You are on page 1of 8

200

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI


KERJA, DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

Sri Setiyati
SMK Negeri 1 Wonosari Gunungkidul
Email: setiyati98@gmail.com

ABSTRACT

The objective of this study was to determine: (1) the influence of principals’ leadership, work motivation,
and school culture on the performance of State Vocational High School teachers in Gunungkidul Regency, (2) the
influence of principal’s leadership on the teachers’ performance (3) the influence of job motivation on the
teachers’ performance, (4) the influence of school culture on the teachers’ performance. The study was a
quantitative descriptive study. The population of the study were 753 teachers of State Vocational High School
teachers in Gunungkidul regency. The results of the data analysis showed (1) there is positive and very significant
influence of the principal’s leadership, work motivation, and school cultures on the teachers’ performance with
the percentage of 42,2 % (2) there is positive and very significant influence of the of principal’s leadership on the
teacher’s performance with the percentage of 18,22% (3) there is positive and very significant influence of work
motivation on the teachers’ performance with the percentage of 13,03% (4) there is positive and very significant
influence of school culture on the teachers’ performance with the percentage of 10,94%.

Keywords: principal’s leadership, job motivation, school culture, teachers’ performance

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan
budaya sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri, (2) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru SMK Negeri, (3) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri, (4) pengaruh budaya sekolah
terhadap kinerja guru SMK negeri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri di Kabupaten Gunungkidul yang berjumlah 753 guru. Hasil analisis
data menunjukkan: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah, motivasi
kerja, budaya sekolah terhadap kinerja guru dimana kontribusi yang diberikan sebesar 42,2%. (2) ada pengaruh
yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan sumbangan
efektifnya sebesar 18,22% (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru
dengan sumbangan efektifnya sebesar 13,03%, dan (4) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya
sekolah efektifitas terhadap kinerja guru dengan sumbangan efektifnya sebesar 10,94%.

Kata Kunci: budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, kinerja guru

PENDAHULUAN sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat


pendidikan masyarakat. Semakin tinggi sumber
Peningkatan mutu pendidikan ditentukan daya manusia, maka semakin baik tingkat
oleh kesiapan sumber daya manusia yang pendidikan, dan demikian pula sebaliknya. Oleh
terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupa- sebab itu indikator tersebut sangat ditentukan
kan salah satu faktor penentu tinggi dan oleh kinerja guru.
rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa
posisi strategis maka setiap usaha peningkatan tanggungjawab menjalankan amanah, profesi
mutu pendidikan perlu memberikan perhatian yang diemban, rasa tanggungjawab moral di
besar kepada peningkatan guru dalam segi pundaknya. Semua itu akan terlihat kepada
jumlah maupun mutunya. kepatuhan dan loyalitas di dalam menjalankan
Indikator suatu bangsa sangat ditentukan tugas keguruan di dalam kelas dan tugas
oleh tingkat sumber daya manusia, dan indikator kependidikan di luar kelas. Sikap ini akan
Sri Setiyati, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru 201

