Professional Documents
Culture Documents
Fadri 1)
Zulfan Saam 2)
Suarman 3)
1)
SMPIT Al-Utsaimin Bangkinang Kota
2)
Lecturer of Education Management Study Programme PPs University of Riau
3)
Lecturer of Education Management Study Programme PPs University of Riau
E-mail: fadri.rijhanocu@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to find out how much the relationship or correlation between: 1)
achievement motivation and teacher performance; 2) job satisfaction with teacher
performance; 3) achievement motivation and job satisfaction with teacher performance
in junior high schools in Bangkinang District, Kampar Regency. This study uses a
quantitative research design with independent variables consisting of achievement
motivation (X1), and job satisfaction (X2). While the dependent variable is teacher
performance (Y). The study population was 149 junior high school teachers in
Bangkinang Kota District, and a sample of 109 people were determined by proportional
random sampling. Data collection is done by using instruments. Analysis of the data used
is using multiple linear regression analysis consisting of validity and reliability tests.
Whereas to test the feasibility of a regression the classical assumptions were carried out
and the entire analysis used SPSS 25.0. Based on the results of this data processing, it
can be concluded that the results of the study show that there is a positive and significant
correlation or correlation between achievement motivation and job satisfaction with
teacher performance in junior high schools in Bangkinang District, Kampar Regency.
1
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan atau korelasi antara:
1) motivasi berprestasi dengan kinerja guru; 2) kepuasan kerja dengan kinerja guru; 3)
motivasi berprestasi dan kepuasan kerja dengan kinerja guru pada SMP di Kecamatan
Bangkinang Kota Kabupaten Kampar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
kuantitatif dengan variabel independen terdiri dari motivasi berprestasi (X1), dan
kepuasan kerja (X2). Sedangkan variabel dependen adalah kinerja guru (Y). Populasi
penelitian adalah guru SMP di Kecamatan Bangkinang Kota sebanyak 149 orang, dan
sampel 109 orang yang ditentukan dengan penarikan sampel secara acak proporsional
(proportional random sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
instrumen. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis regresi linear
ganda yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Sedangkan untuk menguji
kelayakan regresi dilakukan asumsi klasik dan keseluruhan analisis ini menggunakan
bantuan program SPSS 25.0. Berdasarkan hasil pengolahan data ini dapat disimpulkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang positif dan
signifikan antara motivasi berprestasi dan kepuasan kerja dengan kinerja guru pada SMP
di Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar.
2
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
3
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
kepuasaan kerja bagi guru sebagai mencapai hasil seperti yang diinginkan
tenaga pendidik juga sangat diperlukan sesuai deng tujuan pendidikan nasional.
untuk meningkatkan kinerjanya. SMP yang ada di Kecamatan
Kepuasaan kerja berkenaan dengan Bangkinang Kota adalah sekolah yang
kesesuaian antara harapan seseorang berusaha meningkatkan motivasi
dengan imbalan yang disediakan. berprestasi, kepuasan kerja dan kinerja
Kepuasaan kerja guru berdampak pada guru, dari sekian banyak sekolah yang
prestasi kerja, disiplin, dan kualitas ada di Kabupaten Kampar, untuk
kerjanya. Guru yang merasa puas memajukan dan menunjang kegiatan
terhadap pekerjaannya maka kinerjanya belajar mengajar dengan cara
akan meningkat dan kemungkinan akan mengikutsertakan para tenaga
berdampak positif terhadap peningkatan pendidiknya ke berbagai pelatihan,
mutu pendidikan. pemberian motivasi, meningkatkan
Guru yang memperoleh kepuasan tingkat kepuasaan kerja, sehingga akan
dalam bekerja akan menimbulkan dapat meningkatkan kinerja guru untuk
motivasi dalam dirinya untuk bertindak menunjang kegiatan belajar mengajar.
mencapai prestasi kerja yang lebih Berdasarkan fakta yang terjadi
tinggi. Kepuasan kerja merupakan sikap dilapangan ditemukan kesenjangan
umum seseorang guru terhadap tentang kinerja guru. Kesenjangan
pekerjaannya (Robins dalam Sopiah, tersebut misalnya belum terpenuhi
2008:170). Guru yang tidak memperoleh antara harapan dengan kenyataan yang
kepuasaan kerja tidak akan pernah terkait pada motivasi berprestasi dan
mencapai kepuasaan psikologis dan kepuasan kerja, sedangkan motivasi
akhirnya akan timbul sikap atau tingkah berprestasi dan kepuasan kerja adalah
laku negatif dan pada gilirannya akan kunci pokok untuk meningkatkan kinerja
menimbulkan frustasi, sebaliknya guru guru kearah yang lebih baik. Kondisi
yang terpuaskan akan dapat bekerja guru-guru pada SMP di Bangkinang
dengan baik, penuh semangat, aktif dan Kota rata-rata sudah memperoleh gelar
dapat berprestasi lebih baik dari guru sarjana dan mendapatkan sertifikasi,
yang tidak memperoleh kepuasan kerja. logikanya jika sudah sertifikasi artinya
Kinerja guru sangat dituntut dalam kesejahteraan guru akan meningkat dan
pelaksanaan tugas mendidik, guru dengan adanya sertifikasi guru maka
memiliki sifat dan perilaku yang seharusnya kualitas kinerja guru dalam
berbeda, ada yang bersemangat dan pembelajaran harus lebih meningkat.
