You are on page 1of 12

Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA


TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK KARYA GUNA BHAKTI 1
BEKASI

Andri Aryanto

Mahasiswa STIE Mulia Pratama Bekasi


Email : aryantoandri1997@gmail.com

ABSTRACT
The company in carrying activities required role we call as leaders, often
leaders pour Schools should be able to create conditions that can encourage and
enable them to develop optimally owned ability and skills. One factor that affects
the teacher's performance is leadership, a leader must possess strength, vigor,
and be able to influence others who follow his or her thinking in accordance
with the rules of work. Proper decision making is one of the factors that can
affect effective school creation. The purpose of this research is to know whether
the influence or how much of the influence of leadership variables and the work
discipline of the teacher's performance in Vocational High School Karya Guna
Bhakti 1 Bekasi.
The methods used in this research are quantitative methods, where the
data collection techniques are used with the dissemination of questionnaires and
library data. The samples in this study were teachers at Vocational High School
Karya Guna Bhakti 1 Bekasi which amounted to 31 people with random
sampling method. The method used is multiple linear regression. From the data
processing results using SPSS version 20 found that Adjusted R Square
amounted to 64.3%. This means that the leadership and work discipline
variables can explain the performance variable by 64.3%. The difference,
influenced by other variables not used in this study.
The results of this study concluded that the leadership variable partially
had a positive and significant effect on teacher performance at Vocational High
School Karya Guna Bhakti 1 Bekasi. Partially, the work discipline variable has
a positive and significant effect on the performance of teachers at Vocational
High School Karya Guna Bhakti 1 Bekasi. Simultaneously, leadership and work
discipline have a positive and significant effect on teacher performance at
Vocational High School Karya Guna Bhakti 1 Bekasi.

Keywords: Leadership, Discipline work, and Teacher Performance

2
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

PENDAHULUAN
Dalam perkembangan ilmu Pengambilan keputusan yang tepat
pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor yang
mempunyai dampak yang sangat dapat memengaruhi terciptanya
besar terhadap manajemen sumber sekolah efektif. Kepala sekolah
daya manusia. Apabila suatu Sekolah adalah seorang pemimpin yang
Menengah Kejuruan (SMK) ingin ditugaskan kepadanya untuk tampil
bertahan dan berkembang dalam mewakili anggotanya, terutama
persaingan yang ketat, maka harus dalam mengambil keputusan.
meningkatkan efisiensi dan Tapi dari sekian banyaknya
produktivitas sumber daya yang faktor penentu keadaan sebuah
dimilikinya termasuk sumber daya sekolah, faktor manajemen
manusia dan system manajemen. merupakan faktor yang utama.
Manusia merupakan sumber daya Maksudnya di sini adalah, baik
strategik meskipun tidak mengurangi tidaknya sebuah sekolah, akan
pentingnya sumber daya yang lain berkembang tidaknya sebuah sekolah,
seperti modal, mesin, waktu, energi, sangat ditentukan oleh bagaimana
informasi dan sebagainya. sekolah tersebut dikelola. Jika sebuah
Keberhasilan suatu sekolah sekolah dikelola dengan baik atau
sangat dipengaruhi oleh kinerja guru sangat baik, sekolah tersebut akan
dan tenaga kependidikannya. Kinerja mampu mempertahankan
merupakan hasil atau tingkat keberadaannya dan juga akan mampu
keberhasilan seseorang secara mengembangkan diri, baik secara
keseluruhan selama periode tertentu kuantitas juga kualitas.
didalam melaksanakan tugas dengan Suatu analisis terhadap
berbagai kemungkinan, seperti kepemimpinan dan disiplin kerja
standar hasil kerja, target atau sasaran sangat penting bagi peningkatan
dan kriteria yang telah disepakati pendidikan, baik kegiatan internal
bersama. maupun eksternal, hal ini sangat erat
Untuk mencapai kinerja yang hubungannya dengan hasil serta
maksimal, maka sekolah harus kepuasan akan berkembangnya suatu
mampu menciptakan kondisi yang sekolah. Berkaitan dengan itu, maka
dapat mendorong dan memungkinkan kepemimpinan dan disiplin kerja
untuk mengembangkan kemampuan menjadi daya dorong dalam
serta ketrampilan yang dimiliki secara meningkatkan tingkat kinerja guru.
optimal sesuai dengan kebutuhan baik Tingkat kinerja guru dapat diraih
di Dunia Usaha maupun di Dunia melalui kerja kepemimpinan dan
Industri.Salah satu faktor yang disiplin kerja yang diberikan dalam
mempengaruhi kinerja guru adalah setiap kegiatan. Banyak hal yang
kepemimpinan, Seorang pemimpin dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah
harus memiliki kekuatan, semangat, untuk merangsang kemampuan kerja
dan mampu mempengaruhi orang lain guru agar memberikan hasil yang
yang mengikuti hasil pemikirannya meningkatkan kinerja guru.
sesuai dengan aturan kerja.

