You are on page 1of 11

107

KESIAPAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI MENETAPKAN


AWAL PEMILIHAN KARIER DENGAN MODEL COACHING
Zahara T Rony
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Jln. Darmawangsa I No. 1, Kebayoran Jakarta
Email: zahara_ttv@yahoo.com

Abstract: this research aims to investigate, examine, and develope coaching model to prepare
college graduate in determine the first step career choice. This program adopted by company
which succeed to improve individual performance. Career coaching program made students
ready to face worklife challenges.
The data in this research consisted of quantitative data and qualitative data.
Quantitative data obtained from the questionnaire structured that assessment used a
graduated scale and psychological test for each participants. The questionnaire was
distributed to determine the maturity of careers for college graduates of Psychological data
can be very important data as the data was used by coach to explore participants
potential. As to determine the effectiveness of using qualitative data, researchers conducted
observation (field tests) directly, focus group discussion (FGD) and interviews with
informants. Based on interviews, observations and field testing of this program has a very
decent interpretation of the category. This program can be run by someone who have
coaching skills. A high level of competence possessed a coach would greatly affect the
successful of this program. At the end of this study will produce a learning model which is
"career coaching".

Keywords: Coaching, Coach, Career Maturity

Abstrak: Penelitian ini bertujuan meneliti, menguji, serta mengembangkan model coaching
untuk mempersiapkan para lulusan perguruan tinggi dalam menetapkan langkah awal
pemilihan karier. Program ini diadopsi dari perusahaan yang telah berhasil meningkatkan
kinerja individu. Adanya program career coaching membuat peserta didik lebih siap dalam
menghadapi tantangan dunia kerja.
Data dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil angket terstruktur yang penilaiannya menggunakan skala
bertingkat dan data psikotest masing-masing peserta. Angket tersebut disebar untuk
mengetahui kematangan karier bagi lulusan perguruan tinggi data psikotest menjadi data yang
sangat penting sebagai data yang dipergunakan coach untuk menggali potensi para peserta.
Adapun untuk mengetahui keefektifan program menggunakan data kualitatif, peneliti
melakukan metode observasi (uji lapangan) secara langsung, focus group discussion (FGD),
dan wawancara kepada informan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan uji lapangan
program ini memiliki interpretasi dalam kategori sangat layak. Program ini bisa dijalankan
oleh sesesorang yang memiliki keterampilan coaching. Kompetensi tingkat tinggi yang
dimiliki seorang coach tentu sangat memengaruhi keberhasilan program ini. Pada akhirnya
penelitian ini akan menghasilkan sebuah model pembelajaran yaitu “career coaching”.

Kata Kunci: Coaching, Coach, Kematangan Karier

PENDAHULUAN
Kalimat ini menjadi jawaban sukses, bermanfaat, dan kaya raya.
normatif setelah mahasiswa lulus dari Ketika menjawab pertanyaan apa yang
perguruan tinggi, “saya akan bekerja“ dilakukan mereka setelah lulus
atau “saya akan berwirausaha“ dan perguruan tinggi, banyak mahasiswa
ujung–ujungnya, saya ingin jadi orang kehilangan kata-kata, mereka tidak
108

