You are on page 1of 16

JPE (Jurnal Pendidikan Edutama) Vol. 7 No.

1 Januari 2020
P-ISSN: 2339-2258 (Print) E-ISSN: 2548-821X (Online)
http://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/JPE

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA


ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI GURU DAN KARYAWAN

Sukiyanto1, Tsalitsatul Maulidah2


1
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, STIT Al-Fattah Siman Lamongan
2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Billfath
email: sukiyanto@stitaf.ac.id
email: tsalisatul.maulidah@billfath.ac.id

Abstract: To achieve high levels of performance, it depends on a variety of influence factors.


There are at least six external factors that determine an employee's performance level, namely:
(a) environment, (b) management behavior, (c) position design, (d) level of education, (e)
training, (f) motivation and (g) administration Remuneration. The purpose of this research was
to determine the principal's leadership style and organizational culture on the motivation of
teachers and employees. With a total population of 150 people, this study used quantitative
research methods. The focus of this research is to measure variables. The procedure of this
research emphasizes theories through the measurement of variables. By using the path analysis
included in the multivariate model with the Amos version 5.0 program. The sampling technique
are used in this research is a random method, where the samples taken were 60 people. This
reseach00 uses a survey approach that examines by taking samples from a population using a
questionnaire to collect data. Based on the results of the research , it can be concluded that the
Principal's leadership style affects the Work Motivation of Teachers and employees, and
organizational culture has a significant positive effect on organizational performance and
employee job satisfaction.

Keyword: Organizational culture, Leadership style, Motivation

Abstrak: Untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi, sangat bergantung pada berbagai faktor
yang mempengaruhi. Setidaknya ada enam faktor eksternal yang menentukan tingkat kinerja
seseorang pegawai yaitu: (a) lingkungan, (b) perilaku manajemen, (c) design jabatan, (d)
jenjang pendidikan, (e) pelatihan, (f) motivasi dan (g) administrasi pengupahan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi
terhadap motivasi guru dan karyawan. Dengan jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 150 orang Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Fokus penelitian
ini untuk mengukur antar variabel. Prosedur penelitian ini menekankan pada teori-teori yang
melalui pengukuran variabel. Dengan menggunakan path analysis yang termasuk dalam model
multivariate dengan program Amos versi 5.0. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode random, dimana sampel yang diambil adalah 60 orang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan survey yang meneliti dengan mengambil sampel dari suatu populasi
dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh terhadap
Motivasi Kerja Guru dan karyawan, dan budaya organisasi berpengaruh positif yang signifikan
terhadap kinerja organisasi dan kepuasan kerja karyawan.

Kata kunci: Budaya organisasi, Gaya kepemimpinan, Motivasi.

PENDAHULUAN
Dunia pendidikan memegang karena pendidikan merupakan wahana
peranan yang amat penting untuk menjamin untuk meningkatkan dan mengembangkan
kelangsungan hidup negara dan bangsa, kualitas sumber daya manusia. Pendidikan

127
128 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.1 Januari 2020

memerlukan sumber daya, khususnya lulusan pendidikan SMK dengan dunia


sumber daya insani nasional yang terbaik usaha dunia industri (DU/DI) sebagai
untuk meningkatkan kualitas, efesiensi, dan pengguna lulusan pendidikan SMK belum
produktivitas (Sudarsana, 2017).
tercapai. Salah satu masalahnya terletak
Namun masyarakat Indonesia dengan
pada kualitas lulusan SMK yang belum
laju pembangunannya masih menghadapi
sesuai dengan standar kompetensi yang
masalah pendidikan yang berat, terutama
dibutuhkan pasar tenaga kerja.
berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan
Berdasarkan hasil observasi awal
efisiensi pendidikan. Pendidikan
peneliti ditemukan bahwa pelaksanaan
merupakan unsur terpenting dalam
pembelajaran di SMK adalah realisasi
mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak
pembelajaran program produktif yang
ada satu bangsa atau negara yang bisa maju
ditekankan pada penguasaan dasar-dasar
tanpa terlebih dahulu memajukan dunia
keahlian yang luas, kuat serta penguasaan
pendidikan. Kemajuan dunia pendidikan
alat dan teknik bekerja yang tepat dengan
akan berdampak positif dalam upaya
alokasi untuk pembelajaran mata diklat
peningkatan sumber daya manusia.
produktif adalah 30% teori dan 70%
Mulyasa (2011) mengemukakan bahwa
praktek di lapangan. Hal ini menjadi
pengaruh pendidikan dapat dilihat dan
tantangan tersendiri bagi guru, karena guru
dirasakan secara langsung dalam
harus memiliki suatu potensi atau daya
perkembangan serta kehidupan masyarakat
yang dihasilkan oleh individu (guru) yang
kehidupan kelompok, dan kehidupan setiap
digunakan secara maksimal, untuk
individu. Pendidikan berurusan langsung
mencapai keluaran (output) yang lebih,
dengan pembentukan manusianya juga
kreatif, generatif, dan mampu bekerjasama
menentukan model manusia yang akan
dengan pihak-pihak terkait dengan dunia
dihasilkannya.
usaha/industri (Sutikno, 2009).
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Guru adalah kondisi yang
Pasal 15 menjabarkan tujuan pendidikan
diposisikan sebagai garda terdepan di
kejuruan yaitu mempersiapkan peserta
dalam pelakssanaan proses belajar
didik terutama untuk bekerja dalam
mengajar dan guru memegang posisi yang
bidang tertentu, maka pengembangan SMK
sangat strategis dalam upaya menciptakan
harus selalu mengacu pada kebutuhan
lulusan yang profesional dan berkualitas
pasar kerja. Pengembangan SMK bukan
sehingga dapat memenuhi kebutuhan
sekedar pada memperbesar jumlah unit
sumber daya manusia yang profesional.
SMK dan jumlah siswa, tetapi bagaimana
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
menciptakan lulusan SMK yang memiliki
adanya komponen yang mendukung yakni
pengetahuan dan keterampilan sesuai
kinerja guru yang profesional.
program studinya. Sejalan dengan itu,
Menurut Indarwati (2006) untuk
Djohar (2007) mengemukakan pendidikan
mencapai kinerja yang baik ada tiga
kejuruan adalah suatu program pendidikan kelompok variabel yang mempengaruhi
yang menyiapkan individu peserta didik perilaku kerja dan kinerja yaitu: Pertama,
menjadi tenaga kerja yang profesional. variabel individu yang meliputi
Untuk itu siswa harus dibekali kemampuan dan keterampilan, latar
pengetahuan dan keterampilan praktis. belakang keluarga, tingkat sosial,
pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin;
Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia
Kedua, variabel organisasi yang mencakup
pendidikan SMK di Indonesia pada antara lain: sumber daya kepemimpinan,
umumnya, bahwa link and match antara imbalan, struktur, desain pekerjaan; Ketiga,
Sukiyanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…..129

