Professional Documents
Culture Documents
net/publication/324009024
CITATIONS READS
0 1,154
3 authors, including:
Hasan Bisri
Universitas Djuanda
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
PENERAPAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROGRAM INTRAKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER View project
All content following this page was uploaded by Hasan Bisri on 07 April 2018.
ABSTRACT
Character education is a proactive effort by formal, informal, and non-formal institutions. It
is one of the solutions to overcome moral decline especially among teenagers (students). It is
closely related to education in schools as a formal institution. Schools play an important role
as a vehicle to strengthen the nation's character. This study aims to find and describe
character education SDIT Al-Utsmaniyah. The method of this study is qualitative
ethnography. The results showed that character education programs are designed through
school intra-curricular and extracurricular programs. Curriculum used is the curriculum
Kemendiknas combined with the curriculum Kemenag and special curriculum SDIT Al-
Utsmaniyah. School stakeholders play an important role in fostering the character values of
SDIT Al-Utsmaniyah students. It can be seen that in applying the character education
program, schools involved not only teachers but also all foundations, committees, education
personnel, parents and the surrounding community.
Keywords: character education, ethnography education.
ABSTRAK
Pendidikan karakter merupakan upaya proaktif yang dilakukan oleh lembaga formal,
informal, maupun nonformal. Pendidikan karakter merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi kemerosotan moral khususnya kemerosotan moral di kalangan remaja (peserta
didik). Pendidikan karakter berkaitan erat dengan pendidikan di sekolah sebagai lembaga
formal. Sekolah berperan penting sebagai wahana memperteguh karakter bangsa. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pendidikan karakter SDIT Al-Utsmaniyah.
Metode penelitian ini adalah kualitatif etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
program pendidikan karakter dirancang melalui program intrakurikuler dan ekstrakurikuler
sekolah. Kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum dari Kemendiknas yang dipadukan
dengan kurikulum Kemenag dan kurikulum khusus SDIT Al-Utsmaniyah. Stakeholder
sekolah berperan penting dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter pada peserta didik SDIT
Al-Utsmaniyah. Hal ini dapat dilihat bahwa dalam menerapkan program pendidikan karakter
sekolah tidak hanya melibatkan guru tetapi melibatkan seluruh yayasan, komite, tenaga
kependidikan, orang tua serta masyarakat sekitar.
Kata kunci: etnografi pendidikan, pendidikan karakter.
Nurliyah, H Bisri, dan Y Hartati. 2017. Penerapan nilai-nilai karakter melalui program
intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Didaktika Tauhidi Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar 4(1): 59-74.
60 Nurliyah et al. Penerapan nilai-nilai karakter
wawancara mendalam, dan studi karakter pada peserta didik. Program yang
dokumen yang berhubungan dengan diterapkan diharapkan mampu
domain-domain yang diteliti. mengintegrasikan kurikulum kemendiknas
3. Analisis Komponensial dengan kurikulum kemenag dan kurikulum
khusus yang dibuat oleh SDIT Al-
Analisis komponensial merupakan
Utsmaniyah, serta dapat mewujudkan visi
kelanjutan dari analisis taksonomi,
SDIT Al-Utsmaniyah yaitu “pelopor
dimana domain yang telah dijadikan
pendidikan terpadu menuju terbentuknya
fokus melalui analisis taksonomi.
generasi atau lulusan shalih dan
Analisis komponenesial untuk mencari
berprestasi”.
perbedaan atau yang kontras dari data
studi dokumen. Adapun hasil dari penelitian ini terdiri
dari tiga data yaitu program pendidikan
4. Analisis Tema Budaya
karakter, penerapan pendidikan karakter,
Analisis tema budaya merupakan
dan peran guru dan orang tua dalam
kelanjutan dari analisis domain, analisis
menumbuhkan karakter peserta didik.
taksonomi, dan analisis komponensial.
Dari ketiga analisis ini, maka akan Program Pendidikan Karakter
mendapatkan konstruksi bangunan yang
Program merupakan susunan dari beberapa
utuh yang menjelaskan tentang (place,
kegiatan yang dibuat untuk mencapai tujuan
actor, activity) setting sosial yang selama
tertentu. Sekolah sebagai lembaga
ini kabur, dengan adanya analisis ini
pendidikan pasti memiliki tujuan. Tujuan
maka akan menjadi terang (Iskandar
tersebut dapat tercapai jika didukung
2013).
dengan program-program yang bermutu.
