tua yang sering
dalam pelaksanaannya program tersebut memanjakan anak dan selalu membela
tidak terlepas dari faktor penghambat anak yang berbuat salah, sehingga menjadi
atau kendala-kendala yang terjadi. Faktor kendala dalam pelaksanaan pendidikan
penghambat maupun kendala-kendala budi pekerti pada siswa. Lebih lanjut
menjadi faktor tidak maksimalnya dalam diterangkan oleh Guru PPKn bahwa faktor
pelaksanaan pendidikan budi pekerti pada yang menjadi kendala dalam implementasi
organisasi siswa intra sekolah tersebut. pendidikan budi pekerti pada siswa yaitu
Dengan demikian peneliti ingin mengetahui dihapuskanya pelajaran pendidikan budi
apa saja yang menjadi kendala-kendala pekerti itu sendiri. Walaupun budi pekerti
implementasi pendidikan budi pekerti merupakan bagian dari mata pelajaran
pada siswa di SMPN 5 Malang. Masalah agama yang salah satu bahasannya adalah
globalisasi saat ini telah merongrong akhlak/budi pekerti, tetapi memperoleh
ideologi pancasila semakin jelas terlihat. porsi yang amat sangat kecil yaitu dua jam
Nilai-nilai sosial yang dulunya dijunjung dalam seminggu. Oleh karena itu, sentuhan
tinggi kini berlahan terkikis oleh aspek moral/akhlak/budi pekerti menjadi
kebudayaan asing yang menyebar dengan amat tipis dan tandus. Padahal zaman terus
leluasa sehingga terjadinya kemrosotan berjalan, budaya terus berkembang.
moral generasi muda. Sekarang ini tawuran Berdasarkan hasil wawancara dan
antar pelajar sudah menjadi berita biasa, observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa
pornografi dan kekerasan yang terjadi kendala-kendala dalam implementasi
saat ini juga tidak luput dari efek dari pendidikan budi pekerti pada siswa yaitu
globalisasi. akibat dampak globalisasi itu sendiri siswa

Sutrisno, Nurhadi, M. Mansur, Implementasi Pendidikan Budi Pekerti Pada Siswa


46

menirukan gaya artis kesukaannya tanpa budaya malu jika melakukan hal yang
ada filter dan pengawasan dari orang tua, kurang baik disekolah seperti yang pertama
kurangnya kedisiplinan siswa sehingga malu jika datang terlambat atau pulang
siswa berlaku sesuka hatinya, bersikap cepat (harus disiplin), kedua malu karena
apatis yaitu apabila tidak diperintah maka melihat rekannya sibuk melakukan aktifitas
siswa itu tetap berdiam diri, lingkungan (harus lebih aktif), ketiga malu karena
pergaulan yang salah akan mengakibatkan melanggar peraturan(harus mematuhi tata
siswa terjerumus,dan faktor usia siswa tertib), keempat malu untuk berbuat salah
yang masih menginjak awal remaja (harus berperilaku yang baik) ,kelima malu
sehingga masih labil. Oleh karena itu karena bekerja tidak berprestasi (harus
implementasi pendidikan budi pekerti pada lebih rajin lagi), keenam malu karena tugas
siswa harus dilaksanakan dengan konsisten tidak terlaksana atau tidak selesai(harus
dengan dukungan dari semua pihak, baik lebih bertanggung jawab), ketujuh malu
pihak sekolah guru, karyawan, kepala karena tidak tidak berperan aktif dalam
sekolah dengan orang tua murid dan selalu mewujudkan kebersihan lingkungan kantor/
bersinergis untuk mewujudkan budi pekerti sekolah (hurus menjaga kebersihan). Pihak
anak yang luhur. sekolah harus cermat dalam melihat apa
saja yang menjadi kendala-kendala dalam
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi implementasi pendidikan budi pekerti
kendala-kendala implementasi pendidikan pada siswa agar dapat segera memberikan
budi pekerti pada siswa di SMPN 5 Malang. sebuah solusi yang dilaksanakan dalam
Berdasarkan permasalahan yang ada menyelesaikan permasalahan tersebut.
sebagai kendala-kendala implementasi Untuk itu perlu adanya kerjasama
pendidikan budi pekerti pada siswa dari dan kepedulian dari berbagai pihak dalam
informan, maka peneliti ingin mengetahui sekolah maupun luar sekolah untuk
bagaimana solusi yang diambil dalam melaksanakan pendidikan budi pekerti
mengatasi kendala-kendala tersebut melalui pada siswa yang sesuai dengan visi dan
pendekatan-pendekatan terhadap siswa dan misi SMPN 5 Malang. Hal ini sesuai
orang tua atau program-program kegiatan dengan yang diamanatkan UU No. 20
sekolah. Implementasi pendidikan budi Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
pekerti di sekolah dapat membangun etika Nasional tentang dasar fungsi dan tujuan
kemampuan bersosialisasi, dan meningkatkan pendidikan berdasarkan Pasal 3 dikatakan
kemampuan akademik siswa. Pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan Nasional
budi pekerti meliputi emosi, intelektual dan berfungsi mengembangkan kemampuan
kualitas moral seseorang atau sekelompok dan membentuk watak serta peradapan
orang dalam berperilaku. Pendidikan budi bangsa yang bermartabat dalam rangka
pekerti berhubungan dengan kejujuran, mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
keadilan dan sportifitas, dapat dipercaya, untuk berkembangnya potensi peserta didik
tanggungjawab, respek, sampai dengan agar menjadi manusia yang beriman dan
memahami perbedaan antar individu dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kelompok. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Berdasarkan hasil wawancara, observasi kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa yang demokratis dan bertanggung jawab”.
dalam implementasi pendidikan budi pekerti
pada siswa tidak hanya diajarkan melalui SIMPULAN
teori saja akan tetapi diberikan contoh Berdasarkan pada fokus penelitian,
tauladan, sehingga anak akan memiliki paparan data, dan temuan penelitian

