You are on page 1of 13

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU

DIMODERASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

(Studi Pada MTs Swasta Kecamatan Winong Kabupaten Pati)

Muhamad Anis
kunaezy@yahoo.com

Y. Sutomo
Pascasarjana, Universitas Stikubank Semarang

Abstract: This study aimed to examine the effect of Competence and Motivation on Teacher
Performance moderated Principal Leadership (Studies in Teacher Private MTs Winong District
of Pati regency). This study included in the quantitative research using survey method through
descriptive analysis approach. This study whit a census tehnic where the sample size is equal to
the population of as many as 115 teachers, while the data is processed as many as 102 teachers.
Measurements using a Likert scale with 5 (five) alternative answers. Test instruments used are
validity and reliability. Normality Test (1 Sample-KS) Classical Assumption Test (test
heterokedastisitas) The test model used is the coefficient of determination (R2) and the F test
(Goodness of Fit). Test this hypothesis using regression analysis. Based on the results of the
study can be summarized as follows: (i) Competence positive and significant impact on teacher
performance, (ii) Motivation positive and significant impact on teacher performance, (iii)
Leadership Principal positive and significant impact on teacher performance, (iv) Effect
Competence of the Teacher Performance is not moderated Leadership Principal, (iv) Effect of
Motivation on teacher performance is not moderated Leadership Principal

Keywords : Competence, Motivation, Leadership Principal and Teacher Performance

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kompetensi, dan Motivasi terhadap
Kinerja Guru dimoderasi Kepemimpinan Kepala Sekolah (Studi pada Guru MTs Swasta
Kecamatan Winong Kabupaten Pati). Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode survey melalui pendekatan deskriptif analisis.
Penelitian ini menggunakan tehnik sensus dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi
yaitu sebanyak 115 orang guru, sedangkan data yang diolah sebanyak 102 orang guru.
Pengukuran menggunakan skala Likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban. Uji instrumen yang
digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Uji Normalitas (1 Sample-KS)Uji Asumsi Klasik
(uji Heterokedastisitas)Sedangkan uji model yang digunakan adalah koefisien determinasi (R2)
dan uji F (Goodness of Fit). Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (i) Kompetensi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru, (ii) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Guru, (iii) Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Guru, (iv) Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Guru tidak dimoderasi
Kepemimpinan Kepala Sekolah, (iv) Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru tidak
dimoderasi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kata Kunci : Kompetensi, Motivasi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru

1
BAB I Untuk meningkatkan kinerja guru
PENDAHULUAN diperlukan keprofesionalan. Guru yang
profesional memiliki kemampuan
1.1 Latar Belakang melakukan keprofesionalan secara terus
Profesionalisme guru sangat
menerus seperti mengevaluasi diri,
terkait dengan kemampuan mewujudkan
memotivasi diri, mendisiplinkan diri, dan
atau mengaktualisasikan kompetensi yang
mengembangkan diri (Sudarwan, 2010).
dipersyaratkan bagi setiap guru.
Semua itu tidak terlepas dari peran seorang
Kompetensi adalah spesifikasi dari
pimpinan yaitu Kepala Sekolah.
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
Di dalam melaksanakan tugas dan
dimiliki seseorang serta penerapannya di
tanggungjawabnya sebagai pemimpin
dalam pekerjaan sesuai dengan standar
pendidikan, seorang Kepala Sekolah
kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan
mengkoordinir, mengawasi, mengarahkan
(Dirjen Dikdasmen, 2004). Kompetensi
serta menilai berbagai kegiatan sekolah
akan terwujud dalam bentuk penguasaan
yang sedang dikerjakan. Salah satu fungsi
pengetahuan, keterampilan maupun sikap
manajerial yang dilakukan oleh Kepala
professional dalam menjalankan tugasnya.
Sekolah adalah fungsi pengawasan atau
Selain itu guru hendaknya
disebut juga fungsi pengendalian. Dan
memiliki kompetensi yang baik, agar
kegiatan pengawasan patut dilaksanakan
dalam menjalankan tugasnya dapat
oleh Kepala Sekolah karena hal itu
maksimal, seperti yang tertuang dalam PP
merupakan salah satu fungsi dan proses
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
manajemen yang wajib diimplementasikan
Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa
secara nyata di sekolah. Sesuai dengan
kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu:
hakekatnya, kegiatan pengawasan yang
kompetensi pedagogik, kompetensi
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
kepribadian, kompetensi sosial dan
merupakan kegiatan untuk
kompetensi profesional.
mengidentifikasi secara jelas apakah hasil
Motivasi kerja guru adalah faktor
yang diharapkan dalam rencana serta
yang mendorong seorang guru untuk
penimpangan yang terjadi di dalam
melaksanakan pekerjaannya dengan penuh
pelaksanaan suatu program sekolah.
semangat sehingga akan memperoleh hasil
Nampak di sini bahwa ada kegiatan
kinerja yang lebih baik. Di dalam dunia
operasional yang terkandung dalam
pekerjaan di segala bidang termasuk
hakekat pengawasan tersebut yaitu
bidang pendidikan, motivasi memiliki
terdapat upaya peningkatan dan perbaikan
peranan yang sangat penting, seseorang
kinerja guru.
akan bekerja lebih giat dan tekun apabila
Kinerja guru adalah prestasi
memiliki motivasi yang tinggi dalam
seorang guru dalam merealisasikan
dirinya. Seorang pekerja merupakan bagian
perannya sebagai seorang guru. Peran guru
komponen yang berperan penting dalam
dalam pendidikan menunjukkan prestasi
suatu organisasi kerjanya. Organisasi kerja
dalam kinerjanya. Kinerja guru adalah
memberi pengaruh yang signifikan
kegiatan guru dalam proses pembelajaran,
terhadap tinggi rendahnya motivasi
melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan
seseorang.
menilai hasil belajar (Dirjen PMPTK
Sumber daya manusia yang
Depdiknas, 2008).
berkualitas, antara lain ditunjukkan oleh
kinerja dan produktifitas yang tinggi.