SDIT Al-Utsmaniyah sebagai suatu lembaga
pendidikan telah merancang sebuah
HASIL DAN PEMBAHASAN
program pendidikan karakter yang
Hasil bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai
karakter pada peserta didik. Tujuan dari
Gambaran Umum SDIT Al-Utsmaniyah program yang dibuat SDIT Al-Utsmaniyah
SDIT Al-Utsmaniyah merupakan salah satu tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan
sekolah yang mengedepankan pendidikan nasional yang tercantum dalam
karakter. Sekolah ini berdiri sejak tahun Permendikbud Nomor 23 tahun 2015.
2006 terletak di Jalan Sabilillah Kampung Untuk mempermudah proses penumbuhan
Dukuh Desa Pasir Mukti Citeureup-Bogor. nilai-nilai karakter pada peserta didik SDIT
SDIT Al-Utsmaniyah berada di sebelah kiri Al-Utsmaniyah dapat dilihat pada alur
jalan dari arah tol Jagorawi dan berada Gambar 1.
diantara pemukiman warga. Sekolah ini Pada alur Gambar 1 menunjukkan bahwa
berdiri di atas tanah wakaf seluas 5000 m² untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter
dengan luas bangunan sebesar 2500 m² pada peserta didik maka SDIT Al-
serta memiliki status akreditasi A. Utsmaniyah menerapkan sistem full day
SDIT Al-Utsmaniyah sebagai suatu school, dimana peserta didik memiliki jam
lembaga pendidikan telah merancang belajar mulai dari pukul 07.30-15.00. Jam
sebuah program pendidikan karakter yang belajar tersebut dianggap efektif untuk
bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai menerapkan program pendidikan karakter
Didaktika Tauhidi p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 4 Nomor 1, April 2017 65
pramuka diadakan setiap hari Jum’at setelah yang lebih sedikit. Futsal kemudian banyak
salat Jum’at dan sebelum peserta didik dijadikan kegiatan ekstrakurikuler di
mengikuti esktrakurikuler pilihan. sekolah termasuk di SDIT Al-Utsmaniyah.
Pramuka merupakan wadah gerak bagi Tujuan diadakannya esktrakurikuler
peserta didik dalam rangka melakukan futsal di SDIT Al-Utsmaniyah yaitu sebagai
kegiatan-kegiatan yang positif, inovatif dan salah satu wadah untuk mengembangkan
produktif yang akan membantu peserta hobi dan menumbuhkan nilai-nilai karakter
didik dalam menumbuhkan karakter. Peran pada peserta didik. Visi dari ektrakurikuler
pramuka SDIT Al-Utsmaniyah dalam futsal adalah sebagai pelopor pendidikan
menumbuhkan karakter kemudian sepak bola yang fair play dalam bermain
dijabarkan dalam visi dan misi yang telah sepak bola, sedangkan untuk menunjang
dibuat dan disepakati bersama antara visi tersebut kemudian dikembangkan misi
pembina, guru, serta orang tua dan telah yaitu membentuk pemain yang disiplin,
disampaikan kepada peserta didik. Adapun kreatif, dan mampu menahan emosi dalam
visi dan misi pramuka SDIT Al-Utsmaniyah bertanding serta mampu menjadi pemain
adalah: yang mampu disegani oleh lawan. Dari
Visi: penjabaran visi dan misi tersebut maka
dapat dikatakan bahwa karakter yang
Mewujudkan jiwa pramuka yang
ditumbuhkan melalui kegiatan futsal ini di
tangguh, unggul, berprestasi dan
antaranya adalah sportif, disiplin, kreatif,
berbudi pekerti luhur berdasarkan iman
mandiri, toleransi, dan kerja keras.
islam yang kuat.
c. Pencak Silat
Misi:
Pencak silat merupakan budaya
Menjunjung tinggi nilai-nilai islam yang
Indonesia yang harus dilestarikan. Unsur
terkandung dalam kitab suci Al-qur’an.