dapat menyebutkan secara terperinci tempat untuk mempersiapkan sumber


sebuah jawaban utuh inspiratif yang daya yang berkualitas, berprestasi serta
terangkai dan menggambarkan sebuah berorientasi ke masa depan. Perguruan
kesatuan kalimat yang terdiri dari Tinggi dapat menjadi ajang proses
passion, kompetensi dan profesi yang persiapan karier mahasiswa dalam
tervisualisasi dengan jelas dan konkrit, mewujudkan cita-cita mereka.
bahkan banyak yang menjawab saya Perguruan tinggi diharapkan
belum tahu. Menurut Rene Suhardono, mampu menghasilkan lulusan yang
fakta tersebut tidaklah mengherankan dapat mengimplementasikan ilmu
karena sebagian besar individu masih dengan maksimal, sehingga tercipta
awam dengan dirinya sendiri. Bukankah relevansi antara ilmu yang dipelajari
ironis saat peningkatan pemahaman dengan aplikasinya di masyarakat,
mengenai lingkungan, pasar dan orang tercermin dari pekerjaan yang ditekuni
lain tidak dibarengi dengan pemahaman setelah lulus dari perguruan tinggi.
atas diri sendiri (Suhardono, 2015) Integrasi antara ilmu dengan pekerjaan
Jawaban di atas menyiratkan yang ditekuni oleh lulusan perguruan
bahwa ada permasalahan ketidaksiapan tinggi hendaknya sudah disiapkan
lulusan perguruan tinggi dalam melalui proses pilihan karier oleh
mempersiapkan karier mereka secara individu sejak masih berstatus
terencana. Beberapa faktor bisa menjadi mahasiswa. Hal ini dikarenakan
penyebab di antaranya faktor internal indikator penting mahasiswa yaitu
individu terhadap kematangan karier. mengembangkan kepribadian sesuai
Menurut Super, kematangan karier potensi yang dimiliki dan mampu
adalah keberhasilan seseorang dalam merencanakan masa depan sesuai
menyelesaikan tugas-tugas perkembang- dengan keadaan dirinya. Mereka
an karier yang khas pada tahap diharapkan dapat lebih dini mencapai
perkembangan tertentu di mana potensi dirinya. Menurut Komalasari,
mahasiswa termasuk dalam tahap kedua salah satu kesuksesan yang terukur dari
yaitu ekplorasi. Pada tahap ini tugas lulusan perguruan tinggi adalah
perkembangan karier adalah melakukan kesuksesan mahasiswa dalam persiapan
observasi atau mencari informasi yang karier, yakni dapat memasuki dunia
terdapat disekelilingnya untuk mendapat kerja yang sesuai dengan bidang
gambaran berbagai macam pekerjaan, keahliannya. Oleh sebab itu, pola pikir
serta mulai mencoba pekerjaan- mahasiswa diarahkan menjadi lebih
pekerjaan tertentu yang dipilihnya matang dalam memecahkan masalah,
sesuai dengan minat dan kemampuan termasuk masalah pekerjaan. Selain itu,
yang dimiliki (Sarvickas). mahasiswa juga diharapkan mampu
Terhadap permasalahan mengembangkan sikap membina ilmu
kematangan karier, selain peserta didik demi kemajuan bangsa dengan cara
terdapat unsur keterlibatan dan mengembangkan kepribadian sesuai
tanggung jawab perguruan tinggi dalam potensi yang dimiliki serta mampu
menjawab permasalahan sekaligus merencanakan masa depan sesuai
tantangan untuk mempersiapkan peserta dengan keadaan dirinya (Komalasari,
didiknya. Perguruan tinggi merupakan 2012).
tingkat yang paling tinggi pada sistem Dalam memfasilitasi,
pendidikan di Indonesia, oleh karenanya mengarahkan serta menemukan karier
perguruan tinggi diharapkan menjadi mereka bukanlah hal yang mudah,
109

