You are on page 1of 13

Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1

p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index


e-ISSN 2745-3685

RELATIONSHIP BETWEEN ACHIEVING MOTIVATION AND WORK


SATISFACTION WITH TEACHER PERFORMANCE IN JUNIOR HIGH
SCHOOL IN BANGKINANG DISTRICT CITY KAMPAR DISTRICT

Fadri 1)
Zulfan Saam 2)
Suarman 3)
1)
SMPIT Al-Utsaimin Bangkinang Kota
2)
Lecturer of Education Management Study Programme PPs University of Riau
3)
Lecturer of Education Management Study Programme PPs University of Riau
E-mail: fadri.rijhanocu@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to find out how much the relationship or correlation between: 1)
achievement motivation and teacher performance; 2) job satisfaction with teacher
performance; 3) achievement motivation and job satisfaction with teacher performance
in junior high schools in Bangkinang District, Kampar Regency. This study uses a
quantitative research design with independent variables consisting of achievement
motivation (X1), and job satisfaction (X2). While the dependent variable is teacher
performance (Y). The study population was 149 junior high school teachers in
Bangkinang Kota District, and a sample of 109 people were determined by proportional
random sampling. Data collection is done by using instruments. Analysis of the data used
is using multiple linear regression analysis consisting of validity and reliability tests.
Whereas to test the feasibility of a regression the classical assumptions were carried out
and the entire analysis used SPSS 25.0. Based on the results of this data processing, it
can be concluded that the results of the study show that there is a positive and significant
correlation or correlation between achievement motivation and job satisfaction with
teacher performance in junior high schools in Bangkinang District, Kampar Regency.

Keywords: Achievement Motivation, Job Satisfaction and Teacher Performance

1
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEPUASAN KERJA


DENGAN KINERJA GURU PADA SMP DI KECAMATAN BANGKINANG
KOTA KABUPATEN KAMPAR

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan atau korelasi antara:
1) motivasi berprestasi dengan kinerja guru; 2) kepuasan kerja dengan kinerja guru; 3)
motivasi berprestasi dan kepuasan kerja dengan kinerja guru pada SMP di Kecamatan
Bangkinang Kota Kabupaten Kampar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
kuantitatif dengan variabel independen terdiri dari motivasi berprestasi (X1), dan
kepuasan kerja (X2). Sedangkan variabel dependen adalah kinerja guru (Y). Populasi
penelitian adalah guru SMP di Kecamatan Bangkinang Kota sebanyak 149 orang, dan
sampel 109 orang yang ditentukan dengan penarikan sampel secara acak proporsional
(proportional random sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
instrumen. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis regresi linear
ganda yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Sedangkan untuk menguji
kelayakan regresi dilakukan asumsi klasik dan keseluruhan analisis ini menggunakan
bantuan program SPSS 25.0. Berdasarkan hasil pengolahan data ini dapat disimpulkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang positif dan
signifikan antara motivasi berprestasi dan kepuasan kerja dengan kinerja guru pada SMP
di Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar.

Kata Kunci: Motivasi Berprestasi; Kepuasan Kerja; Kinerja Guru

PENDAHULUAN pendidikan masyarakatnya. Semakin


Kualitas pendidikan yang baik tinggi sumber daya manusianya, maka
tergantung pada pembentukan SDM semakin baik tingkat pendidikannya, dan
yang berkualitas. Peningkatan SDM sebaliknya.
perlu ditangani oleh sistem pendidikan Sumber daya manusia yang
yang baik, pengelola yang profesional, berpendidikan adalah modal utama
tenaga guru yang bermutu, sarana belajar dalam membangun dan mengembangkan
dan anggaran pendidikan yang cukup. perekonomian nasional. Semakin
Pendidikan memiliki spektrum masa banyak sumber daya yang berpendidikan
depan yang luas dan seimbang sehingga maka semakin mudah bagi suatu negara
harapan masyarakat terhadap pendidikan untuk membangun dan mengembangkan
terpenuhi, dan manusia Indonesia perekonomiannya. Karena sumber daya
seutuhnya dapat diwujudkan. manusianya telah menguasai
Peningkatan kualitas pendidikan keterampilan, pengetahuan, dan
merupakan suatu proses yang teknologi sehingga pemerintah lebih
terintegrasi dengan proses peningkatan mudah dalam membangun dan
kualitas sumber daya manusia itu sendiri. mengembangkan perekonomian
Indikator kualitas suatu bangsa sangat nasional.
ditentukan oleh tingkat sumber daya Undang-undang Sistem Pendidikan
manusianya, dan indikator sumber daya Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3
manusia ditentukan oleh tingkat dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional

