You are on page 1of 7

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI MENJADI

MATA PELAJARAN DI SEKOLAH


Erna Setyowati
Jurusan Teknologi Jasa Dan Produksi / FT/ UNNES

Abstract
The globalisation era influences the shift in moral values and students'
behavior. This is reinforced with the the fast growing informational technology which
develops in a matter of seconds. As a result, negative foreign culture is easily absorbed
without a sufficient filter. Today what happens at one part of the world can be directly
monitored from other parts of the world. In the globalization, students think critically.
The border of moral values is very slight. The example from biraucrats is regarded
poor. There are many vulgar moral values exposed to young generations. The
exposure has a negative risk for the students. This condition becomes a quite fatal
weak point for educators to implant good conduct at schools and homes. The good
conducts education at schools is stepping backward. Emphirically teachers hardly
ever teach good conducts at schools. Students behaved impolitely to teachers and
despised their peers. This is because good conducts as a subject which stands
independently from other subjects does not exist. The subject was integrated into two
subjects: civics and religion education. However, this is regarded as a failure. The
subject still fails even when it was integrated with mathematics, science, social
science, arts, Indonesian, and physical education. Good conducts should be included
in the curriculum as an independent subject. The assessment should emphasize the
ability to apply good conducts in every day life.

Kata kunci : pendidikan budi pekerti, sekolah, dan etika

PENDAHULUAN bentukan karakter pribadi anak (character


Manusia Indonesia menempati posisi building) peran dan kontribusi guru sangat
sentral dan strategis dalam pelaksanaan dominan. Suatu lembaga, sekolah memiliki
pembangunan nasional, maka diperlukan tanggungjawab moral untuk mendidik
pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi pintar dan cerdas sesuai harapan
secara optimal. Pengembangan SDM dapat orang tua. Tugas seorang guru tidak hanya
dilakukan melalui pendidikan mulai dari mengajar, tetapi juga mendidik, sehingga
keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu anak memiliki kecerdasan kognitif, karakter
SDM yang dimaksud adalah generasi muda yang baik ( afektif ) dan psikomotor. Hal ini
sebagai kader pembangunan yang potensial, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
harus dibina dan dikembangkan melalui yaitu mengembangkan potensi peserta didik
lembaga pendidikan sekolah. agar menjadi manusia yang beriman dan
Sekolah adalah salah satu lembaga bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang bertanggungjawab terhadap pem- berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur,sehat,

