You are on page 1of 6

STRATEGI PEMBENTUKAN SIKAP DISPLIN DAN MANDIRI PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK MUATAN ILMU PENGETAHUAN


SOSIAL SISWA KELAS V SD N PUSMALANG

Dyah Ayu Puspitasari1, Kristi Wardhani2


1,2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
1,2
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: dyahayupuspita00@gmail.com1

Abstract: This study aims to 1) describe the process of implementing the thematic learning of social
science content, 2) describe the obstacles and efforts to overcome the teacher in shaping the character
of disciplined and independent attitudes through thematic learning of social science content 3) describe
the strategy of forming the character of the disciplined attitude and independent through thematic
learning of social science content. This research was conducted from February to June 2021 in class V
SD Negeri Pusmalang, Cangkringan District, Sleman Regency. This research is descriptive qualitative
research. The primary data sources were the principal, fifth-grade teacher, three fifth-grade students.
The technique of collecting research data was through observation, interviews, and documentation. Test
the validity of the data source triangulation, technique triangulation, time triangulation. The data analysis
technique of this study used the stages of data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion drawing. The results of this study are descriptive: (1) The thematic learning process of social
science content can take place well according to the 2013 Curriculum containing the formation of
disciplined and independent attitudes (2) Barriers and efforts of teachers do not understand and have not
optimized the formation of attitudes, students are not ready to take part in learning resulting in the
transfer of value is not optimal. Efforts to overcome these factors, principals aggressively remind
teachers of the importance of forming students' self-disciplined attitudes, teachers in overcoming
inhibiting factors from students building good communication (3) Teachers' strategies for forming
disciplined and independent attitudes through thematic learning of social science content using the
reward and punishment method, teachers build good communication, model approach, socialization to
students and parents.

Keywords: Discipline character, independent character, Social Studies Learning

PENDAHULUAN bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


Pendidikan merupakan dasar membentuk berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
sikap dan tingkah laku seseorang untuk dapat mandiri, dan menjadi warga negara yang
beradaptasi dan berkembang selaras dengan demokratis serta bertanggung jawab”. Hal ini
perkembangan jaman dan lingkungan.Berbicara tentunya pendidikan harus selaras dengan
tentang pendidikan tidak lepas dari peran membentuk kerakteristik siswa yang
seorang guru, guru yang digadang-gadang berkarakter, salah satunya dalah melalui
sebagai suri tauldan dan sebagai pendidik dalam budaya. Lemahnya pendidikan karakter yang
transfer of knowladge and transfer of value terjadi pada siswa kini banyak kita dijumpai
terutama dalam jenjang pendidikan dasar yakni perilaku tidak disiplin yang lain yang sering
sekolah dasar. Undang-undang RI No. 20 tahun terjadi di lingkungan sekolah dasar,membuang
2003, tentang UUSPN (Undang-Undang Sistem sampah sembarangan, datang ke sekolah tidak
Pendidikan Nasional) pasal 3 menjelaskan tepat waktu, tidak memakai seragam yang
bahwa “Pendidikan nasional berfungsi lengkap sesuai dengan yang tercantum dalam
mengembangkan kemampuan dan membentuk tata tertib sekolah, duduk atau berjalan dengan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat seenaknya menginjak tanaman yang jelas-jelas
dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, sudah dipasang tulisan “dilarang menginjak
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta tanaman”, membuang sampah sembarangan,
didik agar menjadi manusia yang beriman dan mencorat coret dinding sekolah, membolos

1297
1298 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 8, Nomor 1, September 2021, hlm.1297-1302