2
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

berfungsi mengembangkan kemampuan supervisi, pemberian intensif, gaji yang


dan membentuk watak serta peradaban layak dengan keprofesioanalannya
bangsa yang bermartabat dalam rangka sehingga memungkinkan guru menjadi
mencerdaskan kehidupan bangsa, puas dalam bekerja sebagai pendidik.
bertujuan untuk berkembangnya potensi Peran motivasi guru, baik internal
peserta didik agar menjadi manusia yang maupun eksternal, sangat penting bagi
beriman dan bertakwa kepada Tuhan terciptanya guru yang profesional.
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Karena motivasi inilah yang menentukan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau
menjadi warga negara yang demokratis dengan kata lain, perilaku merupakan
serta bertanggung jawab. cerminan yang paling sederhana dari
Pada dasarnya terdapat berbagai motivasi. Oleh karena itu, motivasi
faktor yang mempengaruhi keberhasilan sering kali diartikan sebagai faktor
pendidikan, antara lain : guru, siswa, pendorong perilaku seseorang. Setiap
lingkungan pendidikan, manajemen aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
sekolah, dan kurikulum. Dari faktor- pasti memiliki suatu faktor yang
faktor tersebut, guru dalam kegiatan mendorong aktivitas tersebut. Faktor
proses pembelajaran di sekolah pendorong dari seseorang untuk
menempati kedudukan yang sangat melakukan sesuatu aktivitas tertentu
penting, dan tanpa mengabaikan faktor pada umumnya adalah kebutuhan serta
penunjang lain, guru merupakan subjek keinginan orang tersebut.
pendidikan yang sangat menentukan Menurut Sudarwan Danim
keberhasilan pendidikan itu sendiri. (2012:112) Kebutuhan berprestasi
Guru adalah kondisi yang merupakan motif yang secara kontras
diposisikan sebagai orang terdepan dan dapat dibedakan dengan kebutuhan
posisi sentral di dalam pelaksanaan lainnya, dan seseorang dapat dianggap
proses pembelajaran. Berkaitan dengan mempunyai motivasi berprestasi, jika dia
itu, maka guru akan menjadi bahan ingin mengungguli yang lain.
pembicaraan banyak orang dan tentunya Dalam diri manusia ada sesuatu
tidak lain berkaitan dengan kinerja dan yang menentukan perilaku yang bekerja
totalitas dedikasi dan loyalitas dengan cara tertentu untuk
pengabdiannya. mempengaruhi perilaku tersebut. Ini di
Untuk menjadikan guru sebagai sebut sebagai motivasi. Motivasi
tenaga yang profesional maka perlu memberikan tujuan dan arah kepada
diadakan pembinaan secara terus- tingkah laku individu.
menerus, berkesinambungan dan Motivasi berprestasi yang tinggi
menjadikan guru sebagai tenaga kerja dapat ditumbuhkan melalui latihan
yang perlu diperhatikan, dihargai dan sendiri yang langsung mampu
diakui keprofesionalannya. Untuk menguasai kecakapan-kecakapan sedini
membuat mereka menjadi profesional mungkin, juga terjadi apabila latihan
tidak semata-mata hanya meningkatkan dimulai sejak kecil yang sesuai dengan
kompetensinya baik melalui pemberian perkembangannya. Oleh karena itu,
penataran, pelatihan maupun motivasi berprestasi sejak kecil sudah
memperoleh kesempatan untuk belajar dapat dimunculkan apabila ada stimulus
lagi, namun perlu juga memperhatikan dari lingkungan seperti tersedianya
guru dari segi yang lain seperti sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan disiplin, pemberian terjadinya sebuah proses pendidikan.
motivasi, pemberian bimbingan melalui Selain motivasi berprestasi,

3
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

kepuasaan kerja bagi guru sebagai mencapai hasil seperti yang diinginkan
tenaga pendidik juga sangat diperlukan sesuai deng tujuan pendidikan nasional.
untuk meningkatkan kinerjanya. SMP yang ada di Kecamatan
Kepuasaan kerja berkenaan dengan Bangkinang Kota adalah sekolah yang
kesesuaian antara harapan seseorang berusaha meningkatkan motivasi
dengan imbalan yang disediakan. berprestasi, kepuasan kerja dan kinerja
Kepuasaan kerja guru berdampak pada guru, dari sekian banyak sekolah yang
prestasi kerja, disiplin, dan kualitas ada di Kabupaten Kampar, untuk
kerjanya. Guru yang merasa puas memajukan dan menunjang kegiatan
terhadap pekerjaannya maka kinerjanya belajar mengajar dengan cara
akan meningkat dan kemungkinan akan mengikutsertakan para tenaga
berdampak positif terhadap peningkatan pendidiknya ke berbagai pelatihan,
mutu pendidikan. pemberian motivasi, meningkatkan
Guru yang memperoleh kepuasan tingkat kepuasaan kerja, sehingga akan
dalam bekerja akan menimbulkan dapat meningkatkan kinerja guru untuk
motivasi dalam dirinya untuk bertindak menunjang kegiatan belajar mengajar.
mencapai prestasi kerja yang lebih Berdasarkan fakta yang terjadi
tinggi. Kepuasan kerja merupakan sikap dilapangan ditemukan kesenjangan
umum seseorang guru terhadap tentang kinerja guru. Kesenjangan
pekerjaannya (Robins dalam Sopiah, tersebut misalnya belum terpenuhi
2008:170). Guru yang tidak memperoleh antara harapan dengan kenyataan yang
kepuasaan kerja tidak akan pernah terkait pada motivasi berprestasi dan
mencapai kepuasaan psikologis dan kepuasan kerja, sedangkan motivasi
akhirnya akan timbul sikap atau tingkah berprestasi dan kepuasan kerja adalah
laku negatif dan pada gilirannya akan kunci pokok untuk meningkatkan kinerja
menimbulkan frustasi, sebaliknya guru guru kearah yang lebih baik. Kondisi
yang terpuaskan akan dapat bekerja guru-guru pada SMP di Bangkinang
dengan baik, penuh semangat, aktif dan Kota rata-rata sudah memperoleh gelar
dapat berprestasi lebih baik dari guru sarjana dan mendapatkan sertifikasi,
yang tidak memperoleh kepuasan kerja. logikanya jika sudah sertifikasi artinya
Kinerja guru sangat dituntut dalam kesejahteraan guru akan meningkat dan
pelaksanaan tugas mendidik, guru dengan adanya sertifikasi guru maka
memiliki sifat dan perilaku yang seharusnya kualitas kinerja guru dalam
berbeda, ada yang bersemangat dan pembelajaran harus lebih meningkat.
penuh tanggung jawab, juga ada guru Kehadiran guru dan profesionalitasnya,
yang dalam melakukan pekerjaan itu sangat diharapkan dalam mewujudkan
tanpa dilandasi rasa tanggung jawab, program pendidikan nasional. Peran
selain itu juga ada guru yang sering guru yang sangat strategis tersebut,
membolos, datang tidak tepat pada menuntut kerja guru harus profesional,
waktunya dan tidak mematuhi perintah. dan harus mampu mengembangkan
Kondisi guru seperti itulah yang menjadi ragam potensi yang terpendam dalam
permasalahan di setiap lembaga diri peserta didik.
pendidikan formal. Dengan adanya guru Namun pada kenyataannya masih
yang mempunyai motivasi berprestasi ada sebagian guru yang sudah
rendah, kepuasan kerja tidak tercapai dan disertifikasi belum menunjukkan kinerja
kinerja guru yang jauh dari harapan. yang baik walaupun pemerintah telah
Dengan kondisi para guru yang seperti melakukan berbagai upaya dalam
ini suatu sekolah akan sulit untuk meningkatkan kualitas atau mutu serta

