You are on page 1of 8

Pengaruh Penerapan Presensi Sidik Jari (Fingerprint) terhadap Kinerja Guru

Melalui Motivasi Kerja di SMA Negeri 5 Malang


Lia Sepda Kristin
I Nyoman Suputra
Sarbini
Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Malang
E-mail : Lia_kristin@yahoo.com

Abstract: The research finding shows that: (1) the implementation of fingerprint is in the excellent
category, working motivation for teachers is in the high category, and the teachers’ performance is good
as well; (2) there is a direct positive significant effect between the application of fingerprint on working
motivation of teachers; (3) there is a significant direct positive effect between motivation and teachers’
working performance; and (4) there is no direct significant effect between the application of fingerprint
on teacher performance through motivation.
Lastly, the recommended advices are: (1) in improving teachers’ motivation and performance at SMAN
5 Malang, the institution should always monitor, review and improve the implementation of fingerprints
that has already existed. It can also reduce the attitude of the teachers who are less motivated by the
presence of fingerprint systems which has been used; (2) SMAN 5 Malang should conduct a study of
motivation and performance on a regular basis with the hope to know what are the things that can affect
the motivation and performance of teachers, as well as identifying the problems that might arise so that it
can be resolved soon. In addition, SMAN 5 Malang needs to examine other factors that may affect the
motivation and performance of teachers at SMAN 5 Malang apart from the implementation of fingerprint;
these factors could be working environment, interpersonal relationships, and others.

Keywords: Fingerprint, Teacher’s Performance, Working Motivation

Abstrak: Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Penerapan presensi sidik jari (fingerprint) termasuk dalam
kategori sangat baik, motivasi kerja guru termasuk dalam kategori tinggi, dan kinerja guru termasuk
dalam kategori baik. (2) Terdapat pengaruh secara langsung yang signifikan dan positif antara penerapan
presensi sidik jari terhadap motivasi kerja guru. (3) Terdapat pengaruh secara langsung yang signifikan
dan positif antara motivasi kerja terhadap kinerja guru. (4) Terdapat pengaruh secara tidak langsung yang
signifikan dan positif antara penerapan presensi sidik jari terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja.
Saran yang direkomendasikan sehubungan dengan hasil penelitian adalah: (1) Untuk meningkatkan
motivasi kerja dan kinerja guru di SMA Negeri 5 Malang, hendaknya lembaga pendidikan tersebut selalu
memantau, meninjau, dan memperbaiki pelaksanaan presensi sidik jari (fingerprint) yang sudah ada. Hal
ini juga dapat mengurangi sikap para guru yang tidak terlalu termotivasi dengan sistem presensi sidik jari
(fingerprint) yang sudah berjalan selama ini. (2)Lembaga pendidikan di SMA Negeri 5 Malang
hendaknya melakukan kajian motivasi dan kinerja secara berkala dengan harapan dapat mengetahui hal-
hal apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi kerja dan kinerja para guru, sekaligus mengidentifikasi
masalah-masalah yang mungkin saja timbul sehingga masalah tersebut dapat segera teratasi. Selain itu
lembaga pendidikan di SMA Negeri 5 Malang perlu mengkaji faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja dan kinerja guru di SMA Negeri 5 Malang selain penerapan presensi sidik
jari (fingerprint), faktor-faktor tersebut bisa saja mengenai lingkungan kerja atau iklm kerja, hubungan
interpersonal, dan lain-lain.

Kata Kunci: Presensi Sidik Jari, Kinerja Guru, Motivasi Kerja,

Kemakmuran suatu bangsa sangat ditentukan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
oleh kualitas sumberdaya manusia dan kualitas Teknologi (IPTEK).Perkembangan IPTEK di
sumberdaya manusia ditentukan oleh kualitas era globalisasi ini terjadi di berbagai bidang,
pendidikan masyarakatnya. Kualitas salah satunya di bidang pendidikan yakni
pendidikan di masyarakat erat kaitannya dengan munculnya berbagai macam peralatan
170
Kristin, Pengaruh Penerapan Presensi Sidik Jari … 171