3
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

Dalam hal ini Regenerasi memahami setiap perilaku bawahan


kepemimpinan terhadap sekolah yang berbeda-beda. Bawahan
mengakibatkan perubahan iklim gaya dipengaruhi sedemikian rupa
kepemimpinan yang dampaknya yaitu sehingga bisa memberikan
dengan adanya kebijakan-kebijakan pengabdian dan partisipasinya kepada
baru dimana guru maupun tenaga organisasi secara efektif dan efisien.
pendidik harus menyesuaikan dari Dengan kata lain, bahwa
perubahan ini. Transparansi dan sifat sukses tidaknya usaha pencapaian
tegas dari Kepala Sekolah selaku tujuan organisasi ditentukan oleh
pemimpin perlu ditingkatkan karena kualitas kepemimpinan. Ada
berdampak sangat besar terhadap bermacam-macam pengertian
disiplin kerja maupun kinerja dari mengenai kepemimpinan yang
guru tersebut, agar guru memahami diberikan oleh para ahli. Namun, pada
situasi sekolah sehingga intinya, kepemimpinan adalah suatu
mempermudah untuk berpartisipasi proses kegiatan seseorang untuk
dalam penyelenggaraan apapun yang menggerakkan orang lain dengan
ada di sekolah seperti Kegiatan memimpin, membimbing,
Belajar Mengajar (KBM). mempengaruhi orang lain, untuk
Transparansi dalam bentuk konteks melakukan sesuatu agar dicapai hasil
pendidikan, sangatlah jelas yaitu yang diharapkan.
kepolosan apa adanya, tidak bohong, Mengingat bahwa apa yang
jujur dan terbuka terhadap seluruhnya digerakkan oleh seorang pemimpin
baik itu guru maupun tenaga bukan benda mati, tetapi manusia
kependidikan tentang apa yang yang mempunyai perasaan dan akal,
dikerjakan oleh sekolah, dimana data serta beraneka ragam jenis dan
yang dilaporkan sekolah sifatnya, maka masalah
mencermikan realitas yang kepemimpinan tidak dapat dipandang
sebenarnya dan setiap perubahan mudah. Kemauan seorang pemimpin
harus diungkapkan secara sebenarnya merupakan suatu sarana untuk
dan dengan segera kepada semua mencapai tujuan. Hal ini berarti
pihak yang terkait (stakeholders) bawahan dalam memenuhi
terutama oleh Kepemimpinan kebutuhannya tergantung pada
sehingga akan terwujudnya tujuan keterampilan dan kemampuan
sekolah. pemimpin.

KEPEMIMPINAN
Teori Gaya Kepemimpinan
Dalam buku Sutrisno (2016) Gaya kepemimpinan pada
suatu organisasi, faktor dasarnya dapat dilihat dari
kepemimpinan memegang peranan bermacammacam sudut pandangan.
yang penting karena pemimpin itulah Adapun gaya kepemimpinan yang
yang akan menggerakan dan ada, yaitu :
mengarahkan organisasi dalam 1. Gaya persuasif yaitu gaya
mencapai tujuan dan sekaligus memimpin dengan menggunakan
merupakan tugas yang tidak mudah. pendekatan yang menggugah
Tidak mudah, karena harus perasaan, pikiran atau dengan

