You are on page 1of 13

ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS

MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN


SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS MENGAJAR
(Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

1. Ignatius Jeffrey (*) 2. Resminingsih Susilo E (**) 3. Suriya Abdi (**)


(*) Dosen Pascasarjana Universitas Mercubuana,
(**) Mahasiswa MagisterManajemen Universitas Mercubuana
gec.information@gmail.co m, resminingsih85@gmail.co m, soerya2011@gmail.co m

Abstract. The core activities of a school or class is Teaching and Learning. Often appearing various
complaints or criticism of the students, parents or teachers with regard to the implementation of the
teaching and learning process. The purpose of this study was t o Fix Teacher Teaching Style in the
management class that ultimately can improve the effectiveness of teaching. The expected correlation
teaching style situational leadership and the level of readiness of students collectively affect the
teacher's role as a leader in learning and as its outcome is the effectiveness of teaching. The research
was conducted from May till July 2015, at SMA Negeri 85 West Jakarta. Data analysis technique used
is the product moment correlation analysis with significance level of 5% and multiple regression
analysis. Because the four variables produce alpha values above 0.500, it is stated reliable research
instruments. The results showed that: the strongest correlation to the teacher's role as a leader with the
level of preparedness of students in learning by 0,778, effectiveness of teaching to the level of readiness
of students in learning by 0,692, the situational leadership style of teaching to the level of preparedness
of students in learning by 0,672 and Effectiveness of teaching with the teacher's role as the leader of
0,607. It can be concluded that there is positive and significant correlation between teaching style
situational leadership and the level of readiness of students collectively affect the teacher's role as a
leader in the effectiveness of learning. With the research is expected to improve the teaching style of
teachers in classroom management and improve the effectiveness of teaching.

Keywords:Teaching style situational leadership, maturity / readiness of studen ts and teaching


effectiveness.

Latar Belakang pengelola kelas dalam fungsi yang tepat.


Pengaturan yang terutama adalah
Inti kegiatan suatu sekolah atau kelas pengkondisian kelas, artinya bagaimana
adalah Proses Belajar Mengajar (PBM). guru merencanakan, mengatur, melakukan
Kualitas belajar siswa serta para lulusan berbagai kegiatan di kelas, sehingga proses
banyak ditentukan oleh keberhasilan belajar mengajar dapat berjalan dan
pelaksanaan Proses Belajar Mengajar berhasil dengan baik.
tersebut atau dengan kata lain banyak Pengelolaan kelas menurut penulis
ditentukan oleh fungsi dan peran guru. Pada adalah upaya yang dilakukan guru untuk
dewasa ini masih banyak permasalahan mengkondisikan kelas dengan
yang berkaitan dengan Proses Belajar mengoptimalisasikan berbagai sumber
Mengajar. Seringkali muncul berbagai (potensi yang ada pada diri guru, sarana
keluhan atau kritikan para siswa, orang tua dan lingkungan belajar di kelas) yang
siswa ataupun guru berkaitan dengan ditujukan agar proses belajar mengajar
pelaksanaan Proses Belajar Mengajar dapat berjalan sesuai dengan perencanaan
tersebut dan tujuan yang ingin dicapai.Sejauh
Keluhan-keluhan itu sebenarnya pengamatan penulis jarang sekali ada
tidak perlu terjadi atau setidak-tidaknya sekolah di Indonesia yang melaksanakan
dapat diminimalisasikan, apabila semua pengelolaan kelas dengan tepat, meskipun
pihak dapat berperan, terutama gurusebagai Departemen Pendidikan Nasional

Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 455
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