teknologi canggih yang dapat meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa maupun
motivasi kerja dan kinerja.Peningkatan siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan
motivasi kerja dan kinerja merupakan ini mengharuskan guru untuk selalu
tantangan baru bagi dunia pendidikan dalam meningkatkan kemampuannya terutama
mengembangkan sumber daya manusianya. memberikan keteladanan, membangun
Dalam upaya mengembangkan SDM kemauan, dan mengembangkan kreativitas
khususnya di bidang pendidikan sangat siswa dalam proses pembelajaran guna
diperlukan guru yang professional dan mencapai keberhasilan pendidikan. Hal yang
berkualitas. Guru sebagai salah satu faktor perlu ditekankan untuk tujuan misi
penentu tinggi rendahnya mutu hasil penyelenggaraan pendidikan tersebut adalah
pendidikan mempunyai posisi strategis pada kinerja seorang guru.
setiap usaha peningkatan mutu pendidikan. Kinerja guru merupakan kumpulan dari
Seorang guru dituntut memilki kinerja yang berbagai tugas untuk mencapai tujuan
mampu memberikan dan merealisasikan pendidikan.Kepuasan dalam menjalankan
harapan dan keinginan semua pihak terutama tugas merupakan aspek penting bagi kinerja
masyarakat yang telah mempercayai sekolah atau produktivitas seseorang. Guru pada
dan guru dalam membina anak didiknya.Mutu prinsipnya memiliki potensi cukup tinggi
pendidikan yang baik menjadi tolak ukur bagi untuk berkreasi guna meningkatkan kinerjanya
keberhasilan yang ditunjukkan oleh guru.Mutu karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan
pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh ditentukan oleh kemampuan yang ditunjukkan
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya guru dalam melaksanakan tugas pekerjaanya,
sehingga kinerja guru menjadi tuntutan namun potensi yang dimiliki guru untuk
penting dalam mencapai keberhasilan berkreasi sebagai upaya meningkatkan
pendidikan. kinerjanya tidak selalu berkembang secara
Guru sebagai pendidik harus baik.
berkemampuan yang meliputi penguasaan Kondisi di lapangan yang ada saat ini
materi pembelajaran, penguasaan professional mencerminkan keadaan guru yang tidak sesuai
keguruan dan pendidikan, penguasaan cara- dengan harapan. Adanya suatu gejala yang
cara menyesuaikan diri dan berkepribadian dapat membuat rusaknya kondisi organisasi
untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu sekolah seperti kemangkiran, malas bekerja,
guru harus menjadi pribadi yang berkembang banyaknya keluhan guru, rendahnya prestasi
dan dinamis. Hal ini sesuai dengan Undang- kerja, rendahnya kualitas pengajaran,
Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem rendahnya tingkat kehadiran, indisipliner guru
Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan dan gejala negatif lainnya menjadi pertanda
tenaga kependidikan berkewajiban (1) bahwa kepuasan kerja seorang guru yang
menciptakan suasana pendidikan yang rendah. Kenyataan ini sangat memprihatinkan
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan mengundang berbagai pertanyaan tentang
dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara konsistensi guru terhadap profesinya sebab
profesional untuk meningkatkan mutu keadaan ini juga akan berdampak pada
pendidikan dan (3) memberi teladan serta kemunduran kualitas anak didiknya.
menjaga nama baik lembaga, profesi, dan Kinerja guru dipengaruhi oleh banyak
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang faktor dan salah satunya adalah Motivasi
diberikan kepadanya. Harapan dalam Undang- Kerja. Motivasi kerja seorang guru untuk hadir
Undang tersebut menunjukkan adanya di lingkungan sekolah maupun dalam proses
perubahan paradigma pola mengajar guru yang pembelajaran memegang peranan penting. Hal
pada mulanya sebagai sumber informasi bagi ini disebabkan karena masih banyaknya unsur-
siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam unsur manusiawi yang tidak dapat digantikan
kelas berubah menuju paradigma yang oleh unsur lain. Guru merupakan faktor yang
memposisikan guru sebagai fasilitator dalam sangat dominan dalam pendidikan formal pada
proses pembelajaran dan selalu terjadi
172 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 2, Nomor 3, November 2016, Halaman 170 - 177