dibarengi pula dengan rasa tanggung-jawab pegawainya dengan cara yang berbeda-beda
mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sesuai dengan polanya masing-masing yang
sebelum melaksanakan proses pembelajaran. menonjol (Sadiman, 1992). Motivasi yang baik
Kinerja guru mempunyai spesifikasi atau dari atasan atau kepala sekolah memegang
kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan peranan yang sangat penting untuk memberikan
di ukur berdasarkan spesifikasi kompetensi yang dorongan kepada guru, sehingga dengan adanya
harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan motivasi yang baik dari Kepala Sekolah maka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional kinerja guru diharapkan akan meningkat men-
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 jadi lebih baik. Mengingat cukup beratnya
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang
Guru dikembangkan secara utuh menjadi 4 guru, maka sudah sepantasnya guru mendapat-
kompetensi utama, yaitu (1) kompetensi kan banyak hal yang dapat membangkitkan
pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) semangat dalam bekerja. Hal ini penting, karena
profesional. Kinerja guru dapat dilihat dan seorang guru akan menghasilkan kinerja yang
diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria baik jika memiliki kompetensi yang baik serta
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. memiliki motivasi kerja yang cukup.
Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku Budaya sekolah atau iklim kerja meng-
yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam gambarkan suasana dan hubungan kerja antara
mengelola proses pembelajaran mulai dari sesama guru, guru dengan kepala sekolah, guru
bagaimana seorang menilai pembelajaran sam- dengan tenaga kependidikan lainnya, dan Dinas
pai pada perbaikan dan pengayaan. di lingkungannya. Hal ini merupakan wujud dari
Kepala Sekolah dalam organisasi sekolah lingkungan kerja yang kondusif. Suasana seperti
merupakan pimpinan yang bertanggungjawab ini sangat dibutuhkan guru dan kepala sekolah
atas kelangsungan organisasi tersebut. Usaha untuk melaksanakan pekerjaannya dengan lebih
pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui efektif. Budaya sekolah dapat digambarkan
kegiatan administrasi, manajemen dan kepe- melalui sikap saling mendukung (supportive),
mimpinan tergantung pada kemampuan kepala tingkat persahabatan (collegial), tingkat keinti-
sekolah. Sehubungan dengan itu maka dapat man (intimate), serta kerjasama (cooperative).
dikatakan bahwa kepala sekolah selaku adminis- (Aas Hasanah, 2008: 12) dalam Ridwan (2010:
trator berfungsi untuk merencanakan, meng- 109). Kondisi yang terjadi atas keempat dimensi
organisasikan, mengarahkan, mengkoordinasi- budaya sekolah tersebut diharapkan berpotensi
kan dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan meningkatkan kinerja guru.
yang diselengggarakan di suatu sekolah. Kepala Berdasarkan uraian di atas, dapat diketa-
Sekolah sebagai manajer pendidikan berfungsi hui banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
mewujudkan pendayagunaan setiap personal guru. Dalam penelitian ini hanya mengungkap
secara tepat, agar mampu melaksanakan tugas- bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala
tugasnya secara maksimal untuk memperoleh sekolah, motivasi kerja, dan budaya sekolah
hasil yang sebesar-besarnya, pada segi kuantitas terhadap kinerja Guru SMK Negeri di Kabu-
maupun kualitas dalam proses mengajar belajar paten Gunungkidul. Kinerja adalah keluaran
di sekolah (Hadari 1985: 90). yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indi-
Motivasi pada dasarnya dapat bersumber kator-indikator suatu pekerjaan atau profesi
dari diri sesorang atau yang sering dikenal dalam waktu tertentu. Konsep kinerja meru-
sebagai motivasi internal dan dapat pula ber- pakan singkatan dari kinetika energi kerja yang
sumber dari luar diri seseorang atau disebut juga padanannya dalam bahasa Inggris adalah
motivasi eksternal. Motivasi merupakan salah performance (Wirawan, 2009: 5). Dengan
satu alat atasan agar bawahan mau bekerja demikian mengenai tenaga pengajar dan
cerdas sesuai yang diharapkan. Manajer dalam kinerjanya adalah menyangkut seluruh aktivitas
hal ini adalah kepala sekolah dapat memotivasi yang ditunjukkan oleh tenaga pengajar dalam
202 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 2, Oktober 2014

