You are on page 1of 11

JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Analisis Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru


(Studi Kasus Sekolah Dasar Muhammadiyah Priangan Kota Bandung)

Raden Fitri Karina Suryadhiningrat¹, Tjutju Yuniarsih², Janah Sojanah³.

¹²³Magister Manajemen Perkantoran, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia


Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat, 40154, Indonesia
E-mail: fitri.karina@student.upi.edu, yuniarsih@upi.edu, janahsojanah@upi.edu

Abstract
Problems will arise as a result of the mistakes in the leadership style of the principal as the leader of the
educational organization in improving teacher performance to improve the quality of education is a
problem that needs to be overcome. In this study, a qualitative method with a descriptive approach was
used. Data collection was carried out by the author through field observations and in-depth interviews with
resource persons about the leadership style of the principal in improving teacher performance at SD
Muhammadiyah Priangan, Bandung City. The first conclusion was that the principal's leadership style in
improving teacher performance at SD Muhammadiyah Priangan Kota Bandung uses a family participatory
leadership style. Secondly, the teacher's performance is still weak. Third, the right leadership style used by
the Head of SD Muhammadiyah Priangan Kota Bandung to improve teacher performance is organizational
participatory leadership combined with better teacher performance monitoring. The implication of this
study is that the leadership style of the principal in improving teacher performance needs to be improved
to improve the quality of student education at SD Muhammadiyah Priangan Bandung.

Keywords : Leader Performance; Leadership Style; Organizational Behavior; Organizational Leadership; Teacher
Performance.

Abstrak
Permasalahan akan muncul akibat dari kesalahan gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin
organisasi kependidikan dalam meningkatkan kinerja guru untuk meningkatkan mutu pendidikan
merupakan permasalahan yang perlu diatasi. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan oleh penulis melalui observasi lapangan dan
wawancara mendalam dengan nara sumber tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru di SD Muhammadiyah Priangan Kota Bandung. Kesimpulan yang diperoleh
pertama, bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD
Muhammadiyah Priangan Kota Bandung menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif keluarga. Kedua,
kinerja guru masih lemah. Ketiga, gaya kepemimpinan yang tepat digunakan Kepala SD Muhammadiyah
Priangan Kota Bandung untuk meningkatkan kinerja guru adalah kepemimpinan partisipatif organisasi
yang dipadukan dengan pemantauan kinerja guru yang lebih baik. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa
gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan siswa di SD Muhammadiyah Priangan Bandung.

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

164
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan; Kepemimpinan Organisasi; Kinerja Guru; Kinerja Pemimpin; Perilaku Organisasi.

Corresponding author. fitri.karina@student.upi.edu, yuniarsih@upi.edu, janahsojanah@upi.edu

How to cite this article. Suryadhiningrat, R. F. K., Yuniarsih, T., & Sojanah, J. (2022). Analisis Kepemimpinan Kepala
Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Kasus Sekolah Dasar Muhammadiyah Priangan Kota Bandung).
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 7(2), 164–174. https://doi.org/10.17509/jpm.v7i2

History of article. Received: Mei 2022, Revision: Juni 2022, Published: Juli 2022