seperangkat media, sistem dan program organisasi terdapat model coaching


sangat dibutuhkan mendukung yaitu sebuah kegiatan yang bertujuan
terealisasinya persiapan mahasiswa meningkatkan performa individu.
dalam memilih karier mereka. Fakta Berdasarkan beberapa penelitian di
dilapangan hanya sedikit perguruan bidang sumber daya manusia yang salah
tinggi yang menyediakan program satunya dilakukan oleh Yang dan
bimbingan karier, di antaranya Kombakaran pada tahun 2008, coaching
workshop dan seminar persiapan dunia telah membuktikan mampu
kerja. Melalui bimbingan karier meningkatkan produktivitas karyawan.
diharapkan mahasiswa dapat mengambil Pada masa peralihan milenium,
keputusan mengenai karier atau coaching mulai mencapai audience
pekerjaan utama yang memengaruhi yang lebih luas, diantaranya dari tokoh-
kehidupannya di masa depan. tokoh terkenal seperti Andre Agassi,
Salah satu usaha yang ditempuh Nelson Mandela, Mikhail Gorbacev,
untuk memenuhi tantangan dan Margaret Thatcher, Franḉois dan Bill
mengurangi permasalahan ketidaksiapan Clinton yang merasakan manfaat
lulusan perguruan tinggi dalam keberhasilan coaching (Wilson, 2011).
menetapkan awal pemilihan karier Coaching adalah istilah yang
adalah melakukan inovasi dengan sering digunakan dalam lingkungan
memperbaiki kualitas proses belajar organisasi. Carol Wilson
mengajar di perguruan tinggi, seperti mendefinisikan coaching sebagai suatu
meningkatkan keterampilan para dosen kegiatan yang membantu individu atau
dan metodologi pembelajaran. Dalam organisasi untuk meraih kinerja optimal,
metodologi pembelajaran, ada dua aspek mengatasi hambatan dan rintangan
yang cukup menonjol yaitu media terhadap pertumbuhan untuk meraih
pembelajaran dan model pembelajaran. tujuan-tujuan spesifik dan tantangan-
Media pembelajaran memiliki peran tantangan sebagai sarana pemenuhan,
dalam membantu dosen mencapai pengembangan pribadi dan professional,
tujuan pembelajaran. Media adalah keseimbangan hidup dan karya
segala sesuatu yang dapat digunakan (Hamalik, 2008). Coaching menjadi alat
untuk meyalurkan pesan dari pengirim yang penting dalam proses
kepada penerima sehingga merangsang pengembangan kepribadian dan
pikiran, perasaan dan minat mahasiswa profesional seseorang. Objektif dari
yang menjurus ke arah terjadinya proses setiap sesi coaching adalah
belajar. Model pembelajaran adalah meningkatkan kesadaran diri,
cara, contoh maupun pola yang membangun proses belajar mandiri,
mempunyai tujuan meyajikan pesan meningkatkan efektivitas diri,
kepada peserta didik yang harus membangun pengaruh dan kepercayaan
diketahui, dimengerti, dan dipahami diri, serta membangun resiliensi dan
yaitu dengan cara membuat suatu pola kebijaksanaan.
atau contoh dengan bahan-bahan yang Dalam proses kegiatan
dipilih oleh para pendidik sesuai dengan Coaching, salah satu yang memegang
materi yang diberikan dan kondisi di peran penting adalah kepiawaian
dalam kelas. seorang Coach. Coach adalah fasilitator
Berkaitan dengan model yang membantu coachee untuk
pembelajaran yang terdapat di mengembangkan pemahaman tentang
perguruan tinggi tinggi, sebagaimana di diri mereka sendiri, dan dengan
110

demikian mereka dapat meningkatkan perguruan tinggi akan lebih mudah


kinerja dalam kehidupan pribadi dalam menetapkan pilihan awal karier
maupun karier. Seorang coach harus mereka sejak masih berstatus
dapat mengadaptasikan proses untuk mahasiswa dan sudah lulus dari
menyesuaikannya dengan keperluan perguruan tinggi. Oleh karena itu,
individu atau organisasi. Seorang coach perguruan tinggi hendaknya mampu
hanya membutuhkan kemahiran dalam berinovasi dan berkreasi dalam rangka
keterampilan coaching. Ia hadir bukan merancang suatu model pembelajaran
untuk memberi nasihat tetapi untuk yang tepat dan efektif bagi peserta didik.
memfasilitasi upaya belajar mandiri Berbagai permasalahan di
coachee. Perguruan Tinggi mengenai persiapan
Coach bertanggung jawab untuk karier menunjukkan bahwa masih
menjaga percakapan agar tetap fokus dibutuhkan program persiapan
pada sebuah tujuan yang sudah di mahasiswa untuk menetapkan awal
gambarkan secara jelas, memfasilitasi pemilihan karier. Hal ini sejalan dengan
pemikiran orang lain, menilai kemajuan apa yang disampaikan oleh para alumni
dan menyampaikan umpan balik yang Fakultas Teknik Universitas Syiah
bersifat membangun; Coachee Kuala Banda Aceh angkatan 82, 84 dan
bertanggungjawab untuk menghasilkan 86 bahwa permasalahan menetapkan
ide dan pilihan-pilihan, mengambil awal karier bagi lulusan Fakultas
tindakan untuk mencapai tujuan dan Teknik merupakan masalah yang cukup
melaporkan kemajuannya (Wiwoho, pelik sehingga para lulusan memerlukan
2010). bimbingan karier yang berbeda dan
Mendayagunakan proses variatif untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran model coaching adalah mereka dalam persiapan menetapkan
salah satu upaya untuk mempersiapkan awal pemilihan karier. Karena adanya
dan meminimalisasi permasalahan permasalahan tersebut, peneliti tertarik
kesiapan mahasiswa dan lulusan untuk meneliti dan menguji serta
perguruan tinggi menetapkan awal mengembangan model coaching untuk
pemilihan karier. Proses coaching yang mempersiapkan lulusan perguruan
telah dikembangkan tersebut diharapkan tinggi dalam proses pemilihan awal
dapat membantu mahasiwa dan lulusan karier mereka.
111