4
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

kesejahteraan guru. Berdasarkan memiliki motivasi yang tinggi dan


kenyataan dilapangan masih banyak para merasa puas dalam bekerja, maka dapat
guru pada SMP di Kecamatan meningkatkan kinerja.
Bangkinang Kota Kabupaten Kampar Berdasarkan penelitian yang
memiliki kinerja yang rendah atau tidak dilakukan oleh Khairunnisa (2015)
sesuai dengan yang diharapkan. dengan judul “ Pengaruh Motivasi
Fenomena lain yang terlihat, Berprestasi Dan Kepuasan Kerja
berdasarkan hasil pra survey dan Terhadap Kinerja Guru SDN Di
wawancara dengan kepala sekolah yang Kecamatan Banjarmasin Tengah.
dilakukan pada tanggal 10 Desember Berdasarkan hasil pengolahan data ini
2919 terhadap sekolah SMP di dapat disimpulkan hasil penelitian
Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten menunjukkan motivasi berprestasi dan
Kampar, yaitu : Bapak Syarifuddin, kepuasan kerja mempunyai pengaruh
M.Pd , Ibu Masniar, S.Pd dan Ibu yang tinggi terhadap kinerja guru SDN di
Yusniar. Y, A.Md didapatkan informasi Kecamatan Banjarmasin Tengah, yakni:
yaitu rendahnya kinerja beberapa orang (1) pengaruh motivasi berprestasi
guru, diantaranya adalah : ada beberapa terhadap kinerja (15,1%); (2) pengaruh
orang guru yang malas dalam membuat kepuasan kerja terhadap kinerja guru
dan menyusun perangkat pembelajaran (15,8%); dan (3) pengaruh motivasi
dan kebanyakan copy paste, masih berprestasi dan kepuasan kerja terhadap
terdapat guru yang datang terlambat dan kinerja guru (20,5%).
malas mengajar, masih ada guru yang Menurut Kopelman dalam Supardi
meninggalkan kelas tanpa izin kepala (2014:50) menyatakan bahwa tinggi
sekolah, kurangnya kemampuan guru rendahnya kinerja ditentukan oleh empat
dalam mengembangkan dan faktor yaitu : (1) lingkungan, (2)
menggunakan alat dan media karakteristik individu, (3) karakteristik
pembelajaran bersifat IT, sebahagian organisasi dan (4) karakteristik
guru kurang menguasai model pekerjaan. Dengan demikian dapat
pembelajaran dan hanya bersipat diartikan bahwa kinerja guru sangat
monoton sehingga murid bosan atau dipengaruhi oleh karakteristik individu
tidak bergairah dalam mengikuti yang terdiri dari pengetahuan,
pembelajaran, sebahagian guru belum keterampilan, kemampuan, motivasi,
memahami secara komprehensif fungsi kepercayaan, nilai-nilai, serta sikap.
dan peran guru sebagai seorang pendidik Dengan adanya fenomena tentang
sehingga dia datang kesekolah hanya kinerja guru pada lembaga pendidikan
sekedar mengajar dan mengisi jam wajib diatas, maka terlihat atau menunjukkan
saja. masih rendahnya kinerja guru yang
Adapun penyebab rendahnya berhubungaan dengan motivasi
kinerja guru adalah kurangnya berprestasi dan kepuasan kerja dalam
keterampilan, motivasi, pengetahuan, mengembangkan kompetensi
kepuasan kerja, kemampuan, faktor profesional seorang guru.
umur, kecakapan interpersonal, dan Bertitik tolak dari uraian diatas
kecakapan teknis guru dalam memenuhi maka penulis tertarik untuk melakukan
standar kompetensi keguruan untuk penelitian dengan judul “Hubungan
meningkatkan prestasi. Antara Motivasi Berprestasi dan
Kinerja yang baik dapat dilihat dari Kepuasaan Kerja Dengan Kinerja Guru
motivasi dan kepuasan guru dalam Pada SMP di Kecamatan Bangkinang
bekerja. Maksudnya apabila guru Kota Kabupaten Kampar Riau.