2
Pada penelitian ini, kepemimpinan 5. Apakah pengaruh Motivasi kerja
Kepala Sekolah sebagai variabel terhadap kinerja guru MTs Swasta
moderating terhadap hubungan antara Kecamatan Winong Kabupaten Pati
dimoderasi Kepemimpinan Kepala
kompetensi guru dan motivasi kerja
Sekolah?
terhadap kinerja guru. Hal ini didasarkan
pada argumentasi bahwa jika 1.3 Tujuan Penelitian
kepemimpinan Kepala Sekolah, Tujuan yang ingin dicapai dari
kompetensi guru dan motivasi kerja penelitian ini adalah :
dilaksanakan, maka akan mempengaruhi 1.Untuk menguji dan menganalisis
kinerja guru. Penelitian ini berusaha untuk pengaruh antara kompetensi guru
terhadap kinerja guru MTs Swasta
mengkaji aspek kompetensi, motivasi dan
Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
kepemimpinan kepala sekolah serta 2.Untuk menguji dan menganalisis
pengaruhnya terhadap kinerja guru. pengaruh antara motivasi kerja
Berdasarkan penelitian - penelitian terhadap kinerja guru MTs Swasta
sebelumnya yang menunjukkan perbedaan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
antara pengaruh kompetensi, motivasi dan 3.Untuk menguji dan menganalisis
kepemimpinan kepala sekolah terhadap pengaruh antara kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap kinerja guru
kinerja guru dan kaitannya dengan
MTs Swasta Kecamatan Winong
fenomena yang berkembang sekarang ini, Kabupaten Pati.
maka peneliti tertarik untuk mengadakan 4.Untuk menguji dan menganalisis
penelitian “Pengaruh Kompetensi dan pengaruh antara kompetensi guru
Motivasi terhadap Kinerja Guru dimodersi terhadap kinerja guru yang dimoderasi
Kepemimpinan Kepala Sekolah”. Kepemimpinan Kepala Sekolah pada
MTs Swasta Kecamatan Winong
Kabupaten Pati.
1.2 Rumusan Masalah 5.Untuk menguji dan menganalisis
Berdasarkan latar belakang yang pengaruh antara motivasi kerja
telah ditemukan masalah utama dalam terhadap kinerja guru yang dimoderasi
penelitian ini adalah: “Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah pada
Kompetensi dan Motivasi terhadap MTs Swasta Kecamatan Winong
Kinerja Guru dimodersi Kepemimpinan Kabupaten Pati.
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru?”
Dari uraian di atas, pertanyaan- 1.4 Manfaat Penelitian
pertanyaan penelitian dapat dirinci sebagai Penelitian ini diharapkan
berikut: mempunyai manfaat :
1. Bagaimana pengaruh kompetensi guru 1.4.1 Manfaat Teoritis
terhadap kinerja guru MTs Swasta Hasil dari penelitian ini dapat digunakan
Kecamatan Winong Kabupaten Pati ? untuk menambah referensi dan
2. Bagaiman pengaruh motivasi kerja menambah khasanah kajian ilmu
terhadap kinerja guru MTs Swasta manajemen khususnya pada
Kecamatan Winong Kabupaten Pati ? pengembangan sumberdaya manusia
3. Apakah Kepemimpinan Kepala pendidikan serta dapat digunakan
sekolah berpengaruh terhadap kinerja sebagai referensi pada penelitian yang
guru MTs Swasta Kecamatan Winong akan datang yang lebih luas.
Kabupaten Pati ? 1.4.2 Manfaat Manajerial
4. Apakah pengaruh Kompetensi guru Hasil penelitian ini sebagai bahan
terhadap kinerja guru MTs Swasta pertimbangan bagi Kementrian Agama
Kecamatan Winong Kabupaten Pati Kabupaten Pati dalam mengelola
dimoderasi Kepemimpinan Kepala organisasi dan memberi perubahan yang
Sekolah? baik kepada guru Mts sehingga
diperoleh prestasi dan kinerja yang