148
Erna Setyowati, Pendidikan Budi Pekerti Menjadi Mata Pelajaran di Sekolah 149

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi ditiru oleh generasi muda, perilaku yang
warga negara yang demokratis dan negatif seperti : tawuran, anarkis, emosional
bertanggung jawab ( UU Sisdiknas 2003 ). menjadi budaya baru dan menjadi bagian
Tujuan pendidikan diatas menunjuk- hidupnya. Hal ini disebabkan pendidikan
kan bahwa budi pekerti merupakan sifat yang budi pekerti di sekolah-sekolah nyaris
harus dimiliki untuk menghasilkan sumber bahkan tidak pernah berjalan dan diajarkan
daya yang berkualitas. Budi pekerti lebih oleh para guru. Menurut direktur Eksekutif
menitik beratkan pada watak, perangai, Indonesia Heritage Foundation (IHF)
perilaku atau dengan kata lain tata krama dan mencermati bahwa pendidikan budi pekerti
etika ( Ryi, 2000 ). Jadi pendidikan budi yang selama ini diberikan pada siswa melalui
pekerti dapat diartikan sebagai penanaman pelajaran Agama dan PPKn tidak berhasil
nilai-nilai akhlak, tata krama, bagaimana kendati isi pelajaran tersebut bagus sayang-
berperilaku baik pada orang lain. Pada nya tidak membekas dalam perilaku
perkembangannya pendidikan budi pekerti manusianya.
tidak hanya melibatkan relasi sosial anak, Berdasarkan kenyataan semakin
tetapi juga melibatkan pengetahuan, kurangnya penanaman nilai moral dan budi
perasaan dan perilaku anak yang berada pekerti pada generasi khususnya bagi anak-
dalam ranah pendidikan karakter. Namun anak usia sekolah, maka perlu dilakukan
tujuan tersebut tidak diimbangi tataran perbaikan kurikulum yang lebih menekankan
kebijakan pemerintah, hal ini terbukti pentingnya pendidikan budi pekerti di
kurikulum sekolah tahun 1984 secara sekolah-sekolah mulai ditingkat Sekolah
eksplisit telah menghapuskan mata pelajaran Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan SMA
budi pekerti dari mata pelajaran di sekolah, serta di beberapa lembaga pendidikan formal
sehingga aspek-aspek yang berkaitan dengan maupun non formal lainnya melalui Etika
budi pekerti cenderung dilupakan. atau budi pekerti yang harus diprogramkan
Permasalahan yang memprihatinkan secara khusus (pendidikan budi pekerti
saat ini adalah kecenderungan negatif dalam menjadi mata pelajaran berdiri sendiri dan
kehidupan remaja dewasa ini seperti tidak diintegrasikan pada matapelajaran lain
seringnya terjadi perkelahian, tawuran anak dalam kurikulum). Menindaklanjuti hal
SMA, perkelahian dikalangan mahasiswa tersebut diperlukan suatu pelatihan bagi para
bahkan telah merembet menjadi tawuran guru tentang budi pekerti dengan kon-
antar kampung, rasa kepedulian terhadap sekuensi bertutur kata, berperilaku yang baik
orang lain jarang dijumpai bahkan ber- memberi keteladanan yang mencerminkan
perilaku tidak sopan terhadap guru maupun isi dari mapel yang akan diajarkan dan semua
orang tua, hal ini merupakan sebagian itu dapat terwujud pada pemegang kebijakan
perilaku menyimpang dikalangan remaja dan (dalam hal ini pemerintah dan instansi
masyarakat, karena kurangnya tata krama terkait).
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai akibat
budaya luar yang negatif mudah terserap Pendidikan Budi Pekerti
tanpa ada filter yang cukup kuat. Gaya hidup Ki Hajar Dewantoro, pendiri Taman
modern yang konsumeristik yang tidak Siswa menekankan betapa pentingnya
didasari akhlak dan budi pekerti yang luhur pendidikan budi pekerti sejak usia dini di
dari bangsa ini, akan cepat masuk dan mudah sekolah. Mata pelajaran ini memfasilitasi
150 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO. 2, DESEMBER 2009

siswa guna mengkaji nilai-nilai humanitas, yang akan diukur menurut kebaikan dan
misalnya prinsip kejujuran, memperjuangkan keburukan melalui norma agama, norma
keadilan, sikap tepa slira dan menghargai hukum, tata krama dan sopan santun, norma
perbedaan yang ada (SKH Kedaulatan budaya adat istiadat masyarakat.
Rakyat. Oktober 2006 ). Budi pekerti berinduk pada etika
atau filsafat moral. Menurut Bertens (1993
Ada Beberapa Pendapat tentang Budi :4) mengartikan etika sebagai ilmu yang
Pekerti yaitu : mempelajari adat kebiasaan, termasuk di
Budi pekerti secara hakiki adalah dalamnya moral yang mengandung nilai dan
perilaku. (Zuriah. 2007 : 17). Menurut draf norma yang menjadi pegangan hidup
kurikulum berbasis kompetensi (2001) budi seseorang maupun kelompok. Secara ringkas
pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia dapat dibuat skema sebagai berikut

Teori (ilmu) : studi tentang kebaikan dan keburukan


Etika perilaku manusia dari segi akal budi
Praktek (ajaran) : pola perilaku yang baik perorangan
masyarakat