sekolah, mengumpulkan tugas tidak tepat displin dan mandiri peserta didik sekolah dasar.
waktu, tidak menggunakan seragam sesuai Salah satu program pembelajaran yang dapat
aturan (Wuri Wuryandani, 2014: 286-287). membentuk sikap displin mandiri adalah
Berdasarkan observasi sikap displin siswa untuk pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Ilmu
mematuhi peraturan disekolah juga masih pengetahuan sosial merupakan suatu program
sangat rendah, hal ini tentunya harus menjadi pendidikan di sekolah yang tugas utamanya
perhatian khusus bagi guru disekolah. adalah membantu peserta didik dalam
Permasalahan lainnya tentang pendidikan mengembangkan keterampilan, sikap, nilai yang
karakter sikap displindisekolah yakni mengenai diperlukan di masyarakat, karena manusia
hapalan. Apabila siswa hapal terhadap suatu sebagai makhluk sosial mengadakan hubungan
materi, maka ia akan mendapatkan nilai tinggi sosial mulai dari lingkungan keluarga sampai
tanpa melihat kebiasaan dan perilakunya lingkungan global.
disekolah. Hal ini tentunya menjadi perhatian Berdasarkan permasalahan yang telah
guru, karena siswa akan cenderung menjadi disampaikan pada paragfraf sebelumnya, maka
acuh dan mengkesampingkan nilai- nilai displin peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam sekolah. Padahal nilai displin sangatlah berjudul Strategi Pembentukan Sikap Displin
penting dan menjadi bekal untuk menunjang dan Mandiri Pada Pembelajaran Tematik
masa depan siswa, dalam permasalahanini guru Muatan Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V
sebagai suri tauladan hendaknya dapat SD N Pusmalang.
memahami urgensi pembentukan sikap disiplin
bagi siswa disekolah. Selain itu, pembelajaran METODE
yang ada di sekolah kini lebih cenderung Jenis penelitian yang digunakan dalam
memberikan porsi lebih untuk transfer of penelitian ini adalah penelitian deskriptif
knowledge daripada transfer of value. Padahal kualitatif. Desain penelitian kualitatif tidak
menanamkan nilai atau pun karakter adalah hal disusun secara apriori, namun disusun secara
yang urgen. Pendidikan karakter semakin lentur dan terbuka disesuaikan dengan kondisi
tergerus hal ini diikuti dengan fakta bahwa realitas dilapangan, dengan berbagai
Indonesia tengah menghadapi era dengan krisis masalahnya yang tidak diketahui
moral. Perlakuan tidak bermoral yang sebelumnya.Sumber data dalam penelitian ini
ditampilkan para petinggi negeri ini seperti meliputi sumber data primer dan data
korupsi, kekerasan, dan manipulasi menguatkan sekunder.Sumber data primer dalam penelitian
asumsi bahwa negeri ini tidaklah kekurangan ini adalah kepala sekolah ,guru kelas V dan tiga
manusia yang berintelektual, namun manusia perwakilan siswa kelas V, sedangkan sumber
yang bermoral dan beretika yang dapat berlaku data sekunder dalam penelitian ini berupa
jujur dan menjunjung tinggi harkat dan dokumentasi ,rpp dan profil sekolah.
martabatnya sebagai seorang manusia yang Teknik pengumpulan data yang digunakan
beradab. Pendidikan karakter di sekolah dasar dalam penelitian ini adalah wawancara
tidak dijadikan sebagai mata pelajaran ,observasi, dan dokumentasi.Instrumen dalam
tersendiri, namun diintegrasikan dalam setiap penelitian ini menggunakan pedoman
proses pembelajaran di kelas, sehingga terjadi wawancara,pedoman observasi, dan
pembiasaan yang dilakukan pendidik terhadap dokumentasi.
peserta didik.
Uji keabsahan data menurut
Kini penanaman sikap displin dan mandiri
Sugiyono(2018:389)Kebasahan data diterapkan
menjadi salah satu kebutuhan yang amat vital
dalam rangka membuktian kebenaran temuan
hal ini disiapkan tentunya untukmempersiapkan
hasil penelitin dengan kenyataan dilapangan.
tantangan global dan daya saing bangsa.
Untuk mencapai keabsahan data dalam
Permasalahan yang kerap muncul yakni guru
penelitian ini peneliti menggukan teknik
sudah tidak dekat dengan murid begitu pun
trianggulasi.Triangulasi adalah pengecekan data
juga dengan halnya peserta didik, banyak di
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
antara mereka yang acuh tak acuh terhadap
berbagai waktu.Uji keabsahan data dalam
keberadaan guru, hal ini tentunya sangat
penelitian ini berupa dengan meningkatkan
menghambat pembentukan karakter sikap
Dyah Ayu Puspitasari, Kristi Wardhani., Strategi Pembentukan Sikap Displin Dan Mandiri… 1299

ketekunanan, triangulasi sumber,triangulasi perkembangan skema (jamak skematan). Skema