3
diharapkan. Dan dapat di pergunakan Clelland’s Achievment Motivation Theory)
sebagai pertimbangan bagi kepala menyatakan bahwa karyawan mempunyai
sekolah untuk menentukan kebijakan- cadangan enegi potensial. Energi ini akan
kebijakan yang berkaitan dengan dimanfaatkan oleh karyawan karena
pemilihan personal yang sesuai dan didorong oleh kekuatan motif dan
kompeten dalam bidangnya untuk kebutuhan dasar yang terlibat, harapan
menunjang peningkatan mutu keberhasilannya, dan nilai insentif yang
pendidikan di sekolah masing-masing. terlekat pada tujuan. Mc. Clelland
1.4.3 Manfaat Organisasional mengelompokkan 3 kebutuhan manusia
Penelitian ini diharapkan dapat yang dapat memotivasi gairah bekerja
memberikan informasi tentang keaadan seseorang, yaitu :kebutuhan akan prestasi ,
guru dilihat dari tingkat pendidikan, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan
usia, jenis kelamin, kompetensi dan akan kekuasaan.
motivasi terhadap kinerja guru MTs Se
Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Chung dan Megginson (1981)
mendefinisikan motivasi sebagai perilaku
BAB II yang dirumuskan sebagai perilaku yang
TELAAH PUSTAKA ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan
dengan tingkat usaha yang dilakukan
2.1 Kompetensi seseorang dalam mengejar suatu tujuan,
Kompetensi adalah seperangkat motivasi juga berkaitan dengan kepuasan
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku pekerja dan perfomansi pekerjaan.
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai 2.3 Kepemimpinan Kepala Sekolah
oleh guru dalam melaksanakan tugas Kepala Sekolah merupakan orang
keprofesionalan. Guru adalah pendidik yang memiliki kemampuan professional
profesional dengan tugasutama mendidik, yang bekarja berdasarkan pola kinerja
mengajar, membimbing,mengarahkan, professional yang disepakati bersama
untuk memberi kemudahan dan
melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta
mendukung keberhasilan pembelajaran,
didik pada pendidikan anak usia dini (Mulyasa, 2007). Menurut Mulyasa,
jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, bahwa dalam paradigma baru manajemen
dan pendidikan menengah. Ada empat pendidikan, kepala sekolah sedikitnya
kompetensi guru sebagai agen harus berfungsi sebagai educator, manajer,
pembelajaran, yaitu kompetensi administrator, supervisor, leader, inovator
pedagogik, kompetensi kepribadian, dan motivator (EMASLIM).
Kunci keberhasilan suatu sekolah
kompetensi profesional, dan kompetensi
pada hakekatnya terletak pada efisiensi
sosial (Peraturan Pemerintah Republik dan efektifitas penampilan pemimpinnya,
Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang dalam hal ini kepala sekolah. Kepala
Guru). sekolah dituntut memiliki persyaratan
Dalam Peraturan Pemerintah RI kualitas kepemimpinan yang kuat, sebab
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar keberhasilan sekolah hanya dapat dicapai
Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa melalui kepemimpinan kepala sekolah
yang berkualitas
kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu:
kompetensi pedagogik, kompetensi 2.4 Kinerja Guru
kepribadian, kompetensi sosial dan Sesuai dengan Undang-Undang
kompetensi profesional. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
jabatan guru sebagai pendidik merupakan
2.2Motivasi
jabatan professional. Untuk itu
Mc. Clelland dalam Robbins
(2009) dengan teori motivasi prestasi (Mc. profesionalisme guru dituntut agar terus

4
berkembang sesuai dengan perkembangan kinerja pernah diteliti oleh Thamrin
jaman, ilmu pengetahuan dan tehnologi, (2012) dan Chemobo et al. (2014) yang
serta kebutuhan masyarakat termasuk menemukan bahwa kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
kebutuhan terhadap sumber daya manusia
Sedangkan Adeyemi (2010) dan Irawati
yang berkualitas dan memiliki kapabilitas (2010) menemukan bahwa kepemimpinan
untuk mampu bersaing baik di forum tidak berpengaruh signifikan terhadap
regional, nasional maupun internasional. kinerja.
Direktorat Tenaga Pendidik
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu 2.6 Hipotesis Penelitian
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan latar belakang
masalah, landasan teori, penelitian
Kementrian Pendidikan Nasional (2008)
terdahulu dan research gap, maka
mengemukakan hal-hal yang harus dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
diperhatikan dalam mengukur kinerja guru
yaitu: perencanaan program kegiatan (H1):Kompetensi berpengaruh positif dan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan signifikan terhadap Kinerja Guru.
pembelajaran dan evaluasi atau penilaian (H2):Motivasi berpengaruh positif dan
pembelajaran. signifikan terhadap Kinerja Guru.
(H3):Kepemimpinan Kepala Sekolah
2.5 Kajian Empiris Hasil Penelitian berpengaruh positif dan signifikan
Terdahulu terhadap Kinerja Guru.
2.5.1Pengaruh Kompetensi terhadap (H4):Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
Kinerja Guru Guru dimoderasi Kepemimpinan
Bukti empiris hubungan antara Kepala Sekolah berpengaruh positif
kompetensi guru terhadap kinerja guru dan signifikan
pernah diteliti oleh Edi Suswardji (2012) (H5):Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja
dan Ruslan Ade, dkk. (2013) menemukan Guru dimoderasi Kepemimpinan
bahwa kompetensi guru berpengaruh Kepala Sekolah berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja guru. dan signifikan
Sedangkan research gap pernah terjadi
Kerangka berfikir yang digunakan tesis ini
dalam penelitian Duysters (2000),
adalah :
Hagedoorn (2000) yang menemukan
bahwa kompetensi guru tidak berpengaruh
Kompetensi H1
signifikan terhadap kinerja guru.
(X1)
Kinerja
2.5.2Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru
Guru H2 (Y)
Bukti penelitian tentang pengaruh Motivasi (X2)
H3
motivasi kerja terhadap kinerja guru telah H4 H5
di teliti oleh Harlie (2010) dan Indraputra Kepemimpinan
et al. (2013) menemukan bahwa motivasi Kepala Sekolah
berpengaruh signifikan terhadap kinerja. (Z)
Sedangkan research gap ditemukan oleh
Webb (2007), yang menemukan bahwa
Kerangka tersebut menerangkan
motivasi tidak berpengaruh signifikan bahwa Kompetensi (X1) berpengaruh
terhadap kinerja guru. terhadap Kinerja Guru (Y), Motivasi (X2)
berpengaruh tethadap Kinerja Guru (Y)
dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Z)
2.5.3Pengaruh Kepemimpinan Kepala berpengaruh terhadap Kinerja Guru (Y).
Sekolah terhadap Kinerja Guru Sedangkan Kompetensi (X1) dan Motivasi
Pengaruh kepemimpinan terhadap (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)

