You are on page 1of 32

PENGARUH KEPEMIMPINAN PELAYAN (SERVANT

LEADERSHIP) DAN KOMPETENSI


TERHADAP KEPUASAN KERJA DALAM
MENINGKATKAN KINERJA PENGAJAR
(Studi Pada Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation)

Masrul Saragih, Indi Djastuti1, Mirwan Surya Perdhana2


Jurusan Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Jl. Erlangga Tengah No.17 Semarang 50241, Phone: +62248449010

This study aimed to examine the effect of servant leadership and


competencies to job satisfaction and teacher performance, and also the effect
of job satisfaction on the teachers’ performance. The research problem is how
to increase the performance of teachers through servant leadership,
competence, and job satisfaction.
This research was conducted at the Tutoring Institute of Ganesha
Operation by the number of respondents was 120 faculty which spread in
Branch of Semarang and Magelang etc. Data were collected by distributing a
questionnaire to present the questions covered by 4 variables with each five
indicators for each variable studied.
Processing data used Structural Equation Modeling (SEM) which was
run by the software Analysis of Moment Structure (AMOS). The results of data
analysis concluded that the servant leadership gave positive and significant
impact on job satisfaction, servant leadership did not affect the teachers’
performance, competence was not a positive effect on job satisfaction,
competence did not affect teachers’ performance and job satisfaction gave
positive and significant effect on the teachers’ performance.
The empirical findings showed that servant leadership affected job
satisfaction, then job satisfaction will further affect teacher performance.

Keywords: servant leadership, competence, job satisfaction and teacher


performance

1
I. PENDAHULUAN Kepemimpinan sampai saat
Dalam sebuah organisasi, ini masih dipandang sebagai faktor
faktor yang paling penting adalah yang sangat penting dalam
sumber daya manusia (human organisasi, bahkan juga
resources), karena sumber daya mempengaruhi hampir semua
manusia tersebut yang akan kehidupan manusia. Dunia
menjalankan roda organisasi. pendidikan mempunyai karateristik
Kemampuan yang dimiliki oleh yang khas sehingga membutuhkan
sumber daya manusia tersebut maka kepemimpinan tertentu. Dunia
organisasi dapat berjalan secara pendidikan di Indonesia saait ini
optimal dan mencapai tujuan sedang aktif melakukan perubahan,
organisasi. Kemampuan yang harus sehingga pemimpinnya harus mampu
dimiliki meliputi kemampuan teknis, membuat perubahan yang berguna.
teoritis, konseptual dan moral dari Menurut Frost (2003) menekankan
setiap pelaku dalam organisasi bahwa akibat krisis kepemimpinan,
tersebut. Di sisi lain perusahaan tidak banyak orang yang menderita,
mungkin mengoperasikan mengalami burn-out, yang tidak
kegiatannya tanpa sumber daya dapat menikmati hidup dalam
manusia yang terlibat langsung pekerjaannya, serta banyak biaya
dalam tumbuh berkembangnya yang dikeluarkan untuk mengobati
perusahaan. Manusia selalu berperan sakit emosional di tempat kerja. Ada
aktif dan dominan dalam setiap kebutuhan yang besar saat ini untuk
kegiatan organisasi, karena manusia melakukan pendidikan
menjadi perencana, pelaku, dan kepemimpinan untuk generasi yang
penentu terwujudnya tujuan akan datang, termasuk
organisasi. Oleh karena itu, tenaga kepemimpinan di lembaga
kerja yang bekerja sesuai dengan pendidikan.
fungsinya akan menunjang Bass (2000) menyatakan
tercapainya keberhasilan tujuan bahwa tentang tranformational
organisasi. Tujuan organisasi tidak leadership dengan bentuk
mungkin terwujud tanpa peran aktif kepemimpinan yang lain menyatakan
karyawan meskipun alat-alat yang bahwa terdapat banyak kesamaan
dimiliki perusahaan begitu servant leadership dengan
canggihnya. Untuk mengetahui tranformational leadership.
sejauh mana keberadaan, peran, dan Kesamaan tersebut terkait dengan
kontribusi sumber daya manusia karateristik vision, influence,
dalam mencapai tujuan organisasi, credibility, trust, dan service. Namun
tentu diperlukan pengkuran kinerja. servant leadership mempunyai
Organisasi yang berhasil dan efektif tingkat lebih tinggi dari
merupakan organisasi yang salah tranformational leadership karena
satu cirinya adalah memiliki individu terdapat penyamaan motif pemimpin
yang di dalamnya memiliki kinerja dan bawahan. Polley (2002) juga
yang baik. Organisasi yang efektif membuat perbandingan servant
atau berhasil akan ditopang oleh leadership dengan tiga paradigma
sumber daya manusia yang kepemimpinan sebelumnya yaitu
berkualitas. pendekatan trait, behavioral, dan

2
contingency. Polley juga menyatakan melaksanakan peran dan tugasnya,
bahwa servant leadership sangat ini berarti kinerja pengajar
dekat kesamaannya dengan merupakan faktor yang amat
tranformational leadership. Sampai menentukan bagi mutu pembelajaran
saat ini penelitian mengenai atau pendidikan yang berimplikasi
Kepemimpinan Melayani masih pada kualitas output pendidikan
sangat langka. Oleh karena itu setelah menyelesaikan sekolah
penulis tertarik untuk meneliti gaya (Engkay, 2010).
kepemimpinan Servant Leadership Komponen yang paling
ini dalam organisasi di Indonesia. strategis dan sistematik di antara
Sumber daya berkualitas komponen-komponen yang
antara lain dapat ditunjukkan dengan dikemukakan di atas adalah
kinerja dan produktivitas yang tinggi. komponen pengajar atau guru,
Kinerja seseorang berkaitan dengan terutama yang berkenaan dengan
kualitas perilaku yang berorientasi kinerja dalam menampilkan
pada tugas dan pekerjaan. Demikian kemampuan professionalnya. Dalam
juga dengan kinerja pengajar, yang bahasa inggris, istilah kinerja adalah
mana kinerja pengajar ini dapat performance. Performance
dilihat dari dua sudut yaitu merupakan kata benda. Salah satu
administrasi dan pengembangan entry-nya adalah “thing done”
profesi. Pendidikan dan latihan (sesuatu hasil yang telah dikerjakan).
merupakan dua pengertian yang Jadi arti Performance atau kinerja
berkaitan sangat erat. Pendidikan adalah hasil kerja yang dapat dicapai
lebih menekankan pada aspek oleh seseoarang atau kelompok
intelektualitas melalui proses orang dalam suatu organisasi, sesuai
interaksi antara pelatih dan peserta dengan wewenang dan tanggung
dengan tujuan membuka cakrawala jawab masing-masing dalam rangka
berpikir yang luas dan gagasan yang upaya mencapai tujuan organisasi
rasional. Pelatihan lebih bersangkutan secara legal, tidak
memfokuskan pada aspek-aspek melanggar hukum dan sesuai dengan
yang bersifat keterampilan motorik. moral maupun etika.
Adapun upaya untuk membina dan Menurut Mangkunegara
mengembangkan sumber daya (2001:67) kinerja adalah hasil kerja
manusia diakui merupakan tugas secara kualitas dan kuantitas yang
yang cukup berat dan memerlukan dicapai oleh seorang pegawai dalam
keterlibatan dari semua pihak. melaksanakan tugasnya seusai
Keberhasilan pendidikan dengan tanggung jawab yang
sesungguhnya akan terjadi bila ada diberikan kepadanya. Pendidikan
interaksi antara tenaga pendidik merupakan suatu permasalahan yang
dengan peserta didik. Pengajar sangat kompleks, mengingat banyak
sebagai tenaga pendidik merupakan faktor-faktor dan beberapa
pimpinan pendidikan, pengajar komponen-komponen yang
sangat menentukan dalam proses mempengaruhinya. Faktor dan
pembelajaran di kelas, dan peran komponen tersebut adalah pengajar
kepemimpinan tersebut akan atau guru. Guru merupakan
tercermin dari bagaimana pengajar komponen pendidikan yang

3
memegang peranan penting dan menyampaikan materi pelajaran
utama, karena keberhasilan proses kepada siswa melalui interaksi dan
belajar mengajar sangat ditentukan komunikasi secara langsung dalam
oleh guru . Guru menjadi subyek proses belajar mengajar
pendidikan yang mempunyai tugas (Ikhsan,2010).

Tabel 1.1
Kinerja Pengajar Ganesha Operation Cabang Semarang-dsk Tahun
Pelajaran 2014/2015 (Dalam Grade)
GRADE
Jumlah
No Poin Penilaian
Pengajar
A % B %

Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam


1 234 172 73,50% 62 26,50%
menjelaskan teori/materi yang sedang diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
2 234 172 73,50% 62 26,50%
membahas soal-soal yang sedang diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
3 membuat siswa mudah mengerti materi yang 234 147 62,82% 87 37,18%
sedang diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
4 membuat siswa tertarik pada pelajaran yang 234 147 62,82% 87 37,18%
sedang diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
5 memberikan konsep The King materi yang sedang 234 123 52,56% 111 47,44%
diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
6 menjelaskan rangkuman materi pelajaran dengan 234 123 52,56% 111 47,44%
menggunakan Mind Map pada buku Koding
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
7 234 153 65,38% 81 34,62%
memimpin siswa melakukan Break di kelas
Tingkat keakraban pengajar ini dengan siswa
8 234 153 65,38% 81 34,62%
sangat tinggi
Pengajar ini selalu melayani siswa diluar jam
9 234 136 58,12% 98 41,88%
KBM
Saya mengaharapkan pengajar ini selalu
10 234 136 58,12% 98 41,88%
mengakjar di kelas saya

PEMBULATAN 234 146 62% 89 38%

Sumber : BOP Cabang Semarang TP. 2014/2015

4
Tabel 1.2
Kinerja Pengajar Ganesha Operation Cabang Magelang-dsk Tahun
Pelajaran 2014/2015 (Dalam Grade)
GRADE
Jumlah
No Poin Penilaian
Pengajar
A % B %

Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam


1 147 122 82,99% 25 17,01%
menjelaskan teori/materi yang sedang diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
2 147 122 82,99% 25 17,01%
membahas soal-soal yang sedang diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
3 membuat siswa mudah mengerti materi yang 147 85 57,82% 62 42,18%
sedang diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
4 membuat siswa tertarik pada pelajaran yang 147 85 57,82% 62 42,18%
sedang diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
5 memberikan konsep The King materi yang sedang 147 102 69,39% 45 30,61%
diajarkan
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
6 menjelaskan rangkuman materi pelajaran dengan 147 102 69,39% 45 30,61%
menggunakan Mind Map pada buku Koding
Kemampuan pengajar ini sangat baik dalam
7 147 92 62,59% 55 37,41%
memimpin siswa melakukan Break di kelas
Tingkat keakraban pengajar ini dengan siswa
8 147 92 62,59% 55 37,41%
sangat tinggi
Pengajar ini selalu melayani siswa diluar jam
9 147 66 44,90% 81 55,10%
KBM
Saya mengaharapkan pengajar ini selalu mengajar
10 147 66 44,90% 81 55,10%
di kelas saya