tanggung jawabnya sebagai seorang yang tujuan yang dicapai sesuai sesuai dengan standar
pengemban suatu amanat dan tanggung-jawab yang telah ditetapkan. Menilai kualitas kinerja
untuk mendidik, mengajar, membimbing, me- guru dapat ditinjau dari beberapa indikator yang
ngarahkan dan memandu peserta didik kearah meliputi: 1) merencanakan pengajaran, 2) pelak-
kedewasaan mental spiritual maupun fisik- sanaan pembelajaran/ unjuk kerja, 3) evaluasi
biologis. pembelajaran, dan 4) tindak lanjut.
Rutman Richard menjelaskan (2003: 7) Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi (2011:
“Performance can be definite very simply as 115) menjelaskan kepemimpinan adalah proses
focused behaviour or purposeful work. In other mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang
words, job exist to achieve specific and definite berkaitan dengan tugas dari anggota kelompok.
result, and people are employed to do those job Kepemimpinan dapat diartikan menggunakan
because the organization wants to achieve those beberapa pendekatan antara lain pendekatan
result.” sifat, pendekatan tingkah laku, dan pendekatan
Riduwan (2010: 144) sebagaimana kontingensi.
mengutip Natawijaya dan Sanusi mengemuka- Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
kan secara konsepsual dan umum kinerja guru seorang pemimpin agar berhasil dalam memim-
mencapai tiga aspek kompetensi, yaitu pin organisasi secara efektif adalah sebagai
kompetensi professional, kompetensi sosial, dan berikut: a) Mempunyai kecerdasan yang cukup
kompetensi personal. tinggi untuk dapat memikirkan dan mencari
Lunenburg dan Ortein (2000: 329) kinerja penyelesaian setiap persoalan yang timbul
guru sangat dipengaruhi oleh faktor manajemen secara tepat dan bijaksana b) Mempunyai emosi
sekolah yaitu peran kepala sekolah seperti peran yang stabil atau tidak mudah terombang-ambing
kepemimpinan (leadership role), managerial oleh berbagai perubahan suasana serta dapat
role, curriculum and instructional role. Salah memisahkan antara persoalan pribadi, persoalan
satu faktor yang mempengaruhi kualitas pem- rumah tangga, dengan persoalan organisasi c)
belajaran adalah variabel guru, karena guru Mempunyai kepandaian dalam menghadapi
mempunyai pengaruh yang cukup dominan orang lain dan mampu membuat bawahan me-
terhadap proses pembelajaran dan bertanggung rasa betah, senang, dan puas dalam pekerjaan d)
jawab terhadap proses pembelajaran di kelas Mempunyai keahlian untuk mengorganisasi dan
bahkan dapat dikatakan bahwa guru sebagai menggerakkan bawahan secara bijaksana dalam
penyelenggara pendidikan di sekolah. mewujudkan tujuan organisasi serta untuk
Menurut Suharsaputra (2010: 20) mema- mengetahui dengan tepat kapan dan kepada
parkan pada hakikatnya kinerja guru adalah siapa tanggungjawab dan wewenang akan
perilaku yang dihasilkan seorang guru dalam didelegasikan.
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan Kepala sekolah adalah seseorang yang
pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah.
dengan kriteria tertentu. Kinerja seorang guru Karena sekolah merupakan lembaga yang ber-
akan tampak pada situasi dan kondisi sehari- sifat kompleks, maka sekolah sebagai organisasi
hari. Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan memerlukan koordinasi. Keberhasilan sekolah
dalam menjalankan tugas dan cara/ kualitas adalah keberhasilan kepala sekolah juga. Kepala
dalam melaksanakan kegiatan/ tugas tersebut. sekolah berhasil apabila mereka memahami
Dari beberapa penjelasan tentang penger- keberadaan sekolah sebagai organisasi yang
tian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan
kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjuk- peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang
kan oleh guru berkaitan dengan peran, tugas, dan diberi tanggungjawab untuk memimpin sekolah.
tanggung jawab yang diembannya berdasarkan Berdasarkan rumusan di atas menunjukkan
kemampuan profesional yang dimilikinya. betapa penting peran kepala sekolah dalam
Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila menggerakkan kehidupan sekolah untuk men-
Sri Setiyati, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru 203

