You are on page 1of 7

Jurnal Pendidikan dan Studi Islam

Ash-Shahabah P-ISSN 2355-6439, E-ISSN 2656-8292


Volume 9 Nomor 1, Januari 2023

PENCEGAHAN PERILAKU BULLYING MELALUI PEMBELAJARAN


PPKn PADA SMKN 3 TAKALAR

Bakhtiar1, Andika Wahyudi Gani2, Siti Nur Rahmayanti3


Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum Universitas Negeri Makassar
1
bakhtiar@unm.ac.id, 2andikawgani@unm.ac.id,
3
rahmarayanti23@gmail.com

Abstract:
This study aims to find out, (1) The form of bullying behavior in students at SMKN 3 Takalar, (2)
Strategies for preventing bullying behavior through PPKn learning for students at SMKN 3 Takalar (3)
The factors that influence strategies for preventing bullying behavior through Civics learning in SMKN 3
Takalar students. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data
obtained from interviews with 3 PPKn teachers, 1 student teacher and 3 students. Checking the validity of
the data using data source triangulation techniques. The results showed that; (1) forms of bullying
behavior that occur at SMKN 3 Takalar in the form of verbal bullying, rational bullying, and physical
bullying; (2) strategies for preventing bullying behavior carried out by PPKn teachers, namely by
providing enlightenment to students that bullying behavior is bad behavior, implementing rule boards,
providing guidance through Civics learning materials that include the cultivation of noble character
values and moral values. as well as fostering and guiding students to be better; (3) the supporting factor
for the implementation of the first bullying behavior prevention is the role of civics educations teachers in
instilling positive moral values through learning materials in class, cooperation with school residents
such as if a teacher finds students bullying their friends, they will be immediately punished. Report to BK
for advice and guidance regarding bullying behavior that should not be done. As well as awareness of
school residents, especially students, to apply the positive value that have been taught in their daily lives.
the inhibiting factor in preventing bullying behavior is that it has become a habit, also because of family
factors and the assumption that this bullying behavior is just a joke without them knowing what impact it
can have on victims of bullying.
Keywords: Bullying behavior, Civics Learning
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) Bentuk perilaku bullying pada peserta didik di SMKN 3
Takalar, (2) Strategi pencegahan perilaku bullying melalui pembelajaran PPKn peserta didik SMKN 3
Takalar (3) Faktor-faktor yang memengaruhi strategi pencegahan perilaku bullying melalui pembelajaran
PPKn pada peserta didik SMKN 3 Takalar. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama 3 orang guru PPKn, 1 orang guru bagian
kesiswaan dan 3 orang peserta didik. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk perilaku bullying yang terjadi di SMKN 3 Takalar
berupa bullying verbal, bullying relasional, dan bullying fisik. Bentuk bullying verbal berupa memanggil
dengan panggilan tidak baik, memanggil temannya dengan kata-kata tak senonoh. Bentuk bullying
relasional berupa menatap sinis dan menjulurkan lidah. Bentuk bullying fisik berupa mendorong,
menendang dan berkelahi; (2) strategi pencegahan perilaku bullying yang dilakukan oleh guru PPKn yaitu
dengan memberikan pencerahan ataupun arahan kepada peserta didik bahwa perilaku bullying merupakan
perilaku yang tidak baik saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, penerapan papan aturan,
memberikan pembinaan melalui materi pembelajaran PPKn yang memuat penanaman nilai akhlak mulia
dan nilai moral yang berkarakter serta membina dan membimbing peserta didik menjadi lebih baik; (3)
Faktor pendukung pelaksanaan pencegahan perilaku bullying yang pertama yaitu peran guru PPKn dalam
menanamkan nilai-nilai moral yang positif melalui materi pembelajaran di kelas, kerja sama warga
sekolah seperti apabila ada seorang guru mendapati peserta didik melakukan tindakan bullying kepada