umumnya karena guru sering dijadikan tokoh merekam kehadiran seorang karyawan secara
panutan atau teladan bagi siswanya. interaktif dan objektif dalam bekerja di suatu
Martoyo (2000:165) menyatakan perusahaan atau lembaga dimana hasil rekap
bahwa “motivasi adalah kondisi mental yang presensi sidik jari tersebut merupakan bukti
mendorong dilakukannya sesuatu tindakan dan autentik dan tidak diragukan lagi
memberikannya kekuatan atau energi yang kebenarannya karena secara langsung
mengarah pada pencapain kebutuhan, merekam sidik jari setiap penggunanya.
pemberian keputusan, ataupun mengurangi Cahyana (dalam Faisal,2006:26)
ketidakseimbangan”. Hal ini didasarkan atas menyatakan bahwa “pencatatan presensi
asumsi bahwa jika seseorang bekerja tanpa pegawai merupakan salah satu faktor
motivasi akan cepat bosan, karena tidak pengelolahan sumber daya manusia (SDM)”.
adanya unsur pendorong agar semangat kerja Alat pencatatan presensi pegawai yang
tetap stabil. Motivasi merupakan komoditi konvensional memerlukan banyak intervensi
yang sangat diperlukan oleh semua orang pegawai bagian administrasi SDM maupun
termasuk guru. kejujuran pegawai yang sedang dicatat
Kuatnya motivasi dan kesadaran kehadirannya. Hal ini sering memberikan
seorang guru akan berperan pentingnya di peluang adanya manipulasi data kehadiran
dalam dunia pendidikan, motivasi tersebut apabila pengawasan yang kontinyu pada
akan mendorongnya untuk lebih maksimal dan proses ini tidak dilakukan semestinya.
lebih professional dalam bekerja dengan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri
menunjukkan kinerja atau prestasi kerja yang 5 Malang dengan pertimbangan bahwa sekolah
baik. Jika motivasi yang dimiiki guru rendah, tersebut telah memiliki nama dan citra yang
maka kinerja guru tersebut akan ikut menurun, baik di masyarakat Malang, selain itu sekolah
dan jika hal ini terjadi, berarti akan tersebut telah menerapkan presensi sidik jari
menyebabkan menurunnya hasil kerja. khususnya bagi para guru. Berdasarkan latar
Dalam rangka meningkatkan motivasi belakang permasalahan yang dipaparkan di
kerja dan kinerja guru, maka upaya atas, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
pengendalian dan pengawasan kerja terutama antara penerapan presensi sidik jari, motivasi
dalam lembaga pendidikan perlu dilaksanakan kerja, dan kinerja guru di SMA Negeri 5
secara terus menerus dan konsisten.Salah satu Malang maka penulis melakukan penelitian
faktor yang dapat dijadikan sebagai alat dengan judul “Pengaruh Penerapan Presensi
pengawasan dan pengendalian adalah melihat Sidik Jari (Fingerprint) Terhadap Kinerja Guru
tingkat kehadiran guru yang secara periodik di Melalui Motivasi Kerja di SMA Negeri 5
evaluasi yaitu dengan sistem pelaporan Malang”.
presensi sidik jari (fingerprint) dimana fungsi
alat ini yaitu merekam kehadiran seorang guru METODE
secara cepat, tepat, dan akurat.
Pada umumnya sistem yang digunakan Pendekatan Berdasarkan tujuannya, penelitian
untuk merekam kehadiran guru masih manual ini termasuk jenis penelitian eksplanasi
yakni menggunakan tanda-tangan maupun (explanatory resesarch). Analisis dalam
pengecekan secara individu sehingga dapat penelitian ini menggukan analisis jalur (path
terjadi pelanggaran dalam proses maupun hasil analysis) yang merupakan suatu bentuk
rekam kehadiran tersebut. Motivasi kerja terapan dari analisis regresi berganda.
untuk mematuhi atau mentaati peraturan Penelitian ini menggunakan penelitian
terutama dalam hal kehadiran maupun jam kuantitatif yaitu penelitian yang menitik
kerja, tidak terlepas dengan adanya beratkan pada pengujian hipotesis dengan alat
pemanfaatan perkembangan ilmu pengetahuan analisis metode statistik dan menghasilkan
dan teknoloogi (IPTEK) yang semakin kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.
canggih yaitu mesin presensi sidik jari Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel
(fingerprint) dimana fungsi alat ini yaitu yaitu penerapan presensi sidik jari (X),
Kristin, Pengaruh Penerapan Presensi Sidik Jari … 173