yang terkandung di dalam pencak silat
Mengembangkan nilai-nilai trisatya dan diantaranya olahraga, seni, dan bela diri.
dasadharma. SDIT Al-Ustmaniyah memiliki
Memperkokoh sikap disiplin dan patuh ekstrakurikuler pencak silat yang
disetiap anggota pramuka. merupakan salah satu esktrakurikuler
Menjaga ukhuwah Islamiyah sesama pilihan bagi peserta didik. Visi dan misi dari
anggota, kakak dewan penggalangdan ekstrakurikuler pencak silat ini adalah
kepada kakak Pembina. “mengembangkan budaya asli Indonesia
Rutin mengikuti semua kegiatan dan menumbuhkembangkan bakat dan
pramuka. prestasi siswa dibidang pencak silat”. Nilai-
nilai karakter akan tumbuh seiring
Melatih keberanian mental dan pikiran
berkembangnya bakat dan potensi yang
dalam diri masing-masing anggota.
dimiliki peserta didik serta proses
Mengembangkan jiwa pramuka yang sosialisasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
mandiri, jujur, dan bertanggung jawab. d. Marawis
b. Futsal Marawis merupakan salah satu
Futsal saat ini menjadi salah satu ekstrakurikuler pilihan di SDIT Al-
olahraga populer dan paling banyak Utsmaniyah. Kegiatan marawis melatih
diminati. Olahraga ini merupakan turunan peserta didik untuk dapat memainkan alat
dari sepak bola tapi dengan jumlah pemain
68 Nurliyah et al. Penerapan nilai-nilai karakter
musik marawis (hajir, sambal, dumbuk kegiatan ektrakurikuler kaligrafi ini adalah
pinggang, dumbuk batu, dan kepak mempelajari karya seni kaligrafi dan
marawis) serta menyanyikan lagu-lagu memperoleh karya kaligrafi yang indah.
islami. Pembina ekstrakurikuler melatih Kaligrafi sebagai kegiatan
peserta didik secara bergantian agar semua ekstrakurikuler dapat dijadikan wadah
dapat memainkan alat musik dengan baik penumbuhan nilai-nilai karakter seperti
dan benar serta dapat bernyanyi lagu islami karakter religius, kreatif, disiplin, kerja
dengan indah. keras, dan mandiri. Tujuan dari
Marawis selalu menjadi pertunjukkan penumbuhan nilai-nilai karakter pada
yang dinantikan saat pentas seni maupun peserta didik secara tidak langsung dapat
saat perayaan besar umat islam seperti dikembangkan melalui kegiatan yang ada
rajaban dan maulid nabi. Peserta didik dari dalam ektrakurikuler kaligrafi. SDIT Al-
ektrakurikuler marawis dilatih untuk berani Utsmaniyah mengadakan lomba membuat
tampil di depan umum. Tujuan Kegiatan kaligrafi antar peserta ektrakurikuler
marawis SDIT Al-Utsmaniyah selain untuk bahkan antar kelas. Lomba tersebut
mengembangkan minat peserta didik juga diadakan untuk memberikan semangat
untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter. kepada peserta didik dalam membuat karya
Hal ini dibuktikan dengan dirancangnya visi seni kaligrafi dan terus mengembangkan
dan misi untuk menunjang penumbuhan karya seni tersebut.
nilai-nilai karakter dalam kegiatan f. Dokter Cilik
esktrakurikuler marawis. Visi dan misi Dokter kecil merupakan ekstrakurikuler
tersebut di antaranya adalah: yang ada di SDIT Al-Utsmaniyah.
Misi Ekstrakurikuler ini memiliki visi yaitu sehat
Mengembangkan bakat dan prestasi bersama dokter kecil dan memiliki misi
siswa dalam seni musik islami dan yakni “membantu siswa dan masyarakat
melatih mental serta karakter siswa. sekitar agar lebih sehat dan ceria”.