capai tujuan. Ada dua hal yang perlu diperhati- motivation is an effect the study of course of
kan dalam rumusan tersebut yaitu sebagai behaviour.”
berikut ini: a) Kepala sekolah berperan sebagai Motivasi secara umum didefinisikan se-
kekuatan sentral yang menjadi kekuatan peng- bagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan
gerak kehidupan sekolah b) Kepala sekolah pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pe-
harus memahami tugas dan fungsi mereka demi lajaran mengenai tingkah laku.) Selanjutnya
keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian Winardi (2002:6) memaparkan motivasi kerja
kepada staf dan siswa. (Wahjosumidjo, 2005: adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam
81-82). Husaini Usman (2008) dalam Mien diri seseorang manusia, yang dapat dikembang-
Ratoe Oendjoe (2009: 258) mengemukakan bah- kan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada
wa kepemimpinan kepala sekolah merupakan intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan
salah satu faktor yang mendorong sekolah untuk imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi
mencapai tujuan secara efektif dan efisien hasil kinerja secara positif atau secara negatif,
Hasibuan (2007: 141-142) menyatakan hal mana tergantung pada situasi dan kondisi
bahwa motivasi berasal dari bahasa Latin yang dihadapi orang yang bersangkutan.
“movere” yang berarti dorongan atau mengge- Yaslis Ilyas (2002: 129) mengemukakan
rakkan. Dalam ilmu manajemen, motivasi secara motivasi kerja adalah sesuatu hal yang berasal
umum ditujukan kepada sumber daya manusia, dari internal individu yang menimbulkan doro-
dan secara khusus ditujukan kepada bawahan. ngan atau semangat untuk bekerja keras. Biget.
Motivasi berkaitan erat dengan cara-cara penga- A.S et al (2010: 213) menjelaskan: “Work
rahan daya dan potensi dari bawahan agar dapat motivation is one crucial determinant of indi-
bekerja secara produktif sehingga dapat men- vidual and organizational performance”. Moti-
capai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. vasi kerja merupakan determinasi yang sangat
Motivasi merupakan hal yang penting karena penting dalam menunjang kinerja individu dan
dapat menyalurkan, menyebabkan, ataupun organisasi.
mendukung perilaku manusia agar dapat bekerja Beberapa pengertian di atas dapat di
giat sehingga dapat mencapai hasil yang opti- simpulkan bahwa yang dimaksud motivasi kerja
mal. Dalam hal ini, untuk memotivasi bawahan- adalah sesuatu yang dapat menimbulkan se-
nya, pemimpin harus mengetahui motif dan mangat atau dorongan bekerja individu atau
motivasi yang diinginkan oleh bawahannya. kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai
American Encyclopedia menyatakan bahwa: tujuan. Motivasi kerja guru adalah kondisi yang
“Motivation: That predisposition (itself membuat guru mempunyai kemauan atau ke-
the subject of much controvency) within the butuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui
individual which arouses sustain and direct his pelaksanaan suatu tugas.
behaviour. Motivation involve such factor as Wahjosumidjo memaparkan (2007: 48)
biological and emotional needs that can only be budaya sekolah merupakan sesuatu yang di-
inferred from observation behaviour.” bangun dari hasil pertemuan antara nilai-nilai
Motivasi merupakan kecenderungan (sua- (value) yang dianut oleh kepala sekolah sebagai
tu sifat yang merupakan pokok pertentangan) pemimpin dengan nilai-nilai yang dianut oleh
dalam diri seseorang yang membangkitkan guru-guru dan para karyawan yang ada di
topangan dan mengarahkan perilakunya. Moti- sekolah. Budaya sekolah atau iklim sekolah (fi-
vasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan sik dan non fisik) yang kondusif akademik me-
emosional yang hanya dapat diduga dari pe- rupakan prasyarat bagi terselenggaranya proses
ngamatan perilaku manusia. belajar mengajar yang efektif. (DITPSMP,
Merle J. Moskowits menyatakan bahwa: 2006), sedangkan menurut Riduwan (2010: 113)
“Motivation is usually refined the initiation and lingkungan sekolah yang aman dan tertib,
direction of behaviour, and the study of optimisme dan harapan /ekspektasi yang tinggi
dari warga sekolah, kesehatan sekolah, dan
204 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 2, Oktober 2014

kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa subordinasi tidak sesuai atau bertentangan
(student centered activities) adalah contoh- dengan budaya dominan, maka akan meng-
contoh budaya sekolah yang dapat menumbuh- hambat upaya pengembangan untuk menjadi
kan semangat belajar siswa. Budaya sekolah sekolah bermutu.
sudah merupakan kewenangan sekolah sehingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang diperlukan adalah upaya- upaya yang lebih merupakan salah satu institusi pendidikan for-
intensif dan ekstentif demi produktifitas seko- mal tingkat menengah dengan tujuan untuk
lah. Budaya sekolah dibagi menjadi dua, yaitu menyiapkan tenaga kerja yang memiliki pe-
budaya yang mempunyai nilai-nilai primer, ngetahuan, ketrampilan, dan sikap yang sesuai
yaitu: (1) tujuan organisasi sekolah (2) kon- dengan spesialisasi kejuruan dan persyaratan
sensus dan komitmen terhadap tugas; (3) ke- dunia usaha dan dunia industri (Kurikulum
unggulan; (4) kesatuan kepentingan; (5) imbalan SMK, 2006).
berdasarkan prestasi; (6) empiris; (7) keakraban Pendidikan kejuruan merupakan bentuk
dan (8) integritas, sedangkan budaya yang pendidikan yang membekali peserta didik de-
bernilai sekunder, yaitu: (1) penerimaan la- ngan suatu ketrampilan tertentu agar mereka
yanan; (2) pengendalian disiplin; (3) keman- siap memasuki lapangan kerja (Peraturan
dirian; (4) pengambilan keputusan yang cepat; Pemerinta No.29 tahun 1990). Efan (Wardiman,
(5) visioner; dan (6) pengembangan. 1998: 33) mendefinisikan bahwa pendidikan
Budaya sekolah adalah nilai-nilai domi- kejuruan adalah sebagian dari sistem pendidikan
nan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang mempersiapkan seseorang agar lebih mam-
yang menuntun kebijakan sekolah terhadap pu bekerja dalam satu kelompok pekerjaan atau
semua unsur dan komponen sekolah termasuk suatu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang
stakeholders pendidikan, seperti cara melaksa- pekerjaan lainnya. Definisi tersebut mengan-
nakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau dung pengertian bahwa setiap bidang pekerjaan
kepercayaan dasar yang dianut oleh personil adalah bidang studi pendidikan kejuruan, sepan-
sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu jang bidang studi tersebut dipelajari lebih
sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma mendalam daripada bidang studi lainnya dan
yang diterima secara bersama, serta dilak- dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia
sanakan dengan penuh kesadaran sebagai kerja.
perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan Made Wena (1996: 13) memaparkan
yang menciptakan pemahaman yang sama tujuan pendidikan kejuruan adalah: a) mem-
diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik bekali peserta didik dengan seperangkat penge-
itu kepala sekolah, guru, staf, siswa dan jika tahuan, sikap, dan ketrampilan, b) menghasilkan
perlu membentuk opini masyarakat yang sama lulusan siap pakai, c) mengembangkan potensi
dengan sekolah. Beal dan Kent (1999: 26) dalam yang ada pada diri anak, dan d) mempersiapkan
Moerdiyono (2010:2) mendefinisikan budaya peserta didik untuk mampu memasuki lapangan
sekolah sebagai keyakinan dan nilai-nilai milik kerja.
bersama yang menjadi pengikat kuat keber- Berdasarkan beberapa pendapat dapat
samaan sebagai warga suatu masyarakat. Menu- disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan meru-
rut definisi ini, suatu sekolah dapat saja memiliki pakan pendidikan yang bermanfaat dalam
sejumlah budaya dengan satu budaya dominan membekali pengetahuan dan keterampilan bagi
dan sejumlah budaya lain sebagai subordinasi. siswa sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Sejumlah keyakinan dan nilai disepakati secara Pendidikan kejuruan sangat membantu dunia
luas di sekolah dan sejumlah kelompok memiliki usaha dan industri untuk mendapatkan tenaga
kesepakatan terbatas di kalangan mereka tentang kerja yang terampil dan siap pakai sesuai
keyakinan dan nilai-nilai tertentu. Jika budaya kebutuhan.
Sri Setiyati, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru 205