Jurnal Civic Hukum,Volume 1, Nomor 1, Mei 2016, hal 38-48


47

serta pembahasan tentang “implementasi Kendala-kendala yang menjadi


pendidikan budi pekerti pada siswa di SMP penghambat dalam implementasi
Negeri 5 Malang” maka hasil penelitian pendidikan budi pekerti pada siswa di SMP
ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Negeri 5 Malang adalah faktor internal dan
Implementasi pendidikan budi pekerti pada faktor eksternal.
siswa di SMP Negeri 5 Malang terlihat dari Faktor internalnya adalah
berbagai budaya yang dilakukan sehari- dihapuskanya pelajaran pendidikan budi
hari maupun kegiatan yang diprogramkan. pekerti itu sendiri. Walaupun budi pekerti
Misalnya budaya sekolah dengan kegiatan merupakan bagian dari mata pelajaran
untuk meningkatkan ketakwaan misalnya, agama yang salah satu bahasannya adalah
sholat fardu berjamaah, sholat jumat akhlak/budi pekerti, tetapi memperoleh
berjamaah. Budaya melaksanakan 5S porsi yang amat sangat kecil yaitu dua
salam, sapa, senyum, salim, dan sopan jam dalam seminggu maka sentuhan
santun. Budaya menumbuhkan sikap aspek moral/akhlak/budi pekerti menjadi
gotong royong, tertib, disiplin, menghargai amat tipis dan tandus. Usia siswa yang
waktu, ramah tamah, jujur, dan saling masih menginjak remaja awal sehingga
menyayangi antar warga sekolah. Hal masih labil perlu proses yang lama dalam
tersebut sudah terlaksana dengan baik pemahaman nilai-nilai budi pekerti yang
sebagai wujud pelaksanaan pendidikan baik, sikap apatisnya siswa itu sendiri
budi pekerti di lingkungan sekolah dan yaitu apabila tidak diperintah maka siswa
memasukkan materi moral dan budi pekerti itu tetap berdiam diri tidak mau berbuat
ini secara terpadu (integrated) ke dalam kebaikan.
setiap mata pelajaran. Faktor eksternal yang pertama adalah
Bentuk kegiatan sekolah dalam dampak globalisasi merupakan faktor yang
implementasi pendidikan budi pekerti menjadi kendala karena globalisasi telah
pada siswa di SMP Negeri 5 Malang yaitu hadir ditengah-tengah kehidupan siswa
dibidang agama program kegiatannya serta mempengaruhi sikap dan perbuatan
adalah melaksanakan imtaq pada setiap mereka banyak siswa yang menirukan gaya
hari rabu jam pertama, khotmil qur’an artis kesukaan mereka yang mencerminkan
dilaksanakan pada minggu ke 4 pada perilaku yang tidak baik misalnya baju tidak
setiap bulan, nuzulul qur’an pada setiap dimasukan, berambut gondrong, pergaulan
17 ramadhan, pondhok ramadhan pada bebas,tidak sopan dan sebagainya. Faktor
bulan ramadhan, melakukan shalat kedua orang tua yang sering memanjakan
fardhu berjamaah dan shalat jumat anak menimbulkan tidak berjalannya
disekolah. Dibidang budi pekerti luhur pendidikan budi pekerti karena anak yang
atau akhlak mulia adalah melaksanakan salah tidak mendapat teguran dari orang
shalat dhuhur berjamaah secara rutin dan tua, faktor ketiga lingkungan pergaulan
shalat jumat secara rutin. Pada bidang yang salah, apabila siswa itu bergaul
kepribadian unggul, wawasan,dan bela dengan anak yang kurang baik maka secara
negara adalah melaksanakan kegiatan berlahan siswa itu akan menirukan sikap
ekstrakurikuler, bakti sosial, penerapan dan perilaku yang ada pada lingkungannya.
tatatertib sekolah, melaksanakan kegiatan Solusi yang dilakukan untuk mengatasi
OSIS dan melaksanakan upacara bendera. kendala-kendala dalam implementasi
kegiatan sekolah tersebut terdapat proses pendidikan budi pekerti pada siswa
pemupukan dan pengembangan budi di SMP Negeri 5 Malang adalah yang
pekerti dan kepribadian yang baik. pertama adalah melakukan pembinaan