motivasi kerja (Z), dan kinerja guru (Y). baik, urutan kedua sebesar 11 (32.4%) guru
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh menyatakan baik, dan urutan ketiga sebesar 3
guru di SMA Negeri 5 Malang yang berjumlah (8.8%) guru menyatakan cukup baik.
51 guru. Instrumen yang digunakan dalam Selanjutnya, hasil distribusi frekuensi motivasi
pengumpulan data tunggal yaitu angket atau kerja guru di SMA Negeri 5 Malang
kuesioner. Dalam pengukuran angket peneliti menunjukkan bahwa sebanyak 34 guru yang
menggunakan skala likert dengan empat opsi menjadi sampel urutan pertama sebesar 21
jawaban yaitu sangat setuju (4), setuju (3), (61.8%) guru menyatakan tinggi, urutan kedua
kurang setuju (2), dan tidak setuju (1). sebesar 13 (38.2%) guru menyatakan sangat
Variabel penelitian ini telah diambil dari teori tinggi.
dasar dan lndonesian Journal Instrument. Presensi sidik jari (fingerprint)
Sumber data dalam penelitian yaitu data merupakan alat yang digunakan untuk
primer. Data primer dalam penelitian ini merekam kehadiran seorang karyawan dalam
diperoleh dengan menggunakan teknik angket. bekerja di suatu perusahaan atau lembaga
Untuk menggali data primer, angket yang dimana hasil rekap presensi sidik jari tersebut
digunakan yaitu angket tertutup. Sumber data merupakan bukti autentik yang tidak
primer diperoleh secara langsung dari angket diragukan lagi kebenarannya karena secara
yang diisi oleh bapak dan ibu guru. Analisis langsung merekam sidik jari setiap
data dalam penelitian kuantitatif terdiri dari penggunanya. Berdasarkan hasil pengujian
dua yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis jalur (path analysis) yang dilakukan
statistika inferensial. Analisis statistika sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan
deskriptif digunakan untuk memperoleh data presensi sidik jari (fingerprint) berpengaruh
mengenai gambaran penerapan presensi sidik secara langsung yang signifikan dan positif
jari, motivasi kerja dan kinerja guru di SMA terhadap motivasi kerja guru di SMA Negeri 5
Negeri 5 Malang dengan menentukan panjang Malang.
kelas interval dan persentasenya. Analisis Hasil penelitian ini didukung oleh
statistika inferensial menggunakan uji analisis pendapat Martoyo (2000:165) yang
jalur (path analysis) untuk mengetahui (1) menyatakan bahwa “motivasi kerja adalah
pengaruh secara langsung yang signifikan dan sesuatu yang menimbulkan dorongan atau
positif antara penerapan presensi sidik jari semangat kerja, atau dengan kata lain
(fingerprint) terhadap motivasi kerja guru di pendorong semangat kerja”. Di dalam dunia
SMA Negeri 5 Malang. (2) pengaruh secara kerja peranan motivasi sangat penting. Orang
langsung yang signifikan dan positif antara akan bekerja lebih giat dan tekun apabila
motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya,
Negeri 5 Malang. (3) pengaruh secara tidak sebaliknya apabila seseorang bekerja tanpa
langsung antara penerapan presensi sidik jari adanya motivasi akan cepat bosan karena tidak
(fingerprint) terhadap kinerja guru melalui adanya unsur pendorong agar semangat kerja
motivasi kerja di SMA Negeri 5 Malang? tetap stabil.
Hasibuan (2011:143) “motivasi adalah
PEMBAHASAN & HASIL pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar meraka mau
Pengaruh Secara Langsung Antara bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi
Penerapan Presensi Sidik Jari (fingerprint) dengan segala daya upaya untuk mencapai
Terhadap Motivasi Kerja di SMA Negeri 5 kepuasan”. Guru yang memiliki motivasi
Malang tinggi akan berusaha untuk memberikan yang
Hasil distribusi frekuensi variabel penerapan terbaik yang bisa dilakukannya, karena ia
presensi sidik jari (fingerprint) pada bab mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
sebelumnya telah dijelaskan bahwa sebanyak panggilan profesinya. Kuatnya motivasi dan
34 guru yang menjadi sampel urutan pertama kesadaran seorang guru akan berperan
sebesar 20 (58.8%) guru menyatakan sangat pentingnya di dalam dunia pendidikan,
174 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 2, Nomor 3, November 2016, Halaman 170 - 177