METODE Dalam penelitian ini diungkapkan penga-


ruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi
Penelitian ini menggunakan jenis peneliti- kerja dan budaya sekolah terhadap kinerja, guru
an kuantitatif. Dalam penelitian ini mengguna- secara bersama-sama terhadap kinerja guru
kan tipe penelitian deskriptif korelatif, terdapat SMK Negeri di Kabupaten Gunungkidul. Hasil
hubungan variabel-variabel yang ditunjukkan yang diperoleh adalah sebesar 42,2 % (di-
dengan angka koefisien korelasi. Jenis ini dipilih tunjukkan oleh model regresi), sedangkan sisa-
karena penelitian ini bertujuan mengungkap nya 57,8 % dipengaruhi oleh variabel yang lain
seberapa besar pengaruh ketiga variabel yaitu, yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, Dengan demikian, hasil penelitian ini me-
dan budaya sekolah terhadap variabel terikat nunjukkan bahwa jika seorang guru didukung
yaitu kinerja guru. dengan kepemimpinan kepala sekolah yang ba-
Penelitian ini terdiri dari satu variabel ik dan memiliki motivasi kerja yang tinggi serta
terikat dan tiga variabel bebas. Variabel terikat didukung oleh budaya sekolah yang baik maka
dalam penelitian ini adalah kinerja guru di- 42,2% guru tersebut cenderung memiliki kinerja
nyatakan sebagai Y. Variabel bebas terdiri dari yang baik dan profesional.
efektifitas kepemimpinanan kepala sekolah di- Selanjutnya penelitian ini mengungkap
nyatakan sebagai X1, motivasi kerja dinyatakan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X1)
sebagai X2, dan budaya sekolah dinyatakan terhadap kinerja guru (Y), misal analisis korelasi
sebagai X3. Hubungan ketiga variabel bebas parsial Xl terhadap Y menunjukkan ada korelasi
terhadap variabel terikat. antara X1 dan Y, dengan harga koefisien r
Penelitian ini dilaksanakan di 13 SMK sebesar 0,288. Artinya semakin baik kepemim-
Negeri di Kabupaten Gunungkidul Daerah isti- pinan kepala sekolah, maka kinerja guru akan
mewa Yogyakarta. Berdasarkan data yang di- semakin meningkat. Pengertian sumbangan
peroleh dari Data Pokok Pendidikan (DAPO- efektif disini adalah pengaruh kepemimpinan
DIK) Kabupaten Gunungkidul diketahui jumlah kepala sekolah terhadap kinerja guru memberi-
guru SMK Negeri di Kabupaten Gunungkidul kan sumbangan sebesar 18,22% sedangkan sisa-
keseluruhan berjumlah 753 orang. Waktu nya diberikan dua variabel lainnya yaitu moti-
pelaksanaan penelitian antara bulan Mei 2012 vasi kerja dan budaya sekolah. Hal ini berarti
sampai bulan Desember 2012. semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah
maka akan semakin baik kinerja guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN Selanjutnya penelitian ini mengungkap
pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap kinerja
Penelitian ini mengungkapkan pengaruh
guru (Y). Hasil analisis korelasi parsial X2
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja,
terhadap Y menunjukkan ada korelasi antara X2
dan budaya sekolah terhadap kinerja guru SMK
dan Y, dengan harga koefisien r sebesar 0,235.
Negeri di Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan
Hal ini berarti motivasi kerja perlu ditingkatkan
hasil deskriptif data variabel kinerja guru, di-
agar kinerja guru akan semakin meningkat.
peroleh persentase ketercapaian kinerja guru
Selain itu sumbangan relatif sebesar 30,88 %
SMK Negeri secara keseluruhan di Kabupaten
dan sumbangan efektif sebesar 13,03%. Pe-
Gunungkidul adalah sebesar 84,16 %, dengan
ngertian sumbangan efektif adalah pengaruh
kata lain masih 15,84% yang belum terpenuhi,
motivasi kerja terhadap kinerja guru memberi-
sedangkan skor rata-rata kinerja guru adalah
kan sumbangan sebesar 13,03% sedangkan
sebesar 92,576. Dengan demikian hasil perhitu-
sisanya diberikan dua variabel lainnya yaitu
ngan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
guru SMK Negeri di Kabupaten Gunungkidul
sekolah. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi
memiliki kinerja dengan persentase kategori
kerja maka akan semakin baik kinerja guru.
tinggi lebih banyak.
206 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 2, Oktober 2014