Analisis Kebutuhan

Memberikan Lembar Kuesioner kepada Mahasiswa/lulusan Perguruan Tinggi , Observasi,


Memberikan Lembar Kuesioner kepada Mahasiswa/lulusan Perguruan Tinggi
wawancara tidak berstruktur

Diperoleh Masalah

Mencari Solusi

Pengembangan Program

Membuat rancangan program, membuat sintaks model program dan mengembangkan


program

Uji Coba Program

Diskusi Ahli Revisi Program

Uji Kelompok Kecil

Program

Uji Terima Kelompok Kecil

Model Pengembangan Pembelajaran Kesiapan Lulusan Perguruan Tinggi Menetapkan Pemilihan


Awal Karier
dengan Metode Career Coaching
Gambar 1. Skema penelitian pengembangan modul pratikum melalui coaching career
112

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian perguruan tinggi di universitas
pengembangan yang menggunakan Syiahkuala Banda Aceh. Jurusan Teknik.
metode research and development Mereka adalah alumni 1 – 3 tahun baru
(R&D). Penelitian ini adalah meneliti menamatkan kuliahnya.
dan menguji program dalam rangka
mengembangkan produk yang telah ada. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengembangkan suatu media Pengambilan data dalam penelitian
pembelajaran diperlukan persiapan dan dilakukan dengan beberapa teknik
rancangan yang diteliti. Penelitian dan sebagai berikut:
pengembangan pendidikan tidak hanyaa. Teknik Dokumentasi
menekankan pada materi, namun juga Dokumentasi dilakukan selama tahap
menyangkut prosedur dan prosesnya penelitian dari tahap wawancara,
(Brog dan Gall (1983: 772). observasi, penyebaran angket, psikotest,
Dalam pengembangan ini model selama proses coaching.
yang akan dikembangkan adalahb. Teknik Angket (Quesioner)
mengacu pada model pengembangan diberikan kepada mahasiswa maupun
Research and Development (R&D) Bog alumni universitas Syiah Kuala Banda
and Gall yang telah dimodifikasi Aceh untuk mengetahui kematangan
Sugiyono yang terdiri dari langkah- karier mereka.
langkah berikut: (1) potensi dan masalah,c. Teknik wawancara perorangan
(2) pengumpulan data, (3) desain produk, dan FGD dilakukan mengukur kelayakan
(4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) program coaching.
uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji
coba pemakaian, (9) revisi produk, dan HASIL PENELITIAN DAN
(10) produksi massal (Sugiyono dalam PEMBAHASAN
Suaidah, 2011). Untuk menyingkat Analisis Kebutuhan
waktu penelitian, maka peneliti Analisis Kebutuhan dilakukan
menyederhanakan model Research and dengan cara memberikan kuesioner
Development Sugiyono menjadi beberapa kepada para lulusan perguruan tinggi
langkah sebagai berikut: (1) analisis Universitas Syiah Kuala angkatan 2000-
potensi dan masalah, (2) mendesain an, sebanyak 40 orang jurusan teknik.
produk, (3) mengumpulkan materi, (4) Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan
membuat produk awal, (5) melakukan uji data yang diperoleh dari para lulusan
ahli, (6) merevisi produk, dan (7) perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala
melakukan uji lapangan. Banda Aceh. Data yang diperoleh adalah
Melalui pengembangan produk hasil survei mengenai kematangan karier
diharapkan model coaching yang telah dan proses pembelajaran persiapan
dipergunakan di organisasi bisa menjadi menentukan awal karier.
semakin efektif, efesien, praktis, serta Melalui angket yang disebar
aplikatif digunakan untuk meningkatkan melalui kuestioner kematangan karier
kualitas mahasiswa dalam melihat menunjukkan bahwa tingkat konsep
potensi menemukan awal karier. Model mereka mengenal dirinya hanya
yang dipakai dalam pengembangan mencapai skor 40 %. Selain itu dari hasil
produk ini adalah model yang diadaptasi jawaban essay yang disampaikan hampir
dari model Business Coaching. Subjek 80 % peserta mengakui bahwa mereka
dalam penelitian ini adalah lulusan tidak cukup tahu tentang dirinya sendiri.
113