5
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

METODOLOGI PENELITIAN 2017: 37) Sampel adalah bagian dari


Jenis penelitian ini menggunakan populasi (sebagian atau wakil populasi
pendekatan kuantitatif. Sugiono (2003: yang diteliti). Sampel penelitian adalah
11) menyatakan penelitian kuantitatif sebagian dari populasi yang diambil
merupakan penelitian yang bertujuan sebagai sumber data dan dapat mewakili
untuk mengetahui pengaruh ataupun seluruh populasi. Menurut Sugiono
hubungan antara dua variabel atau (dalam Riduwan, 2017: 40) sampel
lebih. adalah sebagian dari jumlah dan
Metode yang digunakan adalah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
metode survey dengan teknik Teknik pengambilan sampel yang
korelasional. Dalam penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah
bertujuan untuk mencari hubungan proporsional random sampling yaitu dari
variabel independen (bebas) terhadap jumlah populasi ditentukan jumlah
variabel dependen (terikat) yaitu sampel sebagai obyek penelitian,
hubungan antara motivasi berprestasi pengambilan sampel dilakukan secara
dan kepuasan kerja dengan kinerja guru. merata ke setiap sekolah sehingga semua
Dalam penelitian ini data dan informasi responden mempunyai kesempatan yang
dikumpulkan dari responden dengan sama sebagai sampel penelitian.
menggunakan kuesioner/angket. Teknik pengumpulan data yang
Penelitian ini dilakukan pada SMP dilakukan dengan cara memberi
di Kecamatan Bangkinang Kota seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
Kabupaten Kampar dengan guru sebagai tertulis kepada responden untuk
subjek penelitian. Penelitian ini dijawabnya. Teknik pengumpulan data
dilakukan dari bulan Februari s.d April yaitu angket dengan skala likert. Angket
2020. dalam penelitian ini terdiri dari daftar
Riduwan, Engkos A. K. (2017: 37) butir-butir pertanyaan yang dibagikan
menyatakan populasi adalah wilayah kepada responden dan dipergunakan
generalisasi yang terdiri dari objek atau untuk mengumpulkan data yang
subjek yang menjadi kuantitas dan berkaitan dengan variabel motivasi
karakteristik tertentu yang ditetapkan berprestasi, kepuasan kerja, dan kinerja
oleh peneliti untuk di pelajari dan guru.
kemudian di tarik kesimpulannya. Untuk mengetahui distribusi
Jadi dapat disimpulkan populasi frekuensi masing-masing variabel yang
adalah keseluruhan dari karakteristik pengumpulan datanya menggunakan
atau unit hasil pengukuran yang menjadi kuesioner (angket), setiap indikator dari
objek penelitian atau populasi data yang dikumpulkan terlebih dahulu
merupakan objek atau subjek yang diklasifikasikan dan diberi skor atau
berada pada suatu wilayah dan nilai. Untuk skor jawaban dikemukakan
memenuhi syarat-syarat tertentu pada tabel sebagai berikut:
berkaitan dengan masalah penelitian. Instrumen penelitian merupakan
149 populasi yang dimaksud dalam suatu alat yang digunakan untuk
penelitian ini adalah semua guru SMP di mengukur fenomena alam maupun sosial
Kecamatan Bangkinang Kota kabupaten yang diamati. Adapun instrumen yang
Kampar. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diperoleh, diketahui jumlah guru SMP di kuesioner. Sugiono (2012: 142)
Kecamatan Bangkinang Kota kabupaten Kuesioner merupakan teknik
Kampar berjumlah 149 orang. pengumpulan data yang dilakukan
Menurut Arikunto (dalam Riduwan, dengan cara memberi seperangkat