Visi Peserta didik dalam kegiatan
Melatih pukulan dasar seni marawis. ekstrakurikuler dokcil diajarkan untuk
dapat memberikan pertolongan pertama
Menghadirkan seni islam khususnya
pada luka ringan. Dokter kecil juga memiliki
marawis dalam ajang pendidikan yang
peran sebagai petugas kesehatan kelas
berkarakter.
dengan tugas memberikan pertololongan
e. Kaligrafi pada teman yang luka ringan. Selain itu
Kaligrafi merupakan salah satu karya Pembina mengenalkan berbagai manfaat
seni yang menekankan keindahan pada dari tanaman disekitar sekolah agar mereka
huruf arab. Kaligrafi menuntut sebuah mengetahui bahwa setiap tanaman memiliki
estetika pada pembuatnya. Seni menulis manfaat dan mereka bias merawatnya
kaligrafi biasanya diajarkan di sekolah- dengan baik.
sekolah islam. SDIT Al-Utsmaniyah sebagai Pembina melibatkan dokter kecil untuk
salah satu sekolah islam menjadikan membantu kegiatan imunisasi yang
kaligrafi sebagai ektrakurikuler yang diadakan oleh puskesmas setempat.
bertujuan mengembangkan bakat dan Imunisasi diberikan untuk peserta kelas
potensi peserta didik dalam mengenal dan satu sampai kelas tiga, dengan adanya
melatih penulisan kaligrafi. Misi dari
Didaktika Tauhidi p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 4 Nomor 1, April 2017 69
bantuan dokcil petugas tidak terlalu seperti yayasan, komite, tenaga pendidik
kerepotan mengatur peserta didik kelas dan kependidikan, orang tua serta
rendah tersebut. Kegiatan dokter kecil masyarakat. Adapun tujuan dari program
merupakan salah satu bentuk kegiatan yang pendidikan karakter yang dirancang dalam
dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter berbagai bentuk kegiatan di SDIT Al-
seperti toleransi, mandiri, peduli, dan Utsmaniyah pada dasarnya adalah untuk
tanggung jawab. menumbuhkan nilai-nilai karakter pada diri
g. Sains Club peserta didik SDIT Al-Utsmaniyah.
Sains Club merupakan ektrakurikuler
Penerapan Pendidikan Karakter
yang banyak menghantarkan SDIT AL-
Utsmaniyah meraih prestasi dan dikenal Pendidikan karakter merupakan pondasi
oleh masyarakat luas. Latar balakang utama dalam menumbuhkan dan membina
dibentuk ektrakurikuler sains club yaitu karakter peserta didik. Proses pendidikan
karena setiap tahunnya ada olimpiade sains sudah sepatutnya menanamkan karakter di
atau lomba sejenisnya yang mengundang dalam setiap kegiatannya, jika pendidikan
sekolah dasar untuk menjadi peserta. hanya menerapkan ilmu pengetahuan saja
maka manusia dapat diibaratkan seperti
Tujuan dari ektrakurikuler sains club
pohon yang terlihat kokoh hanya dari luar
adalah mempersiapkan peserta didik yang
saja akan tetapi rapuh akibat dari akar yang
kompeten dalam mata pelajaran khususnya
tidak kuat menopang. Penerapan
IPA serta menumbuhkan kesiapan mental
pendidikan karakter di setiap lembaga
dan emosional peserta didik dalam
pendidikan akan berbeda satu sama lain
menghadapi lomba. Ekstrakurikuler sains
tapi sangat jelas bahwa tujuannya yaitu
club dikhususkan untuk peserta didik kelas
menumbuhkan nilai-nilai karakter pada
4, 5, dan 6. Pembina akan membentuk
peserta didik sebagai calon penerus bangsa.
peserta didik ke dalam tim-tim kecil serta
melatih tim kecil tersebut agar siap SDIT Al-Utsmaniyah merupakan sekolah
mengikuti lomba. yang menerapkan pendidikan karakter di
setiap proses kegiatan intrakurikuler
Ekstrakurikuler sains club telah
maupun ekstrakurikuler sekolah. Hasil
menjuarai lomba yang diadakan oleh KALBE
penelitian menunjukkan bahwa penerapan
dan sebagai hadiah pembina serta peserta
pendidikan karakter di SDIT Al- Utsmaniyah
diajak pergi liburan ke Jepang. Dari sini
diimplementasikan dengan berbagai model
kemudian peserta didik yang lain terpacu
di antaranya adalah sebagai berikut.