PENDAHULUAN Gaya kepemimpinan kepala sekolah akan


Gaya kepemimpinan merupakan suatu mempengaruhi kinerja guru dan penciptaan
proses yang didalamnya terdapat unsur lingkungan belajar yang mendukung. Oleh
pengaruh. Dengan diterapkannya gaya karena itu, gaya kepemimpinan yang
kepemimpinan dalam organisasi maka akan digunakan harus tepat.
terjalin kerjasama dan visi misi akan terwujud Kinerja yang baik harus dimiliki oleh
untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah organisasi adalah kinerja. Jika sebuah
organisasi. Peran kepala sekolah ibarat organisasi mencapai puncak kesuksesan, itu
jantung atau pemimpin suatu organisasi adalah melalui intervensi dari seorang
pendidikan yang kebijakannya akan pemimpin yang mampu dalam mempengaruhi
mengarahkan sekolah untuk mencapai tujuan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditentukan. Dengan adanya dan meminta bawahan untuk mengerahkan
kepemimpinan dalam organisasi akan upaya terbaik mereka sesuai dengan tujuan
meningkatkan kinerja , memotivasi dan mereka sesuai dengan aturan organisasi yang
mengarahkan bawahan agar lebih kompeten telah ditentukan. Jika terjadi kegagalan dalam
dalam mencapai tujuan dan lebih bertanggung pengelolaan suatu organisasi, seorang
jawab atas hasil kinerjanya (Siagian, 2018). pemimpin harus mampu bertanggung jawab
Seorang pemimpin memiliki hubungan yang atas kegagalan tersebut dan mencari solusi
kuat dengan kinerja karena nilai keberhasilan atas permasalahan tersebut. Untuk itu,
kepala sekolah sebagai pemimpin dalam komunikasi dan koordinasi yang baik antara
memotivasi dan mempengaruhi bawahan pimpinan dan bawahannya akan
untuk mencapai tujuan organisasi sangat memperlancar pelaksanaan kegiatan.
tergantung pada sikap, disposisi dan pengaruh Kepala sekolah sebagai pemimpin
pemimpin itu sendiri dan cara kerja sama itu organisasi kependidikan akan mengetahui
diciptakan baik bagi seluruh bawahan dan mana yang berhasil dan mana yang tidak.
pimpinan dalam organisasi (Khumalo, 2015). Kinerja guru yang maksimal dapat

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

165
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

meningkatkan mutu pendidikan. Kinerja guru sesuai dengan situasi dan suasana sekolah itu
yang dapat meningkatkan kualitas sendiri. Selain itu, efektivitas kegiatan guru
pendidikannya sangat penting. Berdasarkan selalu diperhatikan, terutama dari penyusunan
penelitian yang dilakukan oleh Organization Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
for Economic Cooperation and Development, sampai pada tahap hubungan interpersonal
dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia dan melaksanakan atau memenuhi aturan jam
selama periode Oktober 2002 hingga Februari mengajar. Hal tersebut merupakan elemen
2013 dilakukan di beberapa daerah di kunci bagaimana pemimpin sekolah agar
Indonesia, hasilnya meliputi kemampuan dapat meningkatkan kinerja guru. Gaya
orang Indonesia untuk memiliki anak tiga kepemimpinan kepala sekolah dalam
tahun di belakang. dibandingkan dengan meningkatkan kinerja guru di SD
negara lain. Muhammadiyah Priangan Kota Bandung
Terdapat program yang dinamakan dinilai kurang optimal dalam menjalankan
"Program For International Student tugasnya, yang terlihat dari kurangnya
Assessment” (PISA) atau Program Penilaian pengawasan kepala sekolah terhadap tenaga
Pelajar Internasional adalah program yang pengajar (guru) di sekolah.
digunakan untuk menguji dan Berdasarkan beberapa temuan yang
membandingkan kinerja akademik siswa di ditemukan penulis, maka penulis tertarik
seluruh dunia untuk meningkatkan ukuran untuk mencari informasi dalam analisis gaya
pendidikan yang digunakan. Apalagi kondisi kepemimpinan kepala sekolah dalam
zero books yang juga pernah dilakami oleh meningkatkan kinerja guru melalui artikel
para anak-anak, yakni tidak ada buku yang yang berjudul "Analisis Kepemimpinan
mencetak 27 halaman, mencetak minimal 50 Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
halaman. Dengan cara ini, kebanyakan anak Guru (Studi Kasus Sekolah Dasar
tidak menyelesaikan membaca sampai Muhammadiyah Priangan Kota Bandung)".
halaman terakhir, sehingga digolongkan
sebagai "Zero Books Tragedy" (Wijaya, KAJIAN PUSTAKA
2015). Kepemimpinan kepala sekolah akan a. Pengertian Kepemimpinan
mempengaruhi kinerja guru, dan kinerja guru Kesuksesan dan keberhasilan yang
akan mempengaruhi hasil belajar siswa. diraih oleh suatu sekolah merupakan hasil
Untuk dapat mengelola organisasi dari kepemimpinan kepala sekolahnya
sekolah, kepala sekolah dapat menunjukkan yang berhasil memimpin organisasi
gaya kepemimpinan dan mempengaruhi kependidikan tersebut. Kepemimpinan
perilaku orang lain, sehingga kepala sekolah berasal dari kata pemimpin yang berarti
dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang seorang pribadi yang memiliki kecakapan