Budi pekerti bukan merupakan mata b. Upaya pembentukan, pengembangan,


pelajaran, tetapi merupakan program peningkatan dan pemeliharaan perilaku
pendidikan untuk menciptakan suasana peserta didik agar mau dan mampu
kondusif dalam menerapkan nilai-nilai budi melaksanakan tugas hidupnya selaras,
pekerti. Pendidikan budi pekerti dilaksana- serasi dan seimbang (lahir batin,
kan setiap saat selama kurun waktu material-spiritual dan individual).
berlangsungnya kegiatan pembelajaran c. Upaya pendidikan untuk membentuk
dalam kelas di lingkungan sekolah dengan peserta didik menjadi pribadi seutuhnya
melibatkan seluruh masyarakat sekolah. yang berbudi pekerti luhur melalui
Kompetensi budi pekerti dapat mengacu kegiatan bimbingan, pembiasaan, peng-
pada rumusan yang disediakan oleh pusat ajaran dan latihan serta keteladanan.
kurikulum Badan Penelitian dan Pe-
ngembangan Departemen Pendidikan Pengertian budi pekerti secara
Nasional. operasional adalah upaya untuk membekali
Pengertian pendidikan budi pekerti peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara pengajaran dan latihan selama pertumbuhan
konseptional dan operasional. dan perkembangan dirinya sebagai bekal
Nurul Zuriah ( 2007 : 197 ) menjelaskan masa depan agar memiliki hati nurani yang
pengertian budi pekerti secara konseptional bersih, berperangai baik, yang tercermin
mencakup hal-hal sebagai berikut : pada perilaku berupa ucapan, perbuatan,
a. Usaha sadar untuk menyiapkan peserta sikap pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya
didik menjadi manusia seutuhnya yang berdasarkan nilai-nilai agama serta norma
berbudi pekerti luhur dalam segenap dan moral.
peranannya sekarang dan masa depan.
Erna Setyowati, Pendidikan Budi Pekerti Menjadi Mata Pelajaran di Sekolah 151

Jadi pendidikan budi pekerti yang berakhlak mulia melalui kejujuran, disiplin
dimaksud adalah upaya untuk membekali dan kerja sama yang menekankan ranah
peserta didik melalui bimbingan dan afektif (perasaan dan sikap) tanpa mening-
pengajaran yang berisi nilai nilai perilaku galkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan
manusia yang dapat diukur melalui norma ranah skill (keterampilan). Pendidikan budi
agama, norma hukum, tata krama dan sopan pekerti tidak hanya hafal kata-kata bijak atau
santun, serta norma budaya atau adat istiadat mampu menjawab soal ujian, tetapi lebih
masyarakat. Budi pekerti diwujudkan dalam berorientasi kepada perilaku dalam ber-
bentuk perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, interaksi. Sebenarnya pendidikan budi
perasaan dan kepribadian anak didik. pekerti di sekolah lebih mudah ditanamkan
di tingkat dasar, namun anak masih
Tujuan Pendidikan Budi Pekerti membutuhkan pendidikan yang berkelanjut-
Tujuan pendidikan budi pekerti yaitu an di tingkat menengah dan atas.
agar peserta didik memiliki kemampuan dan Hal utama pendidikan budi pekerti di
kecakapan berpikir, menjadi anggota sekolah adalah keberadaan guru sebagai
masyarakat yang bermanfaat dan memiliki tauladan peserta didik, guru bukan sekadar
kemampuan yang terpuji. Dalam rangka mengajarkan mata pelajaran, seyogyanya
mewujudkan pendidikan nasional, pen- guru harus kreatif dalam mendidik siswa. Di
didikan budi pekerti yang diintegrasikan sela-sela penyampaian pelajaran guru juga
sejumlah mata pelajaran yang relevan menyampaikan nilai-nilai dan norma positif,
mempunyai tujuan agar peserta didik mampu sehingga peserta didik tidak hanya dibekali
menggunakan pengetahuan, mengkaji dan keilmuan saja tapi juga budi pekerti. Jika
menginternalisasi nilai dan keterampilan orang tua di rumah sebagai figur budi pekerti
sosial untuk mengembangkan akhlak mulia luhur, guru di sekolah menjadi tauladan.
yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Berkaitan tugas dan peran guru dalam
Secara rinci tujuan pendidikan budi pekerti pendidikan budi pekerti, guru dituntut
menurut Cahyoto (2002 : 9-13 ) dapat mampu memberikan nuansa yang tidak
dijelaskan sebagai berikut : (1) mendorong hanya sekadar menyampaikan ilmu
kebiasaan berperilaku terpuji sesuai nilai- pengetahuan saja, tetapi dapat mengubah
nilai unversal dan tradisi budaya yang perilaku peserta didik untuk menjadi
religius; (2) menanamkan jiwa kepemim- manusia berbudi luhur. Maka dibutuhkan
pinan dan tanggung jawab; (3) memupuk suatu pendekatan yang tepat untuk
ketegaran mental peserta didik agar tidak mengintegrasikan pendidikan budi pekerti
terjerumus pada perilaku yang menyimpang, yaitu :
baik secara individu maupun sosial, dan (4) 1. pendekatan penanaman nilai (incul-
meningkatkan kemampuan untuk meng- cation approach ), pendekatan ini
hindari sifat tercela yang dapat merusak diri mengajak peserta didik mengenal dan
sendiri, orang lain, dan lingkungan. menerima nilai keteladanan;
2. pendekatan perkembangan moral
Perlunya Pendidikan Budi Pekerti di kognitif (cognitive moral development
Sekolah approach), yaitu menekankan berbagai
Pendidikan budi pekerti merupakan tingkatan moral, guru mengarahkan dan
program pengajaran di sekolah yang menerapkan pada peserta didik dalam
bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang proses mengambil keputusan tentang
152 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO. 2, DESEMBER 2009