untuk terus mengembangkan ilmu sains dan
mengikuti berbagai lomba. Dari uraian 1. Pembiasaan
tersebut terlihat bahwa sains club bukan Manusia pada dasarnya adalah makhluk
hanya sebagai wadah menyalurkan bakat yang taat, sejak dalam kandungan manusia
akan tetapi sebagai wadah menumbuhkan diperkenalkan dengan sebuah proses
nilai-nilai karakter pada peserta didik. kehidupan. Proses bukanlah hal yang tabu
Berdasarkan uraian program bagi manusia, sebuah proses juga yang
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler menuntun manusia menemukan
SDIT AL-Utsmaniyah di atas maka dapat karakternya. Seiring dengan berjalannya
diketahui bahwa sasaran dalam program waktu banyak proses yang sudah dilalui dan
sekolah adalah seluruh stakeholder sekolah banyak pula hal yang mempengaruhi
sehingga menjadikan manusia memiliki
70 Nurliyah et al. Penerapan nilai-nilai karakter
berbagai karakter. Karakter hakikatnya bahwa ada beberapa peserta didik yang
bersifat dinamis, karakter merupakan belum terbiasa atau lupa dengan hal
sebuah perwujudan dari jalinan yang tersebut. Sekolah menerapkan
berkesinambungan dan dilakukan secara punishment kepada peserta didik yang
terus menerus sehingga menjadi kebiasaan. melanggar aturan makan dan minum
Pembiasaan merupakan proses yang sambil duduk. Jika ada peserta didik
dilakukan secara terus-menerus dalam yang terlihat makan dan minum sambil
kurun waktu tertentu. Jika nilai-nilai berdiri maka dikenakan hukuman
karakter sudah dijadikan sebuah bending berkelipatan. Maksud bending
pembiasaan maka lambat laun akan berkelipatan adalah jika satu kali
mengkristal di sanubari. Sekolah sebagai melanggar maka bending 5 kali
lembaga pendidikan sudah sangat dekat sedangkan jika mengulang kesalahan
dengan sebuah pembiasaan maka dianggap maka bending ditambahkan menjadi dua
perlu bahwa nilai-nilai karakter dapat lebih kali lipat begitu seterusnya dalam satu
didekatkan dengan peserta didik melalui hari. Hukuman tersebut menimbulkan
proses dalam kegiatan. Sejak awal masuk efek jera pada diri peserta didik terbukti
sekolah peserta didik SDIT Al- Utsmaniyah semakin hari peserta didik sudah mulai
sudah mulai diperkenalkan dengan tata sepenuhnya sadar terhadap pembiasaan
tertib dan kebiasan-kebiasaan islami karena tersebut.
ada pepatah yang mengatakan tak kenal c. Salat dzuhur dan ashar berjamaah
maka tak sayang, jadi setelah kenal maka Salat 5 waktu merupakan kewajiban
secara perlahan peserta didik akan sayang bagi umat muslim, pahala salat
atau dalam kata lain akan mulai terbiasa. berjamaah lebih besar 27x lipat
Pembiasaan yang diterapkan di SDIT Al- dibandingkan dengan salat munfarid
Utsmaniyah adalah sebagai berikut. (sendiri). Islam juga menganjurkan
a. Kegiatan berdoa sebelum belajar untuk melakukan amalan- amalan sunah
seperti salat dhuha, salat qobliah
Kegiatan berdo’a sebelum memulai
ba’diah, dan salat jum’at. Sistem fullday
proses pembelajaran menjadi sebuah
school yang diterapkan sekolah
pembiasaan yang sudah tertanam dalam
menuntut guru mengembangkan
diri peserta didik dan guru SDIT Al-
kebijakan terkait salat dhuha dan salat
Utsmaniyah. Pendidik atau guru
dzuhur serta salat jum’at di sekolah.
menekankan bahwa tujuan berdo’a
Jadwal dirancang oleh kepala sekolah
adalah untuk mempermudah peserta
bersama- sama dengan guru dan peserta
didik menerima dan menyerap pelajaran
didik, yang kemudian diinformasikan
yang disampaikan serta mempermudah
kepada orang tua peserta didik.
segala kegiatan yang akan dijalani.