6
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

pertanyaan tertulis kepada responden smirnov. Apabila signifikansi uji dua sisi
untuk menjawabnya. Kuesioner yang lebih besar dari 0,05 berarti data
digunakan adalah kuesioner tertutup berdistribusi normal.
yaitu kuesioner yang telah disediakan b. Uji Linearitas
jawabannya sehingga responden tinggal Uji linearitas ini di lakukan untuk
memilih mana yang sesuai denga mengetahui hubungan antara variabel
kondisinya. Instrumen yang digunakan dependen dengan variabel independen.
adalah untuk mencari data tentang Regresi dapat dikatakan liner apabila F
variabel motivasi berprestasi, kepuasan hitung lebih kecil dari F tabel dengan
kerja dan kinerja guru, karena angket taraf signifikasi α= 0,05.
mempunyai kemampuan untuk
mengungkap potensi yang dimiliki Pengujian Hipotesis
responden serta dilengkapi dengan Untuk menguji hipotesis variabel
petunjuk yang sama bagi responden tersebut, maka analisis yang dapat di
untuk menjawabnya. Jenis instrumen gunakan adalah dengan menggunakan
dalam penelitian ini menggunakan skala rumus korelasi Pearson Product
Likert, yaitu dengan tingkat jawaban Moment.
terdiri atas 5 tingkatan. Alternatif Jika r hitung ˃ r tabel taraf nyata = 0,05
jawaban tersebut dapat diberi skor dari maka korelasi tersebut di nyatakan valid
nilai 1 sampai 5 atau 5 sampai 1. atau memiliki hubungan yang signifikan
Untuk pengujian instrumen data tetapi jika r hitung ˂ r tabel maka
maka dapat dilakukan pengujian korelasi tersebut di nyatakan tidak valid
instrumen dengan menggunakan atau tidak memiliki hubungan yang
beberapa pengujian sebagai berikut: signifikan.
Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat keandalan atau HASIL PENELITIAN DAN
kesahihan suatu alat ukur. PEMBAHASAN
Gunawan Sudarmanto (2005: 77- Berdasarkan dari hasil pengujian
78) Uji validitas dilakukan untuk hipotesis yang telah diuraikan
mengetahui apakah alat ukur yang telah sebelumnya terbukti bahwa hipotesis
disusun dapat digunakan untuk pertama dan ketiga dapat diterima,
mengukur. sedangkan hipotesis kedua ditolak.
Menurut Imam Ghozali (2009: 95) Berikut penjelasan tentang hasil
menyatakan reliabilitas adalah alat untuk penelitian dan analisis hubungannya.
mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau 1. Hubungan Antara Motivasi
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan Berprestasi Dengan Kinerja Guru.
reliabel atau handal jika jawaban Hasil penelitian diperoleh bahwa
seseorang terhadap pertanyaan adalah secara parsial motivasi berprestasi
konsisten atau stabil dari waktu ke mempunyai hubungan yang positif dan
waktu. Suatu konstruk atau variabel signifikan dengan kinerja guru. Artinya
dikatakan reliabel jika memberikan nilai variabel motivasi berprestasi berperan
Alpha Cronbach > 0,60. terhadap munculnya kinerja guru.
Semakin tinggi tingkat motivasi
Uji Persyaratan Analisis berprestasi guru maka semakin tinggi
a. Uji Normalitas dan baik pula kinerja guru dan begitu
Dalam penelitian ini, uji normalitas juga sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh
dapat digunakan uji Kolmogorov- adanya dorongan individu guru untuk

7
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

menjadi yang terbaik dalam pencapaian prestasi yang disebabkan


menjalankan suatu tugas atau dalam oleh sebahagian guru sudah berumur 50
melaksanakan tanggung jawabnya. Guru tahun keatas serta kurangnya
yang memiliki motivasi tinggi akan memperhitungkan keberhasilan.
senantiasa bekerja dengan maksimal, Berbeda dengan jurnal hasil
menaati apa yang menjadi peraturan penelitian Noor Choliq, Tukiran dan
sekolah dan berusaha menunjukkan yang Syaifur Rochman (2014) dengan judul
terbaik bagi sekolahnya serta memiliki Pengaruh Motivasi Berprestasi, Iklim
tanggung jawab yang besar atas tugas- Sekolah, Dan Kepuasan Kerja Terhadap
tugasnya. Motivasi yang tinggi juga akan Kinerja Guru SMP Di Komwil 02
mendorong guru mengembangkan Kabupaten Tegal. Menyatakan bahwa
kreativitas dan mengaktualkan semua koefisien regresi motivasi berprestasi
kemampuan serta energi yang sebesar 0,661 menunjukkan besarnya
dimilikinya demi mencapai kinerja yang pengaruh motivasi berprestasi terhadap
maksimal. Hal ini sesuai dengan teori kinerja guru dengan pengaruh yang
Stoner dan Freeman dalam Reza searah dalam kategori tinggi. Artinya
Ahmadiansah (2016:234) bahwa ada tiga semakin tinggi motivasi berprestasi akan
kebutuhan manusia yaitu: kebutuhan meningkatkan kinerja guru. Hasil
akan prestasi (needs for achievement), analisis regresi diperoleh nilai t hitung >
kebutuhan akan afiliasi (needs for t tabel berarti Ho ditolak, teruji bahwa
affiliation), dan kebutuhan akan motivasi berpengaruh positif terhadap
kekuasaan (needs for power). Hal kinerja guru.
tersebut mengindikasikan suatu
kebutuhan yang kuat akan prestasi 2. Hubungan Antara Kepuasan Kerja
berhubungan dengan seberapa tinggi Dengan Kinerja Guru.
individu-individu termotivasi untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengerjakan dengan baik tugas-tugas secara parsial kepuasan kerja
pekerjaan mereka. Jadi, individu yang berhubungan positif dan signifikan
mempunyai kebutuhan yang tinggi akan dengan kinerja guru pada SMP di
prestasi (need for Achievement) Kecamatan Bangkinang Kota. Hal ini
cenderung sangat termotivasi oleh disebabkan oleh guru dengan tingkat
situasi kerja yang menantang dan kepuasan kerja tinggi menunjukkan
kompetitif. sikap yang positif terhadap kerja yang
Sedangkan besar hubungan antara dilakukan, dan sebaliknya jika guru tidak
variabel motivasi berprestasi dengan puas dengan pekerjaannya akan
kinerja guru dalam kategori sedang. Ini menunujukkan sikap yang negatif
artinya guru dalam menjalankan tugas terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja
masih perlu didorong untuk merupakan sebuah penilaian antara
meningkatkan prestasi atau kenyataan dengan yang diharapkan.
kemampuannya sebagai guru sehingga Hal ini sejalan dengan teori yang
dengan motivasi yang tinggi akan dapat dikemukakan Robins dalam Mira Labi
meningkatkan kinerja yang lebih baik. Bandhaso dan Natalia Paranoan
Adapun motivasi berprestasi berada (2019:25) bahwa kepuasan adalah sikap
dalam kategori sedang disebabkan oleh umum individu terhadap pekerjaannya.
rendahnya dorongan dalam bekerja, baik Artinya seseorang yang apabila
dari dalam diri guru maupun di luar diri menemukan atau merasakan kepuasan
guru seperti rendahnya kepercayaan diri terhadap apa yang telah dilakukan tentu
dan kurangnya kepedulian terhadap akan memperlihatkan atau menunjukkan