4
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

kata lain dengan melakukan pemimpin yang banyak bicara


ajakan atau bujukan. namun tidak disesuaikan dengan
2. Gaya refresif yaitu gaya apa yang ia kerjakan.
kepemimpinan dengan cara 9. Gaya edukatif yaitu pemimpin
memberikan tekanan-tekanan, yang suka melakukan
ancaman-ancaman, sehingga pengembangan bawahan dengan
bawahan merasa ketakutan. cara memberikan pendidikan dan
3. Gaya partisipatif yaitu gaya keterampilan kepada bawahan.
kepemimpinan dimana 10. Gaya retrogresif yaitu pimpinan
memberikan kesempatan kepada tidak suka melihat maju, apalagi
bawahan untuk ikut serta secara melebihi dirinya. Untuk itu
aktif baik mental, spiritual, fisik, pemimpin yang bergaya,
maupun materil dalam kiprahnya retrogresif selalu menghalangi
di organisasi. bawahannya untuk
4. Gaya inovatif yaitu pemimpin mengembangkan pengetahuan
yang selalu berusaha dengan dan keterampilan.
keras untuk mewujudkan usaha-
usaha pembaruan didalam segala Tugas-Tugas Kepemimpinan
bidang, baik bidang politik, Tugas-tugas kepemimpinan
ekonomi, sisoal, budaya, atau cukup banyak, namun dalam hal ini
setiap produk terkait dengan akan diuraikan beberapa tugas-tugas
kebutuhan manusia. penting saja, antara lain :
5. Gaya investigatif yaitu gaya
pemimpin yang selalu melakukan 1. Sebagai Konselor
penelitian yang disertai dengan
Konselor merupakan tugas
rasa penuh kecurigaan terhadap
seorang pemimpin dalam suatu unit
bawahannya sehingga
kerja, dengan membantu atau
menyebabkan kreativitas,
menolong sumber daya manusia
inovasi, serta insiatif dari
untuk mengatasi masalah yang
bawahan kurang berkembang,
dihadapinya dalam melakukan tugas
karena bawahan takut melakukan
yang dibebankan kepadanya. Dalam
kesalahan-kesalahan.
pengertian ini, maka pekerjaan
6. Gaya inspektif yaitu pemimpin seorang konselor disebut dengan
yang suka melakukan acara-acara konseling.
yang sifatnya protokoler,
2. Sebagai Instruktur
kepemimpinan dengan gaya
inspektif menuntut penghormatan Seorang pemimpin pada
bawahan, atau pemimpin yang peringkat mana pun ia berada,
senang apabila dihormati. sebenarnya pada jabatannya itu
melekat tugas sebagai instruktur, atau
7. Gaya motivatif yaitu pemimpin
sebagai pengajar yang baik terhadap
yang dapat menyampaikan
sumber daya manusia yang ada
informasi mengenai ide-idenya,
dibawahnya. Instruktur yang baik
program-program dan kebijakan
akan mempunyai pecan sebagai guru
kebawahan dengan baik.
yang bijaksana, yang memungkinkan
8. Gaya naratif yaitu pemimpinan setiap bawahan semakin lama
yang bergaya naratif merupakan