96 Volume 9, Nomor 1, Januari 2023


temannya maka akan langsung di laporkan ke BK untuk diberikan nasihat dan pembinaan terkait perilaku
bullying yang tidak boleh dilakukan. Serta kesadaran warga sekolah terkhusus peserta didik untuk
menerapkan nilai-nilai positif yang telah diajarkan dalam kesehariannya. faktor penghambat dalam
pencegahan perilaku bullying adalah karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan, juga karena faktor
keluarga dan anggapan bahwa perilaku bullying ini hanyalah sebuah candaan semata tanpa mereka
mengetahui dampak apa yang bisa terjadi kepada korban bullying.
Kata kunci: Prilaku bullying, Pembelajaran PPKn

PENDAHULUAN peserta didik. Berkaitan dengan hal ini


sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
Dalam pembukaan Undang-undang
harusnya mampu memberikan rasa aman dan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
nyaman bagi para peserta didik seperti yang
1945 mengamanatkan, bahwa tujuan
diamanatkan dalam Pasal 54 Undang-
pemerintah Negara Indonesia adalah melin-
Undang Republik Indonesia Nomor 35
dungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
tumpah darah Indonesia dan untuk
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
memajukan kesejahteraan umum, mencer-
Tentang Perlindungan Anak.
daskan kehidupan bangsa, dan ikut melak-
Adanya undang-undang sistem pen-
sanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
didikan nasional yang merumuskan fungsi
kemerdekaan, perdamaian abadi dan ke-
dan tujuan pendidikan nasional bahwa
adilan sosial, salah satu tujuan Negara
pendidikan nasional harus dibarengi dengan
Indonesia tersebut adalah “mencerdaskan
penanaman nilai-nilai karakter. Dengan
kehidupan bangsa” dari sinilah diharapkan
demikian dapat kita ketahui bahwa pada
Negara harus mampu menjamin pemerataan
dasarnya pendidikan mempunyai dua tujuan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu
yaitu membantu manusia menjadi cerdas dan
serta relevansi dan efisiensi manajemen
mendorong manusia menjadi lebih baik,
pendidikan melalui sistem pendidikan
untuk menghasilkan manusia yang bermoral,
nasional untuk menghadapi tantangan sesuai
berkompeten, unggul dan berdaya saing,
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
pendidikan merupakan upaya paling
nasional dan global sehingga perlu dilakukan
strategis. Dengan demikian dapat dikatakan
pembaharuan pendidikan secara terencana,
bahwa masalah moral merupakan masalah
terarah dan berkesinambungan.
mendasar yang mengisi kehidupan manusia
Selanjutnya dalam Pasal 1 Undang-
kapan saja dan dimana saja.
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Kerusakan moral dikalangan pelajar
Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan
dan mahasiswa sedang marak terjadi,
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar
perilaku menyimpang etika, moral dan
dan terencana untuk mewujudkan suasana
hukum dari yang ringan sampai yang berat
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
seringkali mereka tunjukkan. Salah satu
didik secara aktif mengembangkan potensi
contoh yang sering kita jumpai saat ini
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
adalah perilaku bullying. Kita sering melihat
keterampilan yang diperlukan dirinya,
aksi anak-anak mengejek, mengolok-olok
masyarakat, bangsa, dan Negara. Serta, telah
atau mendorong temannya. Hingga saat ini,
diatur pula dalam Undang-Undang Nomor
perilaku tersebut dianggap sebagai hal yang
20 Tahun 2003 Pasal 5 Ayat 4, tentang
lumrah, hanya sebagai bentuk candaan anak-
sistem pendidikan nasional bahwa semua
anak. Padahal hal tersebut sudah termasuk
warga Negara memiliki potensi serta kecer-
perilaku bullying.
dasan oleh karenanya mereka berhak
Istilah bullying itu sendiri dalam
mendapatkan pendidikan secara khusus,
bahasa Indonesia dikenal dengan ”perun-
untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
dungan” yang merupakan segala bentuk
suasana belajar yang kondusif, aman, dan
penindasan atau kekerasan yang dilakukan
nyaman, serta jauh dari berbagai tindakan
dengan sengaja oleh satu atau sekelompok
yang mungkin dapat membahayakan diri

