Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Problems will arise as a result of the mistakes in the leadership style of the principal as the leader of the
educational organization in improving teacher performance to improve the quality of education is a
problem that needs to be overcome. In this study, a qualitative method with a descriptive approach was
used. Data collection was carried out by the author through field observations and in-depth interviews with
resource persons about the leadership style of the principal in improving teacher performance at SD
Muhammadiyah Priangan, Bandung City. The first conclusion was that the principal's leadership style in
improving teacher performance at SD Muhammadiyah Priangan Kota Bandung uses a family participatory
leadership style. Secondly, the teacher's performance is still weak. Third, the right leadership style used by
the Head of SD Muhammadiyah Priangan Kota Bandung to improve teacher performance is organizational
participatory leadership combined with better teacher performance monitoring. The implication of this
study is that the leadership style of the principal in improving teacher performance needs to be improved
to improve the quality of student education at SD Muhammadiyah Priangan Bandung.
Keywords : Leader Performance; Leadership Style; Organizational Behavior; Organizational Leadership; Teacher
Performance.
Abstrak
Permasalahan akan muncul akibat dari kesalahan gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin
organisasi kependidikan dalam meningkatkan kinerja guru untuk meningkatkan mutu pendidikan
merupakan permasalahan yang perlu diatasi. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan oleh penulis melalui observasi lapangan dan
wawancara mendalam dengan nara sumber tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru di SD Muhammadiyah Priangan Kota Bandung. Kesimpulan yang diperoleh
pertama, bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD
Muhammadiyah Priangan Kota Bandung menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif keluarga. Kedua,
kinerja guru masih lemah. Ketiga, gaya kepemimpinan yang tepat digunakan Kepala SD Muhammadiyah
Priangan Kota Bandung untuk meningkatkan kinerja guru adalah kepemimpinan partisipatif organisasi
yang dipadukan dengan pemantauan kinerja guru yang lebih baik. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa
gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan siswa di SD Muhammadiyah Priangan Bandung.
*fitri.karina@student.upi.edu
164
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan; Kepemimpinan Organisasi; Kinerja Guru; Kinerja Pemimpin; Perilaku Organisasi.
How to cite this article. Suryadhiningrat, R. F. K., Yuniarsih, T., & Sojanah, J. (2022). Analisis Kepemimpinan Kepala
Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Kasus Sekolah Dasar Muhammadiyah Priangan Kota Bandung).
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 7(2), 164–174. https://doi.org/10.17509/jpm.v7i2
History of article. Received: Mei 2022, Revision: Juni 2022, Published: Juli 2022
*fitri.karina@student.upi.edu
165
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
meningkatkan mutu pendidikan. Kinerja guru sesuai dengan situasi dan suasana sekolah itu
yang dapat meningkatkan kualitas sendiri. Selain itu, efektivitas kegiatan guru
pendidikannya sangat penting. Berdasarkan selalu diperhatikan, terutama dari penyusunan
penelitian yang dilakukan oleh Organization Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
for Economic Cooperation and Development, sampai pada tahap hubungan interpersonal
dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia dan melaksanakan atau memenuhi aturan jam
selama periode Oktober 2002 hingga Februari mengajar. Hal tersebut merupakan elemen
2013 dilakukan di beberapa daerah di kunci bagaimana pemimpin sekolah agar
Indonesia, hasilnya meliputi kemampuan dapat meningkatkan kinerja guru. Gaya
orang Indonesia untuk memiliki anak tiga kepemimpinan kepala sekolah dalam
tahun di belakang. dibandingkan dengan meningkatkan kinerja guru di SD
negara lain. Muhammadiyah Priangan Kota Bandung
Terdapat program yang dinamakan dinilai kurang optimal dalam menjalankan
"Program For International Student tugasnya, yang terlihat dari kurangnya
Assessment” (PISA) atau Program Penilaian pengawasan kepala sekolah terhadap tenaga
Pelajar Internasional adalah program yang pengajar (guru) di sekolah.