8
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

sikap yang positif terhadap kerjanya itu, dalam pekerjaannya sebagai guru selama
sebaliknya seseorang yang tidak puas ini di SMK Kota Batu.
dengan pekerjaannya menunujukkan
sikap yang negatif terhadap 3. Hubungan Antara Motivasi
pekerjaannya. Berprestasi dan Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja berpengaruh Dengan Kinerja Guru.
terhadap kinerja guru dalam kategori Dilihat dari nilai signifikansinya pada
sedang yang seharusnya tinggi. Ini statistk ANOVA bahwa secara
berarti guru dalam melaksanakan tugas simultan/bersama-sama motivasi
disekolah masih ada yang merasa belum berprestasi dan kepuasan kerja secara
dihargai atau mendapat perhatian lebih bersama-sama berpengaruh signifikan
dari pimpinan atau kepala sekolah, terhadap kinerja guru pada SMP di
sehingga dalam mengajar guru-guru Kecamatan Bangkinang Kota. Artinya
belum memperlihatkan kinerja yang motivasi yang dimiliki oleh guru
maksimal atau yang terbaik. Adapun memperlihatkan peningkatan terhadap
penyebabnya adalah adanya sebahagian kinerja, begitu juga dengan perasan puas
guru yang kurang tanggap dalam terhadap hasil dari apa yang telah
menyelesaikan masalah atau kesulitan dilakukan ditambah dengan penghargaan
yang dihadapinya dan sebahagian guru yang diberikan baik berupa gaji yang
kurang merasa bertanggungjawab atas sesuai maupun penghargaan lain dari
pekerjaannya serta merasa kurangnya pimpinan menjadikan peningkatan
penghargaan atas prestasi atau pekerjaan dalam kinerja. Hal ini disebabkan oleh
terhadap apa yang telah dilakukan. guru memiliki motivasi yang mengacu
Sesuai dengan pendapat Nawawi dalam pada dorongan dan upaya untuk
Khairunnisa (2015) bahwa kepuasan memuaskan suatu keinginan atau tujuan,
kerja diartikan sebagai tanggapan sedangkan kepuasan mengacu pada
emosional seseorang terhadap aspek- pengalaman yang menyenangkan pada
aspek di dalam atau pada keseluruhan saat terpenuhinya suatu keinginan.
pekerjaan. Keadaan emosional atau Artinya motivasi merupakan dorongan
sikap seseorang tersebut akan kearah suatu hasil sedangkan kepuasan
diperlihatkan dalam bentuk tanggung merupakan hasil yang telah dicapai atau
jawab, perhatian, serta perkembangan dialami. Dengan kata lain jika guru puas
komitmen kerjanya. terhadap perlakuan organisasi sekolah,
Berbeda dengan penelitian dalam mereka akan terdorong untuk bekerja
jurnal Ismaya Priskila Kumala, penuh semangat dan bertanggung jawab.
Burhanuddin dan Ibrahim Bafadal Sesuai dengan teori yang disampaikan
(2018) dengan judul hubungan antara Koontz dalam Reza Ahmadiansah
kepuasan kerja, kompetensi, dan kinerja (2016:234) bahwa motivasi mengacu
Guru di SMK Kota Batu. Hasil pada dorongan dan upaya untuk
penelitian menunjukkan terdapat memuaskan suatu keinginan atau tujuan,
hubungan positif dan signifikan antara sedangkan kepuasan mengacu pada
kepuasan kerja dengan kinerja guru pengalaman yang menyenangkan pada
dalam kategori tinggi. Dalam penelitian saat terpenuhinya suatu keinginan
ini sebagian besar guru memiliki Secara bersama-sama atau simultan
kepuasan kerja dan kinerja yang tinggi. menunjukkan bahwa hubungan antara
Dengan demikian guru akan merasa puas motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
dengan kinerja yang telah diberikan dengan kinerja guru pada SMP di
Kecamatan Bangkinang Kota berada