penuh tanggung jawab, juga ada guru Kehadiran guru dan profesionalitasnya,
yang dalam melakukan pekerjaan itu sangat diharapkan dalam mewujudkan
tanpa dilandasi rasa tanggung jawab, program pendidikan nasional. Peran
selain itu juga ada guru yang sering guru yang sangat strategis tersebut,
membolos, datang tidak tepat pada menuntut kerja guru harus profesional,
waktunya dan tidak mematuhi perintah. dan harus mampu mengembangkan
Kondisi guru seperti itulah yang menjadi ragam potensi yang terpendam dalam
permasalahan di setiap lembaga diri peserta didik.
pendidikan formal. Dengan adanya guru Namun pada kenyataannya masih
yang mempunyai motivasi berprestasi ada sebagian guru yang sudah
rendah, kepuasan kerja tidak tercapai dan disertifikasi belum menunjukkan kinerja
kinerja guru yang jauh dari harapan. yang baik walaupun pemerintah telah
Dengan kondisi para guru yang seperti melakukan berbagai upaya dalam
ini suatu sekolah akan sulit untuk meningkatkan kualitas atau mutu serta
4
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
5
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
6
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
pertanyaan tertulis kepada responden smirnov. Apabila signifikansi uji dua sisi
untuk menjawabnya. Kuesioner yang lebih besar dari 0,05 berarti data
digunakan adalah kuesioner tertutup berdistribusi normal.
yaitu kuesioner yang telah disediakan b. Uji Linearitas
jawabannya sehingga responden tinggal Uji linearitas ini di lakukan untuk
memilih mana yang sesuai denga mengetahui hubungan antara variabel
kondisinya. Instrumen yang digunakan dependen dengan variabel independen.
adalah untuk mencari data tentang Regresi dapat dikatakan liner apabila F
variabel motivasi berprestasi, kepuasan hitung lebih kecil dari F tabel dengan
kerja dan kinerja guru, karena angket taraf signifikasi α= 0,05.
mempunyai kemampuan untuk
mengungkap potensi yang dimiliki Pengujian Hipotesis
responden serta dilengkapi dengan Untuk menguji hipotesis variabel
petunjuk yang sama bagi responden tersebut, maka analisis yang dapat di
untuk menjawabnya. Jenis instrumen gunakan adalah dengan menggunakan
dalam penelitian ini menggunakan skala rumus korelasi Pearson Product
Likert, yaitu dengan tingkat jawaban Moment.
terdiri atas 5 tingkatan. Alternatif Jika r hitung ˃ r tabel taraf nyata = 0,05
jawaban tersebut dapat diberi skor dari maka korelasi tersebut di nyatakan valid
nilai 1 sampai 5 atau 5 sampai 1. atau memiliki hubungan yang signifikan
Untuk pengujian instrumen data tetapi jika r hitung ˂ r tabel maka
maka dapat dilakukan pengujian korelasi tersebut di nyatakan tidak valid
instrumen dengan menggunakan atau tidak memiliki hubungan yang
beberapa pengujian sebagai berikut: signifikan.
Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat keandalan atau HASIL PENELITIAN DAN
kesahihan suatu alat ukur. PEMBAHASAN
Gunawan Sudarmanto (2005: 77- Berdasarkan dari hasil pengujian
78) Uji validitas dilakukan untuk hipotesis yang telah diuraikan
mengetahui apakah alat ukur yang telah sebelumnya terbukti bahwa hipotesis
disusun dapat digunakan untuk pertama dan ketiga dapat diterima,
mengukur. sedangkan hipotesis kedua ditolak.