digunakan untuk menguji dan Berdasarkan beberapa temuan yang
membandingkan kinerja akademik siswa di ditemukan penulis, maka penulis tertarik
seluruh dunia untuk meningkatkan ukuran untuk mencari informasi dalam analisis gaya
pendidikan yang digunakan. Apalagi kondisi kepemimpinan kepala sekolah dalam
zero books yang juga pernah dilakami oleh meningkatkan kinerja guru melalui artikel
para anak-anak, yakni tidak ada buku yang yang berjudul "Analisis Kepemimpinan
mencetak 27 halaman, mencetak minimal 50 Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
halaman. Dengan cara ini, kebanyakan anak Guru (Studi Kasus Sekolah Dasar
tidak menyelesaikan membaca sampai Muhammadiyah Priangan Kota Bandung)".
halaman terakhir, sehingga digolongkan
sebagai "Zero Books Tragedy" (Wijaya, KAJIAN PUSTAKA
2015). Kepemimpinan kepala sekolah akan a. Pengertian Kepemimpinan
mempengaruhi kinerja guru, dan kinerja guru Kesuksesan dan keberhasilan yang
akan mempengaruhi hasil belajar siswa. diraih oleh suatu sekolah merupakan hasil
Untuk dapat mengelola organisasi dari kepemimpinan kepala sekolahnya
sekolah, kepala sekolah dapat menunjukkan yang berhasil memimpin organisasi
gaya kepemimpinan dan mempengaruhi kependidikan tersebut. Kepemimpinan
perilaku orang lain, sehingga kepala sekolah berasal dari kata pemimpin yang berarti
dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang seorang pribadi yang memiliki kecakapan
*fitri.karina@student.upi.edu
166
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
*fitri.karina@student.upi.edu
167
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
*fitri.karina@student.upi.edu
168
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
Pada penelitian ini didapatkan tempat bertukar pikiran antara guru untuk
kesimpulan bahwa ditemukan bahwa guru memecahkan masalah atau membahas
merasa pentingnya pembelajaran mandiri kejadian yang terjadi di sekolah, melainkan
dikarenakan karena kebutuhan akan ilmu juga memberikan kesempatan guru untuk
mengajar yang semakin meningkat. Mereka mempresentasikan hasil lesson study yang
harus mencapai visi yang ingin dicapai oleh mereka lakukan dengan sekelompok guru
pemerintah khususnya dalam dunia sesama jenjang kelas.
pendidikan. Meningkatnya mutu pendidikan Dengan presentasi tersebut, guru-guru
yang harus mereka capai membuat kebutuhan dapat bertukar pikiran dan memberikan
akan pembelajaran meningkat. masukan untuk guru-guru pada jenjang kelas
Selain refleksi diri sendiri, guru-guru yang berbeda. Belajar dari orang lain juga
lebih menyukai pembelajaran dengan bantuan merupakan salah satu cara pembelajaran
fasilitator. Fasilitator di dalam penelitian ini mandiri.
menggambarkan dua posisi yang pertama Peran praktik kepemimpinan kepala
adalah dosen dan yang kedua adalah sekolah dalam meningkatkan pembelajaran
narasumber dalam sebuah pelatihan. Salah mandiri guru tidak hanya itu, kepala sekolah
satu guru di sekolah ini memilih melakukan juga memberikan guru tugas tambahan dan
pembelajaran mandiri dengan melanjutkan memfasilitasi sumber belajar bagi guru.
sekolah ke jenjang doktoral. Sedangkan guru- Sumber belajar bagi guru disini berupa buku
guru yang lain memilih mengikuti pelatihan dimana merupakan kebutuhan guru untuk
dimana mereka dapat bertemu dengan belajar dan difasilitasi oleh kepala sekolah.
fasilitator yang diharapkan dapat mereka Selain itu kepala sekolah juga memberikan
tanyakan akan masalah-masalah yang mereka tugas tambahan bagi guru selain tugas
hadapi. mengajar.