PEMBULATAN 147 93 64% 54 36%

Sumber : BOP Cabang Magelang TP. 2014/2015

Dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 Tahun Pelajaran 2014/2015 (dalam
terlihat Hasil penilaian kinerja Grade), dari 234 pengajar Ganesha
pengajar pada Tahun Pelajaran Operation Semarang-dsk , baru 146
2014/2015 untuk Ganesha Operation pengajar (62 %) yang Grade A dan
Semarang-dsk dan Magelang-dsk 88 pengajar (38 %) Grade B.
belum berhasil meraih komposisi Demikian juga dengan pengajar
pengajar sesuai dengan goal dari Ganesha Operation Magelang-dsk,
BOP. Berdasarkan data dari Tabel berdasarkan data dari Tabel 1.2
1.1 Kinerja Pengajar Ganesha Kinerja Pengajar Ganesha Operation
Operation Cabang Semarang-dsk Cabang Magelang-dsk Tahun

5
Pelajaran 2014/2015 (dalam Grade), Pengaruh Motivasi Kerja,
dari 147 pengajar Ganesha Operation Kepemimpinan dan Budaya
Magelang-dsk baru 93 pengajar (64 Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
%) Grade A dan 54 pengajar (36 %) Karyawan serta Dampaknya pada
Grade B. Kinerja Perusahaan (Studi kasus
Pembagian grade pengajar di pada PT. Pei Hai International
lembaga bimbingan belajar Ganesha Wiratama Indonesia). Hasil
Operation terdiri dari 5 (lima) penelitian menunjukkan bahwa,
tingkatan, grade A s/d grade D, dari Kepemimpinan berpengaruh negatif
10 (sepuluh) point penilaian pengajar dan signifikan terhadap kepuasan
yang langsung diisi oleh siswa kerja karyawan dan Kepuasan kerja
(customer) sebagai pengguna jasa, karyawan berpengaruh positif dan
maka pengajar dikategorikan Grade signifikan terhadap kinerja
A apabila mencapai nilai rataan 4,25 perusahaan.
s/d 5,00 , Grade B apabila mencapai Handoyo (2010) meneliti
nilai rataan 3,50 s/d < 4,25, Grade C Pengukuran Servant Leadership
apabila mencapai nilai rataan 3,00 Sebagai Alternatif Kepemimpinan di
s/d < 3,50 dan Grade D apabila Institusi Pendidikan Tinggi Pada
mencapai nilai rataan 2,50 s/d < 3,00. Masa Perubahan Organisasi. Hasil
Pengajar yang diijinkan penelitian menyimpulkan bahwa
melayani siswa dalam proses servant leadership dapat menjadi
kegiatan belajar mengajar (KBM) alternatif kepemimpinan di
adalah pengajar yang sudah masuk pendidikan tinggi dalam masa
dalam kategori Grade A dan Grade perubahan organisasi. Semua
B. Untuk pengajar di luar grade dimensi servant leadership adalah
tersebut, tidak dibenarkan untuk penting untuk diterapkan.
mengisi kegiaatan belajar mengajar Organizational stewardship, wisdom
di dalam kelas. Pengajar di luar dan service adalah dimensi
grade A dan B, akan dilatih terlebih terpenting dalam servant leadership.
dahulu melalui training pengajar Ulil Abrori menunjukkan
mingguan (TPM). bahwa kepuasan kerja terbukti
Berdasarkan beberapa tidak berpengaruh signifikan
penelitian yang sudah dilakukan terhadap kinerja prajurit lanal
sebelumnya, terdapat research gap Semarang, sedangkan hasil
pada pengaruh kepemimpinan penelitian Sih Darmi Astuti
terhadap kepuasan kerja, menunjukkan bahwa adanya
kepemimpinan terhadap kinerja dan peningkatan kepuasan kerja akan
kepuasan kerja terhadap kinerja memberikan pengaruh pada kinerja
karyawan. karyawan.
Brahmasari dan Suprayetno
(2008) melakukan penelitian tentang

6
Tabel 1.3
Research Gap
Nama Peneliti Uraian Variabel Hasil
Handoyo Pengukuran Servant Dimensi Hasil penelitian
Leadership Sebagai kepemimpinan menyimpulkan bahwa
Alternatif Kepemimpinan servant leadership Servant Leadership
di Institusi Pendidikan organizational dapat menjadi alternatif
Tinggi Pada Masa stewardship, wisdom kepemimpinan di
Perubahan Organisasi. dan service pendidikan tinggi dalam
masa perubahan
organisasi. Semua
dimensi servant
leadership adalah
penting untuk
diterapkan.
Organizational
stewardship, wisdom
dan service adalah
dimensi terpenting
dalam servant
leadership.
Brahmasari dan Pengaruh Motivasi Kerja, motivasi kerja, Hasil penelitian
Suprayetno Kepemimpinan dan kepemimpinan, menunjukkan bahwa :
Budaya Organisasi budaya organisasi, a. Motivasi kerja
Terhadap Kepuasan Kerja kepuasan kerja dan berpengaruh positif dan
Karyawan serta kinerja perusahaan. signifikan terhadap
Dampaknya pada Kinerja kepuasan kerja
Perusahaan (Studi kasus karyawan .
pada PT. Pei Hai b. Kepemimpinan
International Wiratama berpengaruh negatif dan
Indonesia) signifikan terhadap
kepuasan kerja
karyawan.
c. Budaya organisasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kepuasan kerja
karyawan .
d. Motivasi kerja
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja perusahaan.
e. Kepemimpinan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap

7
kinerja perusahaan .
f. Budaya organisasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja perusahaan.
g. Kepuasan kerja
karyawan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja
perusahaan

Ulil Abrori, ST Analisis pengaruh Remunerasi, Menunjukkan bahwa


remunerasi dan kepuasan Kepuasan Kerja, kepuasan kerja tidak
kerja terhadap motivasi Motivasi Kerja dan terbukti berpengaruh
kerja untuk meningkatkan Kinerja personel signifikan terhadap
kinerja personel di kinerja prajurit lanal
pangkalan TNI Angkatan Semarang.
Laut semarang, 2013.
Sih Darmi Model Person Person Organization Menunjukkan bahwa
Astuti Organization Fit terhadap Fit, Kepuasan Kerja, adanya peningkatan
kepuasan kerja, Komitmen Komitmen kepuasan kerja akan
Organisasional dan Organisasi dan memberikan pengaruh
Kinerja Karyawan Kinerja Karyawan. pada kinerja karyawan.
Sumber: Handoyo (2010), Brahmasari dan Suprayetno (2008), Ulil Abrori (2013),
Sih Darmi Astuti (2010)

Data pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 Berdasarkan latar belakang
menjelaskan bahwa kompetensi para yang diuraikan di atas diperoleh
pengajar masih belum sesuai dengan pertanyaan penelitian sebagai
target yang ditetapkan oleh BOP berikut:
(Bagian Operasional Pengajar) 1. Apakah terdapat pengaruh
Ganesha Operation yaitu maksimal kepemimpinan pelayan (servant
20 % Grade B dan minimal 80 % leadership) terhadap kepuasan
grade A. Dikarenakan masih kerja pengajar Ganesha
banyaknya pengajar dengan Grade B Operation?
dan adanya perbedaan hasil dari 2. Apakah terdapat pengaruh
penelitian-penelitian sebelumnya, kepemimpinan pelayan (servant
maka perlu dilakukan sebuah leadership) terhadap kinerja
penelitian yang bertujuan untuk pengajar Ganesha Operation?
menganalisis dan melihat bagaimana 3. Apakah terdapat pengaruh
pengaruh kepemimpinan pelayan kompetensi terhadap kepuasan
(servant leadership), kompetensi dan kerja pengajar Ganesha
kepuasan kerja dalam meningkatkan Operation?
kinerja pengajar di Ganesha 4. Apakah terdapat pengaruh
Operation. kompetensi terhadap kinerja
pengajar Ganesha Operation?

8
5. Apakah terdapat pengaruh diukur dari productivity, turn over,
kepuasan kerja terhadap kinerja citizenship dan satisfaction.
pengajar Ganesha Operation? Kinerja merupakan hasil atau
tingkatan keberhasilan seseorang
II. TELAAH PUSTAKA DAN secara keseluruhan selama periode
PENGEMBANGAN MODEL tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan standar hasil
2.1 Telaah Pustaka kerja, target atau sasaran atau kriteria
2.1.1 Kinerja Pengajar yang telah ditentukan terlebih dahulu
Kinerja merupakan dan telah disepakati bersama
terjemahan dari performance ( (Linjuan, 2014). Lebih lanjut Linjuan
Inggris ). Hasibuan (2001:94) yang (2014) menyatakan bahwa kinerja
menyebut kinerja sebagi prestasi tidak berdiri sendiri tapi
kerja mengungkapkan bahwa berhubungan dengan kepuasan kerja
“prestasi kerja adalah situasi hasil dan kompensasi, dipengaruhi oleh
kerja yang dicapai seseorang dalam ketrampilan, kemampuan dan sifat –
melaksanakan tugas – tugas yang sifat individu. Dengan kata lain
dibebankan kepadanya yang kinerja ditentukan oleh kemampuan,
disandarkan atas kecakapan, keinginan dan lingkungan. Oleh
pengalaman,dan kesungguhan serta karena itu agar mempunyai kinerja
waktu”. Mangkunegara (2002:67) yang baik, seseorang harus
berpendapat “prestasi kerja adalah mempunyai keinginan yang tinggi
hasil kerja secara kaulitas dan untuk mengerjakan dan mengetahui
kuantitas yang dicapai oleh seorang pekerjaannya serta dapat
karyawan dalam melaksanakan ditingkatkan apabila ada kesesuaian
tugasnya sesuai dengan tanggung antara pekerjaan dan kemampuan.
jawab yang diberikan kepadanya”. Menurut Simanjuntak (2001)
Kinerja guru dapat diartikan sebagai kinerja dipengaruhi oleh:
tampilan prestasi kerja guru yang 1 Kualitas dan kemampuan
ditunjukan atau hasil yang dicapai pegawai. Yaitu hal – hal yang
oleh guru atas pelaksanaan tugas berhubungan dengan
professional dan fungsionalnya pendidikan/pelatihan, etos kerja,
dalam pembelajaran yang telah motivasi kerja, sikap mental dan
ditentukan pada kurun waktu kondisi fisik pegawai.
tertentu. 2 Sarana pendukung, yaitu hal
Secara umum kinerja yang berhubungan dengan
merupakan suatu ukuran dari lingkungan kerja (keselamatan
hubungan antara output yang kerja, kesehatan kerja, sarana
dihasilkan oleh input tertentu. produksi, teknologi) dan hal – hal
Performance atau kinerja adalah yang berhubungan dengan
suatu spesifik target yang merupakan kesejahteraan pegawai
komitmen manajemen yang dapat (upah/gaji, jaminan sosial,
dicapai oleh pegawai atau organisasi keamanan kerja).
(Linjuan, 2014). Robbins (2003) 3 Supra sarana, yaitu hal – hal yang
menyatakan bahwa kinerja dapat berhubungan dengan