Bakhtiat dkk., Pencegahan Perilaku Bullying Melalui Pembelajaran … 97


orang yang lebih kuat atau lebih berkuasa tetapi juga karena sikap korban yang diam
terhadap orang lain, dengan tujuan untuk dan tidak mau melaporkan perilaku bullying
menyakiti dan dilakukan secara terus yang diterimanya. Selain itu, sikap saksi
menerus. Bullying memiliki beberapa yang acuh ketika melihat situasi ini menjadi
bentuk, seperti: 1). Bullying Verbal, berupa penyebab berkembangnya bullying. Jika
celaan, fitnah atau penggunaan kata-kata dilihat dari beberapa faktor penyebab ber-
yang tidak baik untuk menyakiti orang lain. kembangnya bullying salah satunya adalah
2). Bullying Fisik, berupa memukul, kurangnya pendidikan karakter sehingga
menendang, menam-par, meludah, atau seseorang tidak memiliki pengeta-huan
segala bentuk kekerasan yang menggunakan moral dan kurangnya pengamalan nilai-nilai
fisik. 3). Bullying Relasional, berupa pancasila. Kurangnya pendidikan karakter
pengabaian, pengucilan, ejekan, dan segala akan menimbulkan krisis moral yang
bentuk tindakan untuk mengasingkan mengakibatkan perilaku negatif di masyara-
seseorang dari komunitasnya. 4). Cyber kat, misalnya perilaku bullying.
Bullying, berupa segala bentuk tindakan Bullying merupakan isu yang tidak
yang dapat menyakiti orang lain melalui boleh diremehkan dan bahkan diingkari
media elektronik (rekaman video intimidasi, keberadaannya. Peserta didik yang menjadi
pencemaran nama baik melalui media korban bullying akan menghabiskan banyak
sosial). waktu untuk memikirkan cara-cara meng-
Ada dua teori yang menjelaskan hindari gangguan di sekolah sehingga
tentang penyebab terjadinya perilaku memiliki sedikit energi untuk belajar. Pelaku
bullying: a) Teori Instink Mc Dougall dan b) bullying juga akan mengalami kesulitan
Teori Belajar Sosial (Sosial Learning). Mc dalam melakukan hubungan sosial dan jika
Dougall menjelaskan bahwa dalam diri perilaku ini terjadi sampai mereka dewasa
setiap orang terdapat instink untuk tentunya akan berdampak lebih luas. Peserta
menyerang dan berkelahi. Dorongan dari didik yang menjadi penonton juga berpotensi
naluri ini yaitu rasa marah karena suatu hal menjadi pelaku bullying. Memutus mata
terutama karena merasa terancam atau rantai kekerasan membutuhkan kerjasama
kebutuhannya tidak terpenuhi. Jadi ia dari berbagai elemen pendidikan yang
melakukan bullying untuk melepaskan emosi meliputi guru, peserta didik, keluarga, agar
yang ia pendam. bullying tidak diperlakukan sebagai tindakan
Teori belajar sosial yang dicetuskan yang wajar dan merupakan olok-olok biasa
oleh Bandura menekankan bahwa kondisi dan bukan penyiksaan dengan dalih menjadi
lingkungan dapat memberikan dan memeli- bagian dari proses tumbuh kembang anak
hara respon-respon kekerasan pada diri dan bukan agresi yang menimbulkan korban.
seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu Bullying tidak akan terjadi apabila
sebagian besar tingkah laku individu peserta didik mengimplementasikan perilaku
diperoleh dari hasil belajar melalui pengama- baik serta penguasaan materi dalam
tan yang dilakukan anak atas tingkah laku pendidikan karakter. Pendidikan karakter
yang ditampilkan oleh individu-individu lain menciptakan individu penerus bangsa yang
yang menjadi model, yang biasanya adalah elok, melalui pemberian materi dari disiplin
orang terdekat dilingkungannya seperti orang ilmu pendidikan kewarganegaraan. Pendidi-
tua. Anak-anak yang melihat model orang kan kewarganegaraan hadir untuk mencipta-
dewasa melakukan kekerasan secara kan (civicdisposition/responsibility) watak
konsisten ia akan memiliki kecenderungan atau sikap kepribadian peserta didik serta
berperilaku kekerasan bila dibandingkan mampu bertanggungjawab.
dengan anak-anak yang melihat model orang Maka untuk mengatasi permasalahan
dewasa yang tidak melakukan kekerasan. tersebut, peran guru PPKn dalam mem-
Perilaku bullying disebabkan bukan berikan materi pelajaran sangat dibutuhkan
hanya karena ketidakseimbangan kekuatan agar peserta didik memiliki nilai-nilai
fisik dan psikis yang dimiliki oleh pelaku karakter dalam berperilaku, baik di ling-