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

166
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

dan kelebihan khususnya kecakapan dan bawahannya. Seorang pemimpin juga


kelebihan di satu bidang sehingga dia harus mengetahui lingkungannya dan
mampu mempengaruhi orang lain untuk kepribadian setiap individu.
bersama-sama melakukan aktifitas
tertentu demi pencapaian suatu sasaran b. Gaya Kepemimpinan
dan tujuan. (Kartono, 2018). Hersey dan Blanchard (2013)
Kepemimpinan juga didefinisikan menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
sebagai perilaku yang menunjukkan adalah seperangkat aturan yang
bahwa seseorang dapat ditiru oleh orang digunakan untuk mempengaruhi perilaku
lain (Thoha, 2013). orang lain menurut persepsi mereka.
Menurut Tead; Terry; Hoyt (Kartono, Empat gaya kepemimpinan Hersey dan
2018) Pengertian Kepemimpinan yaitu Blanchard (2013) adalah:
kegiatan atau seni mempengaruhi orang 1. Gaya Kepemimpinan Pedagogis /
lain agar mau bekerjasama yang Instruktif, yaitu pemimpin selalu
didasarkan pada kemampuan orang memberikan arahan penuh kepada
tersebut untuk membimbing orang lain bawahan.
dalam mencapai tujuan-tujuan yang 2. Gaya Kepemimpinan Konsultatif,
diinginkan kelompok. bahwa kekuasaan keputusan selalu
Berdasarkan penjelasan di atas, berada di tangan pemimpin namun
penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi tidak
seorang pemimpin harus mampu terlalu tinggi.
mendorong kinerja bawahannya untuk 3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
menyikapi sesuatu dengan sungguh- adalah gaya kepemimpinan yang
sungguh dan cermat untuk mencapai hasil menjalin komunikasi dan
yang maksimal dengan gaya pertimbangan dua arah antara
kepemimpinan yang tepat. pemimpin / atasan dengan karyawan /
Selain itu, seorang pemimpin juga bawahannya.
harus dapat mendelegasikan tugas kepada 4. Gaya kepemimpinan pendelegasian di
bawahannya sehingga kegiatan tersebut mana kepala sekolah menugaskan
dapat dilaksanakan dengan layak yang semua tanggung jawab untuk
mencerminkan keseriusan perusahaan memecahkan masalah dan menemukan
(Ghunu, 2019). Kepemimpinan yang solusi kepada bawahan.
diaplikasikan secara keseluruhan akan
menghasilkan standar yang sangat tinggi
dan kepuasan kinerja dengan

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

167
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

c. Konsep Kinerja Tenaga Didik (Guru) kepemimpinan dinyatakan sebagai


Menurut Priansa (2014), keberhasilan berikut (Siagian, 2018) :
seorang guru sebagai seorang tenaga 1. Pemimpin merupakan faktor penentu
didik dalam menyelesaikan tugas yang arah pelaksanaan dalam upaya
diberikan dikenal dengan tingkat kinerja mencapai tujuan
atau level of performance. Dalam PP RI 2. Perwakilan dan juru bicara organisasi
No. 19/2005 tentang Standar Nasional dalam hubungannya dengan pihak
Pendidikan, Pasal 28 menjelaskan bahwa eksternal organisasi.
pendidik adalah agen pembelajaran yang 3. Pemimpin adalah komunikator yang
perlu memiliki empat jenis kompetensi, efektif
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, 4. Mediator yang dapat diandalkan,
profesi dan masyarakat. Guru dengan terutama dalam hubungan batin,
produktivitas dan tingkat kinerja yang terutama dalam menyelesaikan situasi
tinggi makan akan ditemukan hasil bahwa konflik.
tingkat produktivitas kerjanya akan sama 5. Pemimpin sebagai integrator efektif,
seperti yang telah ditentukan. Sedangkan rasional, objektif, dan netral.
guru dengan produktivitas rendah dapat Kartono (2018), secara khusus fungsi
dikatakan tidak produktif. Kinerja guru kepemimpinan adalah untuk merangsang,
memegang peranan strategis dalam membimbing dan membimbing,
kualitas keberhasilan pendidikan yang membangun dan memberikan atau
dihasilkan (Gurr, 2015). Menurut membangun motivasi dalam bekerja,
Nasution (2011), indikator kinerja guru mengendalikan organisasi, menjalin
meliputi : jaringan komunikasi yang baik,
1. Rencana Pembelajaran. memberikan pengawasan atau
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran. pemantauan yang efektif dan
3. Evaluasi serta Penilaian Pembelajaran. mengarahkan orang-orang menuju tujuan
4. Hubungan antar pribadi / yang diinginkan sebagai ditentukan oleh
interpersonal. waktu dan rencana.
Terdapat penelitian yang juga dilakukan
d. Fungsi Kepemimpinan sebelumnya yang berjudul “Peran
Berbagai kriteria digunakan untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
mengevaluasi efektivitas kepemimpinan Menciptakan Budaya Independent Self-
seseorang. Kriteria tersebut berkisar pada Oriented Learning (Pembelajaran Mandiri)
kemampuan pemimpin untuk Pada Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kota
menjalankan berbagai fungsi Bandung” (Ghunu, 2019).