(Depdiknas) sudah memberikan dan TINJAUAN PUSTAKA


mensosialisasikan pengelolaan kelas yang
Pengertian Gaya Kepemimpinan
seharusnya dilakukan. Depdiknas pernah
Situasional.
melakukan pelatihan bagi guru dan kepala
Definisi kepemimpinan situasional
sekolah mengenai pengelolaan kelas,
adalah ―a leadership contingency theory
namun hasilnya belum terlihat secara nyata
that focuses on followers
dalam pengelolaan kelas.
readiness/maturity‖. Inti dari teori
kepemimpinan situational adalah bahwa
Rumusan Masalah
gaya kepemimpinan seorang pemimpin
Banyak aspek yang terkait dengan
akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat
pengelolaan kelas, akan tetapi dalam
kesiapan para pengikutnya.
dalam penelitian ini yang menjadi
Pemahaman fundamen dari teori
perhatian adalah Analisis Dampak Gaya
kepemimpinan situasional adalah tentang
Mengajar Kepemimpinan Situasional
tidak adanya gaya kepemimpinan yang
Terhadap Efektifitas Mengajar.
terbaik. Kepemimpinan yang efektif adalah
Hal ini merupakan faktor yang
bergantung pada relevansi tugas, dan
terkait langsung dengan pribadi guru, yang
hampir semua pemimpin yang sukses selalu
akan menentukan perilaku guru dalam
mengadaptasi gaya kepemimpinan yang
gaya mengajar di kelas. Obyek penelitian
tepat.
dilakukan di lingkungan SMA Negeri 85
Dari cara pandang ini, seorang
Jakarta Barat.
pemimpin agar efektif ia harus mampu
Berikut rumusan masalah:
menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan
1. Bagaimana dampak analisa gaya
situasi yang berubah-ubah. Teori
kepemimpinan situasional terhadap
kepemimpinan situasional bertumpu pada
efektifitas mengajar.
dua konsep fundamental yaitu: tingkat
2. Bagaimana gaya mengajar guru agar
kesiapan/kematangan individu atau
efektif di kelas.
kelompok sebagai pengikut dan gaya
kepemimpinan.
Urgensi Penelitian
―Teori Kepemimpinan Situasional―
Urgensi dalam penelitian ini adalah:
dari Harsey dan Blanchard (dikutip oleh
1. Memperbaiki gaya mengajar guru
Miftah Thoha,(1996:64) mengemukakan
dalam pengelolaan kelas
bahwa: gaya kepemimpinan situasional
2. Mengembangkan hubungan guru
didasarkan atas hubungan antara:
dalam pengelolaan Kelas
1. Kadar bimbingan dan arahan (prilaku
3. Menganalisis tingkat kematangan
tugas) yang diberikan oleh
siswa dalam kelas.
pemimpinan.
4. Mengetahui kesiapan siswa dalam
2. Tingkat dukungan emosional (prilaku
menerima tugas yang diberikan oleh
hubungan) yang disediakan pemimpin.
guru.
Tingkat kesiapan yang diperlihatkan
5. Meningkatkan efektifitas dalam
dalam melaksanakan tugas khusus,
Pembelajaran.
fungsi atau tujuan tertentu. Sedangkan
6. Ditemukan bukti empiris adanya
pendapat (Paul Hersey dan Kennth
dampak penerapan gaya mengajar
Blanchard, (1996) adalah:‖ Suatu
kepemimpinan situasional terhadap
kemampuan dan kemauan dari orang-orang
tingkat efektifitas mengajar di SMA
untuk bertanggung jawab dalam
Negeri 85 Jakarta Barat.
mengarahkan prilakunya sendiri,

456 Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

berhubungan dengan tugas-tugas spesifik Berdasarkan teori gaya


yang harus dilakukannya‖. kepemimpinan situasional dari beberapa
Menurut Paul Hersey dan Blanchard ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
(dikutip Miftah Thoha, (1996) gaya gaya kepemimpinan situasional adalah pola
kepemimpinan situasional didasarkan pada prilaku yang diperlihatkan seorang
saling berhubungan diantaranya hal-hal pemimpin pada saat memimpin pada saat
berikut ini: mempengaruhi aktivitas orang lain baik
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang sebagai individu maupun kelompok.
diberikan oleh pimpinan
2. Jumlah dukungan sosio-emosional Tingkat Kesiapan Siswam
yang diberikan oleh pemimpin (FollowerReadiness)
3. Tingkat kesiapan atau kematangan Gaya kepemimpinan yang tepat bergantung
para pengikut yang ditunjukan dalam pula oleh kesiapan/ kematangan individu
melaksanakan tugas khusus, fungsi atau kelompok sebagai pengikut. Teori
atau tujuan tertentu. kepemimpinan situasional dari Hersey dan
Konsepsi ini telah dikembangkan Blanchard (1982) mengidentifikasi empat
untuk membantu orang untuk menjalankan level kesiapan pengikut dalam notasi R1
gaya kepemimpinan dengan tanpa hingga R4. Tingkat kesiapan/ kematangan
memperhatikan perannya yang lebih efektif pengikut ditandai oleh dua karakteristik
didalam interaksinya dengan orang lain. sebagai berikut: (i.) theability and
Perilaku hubungan adalah perilaku seorang willingness for directing their own
pemimpin yang ingin memelihara behavior; dan (ii.) the extent to which
hubungan-hubungan antara pribadi di people have and willingness to accomplish
antara dirinya dengan anggota-anggota a specific task. Berdasarkan kriteria mampu
kelompok atau para pengikut dengan cara dan mau, maka diperoleh empat tingkat
membuka lebar-lebar jalur komunikasi, kesiapan/ kematangan para pengikut
mendelegasikan tanggung jawab, dan sebagai berikut:
memberikan kesempatan pada bawahan
untuk menggunakan potensinya.

Tabel 1. Follower Readiness


Tinggi Sedang Rendah
R4 R3 R2 R1
Sangat mampu Mampu tetapi Tidak mampu Tidak mampu dan
dan percaya diri tidak mau tetapi mau tidak mau

R1: Readiness 1 — Kesiapan tingkat 1 pengetahuan dan keterampilan kerja


menunjukkan bahwa pengikut tidak yang memadai untuk melaksanakan
mampu dan tidak mau mengambil tugas-tugas
tanggung jawab untuk melakukan suatu R3: Readiness 3 — Menunjukkan situasi
tugas. Pada tingkat ini, pengikut tidak di mana pengikut memiliki pengetahuan
memiliki kompetensi dan tidak percaya dan keterampilan kerja yang memadai
diri. untuk melaksanakan tugas-tugas. Tetapi
R2:Readiness 2 — Menunjukkan pengikut tidak mau melaksanakan tugas-
pengikut tidak mampu melakukan suatu tugas yang diberikan oleh pemimpinnya.
tugas, tetapi ia sudah memiliki kemauan. R4: Readiness 4 — Menunjukkan bahwa
Motivasi yang kuat tidak didukung oleh pengikut telah memiliki pengetahuan dan

Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 457
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

keterampilan kerja yang dibutuhkan menggunakan komunikasi dua arah dan


untuk melaksanakan tugas-tugas, disertai memberi dukungan secara emosional
dengan kemauan yang kuat untuk terhadap individu atau kelompok guna
melaksanakannya. memotivasi dan rasa percaya diri pengikut.
Perilaku hubungan juga S3: Supporting (Mendukung)
diberlakukan secara berbeda di aneka Gaya ini paling tepat untuk kesiapan
situas Kategori dari keseluruhan gaya pengikut tinggi dengan motivasi moderat
kepemimpinan diatas diidentifikasi (R3). Ini menekankan pada jumlah tinggi
mereka dalam 4 notasi yaitu S1 sampai perilaku hubungan tetapi jumlah perilaku
S4 yang merupakan kombinasi dari dua tugas rendah. Gaya kepemimpinan pada
perilaku diatas tahap ini mendorong individu atau
kelompok untuk saling berbagi gagasan
Gambar 1.Situational Leadership Model dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan
by Paul Hersey and Ken Blanchard dengan semangat yang mereka tunjukkan.
(1982) S4: Delegating (Mendelegasi)
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan
pengikut tinggi (R4). Ini menekankan pada
kedua sisi yaitu tingginya perilaku kerja
dan perilaku hubungan dimana gaya
kepemimpinan pada tahap ini cenderung
mengalihkan tanggung jawab atas proses
pembuatan keputusan dan pelaksanaannya.
Dari keempat notasi diatas, tidak ada yang
bisa disebut teroptimal setiap saat bagi
seorang pemimpin. Pemimpin yang efektif
butuh fleksibitas, dan harus beradaptasi di
setiap situasi. Prinsip ―One Size Fits All‖
tidak berlaku dalam gaya kepemimpinan,
terutama menghadapi tingkat kesiapan
S1: Directing (Mengarahkan) bawahan yang berbeda.
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan Menurut Hersey tingginya kinerja
pengikut rendah (R1). Ini menekankan pemimpin menciptakan harapan yang
perilaku tugas tinggi dan perilaku realistis akan tingginya kinerja dari
hubungan yang terbatas. Gaya pengikut. Sebaliknya rendahnya harapan
kepemimpinan directing adalah pemimpin mengakibatkan rendahnya
karakteristik gaya kepemimpinan dengan kinerja pengikut.
komunikasi satu arah. Pemimpin
memberitahu individu atau kelompok soal Kajian Guru sebagai Pemimpin dalam
apa, bagaimana, mengapa, kapan dan proses Mengajar
dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan.
S2: Coaching (Melatih) Pengertian Guru sebagai Pemimpin
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan dalam proses Mengajar
pengikut moderat (R2). Ini menekankan Daresh dan Playco (1995)
pada jumlah tugas dan perilaku hubungan mendefinikan kepemimpinan
yang tinggi. Pada tahapan gaya pembelajaran sebagai upaya memimpin
kepemimpinan ini seorang pemimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang
masih memberi arahan namun ia pada gilirannya dapat memperbaiki