Menurut Imam Ghozali (2009: 95) Berikut penjelasan tentang hasil
menyatakan reliabilitas adalah alat untuk penelitian dan analisis hubungannya.
mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau 1. Hubungan Antara Motivasi
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan Berprestasi Dengan Kinerja Guru.
reliabel atau handal jika jawaban Hasil penelitian diperoleh bahwa
seseorang terhadap pertanyaan adalah secara parsial motivasi berprestasi
konsisten atau stabil dari waktu ke mempunyai hubungan yang positif dan
waktu. Suatu konstruk atau variabel signifikan dengan kinerja guru. Artinya
dikatakan reliabel jika memberikan nilai variabel motivasi berprestasi berperan
Alpha Cronbach > 0,60. terhadap munculnya kinerja guru.
Semakin tinggi tingkat motivasi
Uji Persyaratan Analisis berprestasi guru maka semakin tinggi
a. Uji Normalitas dan baik pula kinerja guru dan begitu
Dalam penelitian ini, uji normalitas juga sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh
dapat digunakan uji Kolmogorov- adanya dorongan individu guru untuk
7
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
8
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
sikap yang positif terhadap kerjanya itu, dalam pekerjaannya sebagai guru selama
sebaliknya seseorang yang tidak puas ini di SMK Kota Batu.
dengan pekerjaannya menunujukkan
sikap yang negatif terhadap 3. Hubungan Antara Motivasi
pekerjaannya. Berprestasi dan Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja berpengaruh Dengan Kinerja Guru.
terhadap kinerja guru dalam kategori Dilihat dari nilai signifikansinya pada
sedang yang seharusnya tinggi. Ini statistk ANOVA bahwa secara
berarti guru dalam melaksanakan tugas simultan/bersama-sama motivasi
disekolah masih ada yang merasa belum berprestasi dan kepuasan kerja secara
dihargai atau mendapat perhatian lebih bersama-sama berpengaruh signifikan
dari pimpinan atau kepala sekolah, terhadap kinerja guru pada SMP di
sehingga dalam mengajar guru-guru Kecamatan Bangkinang Kota. Artinya
belum memperlihatkan kinerja yang motivasi yang dimiliki oleh guru
maksimal atau yang terbaik. Adapun memperlihatkan peningkatan terhadap
penyebabnya adalah adanya sebahagian kinerja, begitu juga dengan perasan puas
guru yang kurang tanggap dalam terhadap hasil dari apa yang telah
menyelesaikan masalah atau kesulitan dilakukan ditambah dengan penghargaan
yang dihadapinya dan sebahagian guru yang diberikan baik berupa gaji yang
kurang merasa bertanggungjawab atas sesuai maupun penghargaan lain dari
pekerjaannya serta merasa kurangnya pimpinan menjadikan peningkatan
penghargaan atas prestasi atau pekerjaan dalam kinerja. Hal ini disebabkan oleh
terhadap apa yang telah dilakukan. guru memiliki motivasi yang mengacu
Sesuai dengan pendapat Nawawi dalam pada dorongan dan upaya untuk
Khairunnisa (2015) bahwa kepuasan memuaskan suatu keinginan atau tujuan,
kerja diartikan sebagai tanggapan sedangkan kepuasan mengacu pada
emosional seseorang terhadap aspek- pengalaman yang menyenangkan pada
aspek di dalam atau pada keseluruhan saat terpenuhinya suatu keinginan.
pekerjaan. Keadaan emosional atau Artinya motivasi merupakan dorongan
sikap seseorang tersebut akan kearah suatu hasil sedangkan kepuasan
diperlihatkan dalam bentuk tanggung merupakan hasil yang telah dicapai atau
jawab, perhatian, serta perkembangan dialami. Dengan kata lain jika guru puas
komitmen kerjanya. terhadap perlakuan organisasi sekolah,
Berbeda dengan penelitian dalam mereka akan terdorong untuk bekerja
jurnal Ismaya Priskila Kumala, penuh semangat dan bertanggung jawab.
Burhanuddin dan Ibrahim Bafadal Sesuai dengan teori yang disampaikan
(2018) dengan judul hubungan antara Koontz dalam Reza Ahmadiansah
kepuasan kerja, kompetensi, dan kinerja (2016:234) bahwa motivasi mengacu
Guru di SMK Kota Batu. Hasil pada dorongan dan upaya untuk
penelitian menunjukkan terdapat memuaskan suatu keinginan atau tujuan,
hubungan positif dan signifikan antara sedangkan kepuasan mengacu pada
kepuasan kerja dengan kinerja guru pengalaman yang menyenangkan pada
dalam kategori tinggi. Dalam penelitian saat terpenuhinya suatu keinginan
ini sebagian besar guru memiliki Secara bersama-sama atau simultan
kepuasan kerja dan kinerja yang tinggi. menunjukkan bahwa hubungan antara
Dengan demikian guru akan merasa puas motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
dengan kinerja yang telah diberikan dengan kinerja guru pada SMP di
Kecamatan Bangkinang Kota berada
9
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
pada taraf atau kategori yang tinggi. Hal berprestasi dengan kinerja guru. Jadi
ini disebabkan guru dalam apabila ada upaya peningkatan motivasi
melaksanakan tugas telah bekerja sesuai berprestasi guru sering dilakukan, maka
dengan indikator yang telah ditentukan bisa jadi kinerja guru akan meningkat
dan telah memiliki pengetahuan, dan sebaliknya semakin rendah motivasi
keterampilan dan kepercayaan diri berprestasi guru, maka bisa
dalam melaksanakan tugas sebagai guru. menyebabkan semakin rendah pula
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi kinerja guru pada SMP di Kecamatan
berprestasi dan kepuasan kerja secara Bangkinang Kota.