teknik dan triangulasi waktu. adalah suatu struktur mental atau struktur
Teknik analisis data dalam penelitian ini kognitif yang dengannya seseorang secara
menggunakan teknik analisis data model intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi
interaktif Miles dan Huberman. Menurut Miles lingkungan sekitarnya. Hal ini menjadi acuan
dan Huberman (1984:23) ketiga komponen peneliti dalam membahas proses pembelajaran
utama yang terdapat dalam analisis data tematik muatan ilmu pengetahuan di kelas V SD
kualitatif itu harus ada dalam analisis data N Pusmalang dikarenakan terkena dampak
kualitatif ,sebab hubungan dan keterkaitan pandemic covid-19 guru menggunakan pesawat
antara ketiga komponen itu perlu terus HT untuk melangsungkan pembelajaran secara
dikomparasikan untuk menentukan arahan isi tidak tatap muka. Penilaian yang digunakan
simpulan sebagai hasil akhir penelitian. Analisis guru saat proses pembelajaran tematik ilmu
data yaitu pengumpulan data (datacollection), pengetahuan sosial berlangsung yakni penilaian
reduksidata (reductiondata), penyajiandata sikap. Metode yang digunakan guru yang lebih
(datadisplay), dan penarikan kesimpulan dominan adalah metode ceramah dan diskusi,
(conclusion drawing/ verification). yakni yang dimaksud disini adalah guru
menerangkan pembelajaran kemudian
memberikan waktu pada siswa untuk berdiskusi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan menjawab lembar kerja secara
Hasil penelitian yang di lakukan di SD N berkelompok, dikarenakan tidak tatap muka
Pusmalang dapat diketahui tentang strategi guru memberikan soal melalui buku siswa atau
pembentukan sikap displin dan mandiri siswa buku lks dari sekolah. Kemudian untuk bahan
pada pembelajaran tematik muatan IPS di SD N ajar guru menggunakan buku guru dan juga
Pusmalang, selain itu peneliti juga membahas memanfaatkan media audiovisual berupa video
mengenai proses pembelajaran tematik muatan pembelajaran kemudian dikirim ke youtube
IPS lalu hambatan dan upaya guru membentuk guna memfasilitasi materi untuk siswa selama
sikap displin dan mandiri dan strategi pembelajaran tidak tatap muka. Berdasarkan
pembentukan sikap displin dan mandiri melalui observasi dengan kajian teori Pieaget guru dapat
pembelajaran tematik muatan IPS siswa kelas V memodifikasikan pembelajaran sesuai dengan
di SD N Pusmalang. kebutuhan siswa meski tidak secara tatap muka.
Proses pembelajaran tematik muatan ilmu Hambatan dan upaya yang dilakukan guru
pengetahuan sosial siswa kelas V di SD N dalam membentuk karakter sikap displin dan
Pusmalang Kecamatan Cangkringan Kabupaten mandiri melalui pembelajaran tematik muatan
Sleman. Proses pembelajaran tematik muatan ilmu pengetahuan sosial siswa kelas V SD N
ilmu pengetahuan siswa yang dilakukan oleh Pusmalang Kecamatan Cangkringan Kabupaten
guru sudah berjalan dengan baik, dikarenakan Sleman. hambatan yang dialami ketika
dalam pembelajaran sebelumnya guru sudah menanamkan sikap disiplin dan mandiri pada
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siswa yakni saat peneliti melakukan penelitian
RPP. Selain itu pembelajaran yang diberikan terdapat dua faktor hambatan yang pertama
guru berorientasi pada kehidupan sehari-hari di yakni faktor hambatan yang dialami oleh guru
lingkungan sekolah maupun di lingkungan dalam menanamkan sikap disiplin dan mandiri
masyarakat siswa. Kemampuan guru dalam belum adanya pemahaman tentang pentingnya
membuka pelajaran yakni saat observasi, guru pembentukan sikap fisik dan mandiri pada
membuka dengan mengucap salam dan siswamelalui pembelajaran tematik muatan ilmu
menanyakan kabar siswa kemudian pengetahuan sosial danguru belum maksimal
menyampaikan materi yang akan diajarkan serta menerapkan beberapa metode atau pendekatan
memberikan apresepsi. Guru saat pembelajaran guna membentuk sikap disiplin dan mandiri
menggunakan media buku guru dan buku paket pada siswa. Selanjutnya cara guru dalam
dari sekolah sesuai dengan tema dan mengatasi permasalahan atau hambatan tersebut
pembelajaran yang akan dipelajari.Pada Teori adalah yang pertama dari pihak kepala sekolah
pembelajaran Piaget, menyatakan bahwa belajar selalu mengingatkan pada guru untuk senantiasa
berkaitan dengan pembentukan dan
1300 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 8, Nomor 1, September 2021, hlm.1297-1302