5
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

semakin pintar dan professional segala ikatan dan peraturan yang


dalam melaksanakan tugasnya. membatasi kegiatan dan perilakunya.
3. Memimpin Rapat Namun manusia juga merupakan
Seorang pemimpin pada tingkat mahluk sosial yang hidup di antara
manapun, pada suatu waktu perlu individu-individu lain, dimana ia
mengadakan rapat dan memimpinnya. mempunyai kebutuhan akan perasaan
Suatu rencana yang akan disusun di terima oleh orang lain
biasanya didahului oleh rapat, agar Disiplin merupakan sikap,
pelaksanaan rencana itu lebih mudah tingkah laku dan perbuatan yang
dilaksanakan. sesuai dengan peraturan sekolah baik
4. Mengambil Keputusan yang tertulis maupun yang tidak
Di antara seluruh tugas yang tertulis. Peraturan yang dimaksud
disandang oleh manajemen sumber termasuk absensi, lambat masuk,
daya manusia, maka yang mungkin serta cepat pulang guru. Jadi hal ini
terberat adalah tugas mengambil merupakan suatu sikap indisipliner
keputusan. Pengambilan keputusan guru yang perlu disikapi dengan baik
ini merupakan satu-satunya hal yang oleh pihak manajemen.
membedakan seorang pemimpin. Menurut Simamora (1997)
Oleh sebab itu, keberhasilan seorang dalam jurnal Tongo-Tongo (2014)
pemimpin sangat di tentukan oleh disiplin adalah prosedur yang
keterampilan mengambil keputusan, mengoreksi atau menghukum
di saat-saat amat kritis. bawahan karena melanggar peraturan
5. Mendelegasikan Wewenang atau prosedur. Disiplin kerja adalah
Pendelegasian disebut jugs suatu alat yang digunakan para
pelimpahan. Seorang pemimpin tidak manajer untuk berkomunikasi dengan
mungkin dapat mengedakan sendiri karyawan agar mereka bersedia untuk
seluruh pekerjaannya, karena mengubah suatu perilaku serta
keterbatasan waktu dan keterbatasan sebagai suatu upaya untuk
kemampuan. Oleh sebab itu, seorang meningkatkan kesadaran dan
pemimpin yang bijaksana haruslah kesediaan seseorang menaati semua
mendelegasian sebagaian tugas dan peraturan perusahaan dan norma-
wewenang kepada bawahannya. norma sosial yang berlaku (Rivai,
2004).
DISIPLIN KERJA Hasibuan (2004), berpendapat
Di dalam kehidupan Sehari- bahwa kedisiplinan adalah kesadaran
hari, di mana pun manusia berada, dan kesediaan seseorang menaati
dibutuhkan peraturan-peraturan dan semua peraturan perusahaan dan
ketentuan yang akan mengatur dan norma-norma sosial yang berlaku.
membatasi setiap kegiatan dan Menurut Terry ( dalam
prilakunya. Namun peraturan- Tohardi, 2002), disiplin merupakan
peraturan tersebut tidak akan ada alat penggerak karyawan. Agar tiap
artinya bila tidak disertai dengan pekerjaan dapat berjalan dengan
sanksi bagi para pelanggarnya. lancar, maka harus diusahakan agar
Manusia sebagai individu ada disiplin yang baik.
terkadang ingin hidup bebas,
sehingga ia ingin melepaskan diri dari

6
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

pimpinan untuk mengambil tindakan


Faktor-faktor yang Mempengaruhi yang sesuai dengan tingkat
Disiplin Kerja pelanggaran yang dibuatnya.
Asumsinya bahwa pemimpin
mempunyai pengaruh langsung atas KINERJA GURU
sikap kebiasaan yang diperoleh Kinerja merupakan hasil
karyawan. Kebiasaan itu ditentukan pekerjaan yang mempunyai hubungan
oleh pemimpin, baik dengan iklim atau kuat dengan strategis organisasi,
suasana kepemimpinan maupun melalui kepuasan konsumen, dan memberikan
contoh diri pribadi. Karena itu, untuk kontribusi pada ekonomi. Kinerja
mendapat disiplin yang baik, maka adalah tentang melakukan pekerjaan
pemimpin harus memberikan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
kepemimpinan yang baik pula. Menurut tersebut. Kinerja adalah tentang apa
Singodimedjo (2000), faktor yang yang dikerjakan dan bagaimana cara
mempengaruhi disiplin pegawai adalah: mengerjakannya.
1. Besar kecilnya pemberian
kompensasi Besar kecilnya Menurut Bambang Kusriyanto
kompensasi dapat mempengaruhi dalam Mangkunegara (2005) : Kinerja
tegaknya disiplin. Para karyawan adalah perbandingan hasil yang dicapai
akan mematuhi segala peraturan dengan peran serta tenaga kerja
yang berlaku, bila ia merasa persatuan waktu (lazimnya per jam).
mendapat jaminan balas jasa yang
setimpal dengan jerih payahnya yang Faustino Cardosa Gomes (1995)
telah dikontribusikan bagi dalam buku Prabu, Anwar
perusahaan. Mangkunegara (2019) mengemukakan
2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan definisi kinerja karyawan sebagai : “
dalam perusahaan. Keteladanan Ungkapan seperti output, efisiensi serta
pimpinan sangat penting sekali, efektivitas sering dihubungkan dengan
karena dalam lingkungan produktivitas”
perusahaan, semua karyawan akan Menurut Prabu, Anwar
selalu memerhatikan bagaimana Mangkunegara (2000), kinerja
pimpinan dapat menegakkan disiplin karyawan (prestasi kerja) adalah hasil
dirinya dan bagaimana ia dapat kerja secara kualitas dan kuantitas
mengendalikan dirinya dari ucapan, yang dicapai oleh seorang karyawan
perbuatan dan sikap yang dapat dalam melaksanakan tugasnya sesuai
merugikan aturan disiplin yang dengan tanggung jawab yang
sudah ditetepkan. diberikan kepadanya.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat Menurut Rivai dan Basri (2005),
dijadikan pegangan. Pembinaan kinerja adalah kesediaan seseorang atau
disiplin tidak akan dapat terlaksana kelompok orang untuk melakukan
dalam perusahaan, bila tidak ada sesuatu kegiatan dan
aturan tertulis yang pasti untuk dapat menyempurnakannya sesuai dengan
dijadikan pegangan bersama. tanggung jawab dengan hasil seperti
4. Keberanian pimpinan dalam yang diharapkan.
mengambil tindakan. Bila ada Kinerja Karyawan merupakan
seseorang karyawan yang melanggar hasil sinergi dari sejumlah faktor yang
disiplin, maka perlu ada keberanian terdiri dari (Wirawan, 2017) :