9
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

pada taraf atau kategori yang tinggi. Hal berprestasi dengan kinerja guru. Jadi
ini disebabkan guru dalam apabila ada upaya peningkatan motivasi
melaksanakan tugas telah bekerja sesuai berprestasi guru sering dilakukan, maka
dengan indikator yang telah ditentukan bisa jadi kinerja guru akan meningkat
dan telah memiliki pengetahuan, dan sebaliknya semakin rendah motivasi
keterampilan dan kepercayaan diri berprestasi guru, maka bisa
dalam melaksanakan tugas sebagai guru. menyebabkan semakin rendah pula
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi kinerja guru pada SMP di Kecamatan
berprestasi dan kepuasan kerja secara Bangkinang Kota.
bersama-sama mempunyai hubungan 2. Terdapat hubungan yang positif dan
yang tinggi dengan kinerja guru. Sesuai signifikan antara kepuasan kerja dengan
dengan teori yang dikemukakan oleh kinerja guru. Adapun koefisien bernilai
Kopelman dalam Supardi (2014:50) positif dan signifikan artinya ada
menyatakan bahwa tinggi rendahnya hubungan antara kepuasan kerja dengan
kinerja ditentukan oleh empat faktor kinerja guru. Jadi apabila ada upaya
yaitu : (1) lingkungan, (2) karakteristik untuk peningkatan kepuasan kerja guru,
individu, (3) karakteristik organisasi dan maka bisa jadi kinerja guru pada SMP di
(4) karakteristik pekerjaan. Dengan Kecamatan Bangkinang Kota akan
demikian dapat diartikan bahwa kinerja meningkat.
guru sangat dipengaruhi oleh 3. Motivasi berprestasi dan kepuasan
karakteristik individu yang terdiri dari kerja secara bersama-sama berhubungan
pengetahuan, keterampilan, secara positif dan signifikan dengan
kemampuan, motivasi, kepercayaan, kinerja guru.
nilai-nilai, serta sikap. Dengan demikian dapat diketahui
Hasil penelitian ini sesuai dengan jurnal bahwa ketiga hipotesis yang diajukan
Khairunnisa (2015) dengan judul dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu
penelitian Pengaruh Motivasi motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
Berprestasi Dan Kepuasan Kerja secara sendiri-sendiri maupun bersama-
Terhadap Kinerja Guru SDN Di sama mempunyai hubungan yang berarti
Kecamatan Banjarmasin Tengah. dengan kinerja guru.
Berdasarkan hasil pengolahan data ini
dapat disimpulkan hasil penelitian Implikasi
menunjukkan motivasi berprestasi dan Berdasarkan kesimpulan penelitian
kepuasan kerja mempunyai pengaruh ditemukan bahwa hubungan antara
yang tinggi terhadap kinerja guru SDN di motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
Kecamatan Banjarmasin Tengah. dengan kinerja guru diketahui bahwa
ketiga hipotesis dapat diterima dan teruji
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN kebenarannya. Dari analisis tersebut
SARAN menunjukkan bahwa ada upaya
peningkatan motivasi berprestasi dan
Simpulan. kepuasan kerja merupakan bagian dari
Berdasarkan analisis data dalam upaya peningkatan kinerja guru. Berikut
penelitian yang telah dilakukan maka dikemukakan beberapa upaya untuk
dapat disimpulkan sebagai berikut : meningkatkan motivasi berprestasi dan
1. Motivasi berprestasi secara parsial kepuasan kerja yang pada akhirnya
berhubungan positif dan signifikan diharapkan akan meningkatkan kinerja
dengan kinerja guru. Artinya ada guru.
hubungan searah antara motivasi

10
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

1. Kepala sekolah memberi kesempatan terbuka dengan permasalahan yang


kepada guru untuk mengikuti pelatihan, dihadapi.
memberikan kesempatan untuk 4. Bagi guru untuk selalu meningkatkan
menyampaikan saran dan pendapat, kemampuan dan wawasan ilmunya
memberikan dorongan dan terhadap tugas dan tanggungjawab
tanggungjawab penuh dalam sebagai guru.
menyelesaikan tugas. 5. Dalam penelitian ini penulis meneliti
2. Guru dapat melakukan evaluasi diri hanya menggunakan dua variabel yaitu
untuk mengetahui berbagai kelemahan motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
dan kelebihan diri sehingga guru mampu dengan kinerja guru pada SMP di
meningkatkan motivasinya. Kecamatan Bangkinang Kota agar
3. Memberikan penghargaan/reward diperoleh gambaran yang lebih lengkap
kepada guru yang berprestasi. lagi sehingga diharapkan hasil penelitian
4. Memberikan tugas yang sesuai yang akan datang lebih baik dan
dengan bidang yang dikuasai oleh guru. sempurna dari penelitian ini.
5. Melengkapi fasilitas atau media untuk
kegiatan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA
6. Terciptanya kinerja yang baik
merupakan cerminan dari motivasi guru Ahmadiansah, R. 2016, Pengaruh
dan kepuasan dalam bekerja. Motivasi Kerja Dan Kepuasan
Keberadaan guru yang berkualitas tidak Kerja Terhadap Kinerja Guru
bisa ditawar-tawar lagi. Guru yang SMK Muhammadiyah
berkualitas adalah guru yang memiliki Salatiga. Interdisciplinary
motivasi yang dapat menunjang Journal of Communication,
tugasnya serta merasa puas dengan apa Vol. 1, No. 2, Desember
yang diperolehnya. 2016:223-236