5
dimoderasi Kepemimpinan Kepala yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
Sekolah (Z). oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Dengan dimensi
Pedagogik, Kepribadian, Profesional dan
BAB III Sosial. Seseorang dianggap mempunyai
METODOLOGI PENELITIAN motivasi yang tinggi apabila mereka
memiliki keinginan untuk berprestasi
3.1 Obyek Penelitian lebih baik dalam semua hal dibandingkan
Seperti yang telah dirumuskan dengan yang lain. Dimensi dari motivasi
dalam judul penelitian, yang menjadi meliputi Motivasi berprestasi, Motivasi
obyek dalam penelitian ini adalah guru- Afiliasi dan Kebutuhan akan Kekuasaan
guru yang bekerja di MTs Swasta yang Kepemimpinan Kepala Sekolah
berada di wilayah Kecamatan Winong merupakan orang yang memiliki
Kabupaten Pati. kemampuan professional yang bekarja
berdasarkan pola kinerja professional
3.2. Populasi Penelitian yang disepakati bersama untuk memberi
Populasi adalah wilayah kemudahan dan mendukung keberhasilan
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek pembelajaran. Dengan dimensi: educator,
yang mempunyai kualitas dan manajer, administrator, supervisor, leader,
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh inovator dan motivator (EMASLIM).
peneliti untuk dipelajari dan kemudian Kinerja guru adalah wujud perilaku
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). kegiatan guru dalam proses pembelajaran
Populasi dalam penelitian ini adalah Guru yaitu bagaimana seorang guru dalam
MTs Swasta se-Kecamatan Winong, merencanakan kegiatan pembelajaran,
Kabupaten Pati dengan jumlah melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
seluruhnya sebanyak 115 orang guru menilai hasil belajar Adapun dimensi
kinerja guru terdiri dari perencanaan
3.3 Jenis dan Sumber Data pembelajaran, pelaksanaan kegiatan
Pada penelitian ini jenis data pembelajaran dan penilaian pembelajaran
yang digunakan adalah data kualitatif .
berupa kuesioner kemudian diangkakan.
Data kualitatif adalah data yang
BAB IV
berhubungan dengan kategorisasi,
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
karakteristik berwujud pertanyaan atau
berupa kata-kata. Contohnya: baik, buruk, 4.1 Deskripsi Responden
senang, susah, setuju, tidak setuju dan lain Responden dalam penelitian ini
sebagainya (Ridwan, 2010). adalah semua guru MTs Swasta di
Sumber data berupa sumber Kecamatan Winong dengan jumlah 115
data primer. Sumber data primer yaitu orang. Kuesioner yang dibagikan
diperoleh langsung oleh peniliti, berjumlah 115 kuesioner kepada 115
sedangkan apabila diperoleh dari tangan responden dan kembali 102. Dalam
kedua disebut sumber data sekunder. penelitian ini identitas responden meliputi
Pada penelitian ini, digunakan jenis kelamin, pendidikan, usia, dan masa
kerja
sumber data primer yaitu data diperoleh
langsung dari responden melalui 4.1.1Deskripsi Responden Berdasarkan
kuesioner yang dibagikan langsung oleh Jenis Kelamin
peneliti. Sebagian besar responden adalah berjenis
kelamin Laki-laki dengan jumlah 61 orang
3.4 Definisi Konsep dan Definisi Opera- atau 59,8% dan yang lainnya adalah
sional berjenis kelamin Perempuan sejumlah 41
Kompetensi adalah seperangkat
orang atau 40,2 %.
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku

6
4.1.2Deskripsi Responden Berdasarkan sebagian besar jawaban 5 dengan mean =
Pendidikan 4,55.
Responden yang memiliki pendidikan
Diploma (D3) sebanyak 25 orang atau 4.3 Uji Validitas
24,5%,Sarjana (S1) sebanyak 67 orang Uji validitas dipergunakan untuk
menguji apakah kuesioner yang
atau 65,7% sedangkan yang memiliki
disampaikan kepada responden tersebut
pendidikan Pascasarjana (S2) sebanyak 10 valid. Validitas menunjukkan sejauhmana
orang atau 9,8%. ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsinya. Dalam
4.1.3Deskripsi Responden Berdasarkan pengujian validitas dibantu dengan
Usia program SPSS untuk menentukan apakah
Responden yang berusia 41-50 tahun kuesioner tersebut sudah valid atau belum.
yaitu 31 responden atau sebesar 30,4%, Untuk mengetahui valid tidaknya
responden yang berusia 31-40 tahun 29 suatu variabel yang diuji dilakukan
orang atau sebesar 28,4%, responden yang dengan membandingkan nilai KMO
berusia 20-30 tahun 28 orang atau sebesar (Kaiser-Meyer-Olkin) and Bartlett’s Test
27,5% dan responden yang berusia 51-60 lebih besar dari 0,5. Sedangkan jika
tahun 14 orang atau sebesar 13,7%. component matrix atau loading factor-nya
lebih besar dari 0,4 berarti valid dan jika
4.1.4Deskripsi Responden Berdasarkan
lebih kecil item dari variabel yang diuji
Masa Keja
berarti tidak valid.
Responden yang memiliki masa kerja
Berdasarkan hasil pengujian
paling banyak adalah yang memiliki masa validitas ditunjukkan bahwa semua nilai
kerja 5-10 tahun sebanyak 68 orang atau KMO > 0,5 yaitu untuk variabel
66,75%, masa kerja 11-15 tahun dengan kompetensi (X1) sebesar 0,816; variabel
16-20 tahun mempunyai jumlah motivasi (X2) sebesar 0,791; variabel
responden yang sama masing-masing kepemimpinan kepala sekolah (Z) sebesar
sebanyak 14 responden atau sebesar 0,798 dan variabel kinerja guru (Y)
sebesar 0,900. Semua nilai KMO lebih
13,7%%, masa kerja 21-25 tahun
besar 0,5, yang berarti bahwa sampel
sebanyak 6 responden atau sebesar 5,9%. memenuhi syarat minimal measure
sampling adequacy (kecukupan
4.2 Deskripsi Variabel pengukuran sampel). Sedangkan dilihat
Berdasarkan hasil penelitian dari semua indikator diatas, 27 butir
melalui hasil jawaban kuesioner yang pernyataan atau indikator dari variabel
diberikan pada responden mengenai kompetensi ada 13 indikator yang tidak
variabel kompetensi (X1) secara terperinci valid,yaitu x1.15, x1.16, x1.17, x1.18,
dapat dijelaskan bahwa nilai mode x1.19, x1.20, x1.21, x1.22, x1.23, x1.24,
sebagian besar jawaban 4 dengan mean = x1.25, x1.26 dan x1.27 dan 1 indikator
4,34. Hasil jawaban kuesioner yang variabel kepemimpinan kepala sekolah
diberikan pada responden mengenai yaitu z2 yang memiliki nilai loading
variabel motivasi (X2) secara terperinci factor < 0,4. Sedangkan selain item
dapat dijelaskan bahwa nilai mode pernyataan tersebut dari seluruh instrumen
sebagian besar jawaban 4 dengan mean = penelitian (kuesioner) adalah valid karena
4,48. Berdasarkan hasil penelitian melalui memiliki nilai loading factor > 0,4.
hasil jawaban kuesioner secara terperinci
dapat dijelaskan bahwa nilai mode dari 4.4 Uji Reliabilitas
variabel kepemimpinan kepala sekolah (Z) Suatu ukuran dikatakan reliabel
diperoleh hasil sebagian besar jawaban 4 apabila ukuran tersebut memberikan hasil
dengan mean = 4,31. Hasil jawaban yang konsisten. Suatu konstruk atau
kuesioner yang diberikan pada responden variabel dikatakan reliabel jika
dapat dijelaskan bahwa nilai mode dari memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7.
variabel kinerja guru (Y) diperoleh hasil Derajat reliabilitas untuk item-item

7
instrumen dalam variabel kompetensi (X1) sekolah menunjukkan tingkat
sebesar α = 0,942, variabel motivasi (X2) signifikansinya 0,000 < 0,05 artinya
sebesar α = 0,834, variabel model regresi dinyatakan layak atau
kepemimpinan kepala sekolah (Z) sebesar memenuhi persyaratan Goodness of Fit
α = 0,879, variabel kinerja guru (Y)
sebesar α = 0,906. Berdasarkan hasil 4.8Uji Model Koefisien Determinasi
pengujian reliabilitas diperoleh hasil (Adjusted R Square)
dengan semua nilai Cronbach Alpha Nilai Adjusted R Square pada
masing-masing variabel lebih besar dari persamaan regresi dalam penelitian ini
nilai 0,7, maka masing-masing variabel sebesar 0,394 artinya 39,4 % variabel
dikatakan reliabel. kinerja guru dapat dijelaskan oleh variabel
kompetensi, motivasi, kepemimpinan
4.5 Uji Normalitas kepala sekolah, serta hasil moderasi 1 dan
Uji normalitas ini dilakukan moderasi 2. Sedangkan sisanya sebesar
dengan tujuan untuk menguji apakah (100 – 39,4 %) yaitu 60,6 % dipengaruhi
dalam model regresi, variabel pengganggu oleh variabel lain di luar model penelitian.
atau residual memiliki distribusi normal.
Dalam penelitian ini, untuk menguji 4.9Analisis Regresi
normalitas digunakan uji statistik non- Berdasarkan hasil analisis tersebut
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). dapat disusun dalam persamaan regresi
Dari hasil uji normalitas, residual selisih harga mutlak berikut ini:
menunjukkan nilai asymp sig = 0,088 >
0,05 artinya residual telah terdistribusi Y = 0,212 X1 + 0,405 X2 + 0,281 Z -
normal. 0,099 |X1Z| + 0,084 |X2Z |