Hal ini menunjukkan bahwa mereka proses refleksi yang dapat mencapai
belum cukup mengenal dirinya dengan perkembangan individu dan coach.
baik, bahkan mereka belum maksimal Dalam membuat program coaching
mengetahui potensi yang dimilikinya career agar menjadi menarik, efektif, dan
terlebih menguraikan kekurangan dan edukatif dibutukan kerja sama antara
kelebihan dari kompetensi soft skill coach dan peserta (mahasiswa / lulusan
mereka. Fakta tersebut mengindikasikan perguruan tinggi).
bahwa mereka masih mencari jati diri
mereka di dunia kerja dan menunjukkan Tahap Pengembangan I
bahwa kematangan karier yang mereka Pada pertemuan ini kegiatan yang
miliki masih rendah. dilakukan adalah sharing session.
Aktivitas ini adalah kegiatan
Pembuatan Desain Program menerangkan pentingnya memahami
Program ini diadopsi dari persiapan pemilihan berkarier. Dalam
program coaching di perusahaan– kegiatan ini seorang coach akan
perusahaan yang disesuaikan dengan menyampaikan tujuan program dengan
kebutuhan lulusan perguruan tinggi. jelas, memberitahukan manfaat kegiatan
Penelitian ini menghasilkan program ini bagi peserta yaitu menyampaikan
model coaching baik untuk mahasiswa kondisi faktual tentang kelemahan
dan lulusan perguruan tinggi dalam mahasiswa, membuka wawasan peserta
menentukan dan mempersiapkan pilihan tentang kebutuhan dan tantangan dunia
awal karier. Dalam tahap ini dilakukan kerja, menyiapkan materi dan data serta
penentuan konsep program career menciptakan lingkungan fisik emosional
coaching. Program yang akan dan sosial positif, membuka kesempatan
dikembangkan adalah program career tanya jawab, menyebarkan angket, dan
coaching didesain sebagai satu kegiatan melakukan evaluasi terhadap program
yang bertujuan untuk memfasilitasi dan sharing session.
membantu lulusan perguruan tinggi Kaloborasi antara seorang coach
menetapkan awal karier. dan peserta akan menunjang kegiatan
Pada tahap ini dirancang coaching dalam menetapkan pemilihan
langkah–langkah proses coaching yang awal karier mereka setelah lulus.
akan disampaikan pada lulusan Kegiatan ini akan memberikan maanfaat
perguruan tinggi yang menggambarkan bagi coachee untuk mengetahui
jumlah pertemuan, kegiatan coach, kelebihan dan kekurang diri mereka
kegiatan peserta didik, manfaat setiap sendiri. Dalam hal ini, seorang coach
pertemuan, serta indikator keberhasilan juga memfasilitasi peserta untuk
dari setiap langkah-langkah proses membuat perencanaan karier yang
coaching. efektif.
Coaching adalah sebagai
pendekatan pengembangan individu dan Tahap Pengembangan II
strategi yang efektif untuk Pada pertemuan kedua, kegiatan
pengembangan bagi universitas. yang dilakukan adalah self assessment.
Keterampilan coach dan keinginan Aktivitas ini adalah kegiatan yang
perubahan perilaku dari coachee dalam dilakukan untuk mengetahui potensi dan
kegiatan ini mahasiswa, sangat personality individu melalui test yang
menentukan keberhasilan program ini. dilakukan. Tahapan dalam self
Proses program coaching merupakan assessment dimulai dari kegiatan Test IQ
114