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

168
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Pada penelitian ini didapatkan tempat bertukar pikiran antara guru untuk
kesimpulan bahwa ditemukan bahwa guru memecahkan masalah atau membahas
merasa pentingnya pembelajaran mandiri kejadian yang terjadi di sekolah, melainkan
dikarenakan karena kebutuhan akan ilmu juga memberikan kesempatan guru untuk
mengajar yang semakin meningkat. Mereka mempresentasikan hasil lesson study yang
harus mencapai visi yang ingin dicapai oleh mereka lakukan dengan sekelompok guru
pemerintah khususnya dalam dunia sesama jenjang kelas.
pendidikan. Meningkatnya mutu pendidikan Dengan presentasi tersebut, guru-guru
yang harus mereka capai membuat kebutuhan dapat bertukar pikiran dan memberikan
akan pembelajaran meningkat. masukan untuk guru-guru pada jenjang kelas
Selain refleksi diri sendiri, guru-guru yang berbeda. Belajar dari orang lain juga
lebih menyukai pembelajaran dengan bantuan merupakan salah satu cara pembelajaran
fasilitator. Fasilitator di dalam penelitian ini mandiri.
menggambarkan dua posisi yang pertama Peran praktik kepemimpinan kepala
adalah dosen dan yang kedua adalah sekolah dalam meningkatkan pembelajaran
narasumber dalam sebuah pelatihan. Salah mandiri guru tidak hanya itu, kepala sekolah
satu guru di sekolah ini memilih melakukan juga memberikan guru tugas tambahan dan
pembelajaran mandiri dengan melanjutkan memfasilitasi sumber belajar bagi guru.
sekolah ke jenjang doktoral. Sedangkan guru- Sumber belajar bagi guru disini berupa buku
guru yang lain memilih mengikuti pelatihan dimana merupakan kebutuhan guru untuk
dimana mereka dapat bertemu dengan belajar dan difasilitasi oleh kepala sekolah.
fasilitator yang diharapkan dapat mereka Selain itu kepala sekolah juga memberikan
tanyakan akan masalah-masalah yang mereka tugas tambahan bagi guru selain tugas
hadapi. mengajar.
Selain mendapat materi-materi yang Berdasarkan pada penelitian terdahulu
berguna bagi peningkatan profesionalitas inilah yang membuat penulis memilih untuk
mereka guru juga membutuhkan fasilitator meneliti kembali terkait peran Kepala Sekolah
yang dapat memberikan pendapat untuk sebagai pemimpin organisasi dalam
mengatasi masalah yang mereka hadapi di meningkatkan kinerja guru. Karena terdapat
lapangan berdasarkandari teori. beberapa kesamaan maka penulis
Selain itu guru-guru juga berpendapat menjadikannya sebagai referensi yang akan
dengan adanya KKG internal yang dibuat oleh digunakan pada penulisan artikel ini.
kepala sekolah membuat mereka menyadari Walaupun memiliki kesamaan variabel,
pentingnya pembelajaran mandiri bagi namun tetap permasalahan yang ditemukan
mereka. KKG internal tidak hanya menjadi