98 Volume 9, Nomor 1, Januari 2023


kungan sekolah sehingga mencegah ter- atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji
jadinya penyimpangan diantara peserta didik (1) Bentuk perilaku bullying pada peserta
seperti tindakan bullying. didik di SMKN 3 Takalar, (2) Strategi
Pendidikan pancasila dan kewarga- pencegahan perilaku bullying melalui pem-
negaraan merupakan salah satu materi yang belajaran PPKn peserta didik SMKN 3
menumbuhkan nilai pengembangan karekter Takalar (3) Faktor-faktor yang memengaruhi
dalam proses pembelajaran, oleh karena itu strategi pencega-han perilaku bullying
peran guru pendidikan pancasila dan melalui pembelajaran PPKn pada peserta
kewarganegaraan di sekolah sangat diperlu- didik SMKN 3 Takalar.
kan. Dan juga karena pendidikan kewarga-
METODE PENELITIAN
negaraan mempunyai hubungan yang erat
dengan pendidikan yang menitikberatkan Jenis penelitian yang digunakan
pada pembentukan warga Negara yang dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
mampu memahami dan melaksanakan hak kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
dan kewajibannya untuk menjadi warga Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 3
Negara yang baik, cerdas, terampil, dan Takalar. Teknik pengumpulan data melalui
berkarakter sesuai amanat Pancasila dan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Undang-undang Dasar 1945 untuk memper- Data yang diperoleh dari hasil wawancara
tahankan tegaknya Negara Kesatuan Repub- dengan 4 orang guru dan 4 orang peserta
lik Indonesia. didik SMKN 3 Takalar.
Dalam rangka mengatasi permasala- HASIL DAN PEMBAHASAN
han atau kenakalan remaja yang terjadi di
lingkungan sekolah seperti bullying. Disini- 1) Bentuk Perilaku Bullying pada peserta
lah peran pendidik sangat dibutuhkan untuk didik di SMKN 3 Takalar
mengajarkan dan menerapkan pendidikan Berdasarkan hasil wawancara yang
kewarganegaraan kepada peserta didik. dilakukan kepada narasumber, peneliti dapat
Berdasarkan data dari Komisi Perlin- menyimpulkan bahwa bullying yang paling
dungan Anak Indonesia (KPAI) tercatat banyak terjadi di lingkungan sekolah adalah
dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011 bullying verbal, bullying fisik dan bullying
sampai 2019, ada 37.381 pengaduan kekera- relasional. Dampak terburuk yang terjadi
san terhadap anak. Untuk Bullying baik di akibat adanya perilaku ini adalah korban
pendidikan maupun sosial media, angkanya bullying akan melakukan perlawanan berupa
mencapai 2.473 laporan dan trennya terus balas dendam yang berujung pada per-
meningkat. kelahian. Hal ini berpotensi akan terus terjadi
Kemudian, penelitian sebelumnya karena sebagian besar dari mereka meng-
yang dilakukan peneliti di SMKN 3 Takalar, anggap bahwa perilaku tersebut hanya
ditemukan beberapa peserta didik yang ber- sebuah candaan tanpa mengetahui dampak
perilaku agresif, baik secara verbal maupun yang akan ditimbulkan baik dalam ling-
non verbal. Mereka suka mengejek keadaan kungan sekolah maupun luar sekolah.
fisik temannya. Beberapa dari mereka juga Hal ini sesuai dengan literatur yang
terlibat perkelahian di kelas dan bahkan didapatkan bahwa dalam diri setiap orang
sampai melakukan bullying secara fisik. terdapat instink untk menyerang dan
Seperti mendorong, menendang, atau memu- berkelahi. Dorongan dari naluri ini yaitu rasa
kul temannya. Penelitian ini dilaksanakan di marah karena suatu hal terutama karena
SMKN 3 Takalar karena melihat kasus-kasus merasa terancam atau kebutuhannya tidak
yang terjadi sehingga membangkitakan terpenuhi. Jadi, ia melakukan bullying untuk
minat peneliti untuk mengetahui lebih jauh melepaskan emosi yang ia pendam.
penanganan yang dilakukan oleh guru PKn Perilaku bullying terlihat sepele
melalui materi pembelajaran yang termuat karena dari perilaku ini dapat berdampak
dalam mata pelajaran pendidikan pancasila langsung maupun tidak langsung pada
dan kewarganegaraan. Dari pemaparan di korbannya tergantung daripada korban