yang terdiri dari Personality Test, Baum, Tahap Pengembangan IV


DAM, Graphology, dan Test Papi Pada pertemuan keempat,
Kostik. Test ini dilakukan untuk kegiatan yang dilakukan adalah persiapan
memfasilitasi para peserta agar dapat coaching. Aktivitas kegiatan ini adalah
memahami potensi yang dimiliki oleh melakukan persiapan akan hal-hal yang
dirinya masing-masing. diperlukan dalam kegiatan coaching.
Test IQ ini dapat dijadikan acuan Dalam kegiatan ini seorang coach
untuk seorang coach dalam melakukan akan menjelaskan persyaratan dan aturan
kegiatan selanjutnya. Pada kegiatan ini main dalam mengikuti sesi coaching.
coach akan dibantu oleh psikolog dalam Peserta akan diminta membuat
menganalisa hasil psikotes mereka. perencanaan kegiatan yang berhubungan
dengan karier mereka untuk 6 bulan dan
Tahap Pengembangan III 5 tahun mendatang. Coach memberi
Pada pertemuan ketiga, kegiatan contoh dan membimbing untuk mengisi
yang dilakukan adalah feedback hasil form perencanaan tersebut Pada kegiatan
assessment. Aktivitas ini adalah kegiatan ini, setiap peserta juga akan difasilitasi
yang dilakukan untuk menyampaikan dalam melahirkan ide-ide yang sesuai
dan mengkomunikasikan hasil psikotest dengan potensinya masing-masing,
masing-masing peserta. Pada kegiatan ini memilih alternatif dengan kesadarannya
Coach sedianya melakukan building sendiri, serta menetapkan pilihan dan
Trust (membangun kepercayaan) kepada membuat keputusan terhadap pilihan
peserta agar suasana Coaching kondusif. tersebut
Dalam kegiatan ini seorang coach
menguraikan dan mendiskusikan Tahap Pengembangan V
kelebihan dan keterbatasan peserta, Pada pertemuan kelima, kegiatan
Coach sangat ditantang untuk membuat yang dilakukan adalah kegiatan
metafora dan analogi yang tepat dengan coaching. yang diberikan dalam bentuk
kondisi peserta. Selain itu Coach dapat tatap muka one to one, kegiatan ini
menggali informasi yang akan dilakukan tiga kali pertemuan. Tahapan
dibutuhkan dari masing-masing peserta pertama dalam kegiatan ini adalah
yang dikaitkan dengan temuan-temuan menyiapkan form rencana masing-
pada laporan yang disampaikan oleh masing peserta, mengecek dengan teliti
psikolog. Hasil feedback kegiatan self progress yang sudah dilakukan oleh
assessment ini dapat dijadikan seorang peserta, mengidentifikasi tujuan peserta,
coach untuk memfasilitasi para peserta mengecek dan megkonfirmasi
dan memberikan arahan karier yang perencanaan yang dibuat oleh peserta.
sesuai dengan minat, kemampuan dan Coach akan memerhatikan
passion yang mereka miliki. Kegiatan kembali formulir rencana jangka pendek
feedback melalui interview serta hasil peserta Dalam coaching pertama, seorang
psikotest para peserta dapat membantu coach akan mengajukan pertanyaan
Coach memfasilitasi para peserta dalam seputar kendala yang ditemui dalam
menetapkan pilihan awal karier. Akhir melaksanakan kegiatan mencapai tujuan
dari kegiatan ini Coach memberikan mereka dalam merealisasi tujuan 6 bulan
formulir evaluasi kepada peserta yang mendatang. Selain itu Coach akan
bertujuan mendapatkan saran dan mempertanyakan alasan peserta
perbaikan dalam kegiatan ini. mengambil dan memilih tindakan
disetiap pertemuan dengan berdasarkan
115