Sutrisno, Nurhadi, M. Mansur, Implementasi Pendidikan Budi Pekerti Pada Siswa


48

yaitu memberikan pemahaman, pelatihan Moleong, J Lexi. 2011. Metode penelitian


dan pengawasan kepada siswa merupakan Kualitatif. Bandung : Remaja
hal yang penting dalam pelaksanaan Rosdakarya.
pendidikan budi pekerti. Kedua guru Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan
beserta staf karyawanya memberi contoh- Karakter: Menjawab Tantangan
contoh perbuatan yang mencerminkan Krisis Multidimensional. Jakarta:
nilai-nilai budi pekerti seperti disiplin , Bumi Aksara.
jujur, tanggungjawab, menjaga kerapian, Nurdin, Syarifuddin.2005. Guru
terus keterbukaan, melaksanakan shalat Profesional Dan Implementasi
berjamaah. Ketiga menyediakan fasilitas- Kurikulum. Jakarta: PT Ciputat
fasilitas sebagai pendukung implementasi Press.
pendidikan budi pekerti seperti mushola Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012.
untuk melakukan ibadah, kantin kejujuran Konsep Dan Model Pendidikan
untuk melatih siswa berbuat jujur, tempat Karakter. Bandung: PT Remaja
sampah untuk meningkatkan sikap Rosdakarya.
kebersihan, tulisan-tulisan atau slogan Santoso, Slamet Imam. 1981. Pembinaan
yang berkaitan dengan budi pekerti agar Watak Tugas Utama Pendidikan.
siswa termotivasi berbuat baik. Keempat Jakarta: UI-Press.
mensosialisasikan pendidikan budi pekerti Sjarwi. 2011. Membentuk Kepribadian
kepada pihak orang tua, agar sekolah dapat Anak. Jakarta: PT Bumi Aksara.
mengetahui serta memantau perkembangan Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
sikap dan perilaku anak setiap hari dan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
saling bertukar informasi dan terbentuk Kualitatif Dan R&D. Bandung:
komunikasi yang baik antara orang tua dan Alfabeta
pihak sekolah. Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan
Kebudayaan Dan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA Madani Indonesia. Jakarta: PT
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Remaja Rosdakarya.
Nilai Karakter. Jakarta: PT Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian
RajaGrafindo Persada. Sosial dan Pendidikan. Malang :
Ahmadi, Abu.1991. Ilmu Pendidikan. Bumi Aksara
Jakarta : PT Rineka Cipta. Zuriah, Nurul. 2008. Pendidikan Moral
Azizy, Qodri. 2003. Pendidikan Untuk & Budi Pekerti Dalam Perspektif
Membangun Etika Sosial. Semarang: Perubahan. Malang : Bumi Aksara
Aneka Ilmu Widya, Julita. 2013. Pendidikan
Bertens. 1999. Etika Umum. Jakarta: PT kewarganegaraan Berfungsi Sebagai
Gramedia Pustaka Utama. Pendidikan Moral. (Online). http://
Borba, Michele. 2008. Membangun julita-widya.blogspot.com/2013/03/
Kecerdasan Moral. Jakarta: PT p e n d i d i k a n - k e w a rg a n e g a r a a n -
Gramedia Pustaka Utama berfungsi.html diakses 25 Januari
Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan 2014
Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta, Wijaya, Prima. 2012. Pengertian
CV Implementasi Menurut Nara Sumber.
Lickona, Thomas. 2013. Educating (online). http:// arenakami.blogspot.
For Character Mendidik Untuk com/2012/06/implementasi-
Membentuk Karakter. Jakarta: PT kebijakan- george- edward .html
Bumi Aksara. diakses 25 Januari 2014.

Jurnal Civic Hukum,Volume 1, Nomor 1, Mei 2016, hal 38-48

You might also like