Saran Bandhaso, ML. dan Paranoan, N. 2019,


Berdasarkan kesimpulan yang Pengaruh Kepuasan Kerja
diuraikan diatas, penulis memberi saran Dan Motivasi Kerja Terhadap
yang dapat dijadikan sebagai bahan Kinerja Dosen Fakultas
pertimbangan untuk meningkatkan Ekonomi Di Perguruan Tinggi
kinerja guru pada SMP di Kecamatan Swasta Di Makassar. Jurnal
Bangkinang Kota, adapun saran- Akun Nabelo” Volume
sarannya yaitu sebagai berikut: 1/Nomor 2/Januari 2019 (Hal.
1. Bagi kepala sekolah untuk selalu 20-30)
menjalin hubungan keakraban dan kerja
sama dengan guru dan mengikutsertakan Choliq, N, Tukiran dan Rochman, S.,
para guru pada berbagai pelatihan dan 2014, Pengaruh Motivasi
memberikan penghargaan dan dorongan Berprestasi, Iklim Sekolah,
kepada guru yang berprestasi. Dan Kepuasan Kerja
2. Bagi guru untuk selalu menciptakan Terhadap Kinerja Guru SMP
iklim sekolah yang harmonis antara Di Komwil 02 Kabupaten
sesama rekan, menjaga sikap saling Tegal. Jurnal Sainteks
peduli terhadap hasil karya sesama guru, Volume XI No 1 Maret 2014.
bertukar ilmu dan sebagainya. Danim, S. 2012, Kepemimpinan
3. Membangun hubungan yang baik Pendidikan. Bandung:
dengan kepala sekolah dengan cara Alfabeta.

11
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

Kumala, I.P, Burhanuddin dan Bafadal,


Darmawan, D. 2014, Metode Penelitian I., 2018, Hubungan antara
Kuantitatif. Bandung: Remaja kepuasan kerja dan
Rosdakarya. kompetensi dengan kinerja
Guru di SMK Kota Batu.
Departemen Pendidikan Nasional. Jurnal Adminitrasi dan
Undang-Undang Nomor 20 Manajemen Pendidikan,
Tahun 2003 pasal 3, Tentang Volume 1 Nomor 4 Desember
Sistem Pendidikan Nasional. 2018.

Djamarah, S.B. 2011, Psikologi Belajar. Mulyasa. 2013, Uji kompetensi dan
Jakarta: Rineka Cipta: Penilaian Kinerja Guru.
Jakarta. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ghozali, I. 2009, Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Riduwan, Engkos A. K. 2017, Cara
Program SPSS, Edisi Menggunakan dan Memaknai
Keempat, Semarang: Penerbit Path Analysis. Bandung:
Universitas Diponegoro. Alfabeta.

Gunawan, S. 2005, Analisis Regresi Saam, Z. 2014, Psikologi Keperawatan.


Linear Ganda Dengan SPSS, Jakarta: Rajawali Pers.
(Yogyakarta: Graha Ilmu).
Sagala. S, 2013, Manajemen Strategi
Hidayat, S. 2008, Hubungan minat dalam Peningkatan Mutu
terhadap profesi guru dan Pendidikan. Bandung:
motivasi berprestasi dengan Alfabeta.
keterampilan mengajar.
Jurnal pendidikan dan Sopiah. 2008, Perilaku Organisasional,
kebudayaan No.075, Tahun Yogyakarta: Andi.
Ke-14, November 2008.
Sudjana, Nana. 2005, Metode Penelitian
Hartono. 2008, SPSS 16.0 Analisis Data Statistik, Bandung: Tarsito.
Statistika dan Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono 2003, Metode Penelitian
Bisnis, (Bandung: Alfabeta).
Khairunnisa. 2015, Pengaruh Motivasi
Berprestasi Dan Kepuasan Supardi. 2014, Kinerja Guru. Jakarta:
Kerja Terhadap Kinerja Guru Rajawali Pers.
SDN Di Kecamatan
Banjarmasin Tengah. Jurnal Sutrisno, Edy. 2009, Manajemen Sumber
Paradigma, Volume 10, Daya Manusia, Jakarta:
Nomor 2, Juli 2015. Kencana Prenada Media
Group.
Kunandar. 2015, Penilaian Autentik.
Jakarta: Rajawali Pers. Undang-Undang Guru dan Dosen UU
RI Nomor 14 Tahun 2005.
Jakarta.

12
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685

Persada.
Wahyudi, I. 2012, Mengejar
Profesionalisme Guru. Winardi. J. 2004, Motivasi dan
Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Pemotivasi dalam
Manajemen, Jakarta: Raja
Wibowo. 2014, Manajemen Kinerja. Grafindo Persada.
Jakarta: Rajagrapindo

13

You might also like