Bakhtiat dkk., Pencegahan Perilaku Bullying Melalui Pembelajaran … 99


mengekspresikan dampak yang ia rasakan. ditujukan untuk memutus rantai perkem-
Dampak langsungnya adalah dapat memberi- bangan perilaku bullying.
kan reaksi langsung berupa rasa ingin balas Peserta didik usia sekolah berada
dendam sehingga muncul perkelahian. dalam masa pembentukan karakter dan
Dampak tidak langsungnya berupa adanya kepribadian sosial, sehingga semua pihak
gangguan psikis dan merosotnya prestasi yang mempunyai hubungan langsung dengan
akademik. Kedua dampak ini sama-sama keberadaan peserta didik di sekolah ber-
berbahaya karena dapat menimbulkan hal tanggung jawab untuk mendampingi,
negatif. membina, dan mendidik mereka. Oleh
karena itu, peran tenaga didik sangat penting
2) Strategi Pencegahan Perilaku Bullying
dalam mencegah perilaku bullying baik
Melalui Pembelajaran PPKn pada
secara preventif maupun represif melalui
Peserta Didik SMKN 3 Takalar
pendidikan PPKn.
Faktor pendorong terjadinya bullying Pendidikan PPKn diharapkan mampu
di lingkungan sekolah salah satunya yaitu memberikan solusi atas perilaku bullying
adanya lingkungan pergaulan yang salah yang terjadi di lingkungan sekolah. Ber-
diluar sekolah serta kurangnya pengawasan dasarkan teori yang dikemukakan oleh
dari keluarga. Seperti contohnya kasus yang Smith, salah satu pendekatan dalam melaku-
disampaikan oleh salah seorang guru saat kan intervensi terhadap bullying adalah
wawancara bahwa terdapat peserta didik kurikulum menyediakan informasi mengenai
yang mengucapkan kata tak senonoh dan apa itu bullying, dampak yang diakibatkan
kurang sopan terhadap temannya yang siswa, mengatasi prejudice sosial dan sikap-
menyebabkan temannya merasa tersinggung sikap yang tidak diinginkan seperti SARA,
hingga timbullah suatu perkelahian dan pengawasan dan monitoring perilaku diluar
berakhir di ruang BK (Bimbingan Kon- kelas, serta memberikan pinalti nonfisik atau
seling). Dari sinilah timbul strategi yang sanksi. Salah satu pendekatan yang dibuat
menjadi upaya agar perilaku bullying tidak oleh pihak sekolah adalah Ikrar Siswa
terjadi lagi. SMKN 3 Takalar yang salah satu bunyinya
Berdasarkan hasil wawancara yang adalah “Siswa SMKN 3 Takalar menolak
dilakukan kepada narasumber, peneliti dapat segala bentuk kekerasan dan bullying”
menyimpulkan bahwa strategi pencegahan
perilaku bullying yang dilakukan oleh guru 3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
PPKn yaitu dengan memberikan pencerahan Strategi Pencegahan Perilaku Bullying
ataupun arahan kepada peserta didik bahwa Melalui Pembelajaran PPKn pada
perilaku bullying merupakan perilaku yang Peserta Didik SMKN 3 Takalar
tidak baik, penerapan papan aturan, Berdasarkan hasil wawancara yang
memberikan pembinaan melalui materi dilakukan kepada narasumber, peneliti dapat
pembelajaran PPKn yang memuat penana- menyimpulkan bahwa faktor pendukung
man nilai akhlak mulia dan nilai moral yang dalam pencegahan perilaku bullying adalah
berkarakter serta membina dan membimbing peran guru PPKn dalam menanamkan nilai-
peserta didik menjadi lebih baik. nilai moral yang positif melalui materi
Dari analisis peneliti dampak dari pembelajaran di kelas, kerja sama warga
perilaku bullying dapat memberikan reaksi sekolah yang baik seperti apabila ada
langsung berupa rasa ingin balas dendam seorang guru mendapati peserta didik
sehingga muncul perkelahian. Dampak tidak melakukan tindakan bullying kepada
langsungnya berupa adanya gangguan psikis temannya maka akan langsung di laporkan
dan merosotnya prestasi akademik. Strategi ke BK untuk diberikan nasihat dan
guru PPKn dalam mencegah perilaku pembinaan terkait perilaku bullying yang
bullying adalah suatu cara yang digunakan tidak boleh dilakukan. Serta kesadaran warga
guru PPKn untuk mencegah perilaku sekolah terkhusus peserta didik untuk
bullying yang ada di lingkungan sekolah. Ini menerapkan nilai-nilai positif yang telah