9
kebijaksanaan pemerintah dan 1. Jumlah pekerjaan. Dimensi ini
hubungan industrial manajemen. menunjukkan jumlah pekerjaan
Soedjono (2005) yang dihasilkan individu atau
menyebutkan 6 (enam) kriteria yang kelompok sebagai persyaratan
dapat digunakan untuk mengukur yang menjadi standar pekerjaan.
kinerja pegawai secara individu Setiap pekerjaan memiliki
yakni : (1) Kualitas. Hasil pekerjaan persayaratan yang berbeda
yang dilakukan mendekati sempurna sehingga menuntut karyawan
atau memenuhi tujuan yang harus memenuhi persyaratan
diharapkan dari pekerjaan tersebut. tersebut baik pengetahuan,
(2) Kuantitas. Jumlah yang ketrampilan, maupun
dihasilkan atau jumlah aktivitas yang kemampuan yang sesuai.
dapat diselesaikan. (3) Ketepatan Berdasarkan persyaratan
waktu, yaitu dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dapat
pada waktu yang telah ditetapkan diketahui jumlah karyawan yang
serta memaksimalkan waktu yang dibutuhkan untuk dapat
tersedia untuk aktivitas yang lain. (4) mengerjakannya, atau setiap
Efektivitas. Pemanfaatan secara karyawan dapat mengerjakan
maksimal sumber daya yang ada beberapa unit pekerjaan.
pada organisasi untuk meningkatkan 2. Kualitas Pekerjaan. Setiap
keuntungan dan mengurangi karyawan dalam perusahaan
kerugian. (5) Kemandirian, yaitu harus memenuhi persyaratan
dapat melaksanakan kerja tanpa tertentu untuk dapat
bantuan guna menghindari hasil yang menghasilkan pekerjaan sesuai
merugikan. (6) Komitmen kerja, kualitas yang dituntut suatu
yaitu komitmen kerja antara pegawai pekerjaan tertentu. Setiap
dengan organisasinya dan (7) pekerjaan mempunyai standar
tanggung jawab pegawai terhadap kualitas tertentu yang harus
organisasinya. disesuaikan oleh karyawan untuk
Kinerja pengajar mempunyai dapat mengerjakannya sesuai
spesifikasi tertentu. Kinerja pengajar ketentuan. Karyawan memiliki
dapat dilihat dan diukur berdasarkan kinerja baik bila dapat
spesifikasi atau kriteria kompetensi menghasilkan pekerjaan sesuai
yang harus dimiliki oleh setiap persyaratan kualitas yang dituntut
pengajar. Berkaitan dengan kinerja pekerjaan tersebut.
pengajar, wujud perilaku yang 3. Ketepatan waktu. Setiap
dimaksud adalah kegiatan pengajar pekerjaan memiliki karakteristik
dalam proses belajar mengajar yaitu yang berbeda, untuk jenis
bagimana seorang pengajar pekerjaan tertentu harus
merencanakan pembelajaran, diselesaikan tepat waktu, karena
melaksanakan kegiatan pembelajaran memiliki ketergantungan atas
dan menilai hasil belajar. pekerjaan lainnya. Jadi, bila
Berdasarkan uraian tersebut, pekerjaan pada suatu bagian
maka berikut faktor-faktor yang akan tertentu tidak selesai tepat waktu
diteliti: akan menghambat pekerjaan
pada bagian lain, sehingga

10
mempengaruhi jumlah dan 2.1.2 Kepemimpinan Pelayan
kualitas hasil pekerjaan. (Servant Leadership)
Demikian pula, suatu pekerjaan Kepemimpinan pelayan
harus diselesaikan tepat waktu adalah sebuah konsep kepemimpinan
karena batas waktu pesanan etis yang diperkenalkan oleh Robert
pelanggan dan penggunaan hasil K. Greenleaf pada tahun 1970.
produksi. Pelanggan sudah Greenleaf menghabiskan hampir 40
melakukan pemesanan produk tahun karirnya di bidang penelitian
sampai batas waktu tertentu. manajemen. Greenleaf (1970)
Untuk memenuhi tuntutan melalui tulisannya tentang servant
tersebut, pihak perusahaan harus leadership dipandang sebagai salah
menghasilkannya tepat waktu. satu pelopor revolusi baru dalam
Suatu jenis produk tertentu hanya pemikiran kepemimpinan. Spears
dapat digunakan sampai batas (1994) menyatakan bahwa revolusi
waktu tertentu saja, ini menuntut tersebut disebabkan banyak orang di
agar diselesaikan tepat waktu, perusahaan, universitas, organisasi
karena akan berpengaruh atas nirlaba, dan organisasi lainnya
penggunaanya. Pada dimensi ini, mencari cara baru dan cara lebih baik
karyawan dituntut untuk dapat untuk mengintegrasikan kerja dengan
menyelesaikan pekerjaan tepat pertumbuhan pribadi dan
waktu. spiritualnya. Mereka mencari
4. Kehadiran. Suatu jenis pekerjaan kombinasi elemen kepemimpinan
tertentu menuntut kehadiran terbaik berdasarkan pelayanan
karyawan dalam mengerjakannya kepada orang lain.
sesuai waktu yang ditentukan. Menurut Polley (2002) juga
Ada tipe pekerjaan yang dalam bukunya yang berjudul
menuntut kehadiran karyawan Manajemen Stratejik mendefinisikan
selama delapan jam sehari untuk servant leadership sebagai proses
lima hari kerja seminggu. Kinerja hubungan timbal balik antara
karyawan ditentukan oleh tingkat pemimpin dan yang dipimpin dimana
kehadiran karyawan dalam di dalam prosesnya pemimpin
mengerjakannya. pertama-tama tampil sebagai pihak
5. Kemampuan kerja sama. Tidak yang melayani kebutuhan mereka
semua pekerjaan dapat yang dipimpin yang akhirnya
diselesaikan oleh satu orang menyebabkan ia diakui dan diterima
karyawan saja. Untuk jenis sebagai pemimpin.
pekerjaan tertentu mungkin harus Konsep kepemimpinan
dikerjakan oleh dua orang pelayan sebenarnya sudah diterapkan
karyawan atau lebih, sehingga oleh tokoh-tokoh pemimpin dunia
membutuhkan kerja sama antar sejak lama. Filosofi Kepemimpinan
karyawan. Kinerja karyawan Pelayan berlaku secara efektif untuk
dapat dinilai dari kemampuannya semua institusi sosial, baik mereka
bekerjasama dengan rekan yang mengejar keuntungan maupun
sekerja lainnya. yang tidak. Sebagai seorang ahli
yang memiliki pengalaman
konsultasi dan mengajar yang luas di

11
berbagai organisasi seperti multikultural, termasuk
universitas, bisnis, yayasan, golongan minoritas dan wanita.
keagamaan, organisasi kesehatan 2.1.3 Kompentensi Pengajar
(rumah sakit), asosiasi professional Penggunaan sumberdaya
di berbagai Negara, Greenleaf memiliki banyak keunggulan
meyakini bahwa filosofi dan praktik potensial bagi perusahaan seperti
Kepemimpinan Pelayan dapat pencapaian efisiensi yang lebih besar
diterapkan dan memberikan dan selanjutnya biaya yang lebih
pengaruh yang positif bagi seluruh rendah, peningkatan kualitas dan
institusi di berbagai negara. kemungkinan pangsa pasar dan
Menurut Spears dalam Lantu profitabilitas yang lebih besar
(2007: 133) percaya bahwa saat ini (Collis, 1994). Pendekatan analitis
Kepemimpinan Pelayan telah yang disebut Resource-Based View
memberikan pengaruh yang (RBV) menekankan peningkatan
substansial dalam berbagai area keunggulan bersaing berasal dari
spesifik dari pengembagan sumberdaya strategis organisasi
organisasi, antara lain : (Dierickx and Coll, 1989; Barney,
1. Kepemimpinan Pelayan telah 1991; Peteraf, 1993; dan Teece et al.,
menjadi sebuah filosofi institusi 1997). Keunggulan bersaing
dan model untuk memimpin (competitive advantage)
serta berorganisasi. memungkinkan perusahaan
2. Kepemimpinan Pelayan telah memperoleh kinerja unggul pada
menjadi fondasi etikal dan teori jangka waktu tertentu (Pitts and Lei,
untuk berbagai jenjang pelatihan 2003:7). Inti dari RBV adalah bahwa
dan pendidikan perusahaan- perusahaan berbeda
3. Kepemimpinan Pelayan telah secara fundamental karena memiliki
mengubah fokus berbagai seperangkat sumberdaya (Grant,
komunitas organisasi secara 2002:139; Fleisher and Bensoussan,
positif 2003:187). Pencapaian keunggulan
4. Kepemimpinan Pelayan telah bersaing yang paling efektif
berpengaruh pada adalah dengan menggunakan
pengembangan experiental kompetensi atau kapabilitas
education perusahaan (Amit and Schoemaker,
5. Kepemimpinan Pelayan telah 1993).
dipakai secara luas sebagai Pendekatan RBV
konsep dasar untuk pelatihan menyatakan bahwa perusahaan
kepemimpinan dan manajerial. dapat mencapai keunggulan
6. Kepemimpinan Pelayan telah bersaing yang berkesinambungan
banyak dipakai berbagai dan memperoleh keuntungan
organisasi untuk menstimulasi superior dengan memiliki atau
pengembangan personalitas mengendalikan aset-aset strategis
pimpinan puncak perusahaan baik yang berwujud maupun yang
7. Kepemimpinan Pelayan telah tidak berwujud. Menurut pendekatan
diterima secara baik diantara RBV, perusahaan merupakan
berbagai kelompok sekumpulan sumberdaya strategis
dan produktif yang unik, langka,