4.6 Uji Heterokedastisitas Secara rinci dapat dilihat bahwa


Hasil uji heterokedastisitas, nilai kompetensi berpengaruh positif dan
koefisien regresi dari masing-masing signifikan terhadap kinerja guru karena
variabel bebas dalam model regresi nilai nilai beta bertanda positif (0,212) dengan
absolut residual ini tidak signifikan secara sig 0,016 < 0,05, motivasi berpengaruh
statistik (p > 0,05), maka dapat positif dan signifikan terhadap kinerja
disimpulkan tidak terjadi heteros- guru karena nilai beta bertanda positif
kedastisitas. Nilai koefisien regresi untuk (0,405) dengan sig 0,000 < 0,05,
variabel kompetensi (X1) menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah
tingkat signifikansinya 0,479 > 0,05, nilai berpengaruh positif dan signifikan
koefisien regresi untuk variabel motivasi terhadap kinerja guru karena nilai beta
(X2) menunjukkan tingkat signifikansinya (0,281) dengan sig 0,003 < 0,05,
0,985 > 0,05. Nilai koefisien untuk dari kepemimpinan kepala sekolah tidak
variabel kepemimpinan kepala sekolah memoderasi pengaruh kompetensi
(Z) menunjukkan tingkat signifikansinya terhadap kinerja guru dengan nilai beta
0,197 > 0,05 dan nilai koefisien regresi bertanda negatif (- 0,099) dan t bertanda
untuk variabel moderat 1 (X1Z) negatif (-1,138) dengan sig 0,258 > 0,05,
menunjukkan tingkat signifikansinya kepemimpinan kepala sekolah tidak
0,370 > 0,05, dan nilai koefisien regresi memoderasi pengaruh motivasi terhadap
untuk variabel moderat 2 (X2Z) kinerja guru dengan nilai beta bertanda
menunjukkan tingkat signifikansinya positif (0,084) dengan sig 0,306 > 0,05.
0,457 > 0,05, maka dapat disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas dengan 4.10 Uji Hipotesis
demikian model regresi layak digunakan. Jika nilai signifikan < 0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa hipotesis diterima,
4.7 Uji Signifikan (Uji F) sehingga ada pengaruh antara variabel
Hasil uji regresi pengaruh independen terhadap variabel dependen.
kompetensi dan motivasi terhadap kinerja
guru dimoderasi kepemimpinan kepala

8
H1: Kompetensi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja 1 :Pengaruh Kompetensi terhadap
Guru. Kinerja Guru.
Kompetensi berpengaruh positif Berdasarkan hasil pengujian
dan signifikan terhadap kinerja guru, pada hipotesis 1 (H1) dinyatakan
karena memiliki koefisien regresi diterima. Hal ini mengandung makna
bertanda positif dengan nilai β= bahwa Kompetensi berpengaruh
0,212 dan nilai signifikansi = 0,016 < positif dan signifikan terhadap
α = 0,05, dengan demikian hipotesis Kinerja Guru MTs Swasta
H1 diterima. Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
H2: Motivasi berpengaruh positif dan Hasil penelitian ini mendukung
signifikan terhadap Kinerja Guru. terhadap penelitian terdahulu yang
Motivasi berpengaruh positif dilakukan oleh Edi Suswardji (2012)
dan signifikan terhadap kinerja guru, dan Ruslan Ade, dkk. (2013).
karena memiliki koefisien regresi 2 : PengaruhMotivasiterhadap Kinerja
bertanda positif dengan nilai β = Guru.
0,405 dan nilai signifikansi = 0,000 < Berdasarkan hasil pengujian
α = 0,05, dengan demikian hipotesis pada hipotesis 2 (H2) dinyatakan
H2 diterima. diterima. Hal ini mengandung makna
H3: Kepemimpinan Kepala Sekolah bahwa Motivasi berpengaruh positif
berpengaruh positif dan signifikan dan signifikan terhadap Kinerja Guru
terhadap Kinerja guru. MTs Swasta Kecamatan Winong
Kepemimpinan Kepala Sekolah Kabupaten Pati.
berpengaruh positif dan signifikan Hasil penelitian ini mendukung
terhadap kinerja guru, karena terhadap penelitian terdahulu yang
memiliki koefisien regresi bertanda dilakukan oleh Harlie (2010) dan
positif dengan nilai β = 0,281 dan Indraputra et al. (2013).
nilai signifikansi = 0,003 < α = 0,05, 3 : Pengaruh Kepemimpinan Kepala
dengan demikian hipotesis H3 Sekolah terhadap Kinerja guru.
diterima. Berdasarkan hasil pengujian
H4: Pengaruh Kompetensi terhadap pada hipotesis 3 (H3) dinyatakan
Kinerja Guru dimoderasi diterima. Hal ini mengandung makna
Kepemimpinan Kepala Sekolah bahwa Kepemimpinan Kepala
Pengaruh Kompetensi terhadap Sekolah berpengaruh positif dan
kinerja guru tidak dimoderasi signifikan terhadap Kinerja Guru
Kepemimpinan Kepala Sekolah, MTs Swasta Kecamatan Winong
karena memiliki koefisien regresi Kabupaten Pati.
bertanda negatif dengan nilai β = - Hasil penelitian ini senada
0,099 dan nilai signifikansi = 0,258 > dengan penelitian terdahulu yang
α = 0,05, dengan demikian hipotesis dilakukan oleh Thamrin (2012) dan
H4 ditolak. Chemobo et al. (2014).
H5: Pengaruh motivasi terhadap 4 : Pengaruh Kompetensi terhadap
kinerja guru dimoderasi Kinerja Guru dimoderasi
kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Pengaruh motivasi terhadap Berdasarkan hasil pengujian
kinerja guru tidak dimoderasi pada hipotesis 4 (H4) dinyatakan
kepemimpinan kepala sekolah, ditolak. Hasil ini mengandung makna
karena memiliki koefisien regresi bahwa pengaruh Kompetensi
bertanda positif dengan nilai β = terhadap Kinerja Guru MTs Swasta
0,084 dan nilai signifikansi = 0,306 Kecamatan Winong Kabupaten Pati
> α = 0,05, dengan demikian tidak dimoderasi Kepemimpinan
hipotesis H5 ditolak. Kepala Sekolah.