variabel psikologis, yang meliputi presepsi; yang intensitasnya dilandasi etos kerja,
sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. serta disiplin professional guru dalam
Peran serta guru dalam pendidikan proses pembelajaran (Hamzah, 2013).
sebagaimana tertuang dalam Undang- Sehubungan dengan hal di atas,
Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 bahwa: perlu dilakukan perbaikan dalam upaya
“Guru adalah pendidik profesional dengan meningkatkan kinerja guru di sekolah.
tugas utama mendidik, mengajar, Salah satunya dengan mengkaji berbagai
membimbing, mengarahkan, melatih, faktor yang dimungkinkan mempengaruhi
menilai, dan mengevaluasi peserta didik kinerja guru di sekolah. Banyak teori yang
pada pendidikan anak usia dini jalur mengkaji tentang faktor-faktor yang
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan mempengaruhi kinerja guru di sekolah,
pendidikan menengah”. Dalam upaya salah satunya teori yang dikemukakan
menciptakan guru yang profesional di Colquitt, dkk (2009) menjelaskan bahwa
bidangnya, pemerintah telah melakukan faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
program sertifikasi guru mulai tahun 2008. mekanisme individual (motivasi kerja,
Dengan program sertifikasi, pemerintah stres, motivasi, kepercayaan, keadilan dan
mengharapkan akan hadir guru- guru yang etika, pembelajaran dan pengambilan
profesional yang dapat menciptakan peserta keputusan) karakteristik individu
didik yang handal di bidangnya. (kepribadian dan nilai-nilai budaya,
Guru profesional adalah orang yang kemampuan); kelompok mekanisme (tim
memiliki kemampuan dan keahlian khusus karakteristik, tim proses, kekuasaaan dan
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu pengaruh pemimpin, gaya kepemimpinan
melakukan tugas dan fungsinya sebagai dan perilaku); dan mekanisme organisasi
guru dengan kemampuan maksimal dan (struktur organisasi, iklim kerja).
memiliki kompetensi yang dapat Didasarkan pada teori ini, kinerja (job
menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari performance) dapat ditentukan oleh faktor
(Hamid, 2017). kepuasan kerja (job satisfaction) dan
Syaukani (2002) mengemukakan motivasi (motivation).
secara ideal guru yang diharapkan adalah Peningkatkan kinerja guru dapat
guru yang memiliki keberdayaan untuk dilakukan dengan meningkatkan kepuasan
mampu mewujudkan kinerja dalam kerja pada guru. Hal tersebut sesuai
melaksanakan fungsi dan perannya secara dengan hasil penelitian yang dipaparkan
profesional. Perwujudan tersebut terutama Djumadi (2005) mengungkapkan bahwa
tercermin melalui kinerjanya dalam kepuasan kerja mempengaruhi kinerja
mengajar, hubungan dengan siswa, seseorang. Hasil penelitian ini menyatakan
hubungan dengan sesama guru, hubungan bahwa kepuasan kerja dapat meningkatkan
dengan pihak lain, sikap dan keterampilan kinerja seseorang dalam bekerja. Gibson,
profesionalnya. Menurut Usman (2006) (2000) menyatakan kepuasan kerja adalah
menyatakan kinerja selalu merupakan tanda suatu sikap positif dan juga bisa negatif
keberhasilan suatu organisasi dan orang- yang dipunyai individu terhadap berbagai
orang yang ada dalam organisasi tersebut. segi pekerjaan, tempat kerja dan hubungan
Bila yang dimaksud adalah kinerja guru dengan teman sekerja. Secara umum
dalam mengajar, maka kinerja itu tampak orang menyatakan puas bekerja apabila
pada hasil kerja guru yang terefleksi dalam ia senang melakukan pekerjaan yang
cara merencanakan, melaksanakan, dan dihadapi dan dilaksanakan setiap hari.
menilai proses belajar mengajar (PBM)
130 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.1 Januari 2020