12
kompleks, saling melengkapi dan IV. ANALISIS DATA DAN
sulit untuk ditiru para pesaing PEMBAHASAN
yang dapat dimanfaatkan sebagai Pada bab IV ini disajikan gambaran
elemen untuk mempertahankan data penelitian yang diperoleh dari
strategi bersaingnya. hasil jawaban reponden, proses
Perkembangan teori dan pengolahan data dan analisis hasil
empiris sekarang ini membuktikan pengolahan data tersebut. Hasil
bahwa perusahaan dengan pengolahan data selanjutnya akan
kompetensi superior akan digunakan sebagai dasar untuk
menghasilkan informasi yang lebih analisis dan menjawab hipotesis
baik mengenai kebutuhan dan penelitian yang diajukan. Analisis
keingginan pelanggannya dan juga data diskriptif digunakan untuk
lebih baik dalam membangun dan menggambarkan kondisi jawaban
memasarkan barang atau jasa responden untuk masing-masing
melalui aktivitas yang terkordinasi variabel. Kuesioner yang disebarkan
dengan baik. Lebih lanjut, responden sebanyak 120 kuesioner.
kompetensi superior juga memberi Hasil jawaban dari kuesioner
perusahaan kemampuan untuk tersebut selanjutnya digunakan untuk
menghasilkan dan bertindak mendapatkan tendensi jawaban
berdasarkan pengetahuan mengenai responden mengenai kondisi masing-
aksi dan reaksi pesaing, yang masing variabel penelitian. Evaluasi
akan membantunya membangun terhadap model SEM juga akan
keunggulan bersaing (Touminen et dianalisis mendapatkan dan
al.,1997) mengevaluasi kecocokan model yang
diajukan. Setelah diketahui semua
III. METODE PENELITIAN hasil pengolahan data, selanjutnya
Di dalam bab ini merupakan akan dibahas dan yang terakhir
gambaran tentang alat analisis dan adalah menarik kesimpulan yang
obyek penelitian yang akan didasarkan pada hasil analisis hasil
digunakan untuk menganalisis tersebut.
penelitian tentang pengaruh 4.1 Gambaran Umum Responden
kepemimpinan pelayan (servant Pada bagian ini akan
leadership) dan kompetensi terhadap dijelaskan mengenai data-data
kepuasan kerja untuk meningkatkan deskriptif yang diperoleh dari
kinerja pengajar bimbingan belajar responden. Data deskriptif penelitian
Ganesha Operation. Dimana dengan disajikan agar dapat dilihat profil
berdasarkan pada kerangka dari data penelitian dan hubungan
pemikiran teoritis dan model yang yang ada antar variabel yang
telah dikembangkan di dalam bab II digunakan dalam penelitian (Hair et
yang merupakan landasan teori pada al, 1995). Data deskriptif yang
penelitian ini, serta di dalam bab ini menggambarkan keadaan atau
tersusun 4 sub-bab dari bagian bab kondisi responden perlu diperhatikan
utama yaitu sebagai berikut (1) jenis sebagai informasi tambahan untuk
dan sumber data, (2) populasi dan memahami hasil-hasil penelitian.
sampel, (3) metode pengumpulan Gambaran dari responden
data dan (4) teknik analisis. tersebut beberapa diantaranya berisi

13
tentang informasi jenis kelamin , keadaan diri dari pada responden
umur dan tingkat pendidikan. Untuk adalah sebagai berikut.
memberikan gambaran tentang

Tabel 4.1
Komposisi Responden
UMUR
JENIS_KELAMIN Total
21 s.d 30 31 s.d 40 41 s.d 50

PENDIDIKAN Count 2 12 8 22
PRIA S1
TERAKHIR % within UMUR 50,0% 75,0% 88,9% 75,9%
Count 2 4 1 7
S2
% within UMUR 50,0% 25,0% 11,1% 24,1%
Count 4 16 9 29
Total
% within UMUR 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

PENDIDIKAN Count 11 48 31 90
WANITA S1
TERAKHIR % within UMUR 100,0% 98,0% 100,0% 98,9%
Count 0 1 0 1
S2
% within UMUR 0,0% 2,0% 0,0% 1,1%
Count 11 49 31 91
Total
% within UMUR 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

PENDIDIKAN Count 13 60 39 112


Total S1
TERAKHIR % within UMUR 86,7% 92,3% 97,5% 93,3%
Count 2 5 1 8
S2
% within UMUR 13,3% 7,7% 2,5% 6,7%
Count 15 65 40 120
Total
% within UMUR 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: data primer yang diolah, 2016.

4.1.1 Responden Menurut Jenis adalah yang terbesar yaitu sebanyak


Kelamin 65 orang dari total 120
Tabel 4.1. menunjukkan respondenvatau sebesar (54,17 %)
bahwa responden wanita merupakan yang berpartisipasi dalam penelitian
responden mayoritas yaitu 91 orang ini. Kemudian usia 41 sampai
dari total 120 responden (75,83 %) dengan 50 tahun berada di urutan
yang berpartisipasi dalam penelitian kedua, sebanyak 40 orang dari total
ini. Hal ini menunjukkan bahwa 120 responden atau sebesar (33,33
sebagian besar responden adalah %). Sedangkan yang paling sedikit
pengajar wanita. adalah usia 21 sampai dengan 30
4.1.2 Responden Menurut Umur tahun, sebanyak 15 orang dari total
Berdasarkan Tabel 4.1. 120 responden atau sebesar (12,5%).
menunjukkan bahwa responden Hal ini mengindikasikan bahwa
berusia 31 sampai dengan 40 tahun

14
pengajar didominasi pada usia 31 model penelitian. Tujuan dari
sampai dengan 40 tahun. analisis faktor konfirmatori adalah
4.1.3 Responden Menurut untuk menguji unidimensionalitas
Pendidikan Terakhir dari dimensi-dimensi pembentuk
Berdasarkan Tabel 4.1. masing-masing variabel laten. Hasil
menunjukkan bahwa responden analisis faktor konfirmatori dari
lulusan Strata 1 (S1) merupakan masing-masing model selanjutnya
responden mayoritas yaitu sebanyak akan dibahas pada uraian berikut ini.
112 orang dari total 120 responden 1) Analisis Faktor Konfirmatori
atau sebesar (93,33 %)yang Konstruk Validitas Diskriminan
berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil pengolahan data untuk
4.2 Proses dan Hasil Analisis Data confirmatory factor analysis
4.2.1 Analisis Faktor Konfirmatori untuk konstruk Validitas
(Confirmatory Faktor Analysis) Diskriminan disajikan pada Tabel
Analisis faktor konfirmatori 4.2 dan Gambar 4.1. Ringkasan
ini merupakan tahap pengukuran hasil confirmatory factor analysis
terhadap indikator-indikator yang tersebut dapat diringkas dalam
membentuk variabel laten dalam tabel berikut ini.

Gambar 4.1
Hasil Pengujian Kelayakan Model Pada Analisis Faktor
Konfirmatori Konstruk Validitas Diskriminan Kepemimpinan
Pelayan dan Kompetensi

15
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Kelayakan Model Pada Analisis Faktor Konfirmatori
Konstruk Validitas Diskriminan

Goodness of Fit Cut-of Value Hasil Analisis Evaluasi Model


Indeks
Chi-square <65,247 df = 34 36,790 Baik
Probability ≥ 0,05 0,341 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,026 Baik
GFI ≥0,90 0,945 Baik
AGFI ≥0,90 0,910 Baik
CMIN/DF ≤2,00 1,082 Baik
TLI ≥0,95 0,992 Baik
CFI ≥0,95 0,994 Baik

2) Analisis Faktor Konfirmatori disajikan pada Tabel 4.3 dan


Konstruk Endogen Kepuasan Gambar 4.2. Ringkasan hasil
Kerja. Hasil pengolahan data confirmatory factor analysis
untuk confirmatory factor tersebut dapat diringkas dalam
analysis untuk konstruk eksogen tabel berikut ini.

Gambar 4.2
Hasil Pengujian Kelayakan Model Pada Analisis Faktor Konfirmatori
Konstruk Endogen Kepuasan Kerja

16
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Kelayakan Model Pada Analisis Faktor Konfirmatori
Konstruk Endogen Kepuasan Kerja

Goodness of Fit Cut-of Value Hasil Analisis Evaluasi Model


Indeks
Chi-square < 11,0705 df = 5 3,056 Baik
Probability ≥ 0,05 0,691 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,001 Baik
GFI ≥0,90 0,990 Baik
AGFI ≥0,90 0,969 Baik
CMIN/DF ≤2,00 0,611 Baik
TLI ≥0,95 1,015 Baik
CFI ≥0,95 1,000 Baik

3) Analisis Faktor Konfirmatori disajikan pada Tabel 4.4 dan


Konstruk Endogen Kinerja Gambar 4.3. Ringkasan hasil
Pengajar. Hasil pengolahan data confirmatory factor analysis
untuk confirmatory factor tersebut dapat diringkas dalam
analysis untuk konstruk eksogen tabel berikut ini.

Gambar 4.3
Hasil Pengujian Kelayakan Model Pada Endogen Kinerja Pengajar

17
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Kelayakan Model Pada Analisis Faktor Konfirmatori
Konstruk Endogen Kinerja Pengajar
Goodness of Fit Cut-of Value Hasil Analisis Evaluasi Model
Indeks
Chi-square < 11,0705 df = 5 10,646 Baik

Probability ≥ 0,05 0,059 Baik


RMSEA ≤ 0,08 0,097 Marjinal
GFI ≥0,90 0,969 Baik
AGFI ≥0,90 0,908 Baik
CMIN/DF ≤2,00 2,129 Marjinal
TLI ≥0,95 0,930 Baik
CFI ≥0,95 0,965 Baik

4.3 Pengujian Asumsi SEM digunakan, apabila nilai CR pada


4.3.1 Evaluasi Normalitas Data skewness data berada pada rentang
Pengujian selanjutnya adalah antara + 2.58 pada tingkat
melihat tingkat normalitas data yang signifikansi 0.01. Hasil pengujian
digunakan dalam penelitian ini. normalitasdata ditampilkan pada
Pengujian ini adalah dengan Tabel 4.5
mengamati nilai skewness data yang
Tabel 4.5
Normalitas Data

Variable Min max Skew c.r. kurtosis c.r.