menyelipkan pembentukan sikap disiplin dan memberikan arahan dikarenakan materi yang
mandiri Melalui pembelajaran tematik muatan ada di pengajian muatan tematik Ilmu
ilmu pengetahuan sosial, selaras dengan kajian Pengetahuan Sosial berorientasi pada kehidupan
teori guru sebagai fasilitator Menurut Naim,N sehari-hari siswa yakni mengenai sikap disiplin
(2009),Guru sebagai fasilitator harus mampu dan mandiri yang ada di lingkungan sekolah dan
memberikan bantuan teknis,arahan dan petunjuk masyarakat sikap displin yang dicerminkan
kepada peserta didiknya. Guru dapat adalah displin waktu, waktu pengerjaan tugas
memfasilitasi kebutuhan peserta didiknya,sesuai dan waktu mengkuti pembelajaran selain itu
dengan tugas dan fungsinya.Dalam hal ini siswa juga terdapat sikap displin prilaku pada diri
tidak dipandang sebagai semata objek siswaseperti contoh mentaati peraturan tata
pembelajaran, tetapi ia adalah subjek tertib .Strategi guru untuk membentuk sikap
pembelajaran itu sendiri dan bahkan guru harus disiplin dan mandiri pada siswa yang
siap terbuka untuk mengalami pembelajaran selanjutnya yang digunakan guru yakni
bersama. Kemudian dari pihak guru sendiri menggunakan pendekatan model pendekatan
melakukan berbagai metode dan cara untuk model yang digunakan guru yakni melibatkan
menanamkan sikap disiplin dan mandiri Melalui tokoh-tokoh sekolah sebagai model
pembelajaran tematik muatan ilmu pengetahuan pembelajaran bagi siswa terlebih Melalui
sosial. Kemudian hambatan yang lain yakni pembelajaran tematik mata ilmu pengetahuan
muncul dari faktor siswa yang masih belum siap sosial yang berorientasi pada kehidupan siswa di
mengikuti pembelajaran jadi siswa masih lingkungan sekolah sekolah seperti kepala
cenderung menyepelekan mengenai sekolah dan pegawai sekolah dan juga guru
pembelajaran tematik mata Ilmu Pengetahuan menjadi suri tauladan atau cerminan bagi siswa
Sosial cara guru dan kepala sekolah dalam contohnya ketika saat ingin mengajar guru
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan datang tepat waktu itu sudah mencerminkan
menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, sikap disiplin dan mandiri pada siswa. Strategi
selaras dengan kajian teori bahwa guru sebagai pembentukan yang selanjutnya yakni guru
motivator menurut Nain,ngainun (2009), melalui pelajaran tematik materi pengetahuan
Seorang guru harus mampu memberikan sosial yakni guru menggunakan metode reward
dorongan kepada semua didiknya untuk dapat and punishment untuk membentuk sikap disiplin
belajar dengan giat . Selalu menciptakan dan mandiri pada siswa. Selain itu guru juga
hubungan yang serasi dan penuh kegirahan menggunakan strategi membangun komunikasi
dalam interaksi mengajar seperti menangani yang baik dengan siswa saat pembelajaran dan
perilaku siswa yang tidak diinginkan dengan menghormati dengan kehidupan sehari-hari hal
positif, menunjukkan kegarahan dalam ini dapat dijadikan sebagai bimbingan konseling
mengajar, murah senyum, mampu secara individual terhadap 1 siswa dengan siswa
mengendalikan emosi dan mampu bersifat yang lainnya kemudian yang tidak kalah penting
proporsional kemudian memberikan arahan guru untuk memaksimalkan penanaman sikap
arahan bagi siswa saat pembelajaran kelas disiplin dan mandiri Melalui pembelajaran
maupun di luar kelas. tematik ilmu pengetahuan sosial pada siswa
Strategi guru dalam membentuk sikap guru juga berakomodasi atau melakukan
displin dan mandiri melalui pembelajaran kerjasama dengan orang tua guna membentuk
tematik muatan ilmu pengetahuan sosial siswa sikap disiplin dan mandiri dengan cara
kelas V di SD N Pusmalang Kecamatan mengkonversikan perkembangan sikap dan
Cangkringan Kabupaten Sleman. Strategi perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung
pembentukan sikap disiplin dan mandiri melalui maupun saat di luar sehingga dengan demikian
pembaca tematik muatan ilmu pengetahuan orang tua juga dapat ikut memantau ketika
sosial kelas V SD N Pusmalang yang pertama berada di lingkungan rumah. Hal ini juga selaras
yakni guru menjelaskan terhadap orang tua dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
tentang pentingnya penanaman sikap disiplin Anika Herman Pratama dan I Made Suwanda
dan mandiri pada siswa sejak dini kemudian dengan judul Strategi Pembentukan Disiplin
dengan adanya kesadaran tersebut dalam diri Siswa Melalui Pelaksanaan Tata Tertib Di SMA
orang tua dapat mempermudah guru untuk N 1 Krian Sidoarjo. Hasil penelitian adalah
Dyah Ayu Puspitasari, Kristi Wardhani., Strategi Pembentukan Sikap Displin Dan Mandiri… 1301