d. Membuang sampah pada tempatnya
b. Pembiasaan makan dan minum sambil
duduk. Membuang sampah pada tempatnya
perlu menjadi sebuah pembiasaan,
Pembiasaan makan dan minum sambil
karena banyak bencana di dunia
duduk sudah mulai dilakukan oleh
peserta didik dengan kesadaran sendiri khususnya Indonesia terjadi akibat
kelalaian manusia yang sering
tanpa harus diawasi atau diminta oleh
membuang sampah tidak pada
guru. Meskipun tidak dapat dipungkiri
tempatnya. Belakangan ini banjir dan
Didaktika Tauhidi p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 4 Nomor 1, April 2017 71
longsor sudah menjadi fenomena yang pendidikan karakter yang berkaitan dengan
sering terjadi dan faktanya hal tersebut keteladanan di SDIT Al-Utsmaniyah
terjadi akibat banyaknya sampah. Salah tercakup dalam keteladan berbuat, berucap,
satu upaya untuk mengatasi masalah berpakaian, bersikap serta keteladanan
sampah yaitu dengan membiasakan diri bersosialisasi. Guru bukan satu- satunya
untuk membuang sampah di tempat teladan bagi peserta didik akan tetapi
yang sudah disediakan. seluruh civitas sekolah berperan sebagai
Pembiasaan yang dilakukan di SDIT Al- teladan bagi peserta didik.
Utsmaniyah berdampak positif terhadap 3. Pembinaan
perubahan karakter peserta didik. Terlihat Karakter peserta didik berkembang
bahwa nilai- nilai karakter mulai tumbuh sesuai dengan pengalaman hidupnya.
dalam diri peserta didik. Nilai- nilai karakter Peserta didik memiliki pemahaman dan
yang terbentuk dari proses pembiasaan daya tangkap yang berbeda, sehingga ada
diantaranya cinta Allah, tanggung jawab, peserta didik yang dengan mudah
disiplin dan mandiri, hormat dan santun, menerima dan ada pula yang harus dipaksa
peduli dan kerjasama, serta toleran dan untuk menerima. Paksaan tersebut biasanya
cinta damai. Hal tersebut terlihat dari dikembangkan di dalam sebuah peraturan
kegiatan keseharian peserta didik. yang kemudian berkembang pula sanksi dan
2. Keteladanan penghargaan di dalamnya. Sanksi harus
Meskipun jaman sudah modern dan alat bersifat membangun bukan malah
komunikasi sudah sangat canggih akan menjatuhkan mental peserta didik, begitu
tetapi peran pendidik dalam proses pula dengan penghargaan harus membuat
internalisasi nilai-nilai karakter tidak dapat peserta didik semakin termotivasi bukan
tergantikan begitu saja. Pendidik malah tinggi hati.
merupakan contoh ideal terutama dalam Contoh pembinaan yang ada di SDIT Al-
pandangan peserta didik, sehingga tingkah Utsmaniyah adalah penerapan sanksi bagi
laku dan penampilan pendidik secara sadar peserta didik yang tidak mentaati tata tertib
atau tidak akan ditiru oleh peserta didik. seperti terlambat datang ke sekolah, 2
Keteladanan dalam pendidikan minggu berturut-turut tidak melaksanakan
merupakan bagian dari sejumlah metode salat wajib maupun dhuha, nilai pelajaran
yang dianggap efektif dalam membentuk menurun, serta membuat kegaduhan di
karakter peserta didik. Keteladanan menjadi kelas maupun sekolah. Sedangkan
efektif karena pada dasarnya setiap diri penghargaan biasanya dilakukan oleh setiap
manusia memiliki rasa untuk meniru atau wali kelas serta setiap kelas memiliki cara
mengikuti orang lain. Pendidik sebagai figur pemberian penghargaan yang berbeda.