Dalam lingkungan sekolah, budaya di sekolah tersebut tidak


pelaksanaan mengajar guru tidak terlepas mendukung atau mencerminkan sebagai
dari peran serta kepala sekolah sebagai organisasi tempat belajar. Hasil penelitian
pimpinan. Kepala sekolah sebagai yang dilakukan Widodo (2011)
pemimpin harus dapat mengarahkan dan mengemukakan bahwa budaya organisasi
membimbing setiap guru untuk bekerja mempengaruhi kinerja guru. Dengan
dengan baik. Seringnya kepala sekolah demikian budaya organisasi dapat
meninggalkan sekolah dengan alasan ke meningkatkan kinerja guru di sekolah.
Dinas Pendidikan, mengikuti pelatihan dan Berdasarkan fenomena tersebut,
sebagainya, dapat memberikan hasil negatif maka perlu diadakan penelitian tentang
bagi kinerja guru-gurunya di sekolah. pengaruh gaya kepemimpinan kepala
Selain itu, masih ada terjadi seorang kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap
sekolah terlihat kejam dan angkuh dalam motivasi kerja dan kinerja guru dan
memberikan tugas kepada guru tanpa karyawan serta penelitian ini bertujuan
melihat guru tersebut senang atau tidak. untuk mengetahui gaya kepemimpinan
Hasil penelitian Carudin (2011), kepala sekolah dan budaya organisasi
memberikan gambaran bahwa terhadap motivasi kerja dan kinerja guru
kepemimpinan kepala sekolah memberikan dan karyawan.
pengaruh yang positif terhadap
peningkatan kinerja guru. Sedangkan hasil METODE PENELITIAN
penelitian Yogaswara (2010) Penelitian ini menggunakan metode
menyimpulkan bahwa aplikasi penelitian kuantitatif. Dengan
kepemimpinan perlu penyesuaian dengan menggunakan pendekatan survey dan
kondisi kemampuan dan kemauan mengambil sampel dari suatu populasi.
bawahan. Artinya, apabila guru telah Pengambilan data dengan menggunakan
mampu dan mau bekerja dalam instrumen kuesioner dan wawancara.
penyelesaian tugas secara efektif maka Kegiatan penelitian ini dilakukan di SMK
disarankan kepemimpinan yang diperlukan Sunan Drajat Lamongan.
adalah mempertahankan orientasi tugas dan Populasi dalam penelitian ini adalah
memperbesar orientasi hubungan. Dari guru dan karyawan yang bekerja di SMK
hasil penelitian di atas, jelas terlihat bahwa Sunan Drajat Lamongan dengan jumlah
sebanyak 150 (seratus lima puluh) orang.
kinerja guru sangat dipengaruhi oleh
Sehubungan dengan menggunakan
kepemimpinan kepala sekolah. path analysis (analisis jalur) yang termasuk
Dalam melaksanakan tugasnya di dalam model multivariate dengan program
sekolah, guru selalu berinteraksi dengan Amos versi 5.0, maka. dalam penelitian ini,
seluruh civitas sekolah. Sudah menjadi teknik pengambilan sampel yaitu dengan
pemandangan umum guru harus mengikut menggunakan teknik secara random,
tradisi yang ada di sekolah, baik dalam dimana sampel yang diambil adalah 60
orang (guru dan karyawan) di SMK Sunan
bergaul maupun bekerja. Informasi yang
Drajat Lamongan. Dengan menggunakan
diberikan pengawas SMK sehubungan rumus sebagai berikut:
dengan kondisi ini, banyak kelalaian 𝑁𝑖
yang dikerjakan guru seperti: berbincang- 𝑛𝑖 = × 𝑛
𝑁
bincang diwaku saat KBM berlangsung, Dimana:
hal tersebut sudah menjadi budaya sekolah
𝑛𝑖 = jumlah sampel yang diambil untuk
tersebut. Kondisi ini mengindikasikan masing-masing
kinerja guru sulit untuk dimaksimalkan bila 𝑛 = sampel total yang diambil
Sukiyanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…..131

𝑁𝑖 = jumlah populasi pada wilayah SMK Dimana:


Sunan Drajat Lamongan α = reliabilitas instrumen
𝑁 = jumlah populasi total (Cronbach’s Alpha)
k = banyaknya butir
Penelitian ini, menggunakan Skala Σσ b2
= jumlah varians butir
Likert untuk mengukur variabel. Skala σ12
= varians total
masing-masing item skala, mempunyai lima
kategori, yang berkisar antara “sangat tidak Jadi dalam penelitian ini diambil
setuju” sampai dengan “sangat setuju”, koefisien keandalan (reliabilitas) 0,6 atau
dengan pemberian skor numerik yang lebih, sehingga apabila Cronbach’s Alpha
berkisar 1 sampai dengan 5. (α) ≥ 0,6 dikategorikan reliable.
5 = sangat setuju; Pemenuhan asumsi teknik analisis
4 = setuju; data melalui uji Normalitas, Outlier dan
3 = ragu-ragu; Multikolinearitas. Normalitas, sebagai
2 = tidak setuju; asumsi yang paling fundamental dalam
1 = Sangat tidak setuju. analisis multivariat, merupakan bentuk
suatu distribusi data pada suatu variabel
Cara pengujian validitas instrumen matriks tunggal dalam menghasilkan
adalah dengan cara mengkorelasikan antara distribusi normal (Febrianto, 2018).
nilai masing-masing item pernyataan
dengan skor titalnya dengan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
rumus producty moment sebagai berikut: Analisis Statistik Deskriptif
(∑ XY) − (∑ X ∑ Y) Analisis ini dimaksudkan untuk
𝑟= mengetahui distribusi frekuensi persentase
[N ∑ X2 − (∑ X)2][𝑁 ∑ Y2 − (∑ Y)2]
X : Skor item instrumen yang jawaban responden dari daftar kuesioner
digunakan yang telah disebarkan responden tentang
Y : Skor total instrumen dalam tentang pernyataan akan persepsi mereka
variabel yang bersangkutan terhadap item-item pernyataan dari variabel
rxy : Koefisien korelasi pearson gaya kepemimpinan, budaya organisasi,
antara item instrumen yang akan motivasi kerja dan kinerja guru dan
digunakan dengan nilai total karyawan.
variabel yang bersangkutan
Gaya Kepemimpinan
Menurut Sugiono (2014) bahwa Penyajikan distribusi frekuensi
instrumen dikatakan reliable apabila jawaban responden untuk butir-butir
digunakan beberapa kali untuk mengukur pernyataan gaya kepemimpinan.
obyek yang sama akan menghasilkan data
yang sama.
Pengujian ini uji reliabilitas dengan
uji statistik Cronbach’s Alpha diketahui
bahwa variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.
Pengujian reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan Cronbach’s
Alpha dengan rumus sebagai berikut
(Arikunto, 2013):
𝑘 ∑ 𝜎 2𝑏
𝛼=[ ] [1 − ]
(𝑘 − 1) 𝜎 21
132 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.1 Januari 2020

Tabel 1. Distribusi frekuensi


Jawaban Responden Terhadap Item Pernyataan gaya Kepemimpinan (X1)
Item Nilai Jawaban Responden
Pernyataan 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS)
f % f % F % F % f %
X1.1 0 0,0 0 0,0 4 6,7 20 33,3 36 60,0
X1.2 0 0,0 1 1,7 11 18,3 29 48,8 19 31,7
X1.3 0 0,0 0 0,0 4 6,7 36 60,0 20 33,3
X1.4 0 0,0 0 0,0 8 13,3 33 55,0 19 31,7
X1.5 0 0,0 0 0,0 12 20,0 35 58,3 13 21,7
X1.6 0 0,0 0 0,0 9 15,0 32 53,3 19 31,7
X1.7 0 0,0 0 0,0 13 21,7 36 60,0 11 18,3