X4.20 2,000 7,000 ,087 ,390 ,644 1,440
X4.19 3,000 7,000 ,250 1,120 -,101 -,225
X3.15 2,000 7,000 -,451 -2,019 -,192 -,429
X3.14 2,000 7,000 ,090 ,402 -,629 -1,407
X1.5 2,000 7,000 -1,421 -6,356 3,134 7,008
X4.18 3,000 7,000 ,103 ,462 -,548 -1,226
X4.17 3,000 6,000 -,205 -,919 -,481 -1,076
X4.16 3,000 7,000 ,169 ,757 ,152 ,341
X3.13 2,000 7,000 -,242 -1,080 -,585 -1,308
X3.12 2,000 7,000 -,041 -,186 -,489 -1,093
X3.11 2,000 7,000 -,423 -1,891 -,334 -,746
X2.6 2,000 7,000 -,315 -1,410 -,514 -1,149
X2.7 2,000 7,000 ,051 ,229 -,754 -1,685
X2.8 2,000 7,000 -,343 -1,533 -,379 -,846
X2.9 2,000 7,000 -,030 -,136 -,811 -1,813
X2.10 3,000 7,000 ,404 1,809 -1,382 -3,091
X1.4 2,000 7,000 -,350 -1,566 -,378 -,845
X1.13 2,000 7,000 -,307 -1,375 -,341 -,763

18
Variable Min max Skew c.r. kurtosis c.r.
X1.2 3,000 7,000 -,232 -1,036 -,715 -1,599
X1.1 3,000 7,000 -,200 -,894 -,638 -1,427
Multivariate 11,573 2,137
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2016

Dari hasil pengolahan data yang dikombinasikan, Jarak Mahalonobis


ditampilkan pada Tabel 4.5 terlihat (Mahalonobis Distance) untuk tiap-
bahwa tidak terdapat nilai C.R. untuk tiap observasi dapat dihitung dan
skewness yang berada diluar rentang akan menunjukkan jarak sebuah
+2.58. Dengan demikian maka data observasi dari rata-rata semua
penelitian yang digunakan telah variabel dalam sebuah ruang
memenuhi persyaratan normalitas multidimensional (Hair, et al 1995 ;
data, atau dapat dikatakan bahwa Norusis, 1994 ; Tabacnick & Fidel,
data penelitian telah terdistribusi 1996 dalam Ferdinand, 2002)
normal. Untuk menghitung
mahalonobis distance berdasarkan
nilai chi-square pada derajad bebas
4.3.2 Multivariate Outliers sebesar 20 (indikator) pada tingkat
Evaluasi terhadap p<0.001 adalah 2(20 ,0.001) = 45,31
2
multivariate outliers perlu ).
dilakuakan karena walaupun data Dari hasil pengolahan data dapat
yang dianalisis menunjukkan tidak diketahui bahwa jarak mahalainobis
ada outliers pada tingkat univariate, maksimal 40,291. Jadi dalam analisis
tetapi observasi-observasi itu dapat ini tidak ditemukan adanya outlier.
menjadi outliers bila sudah

Tabel 4.6
Multivariate Outliers
Obser Obser
Mahalanobis Mahalanobis
vation p1 p2 vation p1 p2
d-squared d-squared
number number
5 40,291 ,005 ,424 38 28,557 ,097 ,379
9 38,336 ,008 ,252 61 28,532 ,097 ,279
31 35,139 ,019 ,411 37 28,264 ,103 ,256
93 32,771 ,036 ,625 108 27,941 ,111 ,254
14 31,508 ,049 ,702 56 27,565 ,120 ,271
80 30,412 ,063 ,780 57 27,132 ,132 ,313
105 30,387 ,064 ,651 90 26,992 ,135 ,268
30 29,491 ,079 ,734 107 26,597 ,147 ,307
68 29,398 ,080 ,632 8 26,303 ,156 ,319
11 29,304 ,082 ,526 23 26,280 ,157 ,245
10 29,039 ,087 ,474 3 26,199 ,159 ,197
29 28,713 ,094 ,449 113 25,808 ,172 ,242

19
Obser Obser
Mahalanobis Mahalanobis
vation p1 p2 vation p1 p2
d-squared d-squared
number number
40 25,407 ,186 ,301 26 18,675 ,543 ,620
42 25,343 ,189 ,248 28 18,589 ,549 ,598
73 24,853 ,207 ,348 35 18,209 ,574 ,732
6 24,684 ,214 ,334 34 18,080 ,582 ,734
45 24,561 ,219 ,304 115 17,952 ,591 ,735
50 23,971 ,244 ,471 74 17,915 ,593 ,691
1 23,842 ,249 ,445 69 17,778 ,602 ,697
104 23,730 ,254 ,413 119 17,475 ,622 ,783
66 23,723 ,255 ,337 13 17,434 ,625 ,744
99 23,719 ,255 ,267 27 17,385 ,628 ,706
89 23,659 ,258 ,225 58 17,355 ,630 ,655
81 23,601 ,260 ,186 109 17,135 ,644 ,705
19 23,385 ,270 ,200 25 17,079 ,648 ,669
21 23,192 ,279 ,208 77 16,928 ,658 ,682
60 23,175 ,280 ,161 62 16,521 ,684 ,815
76 23,085 ,285 ,140 88 16,422 ,690 ,804
55 22,841 ,297 ,164 41 16,401 ,691 ,756
63 22,776 ,300 ,137 17 16,252 ,701 ,766
83 22,696 ,304 ,117 84 16,021 ,715 ,811
20 22,622 ,308 ,098 117 15,976 ,718 ,774
24 22,352 ,322 ,125 72 15,902 ,723 ,747
64 22,334 ,323 ,094 54 15,834 ,727 ,715
98 22,027 ,339 ,131 18 15,660 ,737 ,736
22 22,023 ,339 ,096 106 15,611 ,740 ,692
47 21,894 ,346 ,092 87 15,583 ,742 ,633
49 21,538 ,366 ,146 53 15,578 ,742 ,556
15 21,490 ,369 ,119 48 15,576 ,743 ,474
44 21,460 ,371 ,093 59 15,565 ,743 ,398
75 21,400 ,374 ,076 33 15,387 ,754 ,420
2 21,334 ,378 ,063 111 15,382 ,754 ,341
16 21,048 ,394 ,091 71 14,910 ,782 ,533
7 21,026 ,396 ,068 39 14,538 ,802 ,664
43 20,653 ,418 ,120 51 14,412 ,809 ,651
52 20,467 ,429 ,134 110 14,375 ,811 ,585
4 19,887 ,465 ,310 91 14,233 ,818 ,577
36 19,825 ,469 ,277 67 14,028 ,829 ,604
46 19,525 ,488 ,361 12 13,979 ,832 ,538
94 19,009 ,521 ,576 Sumber : Data penelitian yang
118 18,691 ,542 ,680 diolah, 2016

20
4.3.3 Evaluasi atas Multicollinearity dan maka sebuah modifikasi perlu
Singularity dipertimbangkan dengan catatan ada
Pengujian data selanjutnya adalah landasan teoritisnya. Selanjutnya bila
untuk melihat apakah terdapat ditemukan bahwa nilai residual yang
multikolinieritas dan singularitas dalam dihasilkan oleh model itu cukup besar
sebuah kombinasi variable. Indikasi (>2.58), maka cara lain dalam
adanya multikolinieritas dan singularitas memodifikasi adalah dengan
dapat diketahui melalui nilai determinan mempertimbangkan untuk menambah
matriks kovarians yang benar-benar kecil sebuah alur baru terhadap model yang
atau mendekati nol. Dari hasil pengolahan diestimasi itu. Cut –off value sebesar ±
data, nilai determinan matriks kovarians 2,58 dapat digunakan untuk menilai
sample adalah: signifikan tidaknya residual yang
Determinant of sample covariance dihasilkan oleh model. Data standardized
matrix = 1 x 10-3 residual covariances yang diolah dengan
Berdasarkan hasil Determinant of program AMOS dapat dilihat dalam
sample covariance matrix tersebut maka lampiran. Dengan demikian mod el tidak
diindikasikan tidak terjadi memelukan adanya modifikasi yang
multikolinearitas karena angkanya tidak berarti.
mendekati nol. 4.4 Analisis Structural Equation
4.3.4 Interpretasi dan modifikasi Modelling
model Analisis selanjutnya adalah analisis
Pada tahap terakhir ini akan Structural Equation Model (SEM) secara
dilakukan interpretasi model dan full model, setelah dilakukan analisis
memodifikasi model yang tidak memenuhi terhadap tingkat unidimensionalitas dari
syarat pengujian. Setelah model di indikator-indikator pembentuk variable
estimasi, residualnya haruslah kecil atau laten yang diuji dengan confirmatory
mendekati nol dan distribusi frekuensi dari factor analysis. Analisis hasil pengolahan
kovarian residual harus bersifat simetrik. data pada tahap full model SEM dilakukan
Batas keamanan untuk jumlah dengan melakukan uji kesesuaian dan uji
residual adalah 5%. Bila jumlah residual statistik. Hasil pengolahan data untuk
lebih besar dari 5% dari semua residual analisis full model SEM ditampilkan pada
kovarians yang dihasilkan oleh model, Gambar 4.4 dan Tabel 4.7.
Gambar 4.4
Hasil SEM

21
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Kelayakan Model
Analisis SEM

Goodness of Fit Indeks Cut-off Value Hasil Analisis Evaluasi Model

Chi – Square < 194,883 df 164 181,361 Baik


Probability  0.05 0,168 Baik
RMSEA  0.08 0,030 Baik
GFI  0.90 0,877 Marginal
AGFI  0.90 0,842 Marginal
CMIN/df ≤2,00 1,106 Baik
TLI  0.95 0,980 Baik
CFI  0.95 0,982 Baik
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2016

Untuk uji statistik terhadap signifikansi hubungan antar variable yang


hubungan antar variable yang nantinya ditampakkan melalui nilai Probabilitas (p)
digunakan sebagai dasar untuk menjawab dan dan Critical Ratio (CR) masing-
hipotesis penelitian yang telah diajukan. masing hubungan antar variable. Untuk
Uji statistik hasil pengolahan dengan SEM proses pengujian statistik ini ditampakkan
dilakukan dengan melihat tingkat dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8
Standardized Regression Weight
Estimate S.E. C.R. P Label
Kepemimpi
Kepuasan_Kerja <--- ,735 ,124 5,913 *** par_12
nan_Pelayan
Kepuasan_Kerja <--- Kompetensi 2,491 2,271 1,097 ,273 par_13
Kinerja_Pengajar <--- Kompetensi ,081 ,437 ,186 ,853 par_14
Kinerja_Pengajar <--- Kepuasan_Kerja ,154 ,070 2,197 ,028 par_15
Kinerja_Pengajar <--- Kepemimpinan_Pelayan -,142 ,080 -1,776 ,076 par_16
Sumber : Data penelitian yang diolah, 2016

4.5 Pengaruh Langsung dan Tidak kepemimpinan pelayan dan kompetensi


Langsung akan memiliki efek langsung maupun tidak
Analisis pengaruh ini digunakan langsung terhadap kinerja pemgajar.
untuk melihat seberapa kuat pengaruh Pengaruh tidak langsung dari kedua
suatu variabel dengan variabel lainnya baik variabel tersebut adalah dengan terlebih
secara langsung, maupun secara tidak dahulu melewati variabel kepuasan kerja,
langsung. Interpretasi dari hasil analisis yang selanjutnya berpengaruh terhadap
pengaruh ini akan memiliki arti yang kinerja pengajar. Hasil pengujian pengaruh
sangat penting untuk mendapatkan suatu total, pengaruh langsung dan tidak
pilihan strategi yang jelas dalam sebuah langsung dapat dilihat di dalam tabel 4.9,
organisasi. Sesuai dengan kajian teoritis tabel 4.10 dan tabel 4.11 sebagai berikut:
dan hasil pengujian hipotesis sebelumnya,

22
Tabel 4.9
Pengaruh Total

Kompetensi Kepemimpinan_Pelayan Kepuasan_Kerja Kinerja_Pengajar


Kepuasan_Kerja 2,491 ,735 ,000 ,000
Kinerja_Pengajar ,466 -,028 ,154 ,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Tabel 4.10
Pengaruh Langsung

Kompetensi Kepemimpinan_Pelayan Kepuasan_Kerja Kinerja_Pengajar


Kepuasan_Kerja 2,491 ,735 ,000 ,000
Kinerja_Pengajar ,081 -,142 ,154 ,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2016.