yang digugu dan ditiru memiliki tanggung Prosedur pemberian sanksi di SDIT Al-
jawab yang sangat besar untuk Utsmaniyah yaitu ketika terjadi masalah
menanamkan nilai-nilai karakter, karena maka wali kelas yang terlebih dahulu akan
tugas pendidik bukan hanya mentransfer menanganinya, kemudian jika masalah
ilmu pengetahuan. Tanggung jawab tersebut tersebut sulit ditangani oleh wali kelas maka
harus dapat dilaksanakan semaksimal wali kelas akan memanggil pihak ketiga
mungkin, oleh karena itu pendidik harus yakni wakil kepala sekolah bidang
memiliki kepribadian yang baik agar dapat kesiswaan. Masalah yang dianggap sulit
menjadi teladan bagi peserta didik. Proses dipecahkan walaupun dengan pihak ketiga
72 Nurliyah et al. Penerapan nilai-nilai karakter
maka sekolah akan memanggil orang tua pendidik profesional dengan tugas utama
sebagai langkah akhir pemecahan masalah. mendidik, mengajar, membimbing,
Oleh karena itu, pada saat rapat awal mengarahkan, melatih, menilai, dan
penerimaan peserta didik pihak sekolah mengevaluasi peserta didik. Guru sebagai
selalu memberikan informasi hal-hal terkait sosok yang digugu dan ditiru, mempunyai
kebijakan sekolah supaya nantinya orang peranan penting dalam implementasi
tua tidak kaget dan dapat menerima program pendidikan karakter. Nilai-nilai
kebijakan yang sudah didiskusikan dari karakter sudah sepatutnya diterapkan
awal selain itu juga supaya orang tua dapat dalam setiap kegiatan sekolah baik kegiatan
membantu memberikan pemahaman kelas maupun di luar kelas.
kepada peserta didik. Peran guru selain sebagai implementasi
4. Pembelajaran berbasis CTL program juga berperan sebagai fasilitator
dan motivator. Program yang dijalankan
Contextual Teaching and Learning
pasti akan membutuhkan fasilitas, oleh
merupakan sebuah konsep belajar yang
sebab itu guru harus senantiasa
mendorong guru untuk menghubungkan
memfasilitasi kebutuhan peserta didik
antara materi yang diajarkan dan situasi
terkait program yang akan dijalankan.
nyata peserta didik. CTL dapat
Fasilitas yang memadai akan menunjang
dikembangkan menjadi salah satu model
kelancaran dan keberhasilan kegiatan,
pembelajaran berkarakter, karena dalam
sehingga program berjalan efektif dan
pelaksanaannya lebih menekankan pada
efisien. Secara naluri peserta didik pasti
keterkaitan antara materi pembelajaran
akan merasakan kejenuhan terhadap
dengan dunia kehidupan peserta didik
rutinitas yang dilaksanakan, dalam keadaan
secara nyata, sehingga para peserta didik
seperti ini maka guru harus senantiasa
mampu menghubungkan dan menerapkan
membangkitkan motivasi peserta didik.
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan
Motivasi eksternal memang bersifat
sehari-hari. Guru berperan penting
sementara akan tetapi biasanya peserta
membuat proses pembelajaran menjadi
didik akan merasa terkesan jika guru
menarik karena yang mengetahui situasi
memberikan perhatian.
peserta didik di kelas yaitu guru. Proses
pembelajaran dir SDIT Al- Utsmaniyah di Implementasi program pendidikan
cover secara kreatif oleh guru selain itu di karakter di SDIT Al-Utsmaniyah tidak
setiap mata pelajaran dan materi terlepas dari peran guru sebagai pelaksana
pembelajaran selalu menanamkan nilai-nilai kegiatan di kelas maupun luar kelas. Guru
karakter. Karakter yang diharapkan dari SDIT Al-Utsmaniyah mengimplementasikan
proses pembelajaran tidak hanya tertuang program pendidikan karakter dengan
dalam RPP akan tetapi dalam bentuk nyata mengintegrasikannya melalui mata
pembelajaran. pelajaran dan kegiatan intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler sekolah. Keaktifan
Peran Guru dan Orang Tua dan kekreatifan guru merupakan faktor
Penerapan pendidikan karakter akan penentu ketercapaian program di SDIT Al-
maksimal hasilnya jika stakeholder sekolah Utsmaniyah.