0% 1% 1 STS (Sangat tidak


setuju)
15% 2 TS (Tidak setuju)

42% 3 N (Netral)

42% 4 S (Setuju)

5 Sangat (Sangat
setuju)

Gambar 1. Distribusi frekuensi


Jawaban Responden Terhadap Item Pernyataan gaya Kepemimpinan (X1)

Berdasarkan data yang diperoleh melakukan pengambilan keputusan


pada tabel 1 frekuensi responden atas mencapai prosentasinya 18,3% dengan
pernyataan gaya kepemimpinan kepala jumlah responden 11 orang.
sekolah, yang selalu memberikan
wewenang kepada karyawan sesuai dengan Budaya Organisasi
tugas pokok dan fungsinya mencapai Tabel 2 menyajikan distribusi
prosentasi adalah 60% dengan jumlah frekuensi jawaban responden untuk butir-
responden 36 orang, sedangkan pimpinan butir pernyataan budaya organisasi
memberikan dukungan dalam hal

Tabel 2. Distribusi frekuensi


Jawaban Responden Terhadap Item Pernyataan gaya Kepemimpinan (X2)
Item Nilai Jawaban Responden
Pernyataan 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (ST) 5 (SS)
f % f % F % f % f %
X2.1 0 0,0 0 0,0 8 13,3 27 45,0 25 41,7
X2.2 0 0,0 0 0,0 10 16,7 30 50 20 33,3
X2.3 0 0,0 1 1,7 13 21,7 26 43,3 20 43,3
X2.4 0 0,0 0 0,0 8 13,3 32 53,3 20 33,3
X2.5 0 0,0 0 0,0 1 1,7 36 60,0 23 38,3
X2.6 0 0,0 0 0,0 2 3,3 37 61,7 21 35,0
X2.7 0 0,0 3 5,0 8 13,3 41 68,3 8 13,3
Sukiyanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…..133

0% 4% 1 STS (Sangat tidak setuju)

30% 16%
2 TS (Tidak setuju)

3 N (Netral)
50%
4 TS (Tidak setuju)

5 S (Sangat setuju)

Gamber 2. Distribusi frekuensi


Jawaban Responden Terhadap Item Pernyataan gaya Kepemimpinan (X2)

Berdasarkan data yang diperoleh menyelesaikan kualitas hasil pekerjaan


pada tabel 2 dan gambar 2 budaya mencapai prosentasinya 13,3% dengan
organisasi tentang ketepatan visi, misi dan jumlah responden 8 orang.
tujuan organisasi yang ditetapkan dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan mencapai Motivasi Kerja
prosentasi adalah 41,7% dengan jumlah Tabel 3 menyajikan distribusi
responden 25 orang, sedangkan adanya frekuensi jawaban responden untuk butir-
dorongan untuk berkompetisi dalam butir pernyataan motivasi kerja.

Tabel 3. Distribusi frekuensi Jawaban Responden Terhadap Item Pernyataan Motivasi Kerja (Y 1)
Item Nilai Jawaban Responden
Pernyataan 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (ST) 5 (SS)
f % f % F % f % f %
Y1.1 0 0,0 0 0,0 1 1,7 29 48,3 30 50,0
Y1.2 0 0,0 0 0,0 11 18,3 37 61,7 12 20,0
Y1.3 2 3,3 0 0,0 19 31,7 32 53,3 7 11,7
Y1.4 0 0,0 2 3,3 14 23,3 36 60,0 8 13,3
Y1.5 0 0,0 1 1,7 10 16,7 40 66,7 9 15,0
Y1.6 0 0,0 0 0,0 5 8,3 45 75,0 10 16,7

2% 2% 1 STS (Sangat tidak


setuju)
32% 21%
2 TS (Tidak setuju)

3 N (Netral)
43%
4 TS (Tidak setuju)

5 S (Sangat setuju)

Gambar 3. Distribusi frekuensi Jawaban Responden Terhadap Item Pernyataan Motivasi Kerja (Y1)

Berdasarkan data yang diperoleh tentang keinginan untuk menjadi


pada tabel 3 dan gambar 3 motivasi kerja profesional dalam melaksanakan tugas dan
134 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.1 Januari 2020

tanggungjawab yang dikerjakan mencapai Kinerja Guru dan Karyawan


prosentasi adalah 50% dengan jumlah Tabel 4, menyajikan distribusi
responden 30 orang, sedangkan adanya frekuensi jawaban responden untuk butir-
rasa promosi dan demosi yang adil butir pernyataan kinerja Guru dan
mencapai prosentasinya 11,7% dengan karyawan.
jumlah responden 7 orang.

Tabel 4. Distribusi frekuensi


Jawaban Responden Terhadap Item Pernyataan Kinerja Guru dan Karyawan (Y2)
Item Nilai Jawaban Responden
Pernyataan 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (ST) 5 (SS)
f % f % F % f % F %
Y2.1 0 0,0 1 1,7 8 13,3 28 46,7 23 38,3
Y2.2 0 0,0 0 0,0 10 16,7 33 55,0 17 28,3
Y2.3 0 0,0 0 0,0 2 3,3 32 53,3 26 43,3
Y2.4 0 0,0 0 0,0 2 3,3 31 51,7 27 45,0
Y2.5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 35 58,3 25 41,7
Y2.6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 29 48,3 31 51,7
Y2.7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 26 43,3 34 56,7
Y2.8 0 0,0 0 0,0 3 5,0 27 45,0 30 50,0
Y2.9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 33 55,0 27 45,0
Y2.10 0 0,0 0 0,0 3 5,0 31 51,7 26 43,3
Y2.11 0 0,0 0 0,0 0 0,0 41 68,3 19 31,7

0% 0%
1 STS (Sangat tidak setuju)
12%
40%
2 TS (Tidak setuju)

48% 3 N (Netral)

4 TS (Tidak setuju)

5 S (Sangat setuju)

Gambar 4. Distribusi frekuensi


Jawaban Responden Terhadap Item Pernyataan Kinerja Guru dan Karyawan (Y2)