analisa potensi dan motif pada setiap masing peserta atau coachee selama
peserta, selajutnya Coach juga mengikuti kegiatan coaching. Pada
memeriksa komitmen peserta terhadap tahapan wawancara ini, para peserta
apa yang mereka sampaikan. pada harus menjawab secara jujur, sesuai
formulir yang mereka buat masing-msing dengan keadaan dirinya sendiri agar hasil
pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya dari coaching dapat dianalisa oleh
Coach akan membuat catatan untuk sesi seorang coach.
coaching berikutnya, Setiap sesi
Coaching ini, Coach wajib membangun Tahap Pengembangan VII
suasana yang nyaman serta memberikan Pada pertemuan kesembilan,
pujian dengan aktif-konstruktif yaitu kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi.
memberikan komentar-komentar positif Aktivitas ini adalah melakukan evaluasi
baik verbal maupun non verbal dan kegiatan coaching melalui tahapan FGD.
sekaligus memperlihatkan perilaku minat Dalam kegiatan ini seorang coach
tulus dan antusiasme yang baik. menyiapkan angket, menyiapkan form
Pada kegiatan coaching wawancara, menyampaikan apresiasi
selanjutnya kedua dan ketiga, seorang terhadap kesungguhan para peserta coaching
coach akan membuka coaching dengan dalam mengikuti kegiatan ini, meminta
melakukan feedback terhadap hasil peserta membuat kelompok dalam
coaching sebelumnya. Pada setiap memberikan saran dan evaluasi tentang
kegiatan coaching pertama hingga kegiatan ini.. Seorang coach juga meminta
setiap peserta mengisi angket/form yang
coaching ketiga para peserta atau lulusan berisi kesan dan manfaat secara pribadi atas
perguruan tinggi diharapkan dapat pelaksanaan kegiatan coaching. Sebelum
melahirkan ide-ide sesuai dengan menutup keseluruhan rangkaian pertemuan
potensinya masing-masing, menetapkan coaching, dua atau tiga peserta akan diminta
pilihannya, serta membuat keputusan untuk mengungkapkan pengalamannya
terhadap pilihannya tersebut. selama mengikuti kegiatan coaching
tersebut.
Tahap Pengembangan VI
Pada pertemuan kedelapan dalam Uji Coba Program
tahap pengembangan enam, kegiatan Program coaching career yang
yang dilakukan adalah wawancara. diperuntukkan bagi para lulusan perguruan
Aktivitas ini adalah melakukan tinggi dalam menetapkan pilihan awal karier
perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu
wawancara mengenai kegiatan coaching melalui proses uji coba. Program ini melalui
orang per orang. Dalam tahap ini, tiga kelompok uji coba yaitu diskusi ahli, uji
seorang coach akan melakukan coba kelompok kecil dan uji coba kelompok
wawancara terstruktur dan tidak besar.
terstruktur dari setiap peserta.
Wawancara ini dilakukan secara face to Diskusi Ahli
face. Pada tahapan ini, seorang coach Diskusi ahli dalam program ini
akan mengobservasi bahasa tubuh setiap dilakukan dengan seorang pakar coach
peserta coaching selama melakukan taraf internasional. Diskusi materi dalam
wawancara dan menanyakan hal-hal yang program ini dilakukan dengan dua orang
belum dipahami secara mendalam selama alumni sebagai observer dan ahli coach
mengikuti kegiatan coaching. Melalui sebanyak tiga kali revisi. Tahapan ini
kegiatan ini seorang coach akan dihentikan setelah para ahli memberikan
menganalisa progress dari masing- nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi
116