458 Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan berhasil, tepat, sesuai dengan tujuan yang
dalam mengajar adalah kepemimpinan telah ditentukan sebelumnya.
yang memfokuskan/menekankan pada Menurut Suharsimi Arikunto
pengajaran yang komponen- (2004 ; 51 ) Efektivitas adalah taraf
komponennya meliputi kurikulum, tercapainya suatu tujuan yang telah
proses belajar mengajar, asesmen ditentukan, sedangkan
(penilaian hasil belajar), penilaian serta Berdasarkan beberapa pendapat di
pengembangan guru, layanan yang optimal atas dapat disimpulkan bahwa suatu
dalam mengajar, dan pembangunan pekerjaan dikatakan efektif apabila
komunitas belajar di sekolah. Peran guru pekerjaan itu memberikan hasil yang
adalah merencanakan, melaksanakan, dan sesuai dengan kriteria yang telah
mengevaluasi pembelajaran. Dalam ditetapkan semula. Efektif merupakan
pembelajaran, guru sebaiknya memiliki landasan untuk mencapai sukses. Jadi
kemampuan dalam memimpin, artinya efektivitas berkenaan dengan derajat
guru dapat mempengaruhi, mengarahkan, pencapaian tujuan, baik secara eksplisit
membimbing, memotivasi siswa agar maupun implisit, yaitu seberapa point
siswa dapat belajar dengan baik sehingga tujuan tersebut tercapai. Efektivitas
akan mencapai prestasi tertinggi. adalah suatu kondisi yang menunjukan
Tujuan kepemimpinan guru dalam tingkat tercapainya suatu tujuan yang
pembelajaran adalah untuk memfasilitasi telah direncanakan sebelumnya.
pembelajaran agar siswanya meningkat Efektivitas merupakan tolok ukur atau
prestasi belajarnya, meningkat kepuasan standar tercapainya suatu tujuan dengan
belajarnya, meningkat motivasi rencana yang telah ditetapkan
belajarnya, meningkat keingintahuannya, sebelumnya.
kreativitasnya, inovasinya, dan meningkat
kesadarannya untuk belajar secara terus- Ciri-ciri Efektifitas Pembelajaran.
menerus sepanjang hayat karena ilmu Menurut Harry Firman (1987)
pengetahuan dan teknologi serta seni keefektifan program pembelajaran
berkembang dengan pesat. ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Berhasil menghantarkan siswa
Kajian Efektifitas Mengajar mencapai tujuan-tujuan
Pengertian Efektifitas Mengajar instruksional yang telah
Efektivitas adalah adanya ditetapkan.
kesesuaian anatara orang yang b. Memberikan pengalaman belajar
melaksanakan tugas dengan sasaran yang yang atraktif, melibatkan siswa
dituju dan bagaimana suatu organisasi secara aktif sehingga menunjang
berhasil mendapatkan dan memanfaatkan pencapaian tujuan instruksional.
sumber daya dalam usaha mewujudkan c. Memiliki sarana-sarana yang
tujuan operasional (Peter Salim: menunjang proses belajar
1991;33). Berdasarkan pengertian mengajar..
tersebut, dapat dikemukakan bahwa
efektivitas berkaitan dengan Kriteria Efektifitas Pembelajaran.
terlaksananya semua tugas pokok, Efektifitas metode pembelajaran
tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan merupakan suatu ukuran yang
partisipasi aktif dari anggota. berhubungan dengan tingkat
Menurut Wojo Wasito S.DKK. (1991 ; keberhasilan dari suatu proses
228) mengartikan efektive adalah pembelajaran.

Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 459
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

Kriteria keefektifan dalam penelitian ini kemampuan siswa mana yang


mengacu pada : masuk dalam golongan rendah,
a. Ketuntasan belajar, pembelajaran sedang, dan tinggi. Sehingga
dapat dikatakan tuntas apabila proses pembalajaran lebih efektif.
sekurang-kurangnya 75 % dari 3. Efektifitas Mengajar sebagai
jumlah siswa telah memperoleh Variabel terikat (Y) Dimana
nilai = 60 dalam peningkatan variabel tersebut terintervensi
hasil belajar (Nurgana, 1985:63). dengan Variabel (Y1) yaitu Peran
b. Model pembelajaran dikatakan Guru sebagai Pemimpin dalam
efektif meningkatkan hasil belajar Pembelajaran, dan Efektifitas
siswa apabila secara statistik hasil Mengajar sebagai tujuan akhir
belajar siswa menunjukkan dalam penelitian ini sebagai
perbedaan yang signifikan antara variabel terikat yaitu (Y2).
pemahaman awal dengan Dengan asumsi bahwa guru masih
pemahaman setelah pembelajaran banyak yang belum menerapkan gaya
(gain yang signifikan). kepemimpinannya secara optimal.
c. Model pembelajaran dikatakan Guru masih memperlakukan siswanya
efektif jika dapat meningkatkan sama tanpa memperhatikan perbedaan
minat dan motivasi apabila individual siswa. Guru belum
setelah pembelajaran siswa menerapkan gaya kepemimpinan yang
menjadi lebih termotivasi untuk efektif dan efisien dalam pembelajaran di
belajar lebih giat dan kelas.
memperoleh hasil belajar yang
lebih baik. Serta siswa belajar Hipotesis Penelitian
dalam keadaan yang Hipotesis merupakan suatu pernyataan
menyenangkan (deklarative statement) yang belum
sepenuhnya diakui kebenarannya
Kerangka Berpikir terlebih dahulu. Winarno Surahmad
menyatakan bahwa "Hipotesa adalah
Dalam penelitian dengan Judul
sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan itu
Analisis dampak kepemimpinan belum final, masih harus dibuktikan
Situasional terhadap efektifitas mengajar kebenarannya" (Winarno Surahmad, 1975 :
(Studi kasus di SMA Negei 85 Jakarta 237).
Barat), melibatkan beberapa variabel Hipotesis pada penelitian ini adalah:
yang akan diteliti. 1. Gaya mengajar kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Situasional situasional mempengaruhi peran guru
sebagai Variabel bebas (X1) yaitu sebagai pemimpin dalam
Dengan menggunakan gaya pembelajaran.
mengajar kepemimpinan 2. Tingkat kesiapan siswa menpengaruhi
situasional harapannya dapat peran guru sebagai pemimpin dalam
memberikan dampak terhadap pembelajaran.
efektifitas pembelajaran. 3. Gaya mengajar kepemimpinan
2. Tingkat Kesiapan Siswa dalam situasional dan tingkat kesiapan siswa
mengikuti Proses pembelajaran secara bersama mempengaruhi peran
sebagai variable bebas X2.Guru guru sebagai pemimpin dalam
harus mampu mengidentifikasi pembelajaran
kematangan siswa, sehingga guru
dapat mengetahui tingkat