Berdasarkan data yang diperoleh Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


pada tabel 4 dan gambar 4 kinerja guru dan
karyawan tentang ketepatan waktu saat Uji validitas dilakukan terhadap
bekerja mencapai prosentasi adalah 56,7% seluruh item pernyataan instrument
dengan jumlah responden 34 orang, penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan
sedangkan sarana yang digunakan saat uji validitas instrument dengan
menyelesaikan pekerjaan sudah sesuai menggunakan program SPSS for Window
dengan spesifikasi pekerjaan mencapai versi 14.0 dengan metode product moment
prosentasinya 28,3% dengan jumlah diketahui bahwa uji validitas untuk item
responden 17 orang. pernyataan variabel gaya kepemimpinan
Sukiyanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…..135

semua item valid pada tingkat signifikansi uji validitas instrument seluruh variabel
α = 0,05, yang ditunjukkan oleh nilai sig. gaya kepemimpinan camat.
(probabilitas) Korelasi Pearson semua item
di bawah nilai α = 0,05. Secara rinci, hasil

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Gaya Kepemimpinan


No. Item Sig. (Prob.) Keterangan
1 Pimpinan mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan 0,000 Valid
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pekerjaan bawahan
2 Pimpinan dalam mendelegasikan wewenangnya diikuti dengan 0,000 Valid
petunjuk yang jelas
3 Pimpinan memonitor pelaksanaan pekerjaan yang 0,000 Valid
didelegasikan
4 Pimpinan memberikan dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan 0,000 Valid
5 Pimpinan memberikan semangat terhadap penyelesaian tugas 0,000 Valid
pekerjaan
6 Pimpinan memberikan kesempatan menyampaikan ide-ide 0,000 Valid
karyawan
7 Pimpinan memberikan dukungan karyawan dalam hal 0,000 Valid
melakukan pengambilan keputusan
.

Uji validitas untuk item pernyataan Secara rinci, hasil uji validitas instrument
variabel budaya organisasi semua item juga seluruh variabel budaya organisasi
valid pada tingkat signifikansi α = 0,05, disajikan dalam Tabel 6.
yang ditunjukkan oleh nilai sig.
(probabilitas) juga di bawah nilai α = 0,05.

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Budaya Organisasi


No. Item Sig. (Prob.) Keterangan
1 Ketepatan visi, misi dan tujuan organisasi yang ditetapkan 0,000 Valid
dalam pelaksanaan tugas pekerjaan
2 Penegakan disiplin yang adil dan konsisten 0,000 Valid
3 Terlaksana ukuran kinerja yang transparan 0,000 Valid
4 Berupaya melakukan inovasi dalam penyelesaian 0,000 Valid
pekerjaan
5 Berusaha melaksanakan pekerjaan secara cermat dan rinci 0,000 Valid
6 Berorientasi pada hasil yang berkualitas dalam 0,000 Valid
menyelesaikan pekerjaan
7 Keputusan organisasi memperhitungkan efek dari hasil 0,000 Valid
pekerjaan karyawan
8 Menganggap perlu pekerjaan secara kelompok (tim) 0,000 Valid
9 Mempunyai dorongan untuk berkompetisi dalam 0,000 Valid
menyelesaikan kualitas hasil pekerjaan
.

Uji validitas untuk semua item instrument seluruh variabel motivasi kerja
pernyataan variabel motivasi kerja juga disajikan dalam Tabel 7.
valid pada tingkat signifikansi α = 0,05,
yang ditunjukkan oleh nilai sig.
(probabilitas) semua item di bawah nilai α
= 0,05. Secara rinci, hasil uji validitas
136 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.1 Januari 2020

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Motivasi Kerja


No. Item Sig. (Prob.) Keterangan
1 Ada keinginan karyawan untuk menjadi lebih professional 0,004 Valid
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang
dikerjakan
2 Penghasilan yang karyawan peroleh sudah layak 0,000 Valid
3 Karyawan merasa ada pola promosi dan demosi yang adil 0,000 Valid
4 Ada apresiasi dari pimpinan terhadap Guru dan karyawan 0,000 Valid
yang telah disiplin dalam pelaksanaan tugas pekerjaan
5 Karakteristik atau sifat pekerjaan yang karyawan kerjakan 0,000 Valid
mempengaruhi kepuasan karyawan dalam bekerja
6 Ada semangat berkoordinasi dan bekerjasama yang 0,000 Valid
dinamis dalam pelaksanaan pekerjaan

Demikian juga uji validitas untuk oleh nilai sig. (probabilitas) semua item di
item pernyataan variabel kinerja Guru dan bawah nilai α = 0,05. Secara rinci, hasil uji
karyawan semua item valid pada tingkat validitas instrument seluruh variabel kinerja
signifikansi α = 0,05, yang ditunjukkan karyawan disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Kinerja Guru dan karyawan
No. Item Sig. (Prob.) Keterangan
1 Hasil pekerjaan karyawan dilaksanakan sesuai dengan jam 0,049 Valid
kerja
2 Sarana yang karyawan gunakan dalam menyelesaikan 0,016 Valid
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan
3 karyawan membuat perencanaan sebelum melaksanakan 0,000 Valid
pekerjaan
4 karyawan mengutamakan kualitas hasil pekerjaan dalam 0,000 Valid
setiap pelaksanaan pekerjaan
5 karyawan mempertimbangkan efisiensi waktu dalam 0,000 Valid
melaksanakan pekerjaan
6 karyawan berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan 0,000 Valid
pekerjaan
7 karyawanberusaha tepat waktu tiba di tempat pekerjaan 0,000 Valid
8 karyawanberusaha untuk bekerja sama dengan atasan 0,000 Valid
dalam menyelesaikan pekerjaan
9 karyawan berusaha untuk menjalin komunikasi dengan 0,000 Valid
rekan kerja
10 karyawan berusaha pulang tepat waktu sesuai jam kerja 0,000 Valid
11 karyawan berusaha melakukan pelayanan yang berkualitas 0,000 Valid
dengan pihak-pihak yang berkepentingan
.