bersama-sama mempunyai hubungan 2. Terdapat hubungan yang positif dan
yang tinggi dengan kinerja guru. Sesuai signifikan antara kepuasan kerja dengan
dengan teori yang dikemukakan oleh kinerja guru. Adapun koefisien bernilai
Kopelman dalam Supardi (2014:50) positif dan signifikan artinya ada
menyatakan bahwa tinggi rendahnya hubungan antara kepuasan kerja dengan
kinerja ditentukan oleh empat faktor kinerja guru. Jadi apabila ada upaya
yaitu : (1) lingkungan, (2) karakteristik untuk peningkatan kepuasan kerja guru,
individu, (3) karakteristik organisasi dan maka bisa jadi kinerja guru pada SMP di
(4) karakteristik pekerjaan. Dengan Kecamatan Bangkinang Kota akan
demikian dapat diartikan bahwa kinerja meningkat.
guru sangat dipengaruhi oleh 3. Motivasi berprestasi dan kepuasan
karakteristik individu yang terdiri dari kerja secara bersama-sama berhubungan
pengetahuan, keterampilan, secara positif dan signifikan dengan
kemampuan, motivasi, kepercayaan, kinerja guru.
nilai-nilai, serta sikap. Dengan demikian dapat diketahui
Hasil penelitian ini sesuai dengan jurnal bahwa ketiga hipotesis yang diajukan
Khairunnisa (2015) dengan judul dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu
penelitian Pengaruh Motivasi motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
Berprestasi Dan Kepuasan Kerja secara sendiri-sendiri maupun bersama-
Terhadap Kinerja Guru SDN Di sama mempunyai hubungan yang berarti
Kecamatan Banjarmasin Tengah. dengan kinerja guru.
Berdasarkan hasil pengolahan data ini
dapat disimpulkan hasil penelitian Implikasi
menunjukkan motivasi berprestasi dan Berdasarkan kesimpulan penelitian
kepuasan kerja mempunyai pengaruh ditemukan bahwa hubungan antara
yang tinggi terhadap kinerja guru SDN di motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
Kecamatan Banjarmasin Tengah. dengan kinerja guru diketahui bahwa
ketiga hipotesis dapat diterima dan teruji
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN kebenarannya. Dari analisis tersebut
SARAN menunjukkan bahwa ada upaya
peningkatan motivasi berprestasi dan
Simpulan. kepuasan kerja merupakan bagian dari
Berdasarkan analisis data dalam upaya peningkatan kinerja guru. Berikut
penelitian yang telah dilakukan maka dikemukakan beberapa upaya untuk
dapat disimpulkan sebagai berikut : meningkatkan motivasi berprestasi dan
1. Motivasi berprestasi secara parsial kepuasan kerja yang pada akhirnya
berhubungan positif dan signifikan diharapkan akan meningkatkan kinerja
dengan kinerja guru. Artinya ada guru.
hubungan searah antara motivasi
10
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
11
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
Djamarah, S.B. 2011, Psikologi Belajar. Mulyasa. 2013, Uji kompetensi dan
Jakarta: Rineka Cipta: Penilaian Kinerja Guru.
Jakarta. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ghozali, I. 2009, Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Riduwan, Engkos A. K. 2017, Cara
Program SPSS, Edisi Menggunakan dan Memaknai
Keempat, Semarang: Penerbit Path Analysis. Bandung:
Universitas Diponegoro. Alfabeta.
12
Jurnal JUMPED (Jurnal Manajemen Pendidikan), Juni 2021 Volume 9, No 1
p-ISSN 2338-5278 https://jmp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JMP/index
e-ISSN 2745-3685
Persada.
Wahyudi, I. 2012, Mengejar
Profesionalisme Guru. Winardi. J. 2004, Motivasi dan
Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Pemotivasi dalam
Manajemen, Jakarta: Raja
Wibowo. 2014, Manajemen Kinerja. Grafindo Persada.
Jakarta: Rajagrapindo
13