460 Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

4. Peran guru sebagai pemimpin dalam Penelitian ini merupakan


pembelajaran berpengaruh positif penelitian pengujian hipotesis mengenai
terhadap efektifitas mengajar. Dampak Penerapan Gaya Kepemimpinan
Situasional terhadap Tingkat Efektifitas
BAB III Pembelajaran di SMA Negeri 85 Jakarta
METODE PENELITIAN Barat. Rancangan Penelitian yang akan
dilaksanakan dapat digambarkan sebagi
Rancangan Penelitian berikut:

Gambar 2. KerangkaKonsepPenelitian

X1
S

X2 Y1 Y2
R

Keterangan: pertama kualitas instrumen penelitian,


S1, S2, S3 dan S4 : Gaya dan yang kedua adalah kualitas
Mengajar Kepemimpinan Situasional pengumpulan data. Kualitas instrumen
(Leade Behavior) R1, R2 ,R3 dan R4: penelitian berkenaan dengan validitas
Tingkat kesiapan siswa (Task Behavior) dan reliabilitas instrumen. Sedangkan
Y1 : Peran Guru sebagai Pemimpin kualitas pengumpulan data berkenaan
dalam Pembelajaran dengan ketepatan cara-cara yang
Y2 : Efektifitas Mengajar digunakan untuk mengumpulkan data.
Oleh karena itu, instrumen yang telah
Jenis dan Sumber Data teruji validitas dan reliabilitasnya, belum
Jenis data yang digunakan dalam tentu dapat menghasilkan data yang
penelitian ini adalah jenis data primer. valid dan reliabel, jika instrumen
Data primer adalah data yang berasal tersebut tidak digunakan secara tepat
dari sumber asli dan dikumpulkan secara dalam pengumpulan datanya. Dalam
khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, teknik pengumpulan data
penelitian dengan metode tertentu. menggunakan teknik angket. Angket atau
Sumber data primer dalam penelitian ini kuesioner merupakan teknik
adalah data yang diperoleh secara pengumpulan data yang dilakukan
langsung dari objek penelitian dengan cara memberi seperangkat
(responden), yang berasal dari pertanyaan atau pernyataan tertulis
pengisian kuesioner mengenai dampak kepada responden untuk dijawabnya.
gaya kepemimpinan situasional terhadap Dalam penelitian ini, angket atau
efektivitas mengajar di SMA Negeri 85 kuesioner digunakan peneliti untuk
Jakarta. mendapatkan data dari variabel gaya
kepemimpinan situasional guru dalam
Teknik Pengumpulan Data pembelajaran.
Kualitas data hasil penelitian
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu yang

Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 461
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

Instrumen Penelitian 0,8 adalah baik (Duwi Priyanto, 2008: 26).


Menurut (Suharsimi Arikunto, 2000: Berdasarkan pengujian reliabilitas yang
134) instrumen pengumpulan data adalah dilakukan dengan cara menggunakan
alat bantu yang dipilih dan digunakan bantuan komputer SPSS 21for Windows.
oleh peneliti dalam kegiatannya Hasil tersebut akan dapat menunjukkan
mengumpulkan agar kegiatan tersebut nilai koefisien Alpha untuk gaya
menjadi sistematis dan dipermudah kepemimpinan situasional guru dalam
olehnya. Tipe pertanyaan pada angket ini pembelajaran. Jika instrumen sudah sesuai
menggunakan tipe tertutup.Kuesioner dengan kriteria reliabel maka instrumen
tertutup adalah kuesioner yang tersebut sudah layak untuk digunakan
jawabannya sudah disediakan sehingga dalam penelitian
responden tinggal memilih. Harapannya
responden dapat memilih jawaban yang Teknik Analisis Data
sudah disediakan dan sesuai dengan Suatu kesimpulan dari data sampel
keadaan yang sebenarnya. yang akan diberlakukan untuk populasi
itu mempunyai peluang kesalahan dan
Uji Coba Instrumen Penelitian kebenarannya (kepercayaan) dan yang
a) Uji Validitas Instrumen dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila
Dalam penelitian ini validitas peluang kesalahan 5% maka taraf
instrumen dengan expert judgment dan kepercayaan 95%, bila peluang
teknik korelasi product moment Karl kesalahan 1%, maka taraf kepercayaan
Pearson yang telah dikembangkan oleh 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan
Suharsimi Arikunto (2007: 170). Rumus ini disebut dengan taraf signifikansi.
korelasi product moment Karl Pearson Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adalah sebagai berikut. Penentuan validitas hubungan signifikan antara gaya
tiap butir angket gaya kepemimpinan kepemimpinan guru terhadap efektifitas
situasional guru dalam pembelajaran mengajar di SMA Negeri 85 Jakarta. maka
dengan cara menggunakan bantuan teknik analisa yang digunakan dalam
komputer yaitu melalui Program SPSS penelitian ini menggunakan pengujian
21for Windows. persyaratan analisis yaitu, uji normalitas,
Cara perhitungannya dengan uji linieritas, dan pengujian hipotesis.
mengkorelasikan skor item dengan skor
total. Item pada penelitian ini dikatakan a. Uji normalitas data
valid apabila hasilnya sebesar 0,576 atau Uji normalitas dalam penelitian ini
lebih, Dengan demikian apabila hasilnya yaitu dengan Kalmogorov Smirnov.
lebih kecil daripada 0,576 maka Konsep dari tes ini adalah membandingkan
dinyatakan bahwa item tersebut tidak antara data penelitian dengan data
valid. berdistribusi normal yang mempunyai
mean dan standar deviasi yang sama
b. Uji Reliabilitas Instrumen dengan penelitian. Dasar pengambilan
Untuk mengetahui reliabilitas keputusan data dinyatakan berdistribusi
angket dalam penelitian ini digunakan normal jika nilai probabilitasnya lebih dari
rumus Cronbach’s Alpha yang 0,05. Jika saat melakukan pengujian
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto dengan SPSS 21, jika tes signifikan
(2006: 196).Reliabilitas instrumen yang (p<0,05) maka data tersebut tidak normal
kurang dari 0,6 adalah kurang baik, distribusinya. Hal tersebut dikarenakan
sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas setelah dilakukan perbandingan ternyata