Uji reliabilitas instrument dilakukan Secara rinci hasil uji reliabilitas seluruh
terhadap seluruh item pernytaan instrument item variabel penelitian disajikan dalam
penelitian yang valid. Berdasarkan Tabel 9
perhitungan uji reliabilitas dengan program
SPSS for Window versi 14.0 diketahui
diketahui bahwa seluruh item variabel
penelitian adalah reliable yang ditunjukkan
oleh nilai Chronbach’s Aalpha ≥ 0,6.
Sukiyanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…..137

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Seluruh Item Variabel Penelitian


Chronbach’s Keterangan
No. Variabel
Aalpha
1 Gaya Kepemimpinan 0,799 Reliable
2 Budaya Organisasi 0,788 Reliable
3 Motivasi Kerja 0,687 Reliable
4 Kinerja Guru dan karyawan 0,732 Reliable
.

Uji Asumsi Path Analysis Uji Multikolinieritas


Setelah dilakkukan uji validitas dan Multikolinieritas dilihat dari
reliabilitas instrument penelitian, maka determinan matrik kovarian. Nilai
selanjutnya dilakukan uji asumsi path Determinant of sample covariance matrix
analysis untuk melihat apakah prasarat yang kecil atau mendekati nol,
yang diperlukan dalam pemodelan path menunjukkan indikasi terdapatnya masalah
analysis dapat terpenuhi. Prasarat yang multikolinieritas atau singularitas, sehingga
harus dipenuhi dalam pat analysis adalah data itu tidak dapat digunakan untuk
multivariate normal, tidak ada penelitian (Ghozali, 2011). Hasil pengujian
multikolinieritas atau singularitas dan tidak multikolineritas diperoleh nilai Determinant
adanya outlier. of sample covariance matrix sebesar
14.049. Nilai ini jauh dari angka nol,
Uji Normalitas sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
Uji normalitas perlu dilakukan baik ada masalah multikolinieritas atau
untuk normalitas terhadap data univariate singularitas pada data yang dianalisis.
maupun multivariate dimana beberapa
variabel yang digunakan sekaligus dalam Uji Outlier
analisis akhir. Uji dilanggar/tidaknya Outlier adalah observasi yang muncul
asumsi normalitas dilakukan dengan dengan nilai-nilai ekstrim baik secara
menggunakan nilai statistik Z untuk univariate maupun secara multivariate yaitu
skewness kurtosisnya dan secara empirik uncul karena kombinasi karakteristik unik
dapat dilihat pada Critical Ratio (CR). Jika yang dimiliki dan terlihat sangat jauh
digunakan tingkat signifikansi α = 0,05, berbeda dari observasi-observasi lainnya.
maka nilai CR yang berada diantara -1,96 Hasil uji outlier pada Mahalnobis distance
sampai dengan -1,96 (-1,96≤ CR ≤ 1,96) atau Mahalnobis d-squared. Mahalnobis
dikatakan data normal baik secara distance bedasarkan nilai Chi square pada
univariate maupun secara multivariate derajat bebas 4 (sama dengan jumlah
(Ghozali, 2011). Hasil pengujian normalitas variabel yang dianalisis) pada tingkat 𝑝 <
atau assessment of normality (CR) 0,05 (𝜒2 0,05) adalah sebesar 9,488
diperoleh nilai CR sebesar -0,664 terletak (berdasarkan table distribusi χ2). Jadi data
pada daerah -1,96≤ CR ≤ 1,96 (α = 0,05), yang memiliki jarak Mahalnobis
sehingga dapat dikatakan bahwa data distancelebih besar dari 9,488 adalah data
multivariate normal. Selain itu data juga tersebut multivariate outlier. Hasil uji
univariate normal yang ditunjukkan oleh outlier menunjukkan tidak ada satupun
semua nilai critical ratio semua item secara kasus yang memiliki nilai Mahalnobis
univariate terletak pada daerah −1,96 ≤ distancelebih besar dari 9,488, maka dapat
𝐶𝑅 ≤ 1,96 (𝛼 = 0,05). disimpulkan tidak ada multivariate outlier
dalam data penelitian.
138 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.1 Januari 2020

Analisis Jalur (Path Analysis) dan kinerja Guru dan karyawan pada SMK
Setelah dilakukan uji validitas dan Sunan Drajat Lamongan .
reliabilitas pada semua item pernytaan dari
semua variabel yang dianalisis memberikan Uji Kesuaian Model Analisis Jalur (Path
hasil valid dan relable, data multivariate Analysis)
normal, tidak terjadi multikolinier dan tidak Hasil pengujian odel path
terjadi data outlier, maka variabel tersebut menunjukkan bahwa model memberikan
dapat dilanjutkan dengan uji kesesuaian nilai Goodness of Fit sebesar 1,000 ≥ 0,90
model dan uji signifikansi kausalitas. yang memenuhi kriteria kelayakan model
Hasil pengujian dengan program yang berarti ada kesesuaian antara model
Amos versi 5.0 memperoleh hasil model dengan data.
path diagram yang menunjukkan hubungan
antara variabel gaya kepemimpinan dan Uji Kausalitas
budaya organisasi terhadap motivasi kerja Uji kausalitas dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil uji kausalitas masing-masing jalur


Hipotesis Variabel Koefisien Jalur CR Probabilitas Keterangan
H1 Y1 ← X1 0.293 2.911 .004 Signifikan
H2 Y1 ← X2 0.299 2.735 .006 Signifikan
H4 Y2 ← X2 0.245 3.021 .003 Signifikan
H5 Y2 ← Y1 0.185 2.029 .042 Signifikan
H6 Y2 ← X1 0.165 2.189 .029 Signifikan
.

Berdasarkan tabel 10, maka masing- probabilitas (p) signifikan sebesar 0,006
masing koefisien dinterpretasikan seperti lebih kecil dibanding taraf signifikansi (α)
berikut ini. yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05.