untuk modul yang dikembangkan. ini dijadikan masukan untuk perbaikan


Beberapa masukan yang diberikan oleh program selanjutnya. Uji kelompok ini
ahli coach adalah penegasan untuk waktu dilakukan pada mahasiswa lulusan teknik
kegiatan coaching dan conselling agar Universitas Syiah Kuala yang terdiri dari
seorang coach berhati-hati membatasi 18 orang lulusan dengan karakteristik
area conselling pada saat sedang para lulusan perguruan tinggi yang sama
melakukan coaching dengan para dengan para lulusan perguruan tinggi
peserta. Pada kegiatan persiapan yang nantinya menjadi target sasaran
coaching terhadap peserta, seorang coach dalam program.
seyogyanya memberikan penjelasan
secara terperinci seputar kegiatan
coaching yang akan diikuti oleh para Uji Coba Kelompok Besar
peserta hingga peserta mengerti dan Uji coba pada kelompok besar
dapat menyesuaikan akan perbedaan dapat dilakukan setelah melakukan uji
antara tahapan dalam kegiatan coaching coba kelompok kecil. Berdasarkan hasil
dan conselling . analisis uji coba kelompok kecil tersebut
Seorang coachee atau peserta maka uji coba kelompok besar dapat
diharapkan mempersiapkan diri dan dilakukan. Namun, karena keterbatasan
membuat perencanaan sebelum waktu maka peneliti akan melakukan uji
melakukan kegiatan coaching atau coba kelompok besar pada kesempatan
bertemu dengan coach supaya mereka selanjutnya.
dapat memprioritaskan hal-hal apa yang
akan mereka bahas atau ajukan selama PENUTUP
kegiatan coaching berlangsung. Selain Simpulan
itu, dalam setiap kegiatan coaching, para Berdasarkan paparan data dan
peserta atau coachee menyiapkan media pembahasan hasil penelitian secara
berupa stopwatch untuk digunakan umum dapat disimpulkan bahwa program
sebagai pengingat waktu pada saat model career coaching,dapat
melakukan kegiatan coaching. Dalam hal meningkatkan kematangan karier lulusan
ini, seorang coach juga diharapkan perguruan tinggi. Kesimpulan ini
mengingatkan kepada coachee apabila didasarkan dari hasil pendapat, fakta, dan
tidak membuat perencanaan danperbandingan. Beberapa hasil yang
mengajukan pertanyaan di luar coaching didapat dari program career coaching
sehingga menghambat terciptanya ide-ide adalah :
baru yang muncul dengan sendirinya 1)
Memberikan banyak hal yang positif dan
selama mengikuti kegiatan coaching. bermanfaat untuk para lulusan perguruan
tinggi.
Uji Kelompok Kecil 2) Membantu para lulusan perguruan tinggi
Tujuan uji coba para lulusan mengetahui potensi diri yang masih
perguruan tinggi pada kelompok kecil ini tesembunyi
dimaksudkan untuk menguji kelayakan 3) Membantu dalam merencanakan karier
dan memperoleh pendapat mahasiswa yang sesuai dengan kemampuan, minat,
mengenai program kematangan karier serta passion.
yang akan dikembangkan menjadi4) Melatih para lulusan perguruan tinggi
program coaching career sebelum mencari dan menemukan ide berdasarkan
diujikan pada lulusan perguruan tinggi kemampuan mereka masing – masing
pada kelompok yang besar. Hasil analisis
117

5) Memperbaiki hal-hal negatif dalam yang membantu peserta mewujudkan


dirinya dan dapat membuat perencanaan keinginannya.
hidup lebih terarah dalam kurun waktu2) Para peserta juga mengharapkan
tertentu.. coach dapat memberikan coaching
melalui sosial media dan teleconference
Saran serta menghubungi coach jika sewaktu-
1) Seorang coach diharapkan dapat waktu dibutuhkan.
memberikan inspirasi langkah-langkah3) Kegiatan coaching ini sebaiknya
yang lebih excellent dalam membantu diberikan oleh para alumni muda yang
peserta agar lebih mengembangkan baru di wisuda, maupun bagi para lulusan
potensi dan melakukan kegiatan-kegiatan perguruan tinggi yang sudah bekerja.

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Suhardono, R. (2015). Passion Without Creation
is Nothing. Jakarta: PT Gramedia.
Komalasari, G. (2012). Bimbingan Belajar Bagi
Mahasiswa Bahan Ajar Jurusan Wilson, C. (2011). Performance Coaching.
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Jakarta: PPM Manajemen.
Universitas Negeri Jakarta.
Wiwoho, R. (2010). Double Benefit From
Savickas, L. M. Journal of Conseling & Business Coaching. Jakarta: Beras
Development. Life Design: A Paradigm Kencur.
for Career Intervention in the 21st
Century.

You might also like