moral seperti : takut hukuman, melayani mengembangkan pendapatnya secara positif.


kehendak sendiri, berbuat kebaikan Situasi yang konduksif ini dapat
untuk orang banyak, bertindak sesuai tercipta apabila situasi sekolah tertib, aman
dengan prinsip-prinsip etika yang dan teratur. Para peserta didik disiplin dalam
universal; melaksanakan tata tertib sekolah, para guru
3. pendekatan analisis nilai (values analy- melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
sis approach ), yaitu menekankan jawab, sementara kepala sekolah selalu
peserta didik dapat menggunakan memberi petunjuk dan pembinaan kepada
kemampuan berpikir logis, rasional guru maupun peserta didik untuk melaksana-
dan ilmiah dalam menganalisis masalah kan tugas masing-masing. Agar pelaksanaan
sosial yang berhubungan dengan nilai pendidikan budi pekerti tepat pada sasaran
tertentu, seperti penelitian, analisis kasus yaitu anak didik maka strategi yang dapat
dan lain-lain; digunakan dalam pembelajaran pendidikan
4. pendekatan Klarifikasi nilai (values budi pekerti meliputi tiga hal yaitu : (a)
clarification approach ), pendekatan ini Menggunakan prinsip keteladanan dari
bertujuan menumbuhkan kesadaran dan semua pihak baik orang tua, guru, masyara-
mengembangkan kemampuan peserta kat maupun pemerintah, (b) menggunakan
didik dalam mengidentifikasi nilai-nilai prinsip rutinitas dalam semua aspek
diri sendiri maupun orang lain. kehidupan dan (c) prinsip kesadaran untuk
bertindak sesuai nilai-nilai budi pekerti yang
Untuk meningkatkan keberhasilan diajarkan.
peserta didik perlu dibentuk mental, moral,
personal dan sosial yang disampaikan Penilaian Pendidikan Budi Pekerti
dengan metode komprehensif, sedangkan Penilaian budi pekerti dilakukan untuk
penerapan pendidikan budi pekerti dapat mengukur seberapa jauh nilai budi pekerti
memilih berbagai pendekatan yang terbaik yang telah dipahami, dihayati, dan diterap-
(eklektif) dan relevan untuk mendapatkan kan peserta didik yang tercermin dalam
hasil yang optimal/sinergis (Zuriah 2007 : kualitas hidup sehari-hari. Untuk mem-
75). peroleh hasil penilaian pendidikan budi
Adapun strategi yang dapat dilakukan pekerti peserta didik dalam lingkungan
melalui; (1) dialog antara guru dengan siswa, sekolah, guru perlu menyiapkan instrumen
antara orang tua dan guru, dialog dapat penilaian yang berupa lembar observasi,
dilakukan secara pribadi, kelompok atau lembar skala sikap, lembar portofolio,
dengan seluruh peserta didik pada suatu lembar check list dan lembar pedoman
kegiatan; (2) komunikatif, apabila ingin wawancara.
menyampaikan sesuatu hal yang penting
secara pribadi dengan guru BP, jika
kelompok dengan guru wali kelas dan
seluruh peserta didik ole kepala sekolah, hal
ini sesuai dengan birokrasi yang telah
ditentukan; (3) keterbukaan, dialog ataupun
komunikasi dapat dilakukan secara terbuka,
peserta didik diberi kesempatan untuk
Erna Setyowati, Pendidikan Budi Pekerti Menjadi Mata Pelajaran di Sekolah 153

Contoh lembar observasi


No Nama Siswa Perilaku yang Muncul Analisis Penilaian
1.

2.
3.

4.