100 Volume 9, Nomor 1, Januari 2023


diajarkan dalam kesehariannya. Selanjutnya, 2. Strategi pencegahan perilaku bullying
faktor penghambat dalam pencegahan melalui pembelajaran PPKn pada peserta
perilaku bullying adalah karena hal tersebut didik SMKN 3 Takalar adalah dengan
sudah menjadi kebiasaan, juga karena faktor pencerahan ataupun arahan kepada
keluarga dan anggapan bahwa perilaku peserta didik bahwa perilaku bullying
bullying ini hanyalah sebuah candaan semata merupakan perilaku yang tidak baik,
tanpa mereka mengetahui dampak apa yang penerapan papan aturan, memberikan
bisa terjadi kepada korban bullying. pembinaan melalui materi pembelajaran
Banyak hal yang menjadi faktor PPKn yang memuat penanaman nilai
penghambat pencegahan perilaku bullying, akhlak mulia dan nilai moral yang
diantaranya karena pengaruh dari perilaku berkarakter serta membina dan mem-
orang-orang disekitarnya dan tindakan bimbing peserta didik menjadi lebih baik.
bullying ini sudah dianggap biasa oleh para 3. Faktor pendukung dalam pelaksanaan
pelakunya. pencegahan perilaku bullying adalah
Perilaku bullying ini sudah menjadi peran guru PPKn dalam menanamkan
hal yang lumrah dikalangan peserta didik, nilai-nilai moral yang positif melalui
bahkan dijadikan sebagai bahan candaan materi pembelajaran di kelas, kerja sama
tanpa mengetahui dampak buruk yang terjadi warga sekolah seperti apabila ada seorang
kepada temannya. Hal ini disebabkan karena guru mendapati peserta didik melakukan
kurangnya pengetahuan akan bullying dan tindakan bullying kepada temannya maka
jenis-jenisnya baik dikalangan peserta didik akan langsung di laporkan ke BK untuk
maupun dari pihak guru sehingga kasus diberikan nasihat dan pembinaan terkait
bullying selalu terulang kembali tanpa perilaku bullying yang tidak boleh
disadari. dilakukan. Serta kesadaran warga sekolah
terkhusus peserta didik untuk menerapkan
KESIMPULAN
nilai-nilai positif yang telah diajarkan
Berdasarkan hasil penelitian yang dalam kesehariannya. Faktor penghambat
telah dilaksanakan, maka kesimpulan yang dalam pencegahan perilaku bullying
dapat ditarik adalah sebagai berikut: adalah karena hal tersebut sudah menjadi
1. Bentuk perilaku bullying pada peserta kebiasaan, juga karena faktor keluarga
didik SMKN 3 Takalar adalah Bulyying dan kurangnya pengawasan dalam
verbal, bullying relational, dan bullying lingkungan sekolah.
fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Amini, Y. S. (2008). Bullying Mengatasi Molcon. L. J. (2010). Metode Penelitian