4.11 Pembahasan

9
Hal ini disebabkan bahwa Guru Swasta Kecamatan Winong Kabupaten
MTs Swasta Kecamatan Winong Pati.
Kabupaten Pati merupakan guru yang 2. Motivasi berpengaruh positif dan
telah mempunyai Kompetensi signifikan terhadap Kinerja Guru MTs
(kepribadian, pedagogik, profesi dan Swasta Kecamatan Winong Kabupaten
social) sehingga Kepemimpinan Pati.
Kepala Sekolah memperlemah 3. Kepemimpinan Kepala Sekolah
pengaruh Kompetensi terhadap berpengaruh positif dan signifikan
Kinerja Guru. Artinya bahwa dengan terhadap Kinerja Guru MTs Swasta
kompetensi yang dimiliki oleh setiap Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
guru maka kepemimpinan Kepala 4. Kepemimpinan Kepala Sekolah tidak
Sekolah yang baik akan memoderasi pengaruh Kompetensi
mempengaruhi kinerja guru semakin terhadap Kinerja Guru MTs Swasta
baik dan sebaliknya. Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
5 :Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja 5. Kepemimpinan Kepala Sekolah tidak
Guru dimoderasi Kepemimpinan memoderasi pengaruh Motivasi
Kepala Sekolah. terhadap Kinerja Guru MTs Swasta
Berdasarkan hasil pengujian Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
pada hipotesis 5 (H5) dinyatakan
ditolak. Pengaruh Motivasi terhadap 5.2 Implikasi
Kinerja Guru MTs Swasta 5.2.1 Implikasi Teori
Kecamatan Winong Kabupaten Pati Implikasi dari penelitian ini
tidak dimoderasi Kepemimpinan adalah bahwa kompetensi, motivasi dan
Kepala Sekolah. kepemimpinan kepala sekolah
Keadaan ini karena Kepala merupakan faktor penting dalam
Sekolah kurang mampu mempengaruhi kinerja guru sehingga
mempengaruhi guru melalui para guru harus meningkatkan
komunikasi untuk mencapai tujuan kompetensi, motivasi yang baik dan
karena Kepala Sekolah (Kepala MTs) kepemimpinan kepala sekolah yang
di MTs Swasta Kecamatan Winong baik guna mencapai hasil kerja yang
Kabupaten Pati merangkap sebagai maksimal pada MTs Swasta di
guru MTs , sehingga tidak mampu Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
mempengaruhi orang (guru) dengan
petunjuk atau perintah, atau tindakan 5.2.2 Implikasi Manajerial
yang menyebabkan orang lain Bagi para kepala sekolah MTs
bertindak atau merespon dan Swasta di Kecamatan Winong sebagai
menimbulkan perubahan positif pengelola sekolah perlu memperhatikan
dalam rangka mencapai tujuan kompetensi para guru, motivasi yang
sekolah. tinggi dan meningkatkan kepemimpinan
kepala sekolah yang baik agar guru bisa
BAB V mengembangkan potensi mereka secara
PENUTUP DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN optimal dan efektif.

5.1 Kesimpulan 5.3 Keterbatasan Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian Keterbatasan penelitian ini
pengaruh Kompetensi dan Motivasi menekankan pada beberapa hal, antara
terhadap Kinerja Guru dimoderasi lain:
Kepemimpinan Kepala Sekolah di MTs 1. Keterbatasan populasi penelitian
Swasta Kecamatan Winong Kabupaten sebagai salah satu sumber pokok,
Pati, peneliti dapat mengambil yakni hanya pada guru MTs Swasta
kesimpulan sebagai berikut: di Kecamatan Winong Kabupaten
1. Kompetensi berpengaruh positif dan Pati, sehingga bagi para pihak yang
signifikan terhadap Kinerja Guru MTs ingin menggunakan temuan hasil
penelitian ini perlu berhati–hati

10
dalam melakukan generalisasi atau Ade, Ruslan, dkk. (2013). The Influence of
analogi hasil penelitian, karena Organizational Commitment and
belum tentu hasil penelitian sama Individual Competence on
jika dilakukan pada obyek Teacher Performance: In the
penelitian yang lebih luas. Learning Organization Perspective.
2. Bagi peneliti-peneliti lainnya International Journal of Business and
terbuka peluang untuk Behavioral Sciences, Volume 3,
mengembangkan model yang lebih Nomer 8
baik dengan memasukkan atau
menambah variabel-variabel lain Adeyemi, T.O (2010). Principals Leadership
yang memiliki kemungkinan dapat Styles And Teachers Job
dijadikan prediktor yang lebih baik Performance In Senior Secondary
terhadap kinerja guru selain Schoola In Ondo State, Nigeria. Ado-
variabel-variabel bebas yang telah Ekiti, Nigeria. Deprtement of
dikemukakan dalam penelitian ini. Educational Foundations and
Management, University of Ado-
5.4 Saran dan Rekomendasi Ekiti. Current Research Journal of
Beberapa saran dan rekomendasi Economic Theory Volume 3, Nomer
yang dapat penulis sampaikan berdasarkan 3
kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi para Kepala Sekolah MTs Swasta Chemobo, Diana Chesegut et al. (2014), The
di Kecamatan Winong Kabupaten Pati Effect Of Transformational
hendaknya meningkatkan kompetensi Leadership Style on Teacher
dan motivasi yang tinggi, menciptakan Efficiency in Public Secondary
kepemimpinan kepala sekolah yang Schools in Kakamega Central Sub
baik dalam bekerja. Dari ketiga faktor County, Kenya, The International
tersebut dapat diintegrasikan secara Journal of Business and
menyeluruh untuk mencapai kinerja Management, Volume 2, Nomer 5
guru yang baik.
2. Bagi para Kepala Sekolah MTs Swasta Chung, Kae H. dan Meggison, Leon C. (1981).
di Kecamatan Winong Kabupaten Pati Management Organizational
hendaknya memiliki kemampuan, Behavior. New York: Harper & Row.
kepribadian dan ketrampilan untuk Davis, Keith, & Jhon W. Newstrom, (2000).
mengelola sebuah lembaga pendidikan. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi
Sebagai seorang pemimpin, kepala Ketujuh, Alih Bahasa Agus Darma,
sekolah harus memperhatikan Jakarta: Erlangga
kompetensi dan motivasi masing-
masing guru sehingga kinerja guru Duyster. Geert and Hagedoorn. John. (2000),
dapat semakin ditingkatkan. Dengan Core competences and Company
begitu, diharapkan bahwa hal tersebut performance in the world-wide
akan memungkinkan pencapaian computer industry, The Journal of
tujuan yang diinginkan oleh sekolah High Technology Management
dan kebutuhan yang diharapkan oleh Research, Volume 11, Nomer 1
guru itu sendiri.
3. Perlu dilakukan penelitian lain atau Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik
lanjutan dengan memasukkan variabel- dan Tenaga Kependidikan. (2008).
variabel lain misalkan variabel Kinerja Guru. Kementrian
kecerdasan emosional, penghargaan Pendidikan Nasional.
dan kompensasi yang diterima guru
sebagai variabel yang kemungkinan Hasibuan Malayu SP.. 2001. Manajemen :
juga berpengaruh terhadap kinerja Dasar,Pengertian dan Masalah.
guru. Jakarta: Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA

11
Harlie, M. (2010), Pengaruh Disiplin Kerja, Singaperbangsa Karawang. Jurnal
Motivasi dan Pengembangan Karier Manajemen Volume 10, Nomer 1
Terhadap Kinerja Pegawai Negeri
Sipil Pada Pemerintah Tabalong di Luthans, F. (1995). Organizational Behavior. 8
Tanjung Kalimantan Selatan, Jurnal th edition. New York: The McGraw
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, H’11 Co. Inc. Monday. R.W, neo, dan
Volume 11, Nomer 2 S.R. Premeaux. 1999. Human
Resources Management. 7th edition.
Indra Putra, Tengku, dkk. (2013). Disiplin, New Jersey: Prentice-Hall. Inc
Motivasi, Budaya Kerja, dan Kinerja.
Jurnal Administrasi Pembangunan, Mulyasa. (2007). Menjadi Kepala Sekolah
Volume 1, Nomor 3, hlm. 219-323 Profesional. Bandung: PT Remaja
Irawati. Anugrahini dan Sudarsono. Bambang, Rosdakarya.
(2010), Pengaruh Gaya
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Nasution. (2005). Metode Penelitian Kualitatif.
Kerja, Produktivitas Kerja dan Jakarta: Bina Aksara.
Kinerja Organisasi, Jurnal tidak
dipublikasi. Nawawi, Hadari. (1998). Administrasi
Pendidikan. Jakarta: CV. Haji
Thamrin, H.M. (2012), The Influence Of Masagung.
Transformational Leadership and
Organizational Commitment On Job Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar
Satisfaction and employee Proses. Jakarta: Kementrian
Performance, International Jurnal of Pendidikan Nasional.
Innovation, Management and
Technology, Volume 3, Nomer 5 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional
Webb. Kerry. (2007), Motivating Peak
Pendidikan. Jakarta: Kementrian
Performance : Leadership Behaviors
Pendidikan Nasional.
that stimulate employee Motivation
and Performance,Volume 6, Nomer
1 Riduwan. (2009). Metode dan Teknik
Menyusun Proposal Penelitian,
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Bandung: Alfabeta.
Multivariate dengan Program SPSS
Edisi ke 2. Semarang: Badan Penerbit Robbins, Stephen P. 2009. Perilaku
Universitas Diponegoro Semarang. Organisasi. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Gibson, James L. Ivancevich, John M. (1999).
Organization Behavior, Srtuctures, Spencer, Lyle M. Jr & Signe M. Spencer.
Process, ed lewin USA. 1993. Competence at Work: Models
for Superior Performen. John Wiley &
Sallis, Edward. (2006). Total Quality Sons. Inc.
Managemen In Educationt. London:
Kogan Page Limited. Stinger, R. (2002). Leadership and
Organizational Climate The Cloud
Sudarwan Danim dan Khairil. 2010. Profesi ChamberEffect. New Jersey: Pearson
Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Aducation, Inc.

Suswardji, Edi, dkk. Oktober 2012. Stoner, James A.F. Charles Wankel. 1986.
Hubungan Kompetensi dan Management, 3-d London:Prentice
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Hall International Inc.
Tenaga Kependidikan Universitas

12
Sugiyono (2007). Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: CV.
Alfabeta..

Sunarto. 2008. Peran Persitensi Laba


Memperlemah Hubungan Antara
Earnings Opacity dengan Cost Of
Equity dan Trading Volume Activity:
Studi Empiris pada Perusahaan Go
Public di Indonesia selain Sektor
Keuangan dan Properti. Disertasi.
Tidak Dipublikasi.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: CV.
Medya Duta.

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005.


Tentang Guru dan Dosen. Bandung:
Citra Umbara

Vroom, V. H. (1964). Work and motivation.


San Francisco, CA: Jossey-Bass.

13

You might also like