Hasil analisis korelasi parsial X3 dengan bahwa motivasi kerja yang tinggi akan
harga koefisien r sebesar 0,210. Seperti telah berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri
disampaikan bahwa koefisien korelasi sebesar di Kabupaten Gunungkidul menjadi lebih baik
0,210 menunjukkan bahwa terjadi hubungan (2) sesuai hasil analisis korelasi parsial untuk
yang positif antara budaya sekolah dengan hipotesis ketiga disimpulkan ada pengaruh
kinerja guru. Artinya semakin baik budaya se- positif yang signifikan antara budaya sekolah
kolah maka kinerja guru SMK Negeri juga terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten
semakin meningkat. Selain itu sumbangan Gunungkidul. Berarti bahwa budaya sekolah
relatifnya sebesar 25,93% dan sumbangan yang kondusif akan berpengaruh terhadap ki-
efektifriya sebesar 10,94%. Pengertian sumba- nerja guru SMK Negeri di Kabupaten Gunung-
ngan efektif disini adalah dari pengaruh secara kidul meningkat, (3). data hasil penelitian
serempak ketiga variabel independen sebesar menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala
42,2% budaya sekolah memberikan sumbangan sekolah lebih berpengaruh terhadap kinerja guru
sebesar 10,94% sedangkan sisanya diberikan SMK Negeri di Kabupaten Gunungkidul bila
oleh dua variabel bebas lain (kepemimpinan dibandingkan motivasi kerja dan budaya sekolah
kepala sekolah dan motivasi kerja). Hal ini dengan sumbangan efektif sebesar 18,22%.
berarti budaya sekolah yang baik akan ber-
pengaruh positif pada kinerja guru. Dengan
demikian perlu terus diupayakan budaya sekolah DAFTAR RUJUKAN
yang baik agar kinerja guru semakin baik pula.
Biget A. S. ‘et al’. 2010. Motivationg Employees
SIMPULAN of the Public Sector: Does Public Service
Motivation Matter? (Versi Elektronik).
Berdasarkan analisis hasil yang telah di- International Public Managemant Journal,
lakukan dalam penelitian, maka dapat diambil 13 (3), 213-246
kesimpulan sebagai berikut. (1) Ada pengaruh
positif yang signifikan antara kepemimpinan Ditpsmk.2006. Kurikulum SMK 2006. Jakarta:
kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya Kemendikbud
sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja
Hadari Nawawi. 1985. Administrasi Pendidikan.
guru SMK Negeri di Kabupaten Gunungkidul.
Jakarta: Gunung Agung
Hal ini dapat diartikan bahwa kepimpinan
kepala sekolah yang meningkat, motivasi kerja Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya
yang baik serta budaya sekolah yang kondusif Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara
memberikan dukungan terhadap kinerja guru di
SMK Negeri di Kabupaten Gunungkidul
Yaslis Ilyas. 2002. Kinerja Teori, Penilaian, dan
menjadi lebih meningkat. (2) Ada pengaruh
Penelitian. Depok: Pusat Kajian Ekonomi
positif yang signifikan antara kepemimpinan
Kesehatan FK MUI
kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK
Negeri di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini dapat
Lunenburg, Fred.C. and Ornstein, Allan C.
artikan bahwa kepimimpinan kepala sekolah
2000. Educational Administration: Con-
yang baik akan memberikan dukungan yang
cepts and Practices. Third Edition Bel-
positif terhadap peningkatan kinerja guru SMK
mont USA: Wardsworth
Negeri di Kabupaten gunungkidul. Berdasar uji
analisis parsial dapat dinyatakan bahwa (1) ada
Made Wena. 1996. Pendidikan System Ganda.
pengaruh positif yang signifikan antara motivasi
Bandung ITB Press.
kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di
Kabupaten Gunungkidul. Hal ini dapat diartikan
Sri Setiyati, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru 207

Moerdiyono. 2010. Artikel Budaya Sekolah, Usman, Husaini. 2008. Managemen: Teori Pra-
http://staff.uny.ac.id. Diakses tanggal 30/ ktik & Riset Pendidikan. Jakarta: Sinar
12/2012 Grafika Offset

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidi- Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi. 2011.
kan Nasional Republik Indonesia Nomor Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Akademik dan Kompetensi. Jakarta: Dep-
diknas Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala
Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasa-
Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun lahannya. Jakarta: Rajawali Press
Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Rutman Richard. 2003. Performance Planning Manusia Teori, Aplikasi, dan Penelitian.
and Review Making Employee Appraisals Jakarta: Salemba Empat
for Work. (2nd Edition). Australia: Allen &
Unwin (2003: 7) Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian
dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja
Sadiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Grafindo Persada
Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Ca-
lon Guru. Jakarta: CV Rajawali

Suharsaputra Uhar. 2010. Administrasi


Pendidikan. Jakarta: Refika Aditama

You might also like