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

169
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

memiliki indikator yang berbeda dengan HASIL DAN PEMBAHASAN


penelitian terdahulu. a. Gaya kepemimpinan yang digunakan
oleh Kepala Sekolah di SD
METODE PENELITIAN Muhammadiyah Priangan, Kota
Dalam artikel ini, penulis menggunakan Bandung.
penelitian kualitatif dengan pendekatan Gaya Kepemimpinan kepala sekolah
deskriptif, artinya penulis akan terjun di SD Muhammadiyah Priangan Kota
langsung ke lapangan. Penelitian kualitatif Bandung menggunakan gaya
lebih menekankan pada signifikansi daripada kepemimpinan partisipatif. Gaya
generalisasi (Sugiyono, 2013). Penelitian kepemimpinan partisipatif ini mengarah
kualitatif lebih menekankan pada signifikansi pada kemampuan kepala sekolah dan guru
daripada generalisasi (Sugiyono, 2013). untuk melakukan brainstorming untuk
Penelitian kualitatif berbasis ergantung pada menemukan masalah atau mencari solusi
logika matematika, prinsip numerik, atau masalah, meningkatkan komunikasi dua
metode statistik. Kata-kata, gerak tubuh, dan arah, dan bertanggung jawab atas
tindakan sosial nyata lainnya adalah bahan pemecahan masalah. Masalah utama yang
mental dari analisis kualitatif (Mulyasa, dihadapi saat ini terletak pada kinerja guru.
2008). Penelitian dilakukan melalui Selama kegiatan sekolah sehari-hari,
investigasi dan observasi terhadap semua pengawas secara berkala akan bertemu
subjek yang digunakan untuk mengungkap setiap bulan dan berkonsultasi dengan para
semua hasil survei dan observasi tentang guru. Kepala sekolah kemudian
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengadakan diskusi dengan para guru
organisasi kependidikan dalam meningkatkan untuk menentukan jumlah suara maksimal
kinerja operasional guru dalam melaksanakan sebulan sekali untuk mengambil keputusan
pembelajaran di sekolah SD Muhammadiyah dalam suatu diskusi.
Priangan kota Bandung. Dalam pengenalan Hal ini sesuai dengan teori gaya
sample, untuk mengidentifikasi informan kepemimpinan Hersey dan Blanchard
digunakan teknik yaitu teknik non-probability dalam Thoha (2013) yang menyatakan
sampling yang terdiri dari snowball sampling. bahwa kepemimpinan partisipatif
Jenis data yang digunakan adalah data primer merupakan sarana yang digunakan oleh
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data pemimpin untuk berusaha mempengaruhi
dengan wawancara dan observasi. setiap orang. Gaya kepemimpinan ini
ditandai dengan pemimpin dan pengikut
duduk bersama untuk menemukan solusi
yang lebih baik atau membuat keputusan