7
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

a) Faktor Internal Karyawan sehat antara atasan dan


Faktor internak karyawan yatu bawahan.
faktor-faktor dari dalam diri e) Mengetahui kondisi prestasi
karyawan yang merupakan kerja karyawan dalam bekerja.
faktor bawaan dari lahir dan f) Mengetahui kekuatan dan
factor yang diperoleh ketika kelemahan masingmasing
karyawan itu berkembang. sehingga dapat memacu
b) Faktor Lingkungan Internal perkembangannya. Dan lebih
Organisasi mengenal karyawan, sehingga
Dalam melaksanakan tugasnya dapat membantu dalam
karyawan ahrus memerlukan meningkatkan motivasi
dukungan organisasi karyawan dalam bekerja.
c) Faktor Lingkungan Eksternal g) Hasil penilaian pelaksanaan
Organisasi pekerjaan dapat bermanfaat bagi
Faktor-faktor lingkungan penelitian dan pengembangan
eksternal organisasi adalah dibidang personalia secara
keadaan, kejadian, atau situasi keseluruhan. Mahsun, dalam
yang terjadi di lingkungan bukunya Pengukuran Kinerja
eksternal organisasi yang Sektor Publik (2006)
memengaruhi kinerja karyawan. menjelaskan “Kinerja
(performance) adalah gambaran
Tujuan dan Manfaat Penilaian mengenai tingkat pencapaian
Kinerja pelaksanaan suatu kegiatan atau
Robert L Mathis dan John H program dalam mewujudkan
Jackson (2002) mengatakan bahwa sasaran, tujuan, misi dan visi
penilaian kinerja adalah proses evaluasi organisasi yang tertuang dalam
seberapa baik karyawan mengerjakan strategi planning organisasi”.
pekerjaan mereka ketika dibandingkan
dengan satu set standar dan kemudian METODELOGI PENELITIAN
mengkomuni- kasikannya dengan para Dalam penulisan ini, penulis
karyawan. menggunakan metode pengumpulan
Tujuan penilaian pelaksanaan data sebagai berikut :
pekerjaan di perinci sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan (Library
a) Mengetahui dimana keadaan Research)
keterampilan dasar perencanaan Dalam metode ini penulis mempelajari,
setiap karyawan secara rutin. menggunakan dan memanfaatkan buku-
b) Sebagai dasar perencanaan buku bacaan, jurnal ilmiah dan bahan-
bidang personalia, khususnya bahan perkuliahan untuk mendapatkan
kesempurnaan kondisi kerja, teori yang akan digunakan dalam
peningkatan mutu, dan hasil penelitian dan penyusunan skripsi ini.
kerja.
c) Sebagai dasar pengembangan b. Penelitian Lapangan (Field
dan pendayagunaan karyawan Research)
seoptimal mungkin Untuk mengembangkan metode ini
d) Mendorong terciptanya diperlukan penelitian lapangan sebagai
hubungan timbal balik yang