melalui pelaksanaan tata tertib mampu muatan ilmu pengetahuan sosial di kelas V
mengubah prilaku siswa yakni dengan strategi: SD N Pusmalang terdapat masyarakat yang
(1) keteladanan; (2) pembiasaan; (3) digunakan guru yakni yang pertama dalam
komunikasi; (4) pelatihan; (5) pemberian pembelajaran guru berikan materi yang
reward/hadiah dan punishment/hukuman. berorientasi pada kehidupan seharihari siswa
kemudisn menggunakan metode reward and
SIMPULAN DAN SARAN punishment dalam pengumpulan tugas
Berdasarkan temuan hasil penelitian dan maupun saat pembelajaran berlangsung Hal
pembahasan, maka dapat simpulan sebagai ini dapat mengoptimalkan pada siswa
berikut: kemudian di luar pembelajaran guru juga
1. Proses pembelajaran tematik muatan ilmu membangun komunikasi yang baik dengan
pengetahuan sosial dapat berlangsung secara siswa dan juga guru bekerja sama dengan
baik juga sesuai dengan Kurikulum 2013 orang tua atau wali murid siswa tentang
dikarenakan saat pembelajaran berlangsung pentingnya Pengalaman sikap disiplin dan
guru sebelumnya sudah membuat rancangan mandiri pada siswa sikap displin yang
pelaksanaan pembelajaran atau RPP sebelum dicerminkan adalah displin waktu, waktu
memulai pembelajaran. Pembelajaran pengerjaan tugas dan waktu mengkuti
dalamnya juga memuat penanaman sikap pembelajaran selain itu juga terdapat sikap
disiplin dan mandiri serta pembelajaran displin prilaku pada diri siswa seperti contoh
berorientasi pada kehidupan sehari-hari mentaati peraturan tata tertib kemudian yang
siswa terlihat ketika guru menyampaikan terakhir guru menggunakan strategi metode
apersepsi terhadap siswa-siswa langsung model yakni memanfaatkan tokoh sekolah
paham dikarenakan contoh yang diberikan seperti kepala sekolah pegawai atau guru
guru sudah pernah mereka alami saat di sebagai contoh dan suri tauladan bagi siswa
kehidupan sehari-hari tetapi Melalui dalam sikap disiplin dan mandiri.
pembelajaran tematik muatan ilmu Berdasarkan hasil temuan penelitian dan
pengetahuan sosial yang mati berorientasi di pembahasan, maka peneliti memberikan saran
lingkungan sekolah maupun di lingkungan sebagai berikut :
rumah siswa. 1. Bagi sekolah
2. Hambatan dan upaya guru dalam membentuk Pihak sekolah harus lebih memahami kan
sikap disiplin dan mandiri pada siswa yang terhadap guru tentang pentingnya
pertama yang dilihat dari hambatan. pembentukan sikap disiplin dan mandiri.
Hambatan yang di lihat peneliti Selain itu setiap sekolah juga harus
melaksanakan observasi yakni yang belum memberikan pengertian terhadap siswa
paham dan belum mengoptimalkan bahwa memiliki sikap sebentar mandiri
pembentukan sikap disiplin dan mandiri merupakan suatu hal yang dibangun sejak
kemudian hambatan dapat dilihat juga dari dini bagi siswa.
segi siswa yang belum siap mengikuti 2. Bagi guru
pembelajaran sehingga mengakibatkan Bagi guru harus lebih detail dalam memilih
transfer of value tidak berjalan dengan atau menggunakan bahan ajar yang akan
optimal. Kemudian upaya untuk mengatasi digunakan untuk pembelajaran bagi siswa
dari faktor guru yakni dari kepala sekolah terutama pada pembelajaran tematik muatan
sebagai tokoh tertinggi gencar mengingatkan ilmu pengetahuan sosial. Jika guru
pada guru tentang pentingnya pembentukam menggunakan berbagai sumber bahan ajar
sikap disiplin dan pendek pada siswa juga dapat menunjang dan mengoptimalkan
selanjutnya guru dalam mengatasi faktor pembentukan sikap disiplin dan mandiri bagi
penghambat dari siswa yakni guru selalu siswa.
membangun komunikasi yang baik pada 3. Bagi siswa
siswa. Siswa baiknya lebih memperhatikan guru
3. Strategi pembentukan sikap disiplin dan saat pembelajaran berlangsung Selain itu
mandiri Melalui pembelajaran tematik siswa menerima contoh sikap yang diberikan
1302 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 8, Nomor 1, September 2021, hlm.1297-1302