Hipotesis 1: Hipotesis 3:
Gaya kepemimpin berpengaruh Gaya kemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja signifikan terahadap kinerja Guru dan
Gaya kepemimpinan berpengaruh karyawan
signifikan terhadap motivasi kerja dengan Gaya kemimpinan berpengaruh
arah hubungan positif. Hal ini terlihat dari signifikan terhadap kinerja Guru dan
koefisien jalur positif sebesar 0,293 dengan karyawan dengan arah hubungan positif.
CR sebesar 2,911 dan diperoleh Hal ini terlihat dari koefisien jalur positif
probabilitas (p) signifikan sebesar 0,004 sebesar 0.165 dengan CR sebesar 2.189 dan
lebih kecil dibanding taraf signifikansi (α) diperoleh probabilitas (p) signifikan sebesar
yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05. 0.029 lebih kecil dibanding taraf
signifikansi (α) yang disyaratkan yaitu
Hipotesis 2: sebesar 0,05.
Budaya organisasi berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja Hipotesis 4:
Budaya organisasi berpengaruh Budaya organisasi berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja dengan signifikan terahadap kinerja Guru dan
arah hubungan positif. Hal ini terlihat dari karyawan
koefisien jalur positif sebesar 0.299 dengan Budaya organisasi berpengaruh
CR sebesar 2.735 dan diperoleh signifikan terhadap kinerja Guru dan
Sukiyanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…..139

karyawan dengan arah hubungan positif. signifikansi (α) yang disyaratkan yaitu
Hal ini terlihat dari koefisien jalur positif sebesar 0,05.
sebesar 0.245dengan CR sebesar 3.021 dan
diperoleh probabilitas (p) signifikan sebesar Pengaruh Antar Variabel
0.003 lebih kecil dibanding taraf Path Analysis di dalamya melibatkan
signifikansi (α) yang disyaratkan yaitu banyak variabel dan jalur pengaruh antar
sebesar 0,05. (pengaruh) variabel. Jalur pengaruh antar
variabel dalam path analysis meliputi
pengaruh langsung, pengaruh tidak
Hipotesis 5: langsung dan pengaruh total. Analisis
Motivasi kerja berpengaruh signifikan pengaruh antar variabel dalam penelitian ini
terahadap kinerja Guru dan karyawan digunakan untuk mengetahui kekuatan
Motivasi kerja berpengaruh pengaruh antar variabel yang diteliti baik
signifikan terhadap kinerja Guru dan secara langsung maupun secara tidak
karyawan dengan arah hubungan positif. langsung.
Hal ini terlihat dari koefisien jalur positif
Pengaruh Langsung
sebesar 0.185 dengan CR sebesar 2.029 dan
Besarnya pengaruh langsung yang
diperoleh probabilitas (p) signifikan sebesar terjadi diantara variabel eksogen dengan
0.042 lebih kecil dibanding taraf variabel endogen, dapat dilihat pada tabel
11.

Tabel 11. Pengaruh Langsung Variabel


Variabel Endogen
Pengaruh Langsung
Motivasi Kerja Motivasi Kerja
Variabel Gaya Kepemimpinan 0,375 0,266
eksogen Budaya Organisasi 0,352 0,364
Motivasi Kerja 0,000 0,233
.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa berarti bahwa budaya organisasi merupakan


gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh variabel yang secara langsung memiliki
langsung terbesar terhadap motivasi kerja konstribusi penting dalam mempengaruhi
yaitu sebesar 0,375 dengan arah positif, kinerja Guru dan karyawan.
sedangkan variabel yang memiliki
pengaruh langsung terbesar terhadap Pengaruh Tidak Langsung
kinerja Guru dan karyawan adalah budaya Pengaruh tidak langsung antar
organisasi yaitu sebesar 0,364. hal ini variabel, dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Pengaruh tidak Langsung Variabel


Variabel Endogen
Pengaruh tidak Langsung Motivasi Kerja Kinerja Guru dan
karyawan
Variabel Gaya Kepemimpinan 0,000 0,087
eksogen Budaya Organisasi 0,000 0,082
Motivasi Kerja 0,000 0,000
.

Pengaruh Total antar variabel. Data tentang pengaruh total


Pengaruh total adalah pengaruh yang antar variabel, dapat dilihat pada tabel 13.
disebabkan oleh adanya berbagai hubungan
140 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.1 Januari 2020

Tabel 13. Pengaruh Total Variabel


Variabel Endogen
Pengaruh Total Motivasi Kerja Kinerja Guru dan
karyawan
Variabel Gaya Kepemimpinan 0,375 0,353
eksogen Budaya Organisasi 0,352 0,447
Motivasi Kerja 0,000 0,233

Pembahasan Motivasi, Kepuasan kerja dan kinerja


Data penelitian ini adalah data gaya sebagai variabel dependennya. Sementara
kepemimpinan kepala sekolah (x) dan data alat analisis yang digunakan adalah
terhadap motivasi kerja (Y). Kemudian Structural Equation Modelling (SEM)
untuk memperoleh data hal tersebut dengan 150 orang responden. Adapun hasil
menggunakan instrumen. Sedangkan penelitiannya menunjukkan, bahwa a)
instrumen yang diuji cobakan hanya budaya organisasi berpengaruh positif dan
instrumen kreativitas memecahkan masalah signifikan terhadap motivasi, b) budaya
matematika. Dikarenakan instrumen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan
motivasi hanya berupa suatu bentuk angket. kerja secara positif, c) Motivasi
Menurut Soedjono (2005) bahwa berpengaruh terhadap kepuasan kerja secara
pengaruh budaya organisasi terhadap positif, d) budaya organisasi berpengaruh
kinerja organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja secara positif, e) motivasi
karyawan pada terminal umum di Surabaya. berpengaruh terhadap kinerja secara positif,
Variabel-variabel yang digunakan dalam f) kepuasan kerja berpengaruh terhadap
penelitian tersebut adalah budaya organisasi kinerja secara positif.
sebagai variabel independen, kepuasan Menurut Sigit (2002) bahwa
kerja karyawan sebagai variabel intervening pengaruh perilaku pemimpin, motivasi dan
dan kinerja organisasi sebagai variabel lingkungan organisasi terhadap kinerja
dependennya. Adapun hasil penelitiannya Guru dan karyawan Bappeda Kota
menunjukkan, bahwa a) budaya organisasi Probolinggo. Variabel-variabel yang
berpengaruh positif signifikan terhadap digunakan dalam penelitian tersebut adalah
kinerja organisasi, b) Kinerja organisasi Perilaku Pemimpin, Motivasi dan
berpengaruh positif signifikan terhadap Lingkungan Organisasi sebagai variabel
kepuasan kerja karyawan, c) Budaya independen dan Kinerja Guru dan karyawan
organisasi berpengaruh positif signifikan sebagai variabel dependennya.
terhadap kepuasan kerja karyawan, d)
budaya organisasi melalui kinerja SIMPULAN
organisasi tidak berpengaruh terhadap Berdasarkan hasil penelitian yang
kepuasan kerja karyawan. diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa.
Sedangkan menurut Koesmono Gaya kepemimpinan berpengaruh
(2005) bahwa pengaruh budaya organiasasi signifikan terhadap motivasi kerja
terhadap motivasi, kepuasan kerja serta probabilitas (p) signifikan sebesar 0,004
kinerja karyawan pada sub sektor industri lebih kecil dibanding taraf signifikansi (α)
pengolahan kayu skala menengah di Jatim. yaitu sebesar 0,05. Budaya organisasi
Variabel-variabel yang digunakan dalam berpengaruh signifikan terhadap motivasi
penelitian tersebut adalah Budaya kerja probabilitas (p) signifikan sebesar
Organisasi sebagai variabel independen dan 0,006 lebih kecil dibanding taraf
signifikansi (α) yaitu sebesar 0,05. Gaya
Sukiyanto, Pengaruh Gaya Kepemimpinan…..141