8
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

objek yang akan diteliti dengan cara yang terdapat dalam kuesioner tersebut
sebagai berikut : adalah konsisten atau stabil dari waktu
1. Pengamatan (Observation) ke waktu. Uji validitas dapat dilakukan
Pengumpulan data secara langsung dengan membandingkan nilai r hitung
dilapangan dimana penulis melakukan dan r tabel.
pengamatan dan penelitian secara d. Uji Reabilitas
langsung pada objek penelitian yaitu Uji Reabilitas merupakan uji
pada SMK Karya Guna Bhakti 1 Bekasi. kehandalan yang digunakan untuk
2. Wawancara (Interview) mengetahui seberapa jauh alat ukur
dapat diandalkan.
Mengadakan tanya jawab dengan
e. Uji Normalitas
pihak-pihak terkait guna memperoleh
Uji normalitas digunakan untuk
data-data yang berhubungan dengan
mengetahui distribusi data dalam
objek penelitian yaitu pada SMK Karya
variabel yang akan digunakan dalam
Guna Bhakti 1 Bekasi.
penelitian normal atau tidak.
3. Daftar Pertanyaan (Quesioner)
f. Uji Multikolinearitas
Pengumpulan data dengan mengajukan
Uji multikolinieritas adalah keadaan
pertanyaan melalui daftar pertanyaan
dimana terjadi hubungan linier yang
yang diberikan kepada responden, yaitu
sempurna atau mendekati sempurna
guru SMK Karya Guna Bhakti 1 Bekasi
antar variabel independen dan model
berjumlah 31 orang.
regresi.
Metode analisis data yang g. Uji Heteroskedastisitas
digunakan dalam penelitian ini Uji heteroskedastisitas digunakan
terdiri dari : untuk menguji terjadinya perbedaan
a. Analisis Kuantitatif variance residual suatu periode
Untuk megetahui seberapa besar pengamatan satu ke pengamatan lain.
pengaruh kepemimpinan dan h. Uji Autokorelasi
disiplin kerja terhadap kinerja Menurut Imam Ghozali (2011), uji
pegawai, penulis menggunakan autokolerasi bertujuan menguji apakah
beberapa teori-teori pendekatan. dalam model regresi linear ada kolerasi
b. Analisis Deskriptif Salah satu jenis antara kesalahan pengganggu pada
penelitian yang tujuannya untuk periode t dengan kesalahan pengganggu
rnenyajikan gambaran lengkap pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
mengenai setting sosial atau terjadi autokolerasi maka dinamakan
dimaksudkan untuk eksplorasi dan ada problem autokolerasi.
klarifikasi mengenai suatu i. Koefisien Determinasi
fenomena atau kenyataan sosial, Koefisien determinasi digunakan
dengan jalan mendeskripsikan untuk menghitung seberapa besar
sejumlah variabel yang berkenaan pengaruh variabel independen terhadap
dengan masalah dan unit yang variabel dependen. Pengujian ini dengan
diteliti antara fenomena yang diuji. melihat nilai R2.
c. Uji Validitas j. Uji t
Uji validitas dilakukan untuk Uji t digunakan untuk mengetahui
mengetahui kelayakan dari kuesioner. apakah dalam model regresi variabel
Kuesioner dikatakan valid apabila bebas kepemimpinan dan disiplin kerja
jawaban seseorang terhadap pernyataan

9
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

secara parsial berpengaruh terhadap Proses Pelaksanaan Disiplin Kerja


kinerja guru. Disiplin yang paling baik adalah disiplin
Kriteria Pengujian Kriteria diri, kecenderungan orang normal
Pengujian menurut (Ghozali, 2012) : adalah melalukan apa yang menjadi
Jika t hitung < t tabel, maka Ho kewajibannya dan menempati aturan
diterima. perusahaan. Suatu waktu orang
Jika t hitung > t tabel, maka Ho mengerti apa yang dibutuhkan dari
ditolak. mereka, dimana guru diharapkan untuk
k. Uji F selalu melakukan tugasnya yaitu
Digunakan untuk menguji pengaruh melakukan kegiatan belajar mengajar.
variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Penyajian Data
Untuk mendapatkan hasil yang Penulis melakukan penelitian ini
meyakinkan maka akan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pengujian F hitung dan F tabel dengan kepemimpinan dan disiplin kerja
tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. terhadap kinerja guru pada SMK Karya
Kriteria pengujian Kriteria Guna Bhakti 1 Bekasi. Data ini
Pengujian menurut (Ghozali, 2012) : diperoleh dengan membagikan
Jika F hitung > F tabel, maka Ho koisioner kepada responden, data
ditolak dan Ha diterima kualitatif kemudian dikuantitatifkan
Jika F hitung < F tabel, maka Ho dengan menggunakan skala lima
diterima dan Ha ditolak tingkat, yang skor nilaianya sebagai
berikut.
Data kualitatif yang kita dapatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN kemudian dikuantitatifkan dengan
menggunakan skala lima (skala
Proses Pelaksanaan Kepemimpinan likert)tingkat yang skor nilainya
Pengaruh Kepemimpinan pada disajikan sebagai berikut :
SMK Karya Guna Bhakti perubahan
iklim gaya kepemimpinan yang Tabel 4.1
dampaknya yaitu dengan adanya Skor Penilaian
kebijakan-kebijakan baru dimana guru Jawaban Skor
maupun tenaga pendidik harus
menyesuaikan dari perubahan ini.
Sangat Setuju (SS) 5
Transparansi dan sifat tegas dari Kepala
Sekolah selaku pemimpin perlu
ditingkatkan karena berdampak sangat Setuju (S) 4
besar terhadap disiplin kerja maupun
kinerja dari guru tersebut, agar guru Ragu-ragu (R) 3
memahami situasi sekolah sehingga
mempermudah untuk berpartisipasi Tidak Setuju (TS) 2
dalam penyelenggaraan apapun yang
ada di sekolah seperti Kegiatan Belajar
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Mengajar (KBM).