Agar penilaian budi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang terpuji sesuai
berupa sikap/perilakuyang sifatnya konkrit dengan nilai positif, norma agama, dan
tidak subyektif, sebaiknya penilai terdiri dari kemasyarakatan serta budaya bangsa.
unsur guru dan kepala sekolah. Guru dapat Pencerminan watak tersebut berupa religius,
dipilih menurut fungsinya seperti guru mata jujur, toleran, disiplin, bertanggung jawab,
pelajaran, wali kelas, bimbingan konseling percaya diri, peka terhadap lingkungan,
baik untuk tingkat taman kanak-kanak, demokratis, cerdas, kreatif, dan inovatif.
Sekolah Dasar. Sekolah Menengah Tingkat Sekolah bukan sematamata hanya
Pertama dan Sekolah Lanjutan Atas. Namun meningkatkan kemampuan intelektual, tapi
guru wali kelas memiliki peran pokok dalam juga memupuk kejujuran, kebenaran dan
menilai budi pekerti, sedang guru lain nilai pengabdian dalam kehidupan ber-
memberi masukkan. masyarakat, meskipun sekolah telah
Terlepas pro dan kontra pendidikan mencoba memasukkan materi budi pekerti
budi pekerti dimasukkan dalam mata secara integrated learning ke dalam setiap
pelajaran tersendiri di sekolah untuk mata pelajaran, namun belum efektif dan
memperbaiki kondisi mental, sikap dan tidak maksimal, mengingat tidak semua guru
perilaku peserta didik yang dirasa saat ini mampu mengaplikasikannya. Dengan
sangat mengkhawatirkan diperlukan adanya demikian, pendidikan budi pekerti sangat
inovasi discovery maupun invention. Inovasi penting menjadi mata pelajaran yang berdiri
dalam pendidikan budi pekerti merupakan sendiri dalam kurukulum sekolah.
proses yang tidak pernah berhenti dan
dinamis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor Saran
yang saling terkait, dalam hal ini adalah Pemerintah diharapkan lebih serius
kurikulum dan materi ajar, guru, sekolah, menangani kemerosotan moral dan budi
keluarga, masyarakat, dan lingkungan. pekerti anak melalui : (1) memasukkan
pendidikan budi pekerti menjadi mata
SIMPULAN DAN SARAN pelajaran berdiri sendiri, dan mengadakan
Simpulan pelatihan bagi guru bidang studi budi pekerti;
Pendidikan budi pekerti dilakukan (2) guru haruslah menjadi model teladan
sebagai upaya pembinaan bagi peserta didik sekaligus menjadi mentor dari peserta didik
agar menjadi orang-orang yang berwatak dalam mewujudkan nilai-nilai budi pekerti;
154 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO. 2, DESEMBER 2009

(3) pentingnya kerja sama dari berbagai Bertens.K.1993. Etika. Jakarta: Gramedia
pihak yaitu keluarga (orang tua), masyarakat, Pustaka.
pendidik tentunya dalam mengintegrasikan
Cahyoto.2002. Budi Pekerti dalam
pendidikan budi pekerti;
Perspektif Pendidikan. Malang .
Depdiknas Pendidikan Dasar dan
Menengah Pusat Penataran Guru IPS
DAFTAR PUSTAKA
dan PMP Malang.
Anonim. 2006. Mengembalikan Mata
Nurul Zuriah.2007. Pendidikan Moral &
Pelajaran Pelajaran Budi Pekerti.
Budi Pekerti dalam Perspektif
Surat Kabar Harian Kedaulatan
Perubahan. Jakarta: PT BumiAksara.
Rakyat, Rabu 11 Oktober 2006.
Ryi.2000. Pendidikan Nilai untuk
............2001. Kurikulum Berbasis
Pembentukan Karakter Manusia .
Kompetensi Mata Pelajaran Budi
Harian Kompas, Rabu 3 Mei 2000.
Pekerti untuk Sekolah Menengah
Tingkat Pertama. Buram ke-6 Juli Undang-Undang Republik Indonesia No 20
2001. Jakarta: Depdiknas. Tahun 2003. Sitem Pendidikan
Nasional. Jakarta
............2001. Kurikulum Berbasis
Kompetensi Mata Pelajaran Budi
Pekerti untuk Sekolah Menengah Atas.
Buram ke-6 Juli 2001. Jakarta:
Depdiknas.

You might also like