oleh tokoh sekolah seperti guru dan kepala Kelas 1 Tema 7 Dalam Menanamkan
sekolah kemudian sebelum pembelajaran Sikap Sosial Siswa Madrasah
berlangsung sebaiknya siswa dapat Ibtidaiyah. JKIP: Jurnal Kajian Ilmu
mengkondisikan diri sehingga dapat Pendidikan, 1(2), 74-81.
mengikuti pembelajaran dengan baik dan
siap sehingga dapat membantu guru dalam Laksana, S. D. 2016. Urgensi pendidikan
mengoptimalkan pembentukan sikap disiplin karakter bangsa di sekolah. MUADDIB:
dan mandiri Melalui pembelajaran tematik Studi Kependidikan dan Keislaman, 5(2),
muatan ilmu pengetahuan sosial. 167-184.
4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan hasil
Miftakhurrohmah, M. 2019. Strategi
penelitian ini digunakan sebagai sumber atau
membentuk sikap komunitas remaja yang
salah satu data guna melaksanakan
disiplin dan mandiri melalui kegiatan
penelitian, juga berharap selanjutnya dapat
ekstrakurikuler Pencak Silat Pagar Nusa
mengembangkan penelitian yang lebih dalam
di MTsN 8 Blitar (Doctoral dissertation,
dan luas agar informasi dapat diterima
Universitas Islam Negeri Maulana Malik
dengan lebih banyak.
Ibrahim).
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, W. S. 2020. Permasalahan Kompleks
Ahmadi, dkk. 2018. Strategi Belajar Mengajar. Pembelajaran Daring, Mulai Siswa hingga
Surabaya. Cipta Media Edukasi. Pengajar Temui Hambatan. Diambil
kembali dari https://jogja. tribunnews.
Aulina, C. N. 2013. Penanaman disiplin pada com/: https://jogja. tribunnews.
anak usia dini. PEDAGOGIA: Jurnal com/2020/07/29/permasalahan-
Pendidikan, 2(1), 36-49. kompleks-pembelajaran-daring-mulai-
siswa-hingga-pengajar-temui-hambatan.
Azis, D. K., Dharin, A., & Waseso, H. P. 2020.
Pengembangan Pembelajaran Ilmu Purnomo, S. 2014. Pendidikan Karakter di
Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Indonesia Antara Asa dan Realita. Jurnal
Berwawasan Sosial-Budaya Berbasis Kependidikan, 2(2), 67-68.
PAIKEM. INSANIA: Jurnal Pemikiran
Alternatif Kependidikan, 25(1), 65-78. Sa’diyah, R. 2017. Pentingnya melatih
kemandirian anak. Kordinat: Jurnal
Dalmeri, D. 2014. Pendidikan Untuk Komunikasi Antar Perguruan Tinggi
Pengembangan Karakter (Telaah terhadap Agama Islam, 16(1), 31-46.
Gagasan Thomas Lickona dalam
Educating For Character). Al- Suharyat, Y. 2009. Hubungan antara sikap,
Ulum, 14(1), 269-288. minat dan perilaku manusia. Jurnal
Region, 1(3), 1-19.
Gunawan, H. 2012. Pendidikan
karakter. Bandung: Alfabeta, 2(1). Suryana, D. 2017. Pembelajaran Tematik
Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik di
Haryati, S. 2017. Pendidikan Karakter dalam Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan
Kurikulum 2013. Tersedia secara online Anak Usia Dini, 11(1), 67-82.
di: http://lib. untidar. ac. id/wp-
content/uploads [diakses di Bandung, Wuryandani, W., Maftuh, B., & Budimansyah,
Indonesia: 17 Maret 2017]. D. 2014. Pendidikan karakter disiplin di
sekolah dasar. Jurnal Cakrawala
Jonata, J., Naemah, Z., Aflah, N., & Siregar, V. Pendidikan, 33(2).
V. 2021. Analisis Pembelajaran Tematik

You might also like