kepemimpinan berpengaruh signifikan Aplikasi Pendidikan. Bandung:


terhadap kinerja Guru dan karyawan Pedagogiana Press.
diperoleh probabilitas (p) signifikan sebesar
Djumadi. (2005). Perjanjian Kerja.
0.029 lebih kecil dibanding taraf Radjawali Pers. Jakarta.
signifikansi (α) yaitu sebesar 0,05. Budaya
organisasi berpengaruh signifikan terhadap Febrianto, L. S., Dwidayati, N. K.,
kinerja Guru dan karyawan diperoleh Hendikawati, P. (2018).
Perbandingan Metode Robust Least
probabilitas (p) signifikan sebesar 0.003
Median of Square (LMS) dan
lebih kecil dibanding taraf signifikansi (α) Penduga S Untuk Menangani
yaitu sebesar 0,05. Motivasi kerja Outlier Pada Regresi Linier
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Berganda. UNNES Journal of
Guru dan karyawan dengan arah hubungan Mathematics 7(1) : 83-95.
positif diperoleh probabilitas (p) signifikan
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis
sebesar 0.042 lebih kecil dibanding taraf Multivariate dengan SPSS.
signifikansi (α) yaitu sebesar 0,05. Adapun Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
variabel-variabel yang konsisten signifikan
dalam penelitian tersebut adalah budaya Gibson, J. L. (2000). Organisasi, Perilaku,
organisasi, kepuasan kerja, motivasi, Struktur dan Proses, Edisi ke-5.
Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit
perilaku pemimpin dan kinerja Guru dan
Erlangga.
karyawan.
Hamid, A. (2017). Guru Profesional. Jurnal
DAFTAR RUJUKAN Ilmiah Keislaman dan
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Kemasyarakatan. 17(2), 274-285.
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Hamzah B. U. (2013). Teori Motivasi&
Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Pengukurannya. Jakarta: PTBumi
Carudin. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Aksara.
Kepala Sekolah dan Iklim Kerja
Usman, H dan Setiady, P. (2006)
terhadap Kinerja Guru. Jurnal
Metodologi Penelitian Sosial.
Sekolah Pasca Sarjana UPI.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Colquitt, J. A., Lapine, J. A., & Wesson, M.
Indarwati, Yulianti. (2006). Faktor-Faktor
J, (2009). Organizational Behavior:
yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Improving Performance and
Matematika Dalam Pelaksanaan
Commitment in the Workplace,
Kurikulum Berbasis Kompetensi
New York: McGraw-Hill-Irwin.
(KBK) pada Sekolah Menengah
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Atas Kota Palembang. Jurnal
Undang-undang RI No.20 tahun Manajemen & Bisnis Sriwijaya.
2003. Tentang sistem pendidikan 4(7).
nasional. Depdiknas RI: Jakarta.
Koesmono, H. T. (2005). Pengaruh Budaya
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Organisasi terhadap Kepuasan
Undang-Undang Republik Kerja serta kinerja Karyawan pada
Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005 Sub Sektor Industri Pengolahan
Tentang Guru dan Dosen. Kayu Ekspor di Jawa Timur,
Depdiknas RI: Jakarta. Pustaka Universitas Airlangga,
Surabaya.
Djohar, A. (2007). Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Dalam Ilmu dan
142 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.7, No.1 Januari 2020

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Sugiyono. (2014). Metode Penelitian


implentasi pemikiran kurikulum. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
rosdakarya bandung. Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syaukani, H. R. (2002). Otonomi Daerah
dalam Negara Kesatuan, Pustaka Sutikno, T. A. (2009). Indikator
Pelajar, Yogjakarta. Produktivitas Kerja Guru Sekolah
Menengah Kejuruan. Teknologi
Soejono. (2005). Pengaruh Budaya Dan Kejuruan, 32(1), 107−118.
Organisasi Terhadap Kinerja
Organisasi dan Kepuasan Kerja Yogaswara, R. (2010). Diktat Kuliah
Karyawan pada Terminal Analisis Kelayakan. Bandung:
Penumpang Umum si Surabaya, Jurusan Teknik Industri. Fakultas
Jurnal Ekonomi Manajemen, Rekayasa Industri. IT Telkom.
Fakultas Ekonomi-Universitas
Petra Surabaya, Journalis Online. Widodo, P. P, dkk, (2011). Pemodelan
Sistem Berorientasi Obyek Dengan
Sudarsana, K. (2017). UML. Graha ilmu. Yogyakarta.
Membentuk Karakter Anak Sebagai
Generasi Penerus Bangsa melalui
Pendidikan Anak Usia Dini.
Purwadita. 1(1)

You might also like