motivasi tersebut akan mendorong untuk lebih Motivasi kerja merupakan dorongan
maksimal dan lebih profesional dalam bekerja. atau semangat yang muncul karena adanya
Hasibuan (2011:149) menyatakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam diri
bahwa “motivasi yang diberikan secara tidak seseorang. Kebutuhan inilah yang mendorong
langsung (indirect Motivation) yaitu motivasi seseorang untuk berbuat atau bertingkah laku
yang diberikan melalui fasilitas-fasilitas untuk yang mengarah pada pencapaian kebutuhan,
menunjang gairah/kelancaran kerja sehingga pemberian keputusan, ataupun mengurangi
pegawai betah dan bersemangat dalam ketidak- seimbangan. Berdasarkan hasil
bekerja”. Dengan demikian, adanya presensi pengujian analisis jalur (path analysis) yang
sidik jari (fingerprint) dimana fungsi alat ini dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa
yaitu merekam kehadiran seorang guru atau motivasi kerja berpengaruh secara langsung
karyawan dalam bekerja secara cepat, tepat, yang signifikan dan positif terhadap kinerja
dan akurat sangat tepat apabila digunakan guru di SMA Negeri 5 Malang.
sebagai upaya pengendalian maupun Hasil penelitian ini didukung oleh
pengawasan kerja terutama dalam dunia pendapat Handoko, (1989:252) yang
pendidikan. menyatakan bahwa “Motivasi merupakan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan keadaan dalam pribadi seseorang yang
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan mendorong keinginan individu untuk
oleh Ahmad (2006) yang mendapatkan hasil melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan mencapai tujuan”. Oleh karena itu dalam dunia
penerapan presensi sidik jari (fingerprint) pendidikan khususnya, kuatnya motivasi kerja
terhadap motivasi kerja karyawan di FMIPA- dan kesadaran seorang guru akan berperan
IPB. penting di dalam dunia pendidikan, motivasi
Dengan demikian, berdasarkan hasil tersebut akan mendorong untuk lebih
penelitian yang didukung oleh teori dan hasil maksimal dan lebih professional dalam bekerja
penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan dengan menunjukkan kinerja atau prestasi
bahwa semakin baik penerapan presensi sidik kerja yang baik. Jika motivasi yang dimiiki
jari (fingerprint) maka akan semakin guru rendah, maka kinerja guru tersebut akan
meningkatkan motivasi kerja guru untuk lebih ikut menurun, dan jika hal ini terjadi, berarti
bergairah atau bersemangat dalam akan menyebabkan menurunnya hasil kerja
menjalankan tugas-tugasnya. guru.
Kinerja adalah kemampaun dalam
Pengaruh Secara Langsung Antara melaksanakan tugas yang dapat meningkatkan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di fungsi motivasi secara terus menerus.
SMA Negeri 5 Malang Sehingga motivasi atau dorongan untuk
berbuat sesuatu sesuai dengan kemampuan
Hasil distribusi frekuensi variabel dasar yang telah dimiliki seseorang
motivasi kerja guru di SMA Negeri 5 Malang berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan
menunjukkan bahwa sebanyak 34 guru yang oleh orang tersebut. Rahardja (2004:4)
menjadi sampel urutan pertama sebesar 21 mengemukakan bahwa “antara motivasi kerja
(61.8%) guru menyatakan tinggi, urutan kedua atau dorongan untuk berbuat sesuatu dan
sebesar 13 (38.2%) guru menyatakan sangat kinerja terdapat hubungan yang saling
tinggi. Selanjutnya, hasil distribusi frekuensi mempengaruhi”. Artinya apabila seorang guru
variabel kinerja guru di SMA Negeri 5 Malang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan
menunjukkan bahwa sebanyak 34 guru yang mencapai kinerja yang tinggi dan sebaliknya
menjadi sampel urutan pertama sebesar 18 guru yang mempunyai motivasi yang rendah
(52.9%) guru menyatakan baik, urutan kedua disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.
sebesar 16 (47.1%) guru menyatakan sangat Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
baik. hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Rahardja (2004) yang mendapatkan hasil
Kristin, Pengaruh Penerapan Presensi Sidik Jari … 175