melaksanakan dengan komitmen yang SDIT Al-Utsmaniyah senantiasa
tinggi. Ujung tombak pelaksanaan memfasilitasi setiap program yang
pendidikan adalah guru. Guru adalah diterapkan di sekolah, guru diberikan
Didaktika Tauhidi p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 4 Nomor 1, April 2017 73
tanggung jawab untuk mengelola fasilitas maupun non materi. Fasilitas sekolah yang
yang sudah tersedia. Sekolah berharap memadai akan mendukung terbentuknya
bahwa fasilitas tersebut akan lebih tepat motivasi belajar peserta didik, motivasi
penggunaannya jika dikelola oleh guru, bukan hanya terkait fasilitas melainkan bisa
karena guru yang lebih mengetahui apa terbentuk dari guru maupun orang tua.
yang dibutuhkan oleh peserta didik. Motivasi yang diberikan oleh guru tidak
Fasilitas yang disediakan sekolah untuk akan cukup jika tidak diiringi motivasi dari
menunjang program pendidikan karakter di orang tua. Guru dan orang tua di SDIT Al-
antaranya masjid, ruang multimedia, Utsmaniyah saling bekerjasama memotivasi
lapangan olahraga, dan laboratorium alam. peserta didik dengan cara berkomunikasi
Pada saat peserta didik mulai bosan dengan baik secara langsung maupun melalui media
kegiatan belajar, guru memotivasi dengan sosial, hal ini bertujuan untuk bertukar
cara memberikan ice breaking, games, dan pikiran mengenai perkembangan dan
mengajak peserta didik belajar di alam motivasi peserta didik.
(outing class).
Peran orang tua merupakan faktor
pendukung dalam menumbuhkan karakter KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
peserta didik, karena pendidikan utama
Kesimpulan
terbentuk dari keluarga. Peserta didik lebih
banyak menghabiskan waktu di rumah Berdasarkan hasil hasil penelitian, maka
dibandingkan di sekolah, sehingga orang tua dapat disimpulkan beberapa hal yakni:
harus berperan aktif dalam membimbing 1. program pendidikan karakter SDIT Al-
setiap kegiatan peserta didik di rumah. Utsmaniyah diimplementasikan melalui
Adapun peran orang tua SDIT Al- program intrakurikuler dan
Utsmaniyah di antaranya sebagai fasilitator ektrakurikuler;
yaitu memberikan fasilitas untuk 2. guru dan orang tua memiliki peranan
memudahkan proses belajar peserta didik, dalam proses penerapan pendidikan
dan sebagai motivator artinya orang tua karakter di SDIT Al-Utsmaniyah.
berperan untuk meningkatkan semangat
belajar peserta didik, serta pendukung Implikasi
implementasi program sekolah agar tujuan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sekolah dapat terlaksana dengan baik. diperoleh, implikasi dari penelitian ini
SDIT Al-Utsmaniyah bekerjasama dengan adalah:
orang tua untuk mengimplementasikan 1. bagi Sekolah Dasar negeri dan swasta,
program pendidikan karakter melalui diharapkan dapat menerapkan
pengisian buku penghubung, kajian rutin 1 pendidikan karakter dalam program
bulan sekali, dan rapat tahunan. Selain sekolah;
sebagai pendukung implementasi program, 2. guru senantiasa menjadi teladan bagi
orang tua juga senantiasa bekerjasama peserta didik dalam hal penumbuhan
dengan sekolah untuk memfasilitasi nilai-nilai karakter dan selalu menjalin
kebutuhan peserta didik, seperti pada saat silaturahmi yang baik dengan orang tua
akan diadakan praktek, pentas seni, study agar setiap program dapat berjalan
tour, dan outing class. Fasilitas yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
diberikan oleh orang tua berupa materi
74 Nurliyah et al. Penerapan nilai-nilai karakter
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan H. 2012. Pendidikan karakter: Mulyasa E. 2013. Manajemen pendidikan
konsep dan implementasi. Alfabeta, karakter. Bumi Aksara, Jakarta.
Bandung. Muslich M. 2011. Pendidikan karakter:
Indonesia Corruption Watch. 2015. Bulletin menjawab tantangan krisis
Mingguan Anti-Korupsi: 14-18 multidimensional. Bumi Aksara, Jakarta.
Iskandar. 2013. Metodologi penelitian Samami M dan Hariyanto. 2011. Pendidikan
pendidikan dan sosial. Referensi, Jakarta. karakter. Remaja Rosdakarya, Bandung.