Tabel 4.11
Pengaruh Tidak Langsung

Kompetensi Kepemimpinan_Pelayan Kepuasan_Kerja Kinerja_Pengajar


Kepuasan_Kerja ,000 ,000 ,000 ,000
Kinerja_Pengajar ,385 ,114 ,000 ,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2016.

4.6 Pengujian Hipotesis hipotesis penelitian ini dilakukan


Setelah semua asumsi dapat berdasarkan nilai Critical Ratio (CR) dari
dipenuhi, selanjutnya akan dilakukan suatu hubungan kausalitas dari hasil
pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pengolahan SEM sebagaimana pada tabel
pada bab sebelumnya. Pengujian 5 4.12 berikut.

Tabel 4.12
Regression Weight Structural Equational Model
Estimate S.E. C.R. P Label
Kepuasan_Kerja <--- Kepemimpinan_Pelayan ,735 ,124 5,913 *** par_12
Kepuasan_Kerja <--- Kompetensi 2,491 2,271 1,097 ,273 par_13
Kinerja_Pengajar <--- Kompetensi ,081 ,437 ,186 ,853 par_14
Kinerja_Pengajar <--- Kepuasan_Kerja ,154 ,070 2,197 ,028 par_15
Kinerja_Pengajar <--- Kepemimpinan_Pelayan -,142 ,080 -1,776 ,076 par_16
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

4.6.1 Hasil Pengujian Hipotesis 1 probabilitas 0,001 yang lebih kecil dari
Parameter estimasi untuk pengujian 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
pengaruh kepemimpinan pelayan terhadap kepemimpinan pelayan berpengaruh positif
kepuasan kerja menunjukkan nilai CR terhadap kepuasan kerja.
sebesar 5,913 dan dengan probabilitas 4.6.2 Hasil Pengujian Hipotesis 2
sebesar 0,001. Kedua nilai tersebut Parameter estimasi untuk pengujian
diperoleh memenuhi syarat untuk pengaruh kepemimpinan pelayan terhadap
penerimaan H1 yaitu nilai CR sebesar kinerja pengajar menunjukkan nilai CR
5,913 yang lebih besar dari 1,96 dan sebesar -1,776 dan dengan probabilitas

23
sebesar 0,076. Kedua nilai tersebut bahwa pengaruh kepemimpinan pelayan
diperoleh tidak memenuhi syarat untuk (X1) terhadap kepuasan kerja diperoleh
penerimaan H2 yaitu nilai CR sebesar - hasil 0,60 terhadap kepuasan kerja
1,776 yang lebih kecil dari 1,96 dan karyawan. Hal tersebut menunjukkan
probabilitas 0,076 yang lebih kbesar dari bahwa hipotesis 1 dalam penelitian
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tersebut diterima. Hasil ini sesuai dengan
kepemimpinan pelayan tidak berpengaruh penelitian yang dilakukan oleh Handoyo
terhadap kinerja pengajar. (2010) bahwa adanya pengaruh yang
4.6.3 Hasil Pengujian Hipotesis 3 signifikan dan positif dari kepemimpinan
Parameter estimasi untuk pengujian pelayan terhadap kepuasan kerja.
pengaruh kompetensi terhadap kepuasan Berdasarkan nilai loading factor
kerja menunjukkan nilai CR sebesar 1,097 yang tertinggi adalah mendengarkan.
dan dengan probabilitas sebesar 0,273. Menurut Spears (2002), Pemimpin pelayan
Kedua nilai tersebut diperoleh tidak mengembangkan kemampuan dan
memenuhi syarat untuk penerimaan H3 komitmen untuk mengenali serta
yaitu nilai CR sebesar 1,097 yang lebih memahami secara jelas kata-kata yang
kecil dari 1,96 dan probabilitas 0,273 yang disampaikan oleh orang lain. Pemimpin
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian berusaha mendengarkan secara tanggap
dapat disimpulkan kompetensi tidak apa yang dikatakan dan tidak dikatakan.
berpengaruh positif terhadap kepuasan Pemimpin mencari tahu apa yang ada
kerja. dalam hati, dengan cara mendengarkan
4.6.4 Hasil Pengujian Hipotesis 4 yang melampaui upaya untuk
Parameter estimasi untuk pengujian mengalahkan suara batinnya sendiri, serta
kompetensi terhadap kinerja penagajar berusaha memahami apa yang
menunjukkan nilai CR sebesar 0,186 dan dikomunikasikan oleh tubuh, jiwa dan
dengan probabilitas sebesar 0,853 Kedua pikiran. Mendengarkan dipadukan dengan
nilai tersebut diperoleh tidak memenuhi perenungan yang teratur.
syarat untuk penerimaan H4 yaitu nilai CR 4.7.2 Pembahasan Hipotesis 2
sebesar 0,186 yang lebih kecil dari 1,96 Berdasarkan hasil analisa
dan probabilitas 0,853 yang lebih besar pengujian Hipotesis (H2) membuktikan
dari 0,05. Dengan demikian dapat bahwa pengaruh kepemimpinan pelayan
disimpulkan kompetensi tidak berpengaruh (X2) terhadap kinerja pengajar diperoleh
terhadap kinerja pengajar. hasil negatif 0,31 terhadap kinerja
4.6.5 Hasil Pengujian Hipotesis 5 pengajar. Hal tersebut menunjukkan
Parameter estimasi untuk pengujian bahwa hipotesis 2 dalam penelitian
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja tersebut ditolak. Hasil ini tidak sesuai
pengajar menunjukkan nilai CR 2,197 dengan penelitian yang dilakukan oleh
sebesar dan dengan probabilitas sebesar Handoyo (2010) bahwa kepemimpinan
0,028. Kedua nilai tersebut diperoleh pelayan mempengruhi kinerja.
memenuhi syarat untuk penerimaan H5 Kepemimpinan pelayan dalam
yaitu nilai CR sebesar 2,197 yang lebih mempengaruhi kinerja pengajar sangat
besar dari 1,96 dan probabilitas 0,028 yang kecil karena bisa jadi kepemimpinan
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian pelayan bukan faktor yang mempengaruhi
dapat disimpulkan kepuasan kerja kinerja pengajar ada faktor lain selain
berpengaruh positif terhadap kinerja kepemimpinan pelayan
pengajar. 4.7.3 Pembahasan Hipotesis 3
4.7 Pembahasan Berdasarkan hasil analisa
4.7.1 Pembahasan Hipotesis 1 pengujian Hipotesis (H3) membuktikan
Berdasarkan hasil analisa bahwa pengaruh kompetensi (X3) terhadap
pengujian Hipotesis (H1) membuktikan kepuasan kerja diperoleh hasil 0,26

24
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal usaha dan tenaga yang diberikan terhadap
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 3 oganisasi (Robbins, 2006).
dalam penelitian tersebut ditolak. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI
oleh Brahmasari dan Suprayetno (2008) KEBIJAKAN
bahwa adanya pengaruh yang signifikan 5.1 Ringkasan Penelitian
dan positif dari kompetensi terhadap Penelitian ini dilakukan dengan
kepuasan kerja. mengembangkan sebuah model untuk
Berdasarkan nilai loading factor menganalisa kepemimpinan pelayan dan
yang tertinggi adalah flexibility. Menurut kompetensi terhadap kepuasan kerja dalam
Teece et al. (1997) melihat sumberdaya meningkatkan kinerja pengajar sebesar 120
sebagai “aset-aset khusus perusahaan responden pada Bimbingan Belajar
yang sulit, yang jika mungkin tidak dapat Ganesha Operation, fenomena gap yang
ditiru dan bersifat fleksibilitas, dimana telah disampaikan pada Bab I
kompetensi dihasilkan dari integrasi asset- memunculkan masalah bahwa belum
aset khusus perusahaan.” Kompetensi jelasnya faktor-faktor yang meningkatkan
merupakan kemampuan dan kinerja pengajar pada organisasi tersebut,
pengetahuan perusahaan yang menjadi dan research gap yang disampaikan pada
dasar pemecahan masalah sehari-hari Bab 1 juga menunjukkan adanya
(Henderson and Cockburn, 1994). perbedaan hasil temuan antara peneliti
4.7.4 Pembahasan Hipotesis 4 sebelumnya tentang pengaruh
Berdasarkan hasil analisa kepemimpinan dan kepuasan kerja
pengujian Hipotesis (H4) membuktikan terhadap kinerja karyawan.
bahwa pengaruh kompetensi (X4) terhadap Telaah pustaka yang dilakukan
kinerja pengajar diperoleh hasil negatif peneliti dengan berbasis pada kinerja
0,02 terhadap kinerja pengajar. Hal pengajar menuntun peneliti
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 4 mengembangkan lima buah hipotesis
dalam penelitian tersebut ditolak. Hasil ini empirik yang telah diuji dengan
tidak sesuai dengan penelitian yang menggunakan perangkat lunak statistik
dilakukan oleh Brahmasari dan Suprayetno AMOS 18. Model diuji berdasarkan data
(2008). Kompetensi dalam mempengaruhi kuesioner yang diterima sebesar 120
kinerja pengajar sangat kecil karena bisa responden pengajar bimbingan belajar
jadi kompetensi bukan faktor yang Ganesha Operation.
mempengaruhi kinerja pengajar ada faktor 5.2 Simpulan Hipotesis
lain selain kompetensi. Hipotesis yang diajukan dalam
4.7.5 Pembahasan Hipotesis 5 penelitian ini sebanyak lima hipotesis.
Berdasarkan hasil analisa Simpulan dari lima hipotesis tersebut
pengujian Hipotesis (H5) membuktikan adalah sebagai berikut:
bahwa pengaruh kepuasan kerja (X5) 1. H1 : Kepemimpinan Pelayan
terhadap kinerja pengajar diperoleh hasil (Servant Leadership) memiliki
0,66 terhadap kinerja pengajar. Hal pengaruh positif terhadap kepuasan
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis 5 kerja pengajar.
dalam penelitian tersebut diterima. Hasil Hasil dari uji hipotesis
ini sesuai dengan penelitian yang penelitian ini menyatakan terdapat
dilakukan oleh Sih Darmi Astuti (2010). pengaruh yang positif dan signifikan
Berdasarkan nilai loading factor antara kepemimpinan pelayan (servant
yang tertinggi adalah kepuasan dengan leadership) dengan kepuasan kerja.
gaji. Ukuran dari suatu kepuasan kerja Hal ini sependapat dengan pendapat
sangat didasarkan pada kenyataan yang Veithzal, dkk (2009) dalam bukunya
dialami dan diterima sebagai imbalan dari yang berjudul manajemen sumber daya