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan atau dorongan untuk berbuat sesuatu sesuai
positif antara motivasi kerja terhadap kinerja dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki
guru di SMUK BPK Penabur Jakarta. seseorang dengan kinerja yang dihasilkan oleh
Dengan demikan, berdasarkan hasil orang tersebut. Sebaliknya apabila motivasi
penelitian yang didukung oleh teori dan hasil kerja yang dimiliki seseorang tersebut rendah,
penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan maka kinerja atau prestasi kerjanya akan ikut
bahwa semakin tinggi motivasi kerja maka menurun, sehingga merugikan organisasi atau
akan semakin meningkatkan kinerja guru. lembaga itu sendiri seperti menurunnya tingkat
kedisiplinan ataupun kemangkiran dalam
Pengaruh Secara Tidak Langsung Antara bekerja.
Penerapan Presensi Sidik Jari Terhadap Berdasarkan hasil analisis tersebut
Kinerja Guru Melalui Motivasi Kerja di dapat diketahui bahwa variabel intervening
SMA Negeri 5 Malang (motivasi kerja) secara tidak langsung dapat
memperkuat pengaruh penerapan presensi
Presensi sidik jari (fingerprint) sidik jari terhadap kinerja guru di SMA Negeri
merupakan alat yang digunakan untuk 5 Malang.
merekam kehadiran seorang karyawan dalam
bekerja di suatu perusahaan atau lembaga SIMPULAN & SARAN
dimana hasil rekap presensi sidik jari tersebut
merupakan bukti autentik yang tidak Simpulan
diragukan lagi kebenarannya karena secara
langsung merekam sidik jari setiap Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
penggunanya. Hasil penelitian di SMA Negeri yang diuraikan, dapat ditarik kesimpulan: (1)
5 Malang ditemukan bahwa tingkat penerapan Penerapan presensi sidik jari (fingerprint)
presensi sidik jari berada dalam kategori termasuk dalam kategori sangat baik, motivasi
sangat baik begitu juga dengan motivasi kerja kerja guru termasuk dalam kategori tinggi, dan
berada dalam kategori tinggi. Hal ini kinerja guru termasuk dalam kategori baik. (2)
menunjukkan adanya hubungan imbal balik Terdapat pengaruh secara langsung yang
antara penerapan presensi sidik jari dimana signifikan dan positif antara penerapan
fungsi alat ini yaitu merekam kehadiran presensi sidik jari terhadap motivasi kerja guru
seorang guru atau karyawan dalam bekerja di SMA Negeri 5 Malang. (3) Terdapat
secara cepat, tepat, dan akurat akan dapat pengaruh secara langsung yang signifikan dan
meningkatkan motivasi kerja guru untuk lebih positif antara motivasi kerja terhadap kinerja
bergairah atau bersemangat dalam guru di SMA Negeri 5 Malang. (4) Terdapat
menjalankan tugas-tugasnya karena didukung pengaruh secara tidak langsung yang
oleh fasilitas yang dapat menunjang signifikan dan positif antara penerapan
gairah/kelancaran kerja sehingga pegawai presensi sidik jari terhadap kinerja guru
betah dan bersemangat dalam bekerja melalui motivasi kerja di SMA Negeri 5
(Hasibuan, 2011:149). Malang.
Hasil penelitian ini juga ditemukan
bahwa terdapat pengaruh secara langsung yang Saran
signifikan dan positif terhadap kinerja guru
dan terdapat pengaruh secara tidak langsung Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang signifikan dan positif terhadap kinerja yang telah diuraikan maka dalam rangka
guru melalui motivasi kerja. Hal ini mengoptimalkan variabel-variabel dalam
menunjukkan bahwa kinerja merupakan penelitian maka saran yang dapat peneliti
kemampun dalam melaksanakan tugas yang berikan antara lain: (1) Untuk meningkatkan
dapat meningkatkan fungsi motivasi secara motivasi kerja dan kinerja guru di SMA
terus menerus. Disini terdapat hubungan yang Negeri 5 Malang, hendaknya lembaga
erat, saling mempengaruhi antara motivasi pendidikan tersebut selalu memantau,
176 Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 2, Nomor 3, November 2016, Halaman 170 - 177

meninjau, dan memperbaiki pelaksanaan guru, sekaligus mengidentifikasi masalah-


presensi sidik jari (fingerprint) yang sudah masalah yang mungkin saja timbul sehingga
ada. Hal ini juga dapat mengurangi sikap para masalah tersebut dapat segera teratasi. Selain
guru yang tidak terlalu termotivasi dengan itu lembaga pendidikan di SMA Negeri 5
sistem presensi sidik jari (fingerprint) yang Malang perlu mengkaji faktor-faktor lain yang
sudah berjalan selama ini. (2) Lembaga dapat mempengaruhi motivasi kerja dan
pendidikan di SMA Negeri 5 Malang kinerja guru di SMA Negeri 5 Malang selain
hendaknya melakukan kajian motivasi dan penerapan presensi sidik jari (fingerprint),
kinerja secara berkala dengan harapan dapat faktor-faktor tersebut bisa saja mengenai
mengetahui hal-hal apa saja yang dapat lingkungan kerja atau iklm kerja, hubungan
mempengaruhi motivasi kerja dan kinerja para interpersonal, dan lain-lain.