Selain mendapat materi-materi yang Berdasarkan pada penelitian terdahulu
berguna bagi peningkatan profesionalitas inilah yang membuat penulis memilih untuk
mereka guru juga membutuhkan fasilitator meneliti kembali terkait peran Kepala Sekolah
yang dapat memberikan pendapat untuk sebagai pemimpin organisasi dalam
mengatasi masalah yang mereka hadapi di meningkatkan kinerja guru. Karena terdapat
lapangan berdasarkandari teori. beberapa kesamaan maka penulis
Selain itu guru-guru juga berpendapat menjadikannya sebagai referensi yang akan
dengan adanya KKG internal yang dibuat oleh digunakan pada penulisan artikel ini.
kepala sekolah membuat mereka menyadari Walaupun memiliki kesamaan variabel,
pentingnya pembelajaran mandiri bagi namun tetap permasalahan yang ditemukan
mereka. KKG internal tidak hanya menjadi
*fitri.karina@student.upi.edu
169
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
*fitri.karina@student.upi.edu
170
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
*fitri.karina@student.upi.edu
171
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
juga mempunyai kinerjanya masing- lebih baik dari kepala sekolah sesuai
masing. Kinerja guru dan siswa SD dengan teori diatas. Pengawasan yang lebih
Muhammadiyah Priangan Kota Bandung baik tersebut yakni upaya yang dilakukan
tidak terlihat secara nyata di lapangan. oleh kepala sekolah dalam mengawasi
Hal ini dibuktikan dengan metode setiap guru untuk melaksanakan
pembelajaran masih menggunakan buku tupoksinya secara efektif, efisien dan
dan Lembar Kerja Siswa (LKS), produktif. Karena dalam teori tersebut
menggunakan alat peraga, dan tingkat kepala sekolah belum menyentuh
pengawasan untuk meningkatkan kinerja
ketertiban dan kedisiplinan yang masih guru.
kurang juga menjadi kendala. Oleh karena Gaya kepemimpinan partisipasi
itu, kinerja guru di SD Muhammadiyah tersebut dapat diterapkan kepada guru
Priangan Kota Bandung tidak akan secara individu atau bersama-sama.
berkembang. Apabila gaya kepemimpinan partisipasi di
atas ditambah dengan pengawasan dari
c. Gaya Kepemimpinan Yang Tepat Untuk kepala sekolah maka akan meningkatkan
Meningkatkan Kinerja Guru Di SD kinerja guru, begitupun sebaliknya apabila
Muhammadiyah Priangan Kota gaya kepemimpinan partisipasi ini tidak
Bandung. diimbangi dengan pengawasan maka akan
Gaya kepemimpinan partisipasi dari menurunkan kinerja guru tersebut.
Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2013)
dapat dijadikan sebuah bentuk gaya, KESIMPULAN DAN SARAN
dimana seorang pemimpin melibatkan Kesimpulan
dirinya dalam sebuah diskusi bersama 1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah
dengan bawahan serta komunikasi yang untuk meningkatkan kinerja guru di SD
harus lancar. Selain itu kepala sekolah Muhammadiyah Priangan Kota
Bandung menggunakan gaya
harus membagi tugas-tugas yang harus
kepemimpinan partisipatif yang
dikerjakan oleh guru agar organisasi
dilakukan melalui komunikasi timbal
sekolah dapat berjalan dengan baik. balik antara kepala sekolah yaitu kepala
Berdasarkan keunggulan dan sekolah dengan bawahannya.
kelemahan empat gaya dasar 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
kepemimpinan dari Hersey dan Blanchard (RPP), terlihat masih banyak guru yang
dalam Thoha (2013) tersebut penulis mengajar di kelas yang tidak
memilih gaya kepemimpinan partisipasi berpedoman pada RPP yang telah
yang ditambah dengan pengawasan yang disusun dan metode pengajaran yang
*fitri.karina@student.upi.edu
172
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
*fitri.karina@student.upi.edu
173
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
*fitri.karina@student.upi.edu
174