25
manusia untuk perusahaan, secara (2005) dalam penelitian untuk
teoritis faktor-faktor yang menyusun disertasi pada Regent
mempengaruhi kepuasan kerja sangat University ini meneliti tentang
banyak jumlahnya seperti hubungan servant leadership dengan
kepemimpinan, produktivitas kerja, efektivitas tim pada 1.800 anggota
perilaku, locus of control, pemenuhan divisi organisasi internasional non
harapan kompensasi dan efektivitas profit di USA, pada penelitian ini
kerja. Hal ini sejalan dengan hasil digunakan variabel servant leadership
penelitian dari L. Fen dan T. Chieh dan kinerja organisasi. Hasil penelitian
(2013) dan Kasemsap (2013) yang ini seperti hipotesa yang ada terdapat
menyatakan bahwa kepemimpinan korelasi positif signifikan antara
berpengaruh positif terhadap kepuasan servant leadership dengan kinerja
kerja karyawan yang bekerja di dalam efektifitas tim, dengan demikian hasil
suatu organisasi. tersebut tidak jauh berbeda dengan
Dengan demikian semakin penelitian yang lainnya.
tinggi komitmen perusahaan dalam Juga penelitian Kennet (2010),
menerapkan konsep kepemimpinan seorang mahasiswa program doktoral
pelayan (servant leadership), maka pada Capella University USA, meneliti
akan memberikan dampak yang lebih hubungan antara servant leadership
baik bagi kepuasan kerja karyawan. dan kinerja organisasi pada manajemen
2. H2 : Gaya Kepemimpinan Pelayan proyek, penelitian ini dilakukan pada
(Servant Leadership) berpengaruh Project Management Institute dengan
positif terhadap Kinerja Pengajar pada memakai variabel servant leadership
bimbingan belajar Ganesha Operation. dan kinerja organsasi, pada hasil
Hasil dari uji hipotesis pengolahan data dihasilkan adanya
penelitian ini menyatakan tidak korelasi positif antara servant
terdapat pengaruh positif antara leadership dengan keberhasilan proyek,
kepemimpinan pelayan (servant dimana keberhasilan proyek tersebut
leadership) dengan kinerja pengajar. menunjukkan adanya kinerja
Hal ini bertentangan dengan hasil perusahaan yang meningkat.
penelitian yang dilakukan oleh Berdasarkan adanya perbedaan
Hamideh dan Nikooparvar (2012) hasil penelitian ini dengan hasil
meneliti hubungan faktor-faktor penelitian sebelumnya, dapat kami
leadership, dimana salah satu simpulkan bahwa pengaruh
dimensinya adalah servant leadership kepemimpinan pelayan (servant
dengan efektifitas organisasi pada leadership) tidak selalu memberikan
organisasi penerbangan di USA, pengaruh positif terhadap kinerja
variabel yang dipakai dalam penelitian karyawan. Pengaruh akan berbeda
tersebut adalah leadership dan kinerja pada bidang usaha yang berbeda.
organisasi, dari hasil penelitian didapat 3. H3 : Kompetensi berpengaruh positif
korelasi signifikan kuat pada hubungan terhadap Kepuasan Kerja pengajar
dimensi servant leadership dengan pada bimbingan belajar Ganesha
efektivitas tim. Terlihat bahwa Operation.
efektifitas tim pada organisasi ini Hasil dari uji hipotesis
menunjukkan adanya peningkatan penelitian ini menyatakan kompetensi
kinerja perusahaan dengan adanya tidak berpengaruh positif terhadap
gaya kepemimpinan servant kepuasan kerja.
leadership. 4. H4 : Kompetensi berpengaruh positif
Bertentangan juga dengan hasil terhadap kinerja pengajar pada
penelitian yang dilakukan Irving bimbingan belajar Ganesha Operation.

26
Hasil dari uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan
penelitian ini menyatakan bahwa positif antara kepuasan kerja karyawan
kompetensi tidak berpengaruh positif dengan kinerja karyawan di perusahaan
terhadap kinerja pengajar. gula Thailand.
5. H5 : Kepuasan Kerja berpengaruh Berdasarkan kesamaan hasil
positif terhadap Kinerja Pengajar pada penelitian ini dengan pendapat para
bimbingan belajar Ganesha Operation. peneliti sebelumnya, maka perlu dilakukan
Hasil dari uji hipotesis penelitian upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja
ini menyatakan bahwa kepuasan kerja terhadap para karyawan, karena dengan
berpengaruh positif dan signifikan terwujudnya rasa puas terhadap pekerjaan
terhadap kinerja pengajar. yang digeluti setiap karyawan akan
Hasil dari uji hipotesis penelitian meningkatkan kinerja dari karyawan
ini menyatakan terdapat pengaruh yang tersebut.
positif antara kepuasan kerja dengan 5.3 Kesimpulan atas Masalah Penelitian
kinerja pengajar. Hal ini mendukung hasil Tujuan dari penelitian ini adalah
penelitian sebelumnya, Nejati, Mehran, mencari jawaban atas masalah penelitian
Mustafa Nejati, dan Azadeh Shafaei yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu;
(2011) dalam penelitiannya yang berjudul “bagaimana meningkatkan kinerja
“pengaruh kepuasan karyawan terhadap pengajar ?”.
kinerja karyawan” menghasilkan jawaban Hasil dari penelitian ini
penelitian bahwa adanya pengaruh positif membuktikan dan memberi kesimpulan
antara kepuasan kerja terhadap kinerja untuk menjawab masalah penelitian secara
karyawan disebuah organisasi di Iran. singkat, “untuk meningkatkan kinerja
Jawaban ini berarti bahwa dengan pengajar di lembaga bimbingan belajar
meningkatnya kepuasan kerja para Ganesha Operation maka langkah yang
karyawan, maka meningkat pula kinerja perlu dilakukan adalah meningkatkan
karyawan tersebut, begitupula sebaliknya. kepuasan kerja pengajar terlebih dahulu,
Penelitian selanjutnya dari H.M. melalui peningkatan kemampuan
Thamrin (2012) yang salah satu hal yang penerapan gaya kepemimpinan pelayan
diteliti di dalam penelitiannya mengulas (servant leadership) oleh para Kanit,
tentang hubungan kepuasan kerja terhadap Karayon sampai tingkat Kepala Cabang di
kinerja karyawan menunjukkan bahwa lembaga bimbingan belajar Ganesha
terdapat pengaruh positif antara kepuasan Operataion.
kerja terhadap kinerja karyawan. Untuk mendapatkan kepuasan kerja
Penelitian selanjutnya dari dalam mempengaruhi kinerja pengajar
Kasemsap (2013) yang salah satu hal yang adalah melihat besarnya kepemimpinan
diteliti di dalam penelitiannya mengulas pelayan. Proses pencapaian kinerja
tentang hubungan kepuasan kerja pengajar tersaji dalam Gambar 5.1 sebagai
karyawan terhadap kinerja karyawan berikut:

Gambar 5.1:
Proses Peningkatan Kinerja Pengajar

Kepemimpinan Kepuasan Kerja Kinerja


Pelayanan Pengajar

27
5.4 Implikasi Penelitian 5.4.2 Implikasi Manajerial
5.4.1 Implikasi Teoritis Implikasi manajerial bagi Ganesha
Implikasi teoritis berdasarkan hasil Operation yang dihasilkan dari penelitian
temuan pada penelitian ini adalah, ini adalah,
1. Pengaruh kepemimpinan pelayan 1. Manajemen Bimbingan Belajar
(servant leadership) berpengaruh Ganesha Operation perlu dan harus
positif dan signifikan terhadap selalu berusaha meningkatkan
kepuasan kerja. Selanjutnya, kepuasan kemampuan para leadernya mulai dari
kerja berpengaruh terhadap kinerja tingkat Kepala Unit, Kepala Rayon
karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil sampai ke tingkat Kepala Cabang
penelitian yang dilakukan oleh dalam hal peningkatan kemampuan
peneliti-peneliti sebelumnya. Tetapi, dan kemauan untuk menerapkan
kepemimpinan pelayan tidak secara budaya kepemimpinan pelayan
langsung dapat mempengaruhi kinerja (servant leadership). Agar seluruh
karyawan, terlihat dari hasil pengujian karyawan pada umumnya dan pengajar
hipotesis yang menunjukkan khususnya merasa puas dengan
kepemimpinan pelayan (servant pekerjaan yang mereka geluti, yang
leadership) tidak menunjukkan pada akhirnya akan mampu
pengaruh positif terhadap kinerja meningkatkan kinerja pengajar.
karyawan. 2. Manajemen bimbingan belajar
Berdasarkan kenyataan di atas dapat Ganesha Operation selanjutnya harus
disimpulkan bahwa untuk selalu meningkatkan kompetensi
meningkatkan kinerja karyawan, hal melalui pendidikan dan pelatihan,
yang pertama sekali dilakukan adalah tetapi setelah kepuasan kerja bisa
meningkatkan kepuasan kerja melalui tercipta di kalangan pengajar melalui
kepemimpinan pelayan (servant penerapan kepemimpinan pelayan
leadership). Untuk itu, setiap (servant leadership).
perusahaan dipandang perlu untuk Sehingga, di masa yang akan datang
meningkatkan kemampuan para target komposisi pengajar minimal 80
pimpinan perusahaan mulai dari % grade A dan maksimal 20 % grade B
pimpinan terendah sampai ke pimpinan yang ditetapkan oleh Bagian
tertinggi dalam hal pemahaman dan Operasional Pengajar (BOP) Ganesha
penerapan kepemimpinan pelayan Operation dapat dicapai.
(servant leadership). 5.5 Keterbatasan Penelitian
2. Kompetensi bukan hal utama yang Beberapa keterbatasan penelitian
harus ditingkatkan apabila yang dapat ditarik dari penelitian ini
menginginkan peningkatan kinerja adalah sebagai berikut:
karyawan pada sebuah perusahaan, 1. Kondisi responden saat penelitian ini
terlihat dari hasil penelitian ini, dilakukan secara psikologis (mood)
kompetensi tidak memberikan tidak sama pada saat menjawab
pengaruh positif terhadap kepuasan pertanyaan pada kueisioner.
kerja dan juga tidak memberikan 2. Jumlah responden yang kurang besar,
pengaruh positif terhadap kinerja sehingga belum bisa memperoleh data
karyawan. yang benar-benar menggambarkan
Walaupun hasil penelitian ini berbeda kondisi secara keseluruhan.
bahkan bertentangan dengan hasil 3. Variabel yang dipilih terbatas hanya
peneliti-peneliti sebelumnya, tetapi itu kepemimpinan pelayan (servant
lah yang diperoleh dari hasil penelitian leadership) dan kompetensi dengan
pada lembaga bimbingan belajar kepuasan kerja sebagai variabel
Ganesha Operation. interveningnya