DAFTAR RUJUKAN
Handoko, T. 1989. Manajemen Edisi 2 .
Ahmad, F. A. 2006. Hubugan Penerapan Yogyakarta: BPFE.
Absensi Sidik Jari (Finger Print)
Dengan Motovasi dan Kinerja Hasibuan, M. 2011. Manajemen Sumber Daya
Karyawan (Studi Kasus di Fakultas Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Aksara.
Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor
- Jawa Barat). Skripsi. Program Maeyasari, E. 2012. Pengaruh Efektivitas
Sarjana Ekstensi Manajemen Penerapan Absensi Fingerprint
Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Terhadap Disiplin Pegawai Negeri
Pertanian Bogor. Bogor: Institut Sipil Di sekretariat Daerah Kabupaten
Pertaniaan Bogor. Lebak. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial
Dan Politik. Serang: Universitas Sultan
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Ageng Tirtayasa Serang.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. Mangkunegara, A.P. 2005. Evaluasi Kinerja
SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.
Davis, G. B. 1988. Kerangka Dasar Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta: Pustaka Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber Daya
Binaman Pressindo Manusia: Edisi 4. Yogyakarta: BPFC.

Fajrin, T & Nurina, A. F. 2012. Analisis Rahardja, A.T. 2004. Hubungan Antara
Sistem Presensi Dengan Sidik Jari Komunikasi Antar Pribadi Guru dan
Siswa SMK Negeri 2 Karangayar. Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja
Indonesian Jurnal on Computer Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta.
Science Speed, FTI UNSA Vol 9 No 3, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 3,
(Online), (ijcss.unsa.ac.id), diakses 17 (online),
Oktober 2014. (http://www.bpkpenabur.or.id), diakses
10 Desember 2014.
Febrianto. 2014. Penilaian Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes Riduwan. 2013. Cara Menggunakan dan
Tingkat SDN Se-Kecamatan Memakai Path Analysis (Analisis
Bangkalan Kabupaten Bangkalan, Jalur). Bandung: Alfabeta.
Jurnal Pendidikan Jasmani vol 02 No.
01, (online), (ejournal.unesa.ac.id), Rivai, V. 2004. Manajemen Sumber Daya
diakses 17 Okttober 2014. Manusia Untuk Perusahaan : Dari
Kristin, Pengaruh Penerapan Presensi Sidik Jari … 177

Teori Ke Praktik. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada. Sudrajat, A. 2009. Permendiknas No. 41
Tahun 2007 Mengenai Standar Proses.
Santoso, S. 2010. Statistika Parametrik (Online),
Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. (https://akhmadsudrajat.files.wordpress
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. .com), diakses tanggal 14 November
2014.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia
dan Produktivitas Kerja. Bandung: Tim Penyusun Pusat Bahasa. 2008. Kamus
Mandar Maju. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Ba-
hasa.
Siregar, S. 2011. Statistika Deskriptif Untuk
Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Sudarmanto, R. G. 2005. Analisis Regresi Nasional. 2006. Bandung: Citra
Linier Berganda dengan SPSS. Umbara.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Uno, H. 2012. Teori Kinerja dan
Sudjana. 1975. Statistika Untuk Ekonomi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Niaga. Bandung: Tarsito.
______. 2012. 7 Langkah Praktis, Mudah
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Menggunakan Absensi (Online),
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (http://absensisidikjari.com), diakses
Bandung: Alfabeta. 11 November 2014.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Peneitian. ______. 2013. Kelebihan Absensi Biometrik
Bandung: Alfabeta. Fingerprint Dibandingkan Dengan
Absensi Manual.(Online),
Suparno, dkk. 2010. Pedoman Penulisan karya (blog.mesinabsensi.co.id), diakses 11
Tulis Ilmiah. Malang: Universitas November 2014.
Negeri Malang.

You might also like