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

170
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

dan pengawasan yang lebih baik. Gaya kepemimpinan kepala sekolah


Berdasarkan teori tersebut, penulis yang tepat dan efektif tercermin dari
menyimpulkan bahwa kepala sekolah di peningkatan efisiensi kerja guru.
SD Muhammadiyah Priangan Kota Peningkatan keberhasilan guru mengarah
Bandung embutuhkan gaya kepemimpinan pada proses belajar mengajar yang lancar
agar apa yang direncanakan sesuai dengan dan efektif, yang bukan merupakan salah
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, satu indikator kinerja guru dari tahap
menurut Hersey dan Blanchard dalam perencanaan pembelajaran ke tahap
Thoha (2013), pemimpin sekolah sebagai berikutnya hubungan antar individu.
atasan untuk meningkatkan kinerja guru Kegiatan ini dapat efektif jika gaya
dalam proses belajar mengajar di sekolah kepemimpinan kepala sekolah tegas dan
harus dapat mengawasi semua program berupa hukuman bagi guru yang tidak
yang dipimpin oleh guru karena disiplin dalam mengajar. Selain itu, dengan
komunikasi dua arah harus tetap berjalan. adanya guru bersertifikat tentunya harus
Kegiatan guru yang perlu dipantau melihat perbedaan kinerjanya. Pemimpin
antara lain : aktivitas supervisi kelas, sekolah dapat mengangkat masalah ini
kegiatan workshop dan pelatihan dalam pertemuan, mengingatkan guru
Kelompok Kerja Guru (KKG) yang bersertifikat untuk meningkatkan kinerja
diselenggarakan secara kelompok oleh mereka dan memberi contoh bagi guru lain.
gugus dan dinas di kelas.
Memang, kurangnya pemantauan b. Tingkat Kinerja Para Guru di SD
kinerja guru setelah kegiatan berakhir tidak Muhammadiyah Priangan, Kota
menyebabkan peningkatan kinerja guru. Bandung.
Pengawasan ini dapat dilakukan oleh Terdapat salah satu kode etik guru
kepala sekolah dengan menjadikan guru yang berbunyi: “Guru harus menciptakan
sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas suasana sekolah yang terbaik untuk
pengajaran. Memantau kinerja guru tidak menunjang keberhasilan proses belajar
dimaksudkan untuk meremehkan atau mengajar”. Kode Etik ini sejalan dengan
mengkritik guru, hal itu dilakukan untuk teori kinerja Nasution (2011) menyatakan
mendorong guru tumbuh menjadi lebih bahwa guru harus mampu menciptakan
profesional dan pada akhirnya dapat suasana belajar yang lebih baik dengan
meningkatkan kinerjanya. Hal ini menuntut menggunakan bahan dan media
seorang guru untuk dapat terus menerus pembelajaran yang efektif. Seperti teori
melakukan introspeksi. Nasution di atas, guru dan siswa SD
Muhammadiyah Priangan Kota Bandung

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

171
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

juga mempunyai kinerjanya masing- lebih baik dari kepala sekolah sesuai
masing. Kinerja guru dan siswa SD dengan teori diatas. Pengawasan yang lebih
Muhammadiyah Priangan Kota Bandung baik tersebut yakni upaya yang dilakukan
tidak terlihat secara nyata di lapangan. oleh kepala sekolah dalam mengawasi
Hal ini dibuktikan dengan metode setiap guru untuk melaksanakan
pembelajaran masih menggunakan buku tupoksinya secara efektif, efisien dan
dan Lembar Kerja Siswa (LKS), produktif. Karena dalam teori tersebut
menggunakan alat peraga, dan tingkat kepala sekolah belum menyentuh
pengawasan untuk meningkatkan kinerja
ketertiban dan kedisiplinan yang masih guru.
kurang juga menjadi kendala. Oleh karena Gaya kepemimpinan partisipasi
itu, kinerja guru di SD Muhammadiyah tersebut dapat diterapkan kepada guru
Priangan Kota Bandung tidak akan secara individu atau bersama-sama.
berkembang. Apabila gaya kepemimpinan partisipasi di
atas ditambah dengan pengawasan dari
c. Gaya Kepemimpinan Yang Tepat Untuk kepala sekolah maka akan meningkatkan
Meningkatkan Kinerja Guru Di SD kinerja guru, begitupun sebaliknya apabila
Muhammadiyah Priangan Kota gaya kepemimpinan partisipasi ini tidak
Bandung. diimbangi dengan pengawasan maka akan
Gaya kepemimpinan partisipasi dari menurunkan kinerja guru tersebut.
Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2013)
dapat dijadikan sebuah bentuk gaya, KESIMPULAN DAN SARAN
dimana seorang pemimpin melibatkan Kesimpulan
dirinya dalam sebuah diskusi bersama 1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah
dengan bawahan serta komunikasi yang untuk meningkatkan kinerja guru di SD
harus lancar. Selain itu kepala sekolah Muhammadiyah Priangan Kota
Bandung menggunakan gaya
harus membagi tugas-tugas yang harus
kepemimpinan partisipatif yang
dikerjakan oleh guru agar organisasi
dilakukan melalui komunikasi timbal
sekolah dapat berjalan dengan baik. balik antara kepala sekolah yaitu kepala
Berdasarkan keunggulan dan sekolah dengan bawahannya.
kelemahan empat gaya dasar 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
kepemimpinan dari Hersey dan Blanchard (RPP), terlihat masih banyak guru yang
dalam Thoha (2013) tersebut penulis mengajar di kelas yang tidak
memilih gaya kepemimpinan partisipasi berpedoman pada RPP yang telah
yang ditambah dengan pengawasan yang disusun dan metode pengajaran yang