462 Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

data berbeda dengan kurva normal. tertinggi pada item nomor 1 sebesar 0.743,
Sebaliknya jika tes tersebut tidak artinya―Mengajar, membantu dan
signifikasn (p>0.05) maka data yang diuji memotivasi siswa untuk menemukan cara
adalah data yang mempunyai distribusi memperbaiki dirinya dengan dunianya.‖
normal. Dan pada variabel Efektifitas
b. Uji Hipotesis Mengajar, item dengan validitas tertinggi
Uji hipotesis dimaksudkan untuk adalah butir nomor 1 sebesar 0.826 yang
mencari ada tidaknya pengaruh antara menyatakan bahwa ―Ketuntasan belajar
variabel bebas dan variabel terikat. sekurang-kurangnya 75% dari jumlah
Pengujian hipotesis dalam penelitian siswa telah memperoleh nilai B dalam
menggunakan analisis Bivariat. Analisis peningkatan hasil belajar‖.
ini dipakai untuk mengukur koefisien Pada kolom reliability statistics nilai
korelasi antara dua variabel. Analisis ini alpha untuk variabel Gaya Kepemimpinan,
dimaksudkan untuk mengungkap Tingkat kesiapan Siswa, Peran Guru
korelasi atau hubungan antara variabel sebagai Pemimpin dalam Pembelajaran,
yang satu dengan variabel yang lain. dan Efektifitas mengajar, masing-masing
Mencari koefisien korelasi menurut 0.596, 0.745, 0.614, dan 0.776. Karena
(Suharsimi Arikunto, 2006:170) dengan keempat variabel menghasilkan nilai alpha
menggunakan korelasi product moment di atas 0.500, maka instrument penelitian
ini dinyatakan reliabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang terkumpul Berdasarkan pengolahan pada matrik
dari 40 responden yang ditunjukkan dalam korelasi adalah sebagai berikut:
tabel di atas, masing-masing nilai koefisien 1. Gaya mengajar kepemimpinan
korelasi dibandingkan dengan nilai r tabel. situasional dengan tingkat
Dengan taraf signifikansi 0.05 di dapat r kesiapan siswa dalam
tabel sebesar 0.304. Item yang pembelajaran sebesar 0.672
mempunyai korelasi positif dengan skor 2. Gaya mengajar kepemimpinan
total serta korelasi yang tinggi, situasional dengan peran guru
menunjukkan bahwa item tersebut sebagai pemimpin sebesar 0,476.
mempunyai validitas yang tinggi pula. 3. Gaya mengajar kepemimpinan
Butir item yang mempunyai situasional dengan efektifitas
validitas tertinggi pada variabel Gaya mengajar sebesar 0,594.
Kepemimpinan pada item nomor 5 sebesar Berdasarkan tabel diatas terdapat korelasi
0.661 yang menyatakan bahwa―Guru lebih antara:
banyak menjelaskan (mengarahkan) 1. Tingkat kesiapan siswa dalam
daripada menginstruksikan mengenai cara pembelajaran dengan gaya
melaksanakan tugas dengan baik‖. mengajar kepemimpinan
Pada variabel Tingkat Kesiapan situasional sebesar 0,672.
siswa validitas tertinggi pada item nomor 8 2. Tingkat kesiapan siswa dalam
sebesar 0.739 yang menyatakan pembelajaran dengan peran guru
bahwa―Ketika siswa akan mengikuti sebagai pemimpin sebesar 0,778.
pelajaran maupun mengerjakan tugas, guru 3. Tingkat kesiapan siswa dalam
sedikit memberikan arahan dan banyak pembelajaran dengan efektifitas
memberikan dukungan pada siswa‖. mengajar sebesar 0.692.
Pada variabel Peran Guru sebagai Berdasarkan tabel diatas terdapat korelasi
pemimpin dalam pembelajaran validitas antara:

Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 463
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

1. Peranan guru sebagai pemimpin 2. Efektifitas mengajar dengan


dalam pemakaian gaya mengajar tingkat kesiapan siswa dalam
situasional sebesar 0.476. pembelajaran sebesar 0.692.
2. Peranan guru sebagai pemimpin 3. Efektifitas mengajar dengan peran
dengan tingkat kesiapan siswa guru sebagai pemimpin sebesar
dalam pembelajaran sebesar 0.778. 0.607.
3. Peranan guru sebagai pemimpin
dengan efektifitas mengajar Pedoman untuk memberikan interpretasi
sebesar 0.607 koefisien korelasi (Sugiyono,2007) sebagai
Berdasarkan tabel diatas terdapat korelasi berikut:
antara:
1. Efektifitas mengajar dengan gaya
mengajar kepemimpinan
situasional sebesar 0,594.

Tabel 2. Pedoman untuk memberikan


Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0.600 – 0,799 Kuat
0.800 – 1.00 Sangat Kuat

Berdasarkan data pada tabel diatas, pemimpin dalam pembelajaran dan


korelasi terkuat pada Peranan guru variabel terikat efektifitas mengajar
sebagai pemimpin dengan tingkat kesiapan berpengaruh kuat yaitu 0,780 sesuai
siswa dalam pembelajaran sebesar 0.778,
Efektifitas mengajar dengan tingkat dengan tabel pedoman untuk memberikan
kesiapan siswa dalam pembelajaran interpretasi koefisien korelasi.
sebesar 0.692, Gaya mengajar Sedangkan hasil uji signifikan
kepemimpinan situasional dengan tingkat simultan diperolah nilai F hitung sebesar
kesiapan siswa dalam pembelajaran 28,811. Harga ini kemudian
sebesar 0.672 dan Efektifitas mengajar dikonsultasikan dengan table F, dengan
dengan peran guru sebagai pemimpin taraf signifikansi 0,05 dan jumlah data 40
sebesar 0.607. hasil diperoleh untuk F table sebesar4.085.
Sedangkan tingkat korelasi sedang Karena nilai F hitung lebih besar
terdapat padaGaya mengajar dari nilai F tabel, maka Hₒ ditolak dan H1
kepemimpinan situasional dengan diterima. Dari perbandingan diatas dapat
efektifitas mengajar sebesar 0,594 dan dinyatakan bahwa korelasi ganda tersebut
Peranan guru sebagai pemimpin dalam signifikan dan dapat diberlakukan dimana
pemakaian gaya mengajar situasional sampel diambil.
sebesar 0.476 Penerimaan hipotesis ini juga
Pada hipotesis ini bertujuan untuk dikuatkan dengan nilai signifikansi yang
mengetahui pengaruh dari variable gaya besarnya 0,000 berada dibawah standar
mengajar kepemimpinan situasional, 0,05, berarti secara signifikan Peran Guru
variabel intervening guru sebagai sebagai pemimpin dan gaya mengajar

464 Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

kepemimpinan situasional berpengaruh penelitian untuk pencapaian


terhadap efektifitas mengajar guru di efektifitas mengajar.
SMAN 85 Jakarta dan hipotesis dapat 2. Mengembangkan hubungan personal
diterima. guru dalam pengelolaan kelas, guru
tidak hanya sekedar mengajar dan
memberikan tugas saja, tetapi harus
memahami kebutuhan setiap peserta
Kesimpulan Dan Rekomendasi didik/siswa dengan perbedaan yang
Kesimpulan ada.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3. Menganalisis tingkat kematangan
dan korelasi dimensi antar siswa dalam kelas, setiap siswa
variabel maka kesimpulan penelitian ini memiliki kematangan atau kesiapan
adalah sebagai berikut: yang berbeda dalam belajar, dengan
1. Terdapat pengaruh positif dan melakukan analisis tingkat
signifikan antara gaya mengajar kematangan/kesiapan dalam
kepemimpinan situasional belajar,maka akan dicapai efektifitas
mempengaruhi peran guru sebagai dalam mengajar.
pemimpin dalam pembelajaran. 4. Mengetahui kesiapan siswa dalam
2. Terdapat pengaruh positif dan menerima tugas yang diberikan oleh
signifikan antara tingkat kesiapan guru.Penerapan gaya mengajar
siswa mempengaruhi peran guru situasional sangat cocok digunakan
sebagai pemimpin dalam oleh guru didalam proses belajar
pembelajaran. mengajar karena disamping guru
3. Terdapat pengaruh positifdan harus mampu berperan sebagai
signifikan antara gaya mengajar pemimpin tetapi juga harus
kepemimpinan situasional dan mengetahui dan memahami kesiapan
tingkat kesiapan siswa secara peserta didik/siswa
bersama mempengaruhi peran guru Dengan menggunakan gaya mengajar
sebagai pemimpin dalam situasional yang beranggapan bahwa
pembelajaran tidak ada satupun gaya yang mutlak
4. Terdapat pengaruh positifdan sempurna, maka gaya mengajar
signifikan peran guru sebagai situasional inilah yang sangat cocok
pemimpin dalam pembelajaran diterapkan untuk meningkatkan
terhadap efektifitas mengajar. efektifitas dalam mengajar, dengan cara
guru mengetahui kesiapan siswa dalam
Rekomendasi menerima tugas yang akan dibebankan di
Hasil penelitian ini diharapkan kelas.
dapat memperbaiki beberapa
permasalahan khususnya di SMAN 85 DAFTAR PUSTAKA
Jakarta Barat dan umumnya praktisi Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur
pendidikan dan Guru. Penelitian; Suatu Pendekatan
1. Memperbaiki gaya mengajar guru, Praktek Edisi Ke 3. Jakarta: Rineke
disarankan agar didalam Cipta
pelaksanaan pembelajaran guru Arikunto, Suharsimi, 2004. Dasar-
memakai gaya mengajar situasional Dasar Evaluasi Pendidikan.
yang telah terbukti melalui Jakarta: Bumi Aksara.

Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 465
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Learning Effectiveness


Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Group & Organization Studies
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur (pre-1986); Jun 1982; 7, 2;
Penelitian Suatu Pendekatan ABI/INFORM Complete pg. 216
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta. Jurnal.
Blanchard, Ken; Nelson, Bob, Koontz, Harold, Kenneth H. Blanchard.
Management styles; Motivation; 1980. Management. By Mc Graw
Leadership; Employee awards; Hill Koga Kusha, LTd, For
Guidelines; Copyright Executive Manufacture and Export.
Excellence, Inc. Apr 1997 United Leadership and the Bottom Line;
States Trade Journals Blanchard, Ken; Copyright
http://search.proquest.com/docview/20 Executive Excellence Publishing
4590408?accountid=34643 Sep 2004; Trade Journals
Daresh & Playco 1995. Supervision as http://search.proquest.com/docview/20
a proactive Process, Waveland 4608477?accountid=34643
press Monoky, John F ;What's your
Duwi Priyatno, SE (2008) dalam buku management style? ;Copyright
paham Analisis Statistik Data Cahners Magazine Division of
Dengan SPSSYogyakarta : Reed Publishing USA Jun 1998
Mediakom TradeJournalshttp://search.proques
Firman, Harry, 1987, Keefektifan t.com/docview/204768431?account
Program Pembelajaran, id=34643
http://ahmadmuli.wordpress.com/2 Mulyasa. 2005. Menjadi Guru
011/08/02/efektivitas- Profesional. Bandung: PT. Remaja
pembelajaran/diakses April 2015. Rosdakarya.
Gellerman, SW. 1984. Motivasi dan
Produktivitas. Seri Manajemen. Miftah Thoha, 1996, Perilaku
Jakarta: Pustaka Binaman Organisasi, PT Gramedia Pustaka
Pressindo. Utama, Jakarta
Handoko, T. Tani. 2003. Manajemen. Nurgana, 1985, Efektivitas
Edisi Revisi. Yogyakarta: BPFE. Pembelajaran, Bandung, UPI,
Hersey, Paul and Kenneth H. http://agungprudent.wordpress.com
Blanchard. 1977. Management of /2009/06/18/efektivitaspembelajara
Organizational Behavior: Utilizing n diakses: 25 Maret 2014 pukul
Human Resources. Third edition. 15.17 wib.
New Jersey: Prentice Hall Inc. Patterson. 1993. Leadership for
Englewood Cliffs. Tomorow’s School. Alexandria:
Hersey, Paul dan Blanchard, Ken, ASCD.
1982. Manajemen Perilaku Umaedi. 1999. Manajemen
Organisasi; Peningkatan Mutu Berbasis
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Sekolah. Jakarta: Dirjen
Edisi Keempat (terjemahan) Dikdasmen Depdikbud.
Penerbit Erlangga Jakarta.. Paul Hersey dan Kenneth Blanchard.
Hersey, Paul;Angelini, Arrigo 1996. Manajemen Perilaku
L;Carakushansky, Sofia,The Organisasi: Pendayagunaan
Impact of Situational Leadership Sumber Daya Manusia,Jakarta:
and Classroom Structure on Erlangga.

466 Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
ANALISIS PENERAPAN GAYA MENGAJAR KEPEMIMPINAN SITUASIONALTERHADAP EFEKTIFITAS
MENGAJAR (Studi Kasus di SMA Negeri 85 Jakarta Barat)

Quality Leadership Situational Style;


Ensby, Mike; Copyright American
Society for Quality 2005;
Scholarly Journals
http://search.proquest.com/docview/214
386921?accountid=34643
Salim. Peter dan Salim, Yuni.1991.
Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer,Jakarta: Modern
English Pers
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
St.Vembriarto dkk 1994, Kamus
Pendidikan, Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
Wahjosumidjo. 2001. Kepemimpinan
dan Motivasi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Winarno Surahmad 1975, Pengantar
Penelitian Ilmiah; Dasar Metode
Tehnik, Tarsito,Bandung.
Wojo Wasito S.Dkk,1991, Kamus
lengkap Inggris – Indonesia, Bandung,
Hasta.

Vol. VII No. 3 September 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 467

You might also like