28
4. Perbedaan hasil dengan hasil penelitian 3. Pada saat penelitian, perlu diperhatikan
sebelumnya tentang, pengaruh kondisi mood dari responden. Sebagai
kepemimpinan pelayan (servant contoh, bisa saja saat pengumpulan
leadership) yang secara langsung tidak data responden terlebih dulu diberikan
memberikan pengaruh positif terhadap treatmen yang bertujuan untuk
kinerja pengajar, pengaruh kompetensi menyamakan mood responden,
terhadap kepuasan kerja maupun walaupun mungkin tidak akan bisa
kinerja pengajar yang tidak sama, paling tidak perbedaan mood
memberikan pengaruh positif. nya tidak terlalu berbeda.
5. Nilai hubungan antar variabel masih
banyak di bawah 0,60 hanya ada 2 DAFTAR PUSTAKA
hipotesis yang nilai hubungan di atas
0,60 dan hipotesis tersebut diterima. Abraham, R. 2004. Emotional Competence
5.6 Agenda Penelitian Mendatang as Antecedent to Performance : A
Berdasarkan hasil penelitian dan Contingency Framework, Genetic,
keterbatasan yang ditemui, hal ini dapat Social, and General Psychology
dijadikan sumber ide bagi pengembangan Monographs, 130(2), p117-143.
penelitian berikutnya. Maka agenda
penelitian berikutnya yang disarankan dari Amit, R. and P.J.H. Schoemaker, 1993.
hasil penelitian ini adalah; Strategic Assets and Organizational
1. Menambah variabel independen yang Rent,
mempengaruhi kinerja pengajar, Strategic Management Journal,
seperti kecerdasan emosional (sikap Vol.14, pp.33-46.
mental) dan motivasi kerja.
Sesuai dengan pendapat Bass, B.M. 2000. The future of
Simanjuntak (2001) kinerja dipengaruhi leadership in learning
oleh: organization. The Journal of
a. Kualitas dan kemampuan pegawai. Leadership Studies,v7, 18-40
Yaitu hal – hal yang berhubungan
dengan pendidikan/pelatihan, etos Bass B.M dan Avolio, B.J. 1994. Trough
kerja, motivasi kerja, sikap mental dan Transformational Leadership.
kondisi fisik pegawai. London:SAGE Publication
b. Sarana pendukung, yaitu hal yang
berhubungan dengan lingkungan kerja Barney. 1991. Firm Resources and
(keselamatan kerja, kesehatan kerja,
Sustained Competitive
sarana produksi, teknologi) dan hal –
Advantage, Journal of
hal yang berhubungan dengan
Management, Vol.17, No.1,
kesejahteraan pegawai (upah/gaji,
jaminan sosial, keamanan kerja). pp.99-120.
c. Supra sarana, yaitu hal – hal yang
berhubungan dengan kebijaksanaan Bogner, W.C. and H. Thomas, 1994.
pemerintah dan hubungan industrial Core Competences and
manajemen. Competitive Advantage: A
2. Menambah jumlah responden dan Model and Illustrative
sekaligus memperluas cakupan Evidence from Pharmaceutical
sumber/asal responden. Untuk tahap Industry, in Hamel, G. and
berikutnya, disarankan mengambil W. Heene (Eds.),
responden yang mewakili mencakup Competences-based
lembaga bimbingan belajar yang Competition, New York: John
menyebar di seluruh pulau Jawa. Wiley & Sons.

29
Ferdinand A, 2000, Structural Equation
Capron, L., 1999. The Long Term Modelling Dalam Penelitian
Performance of Horizontal Manajemen, Semarang : Badan
Acquisitions,Strategic Penerbit Universitas Diponegoro.
Management Journal, Vol. 20,
pp.987-1018. Fleisher, C.S and B.E. Bensoussan, 2003.
Strategic and Competitive
Capron L. and J. Hulland, 1999. Analysis: Methods and Techniques
Redeployment of Brand, Sales for Analysis Business Competition,
Forces and General Marketing New York: Prentice-Hall,
Englewood Cliffs.
Management Expertise
Following Horizontal
Goleman. 2002. Kecerdasan Emosi untuk
Acquisitions: A Resource-
Mencapai Puncak Prestasi.
based View, Journal of Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Marketing, Vol.63, April,
pp.41-54. Grant, R.M. 2002. Contemporary Strategic
Analysis, 4th Ed., Oxford:
Cooper, Donald R and C. William Blackwell.
Emory 1998; Business Research
Method, 5th Edition, London, Grant, R.M. 1996. Prospering in
Richard D, Irwin, Inc. Dynamically-competitive
Advantage, Organizational
Collis D.J., 1994. How Valuable are Capabilities as Knowledge
Organizational Capabilities? Integration, Organizational
Strategic Management Journal, Science, Vol. 7, July-August,
Vol.15, pp.143-152. pp.375-387.

Chen L. Y. 2004. Examining The Effect Greenleaf, R.K. 1970. The Servant as
of Culture and Leadership Leader. The Robert K Greenleaf
Behaviors On Organizational Center. Indianapolis
Comitment, Job Satisfaction and
Job Performance at Small and Handoyo, Seger. 2010.Pengukuran
Midlle sized firms of Taiwan. Servant Leadership sebagai
Journal of American Academy Alternatif Kepemimpinan di
Institusi Pendidikan Tinggi Pada
of Business Cambridge
Masa Perubahan Organisasi.
David, F.R., 2002. Manajemen
Jurnal Makara Sosial Humaniora
Strategis: Konsep, Edisi
Vol 14 No. 2 Edisi Desember
Bahasa 2010.
Indonesia.Diterjemahkan oleh
Alexander Sindoro. Jakarta:
Prenhallindo. Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia. PT. Bumi
Dierickx, I. and K. Cool, 1989. Asset Aksara, Bandung.
Stock Accumulation and
Sustainability of Competitive Hall, R., 1994. A Framework for
Advantage, Management Identifying the Intangible
Science, Vol.35, pp.88-108. Sources of Sustainable
Competitive Advantages, in Hamel

30
G. and A. Heene (Eds), Bell Journal of Economics, Vol.13,
Competence-based Competition, pp.418-430.
Chichester: John Willey & Sons.
Kennet, N Thomson. 2010. “Servant
Hamel, G. and A. Heene, 1994. Leadership : An Effective Model
Competence-based Competition, For Project Management”;
Chichester: John Willey & Sons. disertasi dipublikasikan,
School of Business and
Hamideh, Shekari. dan Nikooparvar. 2012. Technology, Capella University
“Promoting Leadership
Effectiveness in Organizations : A Kogut, B. and U. Zander, 1992.
Case Study on The Involved Factor Knowledge of the Firm,
of Servant Leadership Promoting Combinative Capabilities, and the
Leadership Effectiveness in Replications of Technology,
Organizations : A Case Study on Organization Science, Vol.3,
The Involved Factor of Servant pp.383-397.
Leadership” ; International Journal
of Business Administration, Vol. 3, Mangkunegara, A P. 2002. Manajemen
No. 1, 1923-4007. Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja
Henderson R. and I. Cockburn, 1994. Rosda Karya.
Measuring Competence? Exploring
Firm Effects in Phramaceutical Melchar, David. dan Bosco, Susan. 2010.
Research, Strategic Management “Achieving High Organization
Journal, Vol.15, No.2, pp.63-84. Performance Trough Servant
Leadership Achieving High
Organization Performance Trough
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Servant Leadership” ; The
1999, Metode Penelitian Bisnis : International Journal of Business
Untuk Akuntansi dan Manajemen, Inquery, 2010, 9,1,74-88, ISSN
Yogjakarta : BPFE. 215-4056.

Irving, Justin. 2005. “Servant Leadership Meyer dan Piccolo, R. 2008. “Do Servant
and Effectiveness of Teams” ; Leaders Help Satisfy Follower
disertasi dipublikasikan, School of Needs? An Organizational Justice
Leadership Studies, Regent Perspective” ; European Journal of
University Work and Organizational
Psychology, 17 (2), 180-197.
Linjuan, Rita Men, (2014), ”Measuring the
impact of leadership style and Meyer, M.H. and J.M. Utterback,
employee performance on
1993. The Product Family and
perceived organizational
reputation,” The International the Dynamics of Core
Journal of Organizational Analysis. Capability, Sloan
Management Review, Vol.34,
Lippman S. and R. Rumelt, 1982. No.3, pp.29-47.
Uncertainty Immitability: An
Analysis of Interfirm Differences John. M. Ivancevich. Robert Konopaske,
in Efficiency under Competition, Michael. T. Matteson. 2003.
Perilaku dan Manajemen

31
Organisasi, Edisi: 7. Erlangga : Robbins. S, 1996, Perilaku Organisasi,
Jakarta. Konsep Kontroversi dan Aplikasi,
Jilid1, edisi bahasa Indonesia. PT
Oliver, C., 1997. Sustainable Prenhallindo, Jakarta.
Competitive Advantage:
Combining Institutional and Spears, L.C. (2002). On character and
Resources-based View, Strategic servant leadership: Ten
Management Journal, Vol.18, characteristics of effective, caring
No.9, pp.697-713. leaders. Diunduh 5 Januari 2016
Patterson, K. (2003). Servant leadership: dari
A theoritical model. Diunduh 5 http://www.greenleaf.org/leadershi
Januari p/read-about-it/Servant-
Leadership-Articles-Book-
2016darihttp://www.regent.edu/ac
Reviews.html.
ad/global/publications/sl_proceedi
ngs/2003/patter-
Teece, D.T., G. Pisano and A. Shuen,
son_servant_leadership.pdf. 1997. Dynamic Capability and
Strategic
Pitts, R. A. and D. Lei. 2003 Strategic Management, Strategic
Management: Building and Management Journal, Vol.18,
Sustaining No.7, pp.509-533.
Competitive Advantage, Ohio:
Thompson Learning. Tuominen, M., K. Moller and A. Rajala,
1997. Marketing Capability: A
Peteraf, M.A., 1993. The Cornerstones of Nexus of Learning-based
Competitive Advantage: a Resources and Prerequisite for
Resource- Based View, Strategic Market Orientation, Proceedings
Management Journal, Vol.14, of the Annual Conference of the
pp.179-191. European Marketing Academy,
May, pp.1220-1240.
Prahalad, C.K. and R.A. Bettis, 1986.
The Dominant Logic: a New Wheelen, T.L. and J. David Hunger, 2002.
Linkage Between Diversity and Strategic Management and
Performance, Strategic Business
Management Journal, Vol.7, Policy. Eighth Edition, New Jersey:
No.6, pp.485-501. Prentice-Hall.

West, Bud. dan Bocarnea, Mihai. 2008.


Reed, R. and R.J. DeFillippi, 1990.
“Organization
Causal Ambiguity, Barriers to
Outcomes:Relationship in US and
Imitation and Sustainable
Filipino Higher Educational
Competitive Advantage, Setting”; Journal School of Global
Academy of Management Leadership & Entrepreneurship,
Review, Vol.15, No.1 (January), Regent University, Servant
pp.88-102. Leadership Research Roundtable.

32

You might also like