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

172
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

selalu mengiringi kegiatan belajar Muhammadiyah Priangan Kota Bandung


mengajar. Proses belajar di SD adalah perlunya meningkatkan gaya
Muhammadiyah Priangan, Kota kepemimpinan yang digunakan oleh kepala
Bandung masih jarang menggunakan sekolah sebagai pemimpun organisasi
materi pembelajaran yang disediakan kependidikan dengan lebih maksimal dan
untuk strategi belajar agar pembelajaran lebih baik lagi. Apabila gaya
lebih menyenangkan. Dalam kepemimpinan yang digunakan kepala
ujian/tes/penilaian akademik, penilaian sekolah meningkat dan membaik, maka
siswa dilakukan dari tes umum saja. akan memberikan dampak yang serta merta
Namun dalam prakteknya penilaian menjadi lebih efektif bagi kepala sekolah
pembelajaran dapat dilakukan dengan terhadap kinerja guru. Dengan efektifnya
menggunakan berbagai teknik penilaian gaya kepemimpinan, maka efisiensi usaha
yang dapat saling melengkapi, namun yang perlu dikeluarkan dalam
guru hanya menggunakan teknik tes/tes meningkatkan kinerja guru akan semakin
dan merespon pada ujian umum. tinggi dan mutu pendidikan yang
Dengan hubungan interpersonal, guru dihasilkan juga akan semakin baik.
tidak mampu menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan. Guru juga DAFTAR PUSTAKA
dapat memberikan tugas lain untuk
memberikan penilaian kepada siswa, Ghunu, N. M. (2019). Peran Kepemimpinan
yang juga merupakan langkah dalam Kepala Sekolah Dalam Menciptakan
meningkatkan kinerja guru di SD Budaya Independent Self-Oriented
Muhammadiyah Priangan Kota Learning (Pembelajaran Mandiri) Pada
Bandung. Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kota
3. Gaya kepemimpinan yang baik yang Bandung (Doctoral dissertation
digunakan kepala sekolah SD Universitas Pendidikan Indonesia).
Muhammadiyah Priangan Kota
Bandung untuk meningkatkan kinerja Gurr, D. (2015). A Model Of Successful
guru adalah gaya kepemimpinan School Leadership From The
partisipatif kepala sekolah dengan International Successful School
pengawasan yang lebih baik oleh kepala Principalship Project. Societies, 5(1),
sekolah terhadap kinerja siswa guru SD 136-150.
Muhammadiyah Priangan Kota
Bandung. Kartono, Kartini. 2018. Pemimpin dan
Kepemimpinan. PT Raja Grafindo
Saran Persada. Jakarta.
Adapun saran yang dapat
dipertimbangkan kedepannya bagi SD

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

173
JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Vol. 7 No. 2, Juli 2022, Hal. 164-174

Availabel online at: http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper

Khumalo, S. S. (2015). The Implications of


System 4 Approach on School Thoha, M. (2013). Kepemimpinan Dalam
Leadership Practices. International Manajemen, Edisi 1, Cetakan
Education Studies, 8(7), 38-43. 17. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional “Dalam Konteks Wijaya, Putu. (2015). Koran Tokoh Edisi 847,
Menyukseskan MBS dan KBK”, 2015. PT. Tarukan Media Dharma.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008).

Nasution, I. (2011). Kompetensi Guru dan


Peranan Kepala
Sekolah. Visipena, 2(2), 51-57.
Priansa, D. J., Sentiana, S. S., & Kasmanah, A.
(2014). Kinerja dan Profesionalisme
Guru: fokus pada peningkatan kualitas
sekolah, guru, dan proses pembelajaran.

Rivai, V. (2013). Kepemimpinan Dan Perilaku


Organisasi.

Robbins, S. P., Judge, T. A., Angelica, D., &


Resthi, W. (2017). Perilaku Organisasi
I: Organizational Behavior. Edisi 17.
Jakarta : Salemba Empat.

Siagian, T. S., & Khair, H. (2018). Pengaruh


Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Dengan Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening. Maneggio: Jurnal
Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 59-
70

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian


pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D.

Copyright@2022, EISSN : 2656-4734

*fitri.karina@student.upi.edu

174

You might also like