Kekerasan Di Sekolah dan lingkungan Kualtataif. Bandung: Remaja Rosadarya.
sekitar anak. Jakarta: PT Grasindo. Mardenis. (2017). Pendidikan Kewarga-
Burhan, W. (2016). Pendidikan Kewarga- negaraan: Dalam rangka Pengem-
negaraan, Pancasila dan Undang bangan Kepribadian Bangsa. Jakarta:
Undang Dasar 1945. Jakarta: Rajawali Rajawali Pers.
Pers. Sugiarto, E. (2015). Menyusun Penelitian
Daryono. (2008). Pengantar Pendidikan Kualitatif: Skripsi dan Tesis.
Pancasila Dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Suaja Media.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiono. (2018). Pendekatan Kuantitatif,
Departemen Pendidikan Nasional (2007), Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Alfabeta.
Balai Pustaka. Sugioyono. (2019). Metode Penelitian
Keke, T. (2019). All About Bully. Jakarta: Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Rumah Media. Bandung: Alfabeta.

Bakhtiat dkk., Pencegahan Perilaku Bullying Melalui Pembelajaran … 101


S, U. C. (2019). Pendidikan Kewarga- Utara. Jurnal Sosiologi Konsentrasi,
negaraan Untuk Pendidikan Tinggi. 2(4).
Depok : Rajawali Pers. Yunika, R., Alizamer, & Sukmawati, I.
Safitri, W. A. (2020). Cegah dan Stop (2013, September). Upaya Bimbingan
Bullying Sejak Dini. Semarang: dan Konseling dalam Mencegah
Guepedia. Perilaku Bullying di SMA Negeri Se
kota Padang . Jurnal Ilmiah Konseling,
Wardhana, K. (2014). Buku Panduan
2(3).
Melawan Bullying.
Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M.
Wiyani, N. A. (2014). Save Our Children
B. (2017, juli). Faktor yang
From School Bullying. Jogjakarta: Ar-
mempengaruhi remaja dalam melaku-
Ruzz.
kan Bullying. jurnal penelitian, 4(2).
Eko, C. (2018). Meminimalisir Pencemaran
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Minyak Di Laut Dengan Melaksana-kan
Indonesia Tahun 1945.
Latihan Pencegahan Pencemaran Di
MT. Sepinggan Milik PT. Pertamina Undang-Undang Republik Indonesia No. 35
(PERSERO). Karya tulis. Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang 23 Tahun 2002
Fadli, R. M. (2021). Memahami Desain
Metode Penelitian Kualitatif. Jurnal Tentang Perlindungan Anak.
Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
21(1). Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidi-kan
Nasional.
Herawati, N., & Deharnita. (2019, Maret).
Gambaran Faktor Faktor Penyebab KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Terjadinya Perilaku Bullying pada (KBBI).
Anak. Jurnal Keperawatan, 15(1).
Hidayati, N. (2021, April). Bullying Pada
Anak : Analisis dan Alternatif Solusi.
Jurnal Insan, 14.
Musdalifah. (2020). Bullying. Jurnal Peneli-
tian dan Pengembangan Keilmuan,
01(01).
Mekarisce, A. A. (2020). Teknik Pemerik-
saan Keabsahan Data Pada Penelitian
Kualitatif di Bidang Kesehatan Masya-
rakat. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masya-
rakat,
Putri, F. A. (2016). Strategi Guru Dalam
Mengatasi Perilaku Bullying di SMP
Negeri 1 Mojokerto. Jurnal Kajian
Moral dan Kewarganegaraan, 01(04).
Pratiwi, M. (2022). Pola Penanganan Guru
Dalam Menangani Bullying di PAUD.
Jurnal Absesi: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 06 (03).
Widiansyah, M. (2014). Faktor-faktor
Penyebab Perilaku Remaja Perokok Di
Desa Siderejo Kabupaten Penajem Paser

102 Volume 9, Nomor 1, Januari 2023

You might also like