Sumber : Data diolah (2020)

10
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

Tabel 4.2 Analisa Deskriptif


Jenis Kelamin Kepemimpinan dan disiplin
kerja memiliki pengaruh yang kuat dan
positif terhadap kinerja guru pada SMK
Jenis Jumlah Persentase
Karya Guna Bhakti 1 Bekasi. Hal ini
terlihat dari hasil analisis dengan
Kelamin
(%) menggunakan rumus regresi berganda,
diperoleh nilai sebesar Y = 9,945 +
0,147 X1 + 0,626 X2. Kesimpulan dari
Laki-laki 17 54,8 analisis dengan menggunakan rumus
koefisien regresi linear berganda adalah
Perempuan 14 45,2 bila kepemimpinan (X1 = 0) tidak
diefektifkan dan disiplin kerja (X2 = 0)
Total 31 100 tidak ditingkatkan, maka tingkat kinerja
guru yang dapat dicapai hanya 9,945
satuan. Sedangkan apabila
Sumber : Data diolah (2020) kepemimpinan ditingkatkan
efektifitasnya sebesar 9000 satuan (X1 =
Dari data penelitian pada SMK Karya 9000) akan mengakibatkan kinerja guru
Guna Bhakti 1 Bekasi Bekasi disajikan meningkat sebesar 147 satuan dengan
data kepemimpinan, disiplin kerja, dan asumsi pemberian disiplin kerja (X2 =
kinerja guru sebagai berikut : 0). Selanjutnya apabila disiplin kerja
ditingkatkan bertambah sebesar 9000
satuan (X2 = 9000) akan meningkatkan
Analisis Regresi Linier Berganda
kinerja guru sebesar 626 satuan dengan
Pengaruh antara variabel bebas asumsi kepemimpinan tetap (X1 = 0).
kepemimpinan (X1) dan disiplin kerja
(X2) terhadap variabel terikat kinerja
KESIMPULAN
guru (Y) pada SMK Karya Guna Bhakti
1 Bekasi yaitu Y = 9,945 + 0,147 X1 +
0,626 X2. Disimpulkan bahwa bila ada Pada penelitian ini seluruh
kepemimpinan (X1 = 0 tidak efektif dan responden sebanyak 31 orang yang
disiplin X2 = 0 tidak ditingkatkan maka merupakan guru pada SMK Karya Guna
tingkat kinerja guru yang dapat dicapai Bhakti 1 Bekasi. Hal ini menunjukkan
hanya 9,945 satuan. bahwa jawaban terhadap setiap
Analisis Koefisien Determinasi pernyataan responden dapat
Nilai Adjusted R2 (R Square) dipertanggung jawabkan. Kemajuan
adalah sebesar 0,643 hal ini dapat sekolah dapat dilihat dari
menunjukan besarnya peranan variabel kepemimpinan kepala sekolahnya
independen (X1 dan X2) yaitu didukung oleh disiplin kerja dan kinerja
kepemimpinan dan disiplin kerja secara guru.
bersama-sama dapat mempengaruhi Berdasarkan hasil pengujian
variabel dependen (Y) kinerja guru secara menyeluruh (uji F) melalui SPSS
sebesar 64,3% sedangkan sisanya di (Statistical Product and Service
pengaruhi oleh faktor lain yang diteliti Solution) versi 20, terlihat sig. Sebesar
seperti kompensasi dan motivasi kerja. 0,000 < 0,05 atau 25,205 > 3,33 dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima

11
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

yang artinya terdapat pengaruh maka Ho ditolak dan Ha diterima yang


kepemimpinan dan disiplin kerja artinya secara parsial terdapat pengaruh
terhadap kinerja guru. antara kepemimpinan (X1) terhadap
Dimana variabel bebas berpengaruh kinerja guru (Y).
signifikan terhadap variabel terikat. Hasil pengujian disiplin kerja
Berdasarkan uji koefisien terhadap kinerja guru menunjukkan, t
determinasi R2 dapat diketahui bahwa hitung 6,596 > 2,048 dengan nilai
nilai R2 (R Square) variabel signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho
kepemimpinan dan disiplin kerja adalah ditolak dan Ha diterima yang artinya
sebesar 64,3%. secara parsial terdapat pengaruh disiplin
Hal ini menunjukkan besarnya kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y).
peranan kepemimpinan dan disiplin Berdasarkan keseluruhan hasil
kerja secara bersama-sama dapat dari pengolahan data melalui
mempengaruhi kinerja guru. SPSS(Statistical Product and Service
Solution) versi 20, dapat disimpulkan
Dalam pengujian t (secara parsial)
bahwa kepemimpinan dan disiplin kerja
melalui SPSS (Statistical Product and
berpengaruh positif dan signifikan
Service Solution) versi 20, terlihat
terhadap kinerja guru pada SMK Karya
bahwa hasil sig. Untuk variabel
Guna Bhakti 1 Bekasi.
kepemimpinan terhadap kinerja guru
menunjukkan t hitung 2,854 > 2,048
dengan nilai signifikansi 0,008 < 0,05
Sutrisno, Edy. 2016. Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Fahmi, Irham. 2018. Pengantar Ilmu Prenadamedia Group.
Kepemimpinan. Bandung: PT.
Refika Aditama Sumber Jurnal :
Gaol, L. 2019. A to Z Human Capital Helmi, Avin Fadilla. 1996. Disiplin
Manajemen Sumber Daya Kerja. Jurnal Buletin Psikologi
Manusia. Jakarta: PT. Grasindo Tahun IV, No. 2, Desember
Anggota Ikapi. 1996, Edisi Khusus Ulang
Hamali, Arif Yusuf. 2018. Tahun XXXII.
Pemahaman Manajemen Isvandari, Any. 2018. Pengaruh
Sumber Daya Manusia. Kepemimpinan dan Disiplin
Yogyakarta: CAPS (Center for Kerja Terhadap Kinerja
Academic Publishing Service). Karyawan Pada PT. Central
Hasbullah, Rahmat. 2017. Capital Futures Cabang
Kepemimpinan Konsep dan Malang. Jurnal JIBEKA Vol.2 ,
Aplikasi. Karawang: CV. No. 1, 2018: 17-2.
Adrafindo Mitra. Purba, Jon Henri. 2016. Pengaruh
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. Pelatihan dan Gaya
2019. Evaluasi Kinerja SDM. Kepemimpinan Terhadap
Jakarta: PT. Refika Aditama. Kinerja Pegawai Pada PT.
Sarinah. 2017. Pengantar Perkebunan Nusantara II
Manajemen. Yogyakarta: CV. Tanjung Morawa. Jurnal Ilmiah
Budi Utama.

12
Andri Aryanto, Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Guru

Methonomi Vol.2 , No. 2,


2016:46-48.
Sofie, Febriani dan Fitria, Sisca Eka.
2018.Identifikasi Fungsi
Manajemen Sumber Daya
Manusia Pada Usaha
Menengah Studi Pada CV. Kota
Agung. Jurnal Wacana Ekonomi
Vol. 18 , No. 01, 2018:001-012
Garut: Universitas Garut.
Tongo-Tongo, Yubersius. 2014.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
dan Disiplin Kerja Terhadap
Anggota Detasemen A Pelopo
Satuan Brigadie Mobil
Kepolisian Daerah Sulawesi
Utara. Jurnal Riset Bisnis dan
Manajemen Vol.2 , No. 4,
2014:103-117.

Sumber Naskah Publikasi :


Kumalasari, Eti dan Muslim, Muh
Azis. 2013. Analisis Tingkat
Disiplin Kerja Tenaga
Kependidikan Dekanat FISIP
UI Tahun 2011. Jurnal Riset
Bisnis dan FISIP UI Tahun
2013.

13

You might also like